Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium

download Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium

of 8

description

KISTA

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kista Ovarium

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KISTA OVARIUM ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KISTA OVARIUMKONSEP MEDISOvarium adalah tempat yang umum untuk kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana kontituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum. Kista dapat pula timbul akibat pertumbuhan dari epitel ovarium. Kehamilan dengan kista ovarium jarang dijumpai. Pada kehamilan yang disertai kustoma ovarii seolah terjadi perebutan ruangan, dimana kehamilan makin membesar. Oleh karena itu, kehamialn dengan kista dilakukan operasi untuk mengangkat kista tersebut pada umur hamil 16 pekan.Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Atas pertimbangan-pertimbangan praktis, tumor-tumor yang bersifat neoplastik dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjut, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid. Tumor nonneoplastik1. Tumor akibat radangTermasuk disini abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.2. Tumor lain Kista folikelKista ini berasal dari folikel de graft yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa, dan besarnya biasanya 1-1,5 cm. Kista teka luteinKista biasanya bilateral dan bias menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan dan dengan hilangnya mola atau koriokarsinoma, ovarium mengecil spontan. Kista inklusi germinalKista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epiter germinativum pada permukaan ovarium, besarnya jarang melebihi diameter 1 cm. Kista endometriumKista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium. Kista stein-leventholOvarium tampak pucat, membesar 2-3 kali, polikistik dan permukaannya licin, kapsul ovarium menebal. Hal tersebut disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal, endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hyperplasia endometrii sering ditemukan. Tumor ovarium neoplastik jinakTumor kistik1. Kistoma ovarii simpleksKista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan didalamnya cairan jernih, serus, dan berwarna kuning. Pada dinding kista tampaklapisan epitel kubik.2. Kistadenoma ovarii musinosumKemungkinan berasal dari teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain. Tumor umumnya berbentuk multilokuler. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovum yang normal.3. Kistadenoma serosumPada umunya para ahli berpendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan ovarium germinal epithelium. Permukaan tumor biasanya licin, warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini ialah lebih potensi pertumbuhan papiler kedalam rongga kista sebesar 50% dan keluar pada permukaan kista sebesar 5%.4. Kista endometroidKista ini biasanya milateral dengan permukaan licin, pada dinding dalam terdapat 1 lapis sel-sel yang menyerupai epitel endometrium.5. Kista dermoidIalah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna seperti epitel kulit, rambut, gigi,dan produk gladula sebasea berwarna purih kuning meneyerupai lemak nampak lebih menonjol daripada elemen-elemen endoderm dan mesoderm.KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajiana. Biodatab. Keluhan utamac. Riwayat keluhan utama : Klien mengeluh adanay pengeluaran yang berbau busuk dari vagina.d. Riwayat Obstetrike. Riwayat keluarga berencanaf. Riwayat ginekologikg. Pemeriksaan fisikh. Pemeriksaan ginekologiki. Pemeriksaan penunjang2. Analisa DataDs. - klien mengeluh adanya perdarahan yang banyak disetai pengeluaran cairan yang berbau busuk dari vagina.- Klien mengeluh nyeri pada abdomen bagian bawah.- Klien sering bertanya tentang penyakitnya.Do.- Tampak perdarahan pervagina yang berbau fetor- Konjungtiva tampak pucat- Ekspresi wajah- Tampak perbesaran abdomenDiagnosa Keperawatan1. Gangguan perfusi jaringan b/d anemiaData : HbPerdarahanPucatTujuan : Anemia teratasi dengan criteria ;- Hb dalam batas normal- Perdarahan teratasi Konjungtiva tidak tampak pucatIntervensi :- Observasi tanda-tanda vital- Observasi perdarahan- Anjurkan ibu untuk istirahat- Ambil contoh darah- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian transfuse darah- Cek Hb ulangRasional :- Dengan mengobservasi tanda-tanda vital dapat diketahui adanya penyimpangan atau keadaan abnormal pada ibu- Untuk mengurangi perdarahan- Untuk mengetahui status anemi dari ibu2. Nyeri b/d adanya proses keganasanTujuan : Nyeri teratasi / berkurang dengan kriteria ;- Klien tidak mengeluh nyeri- Ekspresi wajah tidak meringisIntervensi :- Kaji tingkat nyeri- Anjurkan klien relaksasi bila timbul rasa nyeri- Ajarkan teknik relaksasi- Kolaborasi dokter untuk pemberian analgetikRasional :- Dapat mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan kien sehingga memudahkan tingkatan selanjutnya- Dengan mengajarkan teknik relaksasi diharapkan klien mandiri- Analgetik merupakan zat yang bekerja menghambat nyeri3. Kecemasan b/d proses penyakit yang dialamiTujuan : Kecemasan teratasi / berkurang dengan kritera ;- Ekspresi wajah tenang- Klien tidak bertanya lagi tentang penyakitnyaIntervensi :- Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya- Dengarkan semua keluhan yang diungkapkan- Jelaskan tentang penyakit dan rencana pengobatan yang akan diberikan- Anjurkan untuk berdo'a sesuai dengan kepercayaannyaRasional :- Klien merasa diperhatikan- Diharapkan dapat mengurangi cemasKlasifikasi Data : Pra Operasi & Post OperasiPraOperasi1. Ansietas b/d krisis situasiTujuan : Menunjukkan prasaan dan mengidentifikasi cara yang sehat dalam berhadapan dengan mereka.Intervensi :a. Sediakan waktu kunjungan oleh personal kamar operasi sebelum pembedahan jika memungkinkan. Diskusikan hal-hal yang harus diantisipasi yang dapat menakutkan/menjadi perhatian klien, misalnya masker, lampu, IV, Cuff TD.Rasional : Dapat menjamin dan meredakan keresahan klien dan juga menyediakan informasi untuk perawatan intraoperasi formulatif, menghilangkan rasa takut.b. Informasikan klien/orang terdekat tentang peran advokat perawat intraoperasi.Rasional : Kembangkan rasa percaya/hubungan, turunkan rasa takut akan kehilangan kontrol pada liungkungan asing.c. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan dilakukan penundaan prosedur pembedahan.Rasional : Rasa takut yang berlebihan akan mengakibatkan reakisi stress yang berlebihan, risiko dari pembalikan reaksi terhadap prosedur/zat anastesi.d. Kontrol stimulasi eksterna.Rasional : Suara gaduh dan keributan akan meningkatkan ansietas2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnyaTujuan : Klien mengungkapkan bahwa ia paham tentang proses penyakitnya/ proses pra operasi dengan kriteria ;- Melakukan prosedur yang dipelukan sebelum operasi- Klien tidak bertanya lagi mengenai proses penyakitnyaIntervensi :a. Kaji tingkat pemahaman klienRasional : Memberi data mengenai sejauh mana pemahaman klien tentang penyakitnya dan prosedur penatalaksanaan operasi.b. Laksanakan program pengajaran praoperasiRasional : Meningkatkan pengetahuan klien dan aktifitas pasca operasic. Beri informasi kepada klien mengenai proses penyakitnyaRasinal : Memberi pemahaman yang akurat dan dapat menurunkan tingkat kecemasan, dengan demikian klien dapat kooperatif dalam pelaksanaan keperawatanPost Operasi1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d demam, intake oral distopIntervensi :a. Ukur dan catat pemasukan dan pengeluaran Rasional : Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairanb. Kaji pengeluaran urine, terutama untuk tipe prosedur operasi yang dilakukan Rasional : Kemungkinan akan terjadi penurunan ataupun penghilangan setelah terjadi prosedur pada pembedahanc. Pantau TTVRasional : Hipotensi, takikardi, peningkatan pernafasan mengidentifikasikan kekurangan cairand. Periksa pembalut, alat drain pada interval regular. Kaji luka apakah terjadi pembengkakanRasional : perdarahan yang berlebihan dapat mengacu pada hipovolemia/hemoragiae. Pantau suhu kulit, palpasi denyut periferRasional : Kulit yang dingi dan lembab, denyur yang lemah mengidentifikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk penggantian cairanKolaborasi : Berikan cairan parenteral, produk darah atau plasma sebagai intruksiRasional : Cairan parenteral dapat menggati cairan yang hilang2. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pembedahanIntervensi :a. Evaluasi rasa sakit secara regular (missal setiap 2 jam x 12) catat karakteristik, lokasi dan intensitas (skala 0-10)Rasional : Sediakan informasi mengenai kebutuhanefektifitas intervensib. Kaji tanda-tanda vital, perhatikan takikardia, hipertensi, dan peningkatan pernafasanRasional : Dapat mengidentifikasi rasa sakit akut dan ketidaknyamananc. Lakukan reposisi ssuai petunjuk, misalnya semi fowler, miringRasional : Kemungkinan akan mengurangi rasa sakit dan meningkatkan sirkulasi. Posisi semi fowler dapat mengurangi ketegangan abdomend. Dorong penggunaan teknik relaksasiRasional : Lepaskan tegangan emosional dan ototKolaborasi : Berikan analgetik sesuai petunjukRasional : Dapat mengurangi rasa sakit3. Resiko tinggi infeksi b/d adanya luka operasiIntervensi :a. Tetap pada fasilitas kontrol infeksi, sterilisasi dan prosedur asepticRasional : Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk mencegah infeksib. Identifikasi gangguan teknik aseptic dan atasi dengan segera pada waktu terjadiRasional : Kontaminasi dengan lingkungan/kontak personal akan menyebabkan daerah yang steril menjadi tidak sterilDAFTAR PUSTAKA1. Bagus Ida Gde Maulana, Prof. dr. Sp OG, 1998, Pengakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.2. Wiknjosastro Hanifa, Prof. dr. DSOG, 1997, Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.3. Brunner, Suddarth, 1997, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 Vol. 2, EGC, Jakarta.