Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

11
NUR CHAYATI PENGAUDITAN I / F0311088 RANGKUMAN MATA KULIAH AUDIT (PROSEDUR YANG DISEPAKATI) UNTUK DANA KAMPANYE PEMILU Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyelenggaraan pemilu harus bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dengan adanya pemilu ini masyarakat dapat menentukan sosok pemimpin yang akan membawa kemajuan bagi kesejahteraan masyarakat. Sebelum diadakan pemungutan suara, para pasangan calon peserta pemilu akan mengadakan suatu kampanye selama waktu yang telah ditentukan. Di dalam kampanye tersebut pasangan calon akan menawarkan janji-janji dan program kerja setelah pasangan calon terpilih nanti. Untuk membiayai kampanye tersebut, pasangan calon akan diberikan dana yang disebut dengan dana kampanye pemilu pada pembahasan selanjutnya. Setelah proses kampanye selesai, pasangan calon diwajibkan membuat Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye (LPPDK). Berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan KPU No. 6 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilu, untuk mewujudkan transparansi dan akuntanbilitas publik atas pencatatan, pengelolaan dan pelaporan dana kampanye pemilu maka para calon diwajibkan melakukan audit terhadap LPPDK. 1

Transcript of Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

Page 1: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

NUR CHAYATI

PENGAUDITAN I / F0311088

RANGKUMAN MATA KULIAH

AUDIT (PROSEDUR YANG DISEPAKATI) UNTUK

DANA KAMPANYE PEMILU

Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam negara kesatuan RI

yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Penyelenggaraan pemilu harus bersifat langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dengan adanya pemilu ini masyarakat dapat

menentukan sosok pemimpin yang akan membawa kemajuan bagi kesejahteraan masyarakat.

Sebelum diadakan pemungutan suara, para pasangan calon peserta pemilu akan mengadakan

suatu kampanye selama waktu yang telah ditentukan. Di dalam kampanye tersebut pasangan

calon akan menawarkan janji-janji dan program kerja setelah pasangan calon terpilih nanti.

Untuk membiayai kampanye tersebut, pasangan calon akan diberikan dana yang disebut

dengan dana kampanye pemilu pada pembahasan selanjutnya. Setelah proses kampanye

selesai, pasangan calon diwajibkan membuat Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana

Kampanye (LPPDK).

Berdasarkan Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah dan

Peraturan KPU No. 6 tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye Peserta

Pemilu, untuk mewujudkan transparansi dan akuntanbilitas publik atas pencatatan,

pengelolaan dan pelaporan dana kampanye pemilu maka para calon diwajibkan melakukan

audit terhadap LPPDK. Proses pengauditan tersebut dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik

(KAP) yang ditunjuk oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota. Proses pengauditan

dilaksanakan agar pelaksanaan kampanye pemilu dapat meningkatkan kepercayaan publik

terhadap penyelenggaraan pemilu.

Dalam melakukan proses pengauditan, seorang auditor mengikuti prosedur yang telah

disepakati untuk mengaudit LPPDK. Sebelum menjelaskan tentang prosedur audit yang telah

disepakati untuk dana kampanye pemilu akan diuraikan terlebih dahulu hal-hal yang

berkaitan dengan dana kampanye pemilu.

A. Dana Kampanye Pemilu

1

Page 2: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

Dana kampanye merupakan kumpulan penerimaan yang diperoleh pasangan

calon untuk membiayai pelaksanaan kampanye demi memperlancar proses

penyelenggaran pemilu. Kemudian dana kampanye ini akan disimpan dalam Rekening

Khusus Dana Kampanye (RKDK) yang berada pada bank pemerintah atau bank bukan

pemerintah yang mempunyai perwakilan di provinsi atau kabupaten/kota. Dana

kampanye yang dimiliki oleh pasangan calon bersumber dari :

1. Pasangan calon yang bersangkutan

2. Partai politik dan/atau gabungan partai politik yang mengusulkan

3. Sumbangan pihak – pihak yang tidak mengikat yang meliputi sumbangan

perseorangan dan/atau badan hukum swasta.

Penerimaan dana kampanye yang berupa sumbangan harus dilengkapi dengan

identitas pemberi sumbangan. Penerimaan dana kampanye tersebut dapat berupa uang,

barang dan jasa.

(1) UANG

Penerimaan dana kampanye berupa uang wajib dilaporkan dicatat dalam dalam

pembukuan khusus dana kampanye dan ditempatkan pada rekening khusus dana

kampanye pasangan calon pada bank. RKDK yang dimiliki oleh pasangan calon

didaftarkan kepada KPU setempat bersamaan dengan pendaftaran pasangan calon

sebagai peserta pemilu maksimal 3 hari.

(2) BARANG

Penerimaan dana kampanye berupa barang dicatat berdasarkan harga pasar yang

wajar pada saat sumbangan itu diterima.

(3) JASA

Penerimaan jasa yang dimaksud adalah pelayanan/pekerjaan yang dilakukan pihak

lain yang manfaatnya dinikmati oleh penerima jasa.

Meskipun pasangan calon diperbolehkan menerima dana pemilu dari pihak lain,

namun ada beberapa larangan dalam penerimaan dana pemilu, antara lain :

1. Sumbangan yang berasal dari negara asing, lembaga swasta, lembaga swadana

masyarakat swadana asing dan warga negara asing

2. Perusahaan swasta yang ada di Indonesia dengan sebagian sahamnya dimiliki oleh

pihak asing, lembaga swadana masyarakat asing dan warga negara asing

3. Penyumbang atau pemberi bantuan yang tidak jelas identitasnya yang meliputi :

a. Penyumbang yang menggunakan identitas orang lain tanpa sepengetahuan

dan/atau tanpa seijin pemilik identitas tersebut

2

Page 3: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

b. Penyumbang yang menurut kewajaran dan kepatutan tidak memiliki kemampuan

untuk memberikan sumbangan sebesar yang diterima oleh pelaksana kampanye

c. Penyumbang yang tidak memiliki persyaratan tertentu

4. Pemerintah, BUMN, dan BUMD yang termasuk ke dalam anak perusahaan dari

BUMN dan BUMD tersebut.

Apabila pasangan calon tetap menerima sumbangan dari pihak lain yang dilarang,

maka pasangan calon ditentukan untuk :

1. Tidak dibenarkan menggunakan dana tersebut

2. Wajib melaporkan kepada KPU Provinsi atau Kabupaten/Kota

3. Menyerahkan sumbangan tersebut kepada kas daerah maksimal 14 hari setelah masa

kampanye berakhir

Apabila tetap menggunakan dana sumbangan pihak lain tersebut, maka pasangan calon

tersebut akan dibatalkan oleh KPU Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Aktivitas kampanye dilaksanakan melalui kegiatan yang menggunakan dana

kampanye, antara lain:

1. Pertemuan terbatas

2. Pertemuan tatap muka dan dialog yang mencakup semua kegiatan

3. Penyebaran melalui Media massa cetak dan media massa elektronik

4. Penyiaran melalui radio dan/atau televisi

5. Penyebaran bahan kampanye kepada umum

6. Pemasangan alat peraga di tempat umum

7. Rapat umum

8. Debat pasangan calon :

a. Dilaksanakan 5 (lima) kali;

b. Diselenggarakan oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan disiarkan

langsung oleh media elektronis;

c. Pelaksanaan kegaiatan debat diatur secara rinci dalam Keputusan KPU Provinsi/

KPU Kabupaten/Kota.

9. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan

Masing-masing aktivitas tersebut disajikan sesuai dengan bentuk pengeluarannya

baik berupa uang maupun barang dan jasa.

1. Terhadap pengeluaran berupa uang harus disajikan dalam bentuk Rp. Apabila terdapat

pengeluaran dalam mata uang lain, maka sajikan dalam bentuk konversi mata uang

tersebut ke dalam Rp.

3

Page 4: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

2. Terhadap pengeluaran berupa barang dan jasa, harus disajikan dalam bentuk satuan

barang dan jasa tersebut. Jika barang dan jasa tersebut dapat diketahui nilai Rp-nya,

maka sajikan juga nilai Rp barang dan jasa tersebut.

B. Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye

Untuk mempertanggungjawabkan penggunaan dana kampanye, pasangan calon

diwajibkan untuk menyusun laporan penerimaan dan penggunaan dana kampanye

(LPPDK) yang dilaksanakan oleh Tim Kampanye. Tim kampanye tersebut terdiri dari :

1. Tim kampanye Provinsi untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur

2. Tim kampanye Kabupaten/Kota untuk Pemilu Bupati dan Wakil Bupati/Walikota

dan Wakil Walikota

LPPDK menyajikan semua penerimaan dan penggunaan dana kampanye baik dalam

bentuk uang maupun barang dan jasa. Penyajian menggunakan pendekatan aktivitas dan

wajib dilaporkan oleh pasangan calon kepada KPU maksimal 3 hari setelah hari

pemungutan suara.

LPPDK terdiri atas :

1. Surat Pernyataan Tanggung Jawab atas Laporan Dana Kampanye

2. LPPDK sesuai dengan tingkatannya (Provinsi dan Kabupaten/Kota atau

Kabupaten/Kota dan Kecamatan), yang didukung oleh beberapa laporan, antara lain:

a. laporan penerimaan dana kampanye (LDK Penerimaan)

LDK Penerimaan adalah laporan dana kampanye yang menyajikan transaksi

penerimaan dana kampanye menurut klasifikasi pemberi dana dan bentuk dana.

LDK Penerimaan terdiri dari :

(1) LDK Penerimaan Awal

LDK Penerimaan Awal adalah laporan dana kampanye yang menyajikan

transaksi penerimaan dana kampanye yang nilainya lebih dari Rp 2.500.000,-

menurut klasifikasi pemberi dana dan bentuk dana, yang mencakup sampai

dengan 1 hari sebelum dimulainya masa kampanye.

(2) LDK Penerimaan I

LDK Penerimaan I adalah laporan dana kampanye yang menyajikan

transaksi penerimaan dana kampanye yang nilainya lebih dari Rp 2.500.000,-

4

Page 5: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

menurut klasifikasi pemberi dana dan bentuk dana yang mencakup periode

yang dimulai sejak masa kampanye sampai dengan 1 hari setelaha masa

kampanye berakhir.

(3) LDK Penerimaan II

LDK Penerimaan II adalah laporan dana kampanye yang menyajikan

transaksi penerimaan dana kampanye menurut klasifikasi pemberi dana dan

bentuk dana, yang mencakup periode yang dimulai sejak 3 hari setelah

penetapan calon sampai dengan 1 hari setelah kampanye berakhir.

b. laporan penggunaan dana kampanye (LDK Penggunaan)

LDK Penggunaan adalah laporan dana kampanye yang menyajikan transaksi

penggunaan dana kampanye menurut klasifikasi penggunaan dana dan bentuk

penggunaan dana, disampaikan oleh pasangan calon kepada KPU maksimal 3

hari setelah pemungutan suara.

c. daftar saldo dana kampanye (Daftar Saldo Akhir)

C. Petunjuk Teknis Pedoman Pelaporan dan Pembukuan Dana Kampanye Peserta

Pemilu

Entitas pelaporan dana kampanye Pasangan Calon adalah tim kampanye Oleh

karenanya, transaksi keuangan yang dilakukan tim kampanye harus tersaji dalam

LPPDK. Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, tim kampanye harus juga menyusun

LPPDK.

Pembukuan dana kampanye dimulai sejak 3 hari setelah Pasangan Calon

ditetapkan sebagai peserta pemilu dan ditutup 1 hari setelah masa kampanye berakhir.

Penyelenggaraan Pemilu yang berkenaan dengan dana kampanye meliputi hal-

hal:

1. Tanggal penetapan peserta Pemilu

2. Periode pelaporan dimulai 3 hari setelah ditetapkan sebagai peserta Pemilu

3. Tanggal penyampaian LPPDK kepada KPU

4. Masa kampanye berakhir adalah 3 hari sebelum tanggal pemungutan suara

5. Tanggal pemungutan suara

6. Akhir kampanye

7. Tanggal penyampaian laporan kepada KPU

8. Tenggang waktu KPU menyampaikan Laporan Dana Kampanye kepada KAP

9. Tutup buku sebelum disampaikan kepada KAP

5

Page 6: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

Menurut undang-undang selain LPPDK Pasangan Calon dan tim kampanye

wajib:

1. Mendaftarkan RKDK bersamaan pada waktu pendaftaran calon KPU

2. Melaporkan sumbangan dana kampanye kepada KPU sebelum dimulainya kampanye

dan 1 hari sesudah masa kampanye berakhir

3. Melaporkan dana kampanye kepada KPU maksimal 3 hari setelah hari pemungutan

suara

Tanggung jawab dana kampanye berada di tangan Pasangan Calon sedangkan

tanggung jawab atas laporan dana kampanye berada di tangan tim kampanye Pasangan

Calon atas LPPDK, tanggung jawab berada pada pihak penandatangan laporan yaitu :

1. LPPDK gabungan Pasangan Calon ditandatangani oleh ketua dan bendahara tim

kampanye serta diketahui oleh Pasangan Calon.

2. LPPDK Pasangan Calon yang dikelola tim kampanye ditandatangani oleh ketua dan

bendahara tim kampanye

Tanggung jawab ini dinyatakan dalam suatu surat pernyataan tanggung jawab.

D. Lingkup dan Tanggung Jawab

Prosedur yang disepakati yang terkait dengan audit dana kampanye Pemilu

disusun berdasarkan ketentuan dalam UU No. 32 tahun 2004 dan Peraturan KPU No. 06

tahun 2010 dengan menggunakan bentuk perikatan prosedur yang disepakati

berdasarkan SA Seksi 622 dengan bunyi, “Perikatan untuk Menerapkan Prosedur yang

Disepakati atas Unsur, Akun, atau Pos Suatu Laporan Keuangan” yang disepakati oleh

IAPI. Prosedur-prosedur tersebut telah disepakati dan disetujui oleh KPU.

Perikatan di atas bukan merupakan suatu perikatan audit yang dilaksanakan

berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Oleh karena itu, akuntan publik

tidak menyatakan pendapat atas kewajaran penyajian LPPDK maupun efektivitas

pengendalian internal atas pelaporan LPPDK. Tanggung jawab atas kecukupan dari

prosedur yang disepakati berada pada KPU (sebagai pihak yang memberikan

penugasan), dan bukan pada KAP (sebagai pihak yang melaksanakan penugasan) atau

IAPI.

Tanggung jawab KAP hanya terbatas pada pelaksanaan prosedur yang disepakati

dan pelaporan hasil pelaksanaan prosedur yang disepakati sesuai dengan standar profesi

yang berlaku. Tanggung jawab KPU adalah mendapatkan LPPDK beserta laporan

6

Page 7: Audit Untuk Dana Kampanye Pemilu

pendukung terkait dari pasangan calon dan tim kampanye terkait serta menyampaikannya

kepada KAP yang ditunjuk.

Berdasarkan Peraturan KPU No. 07 tahun 2010 prosedur yang disepakati

merupakan prosedur minimum bagi KAP dalam melaksanakan audit atas LPPKD beserta

laporan pendukung terkait. KAP diperbolehkan untuk menambahkan prosedur yang

disepakati lainnya yang dianggap perlu berdasarkan kondisi perikatan di lapangan selama

prosedur tambahan yang disepakati antara KPU dan KAP yang bersangkutan dengan

pedoman pada standar profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.

E. Sistematika Penyajian Pelaporan Hasil Audit Dana Kampanye Pemilu

Sistematika penyajian pelaporan hasil audit dana kampanye Pemilu adalah

sebagai berikut :

a. Laporan akuntan independen atas penerapan prosedur yang disepakati

b. Lingkup dan Tanggung Jawab Perikatan.

c. Prosedur dan Temuan/Hasil dari Prosedur.

d. Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye.

e. Gambaran Umum Pasangan Calon dan Tim Kampanye.

7