Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

download Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

of 13

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    1/13

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SOL ( Space Occupying Lesion )

    BAB I

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. PENGERTIAN

    SOL ( Space Occupying Lesion ) merupakan generalisasi masalah tentang adanya lesi pada

    ruang intracranial khususnya yang mengenai otak. Banyak penyebab yang dapat menimbulkan

    lesi pada otak seperti kontusio serebri, hematoma, infark, abses otak dan tumor intracranial (

    Long C , 1996 : 130).

    Tumor otak adalah lesi oleh karena ada desakan ruang baik jinak / ganas yang tumbuh di otak,

    meningen dan tengkorak (Lombardo, Mary caster 2005 : 1183).

    Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati ruang

    didalam tengkorak .(Suzanne C.smaltzer 2001:2167)

    B. ETIOLOGI

    Penyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak

    penyelidikan yang dilakukan.

    Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu:

    1. Herediter

    Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma,

    astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis

    tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan

    baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas.

    2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest).

    Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai

    morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan

    embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya.

    3. Radiasi

    Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan

    degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma.

    4. Virus

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    2/13

    Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan

    maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga

    saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada

    sistem saraf pusat.

    5. Substansi-substansi Karsinogenik

    Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui

    bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini

    berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.

    C. MANIFESTASI KLINIS

    Tumor otak menunjukkan manifestasi klinis yang tersebar bila tumor ini menyebabkan

    peningkatan TIK( tekanan intra kranial ) serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor

    yang mengganggu bagian spesifik dari otak.

    Gejala peningkatan tekanan intra kranial. Sesuai dengan hipotesis monrokillie yang di

    modifikasi, bahwa tengkorak adalah sebuah ruangan kaku yang berisi materi esensial, yang tidak

    dapat tertekan : benda otak , darah dalam vaskuler,dan cairan serebro spinal ( CSS ). Jika salah

    satu komponen dalam tengkorak ini volumenya meningkat , TIK akan meningkat , kecuali satu

    dari komponen lain menurunkan volumenya. Konsekuensinya , terdapat perubahan volume otak

    bila terjadi gangguan seperti tumor otak atau edema serebral ini akan menimbulkan tanda dan

    gejala peningkatan tekanan intra kranial .

    Gejalagejala peningkatan TIK di sebabkan oleh tekanan yang berangsur angsur terhadap otak

    akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak

    , cairan serebro spinal, dan darah serebral semua terletak di dalam tengkorak. Sebagai akibat

    pertumbuhan tumor , maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan

    pada vena vena intra kranial, melalui penurunan volume cairan serebro spinal ( melalui

    peningkatan absorpsi dan menurunkan produksi ) , penurunan sedang pada aliran darah serebral

    dan menurunya masa jaringan otak intra seluler dan exstra seluler. Bila kompensasi semua ini

    gagal , pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK.

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    3/13

    Gejalagejala TIK. Gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kepala ,

    muntah , papil edema ( choked disc atau edema saraf optik ) , perubahan kepribadian dan adanya

    variasi penurunan fokal motorik, sensorik dan disfungsi saraf kranial.

    Sakit kepala, meskipun tidak selalu ada, tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari dan menjadi

    buruk oleh karena batuk , menengang atau melakukan gerakan yang tibatiba. Keadaan ini

    disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpanan struktur, sensitif nyeri atau oleh

    karena edema yang mengiringi adanya tumor.

    Sakit kepala selalu di gambarkan dalam atau meluas atau dangkal tetapi terus menerus. Tumor

    frontal menghasilkan sakit kepala pada frontal bilateral : tumor kelenjar hipofisis menghasilakn

    nyeri yang menyebar antara dua pelipis ( bitemporal ) : tumor serebelum menyebabkan sakit

    kepala yang terletak pada daerah suboksipital bagian belakang kepala.

    Muntah,kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan,yang selalu disebabkan adanya iritasi

    pada pusat vagal dimedula.jika muntah dengan tipe yang kuat,ini digambarkan sebagai muntah

    proyektil.

    Papiledema (edema pada saraf optik) ada sekitar 70% -75% dari pasien dan dihubungkan dengan

    gangguan penglihatan seperti penurunan ketajaman penglihatan,diploppia (pandangan ganda)

    dan penurunan lapang pandangan.

    Gejala terlokalisasi.lokasi gejala-gejala terjadi sepesifik sesuai dengan gangguan daerah otak

    yang terkena,menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal,seperti pada ketidak normalan

    sensori dan motorik , perubahan penglihatan dan kejang.

    Karena fungsi-fungsi dari bagian-bagian berbeda dari otak yang tidak diketahui,lokasi tumor

    dapat ditentukan,pada bagiannya,dengan mengidentifikasi fungsi yang dipengaruhi oleh adanya

    tumor.

    D. PATOFISIOLOGI

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    4/13

    Tumor otak menyebabkan timbulnya ganguan neurologik progresif, gangguan neurologik

    pada tumor otak biasanya disebabkan oleh dua factor-faktor gangguan fokal akibat tumor dan

    peningkataan TIK.

    Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dari infiltrasi atau

    invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neural. Perubahan suplai darah

    akibat tekanan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.

    Peningkatan TIK dapat disebabkan oleh beberapa factor : bertambahnya massa dalam

    tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.

    Beberepa tumor dapat menyebabkan pendarahan. Obstruksi vena dan edema akibat kerusakan

    sawar darah otak, semuanya menimbulkan volume intracranial dan TIK.

    Pada mekanisme kompensasi akan bekerja menurunkan volume darah ntrakranial, volume

    CSF< kandunan cairan intra sel dan mengurangi sel-sel parenkim. Peningkatan tekanan yang

    tidak diobati mengakibatkan terjadinya herniasi unkus atau serebelum. Herniasi menekan

    mensefalon menyebabkan hilangnya kesadaran. Pada herniasi serebelum, tonsil bergeser ke

    bawah melalui foramen magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medulla oblongata dan

    henti nafas terjadi dengan cepat, perubahan fisiologis lain yang terjadi akibat peningkatan TIK

    adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik ( pelebaran nadi) dan gagal nafas. (price Sylvia

    A.2005: 1187)

    A. KOMPLIKASI

    1. Gangguan fungsi neurologis.

    Jika tumor otak menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan pada serebelum maka akan

    menyebabkan pusing, ataksia ( kehilangan keseimbangan ) atau gaya berjalan yang

    sempoyongan dan kecenderunan jatuh ke sisi yang lesu, otot-otot tidak terkoordinasi dan

    ristagmus ( gerakan mata berirama tidak disengaja ) biasanya menunjukkan gerakan horizontal

    2. Gangguan kognitif.

    Pada tumor otak akan menyebabkan fungsi otak mengalami gangguan sehingga dampaknya

    kemampuan berfikir, memberikan rasional, termasuk proses mengingat, menilai, orientasi,

    persepsi dan memerhatikan juga akan menurun.

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    5/13

    3. Gangguan tidur & mood

    Tumor otak bisa menyebabkan gangguan pada kelenjar pireal, sehingga hormone melatonin

    menurun akibatnya akan terjadi resiko sulit tidur, badan malas, depresi, dan penyakit

    melemahkan system lain dalam tubuh.

    4. Disfungsi seksual

    a. Pada wanita mempunyai kelenjar hipofisis yang mensekresi kuantitas prolaktin yang

    berlebihan dengan menimbulkan amenurrea atau galaktorea (kelebihan atau aliran spontan susu )

    b. Pada pria dengan prolaktinoma dapat muncul dengan impoteni dan hipogonadisme.

    Gejala pada seksualitas biasanya berdampak pada hubungan dan perubahan tingkat kepuasan. (

    nurse 87. wordpress.com )

    B. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1. CT Scan.

    Memberi informasi spesifik mengenai jumlah, ukuran, kepadatan, jejas tumor dan

    meluasnya edema serebral sekunder serta memberi informasi tentang sistem vaskuler.

    2. MRI.

    Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah

    hiposisis, dimana tulang menggangu dalam gambaran yang menggunakan CT Scan.

    3. Biopsi Stereotaktik bantuan komputer (tiga dimensi)

    Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberi dasar pengobatan

    serta informasi prognosis.

    4. Angiografi

    Memberi gambaran pembuluh darahserebral dan letak tumor.

    5. Elektroensefalografi (EEG)

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    6/13

    Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan dapat

    memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang

    C. PENATALAKSANAAN

    Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi :

    1. Pembedahan

    Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi patologi

    dari otak untuk mengurangi TIK dan mengangkat tumor.

    Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut dengan Craniotomy.

    Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan intracranial adalah :

    a. Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien

    b. Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi perasaan-perasaan takut yang

    dialami.

    c. Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk meyakinkan pasien dan

    mengurangi perasaan takut.

    d. Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan menggunakan shampo antiseptik

    dan mencukur daerah kepala.

    Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan pembedahan, meliputi :

    1) Balutan kepala.

    2) Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka.

    3) Menurunnya status mental sementara.

    Perawatan post operasi, meliputi :

    a. Mengkaji status neurologi dan tanda-tanda vital setiap 30 menit untuk 4 - 6 jam pertama

    setelah pembedahan dan kemudian setiap jam. Jika kondisi stabil pada 24 jam frekuensi

    pemeriksaan dapat diturunkan setiap 2 samapai 4 jam sekali.

    b. Monitor adanya cardiac aritmia pada pembedahan fossa posterior akibat

    ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

    c. Monitor intake dan output cairan pasien. Batasi intake cairan sekitar 1.500 cc / hari.

    d. Lakukan latihan ROM untuk semua ekstremitas setiap pergantian dinas.

    e. Pasien dapat dibantu untuk alih posisi, batuk dan napas dalam setiap 2 jam.

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    7/13

    f. Posisi kepala dapat ditinggikan 30 -35 derajat untuk meningkatkan aliran balik dari kepala.

    Hindari fleksi posisi panggul dan leher.

    g. Cek sesering mungkin balutan kepala dan drainage cairan yang keluar.

    h. Lakukan pemeriksaan laboratorium secara rutin, seperti : pemeriksaan darah lengkap,

    serum elektroit dan osmolaritas, PT, PTT, analisa gas darah.

    i. Memberikan obat-obatan sebagaimana program, misalnya : antikonvulsi,antasida, atau

    antihistamin reseptor, kortikosteroid.

    j. Melakukan tindakan pencegahan terhadap komplikasi post operasi.

    2. Radioterapi

    Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi

    tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi

    pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorkan.

    3. Chemoterapi

    Kemoterapi dilakukan dalam berbagai cara, termasuk secara sistemik, intracranial

    atau dengan memasukkan polimer yang membawa agen kemoterapi secara langsung ke jaringan

    tumor. Masalah utama dengan komplikasi depresi sum-sum tulang, paru, dan hepar tetap

    merupakan factor penyulit utama dalam kemoterapi. Sawar darah otak juga mempersulit

    pemberian agen kemoterapi. Penelitian sawar darah otak dengan manitol hiperosmotik member

    hasil yang mengecewakan, penelitian mengenai penggunaan dexametason untuk menutup sawar

    darah otak dan efek obat antiepilepsi pada metabolism obat kemoterapi masih terus dilakukan

    dan mulai memberikan hasil.

    4. Manipulasi hormonal.

    Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.

    5. Terapi Steroid

    Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial, namun tidak berefek

    langsung terhada tumor.Pemilihan terapi ditentukan dengan tipe dan letak dari

    tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    8/13

    BAB II

    ASUHAN KEPERAWATAN SOL

    A. PENGKAJAN

    Pengkajian merupakan tahap awal yang dilkukan perawat untuk mendapatkan data yang

    dibutuhkan sebelum melakukan asuhan keperawatan . Pengkajian pada pasien dapat dilakukan

    dengan teknik wawancara,pengukuran,dan pemeriksaan fisik.tahap-tahapannya meliputi :

    a. Anamnesa.

    1. Identitas klien : usia,jenis kelamin,pendidikan,alamat,pekerjaan,agama,suku bangsa,dll.

    2. Keluhan utama : nyeri kepala .

    3. Riwayat penyakit sekarang :demam,anoreksia dan malaise peningkatan tekanan intrakranial

    serta gejala nerologik fokal

    4. Riwayat penyakit dahulu : pernah atau tidak menderita infeksi telingga (otitis media

    mestoiditis) atau infeksi pari-paru (bronkiektasis,abses paru,empiema) jantung (endokarditis)

    organ pelvis,gigi dan kulit.

    b. Pemeriksaan fisik .

    Keadaan umum :

    Pola fungsional kesehatan.

    1. Aktivitas / istirahat .

    Gejala : Malaise .

    Tanda : Ataksia,masalah berjalan,kelumpuhan .

    2. Sirkulasi

    Gejala : Adanya riwayat kardiopatologi seperti endokarditis .

    Tanda : Tekanan darah meningkat .

    3. Eliminasi .

    Gejala : -

    Tanda : Adanya inkontininsia .

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    9/13

    4. Nutrisi .

    Gejala : kehilangan nafsu makan.

    Tanda :Anoreksia,mual,munth,turgor kulit jelek,membran mukosa kering.

    5. Hygiene .

    Gejala : -

    Tanda : Ketergantungan semua kebutuhan,perawtan diri (pada masa akut).

    6. Neurosensori .

    Gejala : sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan.

    Tanda : penurunan status mental dan kesadaran. Kehilangan memori, sulit dalam keputusan,

    afasia, mata : pupil unisokor (peningkatan TIK), nistagmus, kejang umum lokal.

    7. Nyeri / kenyamanan.

    Gejala : sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher / pungung kaku.

    Tanda : tampak terus terjaga, menangis / mengeluh.

    8. Pernapasan .

    Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru

    Tanda : peningkatan kerja pernapasan (episode awal). Perubahan mental (letargi sampai koma)

    dan gelisah .

    B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Pola nafas inefektif b.d gangguan fungsi otot pernafasan

    2. Perubahan perfusi jaringan otak b.d kerusakan sirkulasi vaskuler serebral

    3. Nyeri b.d Peningkatan TIK

    4. Kebutuhan nutrisi tidak adekuat b.d anoreksia

    5. Perubahan persepsi sensori visual b.d Penurunan ketajaman penglihatan

    C. INTERVENSI

    1. Pola nafas inefektif b.d gangguan fungsi otot pernafasan

    Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan pola nafas

    kembali efektif.

    KH :

    RR normal .

    Sesak nafas berkurang.

    INTERVENSI

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    10/13

    a. Monitor frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.

    b. Posisikan pasien semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi.

    c. Berikan instruksi untuk latihan nafas dalam yang efektif.

    d. Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi.

    Rasional :

    a. Untuk mengetahui status pernafasan.

    b. Dengan posisi semi fowler pasien lebih rileks dan penigkatan pengembangan paru.

    c. .Mencegah/menurunkan atelektasis.

    d. Untuk mempertahankan kepatenan oksigen.

    2. Perubahan perfusi jaringan otak b.d kerusakan sirkulasi vaskuler serebral

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan kerusakan

    jaringan cerebral tidak meluas.

    Dengan KH :

    TIK menurun.

    Jaringan nekrotik cerebral berkurang.

    Sirkulasi vaskuler cerebral normal.

    INTERVENSI

    a. Tentukan faktorfaktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu atau yang

    menyebabkan penurunan perfusi jaringan serebral dan potencial peningkatan TIK.

    b. Pantau /catat status neurologis secara teratur.

    c. Perhatikan adanya gelisah yang meningkat, peningkatan keluhan.

    d. Kolaborasi pemberian obat deuretik contohnya manitol (osmitrol), furosemid (lasix)

    Rasional

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    11/13

    a. Penurunan tanda/gejala neurologis atau kegagalan dalam pemulihannya setelah serangan

    awal mungkin menunjukkan bahwa pasien itu perlu dipindahkan keperawatan intensif untuk

    mementau TIK atau pembedahan.

    b. Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat kesadaran dan potencial peningkatan

    TIK bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan, dan perkembangan kerusakan SSP.

    c. Petunjuk non verbal ini mengidentifikasi adanya peningkatan TIK.

    d. Diuretik dapat digunakan pada fase akut untuk menurunkan TIK.

    3. Nyeri b.d Peningkatan TIK

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri

    berkurang/hilang.

    Dengan KH :

    Pasien rileks.

    Skala nyeri turun.

    INTERVENSI

    a. Kaji keluhan nyeri, intensitas, karakteristik, lokasi, lamanya, dengan skala 0-10.

    b. Berikan lingkungan yang tenang.

    c. Berikan kompres dingin pada kepala, pakaian dingin diatas mata

    d. Kolaborasi pemberian analgetik seperti asetaminofen, kodein.

    Rasional

    a. Untuk memilih intervensi yang cocok dan untuk mengevalusi kefektifan dari terapi yang

    diberikan.

    b. Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar atau sensitivitas pada cahaya dan

    meningkatkan istirahat/relaksasi.

    c. Meningkatkan vasokontriksi, menumpulkan resepsi sensori yang selanjutnya akan

    menurunkan nyeri.

    d. Diperlukan untuk menghilangkan nyeri yang berat.

    4. Kebutuhan nutrisi tidak adekuat b.d mual muntah

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    12/13

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

    diharapkan nutrisi pasien terpenuhi.

    Dengan KH :

    Pasien menghabiskan porsi makan.

    BB bertambah .

    INTERVENSI

    a. Awasi masukan, berikan makan sedikit dalam frekuensi sering.

    b. Berikan perawatan mulut sebelum makan.

    c. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

    d. Kolaborasi pemberian diet tinggi kalori atau protein nabati.

    Rasional

    a. makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia.

    b. Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

    c. Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan.

    d. Makanan suplementasi dapat meningkatkan pemasukan nutrisi.

    5. Perubahan persepsi sensori visual b.d Penurunan ketajaman penglihatan

    Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan papil edema (-).

    Dengan KH :

    lapang pandang kembali normal

    INTERVENSI

    a. Kaji perubahan pada penglihatan.

    b. Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran, ketajaman, kesamaan antara kiri dan kanan dan

    reaksinya terhadap cahaya .

    c. Gunakan penerangan siang atau malam hari.

    d. Rujuk pada ahli fisioterapi, terapi okupasi, terapi wicara, dan terapi kognitif.

    Rasional

    a. Gangguan penglihatan dapat diakibatkan oleh kerusakan mikroskopik pada otak.

    b. Reaksi pupil didiatur oleh saraf oleh saraf kranial (III) dan berguna untuk menentukan

    apakah batang otak masih baik

  • 8/14/2019 Asuhan Keperawatan Pada Klien Sol

    13/13

    c. Memberikan perasaan normal tentang pola perubahan waktu dan pola tidur/bangun.

    d. Dapat menciptakan rencana penatalaksanaan terintegrasi yang didasarkan atas kombinasi

    kemampuan/ketidakmampuan secara individu yang unik dengan berfokus pada peningkatan

    evaluasi dan fungsi fisik, kognitif, dan ketrampilan perceptual.