ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

30
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu indikator pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial serta beriman dan bertaqwa untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka di wujudkan adanya visi pembangunan kesehatan. Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal. Jika masyarakat sudah dapat menciptakan hidup sehat maka derajat kesehatan masyarakatpun meningkat. Untuk itu, perlu ada suatu pendekatan dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan keperawatan komunitas. Melalui pendekatan asuhan keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Asuhan yang diberikan merupakan suatu asuhan keperawatan komunitas yang melibatkan seluruh komponen masyarakat diantaranya kader, ketua RW, tokoh masyarakat,

description

nurse

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu indikator pencapaian Indeks Pembangunan

Manusia (IPM). Tujuan utama pembangunan kesehatan adalah peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang optimal, sehat secara fisik, mental dan sosial serta beriman

dan bertaqwa untuk mencapai suatu kehidupan sosial ekonomi yang produktif. Untuk

mewujudkan tujuan tersebut maka di wujudkan adanya visi pembangunan kesehatan.

Peran serta masyarakat sangat penting dalam mencapai derajat kesehatan yang

optimal.  Jika masyarakat sudah dapat menciptakan hidup sehat maka derajat

kesehatan masyarakatpun meningkat. Untuk itu, perlu ada suatu pendekatan

dalam meningkatkan peran serta masyarakat, salah satunya melalui pendekatan asuhan

keperawatan komunitas. Melalui pendekatan asuhan keperawatan dapat meningkatkan

pengetahuan dan motivasi masyarakat sehingga dapat memacu masyarakat untuk

mampu dan mandiri dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Asuhan yang diberikan merupakan suatu asuhan keperawatan komunitas yang

melibatkan seluruh komponen masyarakat diantaranya kader, ketua RW, tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat itu sendiri yang terdiri dari individu,

kelompok dan keluarga.

Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk hidup bersih dan sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang

optimal dan dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan potensi yang mereka

miliki. Sehingga diharapkan masyarakat dapat membangun kesehatan masyarakat

menuju ke arah pembangunan kesehatan masyarakat yang mampu mendorong dirinya

sehingga mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya preventif, promotif,

kuratif, dan rehabilitatif.

Sebagai bentuk implementasi asuhan keperawatan komunitas, kami melakukan

asuhan keperawatan komunitas di RW 05 Kampung Babakan Junti Desa Warja Bakti

Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan pendekatan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) yang mana tujuan yang akan dicapai dari asuhan tersebut

adalahmasyarakat mau, mampu, dan tahu dalam melakukan PHBS.

Salah satu sasaran PHBS adalah tatanan rumah tangga, maka kelompok

melakukan asuhan dengan menerapkan strategi promkes pada tatanan rumah

tangga. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan salah satu upaya strategis untuk

menggerakan dan memberdayakan keluarga atau anggota rumah tangga

untuk berprilaku PHBS. PHBS dirumah tangga di arahkan untuk memberdayakan

setiap keluarga atau anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu menolong diri

sendiri di bidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah

dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, memanfaatkan sarana

pelayanan kesehatan yang ada, serta berperan aktif mewujudkan kesehatan

masyarakatnya dan mengembangkan upaya kesehatan dan mengembangkan upaya

kesehatan bersumber daya masyarakat. Oleh karena itu kegiatan PHBS dirumah

tangga pelaksanaannya dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu RT, RW, Dusun,

kampung, Desa/Kelurahan.

     

B.       Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas

1.    Tujuan Umum

Melalui praktek keperawatan komunitas ini diharapkan mahasiswa

mampu melaksanakan upaya pelayanan kesehatan melalui pendekatan

PHBSsecara paripurna yang lebih mengutamakan pelayanan preventif, promotif

dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan

kebutuhan masyarakat daerah binaan.

2.    Tujuan Khusus

Setelah melakukan asuhan keperawatan komunitas melalui pendekatan

PHBS, maka diharapkan masyarakat dapat:

a.       Mengetahui pertolongan persalinan

b.      Memberi ASI Eksklusif

c.       Menimbang balita setiap bulan

d.      Menggunakan air bersih

e.       Mengetahui perilaku cuci tangan

f.       Menggunakan jamban sehat

g.      Memberantas jentik di rumah

h.      Makan sayur dan buah setiap hari

i.        Melakukan aktivitas fisik sehari-hari

j.        Tidak merokok di dalam rumah

C.    RUANG LINGKUP KEGIATAN

1     Melaksanakan kegiatan di wilayah kerjanya berdasarkan usulan kerja prioritas

masalah kesehatan yang dihadapi sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan

yang diberikan.

2.      Membina masyarakat daerah binaan RW 05 Kampung Babakan Junti Desa

Warja Bakti (RT 01 s/d RT 03) agar tumbuh kesadaran untuk berperilaku hidup

bersih dan sehat.

3.      Ikut aktif dalam kegiatan pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat sesuai

dengan program.

4.      Membantu masyarakat dalam pelaksanaan penyuluhan dan kerja bakti.

5.      Berperan serta aktif beserta petugas dan masyarakat dalam upaya menemukan

dan menaggulangi masalah kesehatan yang meliputi :

a.       Menurunkan kasus-kasus yang disebabkan oleh lingkungan yang kurang baik.

b.      Meningkatkan kemampuan keluarga untuk hidup sehat dengan membantu

pembinaan kesehatan masyarakat.

c.       Meningkatkan peran serta masyarakat melalui tahapan sebagai berikut:

1)      Mengenal tokoh masyarakat

2)      Orientasi daerah binaan

3)      Melakukan Pendataan

4)      Mengenal masalah atau survei mawas diri

5)      Analisa data

6)      Penyajian data dalam pra MMRW

7)      Diskusi dan pemecahan masalah

8)      Mengadakan penyuluhan

9)      Mengadakan kegiatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan, misalnya

kerja bakti, perlombaan jamban sehat, lomba cuci tangan dll.1

D.    METODE PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dilakukan melalui cara :

1.      Wawancara : berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui baik aspek fisik, mental,

sosial, budaya ekonomi, kebiasaan sehari-hari, lingkungan.

2.      Pengamatan : hal-hal yang mencankup peningkatan kesehatan misalnya ventilasi,

penerangan, kebersihan, dll.

3.      Studi dokumentasi : studi berkaitan dengan perkembangan kesehatan.

4.      Pemeriksaan fisik : dilakukan terhadap anggota yang mempunyai masalah kesehatan

dan keperawatan dengan keadaan fisik.

E.     SISTEMATIKA PENULISAN

Adapun sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut :

BAB I     PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

B.   Tujuan Praktik Keperawatan Komunitas

C.   Ruang Lingkup Kegiatan

D.  Metode Pengumpulan Data

E.   Sistematika Penulisan

BAB II    TINJAUAN TEORETIS

A.   Konsep Dasar Proses Asuhan Keperawatan Komunitas

B.    Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

BAB III  DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN

A.   Deskripsi Data

B.    Asuhan Keperawatan Komunitas

C.    Pembahasan

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.   Kesimpulan

B.    Rekomendasi

       Daftar Pustaka

       Lampiran-Lampiran

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A.    Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

1.      Pengertian Proses Keperawatan Masyarakat

Proses keperawatan adalah tindakan untuk menetapkan, merencanakan dan

melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk mencapai

dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut di

laksanakan secara berurutan, terus- menerus, saling berkaitan dan dinamis.

Selanjutnya menetapkan langkah proses keperwatan sebagai proses pengumpulan data,

pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (olf, Weitzel dan Fuerst, 1979). Jadi, proses

keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,

sistematis, dinamis,continue, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan

masalah kesehatan dari klien, keluarga, kelompok atau masyarakat yang langkah-

langkahnya di mulai dari Pengkajian  : pengumpulan data analisis data, dan penetuan

masalah. diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan

evaluasi tindakan keperawatan dan kelompok khusus yang memerlukan

pelayananasuhan keperawatan (Wahit, 2005).

2.   Langkah- langkah Proses Keperawatan

a.      Pengkajian

Pengkiajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis

terhadap masyarakat untuk dikaji secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat

untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang di hadapi oleh

masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan

pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat di tentukan. Dalam

tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu: pengumpulan data, pengolahan

data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyrakat dan

prioritas masalah.

1)      Pengumpulan Data

Dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada

masyarakat sehingga dapat di tentukan tindakan yang harus di ambil utnuk mengatasi

masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social, ekonomi dan

spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.

Pengkajian yang di lakukan dalam pengumpulan data meliputi:

a)      Data Inti

(1)   Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan

studi komunikasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai

lokasi daerah binaan (yang di jadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah,

iklim, type komunitas (masyarakat rural/urban), keadaan demografi, struktur politik,

distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

(2)   Data Demografi

Kajilah data komunitas berdasarkan: usia, jenis kelamian, status perkawinan,

rasa tau suku, bahasa tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agama dan komposis

keluarga

(3)   Visual statistic

Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR, penyebeb

kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

(4)   Status Kesehatan Komunitas

Dapat di lihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain: dari angka

mortalitas, mordibitas, IMR, MMR, akupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan

komunitas di kelompokan berdasarkan kelompok umur: bayi, balita, usia sekolah,

remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat: ibu hamil pekerja industry

kelompok penyakit kronis, penyakit menular adapun data selanjutnya di jabarkan

sebagai berikut: keluhan yang dirasakan saat ini, tanda-tanda vital (tekanan darah,

nadi, respirasi, suhu), kejadian penyakit dalam satu tahun terakhir, riwayat penyakat

keluarga, pola pemenuhan kebutuhan sehari- hari, status psikososial, status

pertumbuhan dan perkembangan, pola pemanfaatan fasilitas kesehatan, pola

pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan, pola perilaku tidak sehat.

b)      Data Lingkungan Fisik

Terdiri dari pemukiman, luas bangunan, bentuk bangunan, jenis banguanan, atap

rumah, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, pencahayaan, kebersihan, pengaturan

ruangan, sanitasi, fasilitas, batas wilayah, kondisi geografis.

c)      Pelayanan kesehatan dan social.

Terdiri dari pelayanan kesehatan (lokasi sarana kesehatan, sumber daya yang

dimiliki serta fasilitas social).

d)     Ekonomi

Jenis pekerjaan, jumlah penghasilan dan pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah

pekerja di bawah umur, ibu rumah tangga, dan usia lanjut.

e)      Keamanan dan transportasi

f)       Politik dan pemerintahan

g)      System komunikasi

h)      Pendidikan dan rekreasi

2)      Cara pengumpulan data

a)      Wawancara atau anamnesa

Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbale balik yang berbentuk Tanya

jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang hal yang

berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus di lakukan dengan

ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah di pahami oleh

pasien oleh keluarga pasien.

b)      Pengamatan

Pengamatan dalam keperawatan komunitas di lakukan meliputi aspek psikologis,

fisiologis perilaku dan sikap dalam rangka menegakan diagnosis keperawatan

pengamatan dilakukan menggunakan panca indera.

c)      Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik di lakukan dalam upaya membantu menegakan diagnosis

keperawatan dengan cara Inspeksi yakni melakukan pengamatan pada bagian tubuh

pasien atua anggota keluarga yang sakit. Palpasi dilakukan dnegan cara meraba pada

bagian tubuh yang mengalami gangguan. Auskultasi dilakukan dengan cara

mendengarkan bunyi bagian tubuh tertentu dan biasanya perawat komunitas

menggunakan stetoskop sebagai alat bantu untuk mendengarkan denyut jantung,

bising usus, dan suara paru. Perkusi dilakukan dengan cara mengetukan jari telunjuk

atau alat hammer pada bagian tubuh yang diperiksa.

3)      Pengolahan Data

Setelah data di peroleh kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan

cara klasfikasi data atau kategorisasi data, perhitungan persentase cakupan dengan

menggunakan telly, tabulasi data, interpretasi data.

4)      Analisa Data

Analisis data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan menghubungkan

data dengan kemampuan kognitif yang di milki sehingga dapat di ketahui tentang

kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat yang bertujuan untuk

menetapkan kebutuhan komunity, menetapkan kekuatan, mengidentifikasi pola respon

komunity, mengidentifikasi kecendrungan penggunaan pelayanan kesehatan.

5)      Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan

perlu mempertimbangkan berbagai factor sebagai criteria, diantaranya adalah :

perhatian masyarakat, prevalensi kejadian, berat ringanya masalah, kemungkinan

masalah untuk diatasi, tersedianya sumber daya masyarakat dan aspek politis.

b.      Diagnosis Keperawatan

Diagnose keperawatan adalah respons individu pada masalah kesehatan baik actual

maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang di peroleh pada saat

pengkajian sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul

kemudian.American Nurses   Of Association (ANA)

Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1)      Problem (Masalah): problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan dan

keadaan normal yang seharusnya terjadi

2)      Etiologi (Penyebab): menunjukan penyebab masalah kesehatan atau keperawatan

yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan yang meliputi:

a)   perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyrakat

b)   lingkungan fisik, biologis, psikologis dan social

c)   interaksi perilaku dan lingkungan

3)   Sign/Simptom: informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose  dan serangkaian

petunjuk timbulnya masalah

Contoh Diagnosis Keperawatan

1)      Resiko terjadinya diare di RW 02 Ds. Somowinangun Lamongan sehubungan

dengan:

a)   Sumber air tidak memenuhi syarat

b)   Kebersiahan perorangna kurang

c)   Lingkungan yang buruk di manifestasikan oleh : banyaknya sampah yang berserakan,

penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran (Buang

Air Besar)

2)      Resiko timbulnya penyakit: Diare, DHF, Typhoid, ISPA dan lain-lain sehubungan

dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang

memenuhi syarat kesehatan di tandai dengan:

a)      Letak kandang di dekat rumah 1,41 %

b)      System pembuangan air limbah sembarangan 5,71 %

c)      Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%

d)     Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,14%

e)      Membuang sampah di sembaraang tempat 18,86 %

f)       Tempat penampungan sampah terbuka 58,29

g)      Penampungan air dalam kondisi terbuka 58,29 %

h)      Kondisi iar berwarna 1,14 %

i)        Jarak dari sumber air ke septiktenk kurang dari 10 meter

3)      Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PD3I) di desa

Somowinangun RW 02 sehubungan dengan

a)      Cakupan imunisasi rendah

b)      Kader kurang

c)      Banyaknya drop out imunisasi

c.       Perencanaan Keperawatan

Perencanaan keperawaatan adalah penyusuna rencana tindakan keperawatan yang

akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan

yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat DJJ

keperawatan)

Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di susun berdasarkan

diagnose keperawatanyang di susun harus mencakup: perumusna tujuan, rencana

tindakan keperawatan yang akan di laksanakan dan criteria hasil untuk menilai

pencapaian tujuan.

1)      Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi criteria sebagai berikut: berfokus

pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan dapat di observasi, realistic,ada

target waktu dan melibatkan peran serta masyarakat.

2)      Rencana tindakan yang akan di lakukan

Langkah- langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas kesehatan

masyarakat yaitu:

a)      Identifikasi alternative tindakan keperawatan

b)      Tetapkan teknik dan prosedur yang akan di gunakan

c)      Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui kegiatan

musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini

d)     Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

e)      Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat

dirasakan masyarakat.

f)       Mengarah pada tujuan yang akan dicapai.

g)      Tindakan harus bersifat realistic.

h)      Di susun secara berurutan

3)      Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan criteria dalam perencanaa keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

menggunakan kata kerja yang cepat, dapat di modifikasi dan bersifat spesifik

Contoh Kasus:

Mahasiswa Akper Gresik melaksanakan praktek keperawatan komunitas di Desa

Kandangan Cereme Kabupaten Gresik membuat jamban umum melalui swadaya

masyarakat secara gotong royong dalam waktu 1,5 bulan

Dari contoh di atas maka rencana tindakan yang dibuat adalah:

a)      Mahasiswa memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat dengan topic

“pentingnya jamban bagi kesehatan masyarakat” sebanyak 4x sesuai dengan schedule

kegiatan (setiap hari senin Di balai Desa)

b)      Mahasiswa melakukan pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat baik formal

maupun informal untuk menggalang dukukungan.

c)      Mahasiswa melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam menggalang

dana untuk pembuatan jamban umum melalui Dana Upaya Kesehatan Masyarakat

(DUKM) yang ada atau iuran desa

d)     Mahasiswa menetapkan waktu peresmian pembuatan jamban umum oleh kepala desa

dan tokoh- tokoh masyarakat yang lain

e)      Melalui tokoh masyarakat formal maupun informal mengimbau dan mengajak

masyarakat secara gotong royong membangun jamban umum

f)       Kerja sama dengan instansi terkait untuk mendapatkan bantuan teknis pembuatan

jamban umum yang memenuhi syarat kesehatan.

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah

disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat

harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lainnya dalam hal ini melibatkan

pihak puskesmas, bidan desa dan anggota masyarakat. Prinsip umum yang digunakan

dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :

1)      Inovatif  : Perawat kesehatan masyrarakat harus mempunyai wawasan luas dan

mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ).

2)      Integrated  : Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerja sama dengan

sesame profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan dasar asas kemitraan.

3)      Rasional    : Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan

harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program

yang telah disusun.

4)      Mampu  dan Mandiri : Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai

kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan

sertakompeten.

5)      Ugem        : Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas

kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang

akan diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus

adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi : komunity organisasi

dan partnership in community (model for nursing partnerships)

e.       Evaluasi atau Penilaian

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.

Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan

pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat

dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku

kehidupan sehari- harridan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan

tujuan yang telah di tetapkan atau di rumuskan sebelumnya. Kegiatan yang di lakukan

dalam penilaian menurut Nasrul Effendy, 1998 :

1)      Membandingkan hasil tindakan yang di laksanakan dengan tujuan yang telah di

tetapkan.

2)      Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan

pelaksanaan.

3)      Hasil penilaian keperawatan di gunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya

apabila masalah belum teratasi.

B.     Konsep Dasar Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

1.      Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-

kegiatan kesehatan di masyarakat.

            Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya.

Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,

kelompok, dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan

informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan

perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (social support) dan

pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu

masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-

masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatan (www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

            Banyak perilaku yang dapat dilakukan untuk menjadi sehat, antara lain

makan beraneka ragam makanan, mengkonsumsi Garam Beryodium, memberi bayi

dan balita Kapsul Vitamin A, kesehatan lingkungan seperti membuang sampah pada

tempatnya, membersihkan lingkungan. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan

orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain. Terdapat 5 tatanan PHBS

yaitu rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan dan tempat-tempat umum

(www.dinkes-sulsel.go.id, 2010).

PHBS yang dapat dipraktikkan meliputi perilaku sebagai berikut:

a.    Melaporkan segera kepada kader/ petugas kesehatan jika mengetahui dirinya,

keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyakit menular

b.    Pemanfaatan pekarangan untuk Taman Obat Keluarga (TOGA) dan Warung Hidup

di halaman masing-masing rumah atau secara bersama-sama (kolektif)

c.    Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/ Pustu/ Puskesmas bila

terserang penyakit

d.   Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas kesehatan

e.    Memakan makanan yang bergizi dan dengan menu seimbang (terutama bagi

perempuan termasuk pada saat hamil dan menyusui)

f.     Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari

g.    Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak

h.    Tersedianya oralit dan zinc untuk balita

i.      Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan

j.      Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah semasa hamil dan nifas bagi ibu

k.    Mengkonsumsi Kapsul vitamin A bagi ibu nifas. Memberi ASI eksklusif kepada

bayinya (0-6 bulan)

l.      Memberi Makanan Pendamping ASI dan Kapsul Vitamin A untuk balita

m.  Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan Kartu

Menuju Sehat (KMS) untuk memantau pertumbuhannya

n.    Membawa bayi/ anak, ibu, dan wanita usia subur untuk imunisasi

o.    Tidak merokok, minum minuman keras, madat, dan menyalahgunakan napza serta

bahan berbahaya lainnya.

p.    Menyediakan rumah dan atau kendaraannya untuk pertolongan dalam keadaan

darurat (misalnya untuk rumah tunggu ibu bersalin, ambulan, dll)

q.    Menghimpun dana masyarakat desa untuk kepentingan kesehatan, termasuk bantuan

bagi pengobatan dan persalinan

r.     Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Mencuci tangan dengan air

bersihdan sabun.

s.     Menggunakan jamban sehat

t.     Mengupayakan tersedianya sarana sanitasi dasar lain dan menggunakannya

u.    Memberantas jentik-jentik nyamuk

v.    Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik di rumah, desa/ kelurahan

maupun di lingkungan pemukiman

w.  Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Menjadi peserta (akseptor) aktif keluarga

berencana

x.    Memanfaatkan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat), Poskesdes, Putu,

Puskesmas atau sarana kesehatan lain

y.    Melaporkan kematian

z.    Mempraktikkan PHBS lain yang dianjurkan. Saling mengingatkan untuk

mempraktikkan PHBS.

2.      Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina

suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan

demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama

dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

3.      Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

a.       PHBS di Rumah Tangga

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Ber-PHBS.

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat

(www.promosikesehatan.com).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta

berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga

dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

Keberhasilan PHBS di rumah tangga diukur dari 10 indikator sebagai berikut:

1)      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga keehatan (bidan, dokter dan tenaga para

medis lainnya).

2)      Memberi bayi ASI eksklusif

Adalah bayi usia 0 – 6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan

makanan atau minuman lain.

3)      Menimbang balita setiap bulan

Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhannya setiap

bulan.

4)      Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,

mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan

sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.

5)      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila

digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk

ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit. Sabun dapat membersihkan kotoran

dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di

tangan.

6)      Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia

yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa

leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air

untuk membersihkannnya.

7)      Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang estela dilakukan pemeriksaan jentik

secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.

8)      Makan buah dan sayur setiap hari

Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran

atau sebaliknya setiap hari. Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena

mengandung vitamin dan mineral yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan

tubuh.

9)      Melakukan aktivitas fisik sehari-hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan

pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental,

dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.

10)  Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok ibarat pabrik

bahan kimia. Dalam satu batang rokor yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000

bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan

Carbon Monoksida (CO).

Manfaat Rumah Tangga Ber-PHBS

Bagi Rumah Tangga:

1.    Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit

2.    Anak tumbuh sehat dan cerdas

3.    Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,

pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga

Bagi Masyarakat:

1.    Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat

2.    Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan

3.    Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada

4.    Masyarakat mampu mengembangkan UKBM seperti Posyandu, tabungan ibu

bersalin, arisan jamban, ambulan desa dan lain-lain

b.      PHBS di Sekolah

PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik,

guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat

(www.promosikesehatan.com).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS sekolah

yaitu (www.promosikesehatan.com):

1)      Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.

2)      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah.

3)      Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.

4)      Olahraga yang teratur dan terukur.

5)      Memberantas jentik nyamuk.

6)      Tidak merokok di sekolah.

7)      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan.

8)      Membuang sampah pada tempatnya.

c.       PHBS di Tempat Kerja

PHBS di tempat kerja adalah upaya untuk memberdayakan para pekerja agar tahu,

mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam mewujudkan tempat kerja sehat (www.promosikesehatan.com).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat kerja

yaitu (www.promosikesehatan.com):

1)        Tidak merokok di tempat kerja.

2)        Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.

3)        Melakukan olahraga secara teratur/aktifitas fisik.

4)        Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air

besar dan buang air kecil.

5)        Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.

6)        Menggunakan air bersih.

7)        Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.

8)        Membuang sampah pada tempatnya.

9)        Mempergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai jenis pekerjaan.

d.      PHBS di Institusi Kesehatan

PHBS di institusi kesehatan adalah upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat

pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) serta berperan aktif dalam mewujudkan institusi

kesehatan sehat dan mencegah penularan penyakit di institusi kesehatan

(www.promosikesehatan.com).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS institusi

kesehatan yaitu (www.promosikesehatan.com):

1)      Menggunakan air bersih.

2)      Menggunakan Jamban.

3)      Membuang sampah pada tempatnya.

4)      Tidak merokok di institusi kesehatan.

5)      Tidak meludah sembarangan.

6)      Memberantas jentik nyamuk.

e.       PHBS di Tempat-Tempat Umum

PHBS di tempat - tempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat

pengunjung dan pengelola tempat - tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk

mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat - tempat umum

sehat (www.promosikesehatan.com).

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS tempat

umum yaitu (www.promosikesehatan.com):

1)      Menggunakan air bersih.

2)      Menggunakan jamban.

3)      Membuang sampah pada tempatnya.

4)      Tidak merokok di tempat umum.

5)      Tidak meludah sembarangan.

6)      Memberantas jentik nyamuk.