Asuhan Keperawatan Tinnitus

8
asuhan keperawatan Tinnitus TINNITUS A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. DEFINISI Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar. Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran ”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia) Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online) 2. ETIOLOGI Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya anatara lain: a) Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan rasa berdenging akan hilang

description

askep tinitus

Transcript of Asuhan Keperawatan Tinnitus

Page 1: Asuhan Keperawatan Tinnitus

asuhan keperawatan Tinnitus

TINNITUS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. DEFINISI

Tinnitus adalah suatu gangguan pendengaran dengan keluhan

perasaan mendengar bunyi tanpa rangsangan bunyi dari luar.

Keluhannya bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau

berbagai macam bunyi lainnya. Gejalanya bisa timbul terus menrus

atau hilang timbul.(Putri Amalia dalam artikel Gangguan Pendengaran

”Tinnitus”.FK Universitas Islam Indonesia)

Tinnitus merupakan gangguan pendengaran dengan keluhan selalu

mendengar bunyi, namun tanpa ada rangsangan bunyi dari luar.

Sumber bunyi tersebut berasal dari tubuh penderita itu sendiri, meski

demikian tinnitus hanya merupakan gejala, bukan penyakit, sehingga

harus di ketahui penyebabnya.(dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel

Suara Keras Sebabkan Telinga Mendenging . Indopos Online)

2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya tinnitus sangat beragam, beberapa penyebabnya

anatara lain:

a) Kotoran yang ada di lubang telinga, yang apabila sudah di bersihkan

rasa berdenging akan hilang

b) Infeksi telinga tengah dan telinga dalam

c) Gangguan darah

d) Tekanan darah yang tinggi atau rendah, dimana hal tersebut

merangsang saraf pendengaran

e) Penyakit meniere’s Syndrome, dimana tekanan cairan dalam rumah

siput meningkat, menyebabkan pendengaran menurun, vertigo, dan

Page 2: Asuhan Keperawatan Tinnitus

tinnitus

f) Keracunan obat

g) Penggunaan obat golongan aspirin ,dsb.

3. PATOFISIOLOGI

Menurut frekuensi getarannya, tinnitus terbagi menjadi dua macam,

yaitu:

-Tinnitus Frekuensi rendah (low tone) seperti bergemuruh

-Tinnitus frekuensi tinggi (high tone)seperti berdenging

Tinnitus biasanya di hubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat

juga terjadi karena gangguan konduksi, yang biasanya berupa bunyi

dengan nada rendah. Jika di sertai dengan inflamasi, bunyi dengung

akan terasa berdenyut (tinnitus pulsasi) dan biasanya terjadi pada

sumbatan liang telinga, tumor, otitis media, dll.

Pada tuli sensorineural, biasanya timbul tinnitus subjektif nada tinggi

(4000Hz). Terjadi dalam rongga telinga dalam ketika gelombang suara

berenergi tinggi merambat melalui cairan telinga, merangsang dan

membunuh sel-sel rambut pendengaran maka telinga tidak dapat

berespon lagi terhadap frekuensi suara. Namun jika suara keras

tersebut hanya merusak sel-sel rambut tadi maka akan terjadi tinnitus,

yaitu dengungan keras pada telinga yang di alami oleh penerita.

(penatalaksanaan penyakit dan kelainan THT edisi 2 thn 2000 hal 100).

Susunan telinga kita terdiri atas liang telinga, gendang telinga, tulang-

tulang pendengaran, dan rumah siput. Ketika terjadi bising dengan

suara yang melebihi ambang batas, telinga dapat berdenging, suara

berdenging itu akibat rambut getar yang ada di dalam rumah siput

tidak bisa berhenti bergetar. Kemudian getaran itu di terima saraf

pendengaran dan diteruskan ke otak yang merespon dengan

timbulnya denging.

Kepekaan setiap orang terhadap bising berbeda-beda, tetapi hampir

Page 3: Asuhan Keperawatan Tinnitus

setiap orang akan mengalami ketulian jika telinganya mengalami

bising dalam waktu yag cukup lama. Setiap bising yang berkekuatan

85dB bisa menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu di Indonesia telah

di tetapkan nilai ambang batas yangn di perbolehkan dalam bidang

industri yaitu sebesar 89dB untuk jangka waktu maksimal 8 jam.

Tetapi memang implementasinya belum merata. Makin tinggi paparan

bising, makin berkurang paparan waktu yang aman bagi telinga.

4. GEJALA

Pendengaran yang terganggu biasanya di tandai dengan mudah

marah, pusing, mual dan mudah lelah. Kemudian pada kasus tinnitus

sendiri terdapat gejala berupa telinga berdenging yang dapat terus

menerus terjadi atau bahkan hilang timbul. Denging tersebut dapat

terjadi sebagai tinnitus bernada rendah atau tinggi. Sumber bunyi di

ataranya berasal dari denyut nadi, otot-otot dala rongga tellinga yang

berkontraksi, dan juga akibat gangguan saraf pendengaran.

5. DIAGNOSIS

Tinnitus merupakan suatu gejala klinik penyakit telinga, sehingga

untuk memberikan pengobatannya perlu di tegakkan diagnosa yang

tepat sesuai dengan penyebab, dan biasanya memanng cukup sulit

untuk di ketahui. Untuk memastikan diagnosis perlu di tanyakan

riwayat terjadinya kebisingan, perlu pemerikasaan audio-metri nada

murni (pure tone audiometry). Pada pemeriksaan nada murni

gamabaran khas berupa takik (notch) pada frekuensi 4kHz. Anamnesis

merupakan hal utama dan terpenting dalam menegakkan diagnosa

tinnitus. Hal yang perlu di gali adalah seperti kualitas dan kauantitas

tinnitus, apakah ada gejala lain yang menyertai, seperti vertigo,

gangguan pendengaran, atau gejala neurologik. Pemeriksaan fisik THT

dan otoskopi harus secara rutin di lakukan, dan juga pemeriksaan

penala, audiometri nada murni, audiometri tutur, dan bila perlu

Page 4: Asuhan Keperawatan Tinnitus

lakkukan ENG.

6. PENCEGAHAN

Pencegahan terhadap tinnitus adalah sebagai berikut:

û Hindari suara-suara yang bising, jangan terlalu sering mendengarkan

suara bising(misalnya diskotik, konser musik, walkman, loudspeaker,

telpon genggam)

û Batasi pemakaian walkman, jangan mendengar dengan volume amat

maksimal

û Gunakan pelindung telinga jika berada di tempat bising.

û Makanlah makanan yang sehat dan rendah garam

û Minumlah vitamin yang berguna bagi saraf untuk melakukan

perbaikan, seperti ginkogiloba, vit A dan E

û Lain-lain

7. PENGOBATAN

Pada umumnya pengobatan gejala tinnitus dibagi dalam 4 cara,

yaitu :1. Elektrofisiologik, yaitu memberi stimulus elektroakustik

(rangsangan bunyi) dengan intensitas suara yang lebih keras dari

tinnitusnya, dapat dengan alat bantu dengar atau tinnitus masker.2.

Psikologik, yaitu dengan memberikan konsultasi psikologik untuk

meyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidakmembahayakan dan bisa

disembuhkan, serta mengajarkan relaksasi dengan bunyi yang harus

didengarnya setiap saat.3. Terapi medikametosa, sampai saat ini

belum ada kesepakatan yang jelas diantaranya untuk meningkatkan

aliran darah koklea, transquilizer, antidepresan sedatif, neurotonik,

vitamin dan mineral.4. Tindakan bedah, dilakukan pada tumor akustik

neuroma. Namun, sedapat mungkin tindakan ini menjadi pilihan

terakhir, apabila gangguan denging yang diderita benar-benar parah.

(http://www.radarlampung.co.id/edisi_minggu/keluarga/denging,_efek_l

istrik_tubuh.radar)

Page 5: Asuhan Keperawatan Tinnitus

Pasien juga di berikan obat penenang atau obat tidur, untuk

membantu memenuhi kebutuhan istirahat, karena penderita tinnitus

biasanya tidurnya sangat terganggu oleh tinnitus itu sendiri, sehingga

perlu di tangani, juga perlu di jelaskan bahwa gangguat tersebut sulit

di tanangi, sehingga pasien di anjurkan untuk beradaptasi dengan

keadaan tersebut, karena penggunaan obat penenang juga tidak

terlalu baik dan hanya dapat di gunakan dalam waktu singkat.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a) Aktivitas

- Gangguan keseimbangan tubuh

- Mudah lelah

b) Sirkulasi

- Hipotensi , hipertensi, pucat (menandakan adanya stres)

c) Nutrisi

- Mual

d) Sistem pendengaran

- Adanya suara abnormal(dengung)

e) Pola istirahat

- Gangguan tidur/ Kesulitan tidur

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

a) Cemas b/d kurangnya informasi tentang gangguan pendengaran

(tinnitus)

Tujuan/kriteria hasil:

- Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien terhadap penyakit

meningkat

Intervensi:

- Kaji tingkat kecemasan / rasa takut

- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang gangguan yang di alaminya

- Berikan penyuluhan tentang tinnitus

- Yakinkan klien bahwa penyakitnya dapat di sembuhkan

Page 6: Asuhan Keperawatan Tinnitus

- Anjurkan klien untuk rileks, dan menghindari stress

b) Gangguan istirahat dan tidur b/d gangguan pendengaran

Tujuan /kriteria hasil:

- Gangguan tidur dapat teratasi atau teradaptasi

Intervensi

- Kaji tingkat kesulitan tidur

- Kolaborasi dalam pemberian obat penenang/ obat tidur

- Anjurkan klien untuk beradaptasi dengan gangguan tersebut

c) Resiko kerusakan interaksi sosial b/d hambatan komunikasi

Tujuan/kriteria hasil:

- Resiko kerusakan interaksi sosial dapat di minimalkan

Intervensi:

- Kaji kesulitan mendengar

- Kaji seberapa parah gangguan pendengaran yang di alami klien

- Jika mungkin bantu klien memahami komunikasi nonverbal

- Anjurkan klien menggunakan alat bantu dengar setiap di perlukan

jika tersedia

- Doenges, Marilynn,E, dkk. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi

ketiga, penerbit buku kedokteran. EGC.1999.

- dr. Antonius HW SpTHT dalam artikel Suara Keras Sebabkan Telinga

Mendenging . (Indopos Online)

- Putri Amalia.Dalam artikel kesehatan.Tinnitus.FK. Universitas Islam

Indonesia

- www.suarasurabaya.net/v05/konsultasikesehatan/?p=126-

www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/022006/09/cakrawala/lainnya04.ht

m- www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/031/kes3.html-

www.solusisehat.net/tips_kesehatan.php?id=496-

www.radarlampung.co.id/edisi_minggu/keluarg