Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

25
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat, dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Dengan penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan sebuah sarana sebagai penunjang pembelajaran. Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. dr. Mulyo Hadi Sungkono Sp. OG (K) selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang 2. Drg. Suharwati selaku ketua Yayasan kendedes Malang 3. Edi Murwani, Amd. Keb, Spd, MMRS selaku Ketua STIKES Kendedes Malang 4. Wiwik Handayani, S. Kep, Ners, M. Kes selaku Ka Prodi S1 Keperawatan STIKES Kendedes Malang 5. Yuni Asri Purnomo,S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah Komunitas. 6. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materil dan non materil. 7. Teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini. Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang. Penulis

Transcript of Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

Page 1: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, nikmat,

dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Dengan

penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan sebuah sarana sebagai penunjang

pembelajaran.

Kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. dr. Mulyo Hadi Sungkono Sp. OG (K) selaku Pembina Yayasan Kendedes Malang

2. Drg. Suharwati selaku ketua Yayasan kendedes Malang

3. Edi Murwani, Amd. Keb, Spd, MMRS selaku Ketua STIKES Kendedes Malang

4. Wiwik Handayani, S. Kep, Ners, M. Kes selaku Ka Prodi S1 Keperawatan STIKES

Kendedes Malang

5. Yuni Asri Purnomo,S.Kep,Ns,M.Kes selaku dosen pengajar mata kuliah Komunitas.

6. Kedua orang tua yang telah memberikan bantuan materil dan non materil.

7. Teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.

Penulis

Page 2: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan ......................................................................................................1

1.4 Manfaat.....................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian.................................................................................................3

2.2 Etiologi.....................................................................................................3

2.3 Patofisiologi..............................................................................................5

2.4 Manifestasi Klinis.....................................................................................7

2.5 Evaluasi Diagnostik..................................................................................7

2.6 Penatalaksanaan........................................................................................7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian................................................................................................9

2.2 Diagnosa.................................................................................................10

2.3 Intervensi................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

Page 3: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus

dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah

epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena

stress). Diketahui bahwa ulkus peptik terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada

asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada

individu antara usia 40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun

ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering

daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan

pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir sama dengan pria.

Diperkirakan bahwa 5% sampai 15% dari populasi di Amerika Serikat mengalami ulkus,

tetapi hanya kira-kira setengahnya yang diketahui. Insidens ini telah menurun sebanyak 50%

selama 20 tahun terakhir. (Bruner and Suddart, 2001).

1.2 Rumusan Masalah

Menjelaskan Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan khususTujuan khusus dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat membuat asuhan

keperawatan pada pasien ulkus peptikum.

1.3.2 Tujuan Umum1. Untuk mengetahui pengertian ulkus peptikum2. Untuk mengetahui etiologi ulkus peptikum3. Untuk mengetahui patofisiologi ulkus peptikum4. Untuk mengetahui manifestasi ulkus peptikum5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik ulkus peptikum6. Untuk mengetahui penatalaksanaan ulkus peptikum

1.4 Manfaat Bagi Penulis

Memberikan tambahan wawasan bagi penulis dalam bidang pembuatan asuhan

keperawatan, dikarenakan dengan melakukan pembuatan makalah, penulis akan

Page 4: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

mampu mengembangkan wawasan, bersikap kritis dan ilmiah berkaitan dengan teori

yang didapat dalam bangku perkuliahan dengan realita yang ada.

Bagi Mahasiswa

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk

mengatasi apabila menemukan pasien ulkus peptikum.

Bagi Masyarakat

Memberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mencegah agar tidak

terkena ulkus peptikum, dan masyarakat mengetahui tentang gejala dan cara

mengatasinya.

Page 5: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disebut juga sebagai

ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya.

(Bruner and Suddart, 2001).

Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang

terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

gastroenterostomi, juga jejenum.

.(Sylvia A. Price, 2006).

Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus

dan meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah

epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena

stress). Tukak kronik berbeda denga tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar

tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang

terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

gastroduodenal, juga jejunum. Walaupun aktivitas pencernaan peptic oleh getah lambung

merupakan factor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu

factor dari banyak factor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic. Ulkus Peptikum

adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua

belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. Ulkus yang

dangkal disebut erosi. Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja samadengan asam klorida

(HCl) yang dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan, terutama protein.

Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan

enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari. Nama dari ulkus

menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk

2.2 Etiologi

Penyebab ulkus peptikum adalah bakteri H.pylori, sekresi bikarbonat mukosa, ciri

genetik, dan stres. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia

40-60 tahun.

Page 6: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

Predisposisi. Faktor prediposisi yang dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup

penggunaan kronis obat anti inflamasi non steroid (NSAID), minum alkohol, dan merokok

berlebihan.

Patogenesis

Destruksi Sawar Mukosa Lambung

Aspirin, alkohol, garam empedu, dan zat-zat lain yang merusak mukosa

lambung mengubah permeabilitas sawar epitel, sehingga memungkinkan difusi balik

asam klorida yang mengakibatkan kerusakan jaringan, terutama pembuluh darah.

Histamin dikeluarkan merangsang sekresi asam dan pepsin lebih lanjut dan

meningkatkan permeabilitas kapiler terhadap protein. Mukosa menjadi edema, dan

sejumlah besar protein plasma dapat hilang. Mukosa kapiler dapat rusak,

mengakibatkan terjadinya hemoragi interstisial dan perdarahan. Sawar mukosa tidak

dipengaruhi oleh penghambat vagus atau atropin, tetapi difusi balik dihambat oleh

gastrin.

Daya tahan duodenum yang kuat terhadap ulkus peptikum diduga akibat fungsi

kelenjar Brunner yang memproduksi sekret mukoid yang sangat alkali (pH8) dan

kental, untuk menetralkan kimus asam.

Faktor lain

Kebanyakan ulkus petikum terjadi “menghilir” dari sumber sekresi asam.

Lebih dari 90% ulkus duodenum terletak pada dinding anterior atau posterior bagian

pertama duodenum , dalam 3cm dari cincin pilorus. Walaupun ulkus peptikum dapat

terjadi disetiap tempat dan lambung, 90% terletak sepanjang kurvatura minor dan

daerah kelenjar pilorus.

Sindrom Zollinger-Ellison

Sindrom Zollinger-Ellison adala suatu sindrom yang disebabkan oleh tumor

pnkreas enyekresi noninsulin yang menyekresi gastrin dalam jumlah banyak. Gastrin

yang berlebihan merangsang lambung unuk meyekresi sejumlah besar HCl dan

pepsin, yang memicu terjadinya ulkus yang terletak pada bulbus duodenum dan

kurang berespon terhadap pengobatan ulkus. Gejala khasnya adalah diare ,

hiperkalsemia, dan disfungsi hipofisis.

Page 7: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

2.3 Patofisiologi

Ulkus peptikum terjadi terutama pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan dan pepsin. Erosi yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam-pepsin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup untukbertindak sebagai barier terhadap asam klorida.

Sekresi lambung. Sekresi lambung terjadi pada tiga fase:

1. Sefalik: fase ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau, atau rasa

makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada giliranya,

merangsang saraf vargal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu

makan mempunyai sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang

menyebabkan makanan secara konvensional diberikan pada pasien ulkus

peptikum.

2. Fase Lambung: pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari

rangsangan kimiawi dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung.

Reflek vargal menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi

lambung oleh makanan.

3. Fase usus: makanan dalam usus menyebabkan pelepasan hormon, yang pada

waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.

Barier Mukosa Lambung

Sekresi lambung adalah campuran mukopolisakarida dan mukoprotein yang

disekresi secara continuemelalui kelnjar mukosal. Mukus ini mengabsorbsi

pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresi

secara continue, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan

hormonal yang dimulai oleh rangsangan lambung dan usus. Bila asam

hidroklorida tidak dibuffer dan dinetralisasi, dan bila lapisan luar mukosa

tidak memberikan perlindungan, asam hidroklorida, bersamaan dengan pepsin,

akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian

kecil permukaan mukosa lambung; kemudian menyebar kedalamnya dengan

lambat. Mukosa yang tidak dapat masuk disebut dengan Barrier Mukosa

Lambung. Barier ini adalah pertahanan utama lambung terhadap pencernaan

yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri.

Page 8: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

Asam dalam lumen + empedu, ASA, alkohol, lain-lain

Penghancuran sawar epitel

Asam kembali berdisfusi ke mukosa

Penghancuran sel mukosa

Asam

Rangsangan kolinergik

Motilitas

pepsinogen

Pepsinogen Pepsin Histamin

VasodilatasiPermeabilitas thdp proteinPlasma bocor ke intertisium

EdemaOlasma bocor kelumen

lambung

Fungsi Sawar

Destruksi kapiler vena

Perdarahan

Ulkus

Nyeri

Epigastrium

Kandungan asam lambung

Pirosis

Sensasi luka bakar pd esofagus

Perubahan nutrisi

Mediator Nyeri

Nyeri

Akumulasi Kuman

Infeksi

Resti penyebaran

infeksi

Anemia

Pe Transport O2 + nutrisi kejaringan

Gangguan pemenuhan Kebutuhan

ADL

Intoleransi aktivitas

POHON MASALAH

Page 9: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

2.4 Manifestasi Klinis

Pasien yang teken ulkus pept ikum ini biasanya terjadi gejala-geala sebgai berikut:

Nyeri, pasien ulkus petikum mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

sensasi terbakar di epigastrium tengah atau dipunggung. Nyeri terjadi apabila

kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan

merngsang ujung saraf yang terpajan. Nyeri biasanya hilang dengan makan,

karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali; namun,

bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan, nyeri kembali timbul

Pirosis (nyeri uluhati), beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

esofagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi

asam. Eruktasi atau sendawa terjadi apabila lambung kosong.

Muntah, pada obstruksi jalan keluar lambung oleh spasme mukosal pilorus

atau oleh obstruksi jaringan parut atau pembengkakan akut dari membra

mukosa yang mengalami inflamasi disekitarnya pada ulkus akut.

Konstipasi atau perdarahan, konstipasi dapat kemungkinan terjadi apabila

pasien diet atau diakibatkan karena obat-obatan.

2.5 Pemeriksaan Penunjang

Endoskopi gasrtointestinal atas digunakan untuk mengidentifikasi perubahan

inflamasi, ulkus, dan lesi. Melalui endoskopi, mukosa dapat secara langsung dilihat dan

biopsi didapatkan. Feses dapat diambil setiap hari sampai laporan laboraturium adalah negatif

terhadap darah samar. Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang menentukan

dalam mendiagnosis aklorhidria dan sindrom Zollinger-Ellison.

2.6 Penatalaksanaan

Beberapa metode digunakan untuk mengontrol keasaman lambung termasuk peerubahan gaya hidup, obat-obatan, dan intervensi pembedahan.

1. Penurunan stress dan Istirahat

Pasien memerlukan bantuan dalam mengidentifikasi situasi yang penuh stres atau melelahkan. Gaya hidup terburu-buru dan jadwal tidak teratur dapat memperberat gejala dan mempengaruhi keteraturan pola makan dan pemberian obat dalam lingkungan yang rileks. Selain itu dalam upaya mengurangi stres, pasien juga mendapat keuntungan dari periode istirahat teratur selama sehari, sedikitnya selama fase akut penyakit.

Page 10: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

2. Penghentian Merokok

Penelitian menunjukkan bahwa merokok terus menerus dapat menghambat secara bermakna perbaikan ulkus. Oleh karena itu pasien sangat dianjurkan untuk berhenti merokok.

3. Modifikasi Diet

tujuan diet untuk pasien ulkus peptikum adalah untuk menghindari sekresi asam yang berlebihan dan hipermotilitas saluran Gl.hal ini dapat diminimalkan dengan menghindari suhu ekstrim dan stimulasi berlebihan makan ekstrak, alkohol, dan kopi. Selain itu, upaya dibuat untuk menetralisasi asam dengan makan tiga kali sehari makanan biasa.

4. Obat-obatan

Saat ini, obat-obatan yang paling sering digunakan dalam pengobatan ulkus mencakup antagonis reseptor histamin, yang mnurunkan sekresi asam dalam lambung; inhibator pompa proton, yang juga menurunkan sekresi asam; agen sitoprotektif, yang melindungi sel mukosa dari asam atau NSAID; antasida; antikolinergis, yang menghambat sekresi asam; atau kombinasi antibiotik dengan garam bismutyang menekan bakteri H. Pylori.

Page 11: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pada pasien Ulkus Peptikum pasien diminta untuk menggambarkan nyeri dan metode

yang digunakan untuk menghilangkannya (makanan,antasida). Nyeri ulkus peptikum

biasanya digambarkan sebagai “rasa terbakar” atau “menggrogoti” dan kira-kira 2 jam setelah

makan. Nyeri ini sering membangunkan pasien antara tengah malam dan jam 3 pagi. Pasien

biasanya menyatakan bahwa nyeri dihilangkan dengan menggunakan antasida, makan-

makanan atau dengan muntah.

Pengkajian

1. Identitas Pasien.

Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status marital, suku,

keluarga/orang terdekat, alamat, nomor register.

2. Riwayat Atau Adanya Faktor Resiko.

Riwayat garis pertama keluarga tentang ulkus peptikum.

Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung (misal, aspirin, steroid

atau indometasin).

Perokok berat.

Stres emosi kronis.

3. Pengkajian Fisik.

Nyeri epigastrik. Ini gejala paling menonjol selama periode eksaserbasi. Pada ulkus

duodenal, nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan dan sering disertai dengan mual dan

muntah. Pada ulkus gastrik, nyeri terjadi dengan segera setelah makan. Nyeri dapat

digambarkan sebagai nangging, tumpul, sakit, atau rasa terbakar. Ini sering hilang

dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi.

Selama remisi pasien asimtomatik

Penurunan berat badan.

Perdarahan sebagai hematemesis atau melena (bila ulkus aktif)

4. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam pra-perawatan di rumah sakit.

5. Kaji respons emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan,

pemeriksaan diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif.

Page 12: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

6. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkan stres dan persepsi

tentang dampak penyakit pada gaya hidup.

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan nyeri yang

berkaitan dengan makan.

3. Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan pentalaksanaa jangka panjang

4. Kurang pengetahuan tentang pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi

3.3 Intervensi

1. Nyeri berhubungan dengan efek sekresi asam lambung pada jaringan yang rusak

Tujuan: Menghilangkan nyeri

Beri terapi obat-obatan sesuai program:

i. Antagonis Histamin

ii. Garam antibiotik

iii. Agen sitroprotektif

iv. Inhibator pompa proton

v. Antasida

vi. Antikolinergik

Rasional: Farmakoterapi membantu mengurangi nyeri sebagai berikut:

Antagonis Histamin mempengaruhi sekresi asam lambung

Antibiotik diberikan bersamaan garam bismut mematikan H.Pylori

Agen sitoprotektif melindungi mukosa lambung

Inhibitor pompa proton menurunkan asam lambung

Antikolinergis menghambat pelepasan asam lambung

Kriteria Hasil: Menggunakan obat-obatan sesuai resep

Mengalami penurunan nyeri

Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas

Rasional: Obat-Obatan yang mengandung salisilat mengiritasi mukosa lambung

Kriteria Hasil: Menggantikan aspirin dengan asitaminofen

Menghindari obat yang dijual bebas yang mengandung asam

asetilsilisat

Page 13: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/ minuman yang mengiritasi

lapisan lambung; kafein dan alkohol

Rasional: Makanan atau minuman yang mengandung kafein merangsang sekresi

asam hidroklorida

Kriteria Hasil: Mentaati pembatasan yang dianjurkan

Mengidentifikasi makanan dan minuman yang dihindari

Anjurkan pasien untuk menggunakan makan dan kudapan pada interval yang

teratur.

Rasional: jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan

didalam lambung, yang membantu menetralisasi keasaman sekresi asam

lambung

Kriteria Hasil: Mentaati jadwal makan dan kudapan secara teratur

Anjurkan pasien untuk berhenti merokok

Rasional: Merokok merangsang kemungkinan kekambuhan ulkus

Kriteria Hasil: Berhenti merokok

Berantisipasi dalam program penghentian merokok bila perlu

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan nyeri yang

berkaitan dengan makan

Tujuan: mendapatkan tingkat nutrisi optimal

Anjurkan makan makanan dan minuman yang tidak mengiritasi

Rasional: makanan yang tidak mengiritasi mengurangi nyeri epigastrik

Kriteria Hasil: menghindari makanan/minuman yang mengiritasi

Anjurkan makanan dimakan pada jadwal waktu teratur hindari kudapan waktu

sebelum tidur.

Rasional: makan teratur membantu menetralisasi sekresi lambung; kudapan sebelum

waktu tidur meningkatkan sekresi asam lambung.

Kriteria Hasil: makan makanan dan kudapan pada interval yang dijadwalkan secara

teratur.

Dorong mkan makanan pada lingkungan yang rileks.

Rasional: Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas. Menurunkan

ansietas membantu menurunkan sekresi asam hidroklorida

Kriteria Hasil: Memilih lingkungan rileks untuk makan

Page 14: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

3. Ansietas berhubungan dengan sifat penyakit dan pentalaksanaa jangka panjang

Tujuan: penurunan ansietas

Dorong pasien untuk mengekspresikan masalah dan rasa takut dan ajukan

pertanyaan sesuai kebutuhan

Rasional: Komunikasi terbuka membantu mengembangkan BHSP, yang membantu

mengurangi ansietas dan stres.

Kriteria Hasil: Mengekspresikan rasa takut dan masalah.

Jelaskan untuk mentaati jadwal pengobatan yang direncanakan

Rasional: Pengetahuan mengurangi ansietas yang tampak sebgai “rasa takut akibat

ketidaktahuan”.

Kriteria Hasil: Memahami rasional untuk berbagai pengobatan dan pembatasan

Memodifikasi perilaku dengan tepat.

Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas.

Rasional: Stresor perlu diidentifikasi sebelmum dapat diatasi

Kriteria Hasil: Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan ansietas

Ajarkan stategi penatalaksanaan stres

Rasional: Penurunan ansietas menurunkan sekresi asam hidroklorida

Kriteria Hasil: Menggunakan strategi penatalaksanaan stress dengan tepat.

4. Kurang pengetahuan tentang pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi

Tujuan: mendapatkan pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan

Kaji tingkat pengetahuan dan kesiapan untuk belajar

Rasional: Keinginan untuk belajar tergantung pada kondisi fisik pasien, tingkat

ansietas, dan kesiapan mental.

Kriteria Hasil: Mengekspresikan minat dalam belajar bagaimana mengatasi penyakit

Ajarkan informasi yang diperlukan

Rasional: Individualis rencana penyuluhan meningkatkan pembelajaran

Kriteria Hasil: Berpartisipasi dalam sesi penyuluhan

Mengajukan pertanyaan

Yakinkan pasien bahwa penyakit dapat diatasi.

Page 15: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

Rasional: Memberi keyakinan dapat memberikan pengaruh positif pada perubahan

perilaku

Kriteria Hasil: Menyatakan keinginan untuk bertanggung jawab terhadap perawatan

diri.

3.4 Evaluasi

1. Bebas nyeri diantara makan

2. Mematuhi program terapeutik

a. Menghindari makanan dan minuman yang mengiritasi

b. Makan dengan jadwal teratur

c. Meminum obat sesuai yang diresepkan sesuai jadwal

d. Menggunakanan mekanisme koping untuk mngatasi stres

3. Sedikit mengalami ansietas dengan menghindari stres

4. Tidak mengalami komplikasi.

Page 16: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

DAFTAR PUSTAKA

Burnner & Suddrath. 1997 Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

A, Price, Silvya. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1991: Jakarta.

http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/02/21/ulkus-peptikum

Page 17: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN ULKUS PEPTIKUM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah:

Sistem Pencernaan

Yang dibina oleh Ibu Yuni Asri Purnomo,S.Kep,Ns.M.Kes

Oleh :

Firdaus Frederica

Marenciana Bete Bouk

Maria Oriance Manek

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

April 2011

Page 18: Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Ulkus Peptikum Kel 7