Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

75
ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI PADA NY. E LAPAROSCOPY ATAS INDIKASI CYSTOMA OVARII DI RUANG GINEKOLOGI RSU KOTA SEMARANG Disusun oleh : NUR PRAMITASARI

Transcript of Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Page 1: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI

PADA NY. E LAPAROSCOPY ATAS INDIKASI CYSTOMA OVARII

DI RUANG GINEKOLOGI RSU KOTA SEMARANG

Disusun oleh :

NUR PRAMITASARI

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XX

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG, 2012

Page 2: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. TUJUAN

Page 3: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Cystoma ovarii atau kista ovarium merupakan pembesaran sederhana

ovarium normal, folikel graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat

timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smelzer and Bare,

2002). Cystoma ovarii biasanya berisi cairan kadang berlendir, sehingga

tumor tersebut membentuk suatu kantong yang besar (Syaifudin, 2000).

Cystoma ovarii dapat mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian

bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi

perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar. (Sarwono, 1999).

Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari

pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005). Kista

ovarii adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling banyak pada

wanita usia 20 – 40 th.

B. ETIOLOGI

Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya

dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam

pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-

hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa penyebab

terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk

berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon

dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi

fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh

wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi

ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk

kista di dalam ovarium. Bahan-nahan yang bersifat karsinogenik seperti zat

Page 4: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

kimia, polutan, hormonal dan lain-lain bisa menjadi penyebab lain kista ovari.

Literatur lain menyatakan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di

ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum,

sel telur. (Brunner & Suddarth, 1998: 1556) dan sel telur yang mengalami

parthenogenesis (Arief Mansjoeer dkk, 1999: 388) menjadi penyebab dari

kista ovarium.

Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan

atau memperberat tumor ovarium :

1. Faktor genetik

2. Wanita yan menderita kanker payudara

3. Riwayat kanker kolon

4. Gangguan hormonal

5. Gaya hidup tidak sehat, seperti :

a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat

b. Merokok

c. Minum alkohol

d. Pengunaan bedak talk perineal

e. Zat tambahan pada makanan

f. Kurang olah raga

g. Terpapar denga polusi dan agen infeksius

h. Sering stress

6. Sosial ekonomi yang rendah

7. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis

Sedangkan menurut etiologinya, kista ovarium di sebabkan menrut jenisnya:

1. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan

progresterone.

2. Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau

folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus

menstruasi

3. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone

setelah ovulasi.

Page 5: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

4. Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat

pada mola hidatidosa.

5. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang

menyebabkan hiperstimuli ovarium

C. PATHWAYS

(terlampir)

D. KLASIFIKASI

Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus,

bayne, 1991).

1. Kista non neoplasma

Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan

progresterone diantaranya adalah :

a. Kista non fungsional

Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang

di dalam korteks

b. Kista fungsional

1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur

atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara

siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang

dari 12 tahun.

2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi

progesterone setelah ovulasi.

3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG

terdapat pada mola hidatidosa.

4) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang

menyebabkan hiperstimuli ovarium.

2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)

a. Kistoma ovarii simpleks

Page 6: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel

kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista

b. Kistodenoma ovarii musinoum

Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang

pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain

c. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)

d. Kista Endrometreid

Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan

endometroid

e. Kista dermoid

Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis

E. MANIFESTASI KLINIS

1. Teraba masa intraabdominal.

2. Dapat timbul asites

3. Nyeri yang tajam dan tiba-tiba di bagian perut bawah

(Arief Mansjoer, 1999: 388)

4. Terjadi penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.

5. Menstruasi yang datang terlambat, timbul disertai nyeri.

6. Perasaan penuh pada abdomen.

7. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek.

8. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama, pada waktu berjalan atau

bergerak. Nyeri panggul akan menetap atau kambuhan yang dapat

menyebar ke punggung bawah dan paha.

9. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi.

10. Mual, muntah dan payudara tegang seperti gejala orang hamil.

11. Infertilitas/tidak subur

12. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

13. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat

hamil.

Page 7: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

14. Nyeri bersamaan dengan demam

F. KOMPLIKASI

1. Torsi

Komplikasi yang sering terjadi, terutama pada tumor dengan ukuran

sedang. Tumor bertangkai sering terjadi putaran tangkai, secara berlahan

sehingga tidak banyak menimbulkan nyeri, perputaran tangkai yang

mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segara

memerlukan tindakan.

2. Ruptur dari kista

Terjadi pada torsi tangkai kista, dapat pula sebagai akibat trauma. Jika

kista hanya mengandung cairan serus rasa nyeri akibat robekan dan iritasi

peritoneum segera berkurang, tetapi jika disertai perdarahan yang timbul

secara akut perdarahan bebas dapat berlangsung terus kedaslam rongga

peritoneum.

3. Suppurasi kista

Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri,

yaitu secara hematogen atau limfogen. Kista dermoid lebih sering terkena

radang.

4. Perubahan keganasan

Biasanya bila terjadi keganasan berupa CA epidermoid, kadang

berbentuk sarcoma

5. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas

terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Perdarahan ke

dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur

menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala

klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah

yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan

nyeri perut yang mendadak.

Page 8: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

6. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada

perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi

ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna.

7. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar

kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah

yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting

8. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi

9. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di

payudara dan endometrium

G. PENATALAKSANAAN

Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium:

a. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional

yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini

deteksinya semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa

pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan

sendirinya kista tidak akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998: 1556).

b. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali

siklus menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang

ditemukan pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa

nyeri uar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan.

c. Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi,

histerektomi dan secsio caesarea

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. USG

Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada

kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa

mendengarnya sama sekali . Suara yang dapat didengar manusia

mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz).

Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu.

Page 9: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo,

disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan

bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar,

perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan terlihat

sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat

echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi

belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding

depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau

multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo

yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari

elemen-elemen darah di dalam kista.

a. Transabdominal Sonogram

Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal

ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra

abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat pemeriksaan

transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica urinaria

terisi/penuh.

b. Endovaginal Sonogram

Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail

struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal.

Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.

c. Kista Dermoid

Gambaran USG kista dermiod di bawah ini menunjukkan d di bawah

ini menunjukkan komponen yang padat yang dikelilingi dengan

kalsifikasi.

d. Kista Endometriosis

Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada

endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.

e. Polikistik Ovarium

Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.

2. MRI

Page 10: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan

dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk

darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa

yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus.

USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan

massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.

3. Laparaskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor

berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor

itu

4. Ultrasound / scan CT

Membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa

5. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.

Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi

dalam tumor.

6. Parasintesis

Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu

diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei

dengan isi kista bila dinding kista tertusuk. (Prawirihardjo, 2005:350)

7. Hitung darah lengkap

Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

8. Pap smear

Untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya

kanker / kista.

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

DATA SUBJEKTIF

1. Biodata

Page 11: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Umur penderita cystoma ovarii rata-rata antara 30-60 th. Pendidikan dan

tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung terkena cystoma ovarii.

(Hanifa, 2005. Hal 381)

2. Keluhan Utama

Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus dapat

menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan nmiksi.

(Prawirohardjo, 2005:347)

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu

Pernah menderita penyakit PMS (Penyakit menular seksual)

Penyakit yang berhubungan, (andiloma akuminota, gonorea, adnexitis)

(Hanifa, hal 382)

b. Riwayat penyakit

Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea.

4. Riwayat penyakit keluarga

Adanya faktor heredier, karena prematuritas sering dijumpai pada suatu

keluarga tertentu.

5. Riwayat Perkawinan

Menikah lebih dari satu kali, sering berganti-ganti pasangan (multipartner)

6. Riwayat KB

Pemakaian KB IUD diduga mempunyai hubungan dengan cystoma ovarii

7. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Nutrisi

Kystoma ovarii dapat terjadi penurunan nafsu makan

b. Eliminasi

Gangguan pada miksi akibat pembesaran cystoma ovarii dan dapat

terjadi gangguan defekasi. (Prawirohardjo, 2005:347)

c. Istirahat

Tumor ovarii dapat menyebabkan nyeri abdomen hipermenoria dan

arhenoblastoma dapat menebabkan amenorea yang mengganggu

istirahat.

Page 12: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

d. Aktifitas

Terganggu akibat rasa nyeri yang timbul (Prawirohardjo, 2005:342)

DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum baik bila tumor ovarii masih kecil tidak menimbulkan

gangguan atau keluhan bila klien mengalami nyeri.

a. Suhu : Dapat normal maupun mengalami peningkatan apabila terjadi

infeksi pada tumor

b. Nadi : Biasanya bila tenang tidak ada penurunan tekanan

c. Pernafasan : Dapat mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala

sekunder yaitu sesak nafas karena adanya sirkulasi O2 dalam darah

berkurang sehubungan dengan penurunan kadar Hb karena adanya

pendarahan (Prawirohardjo, 2005:349)

2. Pemeriksaan Fisik

a. Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada

konjungtiva tampak anemis.

b. Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah

konsisten keras Bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi

kadang-kadang ditemui nyeri. Terdapat benjolan pada perut bagian

bawah/ rongga panggul

c. Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang

seelumnya terdapat keputihan yang lama.

d. Anus : Akan timbula hemoroid, luka dna varises pecah karena keadaan

obstipasi akibat penekannan kista ovarii pada remtum.

e. Ekstermirtas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe

dari panggul dapat menyebabkan odem tungkai (Hanifa, 2005:391)

3. Pemeriksaan Penunjang

a. USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis

b. Pemeriksaan Laboratorium

Hb akan terjadi penurunan apabila desertai perdarahan yang hebat

J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Page 13: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai

tumor/ infeksi pada tumor

Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan nyeri berkurang sampai

hilang sama sekali

Intervensi

a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.

R : mengidentifikasi lingkup masalah

b. Atur posisi senyaman mungkin.

R : Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri

c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.

R : menghilangkan rasa nyeri

d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.

R : Merelaksasi otot – otot tubuh

2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya

pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.

Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman

(cemas) berkurang.

Intervensi

a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.

R : mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman

tindakan selanjutnya

b. Berikan kesempatan tentang apa yang dia rasakan

R : memberikan minat dan memperbaiki kesalahan konsep

c. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan

penyakitnya.

R : Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu

tentang keadaan dirinya

d. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.

R : Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan

klien

Page 14: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

3. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminimitas dan efek

hubungan seksual

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan menyatakan penerimaan

diri pada situasi dan adaptasi perubhan pada citra tubuh.

Intervensi

a. Kaji stress emosi klien

R : untuk melakukan tindakan selanjutnya

b. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terhadap

perubahan status kesehatannya

R : Memberikan minat dan perhatian serta memperbaiki kesalahan

konsep

c. Berikan informasi yang akurat

R : memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan

mengasimilasi informasi

d. Berikan dukungan spiritual kepada klien

R : agar klien tetap bersemangat dan tidak berputus asa terhadap

perubahan status kesehatannya

4. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi

yg kurang adequat.

Tujuan : Selama dalam perawatan, infeksi luka operasi tidak terjadi)

Intervensi

a. Pantau dan observasi terus tentang keadaan luka operasinya.

R : Deteksi dini tentang terjadinya infeksi yang lebih berat

b. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik dan antiseptik.

R : menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna

c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika.

R : Membunuh mikro organisme secara rasional

Page 15: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN PRE OPERASI

Klien masuk Rumah Sakit : 08 Oktober 2012

Tanggal Pengkajian : 08 dan 09 Oktober 2012, pukul 12.00 dan

14.30 WIB

1. Identitas

Nama pasien : Ny.E

Usia : 32 tahun

No registrasi : 09 04 91

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Kebon Agung Utara

Dx Medis : Cystoma ovarii

Penanggungjawab :

Nama : Tn N

Hubungan : Adik

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Perut terasa nyeri dan badan meriang (kepala “nggliyeng”)

b. Riwayat penyakit sekarang

Klien datang ke poliklinik RS Kota Semarang pukul 09.00 dengan

keluhan nyeri perut bagian kiri bawah yang hilang timbul selama

kurang lebih satu tahun, haid tidak teratur sejak kira-kira 5 tahun yang

lalu setelah lepas dari KB suntik 3 bulanan, merasa mual dan muntah

kurang lebih sejak 3 hari yang lalu, badan terasa meriang, dan keluar

darah setelah berhubungan badan. Klien mengatakan telah melakukan

pemeriksaan USG pada bulan Februari dan Oktober dan didapatkan

hasil kista (+). Pasien tampak merintih, pucat, memegang perut, lemah

Page 16: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

c. Riwayat penyakit dahulu

1. Penyakit dan pengobatan

Klien mengatakan pada bulan Februari dan Oktober 2012

didiagnosa kistoma ovarii melalui pemeriksaan USG. Klien juga

mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes,

dan asma.

2. Alergi

Klien mengatakan tidak memiliki alergi.

3. Penyakit dan pembedahan sebelumnya

Klien mengatakan telah telah 3 kali menjalani operasi curratage.

Operasi yang pertama dan kedua karena mioma, dilakukan pada

tahun 2011 dan yang ketiga karena keguguran, dilakukan pada

bulan februari 2012.

4. Riwayat dirawat di Rumah Sakit sebelumnya

Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya

karena operasi curratage.

5. Kecelakaan atau cedera

Klien mengatakan tidak pernah kecelakaan atau cedera yang parah

sebelumnya .

6. Perilaku yang berisiko

a) Gaya hidup : sederhana

b) Konsumsi kafein : tidak

c) Merokok : tidak

d) Alkohol : tidak

e) Obat-obatan : tidak

f) Praktek seks yang tidak aman : tidak

7. Riwayat kekerasan atau penganiayaan

a) Cedera akibat kekerasan : tidak ada

b) Pengalaman diperkosa : tidak ada

c) Hasil akhir : tidak ada riwayat kekerasan

dan penganiayaan

Page 17: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

d. Riwayat penyakit keluarga

1. Penyakit keturunan

Klien berkata kalau keluarga tak pernah punya sakit yang parah,

menular atau menurun.

2. Penyakit saat ini dalam keluarga

Klien berkata keluarganya tak ada yang pernah seperti ini.

3. Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga

Klien berkata keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan

jiwa.

4. Genogram

Keterangan :

: laki-laki : tinggal dalam 1 rumah

: perempuan : adobsi

: pasien

: meninggal

e. Riwayat Obstetri (G2P1A1)

1. Riwayat menstruasi

a) Riwayat menarche :

Klien mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun.

b) Siklus

Setelah melepas KB tahun 2007 manstruasi klien tak teratur

c) Lama menstruasi

7-14 hari

d) Pengalaman menstruasi :

Ny T(36 th)

Tn T(43 th)

An (6 th)

Page 18: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Klien mengatakan awalnya menstruasi lancar, akan tetapi

setelah menikah dan memiliki anak 1 pada tahun 2002 klien

menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak pernah mengalami

menstruasi lagi. Pada tahun 2007 klien berencana ingin

memiliki anak ke dua sehingga suntik KB dihentikan, akan

tetapi setelah KB dihentikan menstruasi klien menjadi tak

teratur, kadang satu bulan hingga 2 kali bahkan kadang tak

mengalami menstruasi selama sebulan. Klien mengira itu

normal karena baru saja menghentikan KB.

e) Riwayat keputihan :

Klien mengatakan tidak mengalami keputihan.

f) Riwayat perdarahan tengah siklus :

Klien mengatakan hanya pernah mengalami perdarahan saat

hamil kedua bulan Februari 2012.

g) Usia pada saat kehamilan pertama :

Klien mengatakan hamil pertama saat usia 22 tahun ditahun

2002.

h) Penyakit menular seksual :

Klien mengatakan tidak pernah punya penyakit menular

seksual.

2. Riwayat pernikahan

Klien mengatakan saat ini satu kali menikah dan pada saat menikah

usianya 19 tahun.

3. Riwayat persalinan

Klien mengatakan saat kelahiran anak pertama pda tahun dilakukan

di bidan desa. Anak lahir dengan usia kehamilan 9 bulan dengan

kelahiran normal dan beratnya 3100 gram. Bayi yang dilahirkan

perempuan dan kondisinya sehat.

4. Riwayat KB

Klien mengatakan menggunakan KB suntik tiap tiga bulan sesaat

setelah anak pertama lahir. Pada tahun 2007 klien mengatakan

Page 19: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

berencana ingin memiliki anak ke dua sehingga penggunaan KB

suntik stop. Hingga saat ini klien tidak lagi menggunakan KB.

f. Riwayat psikososial

1. Harapan klien

Ny.E mengatakan ingin segera memiliki anak kedua karena putri

pertamanya telah usia 10 tahun, akan tetapi telah lima tahun sejak

tidak menggunakan KB belum juga memiliki anak kedua karena

kehamilan yang kedua mengalami keguguran dan Ny.E terdapat

riwayat penyakit miom dan saat ini menderita kista dan harus

operasi.

2. Perencanaan kehamilan

Ny E mengatakan telah merencanakan kehamilan anak kedua sejak

5 tahun lalu atau tepatnya tahun 2007.

3. Rencana melahirkan

Ny E mengatakan jika hamil dan melahirkan kelak ingin dalam

kondisi normal sehingga bisa melahirkan secara normal dengan

bantuan bidan desa.

4. Kepercayaan, keagamaan, dan praktik budaya

Ny E beragama islam dan ia sholat 5 waktu. Ny, E tidak percaya

dukun bayi sehingga sejak kehamilan pertama ia memeriksakan ke

bidan yang dia anggap lebih mampu dan memiliki ilmu yang

tinggi.

5. Persepsi terhadap kehamilan dan persalinan

Klien mengatakan khawatir jika hamil lagi kelak akan keguguran lagi

dan harus curratage karena ia takut jika masuk ruang operasi walaupun

telah beberapa kali masuk ruang operasi. Klien juga mengatakan ingin

jika hamil lagi bisa melahirkan normal karena jika sesar klien takut.

6. Koping individu

a) Kesadaran diri dan harga diri

Klien menyadari jika dirinya tak sehat. Klien bersedia

melakukan pengobatan yang dianjurkan oleh Rumah Sakit agar

Page 20: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

klien dapat segara sembuh dan segera hamil serta memiliki

anak kedua.

b) Gambaran diri

Klien merasa gagal dan sedikit beban karena baru bisa

memberikan anak 1 pada suaminya dan sering sakit.

c) Ideal diri

Klien mengatakan ingin bisa seperti teman yang lain yang

anaknya bisa lebih dari satu.

d) Peran diri

Klien mengatakan bahwa klien adalah seorang ibu dan bekerja

akan tetapi klien yakin mampu membagi waktu dan

menjalankan tugas-tugasnya sebagai ibu rumah tangga di

rumahnya dan sebagai karyawan di pabriknya dengan baik.

7. Penatalaksanaan stress

Klien sering cerita dengan suami saat ada masalah. Saat klien cemas

menghadapi operasi klien meminta sellau ditemani suami dan tak mau

ditinggal.

8. Spiritual

Klien islam dan biasa sholat 5 waktu.

Page 21: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

9. Pengkajian Kecemasan Klien

Skala HARS

No Item yang dikaji skor1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot.Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang sekejap.Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.

2

4

0

0

0

1

3

0

2

0

0

1

1

3

JUMLAH 17o Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan

kategori:

0 = tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Page 22: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

o Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item

1-14 dengan hasil :

1.  Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2.  Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3.  Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

4.  Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

o Jumlah skor skala HARS adalah 17 (kecemasan sedang)

g. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : compos mentis E4M6V5, klien tampak lemah dan

tampak pucat karena kesakitan, muka klien tegang, cemas dan

gelisah

2) TTV

TD : 120/90 mmHg Nadi : 92 x/menit

RR : 18 x/menit Suhu : 36,70 C

3) Antropometri

BB : 65 kg

TB : 167 cm

BMI ¿65

(1,67)2=23 , 3(BB LEBIH ( praobesitas ))

4) Kepala

Rambut hitam, ikal, kepala mesosephal, tidak ada massa yang

teraba.

5) Mata

Simetris antara kanan dan kiri, pupil isokor, konjungtiva tak

tampak anemis.

6) Telinga

Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat adanya pengeluaran

serumen.

7) Hidung

Simetris, tidak ada keluaran darah ataupun secret.

8) Mulut dan gigi

Page 23: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi bersih, tidak ada

yang tanggal.

9) Paru

Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri ketika inspirasi dan

ekspirasi

Auskutasi : vesikuler

Palpasi : traktil fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor

10) Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC ke-5

Perkusi : redup

Auskutasi : bunyi jantung I dan II murni tidak ada suara

tambahan

11) Payudara

Payudara simetris antara kanan dan kiri, areola berwarna kehitam-

hitaman, putting susu menonjol keluar, tidak ada pengeluaran ASI

yang tampak dari puting susu.

12) Abdomen

Inspeksi : tidak terlihat adanya jaringan parut dan benjolan

Auskultasi : Bising usus 10 x/menit

Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah

Perkusi : timpani

Pengkajian nyeri

Paliative : nyeri berkurang saat digunakan istirahat

Provocative : saat kecapekan

Quality : terasa diremas-remas

Regional : perut bagian bawah

Scale : skala 5 dari rentang 0-10

Time : hilang timbul

13) Ekstremitas

Page 24: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Ekstremitas atas: Nyeri (-/-),edema (-/-),baal (-/-),kesemutan (-/-)

Ekstremitas bawah: Nyeri (-/-),edema (-/-),baal (-/-),kesemutan (-/-)

14) Kulit

Kulit berwarna coklat, turgor kulit elastic, kulit lembab kapilary

refill < 2 detik. Banyak keringat dingin yang keluar.

15) Rectum dan anus

Tidak ada hemoroid.

h. Pengkajian Berdasarkan Kebutuhan Dasar Manusia

1) Aktivitas dan latihan

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan pekerjaan sehari hari

adalah ibu rumah tangga dan karyawan pabrik, aktivitas sehari-hari

adalah bekerja dan melakukan tugas rumah tangga.

Saat dirawat di RS : klien mengatakan selama di rawat di rumah

sakit lebih banyak beristirahat dan hanya tiduran di bed.

2) Stres dan koping

Klien mengatakan biasanya kalau sedang ada masalah sellau

bersama keluarga dan itu yang membuatnya kuat menghadapi

apaun termasuk penyakitnya.

3) Konsep diri

Sebelum dirawat di RS: Klien mengatakan selalu bersyuku

terhadap apapun yang ada pada dirinya

Saat dirawat di RS: klien mengatakan ikhlas atas penyakitnya dan

berharap bisa sembuh

4) Komunikasi

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan hubunga dengan

keluarga baik.

Saat dirawat di RS : klien mengatakan komunikasi sedikit

terganggu karena tidak sepanjang hari anak bisa berkomunikasi.

5) Pernafasan

Klien tak mengeluh sesak nafas

6) Nutrisi

Page 25: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan nafsu makan baik,

makan 3 kali sehari. Klien makan seadanya yaitu sayur dan

lauksecukupnya, tidak setiap hari konsumsi buah.

Saat dirawat di RS : klien mengatakan nafsu makan sedikit

turun. Klien memakan jatah makanan dari RS dan sering

menghabiskan kira-kira setengah porsi.

7) Eliminasi

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan biasa BAB sekali sehari.

BAK > 3 kali sehari, urin berwarna jernih kekuningan.

Saat dirawat di RS : tidak ada perubahan dengan dirumah untuk

BAK tetapi BAB belum bisa.

8) Pola tidur

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan bisa tidur nyenyak kira-

kira 7 jam.

Saat dirawat di RS : tidak ada masalah dengan tidurbahkan

siang hari bisa

9) Kenyamanan

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan selama di rumah tidak

mengeluh nyeri apapun

Saat dirawat di RS : klien mengatakan terkadang terasa

idurkarena tak harus bekerja. darah yang keluar dari vagina keluar

banyak

10) Pola personal hygiene

Klien mandi 2 kali sehari secara mandiri

11) Pola hubungan seksual

Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan biasa tidur dengan

suaminya dan mampu melakukan hubungan dengan normal tetapi

keluar darah saatselesai hubungan

Saat dirawat di RS : klien tidak bisa tidur bersama suami untuk

beberapa malam.

i. Pemeriksaan Penunjang

Page 26: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

1) EKG

Sinus rhythm

Bacaac EKG : EKG normal

2) Px thorax

Cor CTR < 50%

Pulmo : corakan bronchovaskuler : normal

Tak tampak bercak di paru

Diafragma baik

Kesan : tak tampak adanya kelainan

3) Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 7 September 2012

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Golongan darah OHemoglobin 13,1 g/dL 12-16Hematokrit 39,30 % 37-47Leukosit 8,4 /uL 48-108Trombosit 331 103 / uL 150-400Masa pendarahan/ BT 01 min 30 sec 1-3Masa pembekuan/ CT 09 min 30 sec 5-15 HBsAg Negatif Negatif

4) Terapi Pengobatan

Terapy Rute pemberian Dosis WaktuInfuse RL IV 20 tpm MaintenanceAsmet PO 3 X 1Cefotaxim IV 2 x 1 grKetorolae IV 3 x 1 ampl

Page 27: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama klien : Ny E Status obstetric : G2P1A1 No Registrasi : 09 04 91

Usia : 32 tahun Ruang : Gynecology

No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan

Ttd

1 DS :- Klien mengatakan perutsakit/mulas dan badan terasa meriang- Klien mengatakan sakit saat perut ditekan - Hasil pengkajian nyeri PQRST

Paliative : nyeri berkurang saat digunakan istirahatProvocative : saat kecapekanQuality : terasa diremas-remasRegional : perut bagian bawahScale : skala 5 dari rentang 0-10Time : hilang timbul

DO :- Pasien tampak merintih- Pasien tampak pucat- Pasien tampak memegang perut- klien tampak lemah- TTV : TD: 120/90 mmHg; Nadi : 92 x/menit; RR: 18 x/menit;

Suhu : 36,70 C- Hasil pemeriksaan USG bulan Februari dan Oktober 2012

Kesan : cystoma Ovarii

Penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii

Nyeri akut Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii

Mita

Page 28: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan

Ttd

2 DS :1. Klien mengatakan takut masuk ruang operasi walaupun sudah pernah

DO : 1. Ibu tampak pucat2. Wajah ibu tampak tegang3. Ibu ingin selalu ditemani oleh suaminya4. Ibu tidak ingin ditinggal oleh suaminya5. Tampak keringat yang keluar pada ibu 6. ibu tampak cemas dan gelisah7. skala HARS:178. TTV :

TD : 120/90 mmHgNadi : 92x/menitRR : 18x/menitSuhu : 36,7o C

Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi

Ansietas Ansietas b.d Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi

Diagnosa Keperawatan :

1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii

2. Ansietas b.d Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi

Page 29: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama klien : Ny E Status obstetric : G2P1A1 No Registrasi : 09 04 91

Usia : 32 tahun Ruang : Gynecology

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Kode NIC

Intervensi

1 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :a. Klien tidak mengeluh perut

sakit/mulas dan badan terasa meriang

b. Klien mengatakan sakit saat perut ditekan hilang

c. Scale : skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 2 dari rentang 0-10

d. Pasien tak tampak merintihe. Pasien tak tampak pucatf. Pasien tak tampak memegang perutg. Klien tampak segar (tak lemah)h. TTV : dalam batas normali. Hasil pemeriksaan USG tak

menunjukkan kesan : cystoma Ovari

1400

2210

Paint Management :1. Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri2. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

dan faktor pencetus terjadinya nyeri3. Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi,

nafas dalam, dan masase)4. Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah

dilakukan5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan6. Kurangi faktor presipitasi nyeri7. Tingkatkan istirahat8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian

analgesik pertama kali9. Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami,

penyebabnya, lama, dan cara untuk mengatasinya

Analgesic administration :1. Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien2. Kolaborasikan pemberian analgesik kepada klien

2 Ansietas b.d Ketidaksiapan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ansietas

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)1. Gunakan pendekatan yang menenangkan

Page 30: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Kode NIC

Intervensi

menghadapi prosedur operasi

dapat terkontrol dengan kriteria hasil :a. Klien mengatakan perasaan takut

berkurang saat masuk ruang operasib. Ibu tak tampak pucatc. Wajah ibu tampak tenangd. Ibu sudah mau ditinggal jauh oleh

suamie. Tak tampak keringat yang keluar

pada ibu f. Ibu tak tampak cemas dan gelisahg. skala HARS: 8h. TTV : dalam batas normal

2. Nyatakan dengan jelas harapan pasien3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan

selama prosedur operasi4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan

mengurangi takut dengan pendekatan spiritual (berdoa)

5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis

6. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien7. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik

relaksasi8. Dengarkan dengan penuh perhatian9. Identifikasi tingkat kecemasan 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan

kecemasan11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,

ketakutan, persepsi12. Pantau TTV13. Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk

prosedur operasi, peran orang terdekat14. Berikan informasi tentang kemajuan tindakan15. Demonstrasikan metode relaksasi, berikan tindakan

kenyamanan16. Kelola pemberian obat anti cemas

Page 31: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

Tanggal 10/09/2012

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

10/9/201212.00

10/9/201212.00

10/9/201212.10

10/9/201212.10

- Memeriksa keadaan umum dan mengukur TTV klien

- Mengkaji tanda-tanda dehidrasi pada klien (mukosa bibir dan turgor kulit

- Menganjurkan klien untuk menambah asupan cairan peroral

- Menanyakan kepada klien apakah masih ada darah yang keluar dari vagina

S : -O : klien terlihat lemah, TD: 120/70 mmHg; Nadi

: 86 x/menit; RR: 18 x/menit; Suhu : 36,80 CS : klien mengatakan agak hausO : mukosa bibir kering, turgor kulit elastis

S : klien mengatakan masih ada darah yang keluarO : -S : klien mengatakan “iya mas Mita”O : -

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri

10/9/201212.00

10/9/201212.30

- Mengkaji nyeri yang dialami klien

- Mengajarkan tehnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri yang dialami klien

S : klien mengatakan nyeri terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah, skala nyeri 3

O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya”O : “klien tampak mendemonstrasikan kembali

tehnik nafas dalam

Mita

3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan

10/9/201212.00

10/9/2012

- Memonitor tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)

- Memonitor hasil lab terutama

S : -O : warna ekstremitas kemerah-merahan,

konjungtiva anemis, kapilary refill < 3 detikS : - Mita

Page 32: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah

11.40 hemoglobin klien dan golongan darah

O : Hb pada tanggal 7 september = 5,7 g/dL (low)

Tanggal 11/09/2012

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

11/9/201208.30

11/9/201208.30

11/9/201210.00

11/9/201212.00

- Memonitor perdarahan pervaginam pada klien

- Memotivasi klien agar memperbanyak minum

- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag pasien

- Memberikan therapy pengobatan sesuai program

S : klien mengatakan masih ada darah yang keluarO : -S : klien mengatakan “iya”O : - S : klien mengtakan urine sebelumnya sudah

dibuang tadi pagiO : urine bag terisi urin sebanyak ± 100 cc S : -O : kalnex 500 gram PO, amoxixilin PO

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri

11/9/201212.15

11/9/201208.30

11/9/201208.30

11/9/201208.30

- Mengukur TTV klien

- Menanyakan kepada klien apakah nyeri masih dialami

- Menganjurkan klien untuk melakukan tehnik nafas dalam ketika nyeri berlangsung

- Menganjurkan klien untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau pasien lain ketika

S : -O : TD: 120/70 mmHg; Nadi : 78 x/menit; RR:

18 x/menitS : klien mengatakan masih terasa nyeri, skala

nyeri 3O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya”O : -

S : klien mengatakan “iya mas”O : klien terlihat tersenyum

Mita

Page 33: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

nyeri menyerang3 Gangguan perfusi

jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah

11/9/201208.30

11/9/201208.30

11/9/201208.30

- Memonitor tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)

- Mengobservasi tetesan transfusi darah yang diprogramkan kepada klien

- Memeriksa hasil lab hemoglobin klien setelah dilakukan transfusi darah

S : -O : tidak ada tanda-tanda sianosis, ekstremitas

berwarna coklat kemerahan, kapilary refill < 3 detik

S : -O : sudah masuk transfusi darah PRC 3 kolf

S : -O : Hb tanggal 11/09/2012 = 9,6 g/dL (low)

Mita

Tanggal 12/09/2012 s/d 13/09/2012 (shift malam)

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

12/9/201220.30

12/9/201220.30

12/9/201220.30

12/9/201222.00

12/9/201222.00

- mengobservasi tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit dan mukosa bibir klien

- menanyakan pengeluaran darah pervaginam pada klien

- mengobservasi tetesan infuse

- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag pasien

- Memberikan therapy pengobatan sesuai program

S : -O : mukosa bibir lembab, turgor kulit elastic

S : klien mengatakan masih ada darah yang keluar, keluar banyak

S : -O : infuse RL 20 tpmS : -O : urine dalam urine bag ± 150 cc, berwarna

kuning kemerah-merahanS : -O : injeksi yang diberikan adalah calcium

glokonas 10 cc

Mita

2 Nyeri akut 13/9/2012 - Mengukur TTV klien S : -

Page 34: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri

05.15

12/9/201220.30

12/9/201220.30

- Menanyakan nyeri yang dialami klien

- Memotivasi untuk melakukan tehnik nafas dalam ketika nyeri menyerang

O : TD: 110/70 mmHg; Nadi : 82 x/menit; RR: 17 x/menit

S : klien mengatakan nyeri terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah

O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya mas Mita”O : klien terlihat tersenyum

Mita

3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah

13/9/201205.15

12/9/201221.00

- Memonitor tanda-tanda sianosis seperti memeriksa warna kulit, dan kapilary refill

- Memberikan transfusi darah pada klien

S : -O : tidak ada tanda-tanda sianosis

S : -O : Transfusi darah PRC yang ke-5, dilakukan

injeksi dexametasone 1 ampuls sebelum dilakukan transfusi darah

Mita

Tanggal 13/09/2012 s/d 14/09/2012 (shift malam)

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

14/9/201205.30

13/9/201221.00

14/9/201205.30

- Mengevaluasi tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)

- Mengevaluasi pengeluaran darah pervaginam pada klien

- Mengevaluasi asupan cairan yang dikonsumsi klien

S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab

S : klien mengatakan darah masih keluar dari vagina, keluar sedikit

O : -S : klien mengatakan sudah minum air putih

kurang dari setengah botol 1,5 ml sejak tadi malam, klien juga mengatakan biasanya sehari 1 botol 1,5 liter

Mita

Page 35: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

13/9/201221.00

13/9/201221.00

13/9/201221.00

- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien

- Melepas kateter DC pada klien

- Menganjurkan klien untuk puasa menjelang operasi

O : -S : -O : urin pada urine bag ± 200 cc sejak tadi siangS : klien mengatakan “terima kasih”O : urine bag dilepas untuk sementara atas

permintaan klien S : klien mengatakan “baik mas Mita”O : -

2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri

13/9/201221.30

13/9/201221.30

13/9/201221.15

- Mengevaluasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien

- Mengevaluasi nyeri yang dialami klien

- Memberikan terapi pengobatan kepada klien

S : klien mengatakan “ya beginilah mas keadaan saya”

O : keadaan umum sedang, TD: 120/70 mmHg; Nadi : 79 x/menit; RR: 18 x/menit

S : klien mengatakan nyeri masih sedikit terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah, skala nyeri 2

O : klien tampak memegangi area yang nyeri S : klien mengatakan terima kasihO : Klien mendapatkan obat ekstra, yaitu asam

mefenamat karena klien mengeluh nyeri

Mita

3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah

14/9/201205.30

13/9/201220.30

- Mengevaluasi tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)

- Mengevaluasi hasil lab hemoglobin klien setelah dilakukan transfusi darah

S : -O : tidak terdapat tanda-tanda sianosis pada klien,

ekstremitas berwarna coklat kemerah-merahan, kapilary refill < 3 detik

S : -O : Transfusi darah kolf ke-5, pemeriksaan lab

tanggal 13/09/2012 Hb = 12,5 g/dL (normal)

Mita

Page 36: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

IV. EVALUASI SUMATIF

Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

No Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ Jam

Evaluasi Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

14/09/201205.30

S :- klien mengatakan darah masih keluar dari vagina, keluar sedikit- klien mengatakan sudah minum air putih kurang dari setengah botol 1,5 ml

sejak tadi malam, klien juga mengatakan biasanya sehari 1 botol 1,5 liter- klien mengatakan terima kasih setelah kateter DC dilepas- klien mau untuk berpuasa menjelang operasi

O :- turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab- urin pada urine bag ± 200 cc sejak tadi siang- urine bag dilepas untuk sementara atas permintaan klien

A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (evaluasi tanda-tanda dehidrasi klien, monitor

pengeluaran darah pervaginam maupun urine, motivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri

14/09/201205.30

S :- klien mengatakan nyeri masih sedikit terasa seperti diremas-remas di perut

bagian bawah, skala nyeri 2O :- keadaan umum sedang, TD: 120/70 mmHg; Nadi : 79 x/menit; RR: 18

x/menit- klien tampak memegangi area yang nyeri- Klien mendapatkan obat ekstra, yaitu asam mefenamat karena klien

mengeluh nyeri

Mita

Page 37: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (kaji nyeri yang dialami klien, motivasi untuk

melakukan tehnik nafas dalam dan relaksasi, berikan analgesic bila diperlukan, evaluasi nyeri yang dialami klien, monitor TTV)

3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah

14/09/201205.30

S : -O :- tidak terdapat tanda-tanda sianosis pada klien, ekstremitas berwarna coklat

kemerah-merahan, kapilary refill < 3 detik- Transfusi darah kolf ke-5, pemeriksaan lab tanggal 13/09/2012 Hb = 12,5

g/dL (normal)A : masalah teratasiP : - rencana EKG, rencana pemeriksaan radiologi, dan rencana operasi

miomektomi pada hari jum’at, 14/09/2012

Mita

Page 38: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Pengkajian Klien Post Operasi Laparoscopy pada Ny E

Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2012, jam 14.30 WIB

A. Keluhan Utama

Nyeri pada perut bawah kanan, bawah kiri dan tengah pada luka bekas jahitan

operasi.

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien masuk kembali ke ruang Edelweis tanggal 14 September 2012 pukul

11.00 WIB setelah menjalani operasi Salpingootorokistektomi. TD 100/60

mmHg, nadi 82 x/menit, RR 16 x/menit. Keadaan umum sedang, terpasang

infuse RL yang didrip ketorolac 1 ampuls, terpadang kateter DC di genital

klien, tidak ada perdarahan pervaginam pada klien.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : klien tampak lemah

2. Tanda-tanda Vital

14 september 2012, pukul 16.00 WIB

TD : 100/70 mmHg nadi : 78 x/menit

RR : 18 x/menit suhu : tidak terkaji

3. Kepala

Rambut hitam, lurus, kepala mesosephal, tidak ada massa.

4. Mata

Simetris antara kanan dan kiri, pupil isokor,, sclera berwarna putih,

konjungtiva anemis.

5. Telinga

Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat adanya pengeluaran serumen.

6. Hidung

Simetris, tidak ada keluaran darah ataupun secret, terpasang oksigen nasal

kanul dengan aliran 3 lpm.

7. Mulut dan gigi

Mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, gigi bersih, tidak ada yang tanggal.

8. Paru

Page 39: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri ketika inspirasi dan ekspirasi

Palpasi : traktil fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor

Auskutasi : vesikuler

9. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC ke-5

Perkusi : redup

Auskutasi : bunyi jantung I dan II murni tidak ada suara tambahan

10. Abdomen

Inspeksi : terlihat balutan pada luka operasi klien

Auskultasi : Bising usus 7 x/menit

Palpasi : klien mengatakan nyeri apabila ditekan pada area luka

Perkusi : tidak terkaji

11. Ekstremitas

Ekstremitas atas : Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-), kesemutan (-/-)

Ekstremitas bawah : Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-), kesemutan (-/-)

12. Turgor kulit

Kulit berwarna sawo matang, turgor kulit elastic, kapilary refill < 3 detik

13. Urogenitalia

Terpasang kateter DC pada genital klien. Tidak ada perdarahan pervaginan

14. Rectum dan anus

Tidak ada hemoroid

D. Pengkajian Kebutuhan Dasar manusia

1. Kenyamanan

Klien mengatakan terasa nyeri pada area luka operasi. Klien terlihat gelisah.

Pengkajian nyeri PQRST :

Paliative : nyeri berkurang dan timbul secara sendirinya

Provocative : nyeri bertambah jika digerakkan

Quality : terasa seperti ditusuk-tusuk jarum

Page 40: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Regional : perut bagian bawah

Scale : skala 4 dari rentang 0-10

Time : terus menerus

2. Nitrisi dan cairan

Post operasi : klien berpuasa sejak sehari sebelum puasa, pasien

diperbolehkan makan atau minum bertahap sedikit demi sedikit apabila

tidak terasa mual dan muntah.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan foto thorax tanggal 12 September 2012

Hasil :

Cor : kesan tak membesar,

Pulmo : corakan bronchovasculer kasar

Diaphragma & Sinus dbn

Kesan : Cor : tak membesar

Paru : aspect tenang

F. Therapy Pengobatan

Tanggal 14 September 2012

Oksigen nasal kanul 3 lpm

Infuse RL 20 tpm

Ketorolac 1 ampuls drip ke RL 500 cc

Cefotaxin 1 mg intra vena

Page 41: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Diagnosa Keperawatan

Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan Ttd1 DS :

- klien mengatakan terasa nyeri pada area luka operasi- pengkajian nyeri PQRST

Paliative : nyeri berkurang dan timbul secara sendirinyaProvocative : nyeri bertambah jika digerakkanQuality : terasa seperti ditusuk-tusuk jarumRegional : perut bagian bawahScale : skala 4 dari rentang 0-10Time : terus menerus

DO :- Klien terlihat gelisah- TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR : 18 x/menit- Hasi pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : terlihat balutan pada luka operasi klienAuskultasi : Bising usus 7 x/menit Palpasi : klien mengatakan nyeri apabila

ditekan pada area luka Perkusi : tidak terkaji

Agen cedera fisik : insisi jaringan

Nyeri akut Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan

Mita

Page 42: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan Ttd2 DS : -

DO :- Keadaan Umum : klien tampak lemah- TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR : 18 x/menit- Hasil pemeriksaan abdomen, inspeksi : terlihat balutan

pada luka operasi klien- Klien masuk kembali ke ruang Edelweis tanggal 14

September 2012 pukul 11.00 WIB setelah menjalani operasi Salpingootorokistektomi

Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

Resiko infeksi Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

Mita

Page 43: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Rencana Asuhan Keperawatan

Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan Umum Kode NIC

Intervensi

1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam diharapkan nyeri pada klien dapat terkontrol, dengan kriteria hasil :

a. Skala nyeri 0b. Tanda-tanda vital dalam batas

normal (TD 100-120 mmHg, nadi 60-90 x/menit, RR 16-20 x/menit, suhu 36,50-37,50 C)

c. Klien tampak tenang

1400

2210

Paint Management :1. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

dan faktor pencetus terjadinya nyeri2. Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri3. Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami,

penyebabnya, lama, dan cara untuk mengatasinya4. Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi,

nafas dalam, dan masase)5. Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah

dilakukan

Analgesic administration :3. Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien

Kolaborasikan pemberian analgesik kepada klien2 Resiko infeksi

berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien, dengan kriteri hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka klien

b. Hasil lab : Leukosit dalam batas normal (3,6-11,0 x 103/µL)

Mandiri :1. Monitor tanda-tanda vital2. Observasi luka, observasi tanda-tanda infeksi3. Ganti balut sesuai program

Kolaborasi :1. Berikan antibiotok sesuai indikasi2. Monitor hasil lab, terutama leukosit

Page 44: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Implementasi KeperawatanNama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

Tanggal 14 September 2012

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

14/9/201216.30

14/9/201216.30

14/9/201216.30

14/9/201216.30

- Memonitor tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)

- Memonitor pengeluaran darah pervaginam pada klien

- Mennanyakan asupan cairan yang dikonsumsi klien

- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien

S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab

S : klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina

O : -S : klien mengatakan masih puasaO : -S : -O : urin pada urine bag ± 50 cc

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan

14/9/201216.00

14/9/201216.00

14/9/201216.00

- Mengkaji nyeri yang dialami klien

- Memotivasi klien untuk melakukan tehnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri klien

- Memberikan terapi pegobatan kepada klien

S : klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus

O : klien tampak gelisahS : klien mengatakan “iya mas”O : klien terlihat memperagakan tehnik nafas

dalamS : -O : terapi yang diberikan adalah ketorolac 1

ampuls yang di drip ke cairan infuse klien.

Mita

Page 45: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

14/9/201216.00

- Memonitor TTV klien S : -O : TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR :

18 x/menit

Mita

Tanggal 15 September 2012

No

Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ jam

Implementasi Evaluasi Formatif Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

15/9/201216.00

15/9/201216.00

15/9/201216.00

15/9/201216.00

- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)

- Mengobservasi pengeluaran darah pervaginam pada klien

- Menanyakan asupan nutrisi dan cairan yang dikonsumsi klien

- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien

S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab

S : klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina

O : -S : klien mengatakan nafsu makan mulai baik,

baru makan sedikit, minum sudah lumayan banyak

O : -S : -O : urin pada urine bag ± 100 cc

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan

15/9/201216.00

15/9/2012

- Menanyakan nyeri yang dialami klien

- Memotivasi klien untuk

S : klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus

O : klien tampak gelisahS : klien mengatakan “iya mas”

Mita

Page 46: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

16.00

15/9/201216.00

melakukan tehnik nafas dalam - Memberikan terapi pegobatan

kepada klien

O : klien terlihat memperagakan tehnik nafas dalam

S : -O : terapi yang diberikan adalah ketorolac 1

ampuls yang di drip ke cairan infuse klien.

3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

15/9/201216.00

15/9/201214.30

- Memonitor keadaan umum dan TTV klien

- Memonitor hasil lab klien

S : -O : keadaaan umum sedang, klien dipindahkan ke

dari ruang HCU ke ruang B.309 A karena kondisi sudah mulai stabil, oksigen nasal kanul dilepas,TD : 110/70 mmHg; nadi : 80 x/menit; RR : 17 x/menit

S : -O : hasil lab Hemoglobin tanggal15 September

2012 adalah 10,7 g/dL (low)

Mita

Page 47: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

Evaluasi Sumatif

Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02

Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis

No Diagnosa Keperawatan

Tanggal/ Jam

Evaluasi Ttd

1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam

15/09/201216.00

S :- klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina- klien mengatakan nafsu makan mulai baik, baru makan sedikit, minum sudah

lumayan banyakO :- turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab- urin pada urine bag ± 100 cc

A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (monitor tanda-tanda dehidrasi klien, monitor

pengeluaran darah pervaginam maupun urine, motivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan)

Mita

2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan

15/09/201216.00

S :- klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika

digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus

- klien mengatakan “iya mas” ketika diminta kembali untuk melakukan tehnik nafas dalam

O :- klien tampak gelisah- klien terlihat memperagakan tehnik nafas dalam- terapi yang diberikan adalah ketorolac 1 ampuls yang di drip ke cairan infuse

klienA : masalah teratasi sebagian

Mita

Page 48: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

P :- Lanjutkan intervensi (kaji nyeri yang dialami klien, motivasi untuk

melakukan tehnik nafas dalam dan relaksasi, berikan analgesic bila diperlukan, evaluasi nyeri yang dialami klien, monitor TTV)

3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan

15/09/201216.00

S : -O :- keadaaan umum sedang, klien dipindahkan ke dari ruang HCU ke ruang

B.309 A karena kondisi sudah mulai stabil, oksigen nasal kanul dilepas- TD : 110/70 mmHg; nadi : 80 x/menit; RR : 17 x/menit- hasil lab Hemoglobin tanggal15 September 2012 adalah 10,7 g/dL (low)

A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (Monitor TTV, observasi luka, observasi tanda-tanda

infeksi, ganti balut sesuai program, berikan antibiotok sesuai indikasi, dan monitor hasil lab, terutama leukosit)

Mita

Page 49: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC.

Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi.  Jakarta: EGC.

Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC.

Ignatividus Donna, Bayne Varner Marihenn (1991). Medical Surgical Nursing : Anurse Process Approch. USA : W.B. Sounders Company.

Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition. Philadelphia : Mosby.

Prawiroharjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan .Jakarta : YBPSP 

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Page 50: Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita

PATHWAYS

Gangguan pembentukan hormon

Gagalnya sel telur berovulasi

Penimbunan folikel yang terbentuk tidak sempurna

Pembesaran ovarium normal ruptur ovarium Kista ovarium resiko perdarahanKurang informasi Gangguan perfusi jaringanKurang pengetahuan Pembesaran abdomen bagian bawah Cemas

Operasi Luka operasi tumor berdegenerasi/terjadi torsi

dari tumor bertangkai Resiko infeksi

nyeri