ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

157
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA Ny.Y DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI DAN AMAN NYAMAN (BEBAS NYERI) PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS DI WILAYAH RT 010 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT PADA TANGGAL 03 APRIL 2017-16 APRIL 2017 DISUSUN OLEH: DYAH RASMININGSIH 2014750011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A

KHUSUSNYA Ny.Y DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

DASAR NUTRISI DAN AMAN NYAMAN (BEBAS NYERI) PADA

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: GASTRITIS DI

WILAYAH RT 010 RW 02 KELURAHAN UTAN PANJANG

KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

PADA TANGGAL 03 APRIL 2017-16 APRIL 2017

DISUSUN OLEH:

DYAH RASMININGSIH

2014750011

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

i

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

ii

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah

memberikan rahmat taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman

nyaman dengan Gastritis di RT 010 RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan

Kemayoran Jakarta Pusat patologi sistem pencernaan”.

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini dalam rangka untuk melengkapi salah

satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan program D III Keperawatan di

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan

dan kesulitan. Namun berkat ridha dari Allah SWT dan dukungan dari keluarga,

saudara, kerabat, serta sahabat dan dosen penulis dapat menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini tepat pada waktunya.

Terimakasih atas bantuan serta bimbingan baik moril dan materil yang selalu

diberikan dari berbagai pihak yang telah banyak ikut ambil bagian dalam pembuatan

karya tulis ilmiah ini yang sangat membantu penulis dalam menyusun dan

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An. selaku Ka Prodi D III Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

iv

3. Ibu Ns. Nurhayati, M.Kep.,Sp.Kom selaku wali akademik, penguji dan

pembimbing yang selalu setia memberi support, bantuan, dan saran-saran

yang membangun dan berguna dalam menyusun karya tulis ini dengan penuh

kesabaran dan ketulusan.

4. Bapak Drs. Dedi Muhdiana. M.Kes sebagai penguji.

5. Para dosen dan staff Pendidikan Akademi yang telah memberi dukungan

selama menyusun karya ilmiah ini.

6. Bapak Ketua RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta

Pusat dan para kader-kadernya yang selalu membimbing selama praktek lahan

dan menyusun karya tulis ini.

7. Pembimbing Puskesmas Ibu Rospita, S.Kep dan staff Utan Panjang yang

selalu membimbing selama praktek lahan dan menyusun karya tulis ini.

8. Keluarga Ny.Y yang telah kooperatif dan bekerjasama dengam baik dalam

menyusun karya tulis ini.

9. Kedua orang tua Papa (Rasjo) dan Mama (Sukarmi) yang selalu memberikan

dukungan dan doa dari awal sampai akhir.

10. Adik (Dian Palupi) dan Tante (Istya) yang selalu memberikan support dan doa

kepada penulis.

11. Teman-teman yang mengambil karya tulis Keperawatan.Keluarga yang selalu

berusaha untuk memotivasi, memberikan dukungan dan doa satu sama lain.

12. Teman-teman seperjuangan angkatan 32 yang banyak memberi suka dan

dukanya selama 3 tahun.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam

penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak

kekurangannya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna

bagi pembaca dan tenaga keperawatan khususnya dalam meningkatkan mutu

pelayanan asuhan keperawatan.

Jakarta, 6 Juni 2017

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan ................................................................................................. 6

1. Tujuan Umum ............................................................................... 6

2. Tujuan Khusus .............................................................................. 6

C. Metode Penulisan ................................................................................ 7

D. Ruang Lingkup .................................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORITIS ..................................................................... 10

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan ...................................................... 10

1. Pengertian ..................................................................................... 10

2. Klasifikasi ..................................................................................... 12

3. Etiologi .......................................................................................... 13

4. Patofisiologi .................................................................................. 14

5. Manifestasi Klinis ......................................................................... 15

6. Komplikasi .................................................................................... 16

7. Penatalaksanaan ............................................................................ 17

8. Pemeriksaan Penunjang ................................................................ 19

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

vi

B. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Penderita Gastritis ...................... 19

1. Kebutuhan Nutrisi ......................................................................... 19

a. Pengertian Nutrisi ................................................................... 20

b. Faktor yang mempengaruhi pemenuhan nutrisi ...................... 21

c. Macam-macam zat gizi ........................................................... 22

d. Diet/ Anjuran gizi untuk penderita gastritis ............................ 23

e. Masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi .... 25

2. Kebutuhan Rasa Nyaman (Bebas Nyeri) ...................................... 26

a. Fisiologi Nyeri ........................................................................ 26

b. Jenis Nyeri .............................................................................. 27

c. Bentuk Nyeri ........................................................................... 28

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri ................................ 30

e. Cara mengukur Intensitas nyeri .............................................. 31

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................. 31

1. Konsep Keluarga ........................................................................... 31

a. Pengertian ............................................................................... 32

b. Jenis/Tipe keluarga ................................................................. 35

c. Struktur Keluarga .................................................................... 37

d. Peran Keluarga ........................................................................ 38

e. Fungsi Keluarga ...................................................................... 39

f. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga ............................. 42

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga ......................................... 44

a. Pengkajian Keperawatan ......................................................... 44

b. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 53

c. Perencanaan Keperawatan ..................................................... 57

d. Pelaksanaan Keperawatan ....................................................... 59

e. Evaluasi Keperawatan ............................................................. 60

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

vii

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 61

1. Identitas Keluarga ......................................................................... 61

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga ............................... 64

3. Lingkungan Keluarga .................................................................... 66

4. Struktur Keluarga .......................................................................... 68

5. Fungsi Keluarga ............................................................................ 69

6. Stress dan Koping Keluarga .......................................................... 70

7. Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga ........................................... 72

8. Pengkajian Tahap II ...................................................................... 74

9. Analisa Data .................................................................................. 75

B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 83

C. Perencanaan Keperawatan .................................................................. 84

D. Pelaksanaan Keperawatan ................................................................... 107

E. Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 113

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 117

B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 120

C. Perencanaan Keperawatan .................................................................. 121

D. Pelaksanaan Keperawatan ................................................................... 122

E. Evaluasi Keperawatan ......................................................................... 123

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 124

B. Saran ................................................................................................... 125

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan

sejahtera dari tubuh (jasmani), jiwa (rohani), dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO,

sehat dikatakan sebagai suatu keadan yang lengkap, meliputi: kesejahteraan

fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau

kelemahan. Dalam konsep sehat WHO tersebut diharapkan adanya

keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara manusia dan makhluk hidup

lain dengan lingkungan (Mubarak 2009).

Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

masalah, di satu pihak penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang belum banyak tertangani, di lain pihak telah terjadi

peningkatan kasus penyakit-penyakit tidak menular (PTM) terutama masalah

kesehatan sistem pencernaan seperti diare, hernia, appendiks, sembelit,

konstipasi dan gastritis. (Depkes, 2015).

Gastritis merupakan radang pada jaringan dinding lambung paling

sering diakibatkan oleh ketidak teraturan diet. Misalnya makan terlalu banyak,

terlalu cepat, makan-makanan terlalu banyak bumbu atau makanan yang

terinfeksi penyebab yang lain termasuk alcohol, aspirin, refluk empedu atau

therapy radiasi. (Brunner & Suddarth, 2012).

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh

adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung

sehingga mengakibatkan inflamasi atau peradangan dari mukosa lambung

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

2

seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Adapun gejala yang terjadi yaitu perut

terasa perih dan mulas. (Smelzer dalam Ardiansyah, 2012).

Berdasarkan data yang diperoleh dari (WHO) mengadakan tinjauan

terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka

kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang

14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar

1,8 - 2,1juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di

Asia Tenggara sekitar 583,635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya,

prevalensi gastrititis dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di

Shanghai sekitar 17,2% yang secara substansial lebih tinggi dari pada

populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Di Indonesia

menurut WHO adalah 40,8% angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di

Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952

jiwa penduduk Indonesia. Berdasarkan profil kesehatan di Indonesia tahun

2012, gastritis merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak pada pasien

rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%).

(Megawati, 2014).

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen

Kesehatan RI tahum 2012 angka kejadian gastritis dibeberapa kota di

Indonesia prevelensinya ada yang mencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, lalu

di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta

50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2%.

(Depkes, 2012).

Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Utan Panjang

diperoleh pada tahun 2014 sebanyak (32,7%), dan pada tahun 2015 sebanyak

(38,7%) dan pada tahun 2016 sebanyak (40,2%). Hal ini menunjukan bahwa

terjadi peningkatan pada penderita penyakit gastritis pada setiap tahunnya,

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

3

sehingga perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dalam perawatan

maupun pencegahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pada penderita

gastritis. (Administrasi Puskesmas Utan Panjang, 2016.

Penyebab dari gastritis adalah konsumsi obat yang mengandung kimia

digitalis, konsumsi alkohol yang berlebihan, terapi radiasi, kondisi stress dan

infeksi bakteri seperti helicobater pilory, salmonella yang dapat

menimbulkan tanda dan gejala anoreksia, mual dan muntah, perdarahan

saluran cerna dan nyeri ulu hati. (Ardiansyah 2012).

Sedangkan menurut sumber lain ada beberapa faktor predisposisi

dalam munculnya kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, stress

psikologis, perilaku konsumsi dan pola makan Faktor etiologi Gastritis adalah

asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%),makanan berbumbu (15%),

obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%). (Rahmawati, 2013).

Tanda dan gejala pada penderita gastritis adalah nyeri epigastrium,

mual, muntah, dan perdarahan terselubung maupun nyata serta pada penderita

gastritis kronik sangat beragam yang mencakup sakit atau nyeri yang

menggerogoti atau rasa terbakar, mual, muntah, hilang nafsu makan, sendawa,

dan penurunan berat badan (Wim de Jong dikutip Amin & Hardhi, 2015)

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan dasar bagi manusia yang

harus dipenuhi. Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat

makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan

dalam aktivitas tubuh. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012). Penatalaksanaan

kebutuhan nutrisi yang tepat dan adekuat bagi penderita gastritis akut

merupakan hal yang harus diperhatikan. Pada kondisi gastritis akut, penderita

tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan dan minuman selama beberapa

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

4

jam sampai beberapa hari sampai gejala akut yang dirasakan hilang. Pada

keadaan tersebut terapi intravena diperlukan dan monitor secara

reguler.Secara bertahap penderita diberikan makanan cair, lembek, dan padat

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi oral sehingga secara bertahap akan

menurunkan kebutuhan terhadap terapi intravena dan meminimalkan iritasi

mukosa lambung (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh,2011).

Selain kebutuhan dasar nutrisi, pada gastritis juga terdapat pemenuhan

kebutuhan dasar rasa nyaman: bebas nyeri yang ditimbulkan akibat iritasi

pada mukosa lambung (Priscilla LeMonne, dkk 2015). Maka dari itu

dibutuhkan manajemen nyeri untuk memenuhi kebutuhan dasar rasa nyaman:

bebas nyeri seperti ajarkan untuk teknik nonfarmakologi misal relaksasi,

guide imajeri, terapi musik, distraksi. (Nanda NIC-NOC, dikutip oleh Amin

&Hardhi, 2015).

Gastritis sering dianggap penyakit ringan, namun dapat menyebabkan

kekambuhan gastritis hingga kematian sehingga peran perawat sangat

dibutuhkan untuk mencegah penyakit gastritis menjadi lebih parah. Adapun

peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dan mencegah

keparahan penyakit gastritis melalui upaya promotif yaitu penyuluhan kepada

masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu mengenal masalah

gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif yaitu menyarankan

agar tidak makan yang pedas dan asam. Upaya kuratif yaitu memberitahukan

pada pasien untuk mengkonsumsi obat-obat untuk mengatasi gastritis. Upaya

rehabilitatif yaitu upaya masa pemulihan perawat berperan penting untuk

menyarankan kepada keluarga atau masyarakat agar menjaga pola makan

yang lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu dan menghindari

stress. (Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh, 2011). Keberhasilan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

5

tidak lepas dari peran keluarga dalam membantu anggota keluarga yang

mengalami masalah.

Peran keluarga terhadap penderita gastritis harus memperhatikan

adanya gejala mual, muntah serta kelemahan pada penderita sehingga dapat

memberikan dukungan secara emosional kepada penderita gastritis, mengatur

jadwal makan, dan juga pola makan yang baik untuk penderita gastritis

(Smeltzer & Bare 1996 dikutip oleh Saroh,2011).

Menurut sumber lain mengatakan peran keluarga terhadap penderita

gastritis tidak lepas dari 5 tugas keluarga yaitu pertama kemampuan keluarga

untuk mengenal masalah dalam hal ini kemampuan keluarga dalam mengenal

penyakit gastritis, kedua kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

yaitu bagaimana keluarga menghadapi anggota keluarga yang menderita

gastritis, ketiga kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

menderita gastritis, keempat kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

dalam hal ini makanan untuk penderita gastritis, dan yang terakhir

kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di

sekitar tempat tinggalnya. (Friedman, 1998).

Dalam menanggulangi penyakit gastritis pemerintah membuat suatu

upaya penanggulangan, adapun uapaya pemerintah dalam menangani gastritis

adalah dengan cara mengenali, mencegah, dan menanggulangi faktor risiko

penyakit gastritis melalui pendidikan kesehatan (Depkes, 2012). Menurut

hasil penelitian upaya menangani gastritis adalah dengan metode relaksasi

otot progresif sangat efektif untuk menurunkan stress. Relaksasi yang

diberikan secara individual sebagai terapi maupun sebagai selfhelp dapat

menurunkan stres dan keluhan tukak lambung. (Tri Subekti dan Muhana,

2011).

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

6

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh

tentang pemenuhan kebutuhan dasar keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar Nutrisi dan aman nyaman dalam

gangguan sistem pencernaan gastritis di RT 010 RW 02 Kelurahan Utan

Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu mendapatkan pengalaman nyata dalam melakukan asuhan

keperawatan keluarga dengan masalah GASTRITIS

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman

nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.

b. Mampu mengidentifikasi masalah keperawatan pada keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.

c. Mampu merumuskan rencana tindakan keperawatan pada keluarga

Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.

d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi

dan aman nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.

e. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman

nyaman “GASTRITIS” patologi sistem pencernaan.

f. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan

keluarga pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar nutrisi dan aman nyaman “GASTRITIS”

patologi sistem pencernaan.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

7

g. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan

praktek.

h. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta

dapat mencari solusi.

C. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah

metode deskriptif yaitu suatu metode yang mempelajari, menganalisa, dan

menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan

keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil studi

keperpustakaan.

Adapun data diperoleh dengan menggunakan teknik:

1. Studi kepustakaan

Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku-buku

dan literatur yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dan

keperawatan sistem pencernaan: GASTRITIS

2. Studi kasus

a. Observasi

Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang

bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan serta

hasil tindakan yang dilakukan.

b. Wawancara

Yaitu dengan melakukan wawancara dengan keluarga memperoleh

data-data khususnya yang terkait dengan GASTRITIS dan tugas-tugas

kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan

masalah yang dihadapi.

c. Pemeriksaan fisik

Yaitu dilakukan pada seluruh anggota keluarga, akan tetapi difokuskan

pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

8

D. Ruang Lingkup

Mengingat banyaknya masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat terutama

pada sistem pencernaan, maka penulis membatasi makalah ini pada

pembahasan mengenai pemberian asuhan keperawatan keluarga pada keluarga

Tn.A khususnya Ny.Y dengan masalah Gastritis di RT 010 RW 02 kelurahan

Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat pada tanggal 03 April

2017-16 April 2017.

E. Sistematis Penulisan

Makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang lingkup,

dan sistematika penulisan.

BAB II: Tinjauan Teoritis

A. Konsep dasar terdiri dari : pengertian, etiologi,tanda gejela, patofisiologi,

klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang.

B. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :

1. Konsep keluarga terdiri dari : pengertian, jenis/tipe keluarga, struktur

keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap perkembangan dan

tugas perkembangan keluarga.

2. Konsep keperawatan keluarga terdiri dari : pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

BAB III: Tinjauan Kasus

Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan gastritis, yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

9

BAB IV: Pembahasan

Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab II dan Bab III meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB V: Penutup

A. Kesimpulan

Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan keluarga pada

keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan

(GASTRITIS) mulai dari pengkajian,diagnosa keperawatan,rencana

keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi dari hasil

tindakan keperawatan.

B. Saran

Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang harus diperbaiki

dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y dengan gangguan sistem pencernaan (GASTRITIS)

guna meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI

LAMPIRAN

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

10

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan

1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat

akut, kronik difus atau local, dengan karakteristik anoreksia, perasaan

penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan

muntah. (Suratun SKM, 2010).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut berlangsung

selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali disebabkan

oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang mengiritasi dan

sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi). (Smeltzer, 2011).

Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang hadir

dengan inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane Hokanson

Hawks, 2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang

disebabkan oleh iritasi pada mukosa lambung. (Priscilla LeMonne, dkk

2015).

2. Klasifikasi Gastritis

Sampai saat ini tidak didapati sebuah klasifikasi gastritis yang diterima

secara luas. Salah satu klasifikasi gastritis yang digunakan oleh banyak

ahli adalah The Sydney System yang diperbaharui. Seperti pada table di

bawah ini:

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

11

Tabel 1. Klasifikasi Gastritis Menurut Sydney System yang

diperbaharui

Tipe Penyebab Istilah lain

Non Atrofi Helicobacter Pylori Superfisial

Gastritis antral difus

Gastritis antral kronis

Intestinal-folicural

Hiper-sekretori

Tipe B1

Atrofi

Autoimmune

Autoimunitas (reaksi

silang dengan H. pylori

antigen )

Tipe A1

Difus Corporal

Atrofi

multifocal

H. pylori,berhubungan

dengan diet,

lingkungan dan factor

penjamu

Tipe B1, AB1

Lingkungan Metaplastik

Bentuk

khusus

Gastropati

kimia

Iritasi kimia

Empedu

OAINS

Zat atau agen lain

Reaktif

Reflux

OAINS

Tipe C1

Radiasi

Limfositik

Injuri akibat radiasi

Idiopatik, mekanisme

imun gluten

Varioliform ( endoskopi )

Penyakit seliak

Non

infeksius

Granulomato

us

Penyakit Crohn

Sarcoidosis

Vaskulitis lain dan

benda asing

Granulomatous terisolasai

Eosinofilik Sensitivitas makanan

Alergi yang lain

Alergi

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

12

Infeksi yang

lain

Bakteri selain H.

pylory

Virus

Parasit

Jamur

Klasifikasi lain dari gastritis menurut (Wim de Jong et al. 2005 dikutip

Amin & Hardhi, 2015). Adalah:

1. Gastritis Akut

a. Gastritis akut tanpa pendarahan

b. Gastritis akut dengan perdarahan (gastritis hemoragik atau gastritis

erosive)

Gastritis akut berasal dari makanan terlalu banyak atau terlalu

cepat, makan-makanan yang terlalu berbumbu atau yang mengandung

mikroorganisme penyebab penyakit, iritasi bahan semacan alcohol,

aspirin, NSAID, lisol, serta bahan korosif lain, refluks empedu atau

cairan pankreas.

2. Gastritis Kronik

Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna

atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.

pylory).

3. Gastritis bacterial

Gastritis bacterial yang disebut juga gastritis infektiosa, disebabkan

oleh refluks dari duodenum.

3. Etiologi

a. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid

kortikosteroid). Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan

iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi

drugs) dan kostikosteroid menghambat sintesis prostaglandin,

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

13

sehingga sekresi HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung

menjadi sangat asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.

b. Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.

c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat

menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta

pendarahan.

d. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan

kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi

HCL lambung.

e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,

salmonella, dan lain-lain.

f. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi

penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu

mengeradikasi infeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase

keberhasilannya sangat rendah.

g. Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan

Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien

immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,

biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,

mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasite.

Gastritis disebabkan oleh infeksi kuman Helicobacter pylory

dan pada awal infeksi mukosa lambung menunjukkan respons

inflamasi akut dan jika diabaikan dapat menjadi kronik. (Smeltzer,

2014)

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

14

4. Patofisiologi Gastritis

Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh

bakteri H. phylori, Obat obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid,

digitalis) dan Kafein. Obat-obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid,

digitalis) dapat mengganggu pembentukan sawat mukosa lambung,

sedangkan H. phylori akan melekat pada epitel lambung yang berakibat

menghancurkan lapisan mukosa lambung sehingga menurunkan barrier

lambung terhadap asam dan pepsin. Salah satu yang menyebabkan

inflamasi dalam waktu lama adalah kafein, kafein dapat menurunkan

produksi bikarbonat yang dapat berakibat menurunkan kemampuan

protektif terhadap asam. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks, 2014)

Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan

berakibat difusi kembali asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan

terjadi inflamasi dan erosi mukosa lambung. Inflamasi akan membuat

nyeri epigastrium akan memunculkan masalah Nyeri akut sehingga

menurunkan sensori untuk makan dan akan berakibat menjadi anoreksia.

Mual, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Muntah,

Kekurangan volume cairan, Erosi mukosa lambung akan menurunkan

tonus dan peristaltik lambung serta mukosa lambung kehilangan integritas

jaringan. Dari menurunnya tonus dan peristaltik lambung, maka akan

terjadi refluk isi duodenum kelambung yang akan menyebabkan mual,

serta dorongan ekspulsi isi lambung kemulut dan akhirnya muntah.

Dengan adanya anoreksia, mual dan muntah akan memunculkan masalah

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu

dengan adanya muntah, mukosa lambung kehilangan integritas jaringan

berakibat terjadinya perdarahan yang akan memunculkan masalah

Kekurangan volume cairan. (Joyce M.Black & Jane Hokanson Hawks,

2014).

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

15

5. Tanda dan gejala

Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) manifestasi

gastritis cukup bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul

pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada beberapa pasien,

gangguan ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi klinis

gastritis akut dan kronis hampir sama, yaitu diantaranya:

a. Manifestasi Klinis Gastritis Akut

Manifestasi klinis gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:

1) Anoreksia

2) Nyeri pada epigastrium

3) Mual dan muntah

4) Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena)

5) Anemia (tanda lebih lanjut)

b. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis

Manifestasi klinis gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:

1) Mengeluh nyeri ulu hati

2) Anoreksia

3) Nausea

Adapun tanda dan gejala gastritis menurut Wim de Jong (Wim de Jong

dikutip Amin & Hardhi, 2015):

a. Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan

terselubung maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa

lambung hyperemia dan udem, mungkin juga ditemukan erosi dan

perdarahan aktif.

b. Gastritis Kronik: kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih

berkaitan dengan komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung,

defisiensi zat besi, anemia pernisiosa, dan karsinoma lambung.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

16

6. Komplikasi Gastritis

Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) komplikasi

yang dapat terjadi pada penderita gastritis dibedakan berdasarkan

klasifikasi dari gastritis yaitu;

a. Komplikasi Pada Gastritis Akut

Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah pendarahan saluran

cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena, yang

berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat, sering

juga terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi.

b. Komplikasi Pada Gastritis Kronis

Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis adalah gangguan

penyerapan vitamin B12. Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12

ini, menyebabkan timbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan

zat besi, dan penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke

usus dua belas jari).

7. Penatalaksanaan gastritis

a. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis (Huda, A.,dan

Kusuma H. (2015))

1) Mengurangi Ansietas

a) Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau alkali.

b) Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama terapi

dan setelah asam atau basa yang tertelan telah dinetralisasi atau

diencerkan.

c) Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik

tambahan (endoskopi) atau pembedahan.

d) Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkap-

lengkapnya jelaskan semua prosedur dan terapi.

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

17

2) Meningkatkan Nutrisi yang Optimal

a) Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri ulu

hati, dan keletihan).

b) Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam atau

beberapa hari sampai gejala akut reda.

c) Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.

d) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang

menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan

dimasukkan.

e) Cegah konsumsi minuman berkafein.

f) Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti

merokok jika tepat.

3) Meningkatkan Keseimbangan cairan

a) Pantau asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya

dehidrasi (minimal asupan 1,5L/hari dan haluaran urine

30mL/jam).

b) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk mendeteksi

ketidakseimbangan cairan.

c) Waspadai indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardi,

hipotensi).

4) Meredakan Nyeri

a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman

ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung.

b) Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk

meredakan gastritis kronis.

c) Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui penggunaan

medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

18

b. Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan.

1) Gastritis Akut

Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung

dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur

sekresi asam lambung. Penatalaksanaan sebaiknya meliputi

pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan

terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat

menjadi penyebab, serta dengan pengobatan supportif. Pencegahan

dapat dilakukan dengan pemberian antasida. Pencegahan ini terutama

bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yang

berat. Untuk pengguna anti inflamasi nonsteroid pencegan terbaik

adalah dengan Misaprostol. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis

akut dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan asam

ataupun pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,

diperlukan cairan intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan

serupa dengan pada hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila

gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan jus karena adanya bahaya

perforasi.

2) Gastritis Kronik

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada

penyakit yang dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat

diberikan antibiotic untuk membatasi Helicobacter Pylory. Namun

demikian lesi tidak selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol

dan obat yang diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila

terjadi defisiensi besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka

penyakit ini harus diobati. Gastritis kronis diatasi dengan

memodifikasi diet dan meningkatkan istirahat serta memulai

farmakoterapi. Helicobacter Pylory dapat diatasi dengan antibiotik.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

19

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeeriksa adanya antibodi

H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien

pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu

tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga

dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan

lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan pernafasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien

terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.

c. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam

feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya

infeksi.

d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat

terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang

mungkin tidak terlihat dari sinar-x.

e. Rontgen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-

tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta

menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan

ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di

rontgen.

B. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait gastritis adalah

1. Kebutuhan Nutrisi

Gastritis biasanya diawali oleh frekuensi konsumsi makan dan minum

yang tidak teratur sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung

meningkat dan menyebabkan kekurangan nutrisi. Depdiknas

mendefinisikan pola makan sebagai suatu usaha atau cara seseorang untuk

makan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Sedangkan menurut

WHO pola makan yaitu suatu cara atau usaha yang dilakukan oleh

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

20

seseorang untuk makan guna memenuhi kebutuhan biologis dan fisiologis

tubuh terutama kebutuhan nutrisi tubuh. Pola makan yang baik dan teratur

merupakan salah satu dari penatalaksanaan gastritis dan juga merupakan

tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. Penyembuhan

gastritis membutuhkan pengaturan makanan/ nutrisi sebagai upaya untuk

memperbaiki kondisi pencernaan (Muttaqin, 2012).

a. Pengertian Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan

oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam

aktivitas tubuh. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012).

b. Faktor yang mempengaruhi nutrisi

1) Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat

disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi

kesalahan.

2) Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi

tinggi dapat mempengaruhi gizi seseorang.

3) Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap

makanan tertentu dapat mempengaruhi status gizi.

4) Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.

5) Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit, oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

21

yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi

keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi

perekonomian rendah.

6) Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah

dengan cepat hal ini sehubungan dengan factor pertumbuhan dan

perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun

energy basal relative konstan.

7) Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di

bandingkan dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0

kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

8) Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan

tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar

pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh

juga menjadi lebih besar.

9) Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia

(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek

samping obat.

10) Faktor psikologis serta stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan

persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang

kuat.Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak

orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging

menyimbulkan kekuatan).

11) Alkohol dan obat

Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi

kontribusi pada defisiensi nutrisi karena uang mungkin

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

22

dibelajakan untuk alcohol daripada makanan.Alcohol yang

berlebihan juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-

obatan yang menekan nafsu makan dapat menurunkan asupan zat

gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat gizi yang

tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

c. Macam-macam zat gizi

1) Karbohidrat

Adalah zat gizi yang berbentuk amilum.Penyekapan kabohidrat

yang dikonsumsi di temukan dalam 3 bentuk yaitu polisakarida,

disakarida, dan monosakarida. Disakarida dan monosakarida

mempunyai sifat muda larut didalam air, sehingga dapat diserap

melewati dinding usus atu mukosa usus mengikuti hukum difusi

osmosis yang tidak memerlukan tenaga dan langsung memasuki

pembulu darah, contohnya pada nasi.

2) Lemak

Penyerapan lemak dalam bentuk gliserol dan asam lemak. Gliserol

diserap secara pasif, sedangkan asam lemak, yang teremulasi ini

mampu di serap melewati dinding usus halus, tidak semua lemak

dapat di serap, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penyerapan

lemak dilakukan dengan cara aktif selektif, contohnya pada

daging.

3) Mineral

Mineral tidak membutuhkan pencernaan, mineral hadir dalam

bentuk tertentu sehingga tubuh mudah untuk memprosesnya,

contohnya pada bayam, kacang-kacangan (mengandung kalsium

(Ca)), ikan laut, kerang (mengandung zeng (Zn)).

4) Vitamin

Proses penyerapan vitamin dapat dilakukan dengan difusi

sederhana, vitamin yang larut dalam lemak keseluruh tubuh,

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

23

sedangkan vitamin yang larut dalam air mempunyai beberapa

variasi mekanisme transport aktif.contohnya pada: minyak ikan,

hati, ayam, wortel, bayam (mengandung vitamin A), keju, hati,

telur, kentang (mengandung vitamin B2), jeruk, mangga, tomat

(mengandung vitamin C).

d. Diet/anjuran gizi untuk penderita gastritis

Penatalaksanaan nutrisi yang tepat dan adekuat bagi penderita

gastritis akut merupakan hal yang harus diperhatikan. Keluarga

penderita gastristis harus memperhatikan adanya gejala mual, muntah

serta kelemahan pada penderita sehingga dapat memberikan dukungan

secara emosional kepada penderita. Pada kondisi gastritis akut,

penderita tidak diperbolehkan mengkonsumsi makanan dan minuman

selama beberapa jam sampai beberapa hari sampai gejala akut yang

dirasakan hilang. Pada keadaan tersebut terapi intravena diperlukan

dan monitor secara reguler.

Secara bertahap penderita diberikan makanan cair, lembek, dan

padat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi oral sehingga secara

bertahapakan menurunkan kebutuhan terhadap terapi intravena dan

meminimalkan iritasi mukosa lambung (Smeltzer & Bare 1996 dikutip

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012). Penderita tidak diperbolehkan

mengkonsumsi makanan atau minuman yang bersifat iritatif karena

akan menyebabkan iritasi mukosa lambung dan menghindari kafein

karena dapat menstimulasi sistem saraf pusat sehingga meningkatkan

aktivitas lambung dan sekresi pepsin (Smeltzer & Bare 1996. dikutip

Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012).

Adapun syarat-syarat diet bagi penderita gastritis adalah sebagai

berikut:

1) Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

24

2) Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk

menerimanya.

3) Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang

ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.

4) Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan

secara bertahap.

5) Cairan cukup, terutama bila ada muntah.

6) Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik

secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan dengan daya

terima perorangan).

7) Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak

dianjurkan minum susu terlalu banyak.

8) Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.

9) Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-

48 jam untuk memberi istirahat pada lambung (Almatsier 2012).

e. Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi pada

Penderita Gastritis

Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan

akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolism,

tanda klinis:

1) Berat badan 10-20% dibawah normal.

2) Tinggi badan dibawah ideal.

3) Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran

standar.

4) Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.

5) Adanya penurunan albumin serum.

6) Adanya penurunan transferrin

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

25

Kemungkinan penyebab (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2012):

1) Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna

kalori akibat penyakit infeksi atau kanker.

2) Disfagia karena adanya kelainan persarafan.

3) Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi

laktosa.

4) Nafsu makan menurun

Menurut R. Maryam, Siti dkk berdasarkan Hierarki Maslow:

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: Keadaan dimana seorang individu mempunyai masukan

nutrient yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolism.

Faktor yang berhubungan: Ketidakmampuan untuk memasukkan atau

mencerna makanan atau mengabsorpsi berkaitan dengan faktor

biologis, psikologis atau ekonomi, kurang informasi mengenai

kebutuhan individu.

Data yang mendukung:

DS: Pernyataan kurang minat terhadap makanan, enggan makan;

indera pengecapan berubah; nyeri perut kalau makan; tidak nafsu

makan.

DO: BB menurun; makan tidak habis; adanya lesi atau peradangan

pada rongga mulut; diare; tonus otot buruk; rambut rontok;

konjungtiva dan membrane mukosa pucat.

2. Kebutuhan aman dan nyaman: Nyeri

Nyeri adalah persaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan

hanya orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan

mengevaluasi perasaan tersebu (Long, 1996). Secara umum, nyeri dapat di

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

26

definisikan sebagai persaan tidak nyaman, baik mringan maupun berat

(Priharjo, 1992)

a. Fisiologi nyeri

1) Nosisepsi

Sistem saraf perifer terdiri atas saraf sensorik primer yang khusus

bertugas mendeteksi kerusakan jaringan dan membangkitkan

sensasi sentuhan, panas, dingin, nyeri, dan tekanan. Reseptor yang

bertugas merambatkan sensasi nyeri disebut nosiseptor. Proses

tersebut terdiri atas empat fase.

2) Transduksi

Pada fase transduksi, stimulus atau rangsangan yang

membahayakan (mis: bahan kimia, suhu, listrik atau mekanis)

memicu pelepasan mediator biokimia (mis: prostaglandin,

bradikinin, histamin, substansi P) yang mensensitisasi nosiseptor.

3) Transmisi.

Fase transmisi nyeri terdiri atas tiga bagian. Pada bagian pertama,

nyeri merambat dari serabut saraf prifer ke medulla spinalis.

4) Persepsi

Pada fase ini, inidividu mulai menyadari adanya nyeri. Tampaknya

persepsi nyeri tersebu terjadi di struktur korteks sehingga

memungkinkan munculnya berbagai setrategi perilaku-kognitif

untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif nyeri

(McCaffery & Pasero, 1999).

5) Modulasi

Fase ini disebut juga “sistem desenden.” Pada fase ini, neuron

dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke medula

spinalis. Serabut desenden tersebut melepaskan substansi seperi

opioid, serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls

asenden yang membahayakan di bagian dorsal medula spinalis.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

27

6) Teori Gate Control

Banyak teori yang menjelaskan fisiologi nyeri, namun yang paling

sederhana adalah teori Gate Control yang dikemukakan oleh

Melzack dan Well (1965). Dalam teorinya, kedua orang ahli ini

menjelaskan bahwa substansi gelatinosa (SG) pada medula spinalis

bekerja layaknya pintu gerbang yang memungkinkan atau

menghalangi masuknya impuls nyeri menuju otak.

b. Jenis nyeri

Ada tiga klasifikasi nyeri:

1) Nyeri perifer

Nyeri ini ada tiga macam: (1) nyeri superfisial, yakni rasa nyeri

muncul akibat rangsangan pada kulit dan mukosa; (2) nyeri viseral,

yakni rasa nyeri yang muncul akibat stimulasi pada reseptor nyeri

di rongga abdomen, kranium, dan toraks; (3) nyeri ahli, yakni

nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh dari jaringan

penyebab nyeri.

2) Nyeri sentral

Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medula spinalis, batang

otak, dan talamus.

3) Nyeri psikogenik

Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya. Dengan kata lain,

nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita sendiri. Seringkali,

nyeri ini muncul karena faktor psikologis, bukan fisiologis.

c. Bentuk nyeri

Secara umum, bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis.

1) Nyeri Akut

Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.

Awitan gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi

nyeri sudah diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

28

tegangan otot dan kecemasan yang keduanya meningkatkan

persepsi nyeri.

2) Nyeri Kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri bisa

diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya

tidak dapat disembuhkan. Selain itu, penginderaan nyeri menjadi

lebih dalam sehingga penderita sukar untuk menunjukan lokasinya.

Dampak dari nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah

tersinggung dan sering mengalami insomnia. Akibatnya, mereka

menjadi kurang perhatian, sering merasa putus asa, dan terisolir

dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis biasanya hilang timbul

dalam periode waktu tertentu. Ada kalanya penderita terbebas dari

rasa nyeri (mis, sakit kepala migran).

d. Faktor yang mempengaruhi nyeri

1) Etnik dan nilai budaya

Latar belakang etnik dan budaya merupakan faktor yang

memengaruhi reaksi terhadap nyeri dan ekspresi nyeri. Sebagai

contoh, individu dari budaya tertentu cenderung ekspresif dalam

mengungkapkan nyeri, sedangkan individu dari budaya lain justru

lebih memilih menahan perasaan mereka dan tidak ingin

merepotkan orang lain.

2) Tahap perkembangan

Usia dan tahap perkembangan seseorang merupakan variable

penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap

nyeri. Dalam hal ini, anak-anak cenderung kurang mampu

mengungkapkan nyeri yang mereka rasakan dibandingkan orang

dewasa, dan kondisi ini dapat menghambat penanganan nyeri

untuk mereka. Di sisi lain, prevalensi nyeri pada individu lansia

lebih tinggi karena penyakit akut atau kronis yang mereka derita.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

29

Walaupun ambang batas nyeri tidak berubah karena penuaan,

tetapi efek analgesik yang diberikan menurun karena perubahan

fisiologis yang terjadi.

3) Lingkungan dan individu pendukung

Lingkungan yang asing, tingkat kebisingan yang tinggi,

pencahayaan, dan aktivitas yang tinggi di lingkungan tersebut

dapat memperberatkan nyeri. Selain itu, dukungan dari keluarga

dan orang terdekat menjadi salah satu faktor penting yang

memengaruhi persepsi nyeri individu. Sebagai contoh, individu

yang sendirian, tanpa keluarga atau teman-teman yang

mendukungnya, cenderung merasakan nyeri yang lebih berat

dibandingkan mereka yang mendapat dukungan dari keluarga dan

orang-orang terdekat.

4) Pengalaman nyeri sebelumnya

Pengalaman masa lalu juga berpengaruh terhadap persepsi

nyeri individu dan kepekaannya terhadap nyeri. Individu yang

pernah mengalami nyeri atau menyaksikan penderitaan orang

terdekatnya saat mengalami nyeri cenderung merasa terancam

dengan peristiwa nyeri yang akan terjadi dibandingkan individu

lain yang belum pernah mengalaminya. Selain itu, keberhasilan

atau kegagalan metode penanganan nyeri sebelumnya juga

berpengaruh terhadap harapan individu terhadap penanganan nyeri

saat ini.

5) Ansietas dan steress

Ansietas sering kali menyertai peristiwa nyeri yang terjadi.

Ancaman yang tidak jelas asalnya dan tidak ketidakmampuan

mengontrol nyeri atau peristiwa di sekelilingnya dapat

memperberat persepsi nyeri. Sebaliknya, individu yang percaya

bahwa meraka mampu mengontrol nyeri yang meraka rasakan

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

30

akan mengalami penurunan rasa takut dan kecemasan yang akan

menurunkan persepsi nyeri mereka.

e. Cara mengukur intensitas nyeri

Hayward (1975) mengembangkan sebuah alat ukur nyeri

(painomenter) dengan skala longitudinal yang pada salah satu

ujungnya tercantum nilai 0 (untuk keadaan tanpa nyeri) dan ujung

lainnya naialai 10 (untuk kondisi nyeri paling hebat). Untuk

mengukurnya, penderita memilih salah satu bilangan yang menurutnya

paling menggambarkan pengalaman nyeri yang terakhir kali dirasakan,

dan nilai ini dapat dicatat pada sebuah sebuah grafik yang dibuat

menurut waktu. Intensitas nyeri ini sifatnya subjektif dan dipengaruhi

oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, konsentrasi, jumlah

distraksi, tingkat aktivitas, dan harapan keluarga. Insensitas nyeri

dapat dijabarkan dalam sebuah skala nyeri dengan beberapa kategori.

Skala nyeri menurut Hayward

Skala Keterangan

0

1-3

4-6

7-9

10

Tidak nyeri

Nyeri ringan

Nyeri sedang

Sangat nyeri, tetapi masih dapat dikontrol dengan aktivitas

yang biasa dilakukan

Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

31

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Konsep keluarga

a. Pengertian keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di

satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Menurut Departemen

Kesehatan RI, 1988 dikutip Sudiharto.S.kp M.Kes, 2007). Keluarga

adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan

perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual

dan materiil yang layak, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,

memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota

keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Menurut BKKBN,

1999 dikutip Sudiharto. S.kp, M.Kes, 2007).

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.

(Menurut WHO, 1969 dikutip Setiadi, 2008). Keluarga adalah unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami istri

dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (Menurut

UUD No.10 tahun 1992 dikutip Setiadi, 2008).

Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan

oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan

dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari individu-indivu

yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling

ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Menurut Friedman,

1998 dikutip Ns.Komang Ayu Henny Achjar, SKM, MKep, SpKom,

2010).

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

32

Keluarga merupakan salah satu elemen terkecil dari

masyarakat. Keberadaan keluarga di masyarakat menentukan

perkembangan masyarakat. (Stanhope & Lancaster, 1996 dikutip Ns.

Tantut Susanto, M.Kep. Sp.Kep.Kom). Keluarga menjadi tempat

sentral bagi pertumbuhan dan perkembangan individu, sehingga

keluarga menjadi salah satu aspek terpenting dari keperawatan.

Keluarga bersama dengan individu, kelompok dan komunitas adalah

klien atau resipien keperawatan (Menurut Friedman,Bowden & Jones,

2003 dikutip Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom).

Jadi kesimpulannya keluarga adalah dua orang atau lebih yang

tinggal bersama dalam satu atap (serumah) karena hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi yang memiliki ikatan emosional dan memiliki

peran masing-masing dalam keluarga.

b. Jenis/Tipe keluarga

Menurut Friedman, Bowden, & Jones, 2003 dikutip Ns. Tantut

Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom, 2012 tipe/jenis keluarga terbagi atas :

1) Tipe Tradisional

Tipe tradisional ini terdiri dari beberapa jenis yaitu:

a) The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan

anak.

b) The dyad family

The dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan

istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga usila

Keluarga usila adalah keluarga yang terdiri terdiri dari suami

dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan

diri.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

33

d) The childless family

The childless family adalah keluarga tanpa anak karena

terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat

waktunya yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan

yang terjadi pada wanita.

e) The extended family

The extended family adalah keluarga terdiri dari tiga generasi

yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family

disertai paman, tante, orangtua (kakek-nenek), keponakan.

f) The single-parent family

Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan

anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian,

kematian, atau karena ditinggalkan.

g) Commuter family

Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu

kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja

di luar kota bisa berkumpul dengan anggota keluarga pada saat

“weekends”atau pada waktu-waktu tertentu.

h) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin- network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau

saling bedekatan dan saling menggunakan barang-barang dan

pelayanan yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televisi,

telepon, dan lain-lain.

j) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali

dan membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari

perkawinan sebelumnya.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

34

k) The single adult living alones/single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri

karena pilihannya atau perpisahan (sepasih) seperti: perceraian

atau ditinggal mati.

2) Tipe Non Tradisional

Tipe non tradisional ini terbagi menjadi beberapa tipe yaitu:

a) The unmarried teenage mother

Adalah keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu)

dengan anak dari hubungan tanpa nikah

b) The stepparent family

Adalah keluarga dengan orangtua tiri

c) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,

sosialisasi anak dengan melalui aktivitas

kelompok/membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family

Adalah keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan

tanpa pernikahan.

e) Gay and lesbian family

Adalah seseorang yang mempunyai persamaan seks dan hidup

bersama sebagaimana “marital partners”

f) Cohabitating family

Adalah orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan

perkawinan karena beberapa alasan tertentu.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

35

g) Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah

tangga bersama, yang saling merasa menikah satu sama lain,

berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anaknya.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-

barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan

keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orangtua

anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga aslinya.

j) Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda

yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai

perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal

dalam kehidupannya.

Sedangkan menurut Carter & Mc Goldrick, 1988 dalam Setiawati &

Dermawan , 2005 membagi tipe keluarga berdasarkan:

1) Keluarga berantai (sereal family)

Keluarga berantai adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria

yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga

inti.

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

36

2) Keluarga berkomposisi

Keluarga berkomposisi adalah keluarga yang perkawinannya

berpoligami dan hidup secara bersama-sama.

3) Keluarga kabitas

Keluarga kabitas adalah keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.

c. Struktur keluarga

Keluarga adalah suatu sistem terbuka yang terdiri dari

beberapa komponen/subsistem yang selalu berinteraksi degan

lingkungan eksternal maupun internal. Struktur keluarga adalah

pengetahuan tentang cara keluarga mengorganisasikan subsistem yang

ada pada keluarga serta bagaimana komponen-komponen keluarga

tersebut berhubungan. Dimensi dasar struktur keluarga terdiri dari;

pola dan proses komunikasi, struktur kekuatan/kekuasaan, struktur

peran, serta struktur nilai keluarga. Keempat elemen ini memiliki

interrelast dan saling bergantung satu sama lain. Struktur ini akan

dievaluasi untuk mengetahui bagaimana keluarga mampu

melaksanakan fungsinya.

Struktur keluarga menggambarka bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Menurut Friedman, Bowden, & Jones,

2003 dikutip Ns. Tantut Susanto, M.Kep, Sp.Kep.Kom, 2012 struktur

keluarga dibagi menjadi empat elemen yaitu:

1) Pola Komunikasi Keluarga

2) Pola Peran Keluarga

3) Pola Norma dan Nilai Keluarga

4) Pola Kekuatan Keluarga

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

37

d. Peran keluarga

Peran meujuk kepada beberapa set perilaku yang kurag lebih bersifat

homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari

seorang okupan dalam situasi sosial tertentu. Peran didasarkan pada

preskripsi dan harapan pera yang menerangkan apa yang individu-

individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat

memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain

menyangkut peran-peran tersebut (Nye, 1976). Menurut Andreson

Carter, ciri-ciri peran adalah: 1). Terorganisasi, yaitu adanya interaksi

dan interdenden, 2). Terdapat keterbatasan dalam menjalankan tugas

dan fungsi, 3). Terdapat perbedaan dan kekhususan.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing, antara lain

adalah:

1) Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa

aman bagi anggota keluarga dan juga sebagai anggota

masyarakat kelompok sosial tertentu.

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik

anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat

kelompok sosial tertentu.

3) Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

38

e. Tahap perkembangan keluarga

Sebagaimana tertulis dalam buku suprajitmo 2008 menurut: Duvall

(1985) keluarga dibagi menjadi delapan tahap perkembangan yaitu:

1. Keluarga baru (berganning family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain:

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Menetapkan tujuan bersama

c. Membina hubungan dengan keluarga lain teman dan

kelompok social

d. Mendiskusikan rencanamemiliki anak atau KB

e. Persiapan menjadi orangtua

f. Memahami prenatal care (pengertian, persalinan, dan

menjadi orangtua).

2. Keluarga dengan anak pertama <30 bulan

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan tahap ini

antara lain adalah:

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,

seksual dan kegiatan)

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan

c. Membagi peran dan tanggung jawab

d. Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak

e. Konseling KB postpartum 6 minggu

f. Menata ruang untuk anak

g. Biaya/dana child bearing

h. Memfasilitasi rol learing anggota keluarga

i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

39

3. Keluarga dengan anak prasekolah

Tugas perkembangan adalah menyelesaikan pada kebutuhan

pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang proses

belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran

berikutnya.

a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga

b. Membantu anak bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak baru lahir

d. Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga

e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak

f. Pembagian tanggung jawab

g. Merencanakan kegiatan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak.

4. Keluarga dan anak dengan usia sekolah (6-13th)

Tugas perkembangan keluarga

a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,

sekolah, dan lingkungan lebih luas.

b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual

c. Menyediakan aktifitas untuk anak.

d. Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikuti

sertakan anak.

e. Memenuhi dan kesehatan anggota keluarga .

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20th) tugas perkembangan

keluarga pada saat ini adalah :

a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan

yang seimbang dan tanggung jawab mengingat remaja

adalah seorang yang dewasa mulai memiliki otonomi.

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

40

b. Memelihara komunikasi terbuka.

c. Memelihara hubungan intim keluarga

d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan

anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh

kembang anggota keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa (anak 1 meninggalkan rumah)

a. Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk

hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya menata

kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam keluarga

berperan sebagai suami,istri, kakek,nenek.

b. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

c. Memelihara keluarga intim dalam keluarga

d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan

anggota keluarga baru dimasyarakat

e. Mempersiapkan anak hidup mandiri dan menerima kepergian

anak.

f. Menata kembali fasilitas sumber yang ada pada keluarga.

g. Berperan suami istri kakek nenek

h. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh

bagi anak- anaknya.

7. Keluarga usia pertengahan (midle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah:

a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

mengelolah minat sosial dan waktu santai.

b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

c. Keakrapan dengan pasangan

d. Memelihara hubungan/kontrak dengan anak keluarga.

e. Persiapan masa tua atau pensiun

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

41

8. Keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah:

a. Penyelesaian tahap masa pensiun dengan cara merubah

cara hidup

b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

kematian.

c. Mempertahankan keakrapan pasangan dan saling merawat

d. Melakukan life review masalah lalu

f. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarhga.

Terdapat bebrapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998); Setiawan

& Dermawan (2005) yaitu:

1) Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi

kebutuhan pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga.

Merupakan respon dari keluarga terhadap kondisi dan situasi

yang dialami tiap anggota keluarga baik senang maupun sedih,

dengan melihat bagaimana cara keluarga mengeksperikan

kasih sayang.

2) Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi tercermin dalam melakukan pembinaan

sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan orma yang diyakini

anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh

pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana

keluarga produktif terhadap sosial dan bagaimanakeluarga

memperkenalkan anak dengan dunia luar dengan belajar

disipli, mengenal budaya dan norma melalui hubugan interaksi

dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

42

3) Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi

keluaraga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh

anggota keluarga seta menjami pemenuhan kebutuhan

perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara

memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali

kondisi sakit tiap anggota keluarga.

4) Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti

sandang, pangan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan

sumber dana keluarga. Mencari sumber penghasilan guna

memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penghasilan

keluarga, meabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi Biologis

Fungsi biologis, bukan hanya ditunjukan untuk meneruskan

keturunan tetapi untuk memlihara dan membesarkan anak

untuk kelanjutan generasi selanjutnya.

6) Fungsi Psikologis

Fungsi psikologis, terlihat bagaimana keluarga memberikan

kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diatara

anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota

keluarga dan memberikan identitas keluarga.

7) Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka

memberikan pengetahuan, keterampilan, membentuk perilaku

anak, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, medidik

anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya.

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

43

2. Konsep Proses Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian keluarga

Pengkajian adalah suatu tahapan di mana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya. Agar di peroleh data pengkajian yang akurat dan

sesuaidengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan

bahasa yang mudah dimegerti yaitu bahasa yang digunakan dalam

aktivitas keluarga sehari-hari.

Hal yang perlu dikaji sesuai dengan teori pengkajian keluarga

Friedman:

Pengkajian Tahap I

Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan,

mengingat pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk

mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga. (Setiawati Santun,

2008). Pengkajian asuhan keperawatan keluarga menurut teori/model

Family Centre Nursing Friedman, meliputi 8 komponen pengkajian

yaitu:

1) Data Umum

a) Identitas kepala keluarga

(1) Nama Kepala Keluarga (KK) :

(2) Umur (KK) :

(3) Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) :

(4) Pendidikan Kepala Keluarga (KK) :

(5) Alamat dan nomor telepon :

b) Komposisi anggota keluarga

Nam

a

Umu

r

Se

x

Hubunga

n dengan

KK

Pendidika

n

Pekerjaa

n

Keteranga

n

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

44

c) Genogram

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus

tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan

gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol

berbeda (Menurut Friedman, 1998 dikutip Setiawati

Santun, 2008) seperti:

Laki-laki:

Perempuan:

Meninggal dunia:

Tinggal serumah: ……………………………

Pasien yang diidentifikasi:

Kawin:

Cerai:

Anak adopsi:

Anak kembar

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

45

Aborsi/keguguran:

d) Tipe keluarga

e) Suku bangsa

(1) Asal suku bangsa keluarga

(2) Bahasa yang dipakai keluarga

(3) Kebiasaaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat

mempengaruhi kesehatan

f) Agama

(1) Agama yang dianut keluarga

(2) Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan

g) Status sosial ekonomi keluarga

(1) Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga

(2) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan

(3) Tabungan khusus kesehatan

(4) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,

transportasi)

h) Aktifitas rekreasi keluarga

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan

anak tertua)

b) Tahap perkambangan keluarga yang belum terpenuhi

c) Riwayat keluarga inti

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

46

(1) Riwayat terbentuknya keluarga inti.

(2) Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya

penyakit menular atau penyakit menular di keluarga)

3) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri)

(1) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular

dikeluarga.

(2) Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi

kesehatan

(3) Lingkungan

a) Karakteristik rumah:

(1) Ukuran rumah (luas rumah)

(2) Kondisi dalam dan luar rumah

(3) Kebersihan rumah

(4) Ventilasi rumah

(5) Saluran pembuangan air limbah (SPAL)

(6) Air bersih

(7) Pengelolaan sampah

(8) Kepemilikan rumah

(9) Kamar mandi/wc

(10) Denah rumah

b) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal:

(1) Apakah ingin tinggal dengan satu suku saja

(2) Aturan dan kesepakatan penduduk setempat

(3) Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan

c) Mobilitas geografis keluarga

(1) Apakah keluarga sering pindah rumah

(2) Dampak pindah rumah terhadap kondisi keluarga

(apakah menyebabkan stress)

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

47

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

e) Perkumpulan/organisasi social yang diikuti oleh anggota

keluarga.

f) Sistem pendukung keluarga

g) Termasuk siapa saja yang terlibat bila keluarga mengalami

masalah

4) Struktur keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

(1) Cara dan jenis komunikasi yang dilakukan keluarga

(2) Cara keluarga memecahkan masalah

b) Struktur kekuatan keluarga

(1) Respon keluarga bila ada anggota keluarga yang

mengalami masalah

(2) Power yang dilakukan keluarga

c) Struktur peran (formal dan informal)

Peran seluruh anggota keluarga

d) Nilai dan norma keluarga

5) Fungsi keluarga

a) Fungsi afektif

(1) Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan

kasih sayang

(2) Perasaan saling memiliki

(3) Dukungan terhadap anggota keluarga

(4) Saling menghargai, kehangatan

b) Fungsi sosialisasi

(1) Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan

dunia luar

(2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

48

c) Fungsi perawatan kesehatan

(1) Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga

(bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana

prevensi/promosi).

(2) Bila ditemui data maladaptif, langsung lakukan

penjajakan tahap II (berdasar tugas keluarga seperti

Bagaimana keluarga mengenal masalah, Mengambil

keputusan, Merawat anggota keluarga, Memodifikasi

lingkungan dan Memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan).

6) Stress dan koping keluarga

a) Stressor jangkan panjang dan stressor jangka pendek serta

kekuatan keluarga

b) Respon keluarga terhadap stress

c) Strategi koping keluarga

d) Strategi adaptasi yang disfungsional: Adakah cara keluarga

mengatasi masalah secara maladaptive

7) Pemeriksaan fisik (head to toe)

a) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukanP

b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota

keluarga

c) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital sign, rambut,, kepala,

mata mulut, THT, Leher, Thorax, abdomen, ekstermitas

atas dan bawah, sistem genitalia.

d) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik.

8) Harapan keluarga

a) Terhadap masalah kesehatan keluarga

b) Terhadap petugas kesehatan yang ada

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

49

Pengkajian tahap II

1) Pengkajian terkait kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan keluarga, meliputi:

a) Persepsi terhadap keparahan penyakit

b) Pengertian penyakit

c) Tanda dan gejala penyakit

d) Faktor penyebab

e) Persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Pengkajian terkait kemampuan keluarga mengambil keputusan,

meliputi:

a) Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah

b) Masalah dirasakan keluarga

c) Bagaimana keluarga mengambil keputusan terhadap keluarga

yang sakit

3) Pengkajian terkait kemampuan keluarga keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, meliputi:

a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakut

b) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga

d) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

4) Pengkajian terkait kemampuan keluarga keluarga memelihara

lingkungan, meliputi:

a) Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan

b) Pentingnya hygiene sanitasi

c) Upaya pencegahan penyakit.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

50

5) Pengkajian terkait kemampuan keluarga menggunaan fasilitas

keluarga, meliputi:

a) Keberadaan fasilitas kesehatan

b) Keuntungan yang didapat

c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

d) Pengalaman keluarga yang kurang baik

e) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisis

data dari hasil pengkajian keluarga, dimana diagnosis yang diangkat

berdasarkan masalah-masalah pada fungsi-fungsi keluarga (afektif,

sosial, fungsi perawatan kesehatan), masalah pada struktur keluarga

(komunikasi, peran, kekuatan), masalah pada linkungan keluarga

(perumahan, resiko cedera, resiko penularan penyakit) dan masalah

koping keluarga (tidak efektif, tidak mampu).

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai

respons individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah

kesehatan/proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa

keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi

keperawatan untuk mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab

perawat. Menentukan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan

cara wawanca, pengamatan langsung dan pengukuran dengan

menunjukkan status kesehatan mualai dari potensial, resiko tinggi,

sampai masalah aktual.

Selain diagnosa dari NANDA yang berorientasi pada keluarga,

terdapat empat masalah atau keterbatasan yang nampak jelas dari

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

51

penggunaan diagnosa NANDA dalam praktik keperawatan. Empat

keterbatasan tersebut adalah:

1) Diagnosa-diagnosa tersebut tidak bersifat teoritis, yang mana bisa

jadi merupakan kekuatan dan kelemahan, tergantung pada sudut

pandang seseorang.

2) Sebagian besar keperawatan yang berorientasi pada keluarga

bersifat sangat luas dan tidak cukup untuk mengarahkan intervensi.

Akan tetapi, dengan menspesifikan tanda dan gejala dari masalah

atau faktor etiologi atau penyebab, keterbatasan ini dapat dicegah .

3) Diagnosa-diagnosa tersebut lebih berorientasi pada penyakit

gastritis

a) Gangguan rasa nyaman nyeri

b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

c) Intoleransi aktifitas

d) Ansietas

Adapaun langkah-langkah dalam menentukan diagnosa adalah

dengan cara melalui tahapan:

a. Analisa data

Analisa data dilakukan setelah pengkajian, selanjutnya data dianalisa

untuk dapat dilakukan perumusan diagnosa keperawatan.

Tahapan analisa data adalah:

1) Validasi data

2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan

spiritual.

3) Membandingkan dengan standart.

4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

52

b. Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan dapat diarahkan kepada sasaran

individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan keluarga

meliputi problem, etiologi dan sign/simptom.

1) Masalah (Problem)

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA 1995,

yang dikutip oleh Setiadi 2008 adalah sebagai berikut :

a) Masalah keperawatan actual

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang

jelas mendukung bahwa masalah benar-benar terjadi:

(1) Nyeri akut

(2) Hambatan mobilitas

(3) Intoleransi aktifitas

(4) Gangguan pola tidur

b) Masalah keperawatan resiko tinggi

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarahkan

pada timbulnya masalah kesehatan bisa tidak segera ditangani

seperti :

(1) Resiko cedera

(2) Resiko defisit perawatan diri

(3) Resiko injuri

c) Masalah keperawatan potensial atau sejahtera

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin meningkat

lebih optimal seperti:

(1) Potensial peningkatnya pemeliharaan kesehatan

(2) Potensial peningkatan proses keluarga

(3) Potensial meningkatkan koping keluarga

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

53

2) Menetapkan etiologi

Menentukan penyebab atau etiologi dalam perumusan diagnosa

keperawatan dengan model single diagnosis diangkat dari lima tugas

keluarga antara lain:

a) Ketidakmampuan keluarga mengenal mengenal msalah kesehatan

b) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

c) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

d) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

e) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada.

Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga,

selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan

bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang

dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga seperti pada

tabel.

Kriteria Bobot Skor Pembenaran

Sifat masalah

Skala:

Potensial= 1

Resiko= 2

Aktual= 3

1

Kemungkinan masalah

untuk diubah

Skala:

Mudah= 2

Sebagian= 1

Tidak dapat = 0

2

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

54

Potensial masalah untuk

dicegah

Skala:

Tinggi= 3

Cukup= 2

Rendah= 1

1

Menonjolnya masalah:

Skala:

Segera ditangani = 2

Masalah ada tapi tidak perlu

=1

Masalah tidak dirasakan =0

1

a. Sifat masalah

Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi, baru

menunjukkan tanda dan gejala atau bahkan kondisi sehat.

b. Kemungkinan masalah untuk diubah

Pembenaran mengacu pada: masalah, sumber daya keluarga, sumber daya

perawat, dan sumber daya lingkungan.

c. Potensial masalah untuk dicegah

Pembenaran mengacu pada: berat ringannya masalah, jangka waktu

terjadinya masalah, tindakan yang akan dilakukan, kelompok tinggi yang

bisa dicegah.

d. Menonjolnya masalah

Pembenaran mengacu kepada: persepsi terhadap masalah

Skor atau angka tertinggi dikalikan bobot

Skor X BOBOT

Angka tertinggi

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

55

Jumlah skor

Skor tertinggi yang jadi masalah prioritas

c. Perencanaan keperawatan

1) Penyusunan tujuan

Pertama-tama perencanaan meliputi perumusan tujuan yang

berotientasi pada klien. Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri

atas kemungkinan sumber-sumber keluarga dalam perawatan

mandiri. Menggambarkan pendekatan- pendekatan alternatif dalam

pemecahan masalah. Menyeleksi intervensi-intervensi keperawatan

dan bersifat spesifik.Penyusunan tujuan bersama keluarga menjadi

penentu perencanaan yang efektif, hal ini sangat beralasan karena

diharapkan pada akhirnya klien mempuyai tanggung jawab akhir

dalam pemecahan masalah dan mengatur hidup mereka sendiri,

selain itu juga menghormati keyakinan keluarga. Penyusunan tujuan

bersama dengan keluarga akan lebih efektif. Alasan yang

mendasarinya adalah:

a) Proses penyusunan tujuan bersama memiliki efek positif terhadap

interaksi dengan keluarga

b) Orang nampaknya akan menentang bila diberitahu apa yang harus

dilakukan, tetapi akan bekerja bila memilih tujuan mereka

sendiri,

c) Orang akan membuat keputusan cenderung akan bertanggung

jawab terhadap keputusannya tersebut.

Ada beberapa tingkat tujuan. Tujuan dapat disusun dalam jangka

pendek (khusus) dan jangka panjang (umum). Tingkatan ini

digunakan untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan

sendiri oleh keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada

tim keperawatan atau kolektif. Tujuan khusus/jangka pendek

sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat dimotivasi/memberi

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

56

kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan sedang dalam

proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan jangka

panjang/umum. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan

akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharpkan

oleh keluarga agar dapat tercapai.(Carpeniton, 1998, dikutip

Setiadi 2008)

2) Merencanakan tindakan keperawatan

Adalah menyusun alternatif-alternatif dan mengidentifikasi sumber-

sumber kekuatan dari keluarga yang digunakan untuk menyelesaikan

masalah dalam keluarga. Perawat perlu mengkaji:

a) Apakah pendekatan-pendekatan yang diajukan akan

menyebabkan meningkatnya ketergantungan atau kemandirian

pada pihak keluarga?

b) Apakah tindakan ini berada dalam informasi dan tingkat

keterampilan anggota keluarga atau berada dalam sumber-sumber

yang mereka miliki?

c) Apakah tindakan ini akan menurunkan atau memperkokoh

kemampuasn koping keluarga?

d) Apakah keluarga dan/atau para anggotanya memiliki komitmen

dan mnotivasi yang memadai sehingga memegang teguh

perencanaan tersebut?

e) Apakah ada sumber-sumber memadai untuk melaksanakan

perencanaan tersebut ?

Karena keluarga mempunyai hak dan taggung jawab untuk

membuat keputusanya sendiri maka keluarga dapat memilih

tindakan yang sudah terinformasi. Keluarga berhak untuk

mengetahui konsekuensi dari masing-masing tindakan sehingga

dapat membuat keputusan yang masuk akal. Perawat juga dapat

menolak pilihan tindakan yang diputuskan keluarga bila

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

57

bertentangan dengan konsep kesehatan. Perawat dapat meminta

bantuan orang lain yang mempunyai pengalaman terhadap

masalah yang sama untuk memberikan gambaran kepada

keluarga.(Setiadi,2008).

d. Pelaksanaan keperawatan

Tahap pelaksanaan intervensi ini diawali dengan peyelesaian

perencanaan perawatan. Implementasi dapat dilakukan oleh banyak

orang; klien(individu atau keluarga), perawat, dan anggota tim

perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain

dala jaringan kerja sosial keluarga. Adapun faktor penyulit dari

keluarga yang dapat menghambat minat keluarga untuk bekerjasama

melakukan tindakan kesehatan antara lain:

1) Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau

mendapatkan informasi yang salah.

2) Keluarga mendapatkan informasi yang tidak lengkap, sehingga

mereka melihat masalah sebagian.

3) Keluarga tidak dapat mengaitkan antara informasi yang diterima

dengan situasi yang dihadapi.

4) Keluarga tidak mau menghadapi situasi

5) Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau

sosial.

6) Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau

petugas kaku dan kurang fleksibel

7) Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau

menggunakan macam-macam teknik dalam mengatasi masalah

yang rumit.

8) Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian terhadap

faktor sosial buaday. (Setiadi, 2008)

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

58

e. Evaluasi keperawatan

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-

intervensi yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya.

Keefektifan ditentukan degan melihat respons keluarga dan hasil

(bagaimana keluarga memberika respons), bukan intervensi-intervensi

yang diimplementasikan. Dengan kata lain, evaluasi merupakan

tahapan penilaian untuk membandingkan kesehatan keluarga dengan

tujuan yang telah ditetapkan oleh perawat.

Evaluasi merupakan proses kesinambungan yang terjadi setiap

kali seorang perawat memperbarui rencana asuhan keperawatan.

Sebelum perencanaan dikembangkan dan dimodifikasi, perawat

bersama keluarga perlu melihat tindakan-tindakan keperawatan

tertentu, apakah tindakan perawatan tersebut benar-benar membantu.

1) Mengukur pencapaian tujuan keluarga

Faktor yang perlu dievaluasi dalam asuhan keperawatan keluarga

bisa meliputi beberapa ranah, meliputi:

a) Ranah kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada ranah kognitif ini menitiktekankan pada

pengetahuan dan pemahaman keluarga tentang

masalahnya,misalnya: (pengetahuan, pengobatan, perilaku

pencegahan, upaya meminimalkan komplikasi, dsb)

b) Ranah afektif (emosional)

Hal ini bisa dilihat ketika perawat melakukan wawancara

dengan klien. Dalam hal ini perawat bisa mengamati ekspresi

wajah, nada suara, isi pesan yang disampaikan.

c) Ranah psikomotor

Dapat dilakukan dengan melihat bagaimana keluarga

melakukan tindakan yang sudah direncanakan, apakah sesuai

atau sebaliknya tidak sesuai dengan harapan.

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

59

2) Penentuan Keputusan dalam Evaluasi

Terdapat 3 (tiga) kemungkinan keputusan pada tahap evaluasi ini,

yaitu:

a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan

sehingga rencana mungkin dihentikan

b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan

sehingga diperlukan penambahan waktu, resources, dan

intervensi sebelum tujuan berhasil

c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan

sehingga perlu:

(1) Mengkaji ulang masalah atau respons yang lebih akurat

(2) Membuat outcome yang baru, mungkin outcome yang

pertama tidak realistis

(3) Evaluasi intervensi keperawatan dalam hal ketepatan untuk

mencapai tujuan.

Menurut (Setiadi, 2008) evaluasi terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

a. Evaluasi proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan, evaluasi yang dilakukan selama

kegiatan berlangsung.

b. Evaluasi hasil

Evaluasi yang dibandingkan antara tujuan yang akan dicapai dan

merupakan hasil dari asuhan keperawatan. Evaluasi sesuai dengan

SOAP.

S : ungkapan subjektif dari pasien atau keluarga

O : hal-hal yang diterima secara objektif

A : analisa dengan mengacu pada tujuan

P : perencanaan yang akan datang

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

60

BAB III

TIJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menjelaskan laporan kasus Pemenuhan

Kebutuhan Dasar pada keluarga Tn.A khususnya pada Ny.Y dengan masalah

gastritis yang berada di wilayah Utan Panjang Rt 010 Rw 02 Kel: Utan Panjang

Kec: Kemayoran Jakarta Pusat. Kegiatan dilaksanakan selama 2 minggu mulai

tanggal 3 April 2017- 16 April 2017 dengan melakukan kunjungan rumah

sebanyak 10 kali pertemuan melalui pendekatan proses keperawatan dengan

langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian, analisa data dan perumusan

masalah keperawatan, priorotas diagnose keperawatan dengan teknik skoring,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

A. Pengkajian keperawatan

I. Data Umum

1.Nama KK : Tn. A

2.Usia : 50 tahun

3.Pendidikan : SMA

4.Pekerjaan : Satpam

5.Alamat : Jl. Utan panjang Rt 10 rw 02 kelurahan utan panjang

6.Komposisi anggota keluarga : 5 orang

No Nama

Inisial

Jenis

kelamin

Hub

dengan

KK

Umur Pendidukan Pekerjaan Status

imunisasi

1 Ny. Y P Istri 46 thn SMA IRT Lengkap

2 Tn. H L Anak 21 thn Kuliah Pelajar Lengkap

3 An. R L Anak 17 thn SMA Pelajar Lengkap

4 An. I L Anak 10 thn SD Pelajar Lengkap

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

61

Genogram

Kecelakaan

Keterangan:

Meninggal dunia ….Tinggal serumah

Laki-laki

Perempuan Klien

NyTn. B

70 thn

Ny.Z

67 thn

Tn. I

50 thn Ny.Y

46 thn

Ny.K

43 thn

Tn. M

39 thn Tn.S 34

thn

Tn.P 69 thn Ny.P

64 thn

Tn.I

54

thn

Tn.A

50

thn

Tn.H 21

thn

An. R 17

thn

An. I 10

thn

Ny.N

46th

n n

Tn.S

43

thn

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

62

7. Tipe keluarga

Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga inti dimana di dalam rumah hanya ada

Tn. A, Ny.Y dan 3 orang anaknya yaitu Tn. H, An. R dan An. I

8. Suku

Tn. A bersuku asli betawi dan Ny.Y bersuku asli Sumatra selatan

(Palembang) dan dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa

Indonesia. Pola makan yang berhubungan dengan suku bangsa adalah Tn. A

dan Ny.Y suka makan pedas. Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan

masyarakat yang mayoritas berasal dari suku jawa.

9. Agama

Agama yang dianut oleh keluarga Tn. A adalah agama islam dan semua

anggota keluarga Tn.A tidak pernah meninggalkan shalat wajib,

pemahaman keluarga Tn. A terhadap agama sangat cukup baik.

10. Status social ekonomi keluarga

Sumber penghasilan keluarga Tn. A berasal dari Tn. A yang bekerja sebagai

satpam dengan penghasilan kurang lebih Rp. 3.000.000 dan terkadang

dibantu anak pertama Tn. A yaitu Tn.H yang bekerja dengan penghasilan

kurang lebih Rp. 2.000.000, dari uang tersebut digunakan untuk membayar

keperluan bulanan seperti biaya Air, biaya listrik, dan juga digunakan untuk

membiayai sekolah anak Tn. A dan biaya kuliah anak pertama Tn. A serta

digunakan juga untuk biaya makan sehari-hari keluarga Tn. A

11. Aktivitas rekreasi

Keluarga Tn. A biasa berlibur bersama secara rutin pada saat hari raya idul

fitri dan Tn. A beserta keluarga biasa menghabiskan waktu bersama untuk

mengobrol sambil menonton televise

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

63

II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap perkembangan

anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A berumur 21 tahun.

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama

Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah

b. Mempertahankan keintiman pasangan

Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki

dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila

ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan

keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja

c. Membantu orang tua memasuki masa tua

Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu

Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki

cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada

anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu

Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama

Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama

dengan Tn.A dan Ny.Y

2. Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi

a. Mempertahankan keintiman pasangan

Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki

dan Tn. A dan Ny.Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila

ada waktu luang dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan

keperluan Tn.A sebelum Tn. A berangkat kerja

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

64

b. Membantu orang tua memasuki masa tua

Anak pertana Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu

Tn. A dan Ny.Y dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki

cita-cita ingin membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y

c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada

anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn.A dan Ny.Y yaitu

Tn.H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja.

3. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama

Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah.

b. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama

Tn.A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah dan masih tinggal bersama

dengan Tn.A dan Ny.Y

4. Riwayat keluarga inti

Tn. A berasal dari suku betawi dan Ny.Y berasal dari suku Palembang,

Tn. A dan Ny.Y pertama kali bertemu pada tahun 1992 di Jakarta.

Kemudian mereka berpacaran dan menikah pada tahun 1994 kemudian 1

tahun berselang mereka dikarunia anak pertama yang bernama Tn. H pada

tahun 1995 dan anak kedua yang berna An. R pada tahun 2000 dan anak

ketiga yaitu An. I pada tahun 2007. Tn.A dan Ny.Y tinggal di Rt 010 Rw

02 kelurahan utan panjang sudah 22 tahun lamanya dan kehidupan mereka

sangat harmonis dan saling menyayangi satu sama lain.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

65

5. Riwayat keluarga sebelumnya

Di dalam keluarga Tn. A baik itu orang tua Tn.A ataupun saudara Tn. A

tidak ada yang memiliki riwayat penyakit apapun, dan dari keluarga Ny.Y

juga tidak memiliki riwayat penyakit apapun hanya ayah dari Ny.Y

meninggal akibat kecelaka.

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

Keluarga Tn.A tinggal didaerah padat penduduk, rumah yang

ditinggali keluarga Tn.A adalah rumah permanen dengan ukuran

…x… dindingnya terbuat dari tembok dan atapnya terbuat dari

genteng, rumah keluarga Tn.A berlantai dua dimana lantai dasar

terdiri dari dapur,kamar mandi dan ruang tamu dan lantai dua terdiri

dari 3 kamar tidur. Secara keseluruhan kondisi rumah rapih dan

bersih, cahaya matahari dapat masuk karena ada ventilasi jendela di

ruang tamu.

Lantai 1 Lantai 2

Kamar mandi tangga Kamar

Kamar

Dapur Ruang tamu

Kamar

Teras

Teras

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

66

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga Tn. A selama tinggal di Rt 10 Rw 02 kelurahan utan

panjang tidak pernah memiliki masalah ataupun terlibat konflik

dengan tetangga di lingkungan tempat tinggalnya dan hubungan

dengan tentannga juga terjalin dengan baik , keluarga Tn. Bersikap

ramah dan baik dengan tetangga .begitu juga sikap tetangga terhadap

keluarga Tn.A juga ramah dan baik, tetangga-tetangga di lingkungan

rumah keluarga Tn.A ramah-ramah dan sopan-sopan.

3. Mobilitas geografis keluarga

Tn. A sebelum menikah tinggal di Jakarta bersama orang tuanya di

daerah utan panjang dan Ny.Y sebelum menikah tinggal bersama

orang tua nya di Palembang lalu Ny.Y pergi ke Jakarta dan tinggal

bersama kakanya. Kemudian setelah Tn. A dan Ny.Y menikah

mereka tinggal bersama di wilayah Rt 10 Rw 02 kelurahan utan

panjang sejak pertama kali menikah sampai dengan sekarang.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.A biasa berkumpul bersama pada malam hari,

dikarenakan kesibukan masing-masing dan pada saat berkumpul

biasanya keluarga Tn. A selalu berbagi pengalaman tentang apa yang

terjadi pada masing-masing anggota keluarga. Interaksi satu sama

lain antara anggota keluarga terjalin dengan baik.

Keluarga Tn.A dalam berinteraksi dan bersosialisasi dengan

masyarakat sekitar juga baik seperti Tn.A yang sering mengikuti

kegiatan kerja bakti, lalu Ny.Y yang aktif mengikuti pengajian rutin

setiap 1 minggu atau 1 bulan sekali dan anak-anak Tn.A dan Ny.Y

yang suka bermain dengan teman sebaya di lingkungan sekitar

rumah.

5. Sistem pendukung keluarga

Keluarga Tn.A mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa KJP

yang diterima oleh anak kedua dan ketiga Ny.y dan Tn.A. Dalam

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

67

memenuhi kebutuhan sehari-hari Tn.A dibantu oleh anak pertamanya

yang memberikan uang setiap bulannya. Dalam kehidupan sehari-hari

keluarga Tn.A selalu mendapatkan dukungan dari setiap anggota

keluarga baik dalam bentuk materi maupun dalam bentuk doa dan

keluarga Tn.A saling mendukung satu sama lain.

IV. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi dalam keluarga Tn.A adalah pola komunikasi terbuka

yaitu setiap anggota keluarga bila memiliki masalah selalu dibicarakan

bersama dan dalam pengambilan keputusan biasanya selalu dibicarakan

secara musyawarah dengan anggota keluarga yang lain, tetapi setelah

musyawarah yang mengambil keputusan adalah Tn.A, secara keseluruhan

hubungan keluarga Tn.A harmonis karena saling menghormati dan

menghargai satu sama lain.

2. Struktur kekuatan keluarga

Di dalam keluarga Tn.A bila ada masalah selalu dibicarakan bersama dan

apabila sudah dibicarakan bersama maka pengambil keputusan tetap Tn.A

selaku kepala keluarga.

3. Struktur peran

Tn.A berperan sebagai suami dari Ny.Y, ayah dari 3 orang anak dan

sekaligus berperan sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah.

Ny.Y berperan sebagai istri dari Tn.A, ibu dari 3 orang anak dan sebagi

ibu rumah tangga.

Anak pertama yaitu Tn.H berperan sebagai kakak tertua yang sedang

melaksanakan kuliah sambil bekerja

Anak kedua yaitu An.R berperan sebagi anak, kakak dan seorang pelajar

yang sedang menempuh pendidikan di bangku SMA

Anak ketiga yaitu An.I berperan sebangai anak bungsu, adik dan seorang

pelajar yang sedang menempuh pendidikan di bangku SD

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

68

4. Nilai norma budaya

Tn. A bersuku asli betawi dan Ny.Y bersuku asli Palembang di dalam

kehidupan sehari-hari tidak ada salah satu suku yang dominan dikeluarga

Tn.A, dan tidak ada pula nilai-nilai atau kepercayaan di dalam keluarga

Tn.A yang dianut yang bertentangan dengan kesehatan.

V. Fungsi keluarga

1. Fungsi Afektif

Respon anggota keluarga bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit

maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan bila ada

anggota keluarga yang mendapatkan penghargaan maka anggota keluarga

yang lain akan ikut merasakan senang. Semua anggota keluarga Tn.A

saling menyayangi satu sama lain, dan bentuk kasih sayang mereka

ungkapkan dengan cara bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit

maka anggota keluarga yang lain akan membantu merawatnya dan

memberikan dukungan dalam bentuk materi ataupun doa.

2. Fungsi Sosialisasi

Keluarga Tn.A dan Ny.y selalu berinteraksi dengan tetangga dan

hubungan keluarga Tn.A dengan tetangga terjalin dengan baik dan

keluarga Tn.A tidak pernah memiliki masalah ataupun permusuhan

dengan tetangganya. Ny.Y selalu rutin mengikuti pengajian dan arisan

yang dilaksanakan setiap minggu ataupun setiap bulan. Keluarga Tn.A

selalu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama anggota keluarga

yang lain dan mereka selalu hidup dengan rukun dan saling membantu

satu sama lain.

3. Fungsi pemeliharaan kesehatan

a. Kebiasaan keluarga Tn.A jika ada anggota keluarga yang sakit selalu

membawanya ke klinik atau ke puskesmas yang ada di lingkungan

tempat tinggalnya.

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

69

b. Keluarga Tn.A dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan cara

memasak sendiri. Baik itu dengan cara direbus, digoreng ataupun

dikukus.

c. Cara menyajikan makanan dalam keluarga Tn.A kadang-kadang

tertutup. Pantangan terhadap makanan dalam keluarga adalah makanan

asam dan pedas karena keluarga Tn.A khususnya Ny.Y memiliki

gastritis. Kebiasaan keluarga dalam mengolah air minum

menggunakan air minum isi ulang atau terkadang juga dimasak,

sedangkan mengelola makanan biasanya dipotong dahulu baru dicuci.

Kebiasaan makan keluarga Tn.A adalah sendiri-sendiri sesuai

keinginan.

d. Pemenuhan rekreasi dan latihan

Keluarga Tn.A tidak mempunyai waktu yang teratur untuk rekreasi.

Biasanya hanya saat libur dan malam hari bila ada waktu luang maka

keluarga Tn.A selalu menonton TV bersama.

e. Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan anggota keluarga Tn.A dalam pemeliharaan kebersihan diri

yaitu mandi 2x/hari, sikat gigi 2x/hari, serta cuci rambut 2x/hari.

Semua anggota keluarga Tn.A menggunakan bahan-bahan dalam

memenuhi kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, pasta gigi, dan

lain-lain.

VI. Stress dan koping keluarga

1. Stressor jangka pendek

Pada saat ini yang menjadi beban fikiran Ny.Y adalah tentang

bagaimana cara memenuhi kebutuhan keluarga agar tercukupi karena

biaya kebutuhan sehari-hari semakin mahal dan keperluan sehari-hari

semakin banyak.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

70

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Ny.Y mengatakan bila ada masalah di dalam keluarga maka anggota

keluarga yang lain saling membantu untuk menyelesaikan masalah dan

mendiskusikannya bersama-sama.

3. Strategi koping yang digunakan

Ny.Y mengatakan bila memiliki masalah maka Ny.y akan

menceritakannya kepada anggota keluarga yang lain atau kepada

orang yang dipercaya seperti anaknya dan jika tidak mampu

menyelesaikannya maka Ny.y akan meminta bantuan kepada saudara-

saudaranya yang lain untuk meminta saran dan pendapat.

4. Strategi adaptasi fungsional

Semua anggota keluarga Tn.A bila memiliki masalah tidak ada yang

menyelesaikannya dengan cara yang negative, karena selalu

dibicarakanbersama-sama

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

71

5. Pemeriksaan Fisik

Bagian Tn.A Ny.Y Tn.H An.R An.I

Kepala Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

rambut bersih

tidak ada

ketombe dan

tidak rontok

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

rambut bersih

tidak ada

ketombe dan

tidak rontok

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

rambut bersih

tidak ada

ketombe dan

tidak rontok

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

rambut bersih

tidak ada

ketombe dan

tidak rontok

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

rambut

bersih tidak

ada ketombe

dan tidak

rontok

Mata Konjungtiva

ananemis

Sklera

anikterik

Konjungtiva

anemis

Sklera

anikterik

Konjungtiva

ananemis

Sklera anikterik

Konjungtiva

ananemis

Sklera anikterik

Konjungtiva

ananemis

Sklera

anikterik

Telinga Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

dari dalam

telinga

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

dari dalam

telinga

Bersih, tidak

ada cairan yang

keluar dari

dalam telinga

Bersih, tidak

ada cairan yang

keluar dari

dalam telinga

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

dari dalam

telinga

Hidung Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Mulut Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tetapi

Tn.H sedang

menderita

stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada

stomatitis

Gigi Bersih, tidak

ada caries

Bersih,

terdapat caries

Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

72

Leher Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening

Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening

Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening

Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

getah bening

Dada dan

paru-paru

Bentuk dada

simetris, tidak

ada otot bantu

nafas, suara

nafas

vesikuler

Bentuk dada

simetris, tidak

ada otot bantu

nafas, suara

nafas vesikuler

Bentuk dada

simetris, tidak

ada otot bantu

nafas, suara

nafas vesikuler

Bentuk dada

simetris, tidak

ada otot bantu

nafas, suara

nafas vesikuler

Bentuk dada

simetris,

tidak ada

otot bantu

nafas, suara

nafas

vesikuler

Abdome

n

Tidak ada

distensi

abdomen

Ny.y

mengeluh

nyeri tekan

pada ulu hati

dan teraba

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Ekstermit

as

Tidak ada

keluhan dan

gangguan

pergerakan

Tidak ada

keluhan dan

gangguan

pergerakan

Tidak ada

keluhan dan

gangguan

pergerakan

Tidak ada

keluhan dan

gangguan

pergerakan

Tidak ada

keluhan dan

gangguan

pergerakan

TB 170 cm 153 cm 165 cm 160 cm 149 cm

BB 60 kg 64 kg 60 kg 57 kg 45 kg

Keadaan

umun

Coposmentis/

baik

Coposmentis/b

aik

Coposmentis/ba

ik

Coposmentis/ba

ik

Coposmentis

/baik

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

73

TTV TD : 120/80

N : 84

RR : 20

S : 36,5

TD : 130/90

N : 91

RR : 20

S : 37

TD : 120/70

N : 86

RR : 20

S : 37

TD : 110/80

N : 78

RR : 20

S : 36,8

TD : 120/70

N :79

RR : 20

S :36.5

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

74

VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga

Ny.Y dan keluarga berharap dengan adanya asuhan keperawatan keluarga

akan membuat mereka lebih mengetahui dan mengerti tentang penyakit

yang diderita dan cara pencegahannya.

Penjajakan II

a. Gastritis

1. Kemampuan keluarga mengenal masalah

a) Ny.Y mengatakan “Gastritis adalah penyakit maag “

b) Ny.Y mengatakan “penyebab gastritis adalah makan pedas dan stress”

c) Ny.Y mengatakan “Bila maagnya kambuh yang dirasakan adalah nyeri

perut dan pusing serta mual”

2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit Ny.Y kambuh keluarga menyuruh

Ny.Y istirahat dan minum obat.

3. Kemampuan keluarga merawat

Keluarga Ny.Y mengatakan “Bila Ny.Y sakit hanya menyuruhnya minum

obat dan istirahat karena keluarga tidak mengerti apa yang seharusnya

dilakukan.

4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Keluarga Ny.Y mengatakan “tidak terlalu memperhatikan pola makan

Ny.Y, tetapi keluarga mengetahui maag Ny.Y akan kambuh bila Ny.Y

makan makanan asam dan pedas.

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat

tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

75

b. Rematik

1. Kemampuan keluarga mengenal masalah

a) Ny.Y mengatakan “rematik adalah penyakit nyeri pada kaki”

b) Ny.Y mengatakan “penyebab rematik adalah pola makan dan

kelelahan”

c) Ny.Y mengatakan “bila sakitnya muncul yang dirasakan oleh Ny.Y

adalah nyeri pada lutut dan kaki serta kaku “

2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga Ny.Y mengatakan bila sakit kaki Ny.Y kambuh keluarga

menyuruh Ny.Y istirahat dan membelikan obat nyeri di warung.

3. Kemampuan keluarga merawat

Keluarga Ny.Y mengatakan “bila Ny.Y sudah merasakan nyeri dikakinya

maka keluarga hanya memberikan obat gosok dikaki Ny.Y”

4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Keluarga Ny.Y mengatakan “selalu membersihkan lantai dirumahnya agar

tidak licin, tetapi belum paham betul mengenai lingkungan yang baik bagi

penderita rematik”

5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehtan

Keluarga Ny.Y mengatakan “Mengetahui bila ada puskesmas didekat

tempat tinggalnya tetapi tidak pernah control secara rutin ke puskesmas.

B. Analisa Data

Setelah data focus terkumpul maka data-data yang ada dimasukkan dalam

analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa

data yang disusun dalam tabel dibawah ini:

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

76

FORMAT ANALISA DATA KESEHATAN KELUARGA

Nama keluarga: Keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

No. Data focus Masalah

kesehatan

Diagnosa Keperawatan

1.

Ds:

Ny.Y mengatakan “ Gastritis itu

adalah penyakit lambung/maag

karena pola makan yang tidak

baik”

Ny.Y mengatakan “ hanya tahu

penyebab gastritis adalah

makanan asam dan pedas “

Ny.Y mengatakan “ bila maagnya

kambuh yang dirasakan adalah

nyeri perut dan pusing”

Keluarga Ny.Y mengatakan “ saat

Ny.Y sakit, keluarga hanya

menyuruh Ny.Y istirahat dan

menyuruh minum obat”

Keluarga Ny.Y mengatakan “

Ny.Y selalu kambuh penyakitnya

bila makan makanan pedas dan

asam dan juga stress” tetapi

keluarga tidak pernah mengontrol

makanan yang dikonsumsi Ny.Y”

Keluarga mengatakan “ Ny.Y bila

ada masalah maka Ny.Y selalu

memikirkannya dan dampaknya

Ny.Y akan langsung sakit”

Gastritis

Resiko terjadinya nyeri

berulang pada keluarga

Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan

ketidak mampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit gastritis

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

77

Ny.Y mengatakan “jarang

mengikuti posyandu lansia dan

jarang melakukan kontrol ke

puskesmas “

Ny.Y mengatakan “nyeri yang

dirasakan bila maggnya kambuh

seperti ditusuk-tusuk dan sangat

sakit”

Ny.Y “mengatakan bila sakit

maagnya kambuh nyerinya bisa

muncul terus menerus dan

lamanya nyeri bisa sampai 10

menit tetapi hilang-timbul”

Do:

TD : 130/90 mmHg

N :91x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,5

Ny.Y tampak masih merasakan

nyeri pada perutnya

Perut Ny.Y teraba distensi pada

abdomen

2. Ds:

Ny.Y mengatakan “ penyakit

rematik/asam urat adalah penyakit

nyeri pada kaki “

Resiko gangguan

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

78

Ny.Y mengatakan “factor resiko

tingginya asam urat adalah karena

kelelahan dan pola makan “

Ny.Y mengatakan sudah 4 bulan

ini sering merasakan nyeri daerah

kaki dan lutut “

Keluarga Ny. Y mengatakan “

Bila kaki Ny.Y sakit hanya

diberikan obat warung saja dan

bila tidak sembuh maka dibawa

ke puskesmas “

Ny.Y mengatakan “ bila kakinya

sakit hanya diberikan obat gosok

saja “

Keluarga Ny.Y mengatakan “

kurang begitu paham tentang

lingkungan yang baik bagi Ny.Y

seperti apa dan makanan yang

boleh dimakan atau tidak oleh

Ny.Y “

Ny.Y mengatakan “ jarang

melakukan pemeriksaan di

puskesmas karena sibuk

mengurus rumah “

Ny.Y mengatakan “bila

rematiknya kambuh nyeri kakinya

terasa sangat nyeri dan bila diberi

angka maka nyerinya ada pada

angka 6”

Rematik

mobilisasi pada keluarga

Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan

ketidak mampuan

keluarga merawat

anggota keluarga yang

sakit rematik

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

79

Ny.Y mengatakan “bila

rematiknya kambuh Ny.Y dapat

merasakan nyeri sampai seharian

dan bisa membuat Ny.Y sulit

untuk berjalan”

Ny.Y mengatakan senang makan

jeroan dan kangkung.

Do:

TD :130/90 mmHg

N : 91x/menit

RR : 20x/menit

S : 36,5

Asam urat : 6,5 mg/dl

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil analisa data dapat disusun diagnose keperawatan yang

muncul pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y. Terdapat 2 diagnosa

keperawatan yang muncul dari masalah kesehatan keluarganya, yaitu

meliputi:

1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit gastritis.

2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit rematik.

Prioritas Diagnosa Keperawatan / Skoring masalah keperawatan

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

80

Berdasarkan pada fokus asuhan keperawatan yang penulis lakukan pada

masalah gastritis, maka prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik

skoring meliputi diagnosa keperawatan sebagai berikut.

SKORING MASALAH KEPERAWATAN

Masalah keperawatan keluarga:

Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit gastritis.

NO. KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat masalah:

Skala:

Potensial = 1

Resiko = 2

Aktual = 3

1

2/3x1 = 2/3

Masalah ini belum

terjadi tetapi sudah

ada tanda dan

gejala yang terlihat

dari Ny.y “ Ny.y

mengatakan nyeri

dan mual jika

maagnya kambuh “

Jika masalah tidak

ditangani akan

berulang.

2. Kemungkinan masalah untuk

diubah:

Skala:

Mudah = 2

Sebagian = 1

Tidak dapat = 0

2

1/2x2 = 1

Fasilitas pelayanan

kesehatan

terjangkau dari

tempat tinggal

keluarga Ny.y.

Keluarga Ny.y

mengatakan bila

Ny.y sakit langsung

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

81

menyuruh istirahat

dan bila tidak

sembuh langsung

dibawa ke

puskesmas.

3. Potensial masalah untuk di

cegah:

Skala:

Tinggi = 3

Cukup = 2

Rendah = 1

1

2/3x1 = 2/3

Ny.y mempunyai

riwayat maag

kurang lebih 3

tahun tetapi belum

ada komplikasi dan

resiko tinggi dalam

penyakit itu, dan

Ny.y bila sakitnya

timbul selalu

istirahat dan minum

obat.

4. Menonjolnya masalah:

Skala:

Segera ditangani = 2

Masalah ada tapi tidak perlu = 1

Masalah tidak dirasakan = 0

1

2/2x2 = 1

Ny.y mengatakan

“Bila maagnya

kambuh Ny.y

langsung istirahat

dan minum obat

dan bila belum

sembuh langsung

dibawa

kepuskesmas.

3,32

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

82

Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit rematik.

NO. KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN

1. Sifat masalah:

Skala:

Potensial = 1

Resiko = 2

Aktual = 3

1

2/3x3 = 2/3

Masalah ini belum terjadi,

tetapi Ny.y mengatakan

“terkadang sering

merasakan nyeri dan sakit

pada kakinya dan Ny.y

selalu menggerak-

gerakkannya supaya tidak

sakit”

2. Kemungkinan masalah

untuk diubah:

Skala:

Mudah = 2

Sebagian = 1

Tidak dapat = 0

2

1/2x2 = 1

Ny.ymengatakan “jarang

periksa ke puskesmas

karena bila sudah minum

obat warung maka

nyerinya berkurang”

Ny.y mengatakan “jarang

berolahraga dikarenakan

sibuk mengurus rumah”

Ny.y mengatakan belum

begitu paham tentang

makanan yang harus

dihindari”

3. Potensial masalah untuk di

cegah:

Skala:

Tinggi = 3

Cukup = 2

1

2/3x1 = 2/3

Ny.y sudah 4 bulan ini

merasakan nyeri di kaki,

namun dengan sedikit

digerakkan nyerinya hilang

dan belum ada komplikasi

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

83

Rendah = 1 dan resiko tinggi dari

penyakit rematik.

4. Menonjolnya masalah:

Skala:

Segera ditangani

= 2

Masalah ada tapi tidak perlu

= 1

Masalah tidak dirasakan

= 0

1

1/2x1 =1/2

Ny.y mengatakan “

terkadang sering

merasakan nyeri dan sakit

pada kakinya dan itu tidak

dirasakan setiap hari”

2,82

DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN SKORE

1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit gastritis.

3,32

2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga

yang sakit rematik.

2,82

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

84

D. Perencanaan Keperawatan

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi

Rencana Tindakan Umum Khusus Respon Standart

1 Resiko terjadinya

nyeri berulang pada

keluarga Tn.A

khususnya Ny.Y b.d

ketidak mampuan

keluarga merawat

anggota keluarga

yang sakit

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 5 hari

Kunjungan rumah

diharapkan

Resiko terjadinya

nyeri berulang

tidak terjadi.

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x60 menit

kunjungan rumah

diharapkan keluarga

mampu:

1. Keluarga mampu

mengenal masalah

gastritis pada

anggota

keluarganya

dengan

menyebutkan :

a. Pengertian

gastritis

Respon

Verbal

Gastritis adalah

Peradangan yang

terjadi Pada

dinding ambung

.

1. Diskusikan

dengan

keluarga

dengan

keluarga

pengertian

Gastritis.

Ajarkan

keluarga untuk

mengungkapka

n kembali

pengertian

gastritis.

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

85

b. Penyebab

gastritis

Respon

Verbal

Menyebutkan 3

dari 6 Penyebab

gastritis :

o Makan

yang

tidak

teratur

o Sering

makan-

Makanan

yang

pedas dan

asam

o Pemakaia

n obat

penghilan

g nyeri

o Alkohol

dan

Rokok

o Infeksi

Kuman

H.pylori

o Stress

2. Diskusikan

dengan

keluarga

penyebab

gastritis.

3. Beri

kesempatan

keluarga

bertanya

4. Motivasi

keluarga untuk

mengungkapka

n kembali

penyebab

gastritis

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

86

c. Tanda dan

gejala gastritis

Respon

verbal

Menyebutkan 2

dari 4 tanda dan

gejala gastritis :

o Nyeri ulu

hati

o Mual dan

muntah

o Hilangny

a nafsu

makan

o Perut

terasa

penuh

5. Gali pendapat

keluarga

tentang tanda

dan gejala

gastritis yang

terjadi pada

keluarga.

6. Motivasi

keluarga untuk

mengungkapan

kembali tanda

dan gejala

gastritis.

2. Keluarga mampu

mengambil

keputusan untuk

mengatasi

gastritis:

a. Menjelaskan

akibat yang

terjadi bila

gastritis tidak

diatasi

Respon

Verbal

Menyebutkan 1

dari 2 akibat

gastritis bila

tidak ditangani :

o Ulkus

peptikum

o Kanker

lambung

7. Identifikasi

akibat gastritis

yang lalu

8. Motivasi

keluarga untuk

mengungkapka

n kembalu

akibat dari

gastritis bila

tidak diatasi

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

87

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x60 menit

kunjungan rumah

diharapkan keluarga

mampu:

3. Keluarga mampu

merawat anggota

keluarga yang

menderita gastritis:

a. Dapat melakukan

teknik relaksasi

progresif

Respon

psikom

otor

Keluarga

mendemonstrasi

kan kembali cara

teknik relaksasi

otot progresif

seperti yang

dicontohkan oleh

perawat. :

a. Melatih

otot

tangan :

1. Genggam

tangan

kanan

sambil

membuat

kepalan

2. Tekuk

kedua

lengan ke

belakang

pda

pergelang

an tangan

b. Melatoh

otot

biseps :

3. Genggam

9. Demonstrasika

n cara

melakukan

teknik

relaksasi otot

progresif

10. Motivasi

keluarga untuk

redemonstrasi

11. Beri pujian

positif atas

upaya yang

sudah

dilakukan

keluarga

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

88

kedua

tangan

lalu

kepalkan

dan

letakan

diatas

pundak

c. Melatih

otot bahu

:

4. Angkat

kedua

bahu

setinggi-

tingginya

d. Melatih

otot-otot

wajah :

5. Kerutkan

dahi dan

alis

sampai

mengerip

ut

6. Tutup

mata

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

89

keras-

keras

7. Katupkan

rahang

dan

diikuti

dengan

menggigi

t gigi-

gigi

8. Bibir

dimencon

gkan

sekuat-

kuatnya

9. Letakkan

kepala

sehingga

bisa

beristirah

at, dan

tekankan

kepala

pada

permukaa

n

bantalan

kursi

10. Benamka

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

90

n dagu ke

dada

e. Melatih

otot

punggun

g :

11. Angkat

tubuh

dari

sandaran

kursi,

lalu

punggun

g

dilengku

ngkan

dan

busungka

n dada

12. Tarik

nafas

sebanyak

-

banyakny

a

f. Melatih

otot perut

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

91

:

13. Tarik

kuat-kuat

perut ke

dalam

lalu jadi

kencang

dank

eras, lalu

dilepaska

n bebas

14. Luruskan

kedua

telapak

kaki

b. Mampu

menyebutkan

pencegahan cara

gastritis

Respon

Verbal

Menyebutkan 2

dari 5 cara

pencegahan

gastritis :

1. Kompres

dingin

pada

daerah

perut

yang

nyeri

2. Hindari

stress

3. Istirahat

12. Diskusikan

dengan

keluarga cara

pencegahan

gastritis

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

92

yang

cukup

4. Hindari

makanan

yang

pedas dan

asam

5. Lakukan

teknik

relaksasi

c. Dapat membuat

obat tradisional

rebusan

temulawak

Respon

psikom

otor

Cara pembuatan

:

o Cuci

bersih

rimpang

temulawa

k

sekepalan

tangan

orang

dewasa

o Iris tipis-

tipis

o Rebus

irisan

temulawa

13. Demonstrasika

n cara

membuat obat

tradisional :

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

93

k dengan

3 gelas

air

sampai

mendidih

o Biarkan

hingga

tersisa ½

gelas

o Kemudia

n saring

dan

setelah

dingin

minum

ramuan

o Minum

secara

rutin 3x

sehari

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

94

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x60 menit

kunjungan rumah

diharapkan keluarga

mampu:

4. Memodifikasi

lingkungan untuk

perawatan gastritis

Respon

Verbal

Menyediakan

makanan:

yaitu makanan

yang sesuai

dengan

penderita

gastritis: yaitu

makanan yang

tidak pedas atau

asam.

Untuk

psikologisnya :

Menghindari

stress

Melakukan hal-

hal yg

menyenangkan

seperti dzikir

atau menonton

TV dan

mengobrol

bersama

keluarga

14. Diskusikan

dengan

keluarga cara

penyajian

makanan yang

baik bagi

penderita

gastritis dan

untuk

psikologisnya

anjurkan

keluarga agar

menciptakan

lingkungan

yang

menyenangkan

bagi

penderita

gastritis

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

95

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1x60 menit

kunjungan rumah

diharapka keluarga

mampu :

5. Memanfaatkan

fasilitas kesehatan

untuk mengatasi

masalah bagi

penderita gastritis

Respon

Verbal

Manfaat fasilitas

kesehatan adalah

untuk

mengontrol

kesehatan,

mendapatkan

pendidikan

kesehatan yang

tepat dan segera

untuk mengatasi

gastritis.

15. Klarifikasi

pengetahuan

keluarga

tentang

manfaat

fasilitas

kesehatan

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

96

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Evaluasi

Intervensi Umum Khusus Kriteria Standar

1.

risiko gangguan

mobilisasi pada

keluarga Tn.A

khususnya

Ny.Y

berhubungan

dengan ketidak

mampuan

keluarga dalam

merawat

anggota

keluarga yang

sakit rematik

selama 5x

kunjungan

rumah,

diharapkan

risiko

gangguan

mobilisasi

tidak

terjadi

1. Setelah 1x30

menit

kunjungan

rumah, keluarga

mampu

mengenal

masalah rematik

pada anggota

keluarga,

dengan cara:

a. Menyebutkan

pengertian

penyakit

rematik

Respon

Verbal

Pengertian penyakit

rematik adalah

kelainan metabolik

yang disebabkan

karena penumpukan

purin atau eksresi

asam urat yang kurang

dari ginjal.

1. Jelasskan kepada keluarga

pengertian penyakit rematik

dengan menggunakan lembar

balik.

2. Tanyakan kembali pada

keluarga tentang pengertian

penyakit rematik.

3. Beri pujian atas usaha yang

dilakukan keluarga

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

97

b. Menyebutkan

penyebab

rematik

Respon

Verbal

Menyebutkan 3 dari 7

penyebab penyakit

asam urat:

1) Faktor genetik

2) Usia

3) Kegemukan

4) Pola maka

5) Diet terlalu ketat

6) Sering

mengkonsumsi

alcohol

7) Stress Peningkatan

kadar asam urat

1. Diskusikan bersama keluarga

tentang penyebab penyakit

rematik dengan

menggunakan lembar balik.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali

penyebab penyakit rematik.

3. Beri reinforcement positif

atas usaha yang dilakukan

keluarga.

c. Menyebutkan

tanda dan

gejala

penyakit

rematik.

Respon

Verbal

Menyebutkan 3 dari 5

tanda dan gejala

penyakit rematik:

Nyeri tulang

sendi

Bengkak pada

tulang sendi

Kemerahan pada

tulang sendi

Tofi pada ibu

jari,mata kaki dan

1. Diskusikan dengan keluarga

tentang tanda-tanda penyakit

rematik.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali tanda-

tanda rematik.

3. Beri reinforcement positif atas

usaha yang dilakukan keluarga.

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

98

2. Setelah 1x30

menit

kunjungan

rumah, keluarga

mampu

mengambil

keputusan untuk

merawat

anggota

keluarga yang

menderita

reumatik

dengan cara:

a. Menyebutkan

akibat lanjut

tidak

diobatinya

rematik

Respon

Verbal

pinna telinga

Gangguan dalam

bergerak

Menyebutkan 2 dari 5

akibat lanjut dari

rematik yang tidak

diobati:

Terjadi

degenerasi sendi

Terjadi

deformitas

Kerusakan sendi

Hipertensi dan

albuminura.

Gagal ginjal

kronik.

1. Jelaskan pada keluarga akibat

lanjut apabila reumatik tidak

diobati dangan menggunakan

lembar balik.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali akibat

lanjut dari rematik yang tidak

diobati.

3. Beri reinforcement positif

atas jawaban keluarga

1. Motivasi keluarga untuk

mengatasi masalah yang

dihadapi.

2. Beri reinforcement positif

atas keputusan keluarga

untuk merawat anggota

kelurga yang mengalami

penyakit asam rematik .

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

99

b. Memutuskan

untuk merawat

Respon

Verbal

Respon

Verbal

Keputusan keluarga

untuk merawat dan

mengatasi penyakit

rematik pada anggota

keluarga.

Menyebutkan 5 dari 9

perawatan penyakit

rematik:

1) Kompres dengan

air hangat bila

nyeri tanpa disertai

bengkak

2) Kompres dengan

air dingin bila ada

bengkak

3) Hindari penekanan

4) Istirahat yang

cukup

5) Hindari kerja berat

6) Jaga keamanan

lingkungan rumah.

1. Diskusikan dengan keluarga

cara perawatan rematik

dengan menggunakan lembar

balik.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali

perawatan penyakit rematik.

3. Beri reinforcement positif

atas usaha yang dilakukan

keluarga

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

100

3. Setelah 1x30

menit

kunjungan

rumah,

keluarga

mampu

merawat

anggota

keluarga

dengan

reumatik.

a. Menyebutkan

cara perawatan

rematik

Psiko-

motor

Keluarga dapat

mendemonstrasikan

cara melakukan

senam rematik

a. Gerakan Duduk

1) Angkat kedua

bahu keatas

mendekati

telinga, putar

kedepan dan

kebelakang.

2) Bungkukan

badan, kedua

lengan meraih

ujung kaki lantai.

3) Angkat kedua

siku sejajar dada,

tarik kedepan

dada.

4) Angkat paha dan

lutut secara

bergantian, kedua

lengan menahan

tubuh.

5) Putar tubuh

bagian atas

kesamping kanan

dan kiri, kedua

lengan diatas

1. Demonstrasikan pada

keluarga tentang cara

melakukan senam rematik.

2. Beri reinforcement positif

atas usaha keluarga.

3. Pastikan keluarga akan

melakukan tindakan yang

diajarkan jika diperlukan.

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

101

pinggang.

b. Gerakan Berbaring

Bentangkan

kedua lengan dan

tangan, ambil

nafas dalam-

dalam dan

hembuskan.

Kedua tangan

disamping, tekuk

siku dan tangan

mengepal.

Tangan luruskan

ke atas, lalu tepuk

tangan.

Tekuk sendi

panggul dan

tekuk lutut

dengan kedua

tangan tarik

sampai diatas

dada.

Pegang erat

kedua tangan

diatas perut, tarik

kebelakang

kepala dan

kebawah.

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

102

.

b. dapat

membuat obat

tradisional :

rebusan jahe

dan rebusan

seledri

psikomo

tor

Angkat tungkai

bawah bergantian

dengan bantuan

kedua tangan.

Cara pembuatan

rebusan jahe :

Kupas kulit jahe

terlebih dahulu

lalu cuci hingga

bersih

Potong jahe

menjadi beberapa

bagian lalu rebus

hingga airnya

mendidih

Lalu saring dan

dinginkan air jahe

Setelah

didinginkan bisa

langsung

diminum secara

rutin

Mendemonstrasikan cara

membuat obat tradisional :

rebusan jahe dan rebusan seledri

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

103

c. Menyebutkan

jenis makanan

untuk

penderita

rematik

Respon

Verbal

Cara pembuatan

rebusan seledri :

Siapkan biji

seledri sebanyak

2 gram kemudian

cuci bersih

Rebus biji seledri

dengan air 110 ml

hingga mendidih

atau selama 15

menit.

Saring air rebusan

biji seledri

Minum sebanyak

1 kali dalam

sehari

Menyebutkan 2 dari

masing masing jenis

makanan

makanan yang di

perbolehkan

a. Karbohidrat: Nasi,

Roti, Jagung,

Kentang,

singkong/ubi

1. Diskusikan bersama keluarga

tentang jenis makanan/diit

untuk rematik.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali diit

rematik.

3. Beri reinforcement positif

atas jawaban keluarga.

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

104

b. Protein: Ikan Laut

c. Sayur-sayuran

hijau dan kuning

kecuali bayam,

kacang-kacangan,

kembang kol,

kangkung, kacang

panjang.

d. Buah – Buahan

segar: Jeruk,

mangga, pepaya,

nangka, pisang.

Makanan yang harus

dihindari :

a. Sayur : bayam,

kembang kol,

kangkung, kacang

panjang, daun

singkong, buncis,

melinjodan kacang

kacangan.

b. Buah-buahan:

Alpukat, Durian,

Nanas, air kelapa.

c. Jeroan: hati, limpa,

babat,usus, paru,

otak.

d. Makanan Laut:

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

105

4. Setelah 1x 30

menit

kunjungan

rumah,

keluarga

mampu

memelihara/m

emodifikasi

lingkungan

rumah yang

sehat:

a. Cara

memelihara

/

memodifika

si

lingkungan

yang sehat

Respon

Verbal

Udang, Kerang,

Cumi, Kepiting.

e. Makanan Kaleng:

Kornet, sarden, dan

kaldu.

Menyebutkan 1 dari 3

cara memodifikasi

lingkungan yang sehat

lantai tidak licin

penerangan lampu

baik

Barang-barang rapi

dan bersih.

1. Menjelaskan lingkungan

yang dapat mencegah

rematik.

2. Memotivasi keluarga untuk

mengulangi penjelasan yang

diberikan.

3. Beri reinforcement positif

atas upaya yang dilakukan

keluarga.

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

106

5. Setelah 1x 30

menit

kunjungan

rumah, keluarga

mampu

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan

dengan cara:

a. Menyebutka

n kembali

manfaat

kunjungan ke

fasilitas

kesehatan.

b. Memanfaatk

an pelayanan

kesehatan

dalam

merawat

penderita

rematik

Respon

Verbal

Respon

Verbal

Manfaat kunjungan ke

fasilitas kesehatan :

Mendapatkan

pelayanan

kesehatan

pengobatan

reumatik

Mendapatkan

pendidikan

kesehatan tentang

reumatik

Menunjukan kartu

berobat adanya terapi

pengobatan

1. Menginformasikan mengenai

pengobatan dan pendidikan

kesehatan yang dapat

diperoleh keluarga di

pelayanan kesehatan.

2. Motivasi keluarga untuk

menyebutkan kembali hasil

diskusi

3. Beri reinforcement positif

atas hasil yang dicapai

keluarga.

1. Tanyakan perasaan keluarga

setelah mengunjungi fasilitas

kesehatan.

2. Berikan reiforcement positif

atas tindakan tepat yang

dilakukan oleh keluarga.

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

107

E. Implementasi keperawatan

Hari/Tgl/

Jam

No.

Dx

Implementasi Evaluasi Paraf

Rabu,5

April

2017

Jam:

09.30-

10.30

I

TUK 1

1. Mendiskusikan

dengan keluarga

tentang pengertian

gastritis, mengajarkan

kembali keluarga

untuk

mengungkapkan

kembali pengertian

gastritis.

2. Mendiskusikan

dengan keluarga

penyebab gastritis.

3. Memberikan

kesempatan keluarga

untuk bertanya.

4. Memotivasi kembali

keluarga untuk

mengungkapkan

kembali penyebab

gastritis.

5. Menggali pendapat

keluarga tentang

tanda dan gejala

gastritis yang ada

pada keluarga.

S : Keluarga khususnya Ny.Y

mengatakan “ Gastritis adalah

sakit lambung/maag “

Ny.Y mengatakan“ Penyebab dari

gastritis adalah pola makan dan

stress “

Ny.Y mengatakan” Tanda dan

gejala gastritis adalah nyeri perut

dan pusing “

O: Ny.Ytampak memperhatikan

dengan penuh antusis.

Dyah

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

108

6. Motivasi keluarga

mengungkapkan

kembali tanda dan

gejala gastritis.

Kamis, 6

April

2017

Jam:

15.00-

16.00

I

TUK

2

1. Mengidentifikasi

akibat dari gastritis

yang lalu dan

menjelaskan akibat

lanjut dari gastritis.

2. Memotivasi keluarga

untuk

mengungkapkan

kembali akibat yang

terjadi bila gastritis

tidak diobati.

S : Ny.Y mengatakan “ Bila nyeri

timbul maka Ny.Y tidak bisa

beraktifitas seperti biasa “

O: Ny.Y tampak memperhatikan

dengan penuh antusias dan

menjawab semua pertanyaan.

Dyah

Jum’at, 7

April

2017

Jam:

15.00-

16.00

I

TUK

3

1. Mendemonstrasikan

cara teknik relaksasi

progresif untuk

mengurangi nyeri

lambung dan

mengurangi stress.

2. Memotivasi keluarga

untuk mengulangi

lagi apa yang sudah

diajarkan.

3. Memberikan pujian

kepada keluarga.

S : Ny.Y mengatakan “ sudah

mengerti dan paham apa yang

diajarkan dan akan

mempraktekkannya bila stress

dan nyeri perut muncul “

O : Ny.Y tampak memperhatikan

dan mengikuti instruksi yang

diberikan

Dyah

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

109

Sabtu, 8

April

2017

Jam:

09.00-

10.00

I

TUK

4

1. Mendiskusikan

dengan keluarga

tentang cara

menyediakan

makanan dan juga

untuk psikologisnya

berupa lingkungan

yang tenang.

S : Keluarga Ny.Y mengatakan ‘

Tidak begitu memperhatikan pola

makan Ny.Y “

O : Keluarga tampak

memperhatikan dengan penuh

antusias.

Dyah

Senin, 10

April

2017

Jam:

13.30-

14.00

I

TUK

5

1. Mengklarifikasi

pengetahuan keluarga

tentang manfaat

fasilitas kesehatan

S : Keluarga Ny.Y mengatakan “

jarang pergi ke puskesmas untuk

melakukan control kesehatan

secara rutin “

O : Keluarga tampak

mendengarkan dengan serius

Dyah

Hari/Tgl/

Jam

No.

Dx

Implementasi Evaluasi Paraf

Selasa,

11 April

2017

Jam :

13.00-

14.00

II

TUK

1

1. Menjelaskan kepada

keluarga pengertian

penyakit rematik

2. Mendiskusikan bersama

keluarga tentang factor

resiko penyakit rematik

3. Mendiskusikan bersama

keluarga tentang tanda

dan gejala penyakit

rematik

4. Menanyakan kembali

S : Ny.Y mengatakan “

Penyakit rematik adalah

penyakit nyeri pada bagian

kaki “

Ny.Y mengatakan “ Belum

terlalu mengerti penyebab

rematik yang dia ketahui hanya

karena factor pola makan dan

kelelahan “

Ny.Y mengatakan “ Sudah 4

bulan ini sering merasakan

Dyah

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

110

pada keluarga tentang

pengertian penyakit

rematik

5. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali factor resiko

penyakit rematik

6. Memotivasi keluarga

untuk memyebutkan

kembali tanda dan gejala

rematik

7. Memberikan

reinforcement positif

atas usaha yang

dilakukan keluarga

nyeri dibagian kiri “

O : Ny.Y tampak

memperhatikan apa yang

dijelaskan

Rabu, 12

April

2017

Jam :

10.00-

11.00

II

TUK

2

1. Menjelaskan kepada

keluarga akibat lanjut

apabila penyakit rematik

tidak diobati

2. Memotivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali akibat lanjut

dari penyakit rematik

3. Memberikan

reinforcement positif

atas jawaban yang

diberikan oleh keluarga

S : Ny.Y mengatakan “ Tidak

begitu memahami akibat lanjut

dari penyakit rematik dan yang

dia tahu hanya penyakit

rematik dapat menyebabkan

nyeri “

O : Ny.Y tampak

memperhatikan dengan serius

apa yang dijelaskan dan

sampaikan

Dyah

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

111

Kamis,

13 April

2017

Jam:

09.30-

10.30

II

TUK

3

1. Mendemonstrasikan cara

senam rematik kepada

keluarga

2. Memberikan motivasi

kepada keluarga untuk

mengulang kembali apa

yang telah diajarkan

3. Memberikan

reinforcement positif

kepada keluarga

S : Ny.Y mengatakan “

Mengerti dan paham apa yang

diajarkan dan akan mencoba

melakukannya secara rutin “

O : Ny.Y tampak antusias saat

dilakukan demonstrasi

Dyah

Jum’at,

14 April

2017

Jam:

11.00-

12.00

II

TUK

4

1. Menjelaskan kepada

keluarga tentang

lingkungan yang aman

bagi penderita rematik.

2. Memotivasi keluarga

untuk mengulangi apa

yang sudah dijelaskan.

3. Memberi reinforcement

positif atas upaya yang

dilakukan keluarga

S : Keluarga mengatakan “

Hanya mengetahui sedikit

tentang lingkungan yang aman

untuk penderita rematik “

O : Ny.Y dan keluarga tampak

memperhatikan apa yang

dijelaskan

Dyah

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

112

Sabtu, 15

April

2017

Jam:

09.00-

10.00

II

TUK

5

1. Mengklarifikasi

pengetahuan keluarga

tentang manfaat fasilitas

kesehatan

S : Keluarga Ny.Y mengatakan

“ mengetahui tentang

puskesmas yang ada disekitar

tempat tinggalnya tetpi jarang

melakukan control ke

puskesmas “

O : Keluarga Ny.Y sangat

kooperatif

Dyah

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

113

F. Evaluasi keperawatan

NO.Dx Tanggal Jam EVALUASI ( SOAP ) Paraf

I

TUK

1

Rabu,5

April

2017

10.30 S : Ny.Y menyebutkan kembali pengertian gastritis “

Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada

dinding lambung “

Ny.Y menyebutkan kembali penyebab gastritis “

Penyebab gastritis adalah factor stress, pola makan

seperti makanan pedas, kopi, dan makanan asam “

Ny.Y menyebutkan kembali tanda dan gejala

gastritis diantaranya “ Nyeri ulu hati, mual, dan

perut terasa penuh “

O : Ny.Y tampak sudah mengerti dan mampu

menyebutkan kembali apa yang sudah diajarka

A : TUK 1 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 1

Lanjut TUK 2 mengenai akibat lanjut dari

penyakit gastritis bila tidak diobati, agar keluarga

mampu mengambil keputusan.

Dyah

I

TUK

2

Kamis,6

April

2017

16.00 S : Ny.Y mengatakan “ akibat lanjut dari gastritis

adalah kanker lambung dan perdarahan lambung “

O : Ny.Y tampak memperhatikan dengan baik dan

menjawab semua pertanyaan yang diberikan “

A : TUK 2 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 2

Lanjut TUK 3 tentang bagaimana cara merawat

anggota keluarga yang sakit gastritis

Dyah

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

114

I

TUK

3

Jum’at,7

April

2017

16.00 S : Ny.Y mengatakan “ Sudah mengerti dan paham

serta akan mempraktekkannya apabila nyeri timbul “

O : Ny.Y tampak mampu mengulangi gerakan yang

diajarkan

A : TUK 3 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 3

Lanjut TUK 4 tentang penyajian makanan yang baik

bagi penderita gastritis

Dyah

I

TUK

4

Sabtu,8

April

2017

10.00 S : Keluarga Ny.y mengatakan “ sudah mengerti

tentang makanan yang baik bagi penderita gastritis

dan akan lebih memperhatikan pola makan Ny.Y “

O : Keluarga tampak mendengarkan dengan baik

apa yang disampaikan dan sudah mengerti

A : TUK 4 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 4

Lanjut TUK 5 tentang manfaat fasilitas kesehatan

Dyah

I

TUK

5

Senin,10

April

2017

14.00 S : Ny.Y mengatakan sudah lebih mengerti lagi

manfaat fasilitas kesehatan yang ada disekitar

rumahnya

O : Keluarga Ny.Y tampak sudah mengerti

A : TUK 5 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUk 1-5

Dyah

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

115

No.Dx Tanggal Jam SOAP Paraf

II

TUK

1

Selasa,11

April 2017

14.00 S : Ny.Y mampu menyebutkan kembali pengertian penyakit

rematik adalah kelainan metabolic yang disebabkan karena

penumpukan purin Ny.Y mampu menyebutkan kembali

penyebab penyakit rematik adalah pola makan, obesitas,stress,

dan tingginya kadar purin “

Ny.Y mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala rematik

adalah nyeri tulang sendi,ngilu,dan gangguan pergerakan”

O : Ny.Y tampak sudah mengerti apa yang sudah dijelaskan

dan mampu menyebutkannya kembali

A : TUK 1 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 1

Lanjut TUK 2 mengenai akibat lanjut dari penyakit rematik

bila tidak diobati, agar keluarga mampu mengambil

keputusan.

Dyah

II

TUK

2

Rabu,12

April 2017

11.00 S : Keluarag Ny.Y mengatakan “ akibat lanjut dari rematik

adalah kerusakan sendi, deformitas tulang sendi dan gangguan

pergerakan “

O : Keluarga tampak menyimak penjelasan dengan baik dan

mampu menjawab pertanyaan yang diberikan “

A : TUK 2 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 2

Lanjut TUK 3 mengenai cara merawat anggota keluarga yang

sakit rematik

Dyah

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

116

II

TUK

3

Kamis,13

April 2017

10.30 S : Ny.Y mengatakan “ sudah mengerti dan akan

mempraktekkan gerakan yang diajarka “

O : Ny.Y tampak sudah mengerti dan mampu mengulang

kembali gerakan yang sudah diajarkan

A : TUK 3 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 3

Lanjut TUK 4 tentang modifikasi lingkungan bagi penderita

rematik

Dyah

II

TUK

4

Jum’at,14

April 2017

12.00 S : Keluarga Ny.Y mengatakan “ Lingkungan yang baik bagi

penderita rematik adalah lantai yang tidak licin, penerangan

yang cukup dan barang-barang yang tertata rapi “

O : Keluarga tampak memperhatikan dengan baik apa yang

dijelaskan

A : TUK 4 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 4

Lanjut TUK 5 mengenai manfaat fasilitas kesehatan

Dyah

II

TUK

5

Sabtu,15

April 2017

10.00 S : Ny.Y mengatakan “ menjadi lebih mengerti tentang

manfaat fasilitas kesehatan “

O : Keluarga Ny.Y tampak memperhatikan penjelasan tentang

manfaat fasilitas kesehatan

A : TUK 5 tercapai sesuai rencana

P : Evaluasi kembali TUK 5

Dyah

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

117

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis

dengan laporan kasus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba

membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan

kebutuhan dasar pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y dengan Gastritis yang

beralamat di Jalan Utan Panjang RT 010 RW 02 Kel. Sumur Batu Kec.Kemayoran

Jakarta Pusat.dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pada tahap ini penulis mengacu pada konsep pemenuhan kebutuhan.

Dalam pengkajian penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti karena

sikap klien dan keluarga yang kooperatif serta didukung oleh format

pengkajian sehingga memudahkan penulis untuk mengumpulkan data. Tetapi

terdapat beberapa kendala dalam mencari sumber di perpustakaan karena

kurang lengkapnya buku-buku edisi terbaru tentang pemenuhan kebutuhan

dengan Gastritis.

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal

03 April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data

diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dan teknik pengumpulan

data dengan wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan

pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin

hubungan saling percaya, keluarga Ny. Y dapat menerima kedatangan

penulis.dalam pengkajian tidak ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga

Ny.Y yang kooperatif keluarga Ny.Y menjawab semua pertanyaan yang

diajukan oleh penulis sehingga mempermudah mendapatkan informasi. Selain

itu penulis terbantu dengan adanya format pengkajian.

Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut bahwa tipe

keluarga Tn.A adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

118

anak. Tahap perkembangan keluarga Tn.A saat ini adalah tahap

perkembangan keluarga anak usia dewasa awal karena anak pertama Tn.A

berumur 21 tahun. Keluarga Tn.A sudah melakukan tugasnya sesuai dengan

teori menurut (Duvall,1985 dikutip Setiadi, 2008) pada tahap perkembangan

keluarga usia dewasa awal yaitu : Memperluas keluarga inti menjadi keluarga

besar :

Tugas perkembangan ini belum terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A

dan Ny.Y yaitu Tn. H belum menikah, Mempertahankan keintiman pasangan:

Tn. A dan Ny.Y menikah dan sudah memiliki 3 orang anak laki-laki dan Tn.

A dan Ny Y selalu menyempatkan mengobrol bersama bila ada waktu luang

dan Ny.Y juga selalu menyiapkan sarapan dan keperluan Tn. A sebelum Tn.

A berangkat kerja, Membantu orang tua memasuki masa tua: Anak pertana

Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H setiap bulannya membantu Tn. A dan Ny.Y

dengan cara memberikan uang bulanan dan memiliki cita-cita ingin

membrangkatkan haji Tn. A dan Ny.Y, Membantu anak untuk mandiri di

masyarakat: Tn. A dan Ny.Y memberikan kebebasan dan tanggung jawab

kepada anak-anaknya seperti misalnya anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu

Tn. H yang diberikan kebebasan untuk kuliah sambil bekerja, Penataan

kembali peran dan kegiatan rumah tangga: Tugas perkembangan ini belum

terpenuhi dikarenakan anak pertama Tn. A dan Ny.Y yaitu Tn. H belum

menikah dan masih tinggal bersama dengan Tn. A dan Ny.Y

Dalam teori tugas perkenbangan, perkembangan yang ditempuh

keluarga Tn.A didapatkan kesenjangan dengan kasus di lapangan, dimana

tugas perkembangan pada tahap perkembangan keluarga usia dewasa awal

yang belum terpenuhi adalah memperluas keluarga inti menjadi keluarga

besar dan penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga. Faktor

penghambat dari tugas perkembangan yang belum terpenuhi tersebut

dikarenakan anak pertama Tn.A dan Ny.Y belum menikah dikarenakan masih

ingin membantu membiayai kehidupan keluarganya dengan cara kuliah

sambil bekerja.

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

119

Peran dalam keluarga Tn.A tidak terdapat kesenjangan dengan teori karena

didalam teori dijelaskan bahwa peran:

1. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi

anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

2. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu.

3. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

Dan didalam keluarga Tn.A semua anggota berperan sesuai dengan

perannya seperti Tn.A berperan sebagai kepala keluarga dan ayah, Ny.Y

berperan sebagai ibu rumah tangga dan seorang ibu dan Tn.H, An.R dan An.I

berperan sebagai anak.

Fungsi perawatan keluarga didalam keluarga Tn.A terdapat

kesenjangan dengan teori dikarenakan Ny.Y dalam memasak makanan selalu

menyediakannya sendiri tetapi tidak dipisahkan makanan bagi yang menderita

sakit dengan anggota keluarga yang sehat.

Sumber ekonomi keluarga Tn.A diperoleh dari hasil pekerjaan Tn.A

sebagai sekuriti. Dalam teori (Setiadi, 2008) salah satu fungsi ekonomi yaitu

menabung untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa

yang akan datang. Oleh karena itu untuk memenuhi fungsi ekonomi keluarga

Tn.A diperoleh penghasilan tambahan yang didapat dari anak pertamanya

yang kuliah sambil bekerja.

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

120

Dari hasil pengkajian didapatkan data penyebab dari gastritis Ny.Y

adalah stress, telat makan, atapun makan-makanan yang asam dan pedas.

Penyebab ini terdapatkesenjangan antara teori dan pembahasan. Menurut teori

(Sudoyo, dkk 2009) etiologi dari gastritis adalah Konsumsi obat-obatan kimia

NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi drugs),konsumsi alcohol, Terapi radiasi,

Kondisi stress, Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia

coli,Penggunaan antibiotic, jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma

capsulaptum dan Mukonaceace.

Dari hasil pengkajian didapatkan data tanda dan gejala dari gastritis

Ny.Y adalah nyeri dan merasa pusing dan juga mual. Tanda dan gejala ini

terdapat kesenjangan antara teori dan pembahasan menurut Wim de Jong

(Wim de Jong dikutip Amin & Hardhi, 2015) tanda dan gejala gastritis adalah

Gastritis Akut: nyeri epigastrium, mual, muntah, dan perdarahan terselubung

maupun nyata. Dengan endoskopi terlihat mukosa lambung hyperemia dan

udem, mungkin juga ditemukan erosi dan perdarahan aktif. Gastritis Kronik:

kebanyakan gastritis asimptomatik, keluhan lebih berkaitan dengan

komplikasi gastritis atrofik, seperti tukak lambung, defisiensi zat besi, anemia

pernisiosa, dan karsinoma lambung. Karena saat dilakukan pengkajian hanya

nyeri, pusing dan mual yang dirasakan oleh Ny.Y.

B. Diagnosa Keperawatan

Setelah melakukan proses pengkajian dan data yang terkumpul

dikelompokkan sesuai dengan masalahnya. Maka penulis merumuskan

diagnose keperawatan berdasarkan data data tersebut, pada tahap diagnosa

keperawatan yang muncul tidak jauh berbeda dengan diagnosa keperawatan

secara teoritis. Hanya dalam penyusunan diagnosa keperawatan terdapat

kesenjangan dimana penulis hanya memunculkan diagnosa resiko, sementara

berdasarkan konsep ada tiga tipe diagnosa keperawatan keluarga yaitu:

Actual, Potensial, dan Resiko.

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

121

Dalam menentukan diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis

tidak mengalami kesulitan karena keluarga kooperatif dan mengerti skoring

setelah diarahkan oleh penulis. Pada tinjauan kasus penulis mendapatkan 2

masalah keperawatan keluarga sebagai berikut:

1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit gastritis

2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit rematik.

Setelah mendapatkan masalah keperawatan keluarga kemudian dilakukan

skoring untuk menentukan prioritas masalah. Dan setelah dilakukan skoring

maka mendapatkan masalah keperawatan keluarga yang prioritas yaitu:

1. Resiko terjadinya nyeri berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit gastritis dengan skoring 3,32

2. Resiko gangguan mobilisasi pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit dengan skoring 2,82

C. Perencanaan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan dibuat untuk mengatasi masalah yang

ada. Berdasarkan dengan konsep perencanaan diawali dengan merumuskan

tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah

yang ada. Tujuan terdiri dari jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana

mengatasi problem/masalah (P) dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan

jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi

(E) (Komang, 2012).

Rencana keperawatan diprioritaskan pada masalah resiko terjadinya

nyeri berulang karena masalah ini merupakan masalah dengan resiko tinggi

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

122

dibandingkan dengan diagnosa kedua, selain itu masalah tersebut akan

berakibat munculnya masalah-masalah baru bila tidak segera ditangani.

Didalam membuat diagnosa dan membuat prioritas masalah penulis tidak

mengalami kesulitan karena keluarga kooperatif dan mengerti skoring setelah

diarahkan oleh penulis. Pada diagnosa pertama yaitu Resiko terjadinya nyeri

berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y b.d ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit gastritis. Penulis

bersama keluarga merencanakan untuk melakukan penyuluhan kesehatan

tentang gastritis mulai dari pengertian sampai cara pencegahan dan

perawatannya serta psikomotornya yaitu melakukan teknik relaksasi otot

progresif dan cara pembuatan obat tradisional air rebusan temulawak.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai

dengan rencana tindakan yang telah ditetapkan atau ditentukan. Pelaksanaan

dilakukan dengan memperhatikan kaeadaan atau kondisi pasien dan sarana

yang tersedia dilapangan. Pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

dilakukan oleh penulis, alat yang mendukung dalam melaksanakan tindakan

keperawatan disediakan oleh penulis untuk memberikan asuhan keperawatan

untuk pelaksanan teknik relaksasi otot progresif, dan penyuluhan kesehatan

sendiri juga dilakukan oleh penulis sebagai mahasiswa perawat. Perawat

bersama keluarga memberikan motivasi dan dukungan untuk kesembuhan

Ny.Y dengan memberikan semangat dan saling mengingatkan untuk menjaga

pola kesehatan ataupun pola makan, keluarga Tn.A khususnya Ny.Y

mengatakan akan menjaga kesehatan dan memeriksakan kesehatan

dipuskesmas terdekat.

Dalam kasus ini penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan TUK 1-5

tentang GASTRITIS mulai dari pengertian, tanda dan gejala, akibat dan cara

perawatan GASTRITIS. Kemudian melakukan kegiatan psikomotor berupa

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

123

teknik relaksasi otot progresif, memodifikasi lingkungan dengan cara menjaga

pola makan dan menghindari makan-makanan yang pedas dan asam serta

menghindari stress, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti

puskesmas ataupun klinik umum.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan sekumpulan informasi yang sistimatik berkenaan dengan program

kerja dan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan terkait

program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai. Pengukuran

efektifitas program dapat dilakukan dengan cara mengevaluasi kesuksesan

dalam pelaksanaan program. Evaluasi asuhan keperawatan keluarga,

didokumentasikan dalam SOAP (Subjektif, Objektif, Analisis, Planning)

(Komang, 2012). Untuk diagnosa pertama Resiko terjadinya nyeri berulang

pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y b.d ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang mempunyai penyakit gastritis. Dilakukan evaluasi

pada setiap melakukan tindakan, setelah dilakukan penyuluhan kesehatan

gastritis dan psikomotornya berupa teknik relaksasi otot progresif dan

pembuatan obat tradisional. Masalah tersebut sudah teratasi hal ini dapat

dilihat dengan Ny.Y yang dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan

gejala, serta pencegahan dan perawatan gastritis. Ny.Y dan keluarga dapat

melakukan dengan baik teknik relaksasi otot progresif dan cara pembuatan

obat tradisional. Tindak lanjut dari penulis menyarankan kepada keluarga

Ny.Y selalu menjaga kesehatan pada seluruh anggota keluarga serta

menyarankan kepada keluarga Ny.Y untuk tetap menerapkan apa yang telah

disampaikan oleh penulis. Penulis mengalami hambatan yaitu ada anggota

keluarga yang tidak hadir saat ada tindakan yang diberikan.

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

124

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan

antara teori dan kasus dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil

kesimpulan dan saran sebagai berikut: Gastritis adalah peradangan yang

terjadi pada dinding lambung; Tanda dan gejalanya adalah nyeri ulu hati,

mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, perut terasa penuh.

1. Pengkajian pada keluarga Tn.A dengan masalah gastritis. Penulis

melakukan pengkajian menggunakan teknik wawancara, observasi,

dan pemeriksaan fisik sehingga didapatkan keluhan yang sedang

dirasakan. Ny.Y mengatakan “kalau penyakit gastritisnya sering

kambuh kalau Ny.Y stress, telat makan dan makan makanan yang

pedas dan asam”.

2. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan Resiko terjadinya nyeri

berulang pada keluarga Tn.A khususnya Ny.Y b.d ketidakmampuan

keluarga merawat anggota keluarga yang mempunyai penyakit

gastritis.

3. Rencana keperawatan disusun bersama keluarga adalah memberikan

penyuluhan dengan klien tentang pengertian, penyebab, tanda dan

gejala, akibat, pencegahan dan perawatan gastritis, melakukan teknik

relaksasi otot progresif, demonstarasi pembuatan rebusan temulawak,

modifikasi lingkungan, dan motivasi keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan.

4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dari

rencana yang telah disusun bersama keluarga. Meliputi: memberikan

penyuluhan dengan klien dan keluarga tentang pengertian, penyebab,

tanda dan gejala, akibat, pencegahan dan perawatan gastritis;

melakukan teknik relaksasi otot progresif, mendemonstarasi

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

125

pembuatan rebusan temulawak, membantu keluarga modifikasi

lingkungan, dan memotivasi keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan.

5. Evaluasi yang dilakukan dibuat berdasarkan SOAP yang dilakukan

setiap harinya sampai tanggal 16 April 2017. Evaluasi yang diperoleh

adalah Ny.Y yang dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda dan

gejala, serta pencegahan dan perawatan gastritis. Ny.Y dan keluarga

dapat melakukan dengan baik teknik relaksasi otot progresif dan cara

pembuatan obat tradisional. Tindak lanjut dari penulis menyarankan

kepada keluarga Ny.Y selalu menjaga kesehatan pada seluruh anggota

keluarga serta menyarankan kepada keluarga Ny.Y untuk tetap

menerapkan apa yang telah disampaikanoleh penulis.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan

keluarga yang tertara diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran

untuk memperbaiki serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

pada keluarga dengan Gastritis:

1. Bagi penulis: Mampu mengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga

secara teori maupun mandiri dari penulis mampu menyusun strategi agar

data tentang keluarga dapat terkumpul sesuai dengan teori serta mampu

meningkatkan derajat kesehatan terhadap keluarga binaan karena pada bab

sebelumnya masih terdapat masalah yang belum teratasi.

2. Kepada petugas puskesmas: diharapkan mampu melakukan kunjungan

rutin secara terjadwal untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga di

wilayah Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Kemayoran khususnya di RW

02 terutama pada penyakit Gastritis.

3. Institusi pendidikan

Untuk institusi diharapka kepada institusi pendidikan agar dapat

melengkapi buku-buku sebagai referensi dengan terbitan tahun terbaru

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

126

yang berkaitan dengan masalah-masalah asuhan keperawatan keluarga,

sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam menyusun karya tulis

ilmiah yang berikutnya.

4. Klien dan keluarga

Untuk klien beserta keluarganya diharapkan dapat menjaga pola hidup

yang sehat guna mencegah terjadinya kekambuhan gastritis sera

menghindari stress, dan jangan lupa agar selalu menjaga pola makan

dengan baik. Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau

dan ekonomis seperti puskesmas ataupun klinik.

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

127

DAFTAR PUSTAKA

Ayu K. (2012). Aplikasi praktis asuhan keperawatan keluarga (Bagi Mahasiswa

Keperawatan & Praktisi Perawat Perkesmas), Jakarta: Sagung Seto.

Black Joyce M. dan Jane Hokanson Hawks. (2014).Keperawatan medikal bedah

Edisi 8 Buku 2. Jakarta: Elsevier.

Black J.M., dan Hawks JH. (2014). Buku keperawatan medikal bedah: manajemen

klinis untuk hasil yang diharapkan. Edisi 8. Buku 2. Penerjemah: Mulyanto

Hidayat A. (2012). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan proses

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Huda, A.,dan Kusuma H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan

diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: Mediaction

Lemone P.dkk.(2015).Buku ajar keperawatan medical bedah alih bahasa:Angelina

B.Yuddha E,Editor edisi bahasa Indonesia:Iskanda M.Edisi 5

Vol.2.Jakarta:EGC

Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom. (2012). Buku ajar keperawatan

keluarga: aplikasi pada praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta:

TIM.

Potter, Patricia A. dan Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Metal Edisi Tiga

Jilid Tujuh. Jakarta:EGC.

Prasetyo S. (2010). Konsep dan proses keperawatan nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

128

Setiadi. (2008). Konsep dan proses keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiawati S., dan Citra A. (2008). Penuntun praktis asuhan keperawatan keluarga.

Jakarta: Trans Info Media.

Smeltzer Susan C. (2014). Keperawatan medical bedah. Edisi 12. Jakarta:EGC

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/peta-

kesehatan/peta-kesehatan-2010.pdf. 17/5/2017. 07.00.

http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/5277/4790. 17/4/2017.

17:57.

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

129

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Rematik

TOPIK : Rematik

SUB POKOK BAHASAN :

1. Pengertian rematik

2. Faktor resiko timbulnya penyakit

3. Tanda dan gejala

4. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh

5. Makanan yang harus dihindari

6. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan

7. Cara mengatur lingkungan

SASARAN : Keluarga Ny.Y

HARI/TANGGAL : Selasa, 11 April 2017

WAKTU : 60 menit

TEMPAT : Kediaman Ny.Y

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Tujuan Umum

Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x60 menit, keluarga

Ny.Y mampu memahami tentang rematik dan cara menghindari rematik.

2. Tujuan Pembelajaran Khusus

Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan, masyarakat yang hadir

dapat:

a. Menjelaskan pengertian rematik

b. Menyebutkan faktor resiko timbulnya penyakit

c. Menyebutkan tanda dan gejala

d. Menyebutkan hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh

e. Menyebutkan makanan yang harus dihindari

f. Menyebutkan kegiatan yang tidak boleh dilakukan

Page 138: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

130

g. Menyebutkan cara mengatur lingkungan

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Materi

a. Pengertian rematik

b. Faktor resiko timbulnya penyakit

c. Tanda dan gejala

d. Hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh

e. Makanan yang harus dihindari

f. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan

g. Cara mengatur lingkungan

2. Metode Pembelajaran

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

C. SASARAN

Keluarga Ny.Y

D. Media Penyuluhan

a. Leaflet

b. Lembar balik

E. Setting Tempat

MEJA

Page 139: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

131

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Tahap/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran

Pembukaan

(5 menit)

1. Pra Penyuluhan

· a. Persiapan Satuan

Penyuluhan

· b. Persiapan Media

· c. Persiapan Audiens

· d. Persiapan Lingkungan

2. Membuka Penyuluhan

Memberikan Salam Pembuka

Kepada keluarga

· Memperkenalkan Diri

· Menjelaskan Maksud dan

Tujuan Penyuluhan

· Melakukan Apersepsi

· Peserta mulai menempat tempat

duduk

·

Menjawab Salam

Menyimak dan Memperhatikan

· Mengetahui

Isi Acara

(45menit)

Menjelaskan materi

penyuluhan secara berurutan

dan teratur.

Menjelaskan pengertian

rematik

Menyebutkan faktor resiko

timbulnya penyakit

Menyebutkan tanda dan

gejala

Menyebutkan hal yang bisa

· Menyimak dan memperhatikan

Page 140: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

132

dilakukan agar rematik tidak

kambuh

Menyebutkan makanan yang

harus dihindari

Menyebutkan kegiatan yang

tidak boleh dilakukan

Menyebutkan cara mengatur

lingkungan

Penutup

(5 menit)

Evaluasi

Sasaran dan penyuluhan

menyimpulkan bersama-sama

mengenai materi penyuluhan

Tanya Jawab

Salam penutup

Peserta menyebutkan kembali

materi yang sudah di jelaskan

· Peserta berdiskusi

· Peserta menjawab salam

G. EVALUASI

1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik

2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit Rematik

3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar

Page 141: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

133

LAMPIRAN

Rematik

A. Pengertian Rematik

Penyakit kelainan pada sendi yang menimbulkan nyeri dan kekakuan terutama

pada sendi-sendi.

B. Faktor resiko timbulnya penyakit

1. Umur

2. Trauma(jatuh,terbentur)

3. Keturunan

4. Kelainan bawaan pada tulang

5. Kegemukan

C. Tanda dan gejala

1. Nyeri sendi

2. Kekakuan sendi

3. Kemerahan pada sendi

4. Bengkak pada sendi

5. Kelemahan pada otot

6. Gangguan gerak

D. Beberapa hal yang bisa dilakukan agar rematik tidak kambuh

1. Lakukan aktifitas Fisik

Mungkin banyak orang yang berpikir bahwa olahraga dapat memperburuk

sendi, tetapi sangat banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rematik

membantu mengurangi rasa sakit, kelelahan, meningkatkan fleksibilitas

gerak dan kekuatan, serta membuat rematik lebih baik secara keseluruhan.

Tiga jenis latihan yang baik untuk rematik adalah latihan gerak, latihan

penguatan dan latihan daya tahan (kardio atau aerobik). Aerobik air adalah

pilihan yang sangat baik karena dapat meningkatkan jangkauan gerak dan

Page 142: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

134

daya tahan sambil menjaga berat badan dari sendi tubuh bagian bawah.

Berjalan kaki, berenang, bersepeda dan berkebun juga merupakan

aktivitas yang menyenangkan dan dapat membantu meringankan nyeri di

sendi.

2. Lindungi Sendi

Pelajari mekanika tubuh yang tepat, ini berguna untuk mengurangi stres

pada sendi. Hindari gerakan-gerakan yang kiranya dapat membahayakan

sendi, karena sendi akan lebih renta terhadap kerusakan ketika bengkak

dan sakit. Hindari pula meletakkan sendi pada posisi yang sama dalam

jangka waktu lama. Bangun dan bergeraklah agar sendi tidak kaku.

Istirahatlah sebelum kita merasa lelah atau sakit.

3. Menjaga Berat Badan

Jagalah berat badan agar tidak melebihi batas ideal. Berat badan tidak

hanya membantu membuat penampilan kita lebih baik, tetapi juga

membantu sendi merasa lebih baik. Mengurangi berat badan dapat

membantu mengurangi stres sendi dan rasa sakit. Selain itu, menjaga berat

badan juga menghindarkan dari penyakit serius seperti penyakit jantung

dan diabetes.

4. Atur Pola Makan

Makan makanan yang bervariasi dengan perbanyak buah-buahan dan

sayuran, protein tanpa lemak, juga susu tanpa lemak. Pastikan kita

mendapatkan cukup vitamin C, vitamin D dan kalsium. Lemak ikan yang

banyak mengandung asam lemak omega 3 juga dapat mengurangi

peradangan di sendi.

5. Berhenti Merokok

Tidak hanya membuat kita merasa lebih baik, berhenti merokok juga akan

mengurangi risiko komplikasi rematik. Selain itu, berhenti merokok juga

mengurangi risiko terkena kanker paru-paru, emphysema, dan masalah

pernapasan lainnya serta penyakit jantung.

Page 143: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

135

6. Mandi Air Hangat

Jika kita merasa lelah dan pegal, mandi air hangat sebelum tidur dapat

membantu membuat rileks dan merasa lebih baik. Pijat ringan juga dapat

membantu meningkatkan energi dan fleksibilitas. Selain melakukan hal-

hal tersebut, kita juga bisa mencoba beberapa jenis makanan dan minuman

yang efektif untuk membantu penyembuhan sakit akibat radang sendi.

Alpukat. Kita tidak akan menderita rematik atau arthritis selama

rajin mengonsumsi alpukat matang secara teratur. Lemak yang

dikandungnya mampu memberikan lubrikasi secara alami

persendian tulang seperti leher, siku, pergelangan tangan, pinggul,

lutut, pergelangan kaki.-Jus apel. Minum jul apel yang diragikan

(fermentasi) setengah cangkir, dua kali sehari akan membantu

penyembuhan sakit radang sendi.

Asparagus. Bisa untuk mengobati rematik. Stroberi atau buah beri

lain. Buah beri baik untuk penyembuhan rematik. Bisa dikonsumsi

sebagai buah atau jus.

Jus semangka. Untuk arthritis karena kelebihan asam urat. Segelas

jus semangka (tanpa biji) pagi dan malam akan membantu

mendorong keluar kelebihan akumulasi asam urat

E. Makanan yang harus dihindari

1. Tomat

Biji tomat mengandung banyak asam urat. Nah, akumulasi asam urat

dalam sendi dapat menyebabkan gejala arthritis.

2. Daging merah

Hindari daging merah, jika Anda memiliki rematik. Anda sebaiknya

mengurangi konsumsi makanan yang mengandung fosfor seperti daging

merah. Hal ini dikarenakan semakin banyak fosfor yang Anda miliki

dalam tubuh, semakin banyak pula kalsium yang hilang dari tulang.

Page 144: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

136

3. Susu

Susu mengandung banyak purin yang berkontribusi dalam kenaikan

jumlah asam urat dalam tubuh.

4. Ikan bertempurung

Ikan bertempurung, seperti kepiting atau udang, sangat kaya akan purin

yang bisa berubah menjadi asam urat ketika Anda memakannya.

5. Minyak sayur

Hindari minyak nabati seperti minyak kedelai atau bunga matahari.

Minyak jenis ini mengandung banyak asam lemak omega-6. Lemak ini

dapat meningkatkan peradangan.

6. Gula

Hindari makanan atau minuman manis yang dapat memperburuk nyeri

sendi. Selain itu, penambahan berat badan juga memberi tekanan lebih

pada sendi Anda.

F. Cara mengatur lingkungan

1. Hindari lantai yang licin

2. Penerangan yang cukup

3. WC dibuat duduk

Page 145: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

137

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) GASTRITIS

Satuan Acara Penyuluhan pada Ny.Y yang menderita Gastritis (Maag) yang

dilakukan di rumah Ny.Y di Rt 010 Rw 02 Kelurahan Utan Panjang. Adapula alasan

dilakukan penyuluhan pada Ny.Y, agar Ny.Y menyadari akan penyakit yang

dideritanya. Ny.Y bisa menerapkan pola hidup sehat dengan makan-makanan yang

sehat, agar tidak terjadi maag berulang.

Topik : Gangguan Pencernaan

Sub Pokok Bahasan : Maag (gastritis)

Sasaran : Ny.Y dan Keluarga

Waktu : Pukul 09:30-10:30 (selama 60 menit)

Hari,Tanggal : Rabu, 5 April 2017

Tempat : Kediaman Ny.Y

Nama Penyuluh : Dyah Rasminingsih

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Ny.Y dan keluarga dapat

memahami dan mengerti tentang konsep gastritis.

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis, keluarga Ny.Y diharapkan

dapat:

1. Menjelaskan pengertian gastritis

2. Menjelaskan penyebab gastritis

3. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis

4. Menjelaskan cara pencegahan gastritis

5. Menjelaskan penatalaksanaan gastritis

6. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi

penderita gastritis

Page 146: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

138

C. Materi Penyuluhan

1. Pengertian penyakit gastritis

2. Penyebab penyakit gastritis

3. Tanda dan gejala penyakit gastritis

4. Cara pencegahan penyakit gastritis

5. Cara penatalaksanaan penyakit gastritis

6. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penderita gastritis

D. Metode Penyuluhan

a. Ceramah

b. Tanya Jawab

E. Media Penyuluhan

a. Leaflet

b. Lembar balik

F. Setting Tempat

Meja

Ny.Y An.R

Penyuluh

Page 147: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

139

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap

Pengkajian Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran

1 Pembukaan 2 Menit 1Membuka acara dengan

mengucapkan salam dan

perkenalan

Menyampaikan topik dan

tujuan Penyuluhan kepada

sasaran

Kontrak waktu untuk

kesepakatan penyuluhan

dengan sasaran

1. Menjawab salam dan

mendengarkan perkenalan.

2. Mendengarkan

penyampaian topik dan

tujuan

3. Menyetujui kesepakatan

pelaksanaan Penkes

2 Kegiatan Inti 20

Menit

1. Mengkaji ulang tingkat

pengetahuan sasaran

2. Memberikan reinforcement

positif

3. Menjelaskan pengertian

Gastritis

4. Menanyakan sasaran

apakah mengerti atau tidak

5. Memberikan kesempatan

kepada sasaran untuk

bertanya

6. Menjelaskan tentang hal-

hal yang belum dipahami

sasaran

7. Menjelaskan penyebab

Gastritis

8. Menjelaskan tanda dan

1. Menjawab pertanyaan

dari penyuluh

2. Mendengarkan materi

yang disampaikan

3. Menanyakan hal – hal

yang belum dipahami.

Page 148: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

140

gejala Gastritis

9. Menanyakan sasaran

apakah mengerti atau tidak

Memberikan kesempatan

kepada sasaran untuk

bertanya

Menjelaskan tentang hal-hal

yang belum dipahami sasaran

Menjelaskan cara pencegahan

Gastritis

Menjelaskan cara

penatalaksanaan Gastritis

Menjelaskan makanan yang

dianjurkan dan tidak

dianjurkan bagi pasien

dengan penyakit Gastritis

Menanyakan sasaran apakah

mengerti atau tidak

Memberikan kesempatan

kepada sasaran untuk

menanyakan hal – hal yang

belum dipahami

Menjelaskan tentang hal-hal

yang belum dipahami.

Page 149: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

141

3 Evaluasi /

Penutup

8 Menit Memberikan pertanyaan

kepada sasaran tentang materi

yang telah disampaikan oleh

penyuluh

Memberikan reinforcement

positif

Menyimpulkan materi

Menutup acara dengan

mengucapkan salam

1. Menjawab pertanyaan

2. Mendengarkan

kesimpulan

3. Menjawab salam

H. Evaluasi

1. Ny.Y memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik

2. Ny.Y memahami dan mengerti tentang penyakit gastritis

3. Ny.Y mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar

Page 150: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

142

LAMPIRAN

GASTRITIS

A. Pengertian Gastritis

Gastritis yang biasanya orang awam mengatakannya maag adalah peradangan

yang terjadi dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung mengakibatkan

iritasi/perlukaan pada lambung.

Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu

dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan biasanya kadar glukosa

dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar

dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang telat makan

sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam lambung akan semakin banyak

dan berlebih. Hal ini dapat menyebabkan luka atau iritasi pada dinding lambung

sehingga timbul rasa perih.

B. Penyebab Gastritis

1. Stress

2. Usia

3. Pola makan yang tidak baik. Misalnya terlambat makan, makan makanan yang

pedas, asam yang dapat merangsang asam lambung contoh cabe, cuka, sambal,

ketan dan lain-lain. Makan terlalu banyak atau cepat, dan makanan yang terinfeksi

oleh bakteri helicobakter phylory.

4. Merokok

5. Mengkonsumsi alcohol atau minuman berkafein

Page 151: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

143

6. Mengkonsumsi obat-obatan dalam dosis yang tinggi. Contohnya aspirin dan

antalgin. (aspirin dalam dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa

lambung)

7. Keracunan makanan

C. Tanda dan Gejala

1. Mual dan muntah

2. Kembung

3. Nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas

4. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan naik, keluar keringat

dingin

5. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar

6. Terkadang disertai sakit kepala

7. Bila gastritis sudah parah, makan akan terjadi luka pada lambung sehingga

menyebabkan perdarahan. Gejala yang timbul saat lambung sudah terdapat luka

adalah muntah darah atau terdapat darah pada feses

D. Cara Pencegahan

1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda waktu makan karena

akan mengakibatkan produksi asam lambung meningkat

2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari makanan yang

merangsang kerja lambung. Contohnya makanan pedas, asam, dan kopi

3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa stress dengan

berolahraga yang baik bagi tubuh

4. Tidak merokok

5. Tidak mengkonsumsi alcohol

6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi lambung misalnya

aspirin

E. Penatalaksanaan

Jika anda mengalami atau mempunyai riwayat gastritis, hal-hal yang dapat anda

lakukan antara lain adalah:

Page 152: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

144

1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contoh makanan adalah snack atau

makanan ringan.

2. Makan teratur dan tepat waktu

3. Dianjurkan minum air hangat jika terjadi mual dan muntah

4. Minumlah obat antasida (obat maag) jika gastritis kambuh

5. Istirahat yang cukup

6. Kalau merokok, hentikan merokok

7. Segera periksakan ke dokter jika nyeri tidak kunjung hilang

F. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Makanan yang dianjurkan:

a. Sumber hidrat arang atau karbohidrat: bubur, kentang rebus, biscuit dan

tepung-tepungan yang dibuat bubur atau pudding.

b. Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu kuning, labu siam,

wortel, brokoli

c. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisang, pepaya, tomat

Makanan yang tidak dianjurkan:

a. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung: nasi keras, ketan,

jagung, ubi talas.

b. Sumber Protein Hewani: daging yang berlemak,ikan asin, ikan pindang.

c. Sayuran tertentu (sawi, kol, nangka muda,nanas)

d. Buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon, durian)

e. Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink, tape, susu, anggur

putih dan kopi.

f. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung yaitu makanan

yang mengandung cuka dan pedas, merica.

g. Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan

lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan peregangan di

lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam lambung antara lain

makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.

Page 153: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

145

Page 154: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

146

Page 155: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

147

Page 156: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

148

Page 157: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA …

149

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Dyah Rasminingsih

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 11 April 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat :Jalan Papanggo IIIB No.31 Rt 006 Rw 05

Kel.Papanggo Kec.Tanjung Priok Jakarta Utara 14340

No. Telepon : 08984848105

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

TK Papanggo : Tahun 1999 - 2000

SDN Papanggo 01 Pagi Jakarta : Tahun 2000 - 2006

SMPN 129 Jakarta : Tahun 2006 - 2009

SMK Pelita Alam : Tahun 2009 - 2012

DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta: Tahun 2014 - 2017