Audit Sampling

53
Audit Sampling 1 Sururi

description

Audit Sampling. Audit Sampling. Populasi Bukti Audit. Sampel Bukti Audit. Audit sampling adalah penerapan prosedur audit atas sampel dari populasi bukti audit. Mengapa Sampel ?. Karena pemeriksa bekerja dalam konstrain waktu , tenaga , dan biaya - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Audit Sampling

Page 1: Audit Sampling

Sururi 1

Audit Sampling

Page 2: Audit Sampling

Sururi 2

Audit sampling adalah penerapan prosedur audit atas sampel dari populasi bukti audit.

Audit Sampling

Populasi Bukti Audit

SampelBukti Audit

Page 3: Audit Sampling

Sururi 3

1. Karena pemeriksa bekerja dalam konstrain waktu, tenaga, dan biaya

2. Karena diprediksi hasil pengujian atas sampel tidak akan berbeda dengan pengujian terhadap populasi

3. Validitas pengujian berdasarkan sampel dapat diuji secara ilmiah dan bisa diterima secara umum

4. Sebagian besar keputusan ekonomi, bisnis, sosial, dan politik didasarkan pada hasil analisis dan pengujian atas sampel

Mengapa Sampel?

Page 4: Audit Sampling

Sururi 4

Pengujian sistem pengendalian interen, yaitu pengujian atas efektifitas standar prosedur proses bisnis

Pengujian substantif, yaitu pengujian atas angka-angka keuangan sebagai akibat dari pelaksanaan proses bisnis

Jenis Pengujian Audit

Sampling diterapkan pada dua kategori pengujian audit di atas,

yaitu pengujian SPI dan pengujian substantif

Page 5: Audit Sampling

Sururi 5

1. Sampling Non-StatistikaAdalah sampling yang diterapkan dengan tanpa secara eksplisit menggunakan model-model statistika, melainkan hanya menggunakan kekuatan pertimbangan profesional

2. Sampling StatistikaAdalah sampling yang diterapkan dengan menggunakan model dan parameter statistika, pertimbangan profesional tetap digunakan

Metoda Sampling

Page 6: Audit Sampling

Sururi 6

1. Kedua sampling sama-sama baik dan sama-sama bisa digunakan. Efektifitas sampling ditentukan oleh tingkat kompetensi pengguna metode sampling

2. Kedua metode sampling juga sama-sama mengandung resiko kesimpulan, baik resiko sampling maupun resiko non-sampling

Mana yang Terbaik?

Page 7: Audit Sampling

Sururi 7

1. Pertimbangan biaya dan manfaat (cost and benefit)2. Volume dan karakteristik transaksi3. Tingkat kompetensi dalam menggunakan metoda

sampling

Manfaat Sampling Statistika Penentuan sampel lebih efisien. Pengukuran kecukupan bukti lebih terarah. Pengevaluasian sampel lebih terarah. Memudahkan auditor di dalam mengkuantifikasi

dan mengontrol risiko sampling.

Dasar Pemilihan Metoda Sampling

Page 8: Audit Sampling

Sururi 8

Pilihan sampling non-statistika dan statistika tidak mempengaruhi prosedur audit dan kompetensi bukti audit

Sampling hanya metode atau cara untuk menentukan jumlah sampel, mengevaluasi sampel, dan mengambil kesimpulan atas hasil evaluasi sampel

Sampling vs Prosedur Audit

Page 9: Audit Sampling

Sururi 9

1. Attribute Sampling, yaitu sampling untuk pengujian sistem pengendalian. Sampling unit berupa atribut dari sistem pengendalian interen.

2. Variable Sampling, yaitu sampling untuk pengujian substantif, atau pengujian transaksi dan saldo rekening. Sampling unit berupa jumlah rupiah transaksi atau jumlah rupiah saldo rekening.

Penerapan Sampling

Page 10: Audit Sampling

Sururi 10

Pada Pengujian Pengendalian: The risk of assessing control risk too low,

juga disebut dengan the risk of overreliance atau risiko terlampau percaya terhadap SPI atau risiko membuat kesimpulan SPI efektif padahal tidak efektif.

The risk of assessing control risk too high, juga disebut dengan the risk of underreliance atau risiko terlampau tidak percaya terhadap SPI atau risiko membuat kesimpulan SPI tidak efektif padahal efektif.

Risiko Sampling

Page 11: Audit Sampling

Sururi 11

Pada Pengujian Substantif: The risk of incorrect acceptance atau risiko

menerima kesimpulan yang salah --> saldo rekening mengandung salah saji material disimpulkan tidak mengandung salah saji material.

The risk of incorrect rejection atau risiko menolak kesimpulan yang benar --> saldo rekening tidak mengandung salah saji material disimpulkan sebagai mengandung salah saji material.

Resiko Sampling

Page 12: Audit Sampling

Sururi 12

Risiko Pengujian SPI

Page 13: Audit Sampling

Sururi 13

Risiko Pengujian Substantif

Page 14: Audit Sampling

Sururi 14

Adalah risiko sampling yang tidak disebabkan oleh kesalahan dalam pengambilan sampel. Sumber risiko non-sampling antara lain: Human mistakes, seperti kegagalan

mendeteksi kesalahan dalam dokumen. Penerapan prosedur audit yang tidak sesuai

dengan tujuan audit. Kesalahan interpretasi hasil sampel. Mengandalkan kepada informasi salah dari

fihak lain, seperti kesalahan jawaban konfirmasi.

Risiko Non Sampling

Page 15: Audit Sampling

Sururi 15

Risiko nonsampling tidak bisa diukur secara matematis, tetapi bisa diminimalkan melalui perencanaan dan supervisi secara cermat dan tepat.

Risiko Non Sampling

Page 16: Audit Sampling

Sururi 16

Attribute sampling hanya digunakan jika terdapat bukti dokumenter dalam pelaksanaan prosedur pengendalian, seperti: prosedur otorisasi, dokumen dan catatan, dan prosedur pemeriksaan independen.

Attribute sampling umumnya hanya digunakan pada saat dilakukan pengujian tambahan untuk mendukung Lower Assesed Level of Control Risk.

Attribute Sampling

Page 17: Audit Sampling

Sururi 17

Menentukan tujuan pemeriksaan, misalnya dalam transaksi pembelian, untuk menguji risiko pengendalian atas eksistensi dan terjadinya transaksi, atau untuk menguji kelengkapan dokumen dan otorisasi transaksi.

Mendefinisikan populasi dan sampling unit, misalnya populasi untuk kelengkapan transaksi pembelian, adalah approved vouchers.

Menentukan kriteria efektifitas pengendalian interen, sesuai dengan pemahaman pemeriksa terhadap standar SPI yang berkaku.

Langkah-langkah Sampling

Page 18: Audit Sampling

Sururi 18

Kriteria Penjelasan KriteriaA Keberadaan copy faktur pembelian yang didukung dengan dokumen permintaan pembelian dan pesanan pembelian.B Otorisasi pembelian oleh personel yang berwenangC Verifikasi oleh bagian pesanan pembelian atas kesesuaian antara permintaan pembelian dengan pesanan pembelian seperti kuantitias, deskripsi barang yang dibeli, dan harga barang.D Verifikasi kesesuaian laporan penerimaan barang dengan kuantitas dan spesifikasi barang yang dibeli

Identifikasi Kriteria Efektifitas SPI

Page 19: Audit Sampling

Sururi 19

Faktor-faktor yang mempengaruhi sample size adalah: Risk of assessing control risk too low. Tolerable deviation rate. Expected population deviation rate. Population size.

Menentukan Sample Size

Page 20: Audit Sampling

Sururi 20

Tabel Ukuran Sampel

TABEL UKURAN SAMPEL (Untuk Populasi 35.000 units)

Tabel 1. 5% Risk of Assesing Control Risk Too Low

Tolerable Deviation Rate

Expected Population Deviation Rate (%) 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

0.00 149 99 74 59 49 42 36 32 29 0.50 * 157 117 93 78 66 58 51 46 1.00 * * 156 93 78 66 58 51 46 1.50 * * 192 124 103 66 58 51 46 2.00 * * * 181 127 88 77 68 46 2.50 * * * * 150 109 77 68 61 3.00 * * * * 195 129 95 84 61 4.00 * * * * * * 146 100 89 5.00 * * * * * * * 158 116 6.00 * * * * * * * * 179

Page 21: Audit Sampling

Sururi 21

Tabel Ukuran SampelTabel 2. 10% Risk of Assesing Control Risk Too Low

Tolerable Deviation Rate

Expected Population Deviation Rate (%) 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 10%

0.00 114 76 57 45 38 32 28 25 22 0.50 194 129 96 77 64 55 48 42 38 1.00 * 176 96 77 64 55 48 42 38 1.50 * * 132 105 64 55 48 42 38 2.00 * * 198 132 88 75 48 42 38 2.50 * * * 158 110 75 65 58 38 3.00 * * * * 132 94 65 58 52 4.00 * * * * * 149 98 73 65 5.00 * * * * * * 160 115 78

Page 22: Audit Sampling

Sururi 22

Potensi risiko pemeriksaan dihindari dengan menempatkan the risk of assessing control risk too low pada tingkat yang lebih rendah.

Pemeriksaan yang tidak efektif bisa berakibat sangat serius, sementara pengujian pengendalian bisa jadi menjadi sumber bukti yang utama tentang kemungkinan adanya penyimpangan.

Auditor juga dimungkinkan menetapkan tingkat risiko secara bervariasi, semuanya didasarkan pada risiko pengendalian yang direncanakan (planned control risk).

The risk of assessing control risk too low berhubungan terbalik dengan ukuran sampel, semakin rendah tingkat risiko, semakin besar jumlah sampelnya.

The Risk of Assessing Control Risk too Low

Page 23: Audit Sampling

Sururi 23

Tolerable deviation rate adalah maksimum tingkat penyimpangan pengendalian yang bisa diterima oleh pemeriksa untuk tetap menggunakan planned control risk

Tolerable deviation rate ditentukan dengan mempertimbangkan hubungan penyimpangan dengan: Catatan akuntansi yang diuji Pengendalian interen yang terkait Tujuan evaluasi

Tolerable Deviation Rate

Page 24: Audit Sampling

Sururi 24

Penyimpangan pengendalian akan meningkatkan risiko kesalahan, tetapi tidak selalu meningkatkan jumlah kasalahan dalam catatan akuntansi.

Contoh; suatu voucher tidak diotorisasi, tetapi voucher tersebut menyangkut transaksi yang validitasnya dapat diuji.

Tolerable Deviation Rate

Page 25: Audit Sampling

Sururi 25

Expected population deviation rate didasarkan pada: Tingkat penyimpangan sampel pada tahun

yang lalu, yang disesuaikan dengan perubahan efektifitas pengendalian tahun berjalan.

Prakiraan penyimpangan berdasarkan prakiraan awal tentang efektifitas sistem pengendalian tahun berjalan.

Prakiraan penyimpangan berdasarkan evaluasi atas sampel pendahuluan terhadap kurang lebih 50 item.

Expected Population Deviation Rate

Page 26: Audit Sampling

Sururi 26

Random number sampling, adalah pengambilan sampel dengan menggunakan tabel angka random.

Dalam metode ini pengambilan sampel bisa dalam bentuk:

Sampling without replacement Sampling with replacement

Metode Pengambilan Sampel

Page 27: Audit Sampling

Sururi 27

Contoh: Auditor akan mengambil 10 sampel dari

populasi faktur yang bernomor 0001 s/d 4000. Pengambilan sampel berdasarkan angka random, menggunakan empat angka pertama, dimulai dari baris ke enam. Nomor faktur terpilih adalah seperti tampak dalam tabel berikut ini.

Random Sampling

Page 28: Audit Sampling

Sururi 28

Penggunaan Tabel Angka Random

Baris Kolom (1) (2) (3) (4) (5)

1 04734 4 39426 91035 54839 76873 2 10417 5 19688 83404 42038 48226 3 07514 48374 10 35658 38971 53779 4 52305 86925 16223 25946 90222 5 96357 6 11486 30102 82679 57983 6 Mulai 92870 7 05921 65698 27993 86406 7 1 00500 75924 38803 05386 10072 8 2 34862 93784 52709 15370 96727 9 3 25809 8 21860 36790 76883 20435

10 77487 9 38419 20631 48694 12638

Page 29: Audit Sampling

Sururi 29

Systematic Sampling, adalah pengambilan sampel secara sistematis dengan kelipatan atau interval angka tertentu, misalnya kelipatan 10, 20, 30 dst.

Angka interval yang dilewati disebut dengan skip interval. Angka interval dapat dihitung dengan cara membagi populasi dengan jumlah sampel, sehingga jika sampel sebanyak 40 unit akan diambil dari populasi sebanyak 2000 unit, maka skip interval adalah 50 unit (2000 unit : 40 unit).

Selanjutnya titik awal dari pemilihan sampel adalah nomor sampling unit yang jatuh pada range antara 1 – 50 pada tabel angka random.

Systematic Sampling

Page 30: Audit Sampling

Sururi 30

Penyimpangan yang ditemukan selanjutnya ditabulasi, diringkas, dan dievaluasi.

Selanjutnya, pertimbangan profesional diperlukan dalam mengevaluasi seluruh faktor yang akan mempenaruhi kesimpulan atas hasil sampling.

Evaluasi hasil sampling

Page 31: Audit Sampling

Sururi 31

Tingkat penyimpangan sampel dihitung dengan membagi jumlah penyimpangan dengan jumlah sampel. Hasil perhitungan merupakan prakiraan terbaik atas penyimpangan sesungguhnya dalam populasi.

Tingkat Penyimpangan Sampel

Page 32: Audit Sampling

Sururi 32

Penyimpangan harus dianalisis penyebabnya, termasuk pengaruhnya terhadap keandalan informasi yang berkaitan. Penyimpangan yang bersifat sistematik akan berpengaruh besar terhadap obyek pemeriksaan

Pertimbangan Kualitatif

Page 33: Audit Sampling

Sururi 33

PROBABILITY-PROPORTIONAL-TO-SIZE (PPS) SAMPLING PPS sampling dimaksudkan untuk

membuat kesimpulan tentang jumlah rupiah, bukan kesimpulan tentang tingkat penyimpangan (rate of deviation), digunakan baik untuk pengujian substantif kelompok transaksi maupun saldo rekening.

SAMPLING STATISTIKA PENGUJIAN SUBSTANTIF

Page 34: Audit Sampling

Sururi 34

BV X RFn = ---------------------

TM – (AM x EF)

BV = Book value of population tested.

RF = Reliability factor untuk tingkat risk of incorrect acceptance tertentu

TM = Tolerable misstatementAM = Anticipated misstatementEF = Expansion factor for anticipated

misstatement.

Menentukan Ukuran Sampel

Page 35: Audit Sampling

Sururi 35

RF diperoleh dari tabel dan ditentukan oleh the risk of incorrect acceptance yang diambil atau ditentukan oleh auditor.

Reliability Factor

TABEL RELIABILITY FACTOR Risk of Incorrect Acceptance 1% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 37% 50% Reliability Factor

4.16 3.00 2.31 1.90 1.61 1.39 1.21 1.00 0.70

Risk of incorrect accepatance dipengaruhi oleh:• Tingkat risiko audit yang diambil.• Taksiran tingkat risiko pengendalian.• Hasil pengujian analitis.

Page 36: Audit Sampling

Sururi 36

Jika tingkat risiko pengendalian rendah, dan hasil prosedur audit menyatakan tidak ada salah saji material, akuntan dapat mengambil risk of incorrect acceptance lebih tinggi, misalnya 30%. Sebaliknya, jika risiko pengendaliannya tinggi, maka risk of incorrect acceptance-nya rendah, misalnya 5%.

Risk of incorrect acceptance berhubungan terbalik dengan ukuran sampel. Semakin rendah tingkat risiko yang diambil, semakin besar ukuran sampel.

Risk of Incorrect Acceptance

Page 37: Audit Sampling

Sururi 37

TM adalah maksimum salah saji untuk untuk bisa mengatakan tidak terjadi salah saji material. Konsep TM sama dengan konsep materialitas (materiality). TM berhubungan terbalik dengan ukuran sampel, semakin kecil TM semakin besar ukuran sampel. TM dinyatakan dalam persentase dari suatu saldo.

Tolerable Misstatement (TM)

Page 38: Audit Sampling

Sururi 38

Anticipated Misstatement (AM) ditentukan berdasarkan pengalaman dan pemahaman auditor terhadap situasi obyek audit, dikombinasikan dengan pertimbangan profesionalnya.

Anticipated Misstatement (AM)

Page 39: Audit Sampling

Sururi 39

Expansion Factor (EF) diperoleh dari tabel dan hanya diperlukan jika salah saji bisa diantisipasi. EF berhubungan terbalik dengan the risk of incorrect acceptance

Expansion Factor (EF)

TABEL EXPANSION FACTOR Risk of Incorrect Acceptance 1% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 37% 50% Expansion Factor

1.9 1.6 1.5 1.4 1.3 1.25 1.2 1.15 1.0

Page 40: Audit Sampling

Sururi 40

Misalnya: BV = Rp600.000,00 AM = Rp6.000,00 RF = 3.0 (dari tabel) EF = 1.6 (dari tabel). TM = Rp30.000,00

Rp600.000,00 x 3.0n = ----------------------------------- = 88

Rp30.000,00 – (Rp6.000.00 x 1.6)

Cara Menentukan Ukuran Sampel

Page 41: Audit Sampling

Sururi 41

Metode yang paling umum untuk PPS adalah Systematic Sampling. Logical unit dipilih dari setiap interval. BVSampling interval (SI) = -----nContoh:Book value = Rp600.000,00 Sampel (n ) = 88 unitSampling interval (SI)= (Rp600.000,00 : 88) = Rp6,818.00

Metode Pengambilan Sampel

Page 42: Audit Sampling

Sururi 42

Proses pemilihan sampelLogical

Unit (Nomor Pelanggan)

Nilai Buku Saldo Kumulatif

Unit Rupiah Dipilih

Nilai Buku Sampel Dipilih

01001 1.200 1.200 01025 6.043 7.243 5.000 6.043 01075 2.190 9.433 +6.818 01140 3.275 12.708 11.818 3.275 01219 980 13.688 +6.818 01365 1.647 15.335 01431 4.260 19.595 18.636 4.260 01592 480 20.075 +6.818 01667 7.150 27.225 25.454 7.150

* * * * * * * *

Total 600.000

Page 43: Audit Sampling

Sururi 43

Menghitung Upper Misstatement Limit (UML) Jika UML kurang dari atau sama dengan TM

(tolerable misstatement), kesimpulan:Tidak terdapat salah saji lebih dari TM pada tingkat Risk of Inforrect Accepatance tertentu.

UML = PM + ASR, dimana:PM = Total projected misstatement in

the population.ASR = Allowance for sampling risk.

Evaluasi Hasil Sampling

Page 44: Audit Sampling

Sururi 44

PM = 0 (nol). ASR hanya terdiri dari satu faktor, disebut

Basic Precision (BP). BP = RF (reliability factor) x SI (sampling

interval). Untuk contoh kasus sebelumnya, BP = RF

X SI BP = 3.0 X Rp6,818.00 = Rp20.454,00 Karena PM = 0, maka UML = ASR, dalam

hal ini Rp20.454.00. Jumlah UML lebih kecil dari TM, yang berjumlah Rp30.000,00, kesimpulan tidak ada salah saji material

UML pada saat tidak ada salah saji

Page 45: Audit Sampling

Sururi 45

PM dihitung untuk setiap logical unit yang berisi salah saji, dan dibedakan untuk:

Logical unit dengan nilai buku kurang dari sampling interval, PM dihitung sbb.:1. Tainting percentage (TP) = (BV – Audit

Value(AV)):book value.2. PM = TP X sampling interval.

Logical unit dengan nilai buku sama atau lebih dari sampling interval, PM dihitung sbb: PM = Book value (BV) – Audit Value (AV)

UML pada saat terjadi beberapa salah saji

Page 46: Audit Sampling

Sururi 46

UML pada saat terjadi beberapa salah saji

Contoh:PPS untuk piutang dagang (dari contoh sebelumnya) menunjukkan salah saji sebagai berikut:

BV

AV

TP

SI

PM (TP X SI)

atau (BV-AV)

950 855 10 6.818 682 2.500 1.250 50 6.818 3.409 7.650 6.885 N/A N/A 765 5.300 5.035 5 6.818 341 8.000 0 N/A N/A 8.000

24.000 14.025 13.197

Page 47: Audit Sampling

Sururi 47

ASR = BP + IABP = Basic precisionIA = Incremental allowance akibat

dari misstatement (salah saji).Ada atau tidak ada salah saji dalam sampel, perhitungan BP adalah sama, maka dalam contoh ini, BP = Rp20.454.

Allowance for Sampling Risk (ASR)

Page 48: Audit Sampling

Sururi 48

IA hanya dihitung untuk logical units yang nilai bukunya kurang dari sampling interval (SI).

Langkah penghitungan IA

Jumlah oversta-tement

Reliability Factor

Perubahan incremental

Perubahan incremental minus satu

0 3.00 - - 1 4.75 1.75 0.75 2 6.30 1.55 0.55 3 7.76 1.46 0.46 4 9.16 1.40 0.40

Page 49: Audit Sampling

Sururi 49

Langkah Penghitungan IA

TABEL RELIABILITY FACTOR UNTUK EVALUASI HASIL PPS SAMPLE

Jml. Risk of Incorrect Acceptance Over Stat.

1% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 37% 50%

0 4.61 3.00 2.31 1.90 1.61 1.39 1.21 1.00 0.70 1 6.64 4.75 3.89 3.38 3.00 2.70 2.44 2.14 1.68 2 8.41 6.30 5.33 4.72 4.28 3.93 3.62 3.25 2.68 3 10.05 7.76 6.69 6.02 5.52 5.11 4.77 4.34 3.68 4 11.61 9.16 8.00 7.27 6.73 6.28 5.90 5.43 4.68 5 13.11 10.52 9.28 8.50 7.91 7.43 7.01 6.49 5.68 6 14.57 11.85 10.54 9.71 9.08 8.56 8.12 7.56 6.67 7 16.00 13.15 11.78 10.90 10.24 9.69 9.21 8.63 7.67 8 17.41 14.44 13.00 12.08 11.38 10.81 10.31 9.68 8.67 9 18.79 15.71 14.21 13.25 12.52 11.92 11.39 10.74 9.67

10 20.15 16.97 15.41 14.42 13.66 13.02 12.47 11.79 10.67

Page 50: Audit Sampling

Sururi 50

Merangking PM untuk logical units kurang dari SI dari besar ke kecil, kemudian mengkalikannya dengan faktor perubahan incremental yang sesuai, kemudian menjumlahkannya

Langkah penghitungan IA

Ranking PM Perubahan incremental RF

minus satu

Incremental allowance

Rp3.409,00 0.75 Rp2.557,00 682,00 0.55 375,00 341,00 0.46 157,00

Jumlah Rp3.089,00

Page 51: Audit Sampling

Sururi 51

ASR = BP + IA= Rp20.454,00 + Rp3.089,00 =

Rp23.543,00

UML (upper misstatement limit)UML = PM + ASR

= 13.197 + 23.543 = 36.740 Kesimpulan:

Tidak terjadi overstatement lebih dari Rp36.740,00 pada tingkat Risk of Incorrect Acceptance 5%.

Dalam contoh ini TM Rp30.000,00, jadi UML melebihi TM.

Perhitungan UML

Page 52: Audit Sampling

Sururi 52

Apapun hasil sampel, sebelum membuat kesimpulan final auditor harus mempertimbangkan aspek kualitatif.

Pertimbangan KualitatifSalah saji disebabkan oleh perbedaan penerapan prinsip akuntansi ataukah disebabkan karena adanya kesalahan atau ketidakberesan.

Kesimpulan AkhirAuditor harus menggunakan kemahiran profesionalnya di dalam membuat kesimpulan akhir, misalnya untuk UML lebih besar dari TM: Sampel mungkin tidak mewakili populasi. Jumlah anticipated misstatement mungkin tidak cukup

untuk tingkat tolerable misstatement yang diambil, untuk membatasi risiko sampling.

Memang telah terjadi salah saji melebihi TM.

Kesimpulan Akhir

Page 53: Audit Sampling

Sururi 53

Terimakasih