Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

16
ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS PEPTIKUM A. PENGERTIAN Ulkus peptikum merupakan ulkus kronik yang secara khas bersifat soliter dan timbul karena pajanan sekresi lambung yang asam. Ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus lambung, duodenal atau esofageal. B. ETIOLOGI Penurunan Produksi Mukus sebagai Penyebab Ulkus Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa usus tidak menghasilkan produksi mukus yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab penurunan produksi mukus dapat termasuk segala hal yang menurunkan aliran darah ke usus, menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematian sel-sel penghasil mukus. Ulkus jenis ini disebut ulkus iskemik. Penurunan aliran darah terjadi pada semua jenis syok. Jenis khusus ulkus iskemik yang timbul setelah luka bakar yang parah disebut ulkus Curling (Curling Ulcer). Penurunan produksi mukus di duodenum juga dapat terjadi akibat penghambatan kelenjar penghasil mukus di duodenum, yang disebut kelenjar Brunner. Aktivitas kelenjar Brunner dihambat oleh stimulasi simpatis. Stimulasi simpatis meningkat pada keadaan stres kronis sehingga terdapat hubungan antara stres kronis dan pembentukan ulkus. Penyebab utama penurunan produksi mukus berhubungan dengan infeksi bakterium H.pylori membuat koloni pada sel-sel penghasil mukus di lambung dan 1

Transcript of Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

Page 1: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

ASUHAN KEPERAWATAN ULKUS PEPTIKUM

A.   PENGERTIAN

Ulkus peptikum merupakan ulkus kronik yang secara khas bersifat soliter dan timbul

karena pajanan sekresi lambung yang asam. Ulkus peptikum sering disebut sebagai ulkus

lambung, duodenal atau esofageal.

B.   ETIOLOGI

Penurunan Produksi Mukus sebagai Penyebab Ulkus

Kebanyakan ulkus terjadi jika sel-sel mukosa usus tidak menghasilkan produksi mukus

yang adekuat sebagai perlindungan terhadap asam lambung. Penyebab penurunan

produksi mukus dapat termasuk segala hal yang menurunkan aliran darah ke usus,

menyebabkan hipoksia lapisan mukosa dan cedera atau kematian sel-sel penghasil

mukus. Ulkus jenis ini disebut ulkus iskemik. Penurunan aliran darah terjadi pada semua

jenis syok. Jenis khusus ulkus iskemik yang timbul setelah luka bakar yang parah disebut

ulkus Curling (Curling Ulcer). Penurunan produksi mukus di duodenum juga dapat

terjadi akibat penghambatan kelenjar penghasil mukus di duodenum, yang disebut

kelenjar Brunner. Aktivitas kelenjar Brunner dihambat oleh stimulasi simpatis. Stimulasi

simpatis meningkat pada keadaan stres kronis sehingga terdapat hubungan antara stres

kronis dan pembentukan ulkus. Penyebab utama penurunan produksi mukus

berhubungan dengan infeksi bakterium H.pylori membuat koloni pada sel-sel penghasil

mukus di lambung dan duodenum, sehingga menurunkan kemampuan sel memproduksi

mukus. Sekitar 90% pasien ulkus duodenum dan 70% ulkus gaster memperlihatkan

infeksi H.pylori. Infeksi H.pylori endemik di beberapa negara berkembang. Infeksi

terjadi dengan cara ingesti mikroorganisme.

Penggunaan beberapa obat, terutama obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID), juga

dihubungkan dengan peningkatan risiko berkembangnya ulkus. Aspirin menyebabkan

iritasi dinding mukosa, demikian juga dengan NSAID lain dan glukokortikosteroid.

Obat-obat ini menyebabkan ulkus dengan menghambat perlindungan prostaglandin

secara sistemik atau di dinding usus. Sekitar 10% pasien pengguna NSAID mengalami

ulkus aktif dengan persentase yang tinggi untuk mengalami erosi yang kurang serius.

Perdarahan lambung atau usus dapat terjadi akibat NSAID. Lansia terutama rentan

terhadap cedera GI akibat NSAID. Obat lain atau makanan dihubungkan dengan

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

perkembangan ulkus termasuk kafein, alkohol, dan nikotin. Obat-obat ini tampaknya

juga mencederai perlindungan lapisan mukosa.

Kelebihan Asam sebagai Penyebab Ulkus

Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim pencernaan lambung.

Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal sebagai respons terhadap

makanan tertentu, hormon (termasuk gastrin), histamin, dan stimulasi parasimpatis.

Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel parietal untuk

menghasilkan asam. Sebagian individu memperlihatkan reaksi berlebihan pada sel-sel

perietalnya terhadap makanan atau zat tersebut, atau mungkin mereka memiliki jumlah

sel parietal yang lebih banyak dari normal sehingga menghasilkan lebih banyak asam.

Aspirin bersifat asam, yang dapat langsung mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.

Hormon lambung gastrin juga menstimulasi produksi asam, sehingga apa pun yang dapat

meningkatkan sekresi gastrin dapat menyebabkan produksi asam yang berlebihan.

Contoh utama dari kondisi ini adalah sindrom ZOllinger-Ellison, penyakit yang ditandai

dengan pertumbuhan tumor di sel-sel endokrin penghasil gastrin. Penyebab lain

kelebihan asam antara lain stimulasi vagal yang berlebihan pada sel parietal yang terlihat

setelah cedera atau trauma otak. Ulkus yang berkembang dalam keadaan seperti ini

disebut ulkus Cushing. Stimulasi terhadap vagus yang berlebihan selama stres psikologis

juga dapat menyebabkan produksi Hcl yang berlebihan.

Peningkatan Penyaluran Asam sebagai Penyebab Ulkus Duodenum

Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke duodenum dapat memperberat kerja

lapisan mukus protektif di duodenum. Hal ini terjadi pada iritasi lambung oleh makanan

tertentu atau mikroorganisme, serta sekresi gastrin yang berlebihan atau distensi

abnormal. Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke dalam usus juga terjadi pada

keadaan yang disebut dumping syndrome atau sindrom limpah. Sindrom limpah terjadi

jika kemampuan lambung untuk menahan dan secara lambat mengeluarkan kimus ke

dalam duodenum terganggu. Salah satu penyebab sindrom limpah adalah pengangkatan

secara bedah sebagian besar lambung. Sindrom limpah tidak hanya mengakibatkan

perpindahan isi lambung yang cepat ke usus, tetapi juga dapat menyebabkan hipotensi

kardiovaskuler. Hipotensi terjadi karena perpindahan berbagai macam partikel makanan

ke usus semuanya dalam satu waktu mengakibatkan sebagian besar air di sirkulasi

pindah ke usus melalui proses osmosis.

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

C.   MANIFESTASI KLINIK

Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu atau beberapa bulan dan

bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat

diidentifikasi.

Nyeri. Biasanya, pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

sensasi terbakar di epigastrium tengah  atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa

nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan

erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Nyeri biasanya hilang dengan

makan, karna makanan menetralisir asam, atau dengan menggunakan alkali. Namun,

bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan, nyeri kembali timbul.

Pirosis (Nyeri Uluhati). Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.

Eruktasi, atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

Muntah. Meskipun jarang pada ulkus duodenal takterkomplikasi, muntah dapat

menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringat

parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi

disekitarnya pada ukus akut.

Konstipasi dan Perdarahan. Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,

kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien juga dapat dating

dengan perdarahan gastrointestinal.

D.   PATOFISIOLOGI

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

Kortikosteroid, alcohol, kafein,bakteri.

Masuk saluran pencernaan

Rusak barier mukosa lambung

Asam lambung dan pepsinmeningkat

Inflamasi areagastrointestinal

ULKUS PEPTIKUM

Pembengkakan danpembentukan jaringan parut

Spasme mukosa pilorus

Obstruksi jalan keluar lambung

Refluk makanan

Mual, muntah, anoreksia

Intake tidak adekuat Nyeri

Perubahan nutrisi kurang darikebutuhan tubuh

E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

4

Merangsang nociseptor di

talamus

Kandungan asamlambung

meningkat

Efekpengobatanfungsi usus

Diare/KonstipasiMenimbulkan

erosi dankontraksi otot

Page 5: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

1. Endoskopi (gastroskopi) dengan biopsi dan sitologi

2. Pemeriksaan dengan barium

3. Pemeriksaan radiologi pada abdomen

4. Analisis lambung

5. Pemeriksaan laboratorium kadar Hb, Ht, dan pepsinogen

F. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

Hindari rokok dan makanan yang menyebabkan nyeri

Antasida untuk terapi simtomatik

Bloker H2 (ranitidin, cimetidine)

PPI (omeprazole)

Bismuth koloidal

Ampisilin atau tetrasiklin + metronidazole (efektif melawan Helicobacter pylori)

Re-endoskopi pasien dengan ulkus gaster setelah 6 minggu karena terdapat risiko

keganasan

Pembedahan

Hanya diindikasikan untuk kegagalan terapi medikamentosa dan komplikasi.

Operasi elektif untuk ulkus duodenum : vagotomi seletif tinggi ; saat ini jarang

digunakan : Operasi elektif untuk ulkus gaster : gastrektomi Billroth I

Ulkus duodenum/gastrikum yang telah perforasi : penutupan sederhana pada perforasi

dan biopsi.

Perdarahan : kontrol endoskopik dengan skleroterapi, menjahit pembuluh darah yang

rusak

Stenosis pilorik : gastroenterostomi

KONSEP KEPERAWATAN

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

Pengkajian

1. Anamnesis

Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan

bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat

diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi

atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

Data subjektif berfokus pada keluhan yang dirasakan pasien seperti

1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

sensasi terb

2. akar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila

kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan

merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi

dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus

sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam

atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak

digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan

dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan

garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada

epigastrium.

3. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.

Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

4. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat

menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan

parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di

sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual,

biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam

lambung.

5. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan

sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan

gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya

tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

6. Anoreksia

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

7. Pola makan dan diet

8. Kebiasaan mengkonsumsi kopi dan alcohol

9. Penggunaan obat-obatan

10. Stressor individu dan keluarga

11. Pekerjaan dan gaya hidup

12. Pola koping yang biasa dan pemecahan masalah

2. Pemeriksaan fisik

1. Keadaan Umum :

GCS :

- Ciri tubuh : kulit, rambut, postur tubuh.

- Tanda vital : nadi, suhu tubuh, tekanan darah, dan pernafasan.

2.Head to toe :

- Kepala

Inspeksi : bentuk kepala, distribusi, warna, kulit kepala.

Palpasi : nyeri tekan dikepala.

- Wajah

Inspeksi : bentuk wajah, kulit wajah.

Palpasi : nyeri tekan di wajah.

- Mata

Inspeksi : bentuk mata, sclera, konjungtiva, pupil,

Palpasi : nyeri tekan pada bola mata, warna mukosa konjungtiva, warna mukosa

sclera

- Hidung :

Inspeksi : bentuk hidung, pernapasan cuping hidung, secret

palpasi : nyeri tekan pada hidung

- Mulut :

Inspeksi : bentuk mulut, bentuk mulut, bentuk gigi

Palpasi : nyeri tekan pada lidah, gusi, gigi

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

- Leher

Inspksi : bentuk leher, warna kulit pada leher

Palpasi : nyeri tekan pada leher.

- Dada

Inspeksi : bentuk dada, pengembangan dada, frekuensi pernapasan.

Palpasi : pengembangan paru pada inspirasi dan ekspirasi, fokal fremitus, nyeri

tekan.

Perkusi : batas jantung, batas paru, ada / tidak penumpukan secret.

Auskultasi : bunyi paru dan suara napas

- Payudara dan ketiak

Inspeksi : bentuk, benjolan

Palpasi : ada/ tidak ada nyeri tekan , benjolan

- Abdomen

Inspeksi : bentuk abdomen, warna kulit abdomen

Auskultasi : bising usus, bising vena, pergesekan hepar dan lien.

Perkusi : batas hepar,batas ginjal,batas lien,ada/tidaknya pnimbunan cairan

diperut

- Genitalia

Inspeksi : bentuk alat kelamin,distribusi rambut kelamin,warna rambut

kelamin,benjolan

Palpasi : nyeri tekan pada alat kelamin

- Integumen

Inspeksi : warna kulit,benjolan

Palpasi : nyeri tekan pada kulit

- Ekstremitas

Atas :

Inspeksi : warna kulit,bentuk tangan

Palpasi : nyeri tekan,kekuatan otot

Bawah :

Inspeksi : warna kuliy,bentuk kaki

Palpasi : nyeri tekan,kekuatan otot

3. Diagnosa Keperawatan

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

1) Nyeri berhubungan dengan kelemahan/kerusakan mukosa lambung ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan sering meringis kesakitan

DO : Tekanan nadi 96 kali/menit,

Ekskpresi wajah meringis

Nyeri pada skala 3

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan konsentrasi dan

kerja asam pepsin ditandai dengan :

DS : Klien mengatakan nafsu makannya berkurang

DO : Porsi makan tidak dihabiskan

BB menurun

3) Ansietas berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi, ditandai dengan

DS : Klien mengatakan bahwa klien bahwa klien belum pernah mengalami penyakit

ini sebelumnya

DO : Klien mengeluh tentang penyakitnya

4. Intervensi dan rasional

1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder

terhadap gangguan visceral usus.

Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jan diharapkan nyeri

pada pasien dapat berkurang atau hilang.

Kriteria hasil: menggunakan obat-obatan sesuai resep, mengalami penurunan nyeri,

menggantikan aspirin dengan aetaminofen (Tylenol), menghindari obat yang dijual

bebas, menaati pembatasan yang dianjurkan, mengidentifikasi makanan dan minuman

yang dihindari, menaati jadwal makan dan kudapan secara teratur, dan berhenti

merokok.

Tindakan/Intervensi Rasional

1. Berikan terapi obat-obatan sesuai program:

a. Antibiotik histamineb. Garam antibiotik/ bismuthc. Agen sitoprotektif

d. Inhibitor pompa proton

e. antasida

Farmakoterapi membantu mengurangi:a. antibiotik histamine mempengaruhi

asam lambungb. antibiotik diberikan bersamaan

dengan bismuth mematikan H.pyloric. agen sitoprotektif melindungi

mukosa lambungd. inhibitor pompa proton menurunkan asam lambunge. antasida

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

f. menetralisir keasaman sekresilambung

2. Anjurkan menghindari obatobatan yang dijual bebas

Menghambat pelepasan asam lambung

3. Anjurkan pasien untuk menggunakan makan dan kudapan pada interval yangTeratur

Makanan dan minuman yang mengadung kafein merangsang sekresi asam hidroklorida

4. Anjurkan pasien untukberhenti merokok

Merokok merangsang kemungkinankekembuhan ulkus

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot.

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien memiliki

sedikit tenaga untuk beraktivitas.

kriteria hasil : tanda-tanda vital normal dan pasien tidak terlihat lemas lagi.

Tindakan/Intervensi Rasional

1. Anjurkan aktivitas ringan danperbanyak istirahat

Dengan aktivitas yang ringan dan istirahatyang cukup dapat memulihkan kondisi pasien

2. Kaji faktor yang menimbulkanKeletihan

Dengan mengatasi masalah keletihan

3. Tingkatkan kemandirian diri yang ditolerir, bantu jika keletihan terjadi

Tingkatkan kemandirian dalam aktivitasperawatan diri yang ditolerir, bantu jikakeletihan terjadi

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual

dan muntah.

Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien mendapatkan

tingkat nutrisi optimal.

kriteria hasil : menghindari makanan dan minuman pengiritasi, makanan dan

kudapan

pada interval yang dijadwalkan secara teratur, dan memilih lingkungan rileks untuk

makanan.

Tindakan/intervensi Rasional

1. Anjurkan makan-makanan dan Makanan yang tidak mengiritasi

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Ulkus Peptikum

minuman yang tidak mengiritasi mengurangi nyeri epigastrik

2. Anjurkan makanan dimakan padajadwal yang teratur, hindarikudapan sebelum waktu tidur

Makan teratur membantu menetralisirsekresi lambung, kudapan sebelum waktutidur meningkatkan sekresi asam lambung

3. Dorong makanan pada lingkunganyang rileks

Lingkungan yang rileks kurang meimbulkan ansietas. Menurunkan ansietas membantu menurunkan sekresi asam hidroklorida

4. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi

berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.

Tujuan : pasien mendapat mengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan.

Kriteria hasil : mengekspresikan minat dalan belajar bagaimana mengatasi penyakit,

berpartisipasi dalam sesi penyuluhan, mengajukan pertanyaan, dan menyatakan

keinginan untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri.

Tindakan/Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat pengetahuan dankesiapan belajar dari pasien

Keinginan untuk belajar bergantung padakondisi fisik pasien, tingkat ansietas dankesiapan mental

2. Ajarkan informasi yangdiperlukan:

a. Gunakan kata-kata sesuai tingkat pengetahuan pasien.

b. Batasi sesi penyuluhan sampai 30 menit atau kurang.

Individualisasi rencan penyuluhanmeningkatkan pembelajaran

3. Yakinkan pasien bahwa penyakitdapat diatasi

Memberikan pengaruh positif padaperubahan perilaku

11