Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus
-
Upload
frandita-eldiansyah -
Category
Documents
-
view
42 -
download
0
description
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Diabetes Mellitus
NURSING CARE DIABETES MELLITUS
Oleh : Ns. Rondhianto, M.Kep
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
2012/2013
SEJARAH DM
EPIDEMIOLOGI• Tjd peningkatan jumlah penderita DM di seluruh dunia
• Worldwide : WHO (2006) : Th. 2000 : 171 juta orangTh. 2030 : 366 juta orang
• Indonesia : PERKENI (2006)DM tipe 2 di Indonesia >>>>Th. 2000 : 8,4 juta orang Th. 2030 : 21,3 juta orang
Indonesia : ranking ke-4 dunia, setelah Amerika Serikat, India dan Cina (PERKENI, 2006).
….lanjut• Prevalensi DM (PERKENI,2006)
- Daerah urban : 14,7 % - Daerah rural : 7,2 %.
• Menurut BPS (2003) Berdasarkan pola pertambahan penduduk, pd th 2030 ada 194 juta penduduk (usia > 20 tahun)
• Maka diperkirakan : - Urban : 12 juta orang - Rural : 8,1 juta orang
DEFINISI• Menurut ADA (2010) : • Diabetes Mellitus (DM) adl suatu penyakit dgn
karakteristik hiperglikemia yg tjd akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
• DM mrpkan kelompok peny metabolik kronis : - M’butuhkan perawatan medis dan - Pendidikan pengelolaan mandiri dan - Dukungan
PENCEGAHAN KOMPLIKASI AKUT / KRONIS
Klasifikasi dan Penyebab (ADA, 2010)1) DM tipe 1a. Dulu dikenal dgn “IDDM”b. Banyak tjd pada anak2 (jouvenil DM)c. Penyebab : Sel beta pankreas rusak autoimun /idiopatikc. Tjd defisiensi insulin absolut d. Penderita perlu insulin terus regulasi KGD
2) DM tipe 2a. Dulu dikenal sbg “NIDDM”b. Byk tjd pad orang dewasa dgn obesitas c. Resistensi insulin defisiensi relatif tjd defek insulin
progresif d. Penderita : OHO/insulin, modifikasi gaya hidup
…..lanjutan3) DM Gestasional
a. DM pada masa kehamilan (2-5 %) b. Trimester 2 atau 3 c. Sekresi hormon oleh plasenta m’hambat kerja insulin
4) DM tipe lain : penyebab lain : a. Defek genetik fungsi sel betab. Defek genetik kerja insulinc. Penyakit eksokrin pankreasd. Endokrinopatie. Obat-obatan (glukokortikoid & preparat estrogen)f. Zat kimiag. Infeksi, dan h. sidroma genetik lain yang berkaitan dengan DM.
…..lanjutan
• Malnutrition related DM1)Banyak ditemukan di negara tropis dan
berkembang2)T.u tjd di daerah pedesaan 3)Prevalensi di pedesaan : 21,2 %4)Diduga krn zat sianida di dalam singkong5)Patagenesis tdk jelas mulai th.1999
diklasifikasikan dalam DM tipe lain
Pathway
Defisiensi Insulin Absolut
RESISTENSI INSULIN Defisiensi Insulin Relatif
Mekasisme Kompensasi Produksi Insulin >>>>
Regulasi KGD Normal
Penurunan jumlah & fungsi sel progresif
Lama kelamanan
Autoimun atau idiopatik
DM TIPE 2
DM TIPE 1
Kerusakan Sel Beta Pankreas
Peningkatan KGD
Glukotoksisitas Lipotoksisitas
Inkretin
Obesitas
Olahraga <<<
Umur > 40 tahun
Pola makan
Keturunan
Obat-obatan
stress
Stress oksidatif : IL- 1, NF-K >>
Apoptosis cell>>
Lipolisis : Asam lemak>>>
Ceramide
Anaerob metabolsime
Sekresi amylin oleh sel dan tertumpuk disekitar sel
Sel terdesak : jumlah berkurang 50-60 %
KGD >>>
Proliferasi sel dan penurunan apoptosis
DM Gestasional
Sekresi hormon o/ plasenta
Kerja insulin t’GG
DM TIPE Lain
1. Defek genetik fungsi sel beta 2. Defek genetik kerja insulin 3. Peny. eksokrin pankreas 4. Endokrinopati 5. Obat-obatan (glukokortikoid & preparat estrogen) 6. Zat kimia dan Infeksi 7. sidroma genetik lain
Poli uria (kencing >>>)
Polidipsi (haus)
Polifagia (banyak makan
Manifestasi Klinis• Keluhan Klasik : “ Trias P” a. Poliuria b. Polidipsic. Polifagia
(+) Penurunan BB dan rasa lemah• Glukosa tdk dpt masuk sel -- bahan bakar sel <<< tenaga <<< -
kompensasi glukonegenesis - lipolisis dan pemecahan protein (deaminasi) jaringan lemak dan otot <<< penurunan BB
• Mekanisme kompensasi : • KH utk sel <<< sekresi kortikropin o/ Adenohipofisis
glukokortikoid (kortisol) dari korteks adrenal >>> merubah as lemak dan as amino menjadi Alanin asam piruvat glukosa glikogen
Keterangan
Poliuria • Jika KGD > 180 mg/dl (ambang ginjal)• Gula akan keluar bersama urin. • Agar urin yg keluar tdk terlalu pekat tubuh menarik air sebanyak mungkin ke
dalam urin volume urin >>> sering kencing
Polidipsi• Urine >>> tubuh kurang cairan - hipotalamus pusat rasa haus keinginan
minum >>>>
Polifagia • Input gula ke sel <<< sel kekurangan energi merasa kurang tenaga
Timbullah keinginan selalu makan.
Keluhan lain • Gg. Saraf tepi : kesemutan • Pandangan kabur – katarak • Kelainan kulit ; gatal (t.u kemaluan dan lipatan kulit • Penurunan ereksi (gg mikrovaskuler)• Keputihan • Gigi mudah goyah, infeksi, gusi bengkak• Terlinga berdengung • Rambut tipis dan mudah rontok • Sering batuk dan lama • Perut kembung, mual, konstipasi atau diare• Hipertensi --- decompensasi kordis • Peny. Liver • ISK dan gg ginjal gagal ginjal
Diagnosis • Diagnosis dengan gula darah bukan glukosuria
Bukan DM Belum pasti DM
DM
Kadar GDS (mg/dl)
Plasma vena < 100 100-199 ≥ 200 Darah kapiler < 90 90 -199 ≥ 200
Kadar GDP
(mg/dl) Plasma vena < 100 100-125 ≥ 126 Darah kapiler <90 90-99 ≥ 100
(Perkeni, 2006)
Langkah diagnosis (Tjokroprawiro, 2010)
TTGO• Pelaksanaan TTGO menurut (Tjokroprawiro,2010) : a. 3 hari sebelum tes, pasien makan karbohidrat cukup dan
melakukan kegiatan jasmani seperti yang biasa dilakukanb. Klien puasa semalam (10-12 jam, minimal 8 jam)c. GDP diperikasa d. Klien diberikan glukosa 75 gram, dilarutkan dalam air 250
ml, diminum dalam waktu 5 menit dan berpuasa kembali. e. 2 jam kemudaian lakukan pemeriksaan GD 2 jam PP
Note : selama pemeriksaan pasien tetap istirahat, tidak boleh merokok, tetapi boleh minum air putih.
Komplikasi
• Akut : Boedisantoso (2009) :1) Hipoglikemia 2) Hiperglikemia a. Hiperosmolar non ketotik b. Ketoasidosis Diabetik (KAD)
• Kronik : Waspadji (2009) : 5-1o tahun : 1) Makrovaskuler (peny arteri koroner, CVA, 2) Mikrovaskuler (retinopati diebetik, katarak, glaukoma, nefropati)3) Neuropati perifer 4) Kaki diabetik
Hipoglikemia • Muncul bila KGD < 50 mg/dl • Penyebab : a. OHO jenis sulfonilurea (klorpropamida , glibenklamida)b. Diet kurang c. Olahraga >>> d. Sakit e. Inj. Insluin yg tdk tepat • Tanda dan gejala : a. Stadium parasimpatik : lapar, mual, TD turun b. Stadium gg otak ringan : lemah, lesu, sulit bicara, sulit berhitung sederhanac. Stadium simpatik : keringat dingin pd muka, t.u : hidung, bibir /tangan, jantung
berdebar-debard. Stadium Gg otak berat : koma (tidak sadar) dengan atau tanpa kejang.
KAD• Penyebab : a. Intake kalori >>> b. Stress akut c. OHO (-) d. Insulin (-) Tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah insulin yg nyata. bisa terjadi KOMA
• Tanda dan gejala khas : • Hiperglikemik dengan ketosis dan asidosis, diuresis• Kesadaran menurun disertai dehidrasi berat• Tjd Gg metabolisme KH glukoneogenesis (lipolisis) asam lemak dan gliserol
>>> free fatty acid diubah mjd keton (liver) benda keton bersifat asam sirkulasi darah asidosis metabolik (pH < 7,35 N : 7,35-7,45)
• Kompensasi utama oleh tubuh : a. Hiperventilasi (pernafasan Kussmaul) pCO2 turun HCO3- turun b. Penambahan bikarbonat baru oleh sel tubulus ginjal
HNK • Penyebab : a. Intake kalori >>>b. Stress akut c. OHO (-) d. Inj. Insulin (-) Insulin tidak cukup dehidrasi berat, memicu ketosis
KOMA
• Tanda : • Hiperglikemik berat tdk disertai ketotik• Diuresis >>>• Gg keseimbangan cairan dan elektrolit (mual, kejang dll)
Pathway HNK dan KAD Stress
Glukagon >>> (Korteks adrenal)
Kortikotropin >>> (adenohipofisis)
Produksi gula >>>> Pemakian gula perifer terhambat
Hiperglikemia
Diuresis Osmotik
Perfusi ginjal <<<
Cairan dan Elektrolit <<<
Hiperglikemik Hiperosmolar
Sel beta pankreas
Insulin dlam tubuh
Cukup
Ketoasidosis
Tdk Cukup
Lipolisis >>> Dehidrasi
Koma
WHO (1994) Pencegahan :• Primer (mencegah DM pada populasi beresiko) • Sekunder (mencegah komplikasi pada penderita)• Tersier (mencegah progresi komplikasi agar tdk
bertambah parah dan kecacatan)
Penanganan pd penderita DM 7-an : • Mencegah komplikasi metabolik akut dan menurunkan
angka kesakitan dan angka kematian
Pengkajian • Anamnesa : keluhan utama, RPS, RPD, RPK, dll
• Pengkajian fisik : 1) Head to toe 2) Fokus pada : a. Kaji BBI (TB dan BB) b. Kenali bentuk dan gg kaki diabetes c. Kaji status neurologis d. Kaji status vaskuler (TD) dan pulsasi nadi (palpasi/stetoskop) e. Kontrol gula darah f. Gg lain : - Kardiopulmonal - Ginjal- Mulut, dll
Contoh anamnesis ??• Gejala ??? • Hasil pemeriksaan sebelumnya ( Hb A1C) • Pola makan , status nutrisi, riwayat perubahan berat badan• Riwayat tumbang pd klien anak/dewasa muda• Pengobatan sebelumnya ???• Pengobatan yang sedang dijalani • Riwayat komplikasi akut • Riwayat infeksi sebelumnya• Gejala dan riwayat pengobatan komplikasi kronik • Pengobatan lain ??? • Faktor risiko: a. Merokokb. Hipertensic. Riwayat penyakit jantung koronerd. Oobesitase. Riwayat penyakit keluarga (termasuk penyakit DM dan endokrin lain)
• Riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM• Pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status ekonomi, Kehidupan seksual, penggunaan
kontrasepsi dan kehamilan.
• faktor risiko: merokok, hipertensi, riwayat penyakit jantung
• koroner, obesitas, dan riwayat penyakit keluarga (termasuk
• penyakit DM dan endokrin lain)• v riwayat penyakit dan pengobatan di luar DM• v pola hidup, budaya, psikososial, pendidikan, status• ekonomi• v kehidupan seksual, penggunaan kontrasepsi dan
kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium
• GDP dan 2 jam post prandial• Hb A1C• Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL,LDL,
trigliserida)• Kreatinin serum• Albuminuria• Benda keton, sedimen dan protein dalam urin• EKG • Foto sinar-x dada
Diagnosa
• Sesuai dengan masalah yang muncul
Intervensi
• Sesuai dengan Pilar DM (PERKENI, 2006) : 1)Edukasi 2)Diet 3)Olahraga dan Latihan jasmani 4)Terapi farmakologis
Edukasi • Mencapai perubahan perilaku pola hidup sehat
• Tujuan edukasi adalah : 1) Penyakit DM 2) Pola makan sehat3) Kegiatan jasmani4) Penggunaan obat diabetes dan obat-obat pada keadaan khusus secara
aman dan teratur5) Pemantauan Glukosa Darah Mandiri (PGDM) 6) Perawatan kaki secara berkala7) Kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut dengan
tepat8) Keterampilan mengatasi masalah yang sederhana9) Join pada kelompok diabetesi 10)Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada
Diet • Intervensi gizi yang efektif (Downwer, 2001) : 1) kontrol glukosa darah, lipid darah, A1C, kontrol tekanan
darah, kontrol berat badan2) Memicu pegurangan penggunaan obat-obatan3) frekuensi hipoglikemia <<<4) Hospitalisasi <<< pembiayaan <<<5) Kualitas hidup pasien >>>
• Prinsip : 3 J (Tjokroprawiro, 2010) : 1) Jumlah kalori 2) Jadwal makan 3) Jenis makanan
Jumlah kalori • Hitung BB ideal :
BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 Kilogram
• Jika TB < 160 cm (pria) dan < 150 cm (wanita) :BBI = (TB dalam cm - 100) x 1 Kilogram
• Ket : Normal : BB ideal ± 10 %Kurus : < BBI - 10 %Gemuk : > BBI + 10 %
• Kebutuhan kalori : Normal x 30 kkal Kurus x 40 kkal Gemuk x 10-20 kkal
Jadwal makan
• Buat menjadi 5-6 x dengan interval waktu tiap 3 jam.
• Makanan sejumlah kalori terhitung dibagi dalam 3 porsi besar :
- Makan pagi (20%)- Kudapan (10-15 %)- Makan siang (25%)- Kudapan (10-15%)- Makan sore (25%)
Jenis makanan
Karbohidrat • 45-65% total asupan energi.• KH harus lebih dari 30 g/hari, t.u berserat tinggi • Gula dalam bumbu diperbolehkan (dpt makan =
keluarga)• Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan
energi.• Pemanis alternatif dpt digunakan (jgn melebihi
batas aman konsumsi harian (AcceptedDaily Intake)
Lemak • 20-25% kebutuhan kalori (tdk boleh > 30%)• Konsumsi kolesterol < 300 mg/hari.• Batasi bahan makanan yg mengandung lemak jenuh dan lemak
trans antara lain : daging berlemak dan susu penuh (whole milk).
Protein • 10 – 20% total asupan energi.• Sumber yg baik : seafood (ikan, udang, cumi, dll), daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu, tempe.
• Jika tjd nefropati : asupan protein : 0,8 g/kg BB perhari atau 10% dari kebutuhan energi
Natrium• Tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 6-7 g (1
sendok teh) garam dapur.• Jika hipertensi : < 2400 mg garam dapur.• Sumber : garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
Serat• Konsumsi serat adalah ± 25 g/1000 kkal/hari.• Sumber : kacang-kacangan,buah, sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat (Vit, mineral, serat dan bahan lain yang baik untuk kesehatan)
Pemanis alternatif• Ada 2 jenis : 1) Bergizi : gula alkohol (isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol
dan xylitol.) dan fruktosa
2) Tak bergizi : aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose, neotame.
• Penggunaan : 1) Pemanis bergizi perlu diperhitungkan kandungan kalorinya2) Fruktosa tidak dianjurkan karena efek samping pada lemak
darah3) Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
(Accepted Daily Intake / ADI )
Contoh diet DM 1900 kkal
Waktu Bahan Makanan Penukar Urt Menu 06.30 Nasi
Telur ayam Tempe Sayuran A Minyak
1 ½ p 1 p 1 p S 2 p
1 gls 1 btr 2 ptg sdg 1 sdm
Nasi Telur dadar Oseng-oseng tempe Sop oyong + tomat
09.30 Buah 1 p 1 ptg sdg Pepaya 12.30 Nasi
Ikan Tempe Sayuran B Buah Minyak
2 p 1 p 1 p 1 p 1 p 2 p
1 ½ gls 1 ptg sdg 2 ptg sdg 1 gls ¼ buah sdg 1 sdm
Nasi Pepes ikan Tempe goreng Lalapan kacang panjang + kol Nanas
15.30 Buah 1 p 1 buah Pisang 18.30
Nasi Ayam tanpa kulit Tahu Sayuran B Minyak
2 p 1 p 1 p 1 p 1 p
1 ½ gls 1 ptg sdg 1 bh bs 1 gls 1 sdm
Nasi Ayam bakar bumbu kecap Tahu bacem Stup buncis + wortel
21.30 Buah 1 p 1 ptg sdg Pepaya
Nilai Gizi
Energi Protein Lemak Karbohidrat Kolesterol Serat
1912 kkal 60 g (12,5 % energi total) 48 g (22,5 % energi total) 299 g (62,5 % energi total) 303 mg 37 g
Aktivitas fisik • Aktivitas fisik sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu, 30 menit)
• Fungsi : 1) Menjaga kebugaran2) Menurunkan BB 3) Memperbaiki sensitivitas insulin KGD terkendali
• Wu (2007) menyatakan bahwa manfaat olahraga pd DM : 1) Meningkatkan sensitivitas insulin2) Meningkatkan kontrol glukosa darah3) Menurunkan resiko penyakit jantung dan vaskuler4) Menurunkan tekanan darah 5) Menurunkan tingkat lemak jahat di dalam darah
Prinsip CRIPE (Kariadi, 2009)1) Continous• Latihan harus berkesinambungan dalam waktu tertentu tanpa istirahat.
2) Rhytmical (berirama)• Olahraga yg dipilih harus berirama, sehingga otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur,
seperti : jalan kaki, berlari, berenang, bersepeda, dll. • Sebaliknya olahraga seperti golf, tenis, bulu tangkis tidak memenuhi syarat ini karena banyak
berhenti, namun tetap bermanfaat sebagai olahraga selingan.
3) Interval (berselang)• Latihan dilakukan secara berselang-seling antara gerak lambat dan gerak cepat. Contohnya: lari
dapat diselingi jalan (jangan berhenti), jalan cepat diselingi jalan lambat. • 4) Progressive (meningkat)• Latihan dilakukan secara bertahap dan meningkat sesuai dengan kemampuan individu dari ringan,
sedang hingga berat dengan durasi 30-60 menit.
5) Endurance (ketahanan)• Latihan ditujukan pada latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan pernafasan dan
jantung. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan olahraga sepeti jalan kaki, jogging, berenang, bersepeda.
Terapi Farmakologis• OHO : 1) Insulin secretagogeus (pemicu sekresi insulin) : Sulfonilurea dan Glinid2) Insulin sensitizer (penambah sensitivitas terhadap insulin) : Tiazolidindion, non
Tiazolidindion, Biguanide (metformin)3) Intestinal enzyme inhibitor : alfa glucosidase inhibitor (acarbose) 4) Incretin-Enhancers : DPP-4 Inhibitor 5) Fixed dose combination types, Contohnya adalah Glucovance, Avandaryl,
Avandamet, Amaryl-M, Janumet, ACT Oplusmet).
• Insulin, pd keadaan : a. Penurunan BB yg cepatb. Hiperglikemia dengan KAD atau HNK c. Hiperglikemia dengan asidosis laktat,d. Kegagalan kombinasi OHO dosis hampir maksimale. Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, IMA, stroke)f. DM gestasional uncontrolled dgn diet plang. GG. ginjal atau hati yang berath. Alergi atau kontraindikasi OHO
Implementasi Keperawatan
• Edukasi --- support psikologis • Diet • Aktivitas fisik • Senam kaki diabetik • Perawatan kaki diabetik • Merapikan kuku kaki • Perawatan luka diabetik • Kolaborasi OHO dan insulin
Status vaskuler • Lakukan pemeriksaan ankle brankhial indeks (ABI)
• Masalah pada tungkai bawah yang berakibat menurunnya perfusi jaringan pd bag distal tungkai
• Tanda dan gejala : 1) Nyeri pd telapak kaki pd malam hari/istirahat2) Tdk ada denyut pd poplitea atau tibial superior 3) Kulit menipis/mengkilat 4) Atrofi jar sub kutan5) Tdk ada rambut pada tungkai bawah 6) Penebalan kuku
Status neurologis • Neuropati perifer pd kaki menyebabkan tjdnya kerusakan saraf sensoris dan autonom
• Lakukan uji monofilamen
Evaluasi berkala• GDP dan Glukosa 2 jam PP sesuai kebutuhan, t,.u 2 jPP• Hb A1C dilakukan setiap 3-6 bulan
• 1 tahun sekali :1) General cek up2) Mikroalbuminuria3) Kreatinin4) Albumin / globulin dan ALT5) Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida6) EKG7) Foto sinar-X dada8) Funduskopi
Penilaian hasil terapi• Glukosa darah : lihat hasil Gula puasa dan t.u 2 jam pp bandingkan
dgn nilai normal
• Hb A1C : Normal < 6,5 %
• PGDM : (pengobatan insulin atau pemicu sekresi insulin) • Waktu pemeriksaan : 1) saat sebelum makan2) 2 jam pp (menilai ekskursi maksimal glukosa)3) menjelang waktu tidur (untuk menilai risiko hipoglikemia)4) Di antara siklus tidur (untuk menilai adanya hipoglikemia nokturnal
yang kadang tanpa gejala)5) ketika mengalami gejala seperti hypoglycemic spells.
Hb A1C
….lanjut• Pemeriksaan glukosa urin
pd pasien yg tdk dpt / tidak mau memeriksa kadar glukosa darah
• Pemantauan benda keton• Dilakukan t.u pada : 1) DM tipe 2 kendali buruk (> 300 mg/dl)2) DM gestasional
• Lihat kadar asam betahidroksibutirat darah • Normal : < 0,6 mmol/• Ketosis : > 1,0 mmol/L• > 3,0 mmol/L indikasi KAD
Kriteria pengendalianJenis Pemeriksaan Baik Sedang Buruk
Glukosa darah puasa (mg/dl) Glukosa darah 2 jam pp (mg/dl)
80 - <100 80 – 144
100 - 125 145 – 179
≥126 ≥180
A1C (%) < 6,5 6,5 – 8 > 8 Kolesterol Total (mg/dl) Kolesterol LDL (mg/dl) Kolesterol HDL (mg/dl) Trigliserida (mg/dl)
< 200 < 100 Pria > 40 Wanita > 50 < 150
200 - 239 100 - 129 150 - 199
≥ 240 ≥ 130 ≥ 200
IMT (Kg/m2 ) 18,5 - < 23 23 -25 > 25 Tekanan Darah (mmHg) ≤ 130/80 > 130 -140 / > 80 - 90 > 140/90