ASUHAN KEPERAWATAN Gannguan Citra Tubuh Tugasku

10
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN CITRA TUBUH DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH KEBUTUHAN HARGA DIRI DISUSUN OLEH AGUS SUYONO (22020113183008) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

description

askep

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN Gannguan Citra Tubuh Tugasku

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

KEBUTUHAN HARGA DIRI

DISUSUN OLEH

AGUS SUYONO (22020113183008)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

2013

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

PENGERTIAN

Citra tubuh adalah sikap atau cara pandang seseorang terhadap tubuhnya secara sadar ataupun tidak sadar.Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk,fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu. ( Stuart dan Suddeen,2001)

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).

Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh bila dibandingkan dengan aspek lain dari konsep diri (Potter & Perry, 2005).

Gangguan citra tubuh merupakan kekacauan pada cara seseorang merasakan citra tubuhnya, evaluasi diri danp perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Townsend, M.C., 1998)

ETIOLOGI

Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat menimbulkan gangguan citra tubuh (Stuart,1998):

# Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh

Enterostomi

Mastaktomi

Histerektomi

Pembedahan kardiovaskuler

Pembedahan leher radikal

Laringektomi

# Amputasi pembedahan atau traumatik

# Luka bakar

# Trauma wajah

# Gangguan makan

Anoreksia nervosa

Bulimia

# Obesitas

# Gangguan muskuluskeletal

Atritis

# Gangguan integumen

Psoriasis

Skar sekunder akibat trauma atau pembedahan

# Lesi otak

Cerebrovaskular accident

Demensia

Penyakit parkinson

# Gangguan afektif

Depresi

Skizofrenia

# Gangguan endokrin

Akromegali

Sindroma chusing

# Penyalahgunaan bahan kimia

# Prosedur diagnostik

# Kehilangan atau pengurangan fungsi

Impotensi

Pergerakan/kendali

Sensori/persepsi

Memori

# Terapi modalitas

Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi, dialisis)

Kemoterapi

# Nyeri

# Perubahan psikososial atau kehilangan

Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atau sosial

Dukungan orang terdekat

Perceraian

Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga, keuangan)

Translokasi/relokasi

# Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)

Umpan balik interpersonal negatif

Penekanan pada produktivitas

# Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)

Faktor yang memperngaruhi gangguan citra tubuh (NANDA 2012)

1. Biofisik, contohnya; penyakit kronis, defek kongenital dan kehamilan.

2. Persepsi kognitif, misalnya; nyeri kronik.

3. Kultur atau spiritual.

4. Penyakit.

5. Perseptual

6. Psikososial

7. Trauma atau cedera penanganan, contohnya; pembedahan, kemoterapi dan radiasi.

PENGKAJIAN

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian yang di lakukan oleh perawat adalah mengkaji data diri klien dan keluarga tentang tanda dan gejala serta faktor penyebab, memvalidasi data dari klien dan keluarga, selanjutnya mengelompokan dan menentukan masalah. Pengkajian di antaranya (Budi Anna keliat, 2005):

@ Identitas

a. Identitas klien diantaranya adalah nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status pernikahan, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, nomor rekam medik, diagnosa medik alamat.

b. Identitas penanggung jawab diantaranya adalah nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien.

@ Alasan Masuk

Tanyakan pada klien dan keluarga

a. Apa yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke RS ini.

b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ini.

c. Bagaimana hasilnya

@ Faktor Predisposisi

Faktor yang mempengaruhi penampilan peran diantaranya streotifik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran kultural.

@ Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi ini bisa ditimbulkan dari dalam maupun luar individu meliputi :

a. Trauma : penganiayaan seksual dan psikologi atau menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan.

b. Ketegangan peran : frustasi, ketegangan peran terbagi menjadi transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berhubungan dengan pertumbuhan. Transisi peran situasi : terjadi dengan bertambahnya atau berkurangnya anggota melalui kelahiran atau kematian. Transisi peran sehat-sakit sebagai akibat dari pergeseran keadaan sehat menjadi sakit (kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran bentuk, penampilan dan fungsi tubuh).

@ Pengkajian Fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ:

a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu.

b. Ukuran tinggi badan dan berat badan

c. Tanyakan apakah berat badan klien naik atau turun.

d. Tanyakan apakah ada keluhan fisik yang dirasakan.

e. Kaji lebih lanjut tentang sitem dan fungsi organ sesuai dengan keluhan yang ada.

@ Pengkajian Psikososial

- Genogram, minimal 3 generasi dan masalah yang terkait

- Konsep diri, disini terutama citra tubuh pasien.

@ Hubungan Sosial

Berhubungan dengan orang terdekat dan kemasyarakatan pasien

@ Spiritual

Meliputi nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah

@ Status Mental

Meliputi: penampilan, pembicaraan, aktivitas motorik, alam perasaan, afek, interaksi,persepsi, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, kemampuan penilain dan daya tilik diri.

@ Kebutuhan Dasar

Meliputi pola makan, eliminasi, berpakaian

@ Mekanisme Koping

Meliputi: jangka pendek maupun jangka panjang.

@ Pengetahuan

Didapat dari wawancara mengenai sejauh mana pengetahuan pasien.

@ Aspek Medik

Diagnose medik oleh dokter, obat pasien dan terapi lain.

Pengkajian pada klien yang mengalami masalah yang berhubungan dengan citra tubuh antara lain menunjukkan adanya (Wilkinson & Ahern, 2011):

1) Respon verbal perasaan atau persepsi yang mencerminkan perubahan aktual atau persepsi perubahan struktur, penampilan, atau fungsi tubuh.

2) Respon nonverbal terhadap perubahan aktual atau persepsi perubahan struktur, penampilan, atau fungsi.Respon subyektif klien dapat berupa( NANDA, 2012):

1) Depersonalisasi kehilangan melalui kata ganti yang netral

2) Depersonalisasi bagian melalui kata ganti yang netral

3) Penekanan pada kekuatan yang tersisa

4) Ketakutan pada reaksi orang lain

5) Fokus pada penampilan masa lalu

6) Fokus pada fungsi masa lalu

7) Fokus pada kekuatan masa lalu

8) Meningkatkan pencapaian

9) Perasan negatif tentang tubuh (misalnya perasaan ketidakberdayaan, keputus asaan, lemah)

10) Personalisasi kehilanngan dengan menyebutkannya

11) Personalisasi bagian dengan menyebutkannya

12) Fokus pada perubahan

13) Fokus pada kehilangan

14) Menolak memverifikasi perubahan actual

15) Mengungkapkan perubahan gaya hidup

Respon obyektif klien dapat berupa (NANDA, 2012):

1) Perubahan aktual pada fungsi

2) Perubahan aktual pada struktur

3) Perilaku mengenali tubuh individu

4) Perilaku memantau tubuh individu

5) Perubahan dalam kemampuan memperkirakan hubungan spaial tubuh terhadap lingkungan

6) Perubahan dalam keterlibatan social

7) Perluasan batasan tubuh untuk menggabungkan objek lingkungan

8) Secara sengajamenyembunyikan bagian tubuh

9) Secara sengaja menonjolkan bagian tubuh

10) Kehilangan bagian tubuh

11) Tidak melihat bagian tubuh

12) Tidak menyentuh bagian tubuh

13) Trauma pada bagian yang tidak berfungsi

14) Secara tidak sengaja menyembunyikan bagian tubuh

15) Secara tidak sengaja menonjolkan bagian tubuh

Dapat dijumpai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon

autonom, yang ditandai adanya perilaku (NANDA, 2012):

1) Penurunan produktivitas

2) Melihat sepintas

3) Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup

4) Kesedihan yang mendalam

5) Ragu/ tidak percaya diri

6) Peningkatan reflex

7) Lemah

8) Blocking pikiran

9) Penurunan kemampuan untuk belajar

10) Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah

11) Melamun

12) Cenderung menyalahkan orang lain

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnose keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan masalah citra tubuh adalah:Gangguan citra tubuh

Tujuan/Kriteria menurut bahasa NOC:

- Gangguan citra tubuh berkurang yang dibuktikan oleh selalu menunjukkan: adaptasi dengan ketunadayaan fisik, penyesuaian psikososial, perubahan hidup, citra tubuh positif, tidak mengalami keterlambatan dalam perkembangan anak dan harga diri positif.

- Menunjukkan Citra tubuh yang ditunjukan dengan indikator:

# Kesesuaian antara realitas tubuh, ideal tubuh dan perwujudan tubuh.

# Kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.

# Keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami gangguan.

INTERVENSI

Gangguan citra tubuh (Wilkinson&Ahern, 2012):

Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan sesuai NIC adalah:

1) Bina hubungan saling percaya terhadap klien

2) Gali resiko yang menyebabkan perubahan persepsi tentang tubuhnya

3) Dengarkan klien dan keluarga secara aktif dan akui realitas kekhawatiran terhadap perawatan, kemajuan, dan prognosis

4) Bimbingan antisipasi

a) Siapkan pasien terhadap krisis perkembangan atau krisis situasional,

b) Berikan informasi tahap perkembangan yang sedang dijalani klien,

c) Berikan informasi tahap perkembangan yang akan dijalani klien,

d) Berikan informasi perbedaan peran dalam perubahan tahap perkembangan yang dialami klien.

5) Peningkatan citra tubuh

a) Tingkatkan persepsi sadar dan tak sadar klien serta sikap terhadap tubuh klien,

b) Bantu klien mengidentifikasi persepsi tentang tubuhnya,

c) Bantu klien menggali potensi positif tubuhnya,

d) Bantu klien berperan dalam interaksi sosialnya.

6) Peningkatan koping

a) Bantu klien untuk beradaptasi dengan persepsi stressor, perubahan, atau ancaman yang menghambat pemenuhan tuntutan dan peran hidup,

b) Bantu klien mengidentifikasi adanya stressor,

c) Bantu klien mengidentifikasi sumber koping,

d) Bantu klien dan keluarga untuk menhidentifikasi kekuatan dan mengenali keterbatasannya,

e) Bantu klien menggunakan sumber koping yang efektif

7) Fasilitasi pertumbuhan fisik, kognitif, sosial, dan emosional klien yang mengalami perubahan tahap perkembangan

8) Edukasi orang tua atau pengasuh klien (jika klien anak-anak) untuk memfasilitasi pertumbuhan motorik, bahasa, kognitif, social, dan emosional

9) Hati-hati dengan ekspresi wajah ketika merawat klien dengan cacat tubuh, pertahankan ekspresi netral

DAFTAR PUSTAKAPotter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4. EGC : Jakarta

Stuart, Gail Wiscarz. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta : EGC.

Stuart G.W., Sudden S.J. 2001. Principle an Practice of Psychiatrc Nursing, Fifth Edition. St. Louis.Mosby

Townsend, M.C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri Edisi 3, Jakarta: EGC

Budi Anna Keliat. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. EGC: Jakarta

NANDA. 2012. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. EGC. Jakarta