ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

27
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN ANAK BARU LAHIR A. KONSEP TEORITIS Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sehingga bayi berusia 30 bulan. Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran pertama anak mereka, tapi agak takut juga. Kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir ketika seorang ibu baru tiba di rumah dengan bayinya setelah tinggai di rumah sakit untuk beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orangtua baru ; kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-teman, dan para profesional perawatan kesehatan yang bersifat membantu dan sering terbangun tengah malam oleh bayi yang berlangsung 3 hingga 4 minggu. Ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi. Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar. Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan- perubahan bagi setiap anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Orang asing telah masuk ke dalam kelompok ikatan

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA DENGAN ANAK BARU LAHIR

A. KONSEP TEORITIS

Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama sehingga bayi berusia 30 bulan.

Biasanya orangtua tergetar hatinya dengan kelahiran pertama anak mereka, tapi agak takut

juga. Kekuatiran terhadap bayi biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi

tersebut mulai saling mengenal. Akan tetapi kegembiraan yang tidak dibuat-buat ini berakhir

ketika seorang ibu baru tiba di rumah dengan bayinya setelah tinggai di rumah sakit untuk

beberapa waktu. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran mengasyikkan

yang telah dipercayakan kepada mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan

ketidakadekuatan menjadi orangtua baru ; kurangnya bantuan dari keluarga dan teman-

teman, dan para profesional perawatan kesehatan yang bersifat membantu dan sering

terbangun tengah malam oleh bayi yang berlangsung 3 hingga 4 minggu. Ibu juga letih

secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah tangga

dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi. Khususnya terasa sulit jika ibu menderita

sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar.

Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap

anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Orang asing telah masuk ke dalam

kelompok ikatan keluarga yang erat, dan tiba-tiba keseimbangan keluarga berubah setiap

anggota keluarga memangku peran yang baru dan memulai hubungan yang baru. Selain

seorang bayi yang baru saja dilahirkan, seorang ibu, seorang ayah, kakek nenekpun lahir.

Istri sekarang harus berhubungan dengan suami sebagai pasangan hidup dan juga sebagai

ayah dan sebaliknya. Dan dalam keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh

kehadiran seorang bayi sangat berarti bagi saudaranya sama seperti pada pasangan yang

menikah. Mengatakan pada seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan seorang adik laki-

laki atau perempuan yang baru mungkin sama dengan suami mengatakan pada istrinya

bahwa ia membawa ke rumah seorang nyonya yang ia cintai dan ia terima sama derajatnya

(William dan Leanman, 1973). Ini merupakan suatu perkembangan kritis bagi semua yang

terlibat.

Oleh sebab itu, meskipun kedudukan sebagai orangtua menggambarkan tujuan yang

teramat penting bagi semua pasangan, kebanyakan pasangan menemukannya sebagai

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

perubahan hidup yang sangat sulit. Penyesuaian diri terhadap perkawinan biasanya tidak

sesulit penyesuaian terhadap menjadi orangtua. Meskipun bagi kebanyakan orang tua

merupakan pengalaman penuh arti dan menyenangkan, kedatangan bayi membutuhkan

perubahan peran yang mendadak. Dua faktor penting yang menambah kesukaran dalam

menerima peran orangtua adalah bahwa kebanyakan orang sekarang tidak disiapkan untuk

menjadi orang tua dan banyak sekali mitos berbahaya yang tidak realistis meromantiskan

pengasuhan anak didalam masyarakat kami (Fulcomer, 1977). Menjadi orangtua merupakan

satu-satunya peran utama yang sedikit dipersiapkan dan kesulitan dalam transisi peran

mempengaruhi hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan bayi secara merugikan.

Perubahan-perubahan sosial yang dramatis dalam masyarakat Amerika juga memiliki

pengaruh yang kuat pada orangtua baru. Banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah dan

memiliki karier, naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan, penggunaan alat

kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim, dan semakin meningkatnya biaya perawatan dan

memiliki anak merupakan faktor-faktor yang menyulitkan tahap siklus awal kehidupan

pengasuh anak (Bradt, 1988 ; Miller dan Myers-Walls, 1983).

1. Masa Transisi menjadi Orangtua.

Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan

sering merupakan krisis keluarga, sebagaimana yang digambarkan secara konsisten pada

penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini (Clark, 1966 ; Hobbs dan

Cole, 1976 ; LeMaster, 1957).

Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir mempengaruhi keluarga,

LeMaster, 1957, dalam studi klasik tentang penyesuaian keluarga terhadap kelahiran anak

pertama, mewawancarai 46 orang tua dari kalangan kelas menengah di Kota (berusia 25 –

25 tahun) dan memperkirakan sejauhmana mereka dalam keadaan krisis. Ia menemukan

bahwa 17 persen pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah

sedang, tapi sisanya mengalami masalah berat atau luar biasa. Masalah-masalah yang

paling lazim dilaporkan adalah :

a. Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami)

b. Terhadap peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri.

c. Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang waktu”, merupakan

sebuah kometar khas).

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Akan tetapi, studi-studi belakangan ini, Hobbs dan Cole (1976), tidak menemukan

pasangan yang melaporkan krisis ekstensif sebanyak yang dilaporkan oleh LeMaster.

Studi-studi tentang “keluarga dalam krisis” menyatakan bahwa keluarga-keluarga

mempunyai pemikiran yang salah dan idealis tentang menjadi orang tua sebelum

kelahiran anak pertama dan kekuatan perkawinan menurun secara tajam dengan lahirnya

anak pertama (Miller dan Solye, 1980)

Clark, (1966) melakukan sebuah studi tentang keluarga secara kelahiran seorang

bayi baru menyatakan kesulitan dalam penyesuaian diri menyangkut orangtua dan

kebutuhan yang penting setelah kelahiran terhadap kesinambungan pelayanan

keperawatan di rumah dan di klinik.

Sebuah studi penting yang lain menyangkut transisi pasangan menjadi langka

dilakukan oleh La Rossa, (1981). Para peneliti ini mengkonseptualisasikan proses transisi

seperti yang dijelaskan dengan baik oleh model konflik, dimana terdapatnya waktu luang,

konflik kepentingan diantara orangtua, legitimasi terhadap penentuan masalah-masalah

perkawinan menyebabkan konflik antara kedua orangtua.

Miller dan Myers – Walls (1983), berdasarkan atas tinjauan studi mereka terhadap

orangtua, meringksa stressor mengasuh anak yang spesifik yang diidentifikasi dalam

penelitian. Stressor yang paling sering disebutkan adalah sedikitnya kebebasan pribadi

karena tanggungjawab menyangkut anak, selain itu diidentifikasi juga kurangnya waktu

dan persahabatan dalam perkawinan. Bahkan lebih banyak tekanan perkawinan

dilaporkan pada pasangan yang sulit memiliki anak atau pasangan memiliki anak dengan

masalah kesehatan yang serius atau cacat.

2. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Setelah lahir anak pertama, keluarga mempunyai beberapa tugas yang penting

(tabel 5). Suami, istri, dan bayi semuanya belajar peran-peran yang baru sementara

keluarga inti memperluas fungsi dan tanggungjawab. Ini meliputi penggabungan tugas

perkembangan yang terus menerus dari setiap anggota kelurga dan keluarga secara

keseluruhan (Duvall, 1977).

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Tabel 1. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh anak

dan Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga

Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga sedang mengasuh anak

1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek dan nenek.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)

Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan yang logika dalam

organisasi keluarga. Fungsi-fungsi pasangan suami istri harus dibedakan untuk memenuhi

tuntutan-tututan baru perawatan dan penyembuhan. Sementara pemenuhan tanggungjawab

ini bervariasi menurut posisi sosial budaya suami istri, sebuah pola yang umum adalah

untuk orang tua agar menerima peran-peran tradisonal atau pembagian tanggungjawab (La

Rossa dan La Rossa, 1981).

Hubungan dengan keluarga besar paternal dan maternal perlu disusun kembali

dalam tahap ini. Peran-peran baru perlu dibuat kembali berkenaan menjadi kakek nenek

dan hubungan antara orangtua dan kakek-nenek (Bradt, 1988).

Peran yang paling penting bagi perawat keluarga bila bekerja dengan keluarga

yang mengasuh anak adalah mengkaji peran sebagai orangtua bagaimana kedua orangtua

berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana respons bayi tersebut.

Klaus dan Kendall (1976), Kendall (1974), Rubbin (1967), dan yang lainnya menguji

dampak penting dari sentuhan dan kehangatan awal setelah melahirkan ; hubungan positif

antara orangtua anak pada hubungan orangtua dan anak di masa datang. Sikap orangtua

tentang mereka sendiri sebagai orangtua, sikap mereka terhadap bayi mereka, karakteristik

komunikasi orangtua dan stimulasi bayi (Davis, 1978) adalah bidang-bidang terkait yang

perlu dikaji.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab orangtua yang

baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Anak merupakan realita pada

calon ibu dari pada ayah, yang biasanya mulai merasa seperti ayah pada saat kelahiran,

tapi kadang-kadang jauh lebih lambat dari itu (Minuchin, 1974). Ayah seringkali tetap

netral pada awalnya sementara wanita secara cepat menyesuaikan diri dengan struktur

keluarga yang baru.

Kebiasaan dimana kebanyakan ayah secara tradisional tidak diikutsertakan dalam

proses perinatal secara pasti memperlambat pria melakukan perubahan peran yang penting

ini dan oleh karena itu menghalangi keterlibatan emosional mereka. Sayangnya, kesadaran

yang meningkat tentang peran penting yang dipangku ayah dalam perawatan anak dan

perkembangan anak telah menimbulkan keterlibatan ayah yang lebih besar dalam

perawatan bayi dikalangan kelas menengah (Hanson dan Bozett, 1985).

Ibu dan ayah menumbuhkan dan mengembangkan peran orangtua mereka dalam

berespons terhadap tuntutan-tuntutan yang berubah terus menerus dan tugas-tugas

perkembangan dari orang muda yang sedang tumbuh, keluarga secara keseluruhan, dan

mereka sendiri. Menurut Friedman (1957), orangtua melewati 5 tahap perkembangan

secara berturut-turut. Dua tahap pertama meliputi fase kehidupan keluarga ini. Pertama,

selama bayi, orangtua mempelajari arti dari isyarat-isyarat yang dikekspresikan oleh bayi

untuk mengutarakan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan setiap anak lahir berturut-turut,

orangtua akan mengalami tahap yang sama ini sehingga mereka menyesuaikan setiap

isyarat-isyarat unik bayi.

Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima

pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain – khususnya

orangtua yang baru memiliki anak pertama – membutuhkan bimbingan dan dukungan.

Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak

akan keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training). Mereka perlu

memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk

mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami

tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.

Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan lahirnya anak,

dimana pasangan berhubungan satu sama lain baik sebagai suami istri maupun sebagai

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

orangtua. Pola transaksi suami istri terbukti telah berubah secara drastis. Feldman (1961)

mengamati bahwa orang tua bayi berbicara dan berkelakar lebih sedikit, pembicaraan yang

merangsang lebih sedikit dan kualitas interaksi perkawinan yang menurun. Beberapa

orangtua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggungjawab, khususnya mereka

yang suami maupun istri sama-sama bekerja secara penuh.

Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk masalah

dan perasaan pribadi, perkawinan dan orangtua adalah sangat penting. Pasangan harus

terus memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual dan juga berbagi dan

berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggungjawab sebagai orangtua.

Hubungan seksual suami istri umumnya menurun selama kehamilan dan selama 6

minggu masa postpartum. Kesulitan-kesulitan seksual selama masa berikutnya umum

terjadi, yang timbul dari faktor-faktor seperti ibu tenggalam dalam peran barunya,

keletihan dan perasaan menurunnya daya tarik seksual dan juga perasaan suami bahwa ia

“tersingkir” oleh bayinya.

Sekarang komunikasi keluarga termasuk anggota ketiga, membentuk tiga

serangkai. Orangtua harus belajar untuk merasakan dan melihat tangisan komunikasi dari

bayinya. Misalnya, tangisan bayi perlu dibedakan kedalam ekspresi ketidaknyamanan,

rasa lapar, rangsangan yang berlebihan, sakit, atau letih. Dan bayi mulai memberikan

respon terhadap rangkulan, timangan dan berbicara yang kemudian diterima dan dikuatkan

oleh orangtua.

Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat pemeriksaan setelah

postpartum 6 minggu. Orangtua kemudian harus didorong secara terbuka untuk

mendiskusikan jarak kelahiran dan perencanaan. Melihat meningkatkan tuntutan-tuntutan

keluarga dan pribadi yang dibawakan oleh bayi, orangtua perlu menyadari bahwa

kehamilan dengan jarak rapat dan sering dapat berbahaya bagi ibu, dan juga ayah, saudara

bayi, dan unit keluarga.

Tahap siklus kehidupan ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga

besar dan dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan

membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya, meskipun kakek nenek

dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun kemungkinan

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-harapan yang ada antar

generasi tersebut.

Meskipun pentingnya memiliki jaringan sosial atau sistem pendukung sosial

untuk mencapai kepuasan dan perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda

perlu mengetahui kapan mereka butuh bantuan dan dari siapa mereka harus menerima

bantuan tersebut dan juga kapan mereka harus menggantungkan diri pada sumber-sumber

dan kekuatan merek sendiri (Duvall, 1977).

Hubungan perkawinan yang kokoh dan bergairah sangat penting bagi stabilitas

dan moral keluarga. Hubungan suami istri yang memuaskan akan memberikan pasangan

dengan kekuatan dan tenaga “bagi” bayi dan satu sama lain. Tuntutan-tuntutan dan

tekanan-tekanan yang bertentangan, seperti antara loyalitas ibu terhadap bayi dan

terhadap suami, merupakan persoalan dan dapat menyiksa. Tipe konflik semacam ini

dapat menjadi sumber sentral ketidakbahagiaan selama tahap siklus kehidupan ini.

3. Masalah-Masalah Kesehatan.

Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas

yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan

masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak,

keluarga berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum

(gaya hidup).

Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga ini

adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu

yang bekerja, hubungan akan-orangtua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk

penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang

tua.

4. Kemungkinan diagnosa

Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Disfungsi seksual

Gangguan tumbuh kembang

Menyusui tidak efektif

Resiko cidera

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Perubahan penampilan peran

Gangguan komunikasi verbal

5. Peran perawat

Monitor perawatanprenatal dan perujukan untuk masalah-masalah kehamilan

Konselor pada nutrisi prenatal

Konselor pada kebiasaan maternal prenatal

Pendukung amnionsintesis

Konselor pada menyusui

Koordinator dengan layanan pediatrik

Penyelia imunisasi

Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial

B. KONSEP KEPERAWATAN

1. Tahap Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber

informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :

a. Wawancara keluarga

b. Observasi fasilitas rumah

c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)

d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.

Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi Keluarga

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang

terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

7) Suku Bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku

bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat

mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg

dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk

mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan

mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga

ini.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

c) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi

riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota

keluarga, perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan penyakit (status

imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta

pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

d) Riwayat keluarga sebelumnya

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan

istri.

c. Pengkajian lingkungan

a) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah

ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah

tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang

digunakan serta denah rumah.

b) Karateristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang

meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,

budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.

c) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah

tempat.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta

perkumpulan keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.

e) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga

yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.

Fasilitas mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota

keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur Keluarga

a) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.

b) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain

untuk merubah perilaku.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

c) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal

maupun informal.

d) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang

berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi Keluarga

a) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki

dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga

lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

b) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,

sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.

c) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan

keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan

perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5

tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap

anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan

dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

Hal-hal yang di kaji sejauh mana keluaarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan keluarga adalah:

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang

perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari

masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor

penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yg tepat, hal yang perlu dikaji adalah:

- Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah

- Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga

- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami

- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit

- Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan

- Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada

- Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

- Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah

Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya

(sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)

- Sejauh mana keluar mengetahui tentang sifat dan perkembangan

perawatan yang di butuhkan

- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan

untuk perawatan

- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga

(anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial,

fasilitas fisik, psikososial)

- Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit

Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan

rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:

- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber keluarga yang dimiliki

- Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan

lingkungan

- Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi

- Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga

Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas /pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan

- Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari

fasilitas kesehatan

- Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas

kesehatan

- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga

kesehatan

- Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga

d) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

1) Berapa juamlah anak

2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

3) Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh

anggota keluarga

e) Fungsi Ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:

1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam

upaya peningkatan status kesehatan keluarga

f) Stress dan Koping keluarga

1) Stresor Jangka pendek dan panjang

stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan

Stresor jangka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap

situasi /stressor

3) Strategi koping yang di gunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

4) Strategi adaptasi disfungsional

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila

menghadapi permasalahan

g) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di

gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.

h) Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas

kesehatan yang ada.

2. Tahap Diagnosa

a. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan

berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:

1) Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan

kesehatan.

2) Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya

lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi

tumbuh kembang yang tidak adekuat.

3) Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan

keluarga dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial

(sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.

b. Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya,

1978).

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah         Skala:          Aktual (Tidak/Kurang sehat) 3

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

          Ancaman kesehatan          Keadaan Sejahtera

21

1

2. Kemungkinan Masalah         Skala:          Mudah          Sebagian          Tidak dapat

210

2

3. Potensial Masalah untuk Dicegah         Skala:          Tinggi          Cukup          Rendah

321

1

4. Menonjolnya Masalah         Skala:          Masalah berat harus segera ditangani          Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani          Masalah tidak dirasakan

210

1

Skoring:

Tentukan skor untuk setiap kriteria. Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan

kalikanlah dengan bobot.

Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:

1) Kriteria 1:

Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena

yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan

oleh keluarga.

2) Kriteria 2:

Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya

faktor2 sebagai berikut:

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani

masalah.

Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu

Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat:

dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan

masyarakat.

3) Kriteria 3:

Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .

Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada

Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam

memperbaiki masalah.

Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah

potensi untuk mencegah masalah.

4) Kriteria 4:

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana

keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang

terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

3. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup

tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan

standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan

keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan

mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap

keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:

Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan dengan cara:

a. Memberikan informasi

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

c. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

d. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan

cara:

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan

menjadi sehat, dengan cara:

- Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga

- Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin

5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan

cara:

- Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada

- Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5. Tahap Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk

melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang

sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali

kunjungan ke keluarga. Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu

dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:

a) S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

b) O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

c) A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang

terkait dengan diagnosis.

d) P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada

tahapan evaluasi .

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK BARU LAHIR.docx

e) Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif

adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan

evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.