Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita
-
Upload
lovelygirlz17 -
Category
Documents
-
view
110 -
download
9
Transcript of Asuhan Keperawatan Gyn Kista Ovari Mita
ASUHAN KEPERAWATAN GINEKOLOGI
PADA NY. E LAPAROSCOPY ATAS INDIKASI CYSTOMA OVARII
DI RUANG GINEKOLOGI RSU KOTA SEMARANG
Disusun oleh :
NUR PRAMITASARI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XX
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Cystoma ovarii atau kista ovarium merupakan pembesaran sederhana
ovarium normal, folikel graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat
timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium. (Smelzer and Bare,
2002). Cystoma ovarii biasanya berisi cairan kadang berlendir, sehingga
tumor tersebut membentuk suatu kantong yang besar (Syaifudin, 2000).
Cystoma ovarii dapat mengakibatkan pembesaran pada abdomen bagian
bawah dimana pada kehamilan yang disertai kista ovarium seolah-olah terjadi
perlekatan ruang bila kehamilan mulai membesar. (Sarwono, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari
pengaruh hormonal dengan siklus mentsruasi. (Lowdermilk, dkk. 2005). Kista
ovarii adalah tumor jinak pada ovarium. Merupakan tumor paling banyak pada
wanita usia 20 – 40 th.
B. ETIOLOGI
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam
pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-
hipotalamus. Beberapa dari literatur menyebutkan bahwa penyebab
terbentuknya kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk
berovulasi. Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon
dan kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi
fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh
wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi
ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang
berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal
mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk
kista di dalam ovarium. Bahan-nahan yang bersifat karsinogenik seperti zat
kimia, polutan, hormonal dan lain-lain bisa menjadi penyebab lain kista ovari.
Literatur lain menyatakan adanya pertumbuhan sel yang tidak terkendali di
ovarium, misalnya pertumbuah abnormal dari folikel ovarium, korpus luteum,
sel telur. (Brunner & Suddarth, 1998: 1556) dan sel telur yang mengalami
parthenogenesis (Arief Mansjoeer dkk, 1999: 388) menjadi penyebab dari
kista ovarium.
Belum diketahui secara pasti akan tetapi ada faktor yang menyebabkan
atau memperberat tumor ovarium :
1. Faktor genetik
2. Wanita yan menderita kanker payudara
3. Riwayat kanker kolon
4. Gangguan hormonal
5. Gaya hidup tidak sehat, seperti :
a. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b. Merokok
c. Minum alkohol
d. Pengunaan bedak talk perineal
e. Zat tambahan pada makanan
f. Kurang olah raga
g. Terpapar denga polusi dan agen infeksius
h. Sering stress
6. Sosial ekonomi yang rendah
7. Penyakit-penyakit infeksi: endometrisis
Sedangkan menurut etiologinya, kista ovarium di sebabkan menrut jenisnya:
1. Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone.
2. Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur atau
folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara siklus
menstruasi
3. Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi progesterone
setelah ovulasi.
4. Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat
pada mola hidatidosa.
5. Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium
C. PATHWAYS
(terlampir)
D. KLASIFIKASI
Menurut etiologi, kista ovarium dibagi menjadi 2, yaitu : (Ignativicus,
bayne, 1991).
1. Kista non neoplasma
Disebabkan karena ketidak seimbangan hormon esterogen dan
progresterone diantaranya adalah :
a. Kista non fungsional
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang
di dalam korteks
b. Kista fungsional
1) Kista folikel, disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur
atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan folikuler di antara
siklus menstruasi. Banyak terjadi pada wanita yang menarche kurang
dari 12 tahun.
2) Kista korpus luteum, terjadi karena bertambahnya sekresi
progesterone setelah ovulasi.
3) Kista tuba lutein, disebabkan karena meningkatnya kadar HCG
terdapat pada mola hidatidosa.
4) Kista stein laventhal, disebabkan karena peningkatan kadar LH yang
menyebabkan hiperstimuli ovarium.
2. Kista neoplasma (Winjosastro. et.all 1999)
a. Kistoma ovarii simpleks
Adalah suatu jenis kista deroma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista
b. Kistodenoma ovarii musinoum
Asal kista ini belum pasti, mungkin berasal dari suatu teratoma yang
pertumbuhanya I elemen mengalahkan elemen yang lain
c. Kistadenoma ovarii serosum
Berasal dari epitel permukaan ovarium (Germinal ovarium)
d. Kista Endrometreid
Belum diketahui penyebab dan tidak ada hubungannya dengan
endometroid
e. Kista dermoid
Tumor berasal dari sel telur melalui proses patogenesis
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Teraba masa intraabdominal.
2. Dapat timbul asites
3. Nyeri yang tajam dan tiba-tiba di bagian perut bawah
(Arief Mansjoer, 1999: 388)
4. Terjadi penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.
5. Menstruasi yang datang terlambat, timbul disertai nyeri.
6. Perasaan penuh pada abdomen.
7. Siklus menstruasi yang memanjang dan memendek.
8. Nyeri pinggul pada waktu bersenggama, pada waktu berjalan atau
bergerak. Nyeri panggul akan menetap atau kambuhan yang dapat
menyebar ke punggung bawah dan paha.
9. Nyeri pinggul pada waktu menstruasi.
10. Mual, muntah dan payudara tegang seperti gejala orang hamil.
11. Infertilitas/tidak subur
12. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)
13. Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat
hamil.
14. Nyeri bersamaan dengan demam
F. KOMPLIKASI
1. Torsi
Komplikasi yang sering terjadi, terutama pada tumor dengan ukuran
sedang. Tumor bertangkai sering terjadi putaran tangkai, secara berlahan
sehingga tidak banyak menimbulkan nyeri, perputaran tangkai yang
mendadak menimbulkan nyeri abdomen mendadak dan segara
memerlukan tindakan.
2. Ruptur dari kista
Terjadi pada torsi tangkai kista, dapat pula sebagai akibat trauma. Jika
kista hanya mengandung cairan serus rasa nyeri akibat robekan dan iritasi
peritoneum segera berkurang, tetapi jika disertai perdarahan yang timbul
secara akut perdarahan bebas dapat berlangsung terus kedaslam rongga
peritoneum.
3. Suppurasi kista
Peradangan kista dapat terjadi setelah torsi atau dapat pula berdiri sendiri,
yaitu secara hematogen atau limfogen. Kista dermoid lebih sering terkena
radang.
4. Perubahan keganasan
Biasanya bila terjadi keganasan berupa CA epidermoid, kadang
berbentuk sarcoma
5. Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas
terjadinya kanker ovarium pada wanita diatas 40 tahun. Perdarahan ke
dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur
menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah
yang banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan
nyeri perut yang mendadak.
6. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi
ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
7. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah
yang menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting
8. Infertilitas akibat tidak adanya ovulasi
9. Peningkatan resiko pembentukan tumor – tumor dependen – estrogen di
payudara dan endometrium
G. PENATALAKSANAAN
Dua prinsip dalam manajemen kista ovarium:
a. Sikap wait and see, oleh karena mayoritas kista adalah kista fungsional
yang akan menyusut dengan sendirinya dalam 2-3 bulan semakin dini
deteksinya semakin mudah pengobatannya. Alternatif terapi dapat berupa
pemberian pil KB dengan maksud menekan proses ovulasi, dengan
sendirinya kista tidak akan tumbuh. (Brunner dan Suddarth, 1998: 1556).
b. Indikasi bedah ialah kista yang tidak menghilang dalam beberapa kali
siklus menstruasi/kista yang memiliki ukuran demikian besar. Kista yang
ditemukan pada perempuan menopouse/kista yang menimbulkan rasa
nyeri uar biasa lebih-lebih sampai timbul perdarahan.
c. Bentuk-bentuk pembedahan yang ada dalam kebidanan, yaitu: laparatomi,
histerektomi dan secsio caesarea
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi dari pada
kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa
mendengarnya sama sekali . Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekuensi antara 20-20.000 Cpd (cicles per detik = Hz).
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedence acustic tertentu.
dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam echo,
disebut anechoic atau echofree atau bebas echo. Suatu rongga berisi cairan
bersifat anechoic, misalnya kista, asites, pembuluh darah besar,
perikardial, atau pleural efusion. . Pada USG kista ovarium akan terlihat
sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat
echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding
depannya. Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau
multilokuler (bersepta-septa). Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo
yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal dari
elemen-elemen darah di dalam kista.
a. Transabdominal Sonogram
Transabdominal ultrasonography lebih baik dibandingkan endovaginal
ultrasonography untuk mengevaluasi besarnya massa serta struktur intra
abdominal lainnya, seperti ginjal, hati, dan asites. Syarat pemeriksaan
transabdominal sonogram dilakukan dalam keadaan vesica urinaria
terisi/penuh.
b. Endovaginal Sonogram
Pemeriksaan ini dapat menggambarkan/memperlihatkan secara detail
struktur pelvis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara endovaginal.
Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan vesica urinaria kosong.
c. Kista Dermoid
Gambaran USG kista dermiod di bawah ini menunjukkan d di bawah
ini menunjukkan komponen yang padat yang dikelilingi dengan
kalsifikasi.
d. Kista Endometriosis
Menunjukkan karakteristik yang difuse, low level echoes pada
endometrium, yang memberikan gambaran yang padat.
e. Polikistik Ovarium
Menunjukkan jumlah folikel perifer dan hiperechoid stroma.
2. MRI
Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan
dengan CT-scan, serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk
darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk tentang organ asal dari massa
yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus.
USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan
massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.
3. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor
berasal dari ovarium atau tidak, serta untuk menentukan sifat-sifat tumor
itu
4. Ultrasound / scan CT
Membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa
5. Foto Rontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi
dalam tumor.
6. Parasintesis
Pungsi ascites berguna untuk menentukan sebab ascites. Perlu
diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei
dengan isi kista bila dinding kista tertusuk. (Prawirihardjo, 2005:350)
7. Hitung darah lengkap
Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.
8. Pap smear
Untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan adaya
kanker / kista.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Umur penderita cystoma ovarii rata-rata antara 30-60 th. Pendidikan dan
tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung terkena cystoma ovarii.
(Hanifa, 2005. Hal 381)
2. Keluhan Utama
Terdapat benjolan di bawah perut. Ada yang terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan nmiksi.
(Prawirohardjo, 2005:347)
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Pernah menderita penyakit PMS (Penyakit menular seksual)
Penyakit yang berhubungan, (andiloma akuminota, gonorea, adnexitis)
(Hanifa, hal 382)
b. Riwayat penyakit
Terdapat benjolan di bagian perut, nyeri abdomen, dismenorea.
4. Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematuritas sering dijumpai pada suatu
keluarga tertentu.
5. Riwayat Perkawinan
Menikah lebih dari satu kali, sering berganti-ganti pasangan (multipartner)
6. Riwayat KB
Pemakaian KB IUD diduga mempunyai hubungan dengan cystoma ovarii
7. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Kystoma ovarii dapat terjadi penurunan nafsu makan
b. Eliminasi
Gangguan pada miksi akibat pembesaran cystoma ovarii dan dapat
terjadi gangguan defekasi. (Prawirohardjo, 2005:347)
c. Istirahat
Tumor ovarii dapat menyebabkan nyeri abdomen hipermenoria dan
arhenoblastoma dapat menebabkan amenorea yang mengganggu
istirahat.
d. Aktifitas
Terganggu akibat rasa nyeri yang timbul (Prawirohardjo, 2005:342)
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum baik bila tumor ovarii masih kecil tidak menimbulkan
gangguan atau keluhan bila klien mengalami nyeri.
a. Suhu : Dapat normal maupun mengalami peningkatan apabila terjadi
infeksi pada tumor
b. Nadi : Biasanya bila tenang tidak ada penurunan tekanan
c. Pernafasan : Dapat mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala
sekunder yaitu sesak nafas karena adanya sirkulasi O2 dalam darah
berkurang sehubungan dengan penurunan kadar Hb karena adanya
pendarahan (Prawirohardjo, 2005:349)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Muka : Pada pasien pada Gynekologis dengan perdarahan banyak pada
konjungtiva tampak anemis.
b. Abdomen : Teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah
konsisten keras Bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi
kadang-kadang ditemui nyeri. Terdapat benjolan pada perut bagian
bawah/ rongga panggul
c. Genetalia : Dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang
seelumnya terdapat keputihan yang lama.
d. Anus : Akan timbula hemoroid, luka dna varises pecah karena keadaan
obstipasi akibat penekannan kista ovarii pada remtum.
e. Ekstermirtas : Penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe
dari panggul dapat menyebabkan odem tungkai (Hanifa, 2005:391)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
b. Pemeriksaan Laboratorium
Hb akan terjadi penurunan apabila desertai perdarahan yang hebat
J. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai
tumor/ infeksi pada tumor
Tujuan: Setelah diberi tindakan keperawatan nyeri berkurang sampai
hilang sama sekali
Intervensi
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri.
R : mengidentifikasi lingkup masalah
b. Atur posisi senyaman mungkin.
R : Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri
c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesik.
R : menghilangkan rasa nyeri
d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi.
R : Merelaksasi otot – otot tubuh
2. Gangguan rasa nyaman ( cemas ) berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit dan penatalaksanaannya.
Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman
(cemas) berkurang.
Intervensi
a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien.
R : mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman
tindakan selanjutnya
b. Berikan kesempatan tentang apa yang dia rasakan
R : memberikan minat dan memperbaiki kesalahan konsep
c. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan
penyakitnya.
R : Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu
tentang keadaan dirinya
d. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien.
R : Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan
klien
3. Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan feminimitas dan efek
hubungan seksual
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperwatan menyatakan penerimaan
diri pada situasi dan adaptasi perubhan pada citra tubuh.
Intervensi
a. Kaji stress emosi klien
R : untuk melakukan tindakan selanjutnya
b. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terhadap
perubahan status kesehatannya
R : Memberikan minat dan perhatian serta memperbaiki kesalahan
konsep
c. Berikan informasi yang akurat
R : memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan
mengasimilasi informasi
d. Berikan dukungan spiritual kepada klien
R : agar klien tetap bersemangat dan tidak berputus asa terhadap
perubahan status kesehatannya
4. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi
yg kurang adequat.
Tujuan : Selama dalam perawatan, infeksi luka operasi tidak terjadi)
Intervensi
a. Pantau dan observasi terus tentang keadaan luka operasinya.
R : Deteksi dini tentang terjadinya infeksi yang lebih berat
b. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik dan antiseptik.
R : menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna
c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika.
R : Membunuh mikro organisme secara rasional
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN PRE OPERASI
Klien masuk Rumah Sakit : 08 Oktober 2012
Tanggal Pengkajian : 08 dan 09 Oktober 2012, pukul 12.00 dan
14.30 WIB
1. Identitas
Nama pasien : Ny.E
Usia : 32 tahun
No registrasi : 09 04 91
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kebon Agung Utara
Dx Medis : Cystoma ovarii
Penanggungjawab :
Nama : Tn N
Hubungan : Adik
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Perut terasa nyeri dan badan meriang (kepala “nggliyeng”)
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke poliklinik RS Kota Semarang pukul 09.00 dengan
keluhan nyeri perut bagian kiri bawah yang hilang timbul selama
kurang lebih satu tahun, haid tidak teratur sejak kira-kira 5 tahun yang
lalu setelah lepas dari KB suntik 3 bulanan, merasa mual dan muntah
kurang lebih sejak 3 hari yang lalu, badan terasa meriang, dan keluar
darah setelah berhubungan badan. Klien mengatakan telah melakukan
pemeriksaan USG pada bulan Februari dan Oktober dan didapatkan
hasil kista (+). Pasien tampak merintih, pucat, memegang perut, lemah
c. Riwayat penyakit dahulu
1. Penyakit dan pengobatan
Klien mengatakan pada bulan Februari dan Oktober 2012
didiagnosa kistoma ovarii melalui pemeriksaan USG. Klien juga
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes,
dan asma.
2. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki alergi.
3. Penyakit dan pembedahan sebelumnya
Klien mengatakan telah telah 3 kali menjalani operasi curratage.
Operasi yang pertama dan kedua karena mioma, dilakukan pada
tahun 2011 dan yang ketiga karena keguguran, dilakukan pada
bulan februari 2012.
4. Riwayat dirawat di Rumah Sakit sebelumnya
Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya
karena operasi curratage.
5. Kecelakaan atau cedera
Klien mengatakan tidak pernah kecelakaan atau cedera yang parah
sebelumnya .
6. Perilaku yang berisiko
a) Gaya hidup : sederhana
b) Konsumsi kafein : tidak
c) Merokok : tidak
d) Alkohol : tidak
e) Obat-obatan : tidak
f) Praktek seks yang tidak aman : tidak
7. Riwayat kekerasan atau penganiayaan
a) Cedera akibat kekerasan : tidak ada
b) Pengalaman diperkosa : tidak ada
c) Hasil akhir : tidak ada riwayat kekerasan
dan penganiayaan
d. Riwayat penyakit keluarga
1. Penyakit keturunan
Klien berkata kalau keluarga tak pernah punya sakit yang parah,
menular atau menurun.
2. Penyakit saat ini dalam keluarga
Klien berkata keluarganya tak ada yang pernah seperti ini.
3. Riwayat penyakit jiwa dalam keluarga
Klien berkata keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa.
4. Genogram
Keterangan :
: laki-laki : tinggal dalam 1 rumah
: perempuan : adobsi
: pasien
: meninggal
e. Riwayat Obstetri (G2P1A1)
1. Riwayat menstruasi
a) Riwayat menarche :
Klien mengatakan pertama kali haid pada usia 14 tahun.
b) Siklus
Setelah melepas KB tahun 2007 manstruasi klien tak teratur
c) Lama menstruasi
7-14 hari
d) Pengalaman menstruasi :
Ny T(36 th)
Tn T(43 th)
An (6 th)
Klien mengatakan awalnya menstruasi lancar, akan tetapi
setelah menikah dan memiliki anak 1 pada tahun 2002 klien
menggunakan KB suntik 3 bulan dan tidak pernah mengalami
menstruasi lagi. Pada tahun 2007 klien berencana ingin
memiliki anak ke dua sehingga suntik KB dihentikan, akan
tetapi setelah KB dihentikan menstruasi klien menjadi tak
teratur, kadang satu bulan hingga 2 kali bahkan kadang tak
mengalami menstruasi selama sebulan. Klien mengira itu
normal karena baru saja menghentikan KB.
e) Riwayat keputihan :
Klien mengatakan tidak mengalami keputihan.
f) Riwayat perdarahan tengah siklus :
Klien mengatakan hanya pernah mengalami perdarahan saat
hamil kedua bulan Februari 2012.
g) Usia pada saat kehamilan pertama :
Klien mengatakan hamil pertama saat usia 22 tahun ditahun
2002.
h) Penyakit menular seksual :
Klien mengatakan tidak pernah punya penyakit menular
seksual.
2. Riwayat pernikahan
Klien mengatakan saat ini satu kali menikah dan pada saat menikah
usianya 19 tahun.
3. Riwayat persalinan
Klien mengatakan saat kelahiran anak pertama pda tahun dilakukan
di bidan desa. Anak lahir dengan usia kehamilan 9 bulan dengan
kelahiran normal dan beratnya 3100 gram. Bayi yang dilahirkan
perempuan dan kondisinya sehat.
4. Riwayat KB
Klien mengatakan menggunakan KB suntik tiap tiga bulan sesaat
setelah anak pertama lahir. Pada tahun 2007 klien mengatakan
berencana ingin memiliki anak ke dua sehingga penggunaan KB
suntik stop. Hingga saat ini klien tidak lagi menggunakan KB.
f. Riwayat psikososial
1. Harapan klien
Ny.E mengatakan ingin segera memiliki anak kedua karena putri
pertamanya telah usia 10 tahun, akan tetapi telah lima tahun sejak
tidak menggunakan KB belum juga memiliki anak kedua karena
kehamilan yang kedua mengalami keguguran dan Ny.E terdapat
riwayat penyakit miom dan saat ini menderita kista dan harus
operasi.
2. Perencanaan kehamilan
Ny E mengatakan telah merencanakan kehamilan anak kedua sejak
5 tahun lalu atau tepatnya tahun 2007.
3. Rencana melahirkan
Ny E mengatakan jika hamil dan melahirkan kelak ingin dalam
kondisi normal sehingga bisa melahirkan secara normal dengan
bantuan bidan desa.
4. Kepercayaan, keagamaan, dan praktik budaya
Ny E beragama islam dan ia sholat 5 waktu. Ny, E tidak percaya
dukun bayi sehingga sejak kehamilan pertama ia memeriksakan ke
bidan yang dia anggap lebih mampu dan memiliki ilmu yang
tinggi.
5. Persepsi terhadap kehamilan dan persalinan
Klien mengatakan khawatir jika hamil lagi kelak akan keguguran lagi
dan harus curratage karena ia takut jika masuk ruang operasi walaupun
telah beberapa kali masuk ruang operasi. Klien juga mengatakan ingin
jika hamil lagi bisa melahirkan normal karena jika sesar klien takut.
6. Koping individu
a) Kesadaran diri dan harga diri
Klien menyadari jika dirinya tak sehat. Klien bersedia
melakukan pengobatan yang dianjurkan oleh Rumah Sakit agar
klien dapat segara sembuh dan segera hamil serta memiliki
anak kedua.
b) Gambaran diri
Klien merasa gagal dan sedikit beban karena baru bisa
memberikan anak 1 pada suaminya dan sering sakit.
c) Ideal diri
Klien mengatakan ingin bisa seperti teman yang lain yang
anaknya bisa lebih dari satu.
d) Peran diri
Klien mengatakan bahwa klien adalah seorang ibu dan bekerja
akan tetapi klien yakin mampu membagi waktu dan
menjalankan tugas-tugasnya sebagai ibu rumah tangga di
rumahnya dan sebagai karyawan di pabriknya dengan baik.
7. Penatalaksanaan stress
Klien sering cerita dengan suami saat ada masalah. Saat klien cemas
menghadapi operasi klien meminta sellau ditemani suami dan tak mau
ditinggal.
8. Spiritual
Klien islam dan biasa sholat 5 waktu.
9. Pengkajian Kecemasan Klien
Skala HARS
No Item yang dikaji skor1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Perasaan Cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tensinggung. Ketegangan merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan sulit konsentrasi.Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang hari.Gejala somatik: nyeni path otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara tidak stabil dan kedutan otot.Gejala sensorik: perasaan ditusuk-tusuk, penglihatan kabur, muka merah dan pucat serta merasa lemah.Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi mengeras dan detak jantung hilang sekejap.Gejala pemapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di perut.Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan keneing, aminorea, ereksi lemah atau impotensi.Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari-jari gemetar, mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot meningkat dan napas pendek dan cepat.
2
4
0
0
0
1
3
0
2
0
0
1
1
3
JUMLAH 17o Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan
kategori:
0 = tidak ada gejala sama sekali
1 = Satu dari gejala yang ada
2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada
3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada
4 = sangat berat semua gejala ada
o Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item
1-14 dengan hasil :
1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.
2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.
3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.
4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.
o Jumlah skor skala HARS adalah 17 (kecemasan sedang)
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : compos mentis E4M6V5, klien tampak lemah dan
tampak pucat karena kesakitan, muka klien tegang, cemas dan
gelisah
2) TTV
TD : 120/90 mmHg Nadi : 92 x/menit
RR : 18 x/menit Suhu : 36,70 C
3) Antropometri
BB : 65 kg
TB : 167 cm
BMI ¿65
(1,67)2=23 , 3(BB LEBIH ( praobesitas ))
4) Kepala
Rambut hitam, ikal, kepala mesosephal, tidak ada massa yang
teraba.
5) Mata
Simetris antara kanan dan kiri, pupil isokor, konjungtiva tak
tampak anemis.
6) Telinga
Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat adanya pengeluaran
serumen.
7) Hidung
Simetris, tidak ada keluaran darah ataupun secret.
8) Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, tidak ada sariawan, gigi bersih, tidak ada
yang tanggal.
9) Paru
Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri ketika inspirasi dan
ekspirasi
Auskutasi : vesikuler
Palpasi : traktil fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor
10) Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC ke-5
Perkusi : redup
Auskutasi : bunyi jantung I dan II murni tidak ada suara
tambahan
11) Payudara
Payudara simetris antara kanan dan kiri, areola berwarna kehitam-
hitaman, putting susu menonjol keluar, tidak ada pengeluaran ASI
yang tampak dari puting susu.
12) Abdomen
Inspeksi : tidak terlihat adanya jaringan parut dan benjolan
Auskultasi : Bising usus 10 x/menit
Palpasi : terdapat nyeri tekan di perut bagian bawah
Perkusi : timpani
Pengkajian nyeri
Paliative : nyeri berkurang saat digunakan istirahat
Provocative : saat kecapekan
Quality : terasa diremas-remas
Regional : perut bagian bawah
Scale : skala 5 dari rentang 0-10
Time : hilang timbul
13) Ekstremitas
Ekstremitas atas: Nyeri (-/-),edema (-/-),baal (-/-),kesemutan (-/-)
Ekstremitas bawah: Nyeri (-/-),edema (-/-),baal (-/-),kesemutan (-/-)
14) Kulit
Kulit berwarna coklat, turgor kulit elastic, kulit lembab kapilary
refill < 2 detik. Banyak keringat dingin yang keluar.
15) Rectum dan anus
Tidak ada hemoroid.
h. Pengkajian Berdasarkan Kebutuhan Dasar Manusia
1) Aktivitas dan latihan
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan pekerjaan sehari hari
adalah ibu rumah tangga dan karyawan pabrik, aktivitas sehari-hari
adalah bekerja dan melakukan tugas rumah tangga.
Saat dirawat di RS : klien mengatakan selama di rawat di rumah
sakit lebih banyak beristirahat dan hanya tiduran di bed.
2) Stres dan koping
Klien mengatakan biasanya kalau sedang ada masalah sellau
bersama keluarga dan itu yang membuatnya kuat menghadapi
apaun termasuk penyakitnya.
3) Konsep diri
Sebelum dirawat di RS: Klien mengatakan selalu bersyuku
terhadap apapun yang ada pada dirinya
Saat dirawat di RS: klien mengatakan ikhlas atas penyakitnya dan
berharap bisa sembuh
4) Komunikasi
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan hubunga dengan
keluarga baik.
Saat dirawat di RS : klien mengatakan komunikasi sedikit
terganggu karena tidak sepanjang hari anak bisa berkomunikasi.
5) Pernafasan
Klien tak mengeluh sesak nafas
6) Nutrisi
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan nafsu makan baik,
makan 3 kali sehari. Klien makan seadanya yaitu sayur dan
lauksecukupnya, tidak setiap hari konsumsi buah.
Saat dirawat di RS : klien mengatakan nafsu makan sedikit
turun. Klien memakan jatah makanan dari RS dan sering
menghabiskan kira-kira setengah porsi.
7) Eliminasi
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan biasa BAB sekali sehari.
BAK > 3 kali sehari, urin berwarna jernih kekuningan.
Saat dirawat di RS : tidak ada perubahan dengan dirumah untuk
BAK tetapi BAB belum bisa.
8) Pola tidur
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan bisa tidur nyenyak kira-
kira 7 jam.
Saat dirawat di RS : tidak ada masalah dengan tidurbahkan
siang hari bisa
9) Kenyamanan
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan selama di rumah tidak
mengeluh nyeri apapun
Saat dirawat di RS : klien mengatakan terkadang terasa
idurkarena tak harus bekerja. darah yang keluar dari vagina keluar
banyak
10) Pola personal hygiene
Klien mandi 2 kali sehari secara mandiri
11) Pola hubungan seksual
Sebelum dirawat di RS: klien mengatakan biasa tidur dengan
suaminya dan mampu melakukan hubungan dengan normal tetapi
keluar darah saatselesai hubungan
Saat dirawat di RS : klien tidak bisa tidur bersama suami untuk
beberapa malam.
i. Pemeriksaan Penunjang
1) EKG
Sinus rhythm
Bacaac EKG : EKG normal
2) Px thorax
Cor CTR < 50%
Pulmo : corakan bronchovaskuler : normal
Tak tampak bercak di paru
Diafragma baik
Kesan : tak tampak adanya kelainan
3) Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 7 September 2012
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Golongan darah OHemoglobin 13,1 g/dL 12-16Hematokrit 39,30 % 37-47Leukosit 8,4 /uL 48-108Trombosit 331 103 / uL 150-400Masa pendarahan/ BT 01 min 30 sec 1-3Masa pembekuan/ CT 09 min 30 sec 5-15 HBsAg Negatif Negatif
4) Terapi Pengobatan
Terapy Rute pemberian Dosis WaktuInfuse RL IV 20 tpm MaintenanceAsmet PO 3 X 1Cefotaxim IV 2 x 1 grKetorolae IV 3 x 1 ampl
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny E Status obstetric : G2P1A1 No Registrasi : 09 04 91
Usia : 32 tahun Ruang : Gynecology
No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan
Ttd
1 DS :- Klien mengatakan perutsakit/mulas dan badan terasa meriang- Klien mengatakan sakit saat perut ditekan - Hasil pengkajian nyeri PQRST
Paliative : nyeri berkurang saat digunakan istirahatProvocative : saat kecapekanQuality : terasa diremas-remasRegional : perut bagian bawahScale : skala 5 dari rentang 0-10Time : hilang timbul
DO :- Pasien tampak merintih- Pasien tampak pucat- Pasien tampak memegang perut- klien tampak lemah- TTV : TD: 120/90 mmHg; Nadi : 92 x/menit; RR: 18 x/menit;
Suhu : 36,70 C- Hasil pemeriksaan USG bulan Februari dan Oktober 2012
Kesan : cystoma Ovarii
Penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii
Nyeri akut Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii
Mita
No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan
Ttd
2 DS :1. Klien mengatakan takut masuk ruang operasi walaupun sudah pernah
DO : 1. Ibu tampak pucat2. Wajah ibu tampak tegang3. Ibu ingin selalu ditemani oleh suaminya4. Ibu tidak ingin ditinggal oleh suaminya5. Tampak keringat yang keluar pada ibu 6. ibu tampak cemas dan gelisah7. skala HARS:178. TTV :
TD : 120/90 mmHgNadi : 92x/menitRR : 18x/menitSuhu : 36,7o C
Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi
Ansietas Ansietas b.d Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi
Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii
2. Ansietas b.d Ketidaksiapan menghadapi prosedur operasi
II. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama klien : Ny E Status obstetric : G2P1A1 No Registrasi : 09 04 91
Usia : 32 tahun Ruang : Gynecology
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum Kode NIC
Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya cystoma ovarii
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri dapat terkontrol dengan kriteria hasil :a. Klien tidak mengeluh perut
sakit/mulas dan badan terasa meriang
b. Klien mengatakan sakit saat perut ditekan hilang
c. Scale : skala nyeri berkurang dari 5 menjadi 2 dari rentang 0-10
d. Pasien tak tampak merintihe. Pasien tak tampak pucatf. Pasien tak tampak memegang perutg. Klien tampak segar (tak lemah)h. TTV : dalam batas normali. Hasil pemeriksaan USG tak
menunjukkan kesan : cystoma Ovari
1400
2210
Paint Management :1. Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri2. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor pencetus terjadinya nyeri3. Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi,
nafas dalam, dan masase)4. Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah
dilakukan5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan6. Kurangi faktor presipitasi nyeri7. Tingkatkan istirahat8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali9. Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami,
penyebabnya, lama, dan cara untuk mengatasinya
Analgesic administration :1. Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien2. Kolaborasikan pemberian analgesik kepada klien
2 Ansietas b.d Ketidaksiapan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan ansietas
Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum Kode NIC
Intervensi
menghadapi prosedur operasi
dapat terkontrol dengan kriteria hasil :a. Klien mengatakan perasaan takut
berkurang saat masuk ruang operasib. Ibu tak tampak pucatc. Wajah ibu tampak tenangd. Ibu sudah mau ditinggal jauh oleh
suamie. Tak tampak keringat yang keluar
pada ibu f. Ibu tak tampak cemas dan gelisahg. skala HARS: 8h. TTV : dalam batas normal
2. Nyatakan dengan jelas harapan pasien3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur operasi4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut dengan pendekatan spiritual (berdoa)
5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis
6. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien7. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
relaksasi8. Dengarkan dengan penuh perhatian9. Identifikasi tingkat kecemasan 10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi12. Pantau TTV13. Kaji tingkat dan penyebab ansietas, kesiapan untuk
prosedur operasi, peran orang terdekat14. Berikan informasi tentang kemajuan tindakan15. Demonstrasikan metode relaksasi, berikan tindakan
kenyamanan16. Kelola pemberian obat anti cemas
III. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
Tanggal 10/09/2012
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
10/9/201212.00
10/9/201212.00
10/9/201212.10
10/9/201212.10
- Memeriksa keadaan umum dan mengukur TTV klien
- Mengkaji tanda-tanda dehidrasi pada klien (mukosa bibir dan turgor kulit
- Menganjurkan klien untuk menambah asupan cairan peroral
- Menanyakan kepada klien apakah masih ada darah yang keluar dari vagina
S : -O : klien terlihat lemah, TD: 120/70 mmHg; Nadi
: 86 x/menit; RR: 18 x/menit; Suhu : 36,80 CS : klien mengatakan agak hausO : mukosa bibir kering, turgor kulit elastis
S : klien mengatakan masih ada darah yang keluarO : -S : klien mengatakan “iya mas Mita”O : -
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri
10/9/201212.00
10/9/201212.30
- Mengkaji nyeri yang dialami klien
- Mengajarkan tehnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri yang dialami klien
S : klien mengatakan nyeri terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah, skala nyeri 3
O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya”O : “klien tampak mendemonstrasikan kembali
tehnik nafas dalam
Mita
3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan
10/9/201212.00
10/9/2012
- Memonitor tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)
- Memonitor hasil lab terutama
S : -O : warna ekstremitas kemerah-merahan,
konjungtiva anemis, kapilary refill < 3 detikS : - Mita
suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah
11.40 hemoglobin klien dan golongan darah
O : Hb pada tanggal 7 september = 5,7 g/dL (low)
Tanggal 11/09/2012
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
11/9/201208.30
11/9/201208.30
11/9/201210.00
11/9/201212.00
- Memonitor perdarahan pervaginam pada klien
- Memotivasi klien agar memperbanyak minum
- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag pasien
- Memberikan therapy pengobatan sesuai program
S : klien mengatakan masih ada darah yang keluarO : -S : klien mengatakan “iya”O : - S : klien mengtakan urine sebelumnya sudah
dibuang tadi pagiO : urine bag terisi urin sebanyak ± 100 cc S : -O : kalnex 500 gram PO, amoxixilin PO
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri
11/9/201212.15
11/9/201208.30
11/9/201208.30
11/9/201208.30
- Mengukur TTV klien
- Menanyakan kepada klien apakah nyeri masih dialami
- Menganjurkan klien untuk melakukan tehnik nafas dalam ketika nyeri berlangsung
- Menganjurkan klien untuk berbincang-bincang dengan keluarga atau pasien lain ketika
S : -O : TD: 120/70 mmHg; Nadi : 78 x/menit; RR:
18 x/menitS : klien mengatakan masih terasa nyeri, skala
nyeri 3O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya”O : -
S : klien mengatakan “iya mas”O : klien terlihat tersenyum
Mita
nyeri menyerang3 Gangguan perfusi
jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah
11/9/201208.30
11/9/201208.30
11/9/201208.30
- Memonitor tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)
- Mengobservasi tetesan transfusi darah yang diprogramkan kepada klien
- Memeriksa hasil lab hemoglobin klien setelah dilakukan transfusi darah
S : -O : tidak ada tanda-tanda sianosis, ekstremitas
berwarna coklat kemerahan, kapilary refill < 3 detik
S : -O : sudah masuk transfusi darah PRC 3 kolf
S : -O : Hb tanggal 11/09/2012 = 9,6 g/dL (low)
Mita
Tanggal 12/09/2012 s/d 13/09/2012 (shift malam)
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
12/9/201220.30
12/9/201220.30
12/9/201220.30
12/9/201222.00
12/9/201222.00
- mengobservasi tanda-tanda dehidrasi seperti turgor kulit dan mukosa bibir klien
- menanyakan pengeluaran darah pervaginam pada klien
- mengobservasi tetesan infuse
- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag pasien
- Memberikan therapy pengobatan sesuai program
S : -O : mukosa bibir lembab, turgor kulit elastic
S : klien mengatakan masih ada darah yang keluar, keluar banyak
S : -O : infuse RL 20 tpmS : -O : urine dalam urine bag ± 150 cc, berwarna
kuning kemerah-merahanS : -O : injeksi yang diberikan adalah calcium
glokonas 10 cc
Mita
2 Nyeri akut 13/9/2012 - Mengukur TTV klien S : -
berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri
05.15
12/9/201220.30
12/9/201220.30
- Menanyakan nyeri yang dialami klien
- Memotivasi untuk melakukan tehnik nafas dalam ketika nyeri menyerang
O : TD: 110/70 mmHg; Nadi : 82 x/menit; RR: 17 x/menit
S : klien mengatakan nyeri terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah
O : klien tampak melokalisir area yang nyeriS : klien mengatakan “iya mas Mita”O : klien terlihat tersenyum
Mita
3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah
13/9/201205.15
12/9/201221.00
- Memonitor tanda-tanda sianosis seperti memeriksa warna kulit, dan kapilary refill
- Memberikan transfusi darah pada klien
S : -O : tidak ada tanda-tanda sianosis
S : -O : Transfusi darah PRC yang ke-5, dilakukan
injeksi dexametasone 1 ampuls sebelum dilakukan transfusi darah
Mita
Tanggal 13/09/2012 s/d 14/09/2012 (shift malam)
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
14/9/201205.30
13/9/201221.00
14/9/201205.30
- Mengevaluasi tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)
- Mengevaluasi pengeluaran darah pervaginam pada klien
- Mengevaluasi asupan cairan yang dikonsumsi klien
S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab
S : klien mengatakan darah masih keluar dari vagina, keluar sedikit
O : -S : klien mengatakan sudah minum air putih
kurang dari setengah botol 1,5 ml sejak tadi malam, klien juga mengatakan biasanya sehari 1 botol 1,5 liter
Mita
13/9/201221.00
13/9/201221.00
13/9/201221.00
- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien
- Melepas kateter DC pada klien
- Menganjurkan klien untuk puasa menjelang operasi
O : -S : -O : urin pada urine bag ± 200 cc sejak tadi siangS : klien mengatakan “terima kasih”O : urine bag dilepas untuk sementara atas
permintaan klien S : klien mengatakan “baik mas Mita”O : -
2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri
13/9/201221.30
13/9/201221.30
13/9/201221.15
- Mengevaluasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien
- Mengevaluasi nyeri yang dialami klien
- Memberikan terapi pengobatan kepada klien
S : klien mengatakan “ya beginilah mas keadaan saya”
O : keadaan umum sedang, TD: 120/70 mmHg; Nadi : 79 x/menit; RR: 18 x/menit
S : klien mengatakan nyeri masih sedikit terasa seperti diremas-remas di perut bagian bawah, skala nyeri 2
O : klien tampak memegangi area yang nyeri S : klien mengatakan terima kasihO : Klien mendapatkan obat ekstra, yaitu asam
mefenamat karena klien mengeluh nyeri
Mita
3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah
14/9/201205.30
13/9/201220.30
- Mengevaluasi tanda-tanda sianosis pada klien (warna kulit, dan kapilary refill)
- Mengevaluasi hasil lab hemoglobin klien setelah dilakukan transfusi darah
S : -O : tidak terdapat tanda-tanda sianosis pada klien,
ekstremitas berwarna coklat kemerah-merahan, kapilary refill < 3 detik
S : -O : Transfusi darah kolf ke-5, pemeriksaan lab
tanggal 13/09/2012 Hb = 12,5 g/dL (normal)
Mita
IV. EVALUASI SUMATIF
Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ Jam
Evaluasi Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
14/09/201205.30
S :- klien mengatakan darah masih keluar dari vagina, keluar sedikit- klien mengatakan sudah minum air putih kurang dari setengah botol 1,5 ml
sejak tadi malam, klien juga mengatakan biasanya sehari 1 botol 1,5 liter- klien mengatakan terima kasih setelah kateter DC dilepas- klien mau untuk berpuasa menjelang operasi
O :- turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab- urin pada urine bag ± 200 cc sejak tadi siang- urine bag dilepas untuk sementara atas permintaan klien
A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (evaluasi tanda-tanda dehidrasi klien, monitor
pengeluaran darah pervaginam maupun urine, motivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan penekanan jaringan akibat adanya mioma uteri
14/09/201205.30
S :- klien mengatakan nyeri masih sedikit terasa seperti diremas-remas di perut
bagian bawah, skala nyeri 2O :- keadaan umum sedang, TD: 120/70 mmHg; Nadi : 79 x/menit; RR: 18
x/menit- klien tampak memegangi area yang nyeri- Klien mendapatkan obat ekstra, yaitu asam mefenamat karena klien
mengeluh nyeri
Mita
A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (kaji nyeri yang dialami klien, motivasi untuk
melakukan tehnik nafas dalam dan relaksasi, berikan analgesic bila diperlukan, evaluasi nyeri yang dialami klien, monitor TTV)
3 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2 sekunder terhadap penurunan kadar Hb dalam darah
14/09/201205.30
S : -O :- tidak terdapat tanda-tanda sianosis pada klien, ekstremitas berwarna coklat
kemerah-merahan, kapilary refill < 3 detik- Transfusi darah kolf ke-5, pemeriksaan lab tanggal 13/09/2012 Hb = 12,5
g/dL (normal)A : masalah teratasiP : - rencana EKG, rencana pemeriksaan radiologi, dan rencana operasi
miomektomi pada hari jum’at, 14/09/2012
Mita
Pengkajian Klien Post Operasi Laparoscopy pada Ny E
Tanggal pengkajian : 9 Oktober 2012, jam 14.30 WIB
A. Keluhan Utama
Nyeri pada perut bawah kanan, bawah kiri dan tengah pada luka bekas jahitan
operasi.
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien masuk kembali ke ruang Edelweis tanggal 14 September 2012 pukul
11.00 WIB setelah menjalani operasi Salpingootorokistektomi. TD 100/60
mmHg, nadi 82 x/menit, RR 16 x/menit. Keadaan umum sedang, terpasang
infuse RL yang didrip ketorolac 1 ampuls, terpadang kateter DC di genital
klien, tidak ada perdarahan pervaginam pada klien.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : klien tampak lemah
2. Tanda-tanda Vital
14 september 2012, pukul 16.00 WIB
TD : 100/70 mmHg nadi : 78 x/menit
RR : 18 x/menit suhu : tidak terkaji
3. Kepala
Rambut hitam, lurus, kepala mesosephal, tidak ada massa.
4. Mata
Simetris antara kanan dan kiri, pupil isokor,, sclera berwarna putih,
konjungtiva anemis.
5. Telinga
Simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat adanya pengeluaran serumen.
6. Hidung
Simetris, tidak ada keluaran darah ataupun secret, terpasang oksigen nasal
kanul dengan aliran 3 lpm.
7. Mulut dan gigi
Mukosa bibir kering, tidak ada sariawan, gigi bersih, tidak ada yang tanggal.
8. Paru
Inspeksi : pergerakan dada kanan = kiri ketika inspirasi dan ekspirasi
Palpasi : traktil fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor
Auskutasi : vesikuler
9. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di SIC ke-5
Perkusi : redup
Auskutasi : bunyi jantung I dan II murni tidak ada suara tambahan
10. Abdomen
Inspeksi : terlihat balutan pada luka operasi klien
Auskultasi : Bising usus 7 x/menit
Palpasi : klien mengatakan nyeri apabila ditekan pada area luka
Perkusi : tidak terkaji
11. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-), kesemutan (-/-)
Ekstremitas bawah : Nyeri (-/-), edema (-/-), baal (-/-), kesemutan (-/-)
12. Turgor kulit
Kulit berwarna sawo matang, turgor kulit elastic, kapilary refill < 3 detik
13. Urogenitalia
Terpasang kateter DC pada genital klien. Tidak ada perdarahan pervaginan
14. Rectum dan anus
Tidak ada hemoroid
D. Pengkajian Kebutuhan Dasar manusia
1. Kenyamanan
Klien mengatakan terasa nyeri pada area luka operasi. Klien terlihat gelisah.
Pengkajian nyeri PQRST :
Paliative : nyeri berkurang dan timbul secara sendirinya
Provocative : nyeri bertambah jika digerakkan
Quality : terasa seperti ditusuk-tusuk jarum
Regional : perut bagian bawah
Scale : skala 4 dari rentang 0-10
Time : terus menerus
2. Nitrisi dan cairan
Post operasi : klien berpuasa sejak sehari sebelum puasa, pasien
diperbolehkan makan atau minum bertahap sedikit demi sedikit apabila
tidak terasa mual dan muntah.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan foto thorax tanggal 12 September 2012
Hasil :
Cor : kesan tak membesar,
Pulmo : corakan bronchovasculer kasar
Diaphragma & Sinus dbn
Kesan : Cor : tak membesar
Paru : aspect tenang
F. Therapy Pengobatan
Tanggal 14 September 2012
Oksigen nasal kanul 3 lpm
Infuse RL 20 tpm
Ketorolac 1 ampuls drip ke RL 500 cc
Cefotaxin 1 mg intra vena
Diagnosa Keperawatan
Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan Ttd1 DS :
- klien mengatakan terasa nyeri pada area luka operasi- pengkajian nyeri PQRST
Paliative : nyeri berkurang dan timbul secara sendirinyaProvocative : nyeri bertambah jika digerakkanQuality : terasa seperti ditusuk-tusuk jarumRegional : perut bagian bawahScale : skala 4 dari rentang 0-10Time : terus menerus
DO :- Klien terlihat gelisah- TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR : 18 x/menit- Hasi pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : terlihat balutan pada luka operasi klienAuskultasi : Bising usus 7 x/menit Palpasi : klien mengatakan nyeri apabila
ditekan pada area luka Perkusi : tidak terkaji
Agen cedera fisik : insisi jaringan
Nyeri akut Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan
Mita
No Data Fokus Etiologi Masalah Diagnosa Keperawatan Ttd2 DS : -
DO :- Keadaan Umum : klien tampak lemah- TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR : 18 x/menit- Hasil pemeriksaan abdomen, inspeksi : terlihat balutan
pada luka operasi klien- Klien masuk kembali ke ruang Edelweis tanggal 14
September 2012 pukul 11.00 WIB setelah menjalani operasi Salpingootorokistektomi
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
Resiko infeksi Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
Mita
Rencana Asuhan Keperawatan
Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum Kode NIC
Intervensi
1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam diharapkan nyeri pada klien dapat terkontrol, dengan kriteria hasil :
a. Skala nyeri 0b. Tanda-tanda vital dalam batas
normal (TD 100-120 mmHg, nadi 60-90 x/menit, RR 16-20 x/menit, suhu 36,50-37,50 C)
c. Klien tampak tenang
1400
2210
Paint Management :1. Kaji lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor pencetus terjadinya nyeri2. Observasi respons non verbal pasienterhadap nyeri3. Sediakan informasi tentang nyeri yang dialami,
penyebabnya, lama, dan cara untuk mengatasinya4. Ajarkan tehnik nyeri non farmakologis (relaksasi,
nafas dalam, dan masase)5. Evaluasi tindakan dalam mengontrol nyeri yang telah
dilakukan
Analgesic administration :3. Periksa riwayat adanya alergi obat pada klien
Kolaborasikan pemberian analgesik kepada klien2 Resiko infeksi
berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi pada klien, dengan kriteri hasil :
a. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka klien
b. Hasil lab : Leukosit dalam batas normal (3,6-11,0 x 103/µL)
Mandiri :1. Monitor tanda-tanda vital2. Observasi luka, observasi tanda-tanda infeksi3. Ganti balut sesuai program
Kolaborasi :1. Berikan antibiotok sesuai indikasi2. Monitor hasil lab, terutama leukosit
Implementasi KeperawatanNama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
Tanggal 14 September 2012
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
14/9/201216.30
14/9/201216.30
14/9/201216.30
14/9/201216.30
- Memonitor tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)
- Memonitor pengeluaran darah pervaginam pada klien
- Mennanyakan asupan cairan yang dikonsumsi klien
- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien
S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab
S : klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina
O : -S : klien mengatakan masih puasaO : -S : -O : urin pada urine bag ± 50 cc
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan
14/9/201216.00
14/9/201216.00
14/9/201216.00
- Mengkaji nyeri yang dialami klien
- Memotivasi klien untuk melakukan tehnik nafas dalam untuk mengontrol nyeri klien
- Memberikan terapi pegobatan kepada klien
S : klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus
O : klien tampak gelisahS : klien mengatakan “iya mas”O : klien terlihat memperagakan tehnik nafas
dalamS : -O : terapi yang diberikan adalah ketorolac 1
ampuls yang di drip ke cairan infuse klien.
Mita
3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
14/9/201216.00
- Memonitor TTV klien S : -O : TD : 100/70 mmHg; nadi : 78 x/menit; RR :
18 x/menit
Mita
Tanggal 15 September 2012
No
Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ jam
Implementasi Evaluasi Formatif Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
15/9/201216.00
15/9/201216.00
15/9/201216.00
15/9/201216.00
- Mengobservasi tanda-tanda dehidrasi pada klien (turgor kulit dan mukosa bibir)
- Mengobservasi pengeluaran darah pervaginam pada klien
- Menanyakan asupan nutrisi dan cairan yang dikonsumsi klien
- Mengobservasi pengeluaran urine pada urine bag klien
S : -O : turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab
S : klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina
O : -S : klien mengatakan nafsu makan mulai baik,
baru makan sedikit, minum sudah lumayan banyak
O : -S : -O : urin pada urine bag ± 100 cc
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan
15/9/201216.00
15/9/2012
- Menanyakan nyeri yang dialami klien
- Memotivasi klien untuk
S : klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus
O : klien tampak gelisahS : klien mengatakan “iya mas”
Mita
16.00
15/9/201216.00
melakukan tehnik nafas dalam - Memberikan terapi pegobatan
kepada klien
O : klien terlihat memperagakan tehnik nafas dalam
S : -O : terapi yang diberikan adalah ketorolac 1
ampuls yang di drip ke cairan infuse klien.
3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
15/9/201216.00
15/9/201214.30
- Memonitor keadaan umum dan TTV klien
- Memonitor hasil lab klien
S : -O : keadaaan umum sedang, klien dipindahkan ke
dari ruang HCU ke ruang B.309 A karena kondisi sudah mulai stabil, oksigen nasal kanul dilepas,TD : 110/70 mmHg; nadi : 80 x/menit; RR : 17 x/menit
S : -O : hasil lab Hemoglobin tanggal15 September
2012 adalah 10,7 g/dL (low)
Mita
Evaluasi Sumatif
Nama klien : Ny T Status obstetric : P0A0 No Registrasi : 51 78 02
Usia : 36 tahun Ruang : Edelweis
No Diagnosa Keperawatan
Tanggal/ Jam
Evaluasi Ttd
1 Kurang volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif berlebih: perdarahan pervaginam
15/09/201216.00
S :- klien mengatakan darah sudah tidak keluar dari vagina- klien mengatakan nafsu makan mulai baik, baru makan sedikit, minum sudah
lumayan banyakO :- turgor kulit elastic, mukosa bibir lembab- urin pada urine bag ± 100 cc
A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (monitor tanda-tanda dehidrasi klien, monitor
pengeluaran darah pervaginam maupun urine, motivasi klien untuk meningkatkan asupan cairan)
Mita
2 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : insisi jaringan
15/09/201216.00
S :- klien mengatakan terasa nyeri pada luka operasi, nyeri bertambah jika
digerak-gerakkan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk jarum, skala nyeri 4, nyeri terasa terus menerus
- klien mengatakan “iya mas” ketika diminta kembali untuk melakukan tehnik nafas dalam
O :- klien tampak gelisah- klien terlihat memperagakan tehnik nafas dalam- terapi yang diberikan adalah ketorolac 1 ampuls yang di drip ke cairan infuse
klienA : masalah teratasi sebagian
Mita
P :- Lanjutkan intervensi (kaji nyeri yang dialami klien, motivasi untuk
melakukan tehnik nafas dalam dan relaksasi, berikan analgesic bila diperlukan, evaluasi nyeri yang dialami klien, monitor TTV)
3 Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer : trauma jaringan akibat proses pembedahan
15/09/201216.00
S : -O :- keadaaan umum sedang, klien dipindahkan ke dari ruang HCU ke ruang
B.309 A karena kondisi sudah mulai stabil, oksigen nasal kanul dilepas- TD : 110/70 mmHg; nadi : 80 x/menit; RR : 17 x/menit- hasil lab Hemoglobin tanggal15 September 2012 adalah 10,7 g/dL (low)
A : masalah teratasi sebagianP :- Lanjutkan intervensi (Monitor TTV, observasi luka, observasi tanda-tanda
infeksi, ganti balut sesuai program, berikan antibiotok sesuai indikasi, dan monitor hasil lab, terutama leukosit)
Mita
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk.1999 Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Brunner dan Suddarth, 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi I. Jakarta: EGC.
Doenges E. Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi. Jakarta: EGC.
Hanifa, 1997. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: EGC.
Ignatividus Donna, Bayne Varner Marihenn (1991). Medical Surgical Nursing : Anurse Process Approch. USA : W.B. Sounders Company.
Lowdermilk, perta. 2005. Maternity Women’s Health Care. Seventh edition. Philadelphia : Mosby.
Prawiroharjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan .Jakarta : YBPSP
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
PATHWAYS
Gangguan pembentukan hormon
Gagalnya sel telur berovulasi
Penimbunan folikel yang terbentuk tidak sempurna
Pembesaran ovarium normal ruptur ovarium Kista ovarium resiko perdarahanKurang informasi Gangguan perfusi jaringanKurang pengetahuan Pembesaran abdomen bagian bawah Cemas
Operasi Luka operasi tumor berdegenerasi/terjadi torsi
dari tumor bertangkai Resiko infeksi
nyeri