Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Katarak
-
Upload
ika-shee-frinka -
Category
Documents
-
view
174 -
download
14
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Katarak
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KATARAK
A. KONSEP DASAR MEDIS
1. Definisi
Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur –
angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya.
Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut
atau bahan lensa di dalam kapsul lensa.
Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa
atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada
semua orang lebih dari 65 tahun.
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi
keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan
ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul
pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan
serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam
perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi.
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata,
penyebab umum kehilangan umum kehilangan pengelihatan yang bertahap.
Lensa yang keruh menghalangi cahay amenembus kornea, yang pada
akhirnya mengaburkan tangkapan bayangan pada retina. Sebagai hasilnya
otak menginterpretasikan bayangan yang kabur.
Katarak umumnya mempengaruhi kedua mata. Tetapi katarak
masing – masing mata memburuk sendiri – sendiri. Pengecualian pada
katarak traumatic yang biasanya unilateral dan katarak konginetal yang
kondisinya dapat tidak berubah. Katarak merupakan penyakit yang paling
sering dijumpai pada orang dengan usia diatas 70 tahun. Pembedahan
memperbaiki pengelihatan pada sekitar 95% pasien. Tanpa pembedahan
katarak akhirnya menyebabkan kehilangan pengelihatan total.
2. Macam – macam Katarak
Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :
1. Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif.
2. Katarak kongenital, juvenil, dan senil.
3. Katarak komplikata.
4. Katarak traumatik.
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1
tahun
katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan
di bawah 40 tahun
katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 - 40 tahun
katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari
40 tahun
1) Katarak kongenital
Adalah katarak sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu
lahir. Jenisnya adalah:
a) Katarak lamelar atau zonular.
b) Katarak polaris posterior.
c) Katarak polaris anterior
d) Katarak inti (katarak nuklear)
e) Katarak sutural
2) Katarak juvenil
Adalah katarak yang terjadi pada anak – anak sesudah lahir.
3) Katarak senil
Adalah kekeruhan lensa ang terjadi karena bertambahnya usia. Ada beberapa
macam yaitu:
a) katarak nuklear : Kekeruhan yang terjadi pada inti lensa
b) Katarak kortikal : Kekeruhan yang terjadi pada korteks lensa
c) Katarak kupliform :Terlihat pada stadium dini katarak nuklear
atau kortikal.
Katarak senil dapat dibagi atas stadium:
a) katarak insipiens : Katarak yang tidak teratur seperti
bercak – bercak yang membentuk gerigi dengandasar di perifer dan
daerah jernih di antaranya.
b) katarak imatur : Terjadi kekeruhan yang lebih tebal
tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih
terdapt bagian- bagian yang jernih pada lensa.
c) katarak matur : Bila proses degenerasi berjala terus
maka akan terjadi pengeluaran air bersama – sama hasil
desintegritas melalui kapsul.
d) katarak hipermatur : Merupakan proses degenerasi
lanjut sehingga korteks lensa mencair dan dapat keluar melalui
kapsul lensa.
4) Katarak komplikasi
Terjadi akibat penyakit lain. Penyakit tersebut dapat intra okular atau
penyakit umum.
5) Katarak traumatik
Terjadi akibat ruda paksa atau katarak traumatik.
3. Tanda dan Gejala
1. Kehilangan pengelihatan secara bertahap dan tidak nyeri.
2. Penglihatan baca yang buruk.
3. Pandangan silau yang mengganggu dan penglihatan buruk pada sinar
matahari yang terang.
4. Pandangan silau yang membutakan akibat lampu sorot mobil pada
pengemudi dimalam hari.
5. Kemungkinan memiliki penglihatan pada cahaya yang redup
dibandingkan dengan cahaya yang terang.
6. Area putih keabu – abuan dibelakang pupil.
4. Etiologi
1) Ketuaan biasanya dijumpai pada katarak Senilis
2) Trauma terjadi oleh karena pukulan benda tajam/tumpul, terpapar oleh
sinar X atau benda – benda radioaktif.
3) Penyakit mata seperti uveitis.
4) Penyakit sistemis seperti DM.
5) Defek kongenital
5. Patofisiologi
Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya
keseimbangan antara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat
larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi peningkatan jumlah
protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan penurunan sintesa
protein, perubahan biokimiawi dan fisik dan protein tersebut mengakibatkan
jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam lensa melebihi
jumlah protein dalam bagian yang lain sehingga membentuk suatu kapsul
yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan
cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan
jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
Trauma Degeneratif Perubahan Kuman
Perubahan serabut Kompresi sentral (serat) Jumlah protein
Keruh Densitas Membentuk massa
Keruh
Katarak
Menghambat jalan cahaya
Penglihatan /Buta
- Gangguan sensori persepsi visual
- Risiko tinggi cidera fisik
Pembedahan
Pre Operasi- Kecemasan
meningkat
- Kurang
pengetahuan
Post Operasi- Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
- Resiko tinggi
terjadinya infeksi
- Resiko tinggi
terjadinya injuri :
Peningkatan
TIO.
Perdarahan
6. Pemeriksaan
1) Visus menurun bergantung pada :
2) Tak ada tanda-tanda radang (hyperemia tak ada)
3) Iluminasi oblik tampak kekeruhan yang keabu-abuan atau putih dengan bayangan
hitam disebut iris shadow.
4) Pemeriksaan dengan optalmoskop tampak warna hitam diatas dasar orange
disebut fundus reflek.
5) Pada katarak yang lebih lanjut, kekeruhan bertambah sehingga iris shadow
menghilang dan fundus reflek menjadi hitam saja (negatif).
7. Pengobatan Katarak
Apabila penderita masih dapat dikoreksi kacamata, maka diberikan dahulu
kacamata. Akan tetapi ukuran kacamata penderita biasanya sangat mudah / cepat
berubah. Pengobatan yang paling baik dan tepat saat ini adalah operasi.
Indikasi operasi yaitu :
1. Visus yang menurun yang tak dapat dikoreksi dengan kacamata dan mengganggu
aktifitas.
2. Dahulu penderita dioperasi bila visusnya 1/300 s/d tak terhingga (LP+).
Akan tetapi dengan kemajuan tehnologi saat ini katarak dapat dioperasi pada
stadium apapun, bila penderita sudah terganggu aktivitasnya.
8. Macam operasi :
1) Intra Capsular : Intra catarax extraction (ICCE) mengeluarkan lensa secara
utuh.
2) Ekstra Capsular : Extra capsular catarax extraction (ECCE) : mengeluarkan lensa
dengan merobek kapsul bagian anterior dan meninggalkan kapsul bagian
posterior.
Pada saat ini dimana kemajuan tehnologi yang sudah tinggi, tehnik ECCE lebih
disukai karena komplikasinya lebih kecil dan dapat disertai pemasangan lensa implant
intra okuler (IOL = intra okuler lens). Sehingga hasil setelah operasi menjadi lebih
baik.
9. Evaluasi sesudah operasi katarak :
Hari 1 sesudah operasi harus sudah dievaluasi yaitu :
1) Perdarahan dibilik mata depan (hifema).
2) Kamera okuli anterior jernih/keruh :
Bila mata depan keruh (flare/sel positif)
o Bilik mata depan keruh (flare /sel positif)
o Mungkin sampai terjadi pengendapan pus di bilik mata depan (hipopion).
o Iris Dmiossi disertai sinekia postrior
3) Perhatikan pupil miosis/midriasis/normal :
o Miosis : biasanya dipergunakan miotikum pada waktu operasi sehingga hari
berikutnya pupil menjadi miosis. Miosis ini dapat terjadi bila terjadi uveitis
anterior, dan biasanya disertai adanya sinekia posterior.
o Midirasis : dapat terjadi bila ada peningkatan tekanan intra okuler (glaucoma)
o Pupil tidak bulat : terjadi bila pada waktu operasi terjadi korpukasi (korpus
viterius keluar).
10. Pengobatan Sesudah Operasi Katarak :
Setelah operasi dapat diberi :
o Kacamata, diberikan bila tanda-tanda iritasi sudah hilang (kurang lebih sesudah
1,5 bulan post op), sudah tidak ada perubahan refraksi (3 x refraksi tiap minggu).
o Lensa Kontak :
Penglihatan lebih baik daripada kacamata, dan dipakai pada operasi katarak
unilateral (satu mata).
o Inolan Lensa Intra Okuli (IOL) :
- Implan ini memasukkan ke dalam mata pada saat operasi, menggantikan lensa
yang diambil (ECCE).
- Letaknya permanen
- Tidak memerlukan perawatan.
- Visus lebih baik daripada kacamata / lensa kontak.
Kerugian :
o Merupakan benda asing, kemungkinan bereaksi / ditolak oleh tubuh.
o Tehnik operasi lebih sukar/canggih.
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian Pre Operatif
Subyektif : keluhan penglihatan
o Kabur secara total
o Hanya melihat baik pada tempat yang redup
o Hanya dapat melihat rangsangan cahaya saja
o Ganda / majemuk pada satu mata.
Indikator verbal dan non verbal dari ansietas.
Pemahaman tentang pembedahan katarak termasuk :
o Sifat prosedur
o Resiko dan keuntungan
o Obat anestesi
o Pilihan untuk rehabilitasi visual setelah pembedahan, seperti implan lensa
intraokuler, kontak lensa dan kacamata katarak (kacamata afakia).
Jumlah informasi yang dicari klien.
Obyektif :
o Tidak terdapat tanda-tanda peradangan kecuali pada katarak komplikata yang
penyakit intra okulernya masih aktif.
o Pada pemeriksaan penyinaran lensa tampak kelabu atau kekeruhan yang memutih.
o Pada pemeriksaan optalmoskop pada jarak tertentu didapatkan kekeruhan yang
berwarna hitam dengan latar belakang berwarna merah.
o Pada pemeriksaan refraksi meningkat. Pada penderita yang tadinya menderita
presbiopia kemudian menderita katarak, pada stadium awal dapat membaca tanpa
menggunakan kacamata baca.
o Observasi terjadinya tanda-tanda glaucoma karena komplikasi katarak, tersering
adalah glaucoma seperti adanya rasa nyeri karena peningkatan TIO, kelainan
lapang pandang.
2. Pengkajian Post Operasi
Data Subyektif
Nyeri
Mual
Diaporesis
Riwayat jatuh sebelumnya
Sistem pendukung, lingkungan rumah.
Data Obyektif
Perubahan tanda-tanda vital
Respon yang lazim terhadap nyeri.
Tanda-tanda infeksi :
1) Oedema
2) Kemerahan
3) Infeksi kojunctiva (pembuluh darah konjunctiva menonjol).
4) Drainase pada kelopak mata dan bulu mata.
5) Zat purulen
6) Peningkatan suhu
7) Nilai lab; peningkatan leukosit, perubahan leukosit, hasil pemeriksaan
kultur sensitifitas abnormal.
Ketajaman penglihatan masing-masing mata
Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi
Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
1. Gangguan persepsi sensori visual / penglihatan
Definisi : Perubahan pada jumlah atau pola stimulus yang diterima, yang disertai
respons terhadap stimulus tersebut yang dihilangkan, dilebihkan, disimpangkan,
atau dirusakkan.
Batasan Karakteristik :Subjektif
Distorsi sensori
Objektif
Perubahan pola perilaku
Perubahan kemampuan penyelesaian masalah
Perubahan ketajaman sensori
Perubahan respons yang biasanya terhadap stimulus
Disorientasi
Halusinasi
Hambatan komunikasi
Iritabilitas
Konsentrasi buruk
Gelisah
Faktor yang berhubungan :Perubahan resepsi, transmisi, dan/atau integrasi sensori
Ketidakseimbangan biokimia
Ketidakseimbangan elektrolit
Stimulus lingkungan yang berlebihan
Ketidakcukupan stimulus lingkungan
Stres psikologis
Hasil NOC :Distorsi Kendali Pikir Diri : Pembatasan diri terhadap gangguan persepsi, proses
pikir, dan isi pikir
Status Neurologis : Fungsi Motorik Sensorik/Kranial : Kemampuan saraf kranial
untuk mengenali impuls sensorik dan motorik
Fungsi Sensorik : Kutaneus : Tingkat stimulasi terhadap kulit dirasakan dengan
tepat
Perilaku Kompensasi Penglihatan : Tindakan pribadi untuk mengompensasi
gangguan penglihatan
Intervensi NIC :Peningkatan Komunikasi : Defisit Penglihatan : Membantu pembelajaran dan
penerimaan metode alternatif untuk menjalani hidup dengan penurunan fungsi
penglihatan
Manajemen Waham : Meningkatkan kenyamanan, keamanan, dan orientasi
realitas pasien yang mengalami keyakinan yang kuat dan salah yang tidak sesuai
dengan kenyataan
Manajemen Lingkungan : Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk
manfaat terapeutik
Manajemen Halusinasi : Meningkatkan keamanan, kenyaman, dan orientasi
realitas pasien yang mengalami halusinasi
Pemantauan Neurologis : Mengumpulkan dan menganalisi data pasien untuk
mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis
2. Cemas / ansietas
Definisi : Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons
autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu);
perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Perasaan ini
merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan bahaya yang akan terjadi
dan memapukan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Batasan Karakteristik Perilaku :
Penurunan produktivitas
Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
Gerakan yang tidak relevan (misalnya, mengeret kaki, gerakan lengan)
Gelisah
Memandang sekilas
Insomnia
Kontak mata buruk
Resah
Menyelidik dan tidak waspada
Afektif :
Gelisah
Kesedihan yang mendalam
Distres
Ketakutan
Perasaan tidak adekuat
Fokus pada diri sendiri
Peningkatan kekhawatiran
Iritabilitas
Gugup
Gembira berlebihan
Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
Marah
Menyesal
Perasaan takut
Ketidakpastian
Khawatir
Fisiologis :
Wajah tegang
Insomnia
Peningkatan keringat
Peningkatan ketegangan
Terguncang
Gemetar atau tremor di tangan
Suara bergetar
Parasimpatis :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan darah
Penurunan nadi
Diare
Pingsan
Keletihan
Mual
Gangguan tidur
Kesemutan pada ekstremitas
Sering berkemih
Berkemih tidak lampias
Urgensi berkemih
Simpatis :
Anoreksia
Eksitasi kardiovaskular
Diare
Mulut kering
Wajah kemerahan
Jantung berdebar-debar
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan nadi
Peningkatan reflex
Peningkatan pernapasan
Dilatasi pupil
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi supervfisial
Kedutan otot
Kelemahan
Kognitif :
Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
Blocking pikiran
Penurunan lapang pandang
Kesulitan untuk berkonsentrasi
Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
Keterbatasan kemampuan untuk belajar
Mengeskpresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
Fokus pada diri sendiri
Mudah lupa
Gangguan perhatian
Tenggelam dalam dunia sendiri
Melamun
Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
Faktor yang berhubungan :Terpajan toksin
Hubungan keluarga/hereditas
Transimisi dan penularan interpersonal
Krisis situasi dan maturasi
Stres
Penyalahgunaan zat
Ancaman kematian
Ancaman atau perubahan pada status peran, fumgsi peran, lingkungan, status
kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi
Ancaman terhadap konsep diri
Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial
Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Hasil NOC :Tingkat Ansietas : Keparahan manifestasi kekhawatiran, ketegangan, atau
perasaan tidak tenang yang muncul dari sumber yang tidak dapat diidentifikasi
Pengendalian-Diri Terhadap Ansietas : Tindakan personal untuk
menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir, tegang, atau perasaan tidak
tenang akibat sumber yang tidak dapat diidentifikasi
Konsentrasi : kemampuan untuk fokus pada stimulus tertentu
Koping : Tindakan personal untuk mengatasi stresor yang membebani sumber-
sumber individu
Intervensi NIC :Bimbingan Antisipasi : mempersiapkan pasien menghadapi kemungkinan krisis
perkembangan dan/atau situasional
Penurunan Ansietas : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka, atau
perasaan tidak tenang yang berhubungan dengan sumber bahaya yang diantisipasi
dan tidak jelas
Teknik Menenangkan Diri : Meredakan kecemasan pada pasien yang
memngalami distres akut
Peningkatan koping : Membantu pasien untuk beradapatasi dengan persepsi,
stresor, perubahan, atau ancaman yang memnghambat pemenuhan tuntutan dan
peran hidup
Dukungan Emosi : Memberikan penenangan, penerimaan, dan bantuan/dukungan
selama masa stres
Post Operatif
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut)
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dengan
istilah seperti ( International Association for the Study of Pain ), awitan yang tiba –
tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat denngan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dri enam bulan
Batasan KarakteristikSubjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan ( nyeri ) dengan isyarat
Objektif
Posisi untuk menghindari nyeri
Perubahan tonus otot ( dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku )
Respon autonomik ( misalnya, diaforesis; perubahan tekanan darah, pernapasan,
atau nadi; dilatasi pupil )
Perubahan selera makan
Perilaku distraksi ( misalnya, mondar-mandir, mencari orang dan/ atau aktivitas
lain, aktivitas berulang )
Perilaku ekspresif ( misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan
berlebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela napas panjang )
Wajah topeng ( nyeri )
Perilaku menjaga atau sikap melindungi
Fokus menyempit ( misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan proses pikir,
interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun )
Bukti nyeri yang dapat diamati
Berfokus pada diri sendiri
Gangguan tidur ( mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak menentu, dan
menyeringai )
Faktor yang berhubunganAgens – agens penyebab cedera ( misalnya, biologis, kimia, fisik, dan psikologis )
Hasil NOCTingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan
psikologis
Pengendalian Nyeri : Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
Tingkat Nyeri : Keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan
Intervensi NICPemberian Analgesik : Menggunakan agens-agens farmakologi untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri
Manajemen medikasi : Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas
secara aman dan efektif
Manajemen Nyeri : Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
Bantuan Analgesia yang Dikendalikan oleh Pasien (Patient-Controlled
Analgesia (PCA) : Memudahkan pengendalian pemberian dan pengaturan
analgesik oleh pasien
Manajemen Sedasi : Memberikan sedatif, memantau respons pasien, dan
memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan selama prosedur diagnostik atau
terapeutik
2. Infeksi, resiko
Definisi : Berisiko terhadap invasi organisme patogen
Faktor RisikoPenyakit kronis
Penekanan sistem imun
Ketidakadekuatan imunitas dapatan
Pertahanan primer tidak adekuat ( mis., kulit luka, trauma jaringan, penurunan
kerja silia, stasis cairan tubuh, perubahan pH sekresi, dan gangguan peristaltis )
Pertahanan lapis kedua yang tidak memadai ( mis., hemoglobin turun, leukopenia,
dan supresi respons inflamasi )
Peningkatan pemajanan lingkungan terhadap patoge
Pengetahuan yang kurang untuk menghindari pajanan patogen
Prosedur invasif
Malnutrisi
Agens farmasi ( mis., obat imunosupresi )
Pecah ketuban
Kerusakan jaringan
Trauma
Hasil NOCPengendalian Risiko Komunitas : Penyakit Menular : Tindakan komunitas
untuk menghilangkan atau menurunkan penyebaran agens infeksius yang
mengancam kesehatan masyarakat
Status Imun : resistansi alami dan dapatan yang bekerja tepat terhadap antigen
internal maupun eksternal
Keparahan Infeksi : Tingkat keparahan infeksi dan gejala terkait
Keparahan Infeksi : Bayi Baru Lahir : Tingkat keparahan infeksi dan gejala
terkait selama usia 28 pertama kehidupan
Pengendalian Risiko : Penyakit Menular Seksual (PMS) : Tindakan personal
untuk mencegah, meghilangkan, atau mengurangi perilaku yang berisiko
menimbulkan penyakit menular seksual
Penyembuhan Luka : Primer : Tingkat regenerasi sel dan jaringan setelah
penutupan luka secara sengaja
Penyembuhan Luka : Sekunder : Tingkat regenerasi sel dan jaringan pada luka
terbuka
Intervensi NICPerawatan Sirkulasi : Insufisiensi Arteri : Meningkatkan sirkulasi arteri
Manajemen Penyakit Menular : Bekerja bersama komunitas untuk menurunkan
dan mengelola insiden dan prevalensi penyakit menular pada populasi khusus
Skrining Kesehatan : Mendeteksi risiko atau masalah kesehatan dengan
memenafaatkan riwayat kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan prosedur lainnya
Manajemen Imunisasi / Vaksinasi : Memantau status imunisasi, memfassilitasi
akses untuk memperoleh imunisasi, dan memberikan imunisasi untuk mencegah
penyakit menular
Perawatan Luka Insisi : Membersihkan, memantau, dan memfasilitasi proses
penyembuhan luka yang ditutup dengan jahitan, klip, atau staples
Pengendalian Infeksi : Meminimalkan penyebaran dan penularan agens infeksius
Perlindungan Infeksi : Mencegah dan mendeteksi dini infeksi pada pasien yang
berisiko
Survailens : Komunitas : Mengumpulkan, menginterpretasi, dan menyintesis data
secara terarah dan kontinu untuk mengambil keputusan di komunitas
Penyuluhan : Seks yang Aman : Memberikan instruksi tentang pentingnya
perlindungan seksual selama aktivitas seksual
Penyuluhan : Seksualiatas : Membantu individu memahami dimensi spesifik dan
psikososial pertumbuhan dan perkembangan seksual
Perawatan Luka : Mencegah terjadinya komplikasi pada luka dan memfasilitasi
proses penyembuhan luka
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis pengobatan
Definisi : Tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu.
Batasan karakteristikSubjektif
Mengungkapkan masalah secara verbal
Objektif
Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat
Performa uji tidak akurat
Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan ( sebagai contoh, histeris,
bermusuhan, agitasi, atau apatis )
Faktor yang berhubunganKeterbatasan kognitif
Kesalahan dalam memahami informasi yang ada
Kurang pengalaman
Kurang perhatan di dalam belajar
Kurang kemampuan mengingat kembali
Kurang familier dengan sumber-sumber informasi
Hasil NOCPengetahuan : Perilaku Sehat : Tingkat pemahaman yang ditunjukkan mengenai
promosi dan perlindungan kesehatan
Pengetahuan : Promosi Kesehatan : Tingkat pemahaman yang ditunjukkan
mengenai informasi yang diperlukan untuk memperoleh dan mempertahankan
kesehatan yang optimal
Pengetahuan : Sumber kesehatan : Tingkat pemahaman yang ditunjukkan
mengenai sumber perawatan kesehatan yang relevan
Intervensi NICEdukasi Kesehatan : mengembangkan dan memberikan bimbingan dan
pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang
kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
Panduan Sistem Kesehatan : memfasilitasi lokasi pasien dan penggunaan layanan
kesehatan yang sesuai
Fasilitasi Pembelajaran : meningkatkan kemampuan untuk memproses dan
memahami informasi
Peningkatan Kesiapan untuk Belajar : Memperbaiki kemampuan dan keinginan
untuk menerima informasi
DAFTAR PUSTAKA
http://adriananers.blogspot.com/2012/02/laporan-pendahuluan-katarak-pada-lansia.html
http://fajarsantoso89.blogspot.com/2010/12/asuhan-keperawatan-klien-dengan-masalah.html
http://id.princeelf.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html