Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

11
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ANSIETAS Diposkan oleh Rizki Kurniadi A. Masalah Utama : ANXIETY B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Pengertian Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas sedang adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan. Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak sepesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasan yang was- was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menghadapi. Spielberger (1966) dalam Slameto (2003 : 185) membedakan kecemasan atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu keadaan (State Anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif, dan meningginya sistem saraf otonom. Sebagai suatu keadaan, kecemasan biasanya berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan yang khusus, misalnya situasi tes. Kecemasan/anxiety dan kegelisahan/restlessness merupakan salah satu masalah yang banyak mendapat perhatian dan penelitian para sufi maupun para ahli psikologi. Cemas dan gelisah adalah bentuk

description

ansietas

Transcript of Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

Page 1: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN ANSIETASDiposkan oleh Rizki Kurniadi

A. Masalah Utama : ANXIETY

    B.  PROSES TERJADINYA MASALAH

1.      Pengertian

Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif

dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas sedang adalah respon

emosional terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan

untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan

kehidupan.

Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai

dengan respon otonom (sumber terkadang tidak sepesifik atau tidak diketahui oleh

individu), perasan yang was-was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal

peringatan akan adanya bahaya dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah

untuk menghadapi.Spielberger (1966) dalam Slameto (2003 : 185) membedakan kecemasan atas dua bagian; kecemasan sebagai suatu sifat (trait anxiety), yaitu kecenderungan pada diri seseorang untuk merasa terancam oleh sejumlah kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya, dan kecemasan sebagai suatu keadaan (State Anxiety), yaitu suatu keadaan atau kondisi emosional sementara pada diri seseorang yang ditandai dengan perasaan tegang dan kekhawatiran yang dihayati secara sadar serta bersifat subyektif, dan meningginya sistem saraf otonom. Sebagai suatu keadaan, kecemasan biasanya berhubungan dengan situasi-situasi lingkungan yang khusus, misalnya situasi tes.Kecemasan/anxiety dan kegelisahan/restlessness merupakan salah satu masalah yang banyak mendapat perhatian dan penelitian para sufi maupun para ahli psikologi. Cemas dan gelisah adalah bentuk ketakutan diri terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Perasaan cemas biasanya muncul manakala seseorang berada dalam suatu keadaan yang ia duga akan merugikan dan mengancam diri, jabatan karier atau usaha bisnis nya, di mana ia merasa tidak berdaya menghadapinya. Sebenarnya apa yang dicemaskan itu belum tentu terjadi. Rasa cemas itu pada dasarnya adalah ketakutan yang kita bangun sendiri yang kemudian melahirkan prilaku gelisah. Duduk tak tenang, berdiri rasa mengambang, tidur seperti di awang-awang, makanan dan minuman terasa hambar.

2.      Penyebab

Page 2: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

Cemas itu timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stres atau konflik.

Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, itu

akan menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur pelepasan hormon

tertentu.Akibat pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan pada organ-

organ seperti lambung, jantung, pembuluh daerah maupun alat-alat gerak. Karena

bentuk respon yanmg demikian, penderita biasanya tidak menyadari hal itu sebagai

hubungan sebab akibat.

a.       Teori Biologis

  Biokimia

Biokimia dan neurofisiologis berpengaruh pada etiologi dari kelainan-kelainan ini telah

diselidiki; bagaimanapun, bukti empiris selanjutnya penting sebelum hubungan definitif

dapat ditentukan (Tawnsend, 1993)

  Genetik

Penyelidikan akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa kelainan ansietas paling sering

ditemukan pada populasi umum. Hal ini telah memperlihatkan bahwa kelainan ini lebih

umum antara hubungan kekerabatan seseorang dengan kelainan secara biologis

generasi pertama dari populasi umum (DSM-III-R, 1987)

b.      Teori psikososial

  Psikodinamik

Teori ini (Erikson, 1963) menganggap predisposisi untuk kelainan ansietas saat tugas-

tugas yang diberikan untuk tahap perkembangan awal belum terpecahkan. Dalam

berespon terhadap stres, prilaku dihubungkan dengan penampilan tahap dini ini, seperti

regresi pada seseorang atau terfiksasi pada tahap perkembangan awal.

  Interpersonal

Sullivan (1953) melengkapi respon ansietas untuk kesukaran dalam hubungan

interpersonal yang berasal dari hubungan awal Ibu-anak. Anak tidak menerima mutlak

kebutuhanya akan kasih sayang dan pemeliharaan.

  Sosiokultural

Horney (1939) menyatakan kelainan ansietas dipengaruhi oleh suatu kontra diksi yang

banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkontribusi perasaan tidak aman atau

ketidakberdayaan.

Faktor predisposisi

Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :

  Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara

dua element kepribadian---id dan super ego. Id mewakili dororngan insting dan impuls

Page 3: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

primitif seseorang, sedang super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh noma-norma budaya seseorang

  Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak

adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan

perkembangan trauma , seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan

kelemahan yang spesifik

  Menurut pandangan perilaku  ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatau

yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pakar perilaku lain menggangap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar

berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.

  Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa

ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan

antara gangguan ansietas dengan depresi.

  Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk

benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambatan

asam aminobutirik-gamma neroreulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama

dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagai mana halnya

dengan endorfin.

Faktor yang berhubungan

  Terpapar racun

  Konflik yang tidak disadari mengenai nilai hidup/tujuan hidup

  Berhubungan dengan herediter

  Kebutuhan yang tidak terpenuhi

  Transmisi inter personal

  Krisis situasional/maturasi

  Ancaman kematian

  Ancaman terhadap konsep diri

  Stress

  Substans abuse

  Perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran,

lingkungan, status ekonomi

3.      Akibat

  Pola nafas inefektif

  Kerusakan komunikasi verbal

  Resiko terhadap cedera

  Perubahan nutrisi

Page 4: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

  Ketidak berdayaan

  Ketakutan

  Perubahan proses fakir

  Isolasi sosial

  Gangguan pola tidur

  Gangguan harga diri

  Respon pasca trauma

  Kerusakan interaksi sosial

4.      Janis Ansietas

  Ansietas ringan

Berhubungan dengan ketengangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan

seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas dapat

memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas

  Ansietas sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif

namun dapat melakukan sesuatau yang lebih terarah.

  Ansietas berat

Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung

untuk memusatkan pada sesuatau yang terinci spesifik dan tidak dapat berfikir tentang

hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada satu area lain.

  Tingkat panik dari Ansietas

Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian terpecah dari

proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, orang yang mengalami panik tidak

mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Karena panik melibatkan

disorganisasi keperibadian. Dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik,

menurunya lemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansieta ini tidak sejalan

dengan kehidupan, dan jika berlangsung lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat

bahkan kematian.

5.      Tanda dan gejala

Perilaku:  Subyektif        :

Page 5: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

         Klien mengatakan susah tidur

         Klien menyatakankan resah

         Klien mengatakan banyak pikiran  Obyektif          :

         Penurunan produktifitas

         Kewaspadaan dan menatap

         Kontak mata buruk

         Gelisah

         Pandangan sekilas

         Pergerakan yang tidak bermakna (jalan menyeret, geraktangan dan kaki)

         Ekspresi yang mendalam terhadap perubahan hidup

Afektif :

  Subyektif        :

         Klien menyatakan rasa penyesalan

         Klien mengatakan takut pada sesuatu

         Klien bengatakan tidak mempu melakukan sesuatu

  Obyektif          :

         Iritabel

         Kesedihan yang mendalam

         Ketakutan

         Gugup

         Mudah tersinggung

         Nyeri hebat, persisten bertambah

         Rasa tidak menentu

         Kewaspadaan meningkat

         Fokus pada diri sendiri

         Perasaan tidak mampu

         Distress

         Khawatir

         Cemas

Fisiologi:

  Subyektif        :

         -  Obyektif          :

         Suara gemetar

         Gemetar, tangan tremor

Page 6: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

         Goyah

         Peningkatan respirasi (simpatis)

         Keinginan berkemih (parasimpatis)

         Ganguan tidur (parasimpatis)

         Nyeri abdomen (parasimpatis)

         Peningkatan nadi (simpatis)

         Peningkatan reflek (simpatis)

         Dilatasi pupil (simpatis)

         Perasaan tingling pada ekstermitas (parasimpatis)

         Peningkatan aktivitas kardiovaskuler (simpatis)

         Peningkatan keringat

         Wajah tegang

         Anoreksia (simpatis)

         Jantung berdetak kuat (simpatis)

         Diare (parasimpatis)

         Keraguan dalam berkemih (parasimpatis)

         Kelelahan (parasimpatis)

         Mulut kering (simpatis)

         Kelemahan (simpatis)

         Pulsasi menurun (parasimpatis)

         Wajah memerah (simpatis)

         Vasokonstriksi superfisial (simpatis)

         Gugup (simpatis)

         Penurunan tekanan darah (parasimpatis)

         Mual (parasimpatis)

         Sering berkemih (parasimpatis)

         Pusing (parasimpatis)

         Kesulitan bernafas (simpatis)

         Peningkatan tekanan darah (simpatis)

Kognitif:

  Subyektif        :

         Klien menyatakan bingung

         Klien sering mengatak lupa

         Klien sering menanyakan pertanyaan yang sama

  Obyektif          :

         Bloking

Page 7: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

         Keasikan

         Merenung

         Kerusakan perhatian

         Penurunan lapang persepsi

         Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas

         Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain

         Sulit berkonsentrasi

         Penurunan kemampuan belajar, menyelasaikan masalah

         Gejala kewaspadaan fisiologis

6.      Masalah keperawatan menurut Stuart and Sunden (1998)

a.       Anxietas

b.      Isolasi sosial : menarik diri

c.       Koping individu tidak efektif

d.      Tidak efektifnya koping keluarga

e.       Harga diri rendah : Gangguan konsep diri.

f.       Perilaku kekerasan

g.      Tidak efektifnya pelaksanaana regimen terapeutik

7.      Pohon masalah

8.      Diagnosa keperawatan

a.       Anxietas berhubungan dengan Koping individu tidak efektif

b.      Anxietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga

c.       Resiko gangguan pesepsi sensorik dan audiotori : Halusinasi berhubungan dengan

Ansietas

d.      Resiko gangguan isi fikir : Waham berhubungan dengan Anxietas 

9.      Rencana keperawatan

Diagnosa Perencanaan Intervensi

Keperawatan Tujuan (Umum dan

Khusus)

Berhubungan dengan

ansietas sedang

TUM :

TUK 1

Klien dapat menjalin dan

membina hubungan saling

percaya

1.      jadilah pendengar yang hangat dan

responsif

2.      beri waktu yang cukup pada klien

untuk berespon

3.      beri dukungan pada klien untuk

mengekspresikan perasaannya

Page 8: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

4.      identifikasi pola prilaku klien atau

pendekatan yang dapat menimbulkan

perasaan negatif

5.      bersama klien mengenali perilaku dan

respon sehingga cepat belajar dan

berkembang

TUK 2

Klien dapat mengenal

ansietasnya

1.      bantu klien untuk mengidentifikasi dan

menguraikan perasaannya

2.      hubungkan perilaku dan perasaannya

3.      validasi kesimpulan dan asumsi

terhadap klien

4.      gunakan pertanyaan terbuka untuk

mengalihkan dari topik yang mengancam

ke hal yang berkaitan dengan konflik

5.      gunakan konsultasi

TUK 3

Klien dapat memperluas

kesadarannya terhadap

perkembangan ansietas

1.      bantu klien mernjelaskan situasi dan

interaksi yang dapat segera menimbulkan

ansietas

2.      bersama klien meninjau kembali

penilaian klien terhadap stressor yang

dirasakan mengancam dan menimbulkan

konflik

3.      kaitkan pengalaman yang baru terjadi

dengan pengalaman masa lalu yang

relevan

TUK 4

Klien dapat menggunakan

mekanisme koping yang

adaptif

1.      gali cara klien mengurangi ansietas di

masa lalu

2.      tunjukkan akibat mal adaptif dan

destruktif dari respons koping yang

digunakan

3.      dorong klien untuk menggunakan

respons koping adaptif yang dimilikinya

4.      bantu klien untuk menyusun kembali

Page 9: Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Ansietas

tujuan hidup, memodifikasi tujuan,

menggunakan sumber dan menggunakan

koping yang baru

5.      latih klien dengan menggunakan

ansietas sedang

6.      beri aktivitas fisik untuk menyalurkan

energinya

7.      libatkan pihak yang berkepentingan

sebagai sumber dan dukungan sosial

dalam membantu klien menggunakan

koping adaptif yang baru

TUK 5

Klien dapat menggunakan

teknik relaksasi

1. ajarkan klien teknik relaksasi

untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri

2. dorong klien untuk menggunakan

relaksasi dalam menurunkan tingkat

ansietas

C.    DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J., !998. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 6. Alih Bahasa : Yasmin Asih. Editor Monica Aster, Jakarta : EGC.

Keliat, Budi Anna. 1998. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta : EGC

------------------,2000. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Editor Yasmin Asih, Jakarta : EGC.

Townsend, M. C., 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri. Edisi 3. Alih Bahas Novi Helena. Rditor Monica Ester, Jakarta : EGC.

Rasmun, 2001, Kepwrawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan Keluarga.  Edisi Pertama, Jakarta : CV, Sagung Seto.

Struart, G.W., S undeen, S.J., 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3, Jakarta Hari Jumat, Maret 02, 2012