Asuhan keperawatan dbd

11
Asuhan Keperawatan DHF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang ditemukan didaerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satudari empat serotype virus dan genus Flavivirus, Family flaviviridae. Setiap serotype cukup berbeda sehingga taka da proteksi silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotype (hiperendemisitas) dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk aedes aegypti. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang biasa juga disebut dalam lingkup medis dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Kondisi masyarakat saat ini, masih banyak yang terkena demam berdarah dengue. Masyarakat masih belum menyadari apa yang mereka lakukan yaitu dapat merugikan orang- orang disekitarnya. Dari tahun ketahun penderita penyakit demam berdarah dengue semakin meningkat. Penyakit demam berdarah ini sangat penting untuk dibahas, karena banyak warga di Indonesia yang masih menganggap penyakit ini adalah penyakit yang biasa, Terutama pada anak-anak sering terkena demam berdarah dengue. B. Rumusan Masalah Dari pembahasan tersebut diatas, dapar dirumuskan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini, adalah : 1. Apa pengertian demam berdarah dengue ? 2. Apa ciri-ciir nyamuk aedes aegypti ? 3. Apa gejala demam berdarah dengue ? 4. Bagaimana cara pengobatan DHF ? 5. Bagaimana cara mencegah DHF ? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Agar pembaca dan khususnya mahasiswa bisa mengetahui gejala demam berdarah dengue. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan demam berdarah dengue. 3. Untuk mengetahu bagaimana pencegahan demam berdarah dengue. 4. Untuk mengetahui bagaimana tindakan keperawatan demam berdarah dengue, khususnya bagi mahasiswa keperawatan.

Transcript of Asuhan keperawatan dbd

Page 1: Asuhan keperawatan dbd

Asuhan Keperawatan DHF

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit

demam akut yang ditemukan didaerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip

dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satudari empat serotype virus dan genus

Flavivirus, Family flaviviridae. Setiap serotype cukup berbeda sehingga taka da proteksi

silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotype (hiperendemisitas) dapat terjadi.

Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk aedes aegypti.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang biasa juga disebut dalam lingkup

medis dengan Dengue Haemoragik Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan aedes albopictus, yang

mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada system pembekuan

darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.

Kondisi masyarakat saat ini, masih banyak yang terkena demam berdarah dengue.

Masyarakat masih belum menyadari apa yang mereka lakukan yaitu dapat merugikan orang-

orang disekitarnya. Dari tahun ketahun penderita penyakit demam berdarah dengue semakin

meningkat.

Penyakit demam berdarah ini sangat penting untuk dibahas, karena banyak warga di

Indonesia yang masih menganggap penyakit ini adalah penyakit yang biasa, Terutama pada

anak-anak sering terkena demam berdarah dengue.

B. Rumusan Masalah

Dari pembahasan tersebut diatas, dapar dirumuskan masalah yang akan di bahas

dalam makalah ini, adalah :

1. Apa pengertian demam berdarah dengue ?

2. Apa ciri-ciir nyamuk aedes aegypti ?

3. Apa gejala demam berdarah dengue ?

4. Bagaimana cara pengobatan DHF ?

5. Bagaimana cara mencegah DHF ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Agar pembaca dan khususnya mahasiswa bisa mengetahui gejala demam berdarah dengue.

2. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan demam berdarah dengue.

3. Untuk mengetahu bagaimana pencegahan demam berdarah dengue.

4. Untuk mengetahui bagaimana tindakan keperawatan demam berdarah dengue, khususnya

bagi mahasiswa keperawatan.

Page 2: Asuhan keperawatan dbd

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropodborn

virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes (Aedes Albopictus dan aedes aegypti),

(Ngastiyah, 2005).

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,

disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan /syok dan kematian

(DEPKES RI, 1992).

Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak-anak dan orang

dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah

dua hari pertama (Mansjoer, 1999).

B. Etiologi

1. Virus dengue

Berdiameter 40 monometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam

kultur jaringan baik yang berasal dari sel-sel mamalia, maupun sel-sel anthropoda misalnya

sel aedes Albopictus. Virus ini tergolong arbovirus, berbentuk batang bersifat termolabil dan

stabil pada suhu C.

2. Vector : nyamuk aedes aegypti dan nyamuk aedes albopictus

Menginfeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur hidup

terhadap serotype bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype jenis yang

lainnya.

3. Host : pembawa

Jika seorang mendapat infeksi dengue untuk pertama kalinya maka ia akan mendapatkan

imunisasi yang spesifik tetapi tidak sempurna, sehingga ia masih mungkin untuk terinfeksi

virus dengue yang sama tipenya maupun virus dengue tipe lainnya.

C. Patofisiologi

Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah

viremia yang menyebabkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot,

pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau batuk, petekie, hiperemi tenggorokan dan hal lain

yang mungkint terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesarah hati dan

pembesaran limpa.

Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume

plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia serta efusi dan renjatan.

Page 3: Asuhan keperawatan dbd

Hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit lebih dari 20%) menggambarkan

adanya kebocoran (perembesan) plasma sehingga nilai hematocrit menjadi penting untuk

Patoka pemberian cairan intravena. Oleh karena itu, pada penderita DHF sangat dianjurkan

untuk memantau hematocrit darah berkala untuk mengetahui berapa persen hemokonsentrasi

terjadi.

Infeksi Virus Dengue

Menstimulasi Pusat Termoregulasi (Hipotalamus)

Mengirim Impuls Ke Pusat Vasomotor

Ekstraksi Cairan Intravascular Ke Ekstravaskular

Thrombositopenia

Agregasi Trombosit Meningkat

Pelepasan Pirogen Kedalam Darah

Agregasi Thrombosit

Permeabilitas Vascular Meningkat

Thrombositoposis Destruksi Thrombosit Dalamdarah Anak

Reaksi Imunologis

Virus Mengeluarkan Toksin

Kebocoran Plasma (Hemokonsentrasi, Hipoproteinuria, Efusi Pleura Dan Asites)

PK Thrombositopenia

Factor Koagulasi Menurun

Peningkatan Suhu Tubuh

Pathway

Page 4: Asuhan keperawatan dbd

Mukosa Mulut/Lidah Kotoran/tidak Nyaman

Kesalahan Interpretasi

Hipovolemia (akibat kehilangan plasma)

Hipotensi

Vasodilatasi arterial

Kulit menjadi panas

Intake Nutrisi Tidak Adekuat

Manifestasiperdarahan ringan-berat

Vasodilatasi Menurun

Resiko terhadap cedera, perdarahan lebih lanjut

Penumpukan Asam Laktat di otak dan sendi

Suplai dan zat makanan ke tubuh menurun

PK Perdarahan

Penguapan cairan permukaan tubuh meningkat

Intoleransi Aktivitas

Kondisi tubuh yang lemah/kelemahan fisik

Defisit Volume Cairan

Nyeri Akut

Daya Tahan Tubuh

Perubahan Nutrisi

Mual Anoreksia

Resiko Infeksi

Kecemasan

Hospitalisasi

Kurang Pengetahuan

D. Gambaran klinis

Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan :

Page 5: Asuhan keperawatan dbd

1. Deman tinggi yang mendadak 2 – 7 hari ( 38° C – 40° C ).

2. Manifestasi perdarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan,

konjungtiva, epitaksis, melena dan sebagainya

3. Hepatomegali ( pembesaran hati )

4. Syok, TD menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau

lebih rendah

5. Trombositopeni, pada hari 3 – 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000/mm3

6. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit

7. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai : anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit

perut, diare, kejang dan sakit kepala

8. Pendarahan pada hidung dan gusi

9. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya

pembuluh darah.

Gejala klinis untuk diagnosis DBD menurut patokan WHO, 1975 :

1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus 2-7 hari tanpa sebab yang jelas.

2. Manifestasi perdarahan, paling tidak terdapat uji torniket positif dan adanya salah satu bentuk

perdarahan yang lain misalnya petekia, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena, atau

hematemesis.

3. Pembesaran hati/hepatomegaly (sudah dapat diraba sejak permulaan penyakit).

4. Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat disertai tekanan nadi yang menurun (menjadi

20 mmHg atau kurang) tekanan darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80

mmHg atau kurang) disertai kulit yang teraba dingin dan lembap terutama terutama pada

ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Trombositopenia (100.000 atau kurang).

2. Pemeriksaan Hematokrit konsentrasi.

Hematokrit yang meningkat 20% atau lebih dari hematokrit sebelumnya.

3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosit

4. Lg. D. dengue positif.

5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia dan

hiponatremia.

6. Urium dan pH darah mungkin meningkat.

7. Asidosis metabolic : pCO2 < 35 – 40 mmHg dan GCO3 rendah.

8. SGOT / SGPT mungkin meningkat.

Patokan WHO (1986) untuk menegakkan diagnosis DHF adalah sebagai berikut :

1. Demam akut, yang tetap tinggi selama 2 – 7 hari kemudian turun secara lisis demam disertai

gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, lemah, nyeri.

2. Manifestasi perdarahan :

a. Uji tourniquet positif

b. Petekia, purpura, ekimosi

c. Epistaksis, perdarahan gusi

d. Hematemesis, melena.

3. Pembesaran hati yang nyeri tekan, tanpa ikterus.

4. Dengan atau tanpa renjatan.

Page 6: Asuhan keperawatan dbd

Renjatan biasanya terjadi pada saat demam turun (hari ke-3 dan hari ke-7 sakit ).

Renjatan yang terjadi pada saat demam biasanya mempunyai prognosis buruk.

5. Kenaikan nilai Hematokrit / Hemokonsentrasi

F. Derajat DHF Menurut WHO

1. Derajat I : Demam dengan test rumple leed positif.

2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.

3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi

menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah.

4. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat

diukur.

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :

1. Tirah baring atau istirahat baring.

2. Diet makan lunak.

3. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita

sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.

4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang

paling sering digunakan.

5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien

memburuk, observasi ketat tiap jam.

6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.

7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.

Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.

1. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.

2. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil

pemeriksaan laboratorium yang memburuk.

3. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.

H. Pencegahan

Vaksin pencegahan DBD hingga saat ini belum tersedia, oleh sebab itu

pencegahan dititik beratkan pada pemberantasan nyamuk dengan penyemprotan insektisida

dan upaya membasmi jentik nyamuk yang dilakukan dengan 3 M.

1. Gerakan 3 M

a. Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya sekali

seminggu atau penaburan bubuk abate ke dalamnya.

b. Menutup rapat tempat penampungan air.

c. Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air.

2. Pemberantasan vektor :

a. Fogging ( penyemprotan )

Kegiatan ini dilakukan bila hasil penyelidikan epidemiologis memenuhi kriteria.

Page 7: Asuhan keperawatan dbd

b. Abatisasi

Semua tempat penampungan air di rumah dan bangunan yang ditemukan

jentik Aedes aegypti ditaburi bubuk abate dengan dosis 1 sendok makan peres (10 gram)

abate untuk 100 liter air

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Adapun hal-hal yang dapat dikaji yang menunjang dalam penentuan diagnose, adalah

:

1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan

a. Riwayat demam dengue, dengan minum penurun panas dan istirahat demam tidak dirasakan

lagi.

b. Lingkungan rumah yang berdempet, banyak air tergenang, pembuangan barang-barang bekas

dan kaleng-kaleng bekas sembarangan.

c. Riwayat demam kembali dengan tanda-tanda perdarahan (tanda-tanda perdarahan yang khas

dari demam berdarah dengue/petekia).

2. Pola nutrisi metabolic

a. Intake menurun karena mual dan muntah.

b. Ada penurunan berat badan dan kesulitan menelan.

c. Demam tinggi yang tiba-tiba sampai kadang menggigil selama 2-7 hari.

3. Pola eliminasi

a. Konstipasi

b. Diare

c. Tinja berwarna hitam pada perdarahan hebat

d. Produksi urin menurun (kurang dari 1cc/kgbb/jam) pada syok

4. Pola aktivitas

a. Badan lemah, nyeri otot dan sendi

b. Tidak bisa beraktivitas, pegal seluruh badan

5. Pola istirahat tidur

a. Istirahat dan tidur terganggu karena demam, nyeri kepala, nyeri otot dan sendi, gelisah

6. Pola persepsi kognitif

a. Apakah yang diketahui klien dan keluarga mengenai penyakitnya.

b. Adakah yang diharapkah klien dan keluarga terhadap sakitnya.

7. Pola persepsi dan konsep diri

a. Apakah klien merasa puas terhadap keadaan dirinya.

b. Ada perasaan malu terhadap penyakitnya.

8. Pola mekanisme koping dan dan toleransi terhadap penyakitnya

Page 8: Asuhan keperawatan dbd

a. Adanya perasaan cemas, takut terhadap penyakitnya.

b. Ingin ditemani orang tua atau orang terdekat saat sakit.

9. Pola reproduksi seksual

a. Pada anak perempuan apakah ada perdarahan pervagina (bukan menstruasi).

10. Pola system kepercayaan

a. Menyerahkan penyakitnya pada tuhan.

b. Menyalahkan tuhan akan penyakitnya.

c. Memanggil pemuka agama untuk mendo’akan.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi yang berhubungan dengan proses infeksi virus dengue.

2. Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular yang berhubungan dengan pindahnya cairan dari ruang

intravascular ke ruang ekstravaskular.

3. Risiko tinggi syok hipovolemik yang berhubungan dengan perdarahan.

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.

5. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Rencana Keperawatan

DX 1 : Hipertermi yang b/d proses infeksi virus dengue

Tujuan : hipertermi dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan

Sasaran : Suhu tubuh normal ( C).

Intervensi Rasional

Observasi TTV : suhu, nadi,

tekanan darah, pernapasan

TTV merupakan acuan untuk

mengetahui keadaan umum pasien

Berikan penjelasan tentang

penyebab demam atau peningkatan

suhu tubuh

keterlibatan keluarga sangat berarti

dalam proses penyembuhan pasien

di rumah sakit

Anjurkan klien banyak minum ± 1-

2 liter / hari

peningkatan suhu tubuh

mengakibatkan penguapan tubuh

meningkat sehingga perlu

diimbangi dengan asupan cairan

yang banyak.

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian obat antipiretik

antipiretik berfungsi dalam

menurunkan suhu tubuh

DX 2 : Risiko tinggi kekurangan volume cairan vascular b/d

pindahnya cairan dari ruang intravascular ke ruang ekstravaskular

Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

Sasaran :

1. Klien tidak mengalami kekurangan volume cairan vaskuler yang ditandai

dengan TTV stabil dalam batas normal

2. Produksi urine 1 cc/KgBb/jam

3. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi Rasional

Page 9: Asuhan keperawatan dbd

Kaji tanda dan gejala kurang

volume cairan (selaput mukosa

kering, rasa haus dan produksi urine

menurun)

deteksi dini kurang volume cairan

Monitor dan catat cairan yang

masuk dan keluar

mengetahui keseimbangan cairan

yang masuk dan keluar

Beri minum yang cukup dan

sesuaikan dengan jumlah cairan

infuse

minum cukup untuk menambah

volume cairan dan sesuaikan

dengan cairan infuse untuk

mencegah kelebihan cairan

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian cairan intravena

program cairan intravena sangat

penting bagi pasien yang

mengalami deficit volume cairan

dengan keadaan umum yang jelek

karena cairan yang masuk langsung

ke pembuluh darah

DX 3 : Risiko tinggi syok hipovolemik yang b/d perdarahan

Tujuan : Syok hipovolemik tidak terjadi setelah dilakukan tindakan

keperawatan

Sasaran :

1. TTV stabil dalam batas normal

2. Hematokrit dalam batas normal ( L : 40-52 %, P : 35-47 % )

3. Hemoglobin dalam batas normal ( L : 11,5-16,5 g/dL, P : 13-17,5 g/dL )

4. Trombosit dalam batas normal (150.000-400.000 /mm3 )

5. Tidak terjadi tanda-tanda syok

Intervensi Rasional

Monitor tanda-tanda perdarahan perdarahan yang tepat diketahui

dapat segera diatasi sehingga pasien

tidak sampai ke tahap hipovolemik

akibat perdarahan hebat

Observasi perkembangan bintik-

bintik merah di kulit, keringat

dingin, kulit lembab dan dingin

serta tanda-tanda sianosis

mengetahui tanda-tanda terjadinya

syok sehingga dapat menentukan

intervensi secepatnya

Bila terjadi syok hipovolemik,

baringkan pasien dalam posisi datar

menghindari kondisi yang lebih

buruk

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian tranfusi dan cairan

parenteral

untuk menggantikan volume dan

komponen darah yang hilang dan

untuk memenuhi keseimbangan

cairan tubuh

DX 4 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake

nutrisi yang tidak adekuat

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi setelah dilakukan tindakan

keperawatan

Sasaran :

Page 10: Asuhan keperawatan dbd

1. Klien mengalami peningkatan selera makan dan mampu menghabiskan 1

porsi makanan yang disediakan.

2. Mual, muntah hilang.

3. Berat badan dalam batas normal

Intervensi Rasional

Kaji keluhan mual, muntah dan

anoreksia yang dialami pasien

untuk menentukan intervensi yang

sesuai dengan kondisi pasien

Kaji pola makan pasien, catat porsi

makan yang dihabiskan setiap hari

mengetahui masukan nutrisi pasien

Anjurkan kepada orang tua untuk

memberikan makan dalam porsi

kecil tetapi sering

mencegah pengosongan lambung

Kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian therapy antiemetik dan

vitamin

antiemetik untuk mengatasi mual

dan muntah, vitamin untuk

meningkatkan selera makan dan

daya tahan tubuh pasien

DX 5 : Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

Tujuan : pasien mampu untuk beraktivitas setelah dilakukan tindakan

keperawatan

Sasaran :

1. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.

2. Klien dapat mandiri untuk mandi, makan, eliminasi dan berpakaian

Intervensi Rasional

Kaji tingkat kemampuan pasien

dalam beraktivitas

Untuk mengetahui kemampuan

pasien dalam beraktivitas

Libatkan keluarga/orang tua dalam

memenuhi kebutuhan sehari-hari

pasien

memberikan dorongan kepada

pasien dalam pemenuhan kebutuhan

sehari-hari

Anjurkan mobilisasi secara bertahap

sesudah demam hilang sesuai

dengan pulihnya kekuatan pasien

agar klien berpartisipasi dalam

perawatan diri

D. Evaluasi

1. Suhu tubuh normal (36-370 C).

2. Kekurangan volume cairan vascular tidak terjadi dan pasien tidak mengalami kekurangan volume cairan.

3. Syok hipovolemik tidak terjadi, pasien tidak mengalami perdarahan yang berlebihan seperti hematemesis,

melena, perdarahan gusi, epistaksis dan ptekiae.

4. Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

5. Aktivitas dan latihan pasien dapat dilakukan secara mandiri.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

virus dengue terutama menyerang anak-anak dengan ciri-ciri demam tinggi mendadak,

Page 11: Asuhan keperawatan dbd

disertai manifestasi perdarahan dan berpotensi menimbulkan renjatan /syok dan kematian.

Yang biasanya di tandai dengan adanya demam, hepatomegaly, perdarahan dan syok.

Dengan derajat menurut patokan WHO :

1. Derajat I : Demam dengan test rumple leed positif.

2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan lain.

3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi

menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin lembab dan pasien menjadi gelisah.

4. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat

diukur.

B. Saran

Pencegahan terhadap infeksi virus dengue harus dilakukan sedini mungkin untuk

mencegah resiko-resiko yang dapat menimbulkan masalah yang tidak di inginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasien ed. 3, EGC: Jakarta.

http://nurse87.wordpress.com/2011/10/28/asuhan-keperawatan-anak-dengan-dhf/

http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-medikal-bedah-kmb/askep-dengue-

hemoragic-fever-dhf/

http://efrialfred.blogspot.com/2013/02/laporan-pendahuluan-dhf-dengue.html

Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, EGC Jakarta.