Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

34
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS TUMOR HATI ( HEMATOMA ) DISUSUN OLEH KELOMPOK V : DEWIAN LEJEP MARSITO MOH.ANDI ISWANTO TASRIF NISMAWATI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU 2014/2015

description

tumor

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS TUMOR HATI ( HEMATOMA )

DISUSUN OLEH KELOMPOK V :

DEWIAN LEJEP

MARSITO

MOH.ANDI ISWANTO

TASRIF

NISMAWATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2014/2015

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada tuhan YME, karena atas berkat

dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan tujuan

penulisan ini adalah Untuk mengetahui pengertian penyakit (tumor hati )

dan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah asuhan keperawatan

pada sistem persarafan.

Dalam penulisan ini kami bekerja sama menyelesaikan makalah ini

dengan  membahas tentang penyakit miokardium ( TUMOR HATI ) kami

menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih, semoga dengan

dengan penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan dapat

menambah ilmu pengetahuan.

palu, 2 april 2014

                                 

                                                               Penyusun   

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

a) Latar belakangb) Tujuan penulisanc) metode penulisan

BAB II PEMBAHASANA. Pengertian B. Etiologi C. PatofisiologiD. Pathway E. Patologi F. Manifestasi klinisG. Pemeriksaan penunjang H. PenatalaksanaanI. Komplikasi

ASUHAN KEPERAWATAN

a) Pengkajianb) Diagnosa c) Perencanaan keperawatan d) Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

BAB I

PENDAHULUAN

a) Latar belakang

Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas hati primer dan

paling sering ditemukan daripada tumor ganas hati primer lainnya seperti limfoma

maligna, fibrosarkoma, dan hemangioendotelioma. Hepatocellular Carcinoma

(HCC) atau disebut juga hepatoma atau kanker hati primer atau Karsinoma Hepato

Selular (KHS) adalah satu dari jenis kanker yang berasal dari sel hati.Hepatoma

biasa dan sering terjadi pada pasien dengan sirosis hati yang merupakan komplikasi

hepatitis virus kronik. Hepatitis virus kronik adalah faktor risiko penting hepatoma,

virus penyebabnyaadalah virus hepatitis B dan C.

b) Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian dari Tumor hati

2. Mengetahui penyebab dari Tumor hati

3. Mengetahui proses perjalanan dan asuhan keperawatan dari

Tumor hati

c) Metode penulisan

1. latar belakang ,tujuan dan metode penulisan

2. Bab II berisi tentang tinjauan teoritis yang membahas

tentang materi serta asuhan keperawatan serta

penyimpangan KDM dari penyakit

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau

epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.

Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas hati

primer dan paling sering ditemukan daripada tumor ganas hati primer

lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma, dan

hemangioendotelioma. Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut

juga hepatoma atau kanker hati primer atau Karsinoma Hepato Selular

(KHS) adalah satu dari jenis kanker yang berasal dari sel hati

(Misnadiarly, 2007). Hepatoma biasa dan sering terjadi pada pasien

dengan sirosis hati yang merupakan komplikasi hepatitis virus kronik.

Hepatitis virus kronik adalah faktor risiko penting hepatoma, virus

penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C. kebiasaan merokok juga

dikenali sebagai faktor resiko, khususnya disertai kebiasaan minum

minuman keras Karsinoma merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh

dunia , di Asia Pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat

tertinggi dari tumor-tumor ganas lainnya. Perbandingan antara laki :

wanita sama dengan 4-6: 1. Umur tergantung dari lokasi geografis.

Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada

usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

B. ETIOLOGI

Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C

Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :

Aflatoksin

Alkohol

  Penggunaan steroid anabolic

Penggunaan androgen yang berlebihan

Bahan kontrasepsi oral

Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati

(Hemochromatosis)

Belum diketahui penyebab penyakit ini secara pasti, tapi dari kajian

epidemiologi dan biologi molekuler di Indonesia sudah terbukti bahwa

penyakit ini berhubungan erat dengan sirosis hati, hepatitis virus B aktif

ataupun hepatitis B carrier, dan hepatitis virus C dan semua mereka ini

termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berisiko tinggi untuk

mendapatkan kanker hati ini.

Tumor metastasis dari tempat primer lain ditemukan dalam hati pada

sekitar separuh dari seluruh kasus kanker stadium lanjut. Tumor maligna

pada akhirnya cenderung mencapai hati melalui system portal atau

saluran limfatik, atau melalui perluasan langsung dari tumor abdominal.

Lebih lanjut, hati merupakan tempat ideal bagi kelangsungan hidup sel-sel

maligna ini. Biasanya bukti pertama adanya kanker dalam organ abdomen

adalah manifestasi mestastasis hati dan tanpa melakukan operasi

eksplorasi atau autopsi tumor primer tidak pernah dapat teridentifikasi

C. PATOFISIOLOGI

Oleh alkoholik dan post nekrotik. Pedoman diagnostik yang paling

penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

sebabnya. Pada penderita sirosis hati  yang disertai pembesaran hati

mendadak. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 %

kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada

saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan

kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara,

paru-paru, uterus, dan pankreas.

Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai

penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal

lagi.

Stadium Hepatoma:

-  Stadium I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm

-  Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada

segment I atau multi-fokal tumor terbatas padlobus kanan atau lobus kiri

hati.

-  Stadium III : Tumorpada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV)

atau ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumordengan invasi

peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu

(biliary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.

-   Stadium IV :Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan

dan lobus kiri hati. atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah

hati (intra hepaticvaskuler ) ataupun pembuluh empedu (biliary duct) atau

tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel)

seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis) atau vena cava inferior-

atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic metastase)

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

D. PATHWAY

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

E. PATOLOGI

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Ada 2 type :

1. Type masif - tumor tunggal di lobus kanan.

Tumor yang mengenai hanya pada lobus kanan saja,dan trdapat

lesinya tunggal ( soliter )

2. Type Nodule - tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak

sama

kanker hati yang berupa benjolan berbentuk kebulatan (nodule),dan

terdapat banyak lesi ( multiple)..

Penyebarannya

1. Intrahepatal

2. ekstehepatal

F. MANIFESTASI KLINIS

Hepatoma seringkali tak terdiagnosis karena gejala karsinoma

tertutup oleh penyakit yang mendasari yaitu sirosis hati atau hepatitis

kronik. Pada permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, malah

banyak tanpa keluhan. Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala

khas. Ada penderita yang sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm

pun tidak merasakan apa-apa.

Keluhan utama yang sering adalah :

Keluhan sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di

perut kanan atas

Dispnea akibat penekanan difragma 6

Nafsu makan berkurang,

Berat badan menurun, dan rasa lemas.

Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites

(penimbunan cairan dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur,

nyeri otot,demam, bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah

darah, perdarahan dari dubur, dan lain-lain.

Jika gejala tampak, biasanya sudah stadium lanjut dan harapan

hidup sekitar beberapa minggu sampai bulan..Pemeriksaan Alfa

Feto Protein(AFP) sangat berguna untuk menegakkan diagnosis

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

penyakit hepatoma ini Penggunaan ultrasonografi ( USG ),

Computed Tomographic Scanning (CT Scan), Magnetic Resonance

Imaging (MRI) penting untuk menegakkan diagnosis dan

mengetahui ukuran tumor

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Biopsi

Biopsi aspirasi dengan jarum halus (fine needle aspiration biopsy)

terutama ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan

pada pemeriksaan radiologi imaging dan laboratorium AFP itu benar

pasti suatu hepatoma.

Cara melakukan biopsi dengan dituntun oleh USG ataupun CTscann

mudah, aman, dan dapat ditolerir oleh pasien dan tumor yang akan

dibiopsi dapat terlihat jelas pada layar televisi berikut dengan jarum

biopsi yang berjalan persis menuju tumor, sehingga jelaslah hasil yang

diperoleh mempunyai nilai diagnostik dan akurasi yang tinggi karena

benar jaringan tumor ini yang diambil oleh jarum biopsi itu dan

bukanlah jaringan sehat di sekitar tumor.

2. Radiologi

untuk mendeteksi kanker hati stadium dini dan berperan sangat

menentukan dalam pengobatannya. Kanker hepato selular ini bisa

dijumpai di dalam hati berupa benjolan berbentuk kebulatan (nodule)

satu buah,dua buah atau lebih atau bisa sangat banyak dan diffuse

(merata) pada seluruh hati atau berkelompok di dalam hati kanan atau

kiri membentuk benjolan besar yang bisa berkapsul.

3. Ultrasonografi

Dengan USG hitam putih (grey scale) yang sederhana (conventional)

hati yang normal tampak warna ke-abuan dan texture merata

(homogen).USG conventional hanya dapat memperlihatkan benjolan

kanker hatidiameter 2 cm – 3 cm saja. Tapi bila USG conventional ini

dilengkapi dengan perangkat lunak harmonik sistem bisa mendeteksi

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

benjolan kanker diameter 1 cm – 2 cm13, namun nilai akurasi

ketepatan diagnosanya hanya 60%.

4. CT scanCT scann sebagai pelengkap yang dapat menilai seluruh

segmen hati dalam satu potongan gambar yang dengan USG gambar

hati itu hanya bisa dibuat sebagian-sebagian saja.CTscann dapat

membuat gambar kanker dalam tiga dimensi dan empat dimensi

dengan sangat jelas dan dapat pula memperlihatkan hubungan kanker

ini dengan jaringan tubuh sekitarnya.

5. Angiografi

angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya.

Kanker yang kita lihat dengan USG yang diperkirakan kecil sesuai

dengan ukuran pada USG bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga

kali lebih besar. Angigrafi bisa memperlihatkan ukuran kanker yang

sebenarnya.

6. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

MRI yang dilengkapi dengan perangkat lunak Magnetic

ResonanceAngiography (MRA) sudah pula mampu menampilkan dan

membuat peta pembuluh darah kanker hati ini.

7. PET (Positron Emission Tomography)

Positron Emission Tomography (PET) yang merupakan alat

pendiagnosis kanker menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal

sebagai flourine18 atau Fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu

mendiagnosa kanker dengan cepat dan dalam stadium dini.Caranya,

pasien disuntik dengan glukosa radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel

kanker di dalam tubuh. Cairan glukosa ini akan bermetabolisme di

dalam tubuh dan memunculkan respons terhadap sel-sel yang terkena

kanker.

PET dapat menetapkan tingkat atau stadium kanker hati sehingga

tindakan lanjut penanganan kanker ini serta pengobatannya menjadi

lebih mudah. Di samping itu juga dapat melihat metastase

(penyebaran)

H. PENATALAKSANAAN

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Pemilihan terapi kanker hati ini sangat tergantung pada hasil

pemeriksaan radiologi. Sebelum ditentukan pilihan terapi hendaklah

dipastikan besarnya ukuran kanker,lokasi kanker di bahagian hati yang

mana, apakah lesinya tunggal (soliter) atau banyak (multiple), atau

merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau kanker

sudah merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis

(penyebaran) ke tempat lain di dalam tubuh penderita ataukah sudah

ada tumor thrombus di dalam vena porta dan apakah sudah ada

sirrhosis hati. Tahap tindakan pengobatan terbagi tiga, yaitu tindakan

bedah hati digabung dengantindakan radiologi dan tindakan non-bedah

dan tindakan transplantasi (pencangkokan) hati.

1. Tatalaksana Non Bedah

Meskipun reseksi tumor hati dapat dilakukan pada beberaa pasien,

sirosi yang mendasari keganasan penyakit ini akan meningkatkan

resiko pada saat dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dan kemoterapi

telah dilakukan untuk menangani penyakit malignan hati dengan

derajat keberhasilan yang bervariasi. Meskipun terapi ini dapat

memperpanjang kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas

hiduo pasien dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa

nyaman, namun efek utamanya masih bersifat paliatif.

Terdapat beberapa jenis tatalaksana non bedah yaitu terapi radiasi,

kemoterapi, dan drainase bilier perkutan.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Pada terapi radiasi nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat

dikurangi secara efektif dengan terapu radiasi pada 70% dan 90 %

penderita. Gejala anorexia, kelemahan dan panas juga berkurang

dengan terapi ini. Injeksi Etanol Perkutan (Percutaneus Etanol Injeksi

= PEI) Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan juga

menolak semua tindakan atau pasien tidak mampu membiayai

pembedahan dan tak mampu membiayai tindakan lainnya maka

tindakan PEI-lah yang menjadi pilihan satu-satunya. Tindakan injeksi

etanol perkutan ini mudah dikerjakan, aman, efek samping ringan,

biaya murah, dan hasilnya pun cukup memberikan harapan.

Kemoterapi telah digunakan untuk mempebaiki kualitas hidup

pasien dan memperpanjang kelangsungan hidupnya. Bentuk terapi

ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajufan setelah dilakukan

reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infuse

regional merupakan dua metode yang digunakan untuk

memberikan preparat antineoplastik kepada pasien tumor primer

dan metastasis tumor hati.

Drainase Bilier perkutan atau drainase transhepatik digunakan

untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh

tumor hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang

itdak dapat di operasi atau pada pasien yang dianggap beresiko.

Dengan bantuan fluoroskopi, sebuah kateter dimasukkan melalui

dinding abdomen dengan melewati lokasi obstruksi kedalam

duodenum. Prosedur ini  dikerjakan untuk membentuk kembali

system drainase bilier, mengurangi tekanan serta rasa nyeri karena

penumpukan empedu akibat obstruksi, dan meredakan gejala

pruritus serta ikterus. Sebagai hasil dari prosedur ini, pasien merasa

lebih nyaman, dan kualitas hidup serta kelangsungan hidupnya

meningkat. Selma beberapa hari setelah di pasang, kateter tersebut

di buka untuk drainase eksternal. Cairan empedu yang mengalir

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

keluar diobservasi dengan ketat untuk mengetahui jumlah, warna

dan adanya darah serta debris.

2. Tatalaksana Bedah

Terapi yang paling ideal untuk kanker hati stadium dini adalah

tindakan bedah yaitu reseksi (pemotongan) bahagian hati yang

terkena kanker dan juga reseksi daerah sekitarnya. Pada prinsipnya

dokter ahli bedah akan membuang seluruh kanker dan tidak akan

menyisakan lagi jaringan kanker pada penderita, karena bila tersisa

tentu kankernya akan tumbuh lagi jadi besar, untuk itu sebelum

menyayat kanker dokter ini harus tahu pasti batas antara kanker

dan jaringan yang sehat lobektomi hati untuk penyakit kanker dapat

sukses dikerjakan apabila tumor primer hati dapat dilokalisir atau

pada kasus metastasis, apabila lokasi lokasi primernya dapat

dieksisi seluruhnya dan metastasis terbatas. Meskipun demikian,

metastasis kedalam hati jarang bersifat terbatas atau soliter.

Dengan mengandalkan pada kemampuan sel-sel hati untuk

beregenerasj, sebagian dokter bedah telah melakukan

pengangkatan 90% dari organ hati dengan hasil yang baik.

Meskipun demikian, adanya sirosis akan membatasi kemampuan

hati untuk beregenerasi.

Bila kanker hati ini ditemukan pada pasien yang sudah ada

sirrhosis hati dan ditemukan kerusakan hati yang berkelanjutan

atau sudah hampir seluruh hati terkena kanker atau sudah ada sel-

sel kanker yang masuk ke vena porta (thrombus vena porta) maka

tidak ada jalan terapi yang lebih baik lagi dari transplantasi hati.

Transplantasi hati adalah tindakan pemasangan organ hati dari

orang lain ke dalam tubuh seseorang. Langkah ini ditempuh bila

langkah lain seperti operasi dan tindakan Transplantasi hati meliputi

pengangkatan total hati yang sakit dengan menggantikan hati yang

sehat. Pengangkatan hati yang sakit akan menyediakan tempat

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

bagi hati yang baru dan memungkinkan rekonstruksi anatomis

vaskuler hati serta saluran bilier mendekati keadaan normal.

Transplantasi hati ini digunakan untuk mengatasi penyakit hati

stadium-terminal yang mengancam jiwa penderitanya setelah

bentuk terapi yang lain tidak mampu menanganinya. Keberhasilan

transplantasi tergantung keberhasilan terapi imunosupresi.

3. Tindakan keperawatan

1. memberikan pelayanan keperawatan kepada

individu ,keluarga ,kelompok,atau masyarakat sesuai diagnosa

masalah yang terjadi dari masalah yang bersifat sederhana sampai

yang kompleks

2. membantu klien dan keluarga dalam meginterprestasikan informasi

dari berbagai pemberi pelayan dan dalm memberikan informasi lain

yang diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan

keperawatan yang di berikan kepadanya

3. membantu klien mempertinggi pengetahuan,dalam upaya

meningkatkan kesehatan,gejala penyakit sesuai kondisi dan

tindakan yang spesifik.

4. mengarahkan,merencanakan mengorganisasikan pelayanan dari

semua anggota team kesehatan .kerena klien menerima pelayanan

dari banyak profesional misal: pemenuhan nutrisi.

5. pemberi informasi tentang tujuan keperawatan yang

diberikan.dengan peran ini dapat di katakan perawatan adalah

sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi spesifik klien

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

6. melakukan kerja sama bersama klien,keluarga,dan team kesehatan

lainya,dalam upaya mengindentifikasi pelayanan kesehatan yang

diperlukan termaksud tukar pendapat terhadap pelayanan yang di

perlukan klien, pemberian dukungan paduan keahlian dan

keterampilan berbagai pemberi pelayanan kesehatan

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang sering terjadi pada sirosis adalah asites,

perdarahan saluran cerna bagian atas, ensefalopati hepatika, dan

sindrom hepatorenal. Sindrom hepatorenal adalah suatu keadaan pada

pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan fungsi hati, hipertensi

portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan sirkulasi

darah Sindrom ini mempunyai risiko kematian yang tinggi. Terjadinya

gangguan ginjal pada pasien dengan sirosis hati ini baru dikenal pada

akhir abad 19 dan pertamakali dideskripsikan oleh Flint dan Frerichs.

Penatalaksanaan sindrom hepatorenal masih belum memuaskan;

masih banyak kegagalan sehingga menimbulkan kematian Prognosis

pasien dengan penyakit ini buruk.

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS

TUMOR HATI ( HEMATOMA )

A. PENGKAJIAN

a) Identitas

Nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, suku, bangsa, no.

registrasi

b) Riwayat kesehatan

Keluhan utama: klien biasanya mengeluh mual, muntah, nyeri

perut kanan atas,pembesaran perut, berak hitam

Riwayat penyakit sekarang: biasanya klien awalnya mengalami

mual, nyeri perut kanan atas, berak hitam, kemudian perut klien

membesar dan sesak napas

Riwayat penyakit dahulu: biasanya klien pernah mengalami

penyakit hepatitis B atau C atau D. Dan mengalami sirosis

hepatik

Riwayat penyakit keluarga: biasanya salah satu atau lebih

keluarga klien menderita penyakit hepatitis B atau C atau D.

Biasanya ibu klien menderita hepatitis B atau C atau D yang

diturunkan kepada anaknya pada waktu hamil.

Riwayat lingkungan: biasanya klien inggal di lingkungan yang

kumuh dan kotor

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Riwayat imunisasi: biasanya klien tidak diimunisasi untuk

penyakit hepatitis B

c) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

Biasanya klien terlihat lemah, letih, dengan perut membesar dan

sesak nafas, penurunan BB.

Kepala dan leher

Biasanya terjadi pernafasan cuping hidung, ikterus, muntah

Thoraks

Biasanya terjadi retraksi dada dikarenakan kesulitas bernafas,

penggunaan otot-otot bantu pernafasan

Abdomen

Biasanya terjadi pembesaran hati (hepatomegali), permukaan

hati terasa kasar, asites, nyeri perut bagian kanan atas dengan

skala 7-10, splenomegali

Ekstremitas

Biasanya terjadi gatal-gatal, kelenahan otot 

Breath

Biasanya klien mengalami sesak nafas

Blood

Biasanya klien anemi dikarenakan adanya perdarahan

Brain

Jika sudah metastase akan terjadi enselofaty hepatik

Bowel

Biasanya klien mengalami anoreksia, mual, muntah, melena,

bahkan mungkin terjadi hematomesis. Terjadi penurunan BB,

turgor kulit lebih dari 2 detik, rambut kering, mukosa oral kering,

penurunan serum albumn.

Blader

Biasanya klien mengeluarkan urin berwarna seperti teh pekat

Bone

Jika terjadi metastase ke tulang akan terjadi nyeri tulang

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

d) Pola fungsi kesehatan

Pola aktivitas

Biasanya klien mengalami gangguan dalam beraktivitas

dikarenakan nyeri, kelemahan otot, mual, dan muntah

Pola nutrisi

Biasanya klien mengalami anoreksia, mual dan muntah

Pola eliminasi

Biasanya klien mengeluarkan urin berwarna seperti teh dan

pekat. Feses klien berwarna hitam (melena)

Pola istirahat

Biasanya klien mengalami insomnia

Pola seksual

Biasanya klien mengalami penurunan libido

Pola spiritual

Biasanya klien terganggu dalam menjalani ibadah

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada hepar

2. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites)

3. Ketidaksiembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi, akibat

anorexia dan mual muntah.

4. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

ekspansi paru akibat, asites dan penekanan diafragma

5. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan

pruritus, edema, dan asites

6. Keletihan berhubungan dengan keadaan penyakit akibat

kelemahan fisik

C. PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites)

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada hepar

3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

ekspansi paru akibat asites, dan penekanan diafragma

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan tegangnya dinding perut ( asites)

Tujuan :

1. Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan

aktivitas hiburan sesuai indikasi nyeri.

2. Melaporkan penghilangan nyeri maksimal / kontrol dengan

pengaruh minimal pada AKS

Intervensi Rasional

Lakukan kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian analgesik

(perhatikan fungsi faal hepar)

Analgesik bekerja mengurangi

reseptor nyeri dalam mencapai

sistim saraf sentral

Atur posisi klien yang enak sesuai

dengan  keadaan

Dengan posisi miring ke sisi

yang sehat disesuaikan dengan

gaya gravitasi,maka dengan

miring kesisi yang sehat maka

terjadi pengurangan  penekanan

sisi yang sakit

Awasi respon emosional klien

terhadap proses nyeri

Keadaan emosional mempunyai

dampak pada kemampuan klien

untuk         menangani nyeri

Ajarkan teknik pengurangan nyeri

dengan teknik  distraksi

Teknik distraksi merupakan

teknik pengalihan perhatian

sehingga mengurangi emosional

dan kognitif

Observasi tanda-tanda vital Deteksi dini adanya kelainan

2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada hepar

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal (36-37,5 celcius)

Intervensi Rasional

Kaji suhu tubuh pasien mengetahui peningkatan suhu

tubuh, memudahkan intervensi

Beri kompres air hangat. mengurangi panas dengan

pemindahan panas secara

konduksi. Air hangat mengontrol

pemindahan panas secara

perlahan tanpa menyebabkan

hipotermi atau menggigil.

Anjurkan pasien untuk

menggunakan pakaian yang tipis

dan mudah menyerap keringat.

Memberikan rasa nyaman dan

pakaian yang tipis mudah

menyerap keringat dan tidak

merangsang peningkatan suhu

tubuh.

Kolaborasi : pemberian cairan

intravena dan pemberian obat

sesuai program.

Pemberian cairan sangat penting

bagi pasien dengan suhu tubuh

yang tinggi. Obat khususnya

untuk menurunkan panas tubuh

pasien.

3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan

ekspansi paru akibat asites dan penekanan diafragma.

Tujuan :

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam pernafasan

klien kembali normal

Intervensi Rasional

Pertahankan Posisi semi fowler Posisi ini memungkinkan tidak

terjadinya penekanan isi perut

Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

terhadap diafragma sehingga

meningkatkan ruangan untuk

ekspansi paru   yang maksimal.

Disamping itu posisi ini juga

mengurangi peningkatan volume

darah paru sehingga memperluas

ruangan yang dapat diisi oleh udara

Observasi gejala kardinal dan

monitor tanda – tanda

ketidakefektifan pola napas

Pemantau lebih dini terhadap

perubahan yang terjadi sehingga

dapat diambil tindakan penanganan

segera

Berikan penjelasan tentang

penyebab sesak dan motivasi

utuk membatasi aktivitas

Pengertian klien akan mengundang

partispasi klien dalam mengatasi

permasalahan yang terjadi

Kolaborasi dengan tim medis

(dokter) dalam pemberian

diuretik, batasi asupan cairan,

dan punctie aspirasi asites

untuk meneurangi asites dan cairan

dalam cavum pleura sehingga pola

nafas kembali norma

(16-20x/menit)

4. Ketidakseimbangan nutrisi Kurang dari kebutuhan  berhubungan

dengan tida kadekuatnya asupan nutrisi, anoreksia, mual, gangguan

absorbsi, metabolisme vitamin di hati.

Tujuan :

1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Intervensi Rasional

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian vitamin

Dengan pemberian vitamin

membantu proses metabolisme,

mempertahankan fungsi berbagai

jaringan dan membantu

pembentukan sel baru

Jelaskan pada klien tentang

pentingnya nutrisi bagi tubuh dan

diit yang di tentukan dan tanyakan

Pengertian klien tentang nutrisi

mendorong klien untuk

mengkonsumsi makanan sesuai

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

kembali apa yang telah di jelaskan diit yang ditentukan dan umpan

balik  klien tentang penjelasan

merupakan tolak ukur penahanan

klien  tentang nutrisi

Bantu klien dan keluarga

mengidentifikasi  dan memilih

makanan yang mengandung kalori

dan protein tinggi

Dengan mengidentifikasi berbagai

jenis makanan yang telah di

tentukan

Identifikasi busana klien buat

padan yang ideal dan tentukan

kenaikan berat badan yang

diinginkan berat badan ideal

Diharapkan klien kooperatif

Sajikan makanan dalam keadaan

menarik dan hangat

Dengan penyajian yang menarik

diharapkan dapat meningkatkan

selera    makan

Anjurkan pada klien untuk menjaga

kebersihan mulut

Anjurkan pada klien untuk

menjaga kebersihan mulut

Anjurkan pada klien untuk

menjaga kebersihan mulut

Monitor kenaikan berat badan Dengan monitor  berat badan

merupakan sarana untuk

mengetahui perkembangan

asupan nutrisi klien

5. Resiko terjadinya gangguan integritas kulit berhubungan dengan

pruritus,edema dan asites

Tujuan :

1. Mengedentifikasi fiksi intervensi yang tepat untuk kondisi kusus.

2. Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi /

meningkatkan penyembuhan.

Page 25: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

Intervensi Rasional

Kaji kulit terhadap efek samping

terapi kanker. Perhatikan

kerusakan atau perlambatan

penyembuhan

Efek kemerahan atau reaksi radiasi

dapat terjadi dalam area radiasi

dapat terjadi dalam area radiasi.

Deskuamasi kering dan deskuamasi

kering,ulserasi.

Mandikan dengan air hangat dan

sabun

Mempertahankan kebersihan tanpa

mengiritasi kulit.

Balikkan / ubah posisi dengan

sering

Untuk meningkatkan sirkulasi dan

mencegah tekanan pada kulit/

jaringan yang tidak perlu.

Anjurkan pasein untuk

menghindari krim kulit

apapun ,salep dan bedak kecuali

seijin dokter

Dapat meningkatkan iritasi atau

reaksi secara nyata

6. Keletihan berhubungan dengan kelemahan fisik dan keletihan

Tujuan :

1. Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan kelemahan

berkurang

Intervensi Rasional

Tingkatkan istirhat serta batasi

aktivitas yang tidak terlalu berat

Menurunkan kerja miokard

Jelaskan pola peningkatan

bertahap dari aktivitas

Aktivitas yang maju memberikan

kontrol jantung ,meningkatakan

regangan, dan mencegah aktifitas

berlebihan

Pertahankan klien tirah baring

sementara sakit akut

Untuk mengurangi beban jantung

Tingkatkan klien duduk dikursi Untuk meningkatkan aliran vena

Page 26: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

dan tinggikan kaki klien balik

Pertahankan rentang gerak pasif

selama sakit kritis

Meningkatkan kontraksi otot

sehingga membantu alira vena balik

Evaluasi tanda vital saat

kemajuan aktifitas terjadi

Mengetahui fungsi jantung bila

dikaitkan dengan aktivitas

Berikan waktu istirahat diantara

waktu aktifitas

Mendapatkan cukup waktu resolusi

bagi tubuh dan tidak terlalu

memaksa kerja jantung

Pertahabkan penambahan 02

sesuai

Untuk meningkatkan oksigenasi

jaringan

Selama aktifitas,kaji

EKG,dispnea sianosis,kerja dan

frekuensi napas,serta keluhan

subjektif

Melihat dampak dari aktifitas

terhadap fungsi jantung

Berikan diet sesuai kebutuhan Untuk mencegah retensi cairan dan

edema akibat penurunan

kontrektilitas jantung

Rujuk keprogram rehabilitas

jantung

Meningkatkan jumlah oksigen yang

ada untuk pemakaian miokardium

sekaligus mengurangi

ketidaknyamanan kerena iskemia

E. EVALUASI

Pasien menunjukkan pola napas normal

Pasien menujukan perubahan nutrisi

Pasien nampak ceria

Pasien mengatakan Nyeri berkurang

Page 27: Asuhan Keperawatan Pada Kasus Tumor Hati 3

DAFTAR PUSTAKA

Luckmann, RN.M.A, dan K. C. Sorensen, R.N, M.N, Medical

Surgical Nursing,A Pslychophysiologis Approach.

Sylvia Anderson Price, Ph D. R.N. dan L.Mc.Carty Wilson, Ph D.

R.N, Pathofisiologi proses-proses penyakit, edisi I, Buku ke

empat.

Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Pres Buku I, Edisi Ke 2

Doengus.RN,NSN.MA. Cs dan M.F. Moorhouse R. N. CCP.R.N.

A.C. Geissler R.N. R.N. BsN.CERN. Nursing Care Plans.

Guideliner for Planing and documenting Patien Care.\

Nanda NICNOC, edisi revisi