Asuhan Keperawatan Komunitas
-
Upload
fandy-yoduke -
Category
Documents
-
view
17 -
download
2
description
Transcript of Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan Keperawatan Komunitas
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan yang
merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959).
Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan
masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan
masyarakat yaitu : Ilmu Keperawatan, Ilmu kesehatan masyarakat dan Ilmu social (peran serta
masyarakat).
Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya menggunakan
pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah : pengkajian data, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang
dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif. Data
subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu,
keluarga, kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan
sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut
harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian
yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
1. Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas.
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk
data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas (masyarakat rusal atau urban),
keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola
perubahan komunitas.
b) Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agam dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic
Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic
antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan imunisasi.
Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok
umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit kronis, penyakit
menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :
1. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
2. Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
3. Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :
a. ISPA
b. Penyakit asthma
c. TBC paru
d. Penyakit kulit
e. Penyakit mata
f. Penyakit rheumatic
g. Penyakit jantung
h. Penyakit gangguan jiwa
i. Kelumpuhan
j. Penyakit menahun lainnya
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Pola pemenuhan sehari-hari :
a. Pola pemenuhan nutrisi
b. Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
c. Pola istirahat dan tidur
d. Pola eliminasi
e. Pola aktivitas gerak
f. Pola pemenuhan kebersihan diri
6. Status psikososial :
a. Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
b. Hubungan dengan orang lain
c. Peran di masyarakat
d. Kesedihan yang dirasakan
e. Stabilitas emosi
f. Penelantaran anak atau lansia
g. Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku
tindakan kekerasan
7. Status pertumbuhan dan perkembangan
8. Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
9. Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
10. Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi
yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak
dan purin.
2. Data lingkungan fisik
1. Pemukiman
a. Luas bangunan
1. Bentuk bangunan
2. Jenis bangunan
3. Atap rumah
4. Dinding
5. Lantai
6. Ventilasi
7. Pencahayaan
8. Penerangan
9. Kebersihan
10. Pengaturan ruangan dan perabot
11. Kelengkapan alat rumah tangga
b. Sanitasi
1. Penyediaan air bersih (MCK)
2. Penyediaan air minum
3. Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
4. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
5. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana
cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.
6. Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
7. Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.
c. Fasilitas
1. Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
2. Pekarangan
3. Sarana olahraga
4. Taman, lapangan
5. Ruang pertemuan
6. Sarana hiburan
7. Sarana ibadah
d. Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
e. Sarana ibadah
3. Pelayanan kesehatan dan social
a. Pelayanan kesehatan
1. Lokasi sarana kesehatan
2. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
3. Jumlah kunjungan
4. System rujukan
b. Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)
1. Lokasi
2. Kepemilikan
3. Kecukupan
4. Ekonomi
- Jenis Pekerjaan
- Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
- Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
- Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
b. Sistem keamanan lingkungan
c. Penanggulangan kebakaran
d. Penanggulangan bencana
e. Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
Kondisi jalan
Jenis transportasi yang dimiliki
Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c) Jenis bahasa yang digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
c) “Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai
berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategori data :
Karakteristik demografi
Karakteristik geografi
Karakteristik social ekonomi
Sumber dan pelayanan kesehatan
(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)
2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data
b. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah
yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan. Tujuan
analisa data adalah :
Menetapkan kebutuhan komunity
Menetapkan kekuatan
Mengidentifikasi pola respon komunity
Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
c. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian
masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh karena itu perlu
diprioritaskan masalah.
d. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumber daya masyarakat
Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham H.
Maslow yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan
Keadaan yang mengancam kesehatan
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun
potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian sedangkan
masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of
Association (ANA).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem (Masalah)
2) Etiologi (Penyebab)
3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
1) Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)
2) Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut diatas,
disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat
Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :
1) Masalah ……. Sehat ……. Sakit
2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)
Logan & Dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family Centered Nursing in the Community :
Diagnosa resiko : ……… (masalah)
Diantara : …….... (komunity)
Sehubungan dengan : ……… ( Karakteristik komunity dan lingkungan)
Yang dimanifestasikan/
didemonstrasikan oleh : ……... ( Indikator kesehatan/analisa data)
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus mencakup : Perumusan tujuan,
Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan.
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2
S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) Specific
4) Measurable atau dapat diukur
5) Attainable atau dapat dicapai
6) Relevant/realistic atau sesuai
7) Time-Bound atau waktu tertentu
8) Sustainable atau berkelanjutan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui kegiatan : musyawarah
masyarakat desa atau lokakarya mini
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat dirasakan
masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut
1) Menggunakan kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
Siapa yang melakukan ?
Apa yang dilakukan ?
Dimana dilakukan ?
Kapan dilakukan ?
Bagaimana melakukan ?
Frekuensi melakukan ?
4. Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah : I2 RMU.
1. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdasar pada iman dan takwa
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame profesi, tim kesehatan
lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus menggunakan
pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah disusun.
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan bertindak
dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan pelayanan
kesehatan maupun sector lainnya
Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih peran.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan kesehatan.
5. Evaluasi
a. Fokus evaluasi
1) Relevansi
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru
2) Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
b. Kegunaan evaluasi
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun
rencana dalam proses keperawatan.
c. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1) Tujuan tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai
denga kriteria yang telah ditetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan cara
memperbaiki atau mengatasinya.
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah
terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak
sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercpainya tujuan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A
2. Umur Kepala Keluarga : 37 tahun
3. Alamat Kepala Keluarga : Jln. Baji minasa, Kel.tamarunang, Kec.Mariso
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTP
6. Komposisi Keluarga :
N Nam J Hub. U Pend STATUS IMUNISASI
o a
Angg
ota
kelua
rga
K Dg.
Kep.
Kelua
rga
mu
r
(th
n)
.
terak
hirB
C
G
POLIO DPT HEPAT
ITIS
CAM
PAK
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Ny.K
An.M
An.N
P
P
L
ISTRI
Anak
1
Anak
2
35
12
9
SMP
SMP
SD
Genogram :
Keterangan :
= laki-laki = garis hub. keluarga = meninggal
= perempuan = tinggal satu rumah = klien
6. Tipe Keluarga :
Keluarga Tn. A termasuk keluarga kecil yang terdiri dari Kepala Keluarga, istri, 2 orang
anak
7. Suku Bangsa :
Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Makassar, Indonesia
8. Agama :
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah dan
menjalankan perintah Allah SWT
9. Status Sosial Ekonomi keluarga :
Kepala Keluarga : 500.000,-/bln
Istri (ibu K) : 250.000,-/bln
Anak ke-1 : -
Anak ke-2 : -
Untuk pendapatan KK dengan Istri, dijadikan satu sehingga menjadi Rp.750.000,-/bln
dengan rata-rata pengeluaran Rp.600.000,-/bln. Dilihat dari penghasilan anggota keluarga
dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status social
ekonomi rendah
10. Aktivitas rekreasi keluarga :
Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan
biasanya menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah diruang keluarga,
untuk anak ke-1 dan ke-2 sering keluar bermain dengan teman-temannya disore hari.
B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga
11. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan dengan umur 14 thn,
anak kedua laki-laki dengan umur 12 thn, maka keluarga Tn.A berada pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.
12. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.K menderita gastritis, dan adanya
stress/trauma keluarga yang mengganggu anak-anaknya.
13. Riwayat Keluarga Inti
Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan menurun. Riwayat
kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai berikut :
Kepala Keluarga : Klien pernah sakit apendisitis sehingga harus operasi dan rawat inap
selama 8 hari di Rumah Sakit dan sekarang sudah sembuh.
Istri : Klien memiliki penyakit magh/gastritis, namun jika penyakitnya kambuh tidak
mengharuskan klien berobat dan rawat inap di RS akan tetapi cukup membeli obat
diapotek
Anak ke-1 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat
inap di RS
Anak ke-2 : klien pernah mengalami cedera di kepala dan pergelangan tangan dislokasi
akibat jatuh pada saat bermain, tapi tidak dibawa ke RS untuk berobat akan tetapi hanya
diberi obat gosok dan diurut saja pergelangan tangannya dan kepala yang cedera hanya
diberikan antiseptic yang dibeli sendiri dari apotek. Namun klien masih terkadang
mengeluhkan tangannya terasa nyeri apabila banyak digerakkan saat bermain. Biasanya
saat kambuh, klien cukup diberi minyak gosok pada daerah yang terasa sakit yang
kemudian digunakan untuk istirahat sampai sembuh dengan sendirinya.
14. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari keluarga Tn.A tepatnya anak ke-2 (kakak KK) pernah mengidap sakit DBD, sedangkan
dari keluarga Ny.K tepatnya anak ke-2 (adik Ny.K) mengidap penyakit diare.
C. Pengkajian Lingkungan
15. karakteristik rumah
Luas tanah : 5 x 6 m2 Luas Rumah : 4 x 5 m2
Tipe Rumah : Rumah panggung/rumah kayu dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang
tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi diluar rumah, dan WC umum. Jumlah
jendela 3, setiap ruangan dimanfaatkan sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan
perabot rumah tangga tidak tertata dengan rapi. Tidak ada septic tank, pembuangan
langsung ke selokan besar, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih 10 meter,
sumber air minum PAM.
Denah Rumah :
Keterangan :
1. Rg. Tamu & rg. Keluarga
1 2 2. Kamar tidur
3. Dapur
3 4. Kamar mandi
5. Wc umum
10m
4
16. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW
Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal di wilayah perkotaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu yang menginap harap lapor
pada RT/RW. Saat terjadi wabah DBD, malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti.
17. Mobilitas Geografis Keluarga
Sejak Tn.A menikah dengan Ny.K, keluarga Tn.A sudah 2 kali pindah pertama di Panampu
dan yang kedua di kecamatan Mariso dan tidak pernah pindah lagi.
18. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat
Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar.
19. Sistem Pendukung Keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling menyayangi
satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat tidur, sumber air
bersih, dan sepeda sebagai sara transportasi, sedangkan fasilitas sosialnya berupa
mengikuti penyuluhan kesehatan diposyandu misalnya : penyuluhan tentang
DBD,diadakannya imunisasi, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga
terpenuhi dengan baik.
D. Struktur keluarga
20. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan masyarakat adalah bahasa
makassar dan Indonesia. Komunikasi antara keluarga lebih sering mulai sore hari karena
hampi semua anggota keluarga pulang kerja disore hari.
21. Struktur Kekuatan Keluarga
Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara berperilaku yang baik ,
sopan santun, tata karma, cara menjaga hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan
keluarga masih tetap berada pada Tn.A jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh
Tn.A dan istrinya beserta kedua anaknya.
22. Struktur Peran
Tn.A :
- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat
- peran formal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah
Ny.K :
- peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu
dilingkungan tempat tinggal
- peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu
Anak ke-1 :
- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar
- peran formal : sebagai anak
Anak ke-2 :
- peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar
- peran formal : sebagai anak
23. Nilai dan Norma keluarga
Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka membiasakan cuci
tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga
dengan baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga kurang terpenuhi dilihat dari makanan
yang sering dikonsusmsi tiap harinya dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4
sehat 5 sempurna).
E. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Klien selalu mendukung apa
yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan tidak melangga etika dan sopan
santun. Diterapkannya demokrasi dalam mengatasi permasalahan keluarga.
25. Fungsi Sosial
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota keluarga masih
memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku.
26. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai
penanganan jika mengalami kekambuhan penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K kambuh
penyakitnya dia hanya membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter dulu, dan juga
ketika anaknya mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di area yang sakit, lalu
digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.
b. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
- anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota kelurga dan mengerti
tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
- keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih dapat
mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari lingkungan sekitar banyak
terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga empat sampah.
- Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien sanitasi untuk
menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah jarang dibuka.
- Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi kesehatan mereka.
Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak teratur, mengatur waktu antara
bekerja dan berkumpul dengan keluarga kurang baik, terbukti keluarga mengutamakan
pekerjaan.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
- pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit mengerti mengenai hal-
hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kekambuhan
- jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan,
maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan pada tenaga
kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan
istirahat, pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat antiseptic, generic, dll dari apotek atau
warung kepada anggota keluarga yang sakit.
- Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering dikonsumsi dan
cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila penyakit yang diderita dirasa parah,
keluarga langsung membawa ke tenaga kesehatan.
- Keluarga memberikan perhatian, kasih saying dan support agar dapat membantu proses
penyembuhan.
d. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat :
- keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota keluarganya
- anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit. Namun, terkadang
maslah kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak begitu diperhatikan secara lebih
lanjut.
- Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh dan selalu mencari
solusi jika keluarga sakit.
- Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang menyerang anggota keluarga
yang lain.
- Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif
- Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan yang dilakukan jika
maslah kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
27. fungsi reproduksi
a. jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 2 orang yaitu 1 perempuan dan 1 laki-laki
b. keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak kelahiran anak
yang satu dengan yang lainnya.
c. Tn.A dan Ny.K menggunakan metode program KB alami
28. fungsi ekonomi
- keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari pendapatan yang
diterima per bulan, namun keluarga kurang mampu menyisihkan pendapatannya untuk
keperluan yang tidak terduga
- keluarga kurang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, seperti posyandu,
puskesmas dll.
F. Stress dan Koping Keluarga
29. stressor jangka pendek dan jangka panjang
- stressor jangka pendek : kerusakan rumah akibat banjir dan trauma adanya banjir susulan
- stressor jangka panjang : kekambuhan penyakit magh/gastritis pada Ny.K
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas karena tidak dapat tenang
dan nyaman beristirahat dirumahnya.meskipun demikian keluarga telah berusaha
memperbaiki rumahnya sehingga layak untuk dihuni dan tetap waspada dengan adanya
banjir susulan yang bisa datang lagi. Untuk stressor jangka panjang keluarga (terutama
Ny.K) berusaha mencegah kekambuhan penyakitnya. Namun terkadang Ny.K tetap
mengkonsumsi makanan yang menjadi pantangannya misalnya makanan pedas dan asam.
31. strategi koping yang digunakan
Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan musyawarah.
32. strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam menyelesaikan masalah.
G. Pemeriksaan Fisik
1. Tn.A (kepala keluarga)
TD : 120/70 mmHg
R : 24 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit sawo matang
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi,
suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan peristaltik
usus baik.
EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
2. Ny.K (Istri)
TD : 120/80 mmHg
R : 26 x/menit
N : 80 x/menit
S : 36 0C
KEPALA
- Rambut dan kulit kepala
Inspeksi : rambut lurus, kulit putih bersih
- Mata
Inspeksi : kedua mata simetris, konjungtiva tidak pucat
- Hidung
Inspeksi : hidung simetris, tidak ada pembesaran polip
- Mulut dan faring
- Telinga
Inspeksi : kedua telinga simetris
LEHER
Inspeksi : tidak ada nodul
DADA
Pergerakan dada terlihat saat inspirasi, Suara jantung S1 dan S2 tunggal, tidak terdapat palpitasi,
suara mur – mur tidak ada ronchi (-), wheezing (-), nafas cuping hidung (-).
ABDOMEN
Pada pemeriksaan abdomen tidak didapatkan adanya pembesaran hepar, pergerakan peristaltik
usus baik.
EKSTREMITAS
Inspeksi : anggota gerak lengkap, tidak ada luka, bekas jahitan, tidak ada kelainan pada jari
tangan dan kaki.
H. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan
Keluarga berharap agar mampu memberikan pelayanan yang baik dan tepat pada siapa
saja yang membutuhkan tidak hanya pasien yang di RS tetapi juga warga masyarakat yang
membutuhkan bantuan pelayanan kesehatan. Jangan membeda-bedakan dalam
memberikan pelayanan antara masyarakat miskin dengan kaya.
I. Pengkajian Fokus
- Hubungan anak terhadap orang tua baik, walau pun sibuk bekerja ibu dan ayah selalu
meluangkan waktu disela- sela pekerjaan untuk pulang kerumah memberi makan dan
melihat keadaan anaknya
- Hubungan anak dengan adiknya sangat baik, selalu bermain bersama meski orang tua
pergi bekerja (saling menjaga satu sama lain)
- Orang tua membentuk jaringan dengan anak dengan cara tiap hari selalu meluangkan
waktu disela-sela pekerjaan menjenguk anaknya dirumah, tetap memberikan kasih sayang,
perhatian kepada seluruh keluarga dan tetap menjaga komunikasi dengan baik.
- Pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga tetap terjaga dengan baik kedua orang tua memiliki
tugas sebagai kepala keluarga, isri, ayah dan juga ibu.
J. Analisa Data
SIMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
DO: bila lelah dan
makannya tidak
teratur Ny.K
nampak menahan
Ketidak mampuan keluarga
untuk mengenal mengenai
masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda
dan gejala, factor penyebab
Nyeri
Akut
(Ny.K)
nyeri
DS: pasien
mengatakan bila
lelah dan makan
tidak teratur
perutnya terasa
nyeri. Lalu
biasanya cukup
minum obat
magh (antasida),
tidak pernah ke
dokter periksa
Skala nyeri : 4 (1-
5)
yang mempengaruhinya
serta persepsi keluarga
terhadap masalah
DO: keluarga
tampak sering
tiduran dan
berkumpul
diruang tamu.
DS: keluarga
mengaku masih
sedikit cemas dan
keluarga tidak
dapat berada
didalam rumah
dengan nyaman
dan tenang.
Keluarga tetap
waspada dengan
adanya banjir
susulan akibat
Ketidak mampuan keluarga
dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan yang
tepat atas kecemasan atau
trauma yang dirasakan.
Sindrom
pasca
trauma
cuaca yang tidak
menentu dan
tidak disangka-
sangka.
K. Skoring
1. Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.
No Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah:
aktual
3/3x1 = 3/3 3/3=1 Masalah sudah terjadi
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah:
sebagian
1/2x2 = 1 1 Kebiasaan klien yang
dapat mendorong
kekambuhan akan
terulang kembali saat
klien merasakan dalam
keadaan sehat
3 Potensial
masalah untuk
dicegah :
cukup
2/3x1 = 2/3 2/3 Sumber-sumber dan
tindakan yang mencegah
kekambuhan dapat
dijangkau oleh klien
4 Menonjolnya
masalah:
masalah tidak
dirasakan
0/2x1 = 0 0 Kebiasaan dalam
mengatasi masalah yang
sedederhana
menyebabkan masalah
tidak dianggap serius oleh
klien dan keluarga
∑ :22/3
2. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau
trauma yang dirasakan.
No. Kriteria Penghitunga
n
Skor Pembenaran
1 Sifat masalah:
aktual
3/3x1 = 1 1 Masalah actual karena
mekanisme koping
keluarga kurang adekuat
dan stressor sangat
dirasakan keluarga
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah: sebagian
1/2x2 = 1 1 Semakin lama, stressor
makin sedikit sehingga
trauma dapat diatasi
sebagian.
3 Potensial
masalah untuk
dicegah: cukup
2/3x1 = 1 2/3 Penerimaan dan
keikhlasan terhadap
suatu peristiwa dapat
mengurangi trauma
4 Menonjolnya
masalah:
masalah berat,
perlu
penanganan
serius
2/2x1 = 1 1 Trauma merupakan salah
satu tanda keadaan
psikologis yang
terganggu
∑ :32/3
L. Prioritas Masalah
1. Sindrom pasca trauma pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat atas kecemasan atau
trauma yang dirasakan
2. Nyeri akut pada Ny.K pada keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
untuk mengenal masalah kesehatan anggota keluarga.
M. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A
N
o
Hari/
Tanggal
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi
Umum Khusus
1. Rabu/
22/12/1
0
Sindrom pasca
trauma pada
keluarga Tn.A
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
mengambil
keputusan
mengenai
tindakan yang
tepat atas
kecemasan atau
trauma yang
dirasakan
Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2
hari
diharapkan
keluarga
mampu
mengatasi
sindrom
pasca
trauma
1. Keluarga
mampu
mengenal
masalah
trauma dalam
keluarga
2. Keluarga
mampu
memutuskan
tindakan yang
tepat untuk
mengatasi
kecemasan
dan trauma
3. Keluarga
mampu
melakukan
tindakan
keperawatan
1. Anjurkan
keluarga untuk
mengungkapkan
kecemasannya
2. Anjurkan
keluarga untuk
mengurangi
stressor yang
menyebabkan
kecemasan
seperti anjurkan
keluarga untuk
tidak berfokus
terhadap
kejadian banjir
yang paling
berkesan dan
merusak harta
1. Dengan
mengungkapka
n apa yang
dirasakan
kepada
perawat, dapat
mengurangi
beban yang
dirasakan.
2. Dengan tidak
selalu
mengingat dan
mengenang
masa lalu yang
menyedihkan
dan
menakutkan,
keluarga dapat
mengurangi
mencegah
trauma yang
berlebih
4. Keluarga
mampu
memelihara
lingkungan
fisik, psikis,
dan social
untuk
mempertahan
kan derajat
kesehatan
5. Keluarga
mampu
memanfaatkan
sumberdaya
yang ada
dimasyarakat
seperti
puskesma,
posyandu
untuk
memperoleh
pelayanan
kesehatan.
benda.
3. Anjurkan
keluarga untuk
tetap
mempertahanka
n mekanisme
koping keluarga
dalam
menghadapi
masalah
4. Anjurkan
keluarga untuk
menjaga
hubungan social
dengan tetangga
yang memiliki
kesamaan
senasib dan
sepenanggungan
, menjaga
keadaan psikis
dengan mampu
menerima
dengan ikhlas
keadaan yang
menimpanya.
5. Anjurkan
keluarga untuk
meminta
bantuan dari
tega kesehatan
trauma.
3. Mekanisme
koping
keluarga yang
adekuat dapat
mencegah
trauma yang
berlebih.
4. Keadaan fisik,
social dan
psikis anggota
keluarga dapat
mempengaruhi
derajat
kesehatan
keluarga.
5. Pelayanan
kesehatan
dalam upaya
mengurangi
masalah
kesehatan
merupakan
salah satu
bentuk sumber
daya yang ada
dimasyarakat.
2. Rabu/
22/12/1
0
Nyeri akut pada
Ny.K pada
keluarga Tn.A
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga untuk
mengenal
masalah
kesehatan
anggota
keluarga.
Setelah
dilakukan
tindakan
selama 2
hari
diharapkan
Ny.K
mampu
mengatasi
nyeri
1. Keluarga
mampu
mengenal
penyakit
gastritis.
2. Keluarga
mampu
memutuskan
tindakan yang
tepat untuk
mengatasi
kekambuhan
Ny.K
3. Keluarga
mampu
melakukan
tindakan
keperawatan
pencegahan
penyakit Ny.K
4. Keluarga
mampu
memelihara
lingkungan
1. Jelaskan tentang
penyakit
gastritis,
meliputi:
pengertian,
tanda dan gejala,
penyebab,
penanganan dan
pencegahan
serta akibat bila
penanganan
tidak tepat atau
tdk segera
ditangani
dengan bahasa
yang mudah
dipahami.
2. Jelaskan kepada
keluarga
mengenai hal-
hal yang dapat
dilakukan saat
penyakit Ny.K
1. Klien mampu
memahami
penyakit
gastritis,
meliputi:
pengertian,
tanda dan
gejala,
penyebab,
penanganan
dan
pencegahan
serta akibat
bila
penanganan
tidak tepat
atau tdk segera
ditangani.
2. Keluarga
mampu
fisik, psikis,
dan social
sehingga dapat
menunjang
peningkatan
kesehatan
Ny.K
5. Keluarga
mampu
memanfaatkan
sumberdaya
yang ada
dimasyarakat
seperti
puskesmas,
psyandu, kartu
sehat untuk
memperoleh
pelayanan
kesehatan bagi
Ny.K
kambuh
3. Anjurkan
kepada keluarga
untuk
membantu klien
dalam
menghindari
dan
meminimalisasi
kan segala
bentuk makanan
dan minuman
yang dapat
menyebabkan
penyakit Ny.K
kambuh
4. Anjurkan
kepada keluarga
untuk tidak
membiarkan
Ny.K kecapean
dan banyak
pikiran.
5. Anjurkan
kepada keluarga
untuk
memeriksakan
Ny.K
kepelayanan
kesehatan
terdekat baik
memberikan
tindakan yang
tepat bagi klien
3. Keikutsertaan
keluarga
secara optimal
dapat
membantu
klien untuk
mempertahank
an
kesehatannya.
4. Dorongan dan
motivasi dari
keluarga dapat
membantu
meningkatkan
derajat
kesehatan
Ny.K
5. Pemeriksaan
yang teratur
dapat
saat kambuh
maupun tidak
untuk
mengetahui
perkembangan
penyakit Ny.K
mencegah
keadaan
penyakit yang
lebih berat dan
dapat
mengontrol
kesembuhan
klien.
N. IMPLEMENTASI
Hari/tgl No.
Dx
I M P E L E M E N T A S I Ket
Kamis/
23/12/2010
1 1. Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan
kecemasannya
Hasil : keluarga mengungkapakan kecemasannya
2. Menganjurkan keluarga untuk mengurangi stressor yang
menyebabkan kecemasan seperti anjurkan keluarga untuk
tidak berfokus terhadap kejadian banjir yang paling
berkesan dan merusak harta benda.
Hasil ; keluarga mendengarkan dengan baik apa yang
disrankan, dan ingin mencoba melaksanakan apa yang telah
dingajurkan perawat
3. Menganjurkan keluarga untuk tetap mempertahankan
mekanisme koping keluarga dalam menghadapi masalah
Hasil : keluarga mendengarkan dengan seksama anjuran
yang diberikan perawat dan ingin memperbaiki koping
keluarganya.
4. Menganjurkan keluarga untuk menjaga hubungan social
dengan tetangga yang memiliki kesamaan senasib dan
sepenanggungan, menjaga keadaan psikis dengan mampu
menerima dengan ikhlas keadaan yang menimpanya.
Hasil : kelurga menjaga hubungan social dengan tetangga
yang memiliki kesamaan senasib dan sepenanggungan,
menjaga keadaan psikis dengan mampu menerima dengan
ikhlas keadaan yang menimpanya, meskipun jarang
berkumpul dan berkomunikasi dengan mereka.
5. Menganjurkan keluarga untuk meminta bantuan dari
tenaga kesehatan dalam upaya mengurangi masalah
kesehatan.
Hasil : keluarga menerima saran untuk meminta bantuan
kepada tenaga kesehatan dan keluarga mengatakan akan
melaksanakannya.
Kamis/
23/12/2010
2 1. Menjelaskan tentang penyakit gastritis, meliputi:
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, penanganan dan
pencegahan serta akibat bila penanganan tidak tepat atau
tdk segera ditangani dengan bahasa yang mudah dipahami.
Hasil : klien tampak mendengarkan dan dengan seksama
dan klien mengatakan agak mengerti dengan penjelasan
yang diberikan.
2. Menjelaskan kepada keluarga mengenai hal-hal yang dapat
dilakukan saat penyakit ny.x kambuh.
Hasil : klien tampak mengerti dengan penjelasan yang
diberikan perawat, dan klien mengatakan akan
melaksanakan apa yang disarankan.
3. Menganjurkan kepada keluarga untuk membantu klien
dalam menghindari dan meminimalisasikan segala bentuk
makanan dan minuman yang dapat menyebabkan penyakit
Ny.K kambuh
Hasil : keluarga tampak mengerti dan bersedia membantu
klien
4. Menganjurkan kepada keluarga untuk tidak membiarkan
ny.x kecapean dan banyak pikiran.
Hasil ; keluarga mengatakan akan selalu mengingatkan
klien untuk menjaga kebiasaan dan aktivitas yang
menyebabkan kekambuhan penyakit klien.
5. Menganjurkan kepada keluarga untuk memeriksakan Ny.K
kepelayanan kesehatan terdekat baik saat kambuh maupun
tidak untuk mengetahui perkembangan penyakit Ny.K
Hasil : keluarga mendengarkan dengan baik dan menerima
saran yang diberikan dan akan mengaplikasikannya.
O. EVALUASI
No. Hari/tgl DIAGNOSA E V A L U A S I
1 sabtu /
25/12/201
0
Sindrom pasca trauma
pada keluarga Tn.A
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga dalam
mengambil keputusan
mengenai tindakan
yang tepat atas
kecemasan atau
trauma yang
dirasakan
S : keluarga mengatakan kini sudah tidak
secemas hari-hari kemarin karena rumah
yang rusak sudah diperbaiki, danada info
bahwa akan ada perbaikan selokan dan
pembuangan air bah oleh pemerintah
setempat secepatnya.
O : keluarga tampak lebih tenang
A : masalah teratasi sebagian (intervensi 1
dan 5 = berhasil/ intervensi 2, 3, 2 = belum
berhasil)
P: lanjutkan intervensi : 2, 3,dan 4
2 sabtu /
25/12/201
0
Nyeri akut pada Ny.K
pada keluarga Tn.A
berhubungan dengan
ketidakmampuan
keluarga untuk
mengenal masalah
kesehatan anggota
S : Ny.x mengatakan kini telah memahami
penyakitnya dan apa saja yang perlu
dilakukan untuk mencegah kekambuhan dan
yang perlu dilakukan saat kambuh
O : - klien tampak mengangguk saat diberi
penjelasan
- klien mengatakan mengerti dengan
keluarga. penjelasan perawat
A : masalah teratasi
P : pertahankan intervensi