Atasi Apatis Organisasi Lewat Sistem Kredit Point

3
Atasi apatis organisasi lewat sistem kredit point Mahasiswa sebagai pengamal tri dharma perguruan tinggi sangat erat kaitannya dengan dunia kelembagaan, organisasi sebagai wadah yang menghimpun mahasiswa untuk terus bertindak dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat diharapkan mampu menarik mahasiswa untuk terlibat aktif didalamnya, namun hal ini masih sedikit yang menyadarinya yakni didapatkannya minat sebagian mahasiswa masih rendah untuk berorganisasi sehingga melewatkan dunia kampusnya untuk “kuliah pulang-kuliah pulang (Kupu-kupu)”. Berdasar kepada pentingya peranan organisasi untuk membangun karkter dan skill kemampuan, maka di coba untuk memberlakukan sistem untuk menarik mahasiswa dalam berorganisasi melalui sistem kredit poin. Hal ini mengemuka melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untad, dalam lokakarya kelembagaan membahas surat keputusan Rektor Untad tentang “Panduan Ekstra Kurikuler Kemahasiswaan Untad” sehingga diharapkan mampu menambah antusias masyarakat kampus untuk dapat menyalurkan seluruh kreativitas dan bakat yang dimilikinya, sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas. Jumlah point yang tertera di kondisikan dengan situasi di FKIK sendiri sehingga dalam pelaksanaan nantinya sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil keputusan merupakan kesepakatan bersama oleh seluruk ketua lembaga FKIK baik HMJ maupun UKF. Kedepannya keputusan bersama ini akan dibawah kepihak birokrasi untuk permohonan dibuat surat keputusan oleh Dekan FKIK sehingga dapat cepat terelisasi. Dalam pelaksanaanya sistem ini akan diperuntukkan kepada mahasiswa baru sehingga dapat lebih optimal dalam pelaksanaanya. Bagi mahasiswa yang tidak mencapai point yang telah ditetapkan maka tidak diberikan punishment dengan alasan situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Dilain pihak mahasiswa yang memperoleh point organisasi yang tinggi maka predikat kelulusannya akan diberikan penghargaan atas apresiasinya berlembaga dalam

description

RL

Transcript of Atasi Apatis Organisasi Lewat Sistem Kredit Point

Page 1: Atasi Apatis Organisasi Lewat Sistem Kredit Point

Atasi apatis organisasi lewat sistem kredit point

Mahasiswa sebagai pengamal tri dharma perguruan tinggi sangat erat kaitannya dengan dunia kelembagaan, organisasi sebagai wadah yang menghimpun mahasiswa untuk terus bertindak dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat diharapkan mampu menarik mahasiswa untuk terlibat aktif didalamnya, namun hal ini masih sedikit yang menyadarinya yakni didapatkannya minat sebagian mahasiswa masih rendah untuk berorganisasi sehingga melewatkan dunia kampusnya untuk “kuliah pulang-kuliah pulang (Kupu-kupu)”.

Berdasar kepada pentingya peranan organisasi untuk membangun karkter dan skill kemampuan, maka di coba untuk memberlakukan sistem untuk menarik mahasiswa dalam berorganisasi melalui sistem kredit poin. Hal ini mengemuka melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Untad, dalam lokakarya kelembagaan membahas surat keputusan Rektor Untad tentang “Panduan Ekstra Kurikuler Kemahasiswaan Untad” sehingga diharapkan mampu menambah antusias masyarakat kampus untuk dapat menyalurkan seluruh kreativitas dan bakat yang dimilikinya, sehingga dapat berguna bagi masyarakat luas. Jumlah point yang tertera di kondisikan dengan situasi di FKIK sendiri sehingga dalam pelaksanaan nantinya sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil keputusan merupakan kesepakatan bersama oleh seluruk ketua lembaga FKIK baik HMJ maupun UKF.

Kedepannya keputusan bersama ini akan dibawah kepihak birokrasi untuk permohonan dibuat surat keputusan oleh Dekan FKIK sehingga dapat cepat terelisasi. Dalam pelaksanaanya sistem ini akan diperuntukkan kepada mahasiswa baru sehingga dapat lebih optimal dalam pelaksanaanya. Bagi mahasiswa yang tidak mencapai point yang telah ditetapkan maka tidak diberikan punishment dengan alasan situasi dan kondisi yang tidak mendukung. Dilain pihak mahasiswa yang memperoleh point organisasi yang tinggi maka predikat kelulusannya akan diberikan penghargaan atas apresiasinya berlembaga dalam memberikan kontribusinya kepada masyarakat serta pengembangan minat lainnya.

Rahmat Hidayat, Ketua BEM FKIK menyampaikan “ Melalui BEM, kami mencoba mewadahi dan memfasilitasi seluruh ketua-ketua lembaga untuk bersama-sama membangun dunia organisasi dan membenahi kekurangan yang ada dengan membahas beberapa hal, terkhusus pada bagaimana cara menarik minat mahasiswa untuk menyadari pentinnya organisasi dalam membangun karakter mahasiswa sekaligus wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan” Tandas mahasiswa angkatan 2010 ini.

Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan dari FKI Assyifa yakni Muhamad Arief bahwa “ mahasiswa yang masih apatis dalam berlembaga, diharapkan dapat berubah dari pasif menjadi aktif sehingga dunia birokrasi kelmbagaan akan semakin berkembang dengan bertambahnya sumber daya manusia dalam berlembaga” Ujar wakil ketua Himpunan Mahasiswa Tikke ini.

Page 2: Atasi Apatis Organisasi Lewat Sistem Kredit Point

Semoga dalam sistem seperti ini, hakekat mahasiswa sejatinya dapat kembali pada jalur yang benar, dimana tidak hanya berfokus kepada akademik melainkan mampu meberikan manfaat dan kontribusi besar kepada masyarakat dan bahkan menjadi pertimbangan besar bagi penentu kebijakan dalam melahirkan suatu keputusan.