Asuhan Keperawatan Osteoporosis

15
ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS 9. PENGKAJIAN Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial. a) Anamnese 1) Identitas 1. Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya. 2. Identitas penanggung jawab Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat. 2) Riwayat Kesehatan Riwayat Kesehatan. Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu mengidentifikasi adanya: a. Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher,dan pinggang b. Berat badan menurun c. Biasanya diatas 45 tahun d. Jenis kelamin sering pada wanita e. Pola latihan dan aktivitas 3) Pola aktivitas sehari-hari Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal.

description

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Osteoporosis

Transcript of Asuhan Keperawatan Osteoporosis

Page 1: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

 ASUHAN KEPERAWATAN OSTEOPOROSIS

9. PENGKAJIAN

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh melalui anamnese, pemeriksaan fisik dan riwayat psikososial.

a) Anamnese1) Identitas

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.

2. Identitas penanggung jawab

Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien dan alamat.

2) Riwayat KesehatanRiwayat Kesehatan. Dalam pengkajian riwayat kesehatan, perawat perlu

mengidentifikasi adanya:a.    Rasa nyeri atau sakit tulang punggung (bagian bawah), leher,dan pinggang

b.    Berat badan menurunc.    Biasanya diatas 45 tahund.    Jenis kelamin sering pada wanitae.    Pola latihan dan aktivitas

3) Pola aktivitas sehari-hariPola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu

luang dan rekreasi, berpakaian, makan, mandi, dan toilet. Olahraga dapat membentuk pribadi yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu, olahraga dapat mempertahankan tonus otot dan gerakan sendi. Lansia memerlukan aktifitas yang adekuat untuk mempertahankan fungsi tubuh. Aktifitas tubuh memerlukan interaksi yang kompleks antara saraf dan muskuloskeletal.

Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan menurunnya gerak persendian adalah agility ( kemampuan gerak cepat dan lancar ) menurun, dan stamina menurun.

4) Aspek Penunjanga. Radiologi

Page 2: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

Gejala radiologi yang khas adalah densitas atau massa tulang yang menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus vertebra biasanya merupakan lokasi yang paling berat. Penipisan korteks dan hilangnya trabekula transversal merupakan kelainan yang sering ditemukan. Lemahnya korpus vertebrae menyebabkan penonjolan yang menggelembung dari nucleus pulposus kedalam ruang intervertebral dan menyebabkan deformitas bikonkaf.

2. CT-Scan

Dapat mengukur densitas tulang secara kuantitatif yang mempunyai nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral vertebra diatas 110 mg/cm3 biasanya tidak menimbulkan fraktur vertebra atau penonjolan, sedangkan mineral vertebra dibawah 65 mg/cm3  ada pada hampir semua klien yang mengalami fraktur.

2. Pemeriksaan Fisik

a. B1 (Breathing).Inspeksi : Ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang.Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.Perkusi : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru.Auskultasi : Pada kasus lanjut usia, biasanya didapatkan suara ronki.

b. B2 ( Blood).Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering terjadi keringat dingin dan pusing. Adanya pulsus perifer memberi makna terjadi gangguan pembuluh darah atau edema yang berkaitan dengan efek obat.

c. B3 ( Brain).Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.

a. Kepala dan wajah: ada sianosisb. Mata: Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis.c. Leher: Biasanya JVP dalam normal

Nyeri punggung yang disertai pembatasan pergerakan spinal yang disadari dan halus merupakan indikasi adanya satu fraktur atau lebih, fraktur kompresi vertebra

d. B4 (Bladder).Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan.

e. B5 ( Bowel).

Page 3: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

Untuk kasus osteoporosis, tidak ada gangguan eliminasi namun perlu di kaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses.

f. B6 ( Bone).Pada inspeksi dan palpasi daerah kolumna vertebralis. Klien osteoporosis sering menunjukan kifosis atau gibbus (dowager’s hump) dan penurunan tinggi badan dan berat badan. Ada perubahan gaya berjalan, deformitas tulang, leg-length inequality dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah antara vertebra torakalis 8 dan lumbalis 3

2. Riwayat Psikososial

Penyakit ini sering terjadi pada wanita. Biasanya sering timbul kecemasan, takut melakukan aktivitas dan perubahan konsep diri. Perawat perlu mengkaji masalah-masalah psikologis yang timbul akibat proses ketuaan dan efek penyakit yang menyertainya.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan

skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan

ketidakseimbangan tubuh.4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang

berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah

III. INTERVENSI1. Nyeri berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur, spasme otot, deformitas tulangTujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang

Kriteria Hasil : Klien akan mengekspresikan nyerinya, klien dapat tenang dan istirahat yang cukup, klien dapat mandiri dalam perawatan dan penanganannya secara sederhana.

Intervensi Rasional

1. Pantau tingkat nyeri pada punggung, nyeri terlokalisasi atau menyebar pada abdomen atau pinggang.

2. Ajarkan pada klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.

3. Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.

1. Tulang dalam peningkatan jumlah trabekular, pembatasan gerak spinal.

2. Alternatif lain untuk mengatasi nyeri, pengaturan posisi, kompres hangat dan sebagainya.

3. Keyakinan klien tidak dapat menoleransi obat yang adekuat atau tidak adekuat untuk mengatasi nyerinya.

Page 4: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

4. Rencanakan pada klien tentang periode istirahat adekuat dengan berbaring dalam posisi telentang selama kurang lebih 15 menit

4. Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis), nyeri sekunder atau fraktur baru.

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan klien mampu melakukan mobilitas fisikCriteria hasil : Klien dapat meningkatan mobilitas fisik ; klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari hari

secara mandiri

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

2. Rencanakan tentang pemberian program latihan:

       Bantu klien jika diperlukan latihan       Ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari

hari yang dapat dikerjakan       Ajarkan pentingnya latihan.

3. Bantu kebutuhan untuk beradaptasi dan melakukan aktivitas hidup sehari hari, rencana okupasi .

4. Peningkatan latihan fisik secara adekuat:

       dorong latihan dan hindari tekanan pada tulang seperti berjalan

       instruksikan klien untuk latihan selama kurang lebih 30menit dan selingi dengan istirahat dengan berbaring selama 15 menit

       hindari latihan fleksi, membungkuk tiba– tiba,dan penangkatan beban berat

1. Dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan kemapuannya.

2. Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah

3. Aktifitas hidup sehari-hari secara mandiri

4. Dengan latihan fisik:

       Masa otot lebih besar sehingga memberikan perlindungan pada osteoporosis

       Program latihan merangsang pembentukan tulang

       Gerakan menimbulkan kompresi vertical dan fraktur vertebra.

3. Risiko cedera berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh.

Tujuan : Cedera tidak terjadi

Page 5: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

Kreteria Hasil : Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi: Klien dapat menghindari aktivitas yang mengakibatkan fraktur

Intervensi Rasional

1. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya:

       Tempatkan klien pada tempat tidur rendah.       Amati lantai yang membahayakan klien.       Berikan penerangan yang cukup       Tempatkan klien pada ruangan yang

tertutup dan mudah untuk diobservasi.       Ajarkan klien tentang pentingnya

menggunakan alat pengaman di ruangan.

2. Berikan dukungan ambulasi sesuai dengan kebutuhan:

       Kaji kebutuhan untuk berjalan.       Konsultasi dengan ahli therapist.       Ajarkan klien untuk meminta bantuan bila

diperlukan.       Ajarkan klien untuk berjalan dan keluar

ruangan.

3. Bantu klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara hati-hati.

4. Ajarkan pada klien untuk berhenti secara perlahan, tidak naik tanggga, dan mengangkat beban berat.

5. Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah osteoporosis:

       Rujuk klien pada ahli gizi       Ajarkan diet yang mengandung banyak

kalsium       Ajarkan klien untuk mengurangi atau

berhenti menggunakan rokok atau kopi6. Ajarkan tentang efek rokok terhadap

pemulihan tulang7. Observasi efek samping obat-obatan yang

digunakan

1. Menciptakan lingkungan yang aman dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.

2. Ambulasi yang dilakukan tergesa-gesa dapat menyebabkan mudah jatuh.

3. Penarikan yang terlalu keras akan menyebabkan terjadinya fraktur.

4. Pergerakan yang cepat akan lebih memudahkan terjadinya fraktur kompresi vertebra pada klien osteoporosis.

5. Diet kalsium dibutuhkan untuk mempertahankan kalsium serum, mencegah bertambahnya kehilangan tulang. Kelebihan kafein akan meningkatkan kalsium dalam urine. Alcohol akan meningkatkan asidosis yang meningkatkan resorpsi tulang

Page 6: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

6. Rokok dapat meningkatkan terjadinya asidosis.

7. Obat-obatan seperti diuretic, fenotiazin dapat menyebabkan pusing, megantuk, dan lemah yang merupakan predisposisi klien untuk jatuh.

4. Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan klien memahami tentang penyakit osteoporosis dan program terapi dengan criteria hasil klien mampu menjelaskan tentang penyakitnya, mampu menyebutkan program terapi yang diberikan, klien tampak tenang

Kriteria hasil : Klien mampu menjelaskan tentang penyakitnya, dan mampu menyebutkan program terapi yang diberikan, klien tampak tenang

Intervensi Rasional

1. Kaji ulang proses penyakit dan harapan yang akan datang

2. Ajarkan pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis

3. Berikan pendidikan kepada klien mengenai efek samping penggunaan obat

1. Memberikan dasar pengetahuan dimana klien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.

2. Informasi yang diberikan akan membuat klien lebih memahami tentang penyakitnya

3. Suplemen kalsium ssering mengakibatkan nyeri lambung dan distensi abdomen maka klien sebaiknya mengkonsumsi kalsium bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping tersebut dan memperhatikan asupan cairan yang memadai untuk menurunkan resiko pembentukan batu ginjal

IV. IMPLEMENTASIImplementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan Pada tahap ini

perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan pasien. Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu validasi rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan keperawatan, dan pengumpulan data.

V. EVALUASIHasil yang diharapkan meliputi:

Page 7: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

1. Nyeri berkurang2. Terpenuhinya kebutuhan mobilitas fisik3. Tidak terjadi cedera4. Terpenuhinya kebutuhan perawatan diri5. Status psikologis yang seimbang6. Terpenuhinya kebutuhan, pengetahuan dan informasi

BAB IIIKASUS

Kasus Osteoporosis

Ny. S umur 58 tahun sering mengeluh ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang dan Ny. S menyampaikan keluhannya ini ketika memeriksakan diri ke dokter dan dianjurkan untuk tes darah dan rongent kaki. Hasil rongent  menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis diperkuat lagi dengan hasil BMD T-score -3. Hasil darah lengkap dalam

Klien mengalami menopause sejak 6 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua. Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS. Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 78 kg.

Buatlah asuhan keperawatannya!Susunlah diagnosa keperawatan sesuai data (tidak ada batas minimal)!Tambahkan data dari kasus di atas, termasuk riwayat keperawatan dan faktor risiko osteoporosis pada wanita yang perlu dikaji!

3.1 DATA FOKUSA. Data subjektif

1. Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

2. Klien mengatakan dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut.

3. Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.

Page 8: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

4. Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

5. Klien mengatakan mengalami menopause sejak 6 tahun yang lalu.

B. Data objektif

1. Ny. S umur 58 tahun2. Hasil rongent  menunjukkan bahwa Ny. S menderita osteoporosis dengan3. Hasil BMD T-score -3.4. Hasil darah lengkap dalam.5. Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami

penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS.6. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil.7. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 78 kg.

C. Data Tambahan

1. Skala nyeri 72. Wajah klien terlihat meringis3. Sering terlihat memegang area yang sakit4. Kifosis5. Pendidikan terakhir klien adalah SMA6. Klien mengatakan terasa sakit pada sendi ketika berjalan7. Klien mengatakan aktivitas sehari-hari terhambat

D. Analisa Data

No. Ds + Do Masalah Etiologi

1. Ds:

1. Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

2. Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan

3. Klien mengatakan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

Nyeri Deformitas tulang

Page 9: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

DO :

1. Ny. S umur 58 tahun2. Hasil rongent  menunjukkan bahwa

Ny. S menderita osteoporosis3. Hasil BMD T-score -3.4. Hasil darah lengkap dalam.5. Klien mengalami menopause sejak 6

tahun yang lalu.6. Riwayat penggunaan KB hormonal

dengan metode pil.

DT :

1. Skala nyeri 72. Wajah klien terlihat meringis3. Sering terlihat memegang area

yang sakit4. Klien mengatakan terasa sakit pada

sendi ketika berjalan5. Klien mengatakan aktivitas sehari-

hari terhambat

2. DS :

1. Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

2. Klien mengatakan dirinya tidak suka minum susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut.

3. Klien beranggapan bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah tua.

4. Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

DO :

Kurang Pengetahuan

Kurang informasi

Page 10: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

1. Ny. S umur 58 tahun2. Riwayat kesehatan sebelumnya

diketahui bahwa klien tidak pernah mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi dan tidak pernah dirawat di RS.

3. Riwayat penggunaan KB hormonal dengan metode pil.

DT :

1. Pendidikan Terakhir Klien SMA

3 DS :

1. Klien mengatakan ngilu di bagian sendi sejak beberapa tahun lalu, namun Ny. S tidak mempedulikannya. Sejak kurang lebih tiga bulan yang lalu, ngilu di tubuhnya tak kunjung hilang

2. Klien mengatakan banyak beraktifitas duduk karena dulu dirinya bekerja sebagai staf administrasi dan tidak suka olahraga karena tidak sempat.

DO :

1. Ny. S umur 58 tahun2. Hasil rongent  menunjukkan bahwa

Ny. S menderita osteoporosis dengan

3. Hasil BMD T-score -3.4. Hasil darah lengkap dalam.5. Pemeriksaan TB 165 cm, BB 78 kg.

DT :

1. Kifosis2. Klien mengatakan terasa sakit pada

sendi ketika berjalan3. Klien mengatakan aktivitas sehari-

Risiko Hambatan Mobilitas Fisik

Nyeri pada persendian

Page 11: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

hari terhambat

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan deformitas tulang2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi3. Risiko hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada persendian

Intervensi Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan deformitas tulang

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7 x 24 jam, nyeri berkurangKriteria Hasil :

         Klien mengatakan ngilu di bagian sendi berkurang         Skala nyeri 4         Wajah klien tidak terlihat meringis         Klien tidak terlihat memegang area yang sakit         BB berkurang berkisar 2 kg, menjadi 76 kg.

Intervensi Rasional

1. Kaji skala nyeri

2. Ajarkan pada klien tentang alternative lain untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya, misalnya kompres hangat, relaksasi nyeri, destraksi nyeri.

3. Kaji obat-obatan untuk mengatasi nyeri.

4. Ajarkan pada klien tentang periode istirahat adekuat dengan berbaring dalam posisi telentang selama kurang lebih 15 menit

5. Ajarkan fleksi lutut6. Ajarkan mekanika tubuh dan postur

yang benar

1. Mengetahui tingkat nyeri yang dialami klien

2. Agar klien dapat mengatasi nyeri secara mandiri

3. Keyakinan klien tidak dapat menoleransi obat yang adekuat atau tidak adekuat untuk mengatasi nyerinya.

4. Kelelahan dan keletihan dapat menurunkan minat untuk aktivitas sehari-hari.

5. Untuk meningkatkan rasa nyaman dengan merelakasasi otot.

6. Meminimalkan rasa nyeri

Page 12: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

7. Anjurkan klien untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D

8. Anjurkan klien untuk berjemur pada pagi hari dan melakukan olahraga ringan

9. Berikan penkes tentang pentingnya diet untuk mengurangi berat badan.

10. Kolaborasi : Berikan suplemen kalsium

7. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien

8. Sinar matahari dapat membantu penyerapan kalsium dan vitamin D, Meminimalkan efek osteoporosis

9. Berat badan yang berlebihan dapat menjadi factor predisposisi osteoporosis

10. Penderita osteoporosis memrlukan tambahan kalsium.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, masalah kurang pengetahuan teratasi.Kriteria Hasil :

         Klien mengatakan mengerti tentang proses perjalanan penyakit osteoporosis, tanda dan gejala, dan komplikasi yang mungkin timbul.

         Klien mengatakan dirinya mau minum susu setiap hari         Klien mengatakan akan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin D dan

Kalsium

Intervensi Rasional

1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakit osteoporosis

2. Berikan penkes pada klien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis

3. Berikan penkes tentang proses penyakit, tanda dan gejala, serta komplikasi yang mungkin muncul

4. Berikan pendidikan kepada klien mengenai efek samping penggunaan obat

5. Anjurkan klien untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D

6. Anjurkan klien untuk berjemur setiap pagi hari dan melakukan olahraga

1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya

2. Informasi yang diberikan akan membuat klien lebih memahami tentang penyakitnya

3. Menambah pengetahuan klien dan mencegah timbulnya kecemasan jika terjadi komplikasi lebih lanjut.

4. Suplemen kalsium ssering mengakibatkan nyeri lambung dan distensi abdomen maka klien sebaiknya mengkonsumsi kalsium bersama makanan untuk mengurangi terjadinya efek samping tersebut dan memperhatikan asupan cairan yang memadai untuk menurunkan resiko

Page 13: Asuhan Keperawatan Osteoporosis

ringan pembentukan batu ginjal5. Meminimalkan efek osteoporosis6. Sinar matahari dapat membantu

penyerapan kalsium dan vitamin D

3. Risiko kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pada persendian.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 jam, hambatan mobilitas fisik tidak terjadiKriteria Hasil :– Rasa ngilu di bagian sendi ketika beraktivitas berkurang

         Klien mengatakan saat berjalan rasa nyeri berkurang         Klien mengatakan aktivitas sehari-hari tidak terhambat oleh nyeri

Intervensi Rasional

1. Kaji tingkat kemampuan klien yang masih ada.

2. Rencanakan tentang pemberian program latihan:

       Bantu klien jika diperlukan latihan       Ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari

hari yang dapat dikerjakan       Ajarkan pentingnya latihan.

3. Peningkatan latihan fisik secara adekuat:

       instruksikan klien untuk latihan selama kurang lebih 30menit dan selingi dengan istirahat dengan berbaring selama 15 menit

       hindari membungkuk tiba– tiba,dan penangkatan beban berat

4. Anjurkan klien untuk melakukan olahraga ringan

1. Dasar untuk memberikan alternative dan latihan gerak yang sesuai dengan kemapuannya.

2. Latihan akan meningkatkan pergerakan otot dan stimulasi sirkulasi darah

3. Dengan latihan fisik:

       Program latihan merangsang pembentukan tulang

       Gerakan menimbulkan kompresi vertical dan fraktur vertebra.

4. Latihan yang memadai dapat meminimalkan efek osteoporosis