ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S … · Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.S … · Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk...
i
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA
Ny.S UMUR 28 TAHUN P2 A0 AKSEPTOR KB IUD
DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS
MOJOGEDANG 1 KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Trisna Untari Safitri
NIM B13043
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA
Ny.S UMUR 28 TAHUN P2 A0 AKSEPTOR KB IUD
DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS
MOJOGEDANG 1 KARANGANYAR
Diajukan oleh :
Trisna Untari Safitri
NIM B13043
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :
Pembimbing
Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes
NIK.200685025
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA
Ny.S UMUR 28 TAHUN P2 A0 AKSEPTOR KB IUD
DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS
MOJOGEDANG 1 KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Trisna Untari Safitri
NIM B13 043
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal :
PENGUJI I PENGUJI II
Kartika Dian L, SST., M.Sc Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes
NIK. 201188093 NIK.200685025
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK 201188093
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny. S Umur 28 Tahun
P2 A0 Akseptor KB IUD dengan Spotting Di Puskesmas Mojogedang I
Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir
sebagai syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Anis Nurhidayati, SST., M.Kes selaku Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Dr. Indarwati Budiastuti selaku Ketua Puskesmas yang telah memberikan izin
kepada penulis dalam pengambilan kasus.
5. Seluruh dosen dan staff Program Studi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisanKarya Tulis Ilmiah.
7. Teman-teman mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang telah membantu
hingga tersusunnyaKarya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunanKarya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
v
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis
harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Trisna Untari Safitri
B13043
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA
Ny.S UMUR 28 TAHUN P2 A0 AKSEPTOR KB IUD
DENGAN SPOTTING DI PUSKESMAS
MOJOGEDANG 1 KARANGANYAR
xiii + halaman + lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Metode kontrasepsi IUD (Intra Uterin Device) merupakan suatu
alat atau benda yang dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel
dan berjangka panjang,dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif. Salah
satu efek samping KB IUD asalah spotting.Spotting adalah keluarnya darah dari
vagina di luar siklus haid yang sedikit berupa bercak-bercak.Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Mojogedang I Karanganyar pada
tanggal 16 November 2015, diperoleh data pada bulan Oktober 2014 sampai
Oktober 2015, terdapat 187 akseptor KB IUD dan54 orang diantaranya
mengalami spotting.
Tujuan : Melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S Umur
28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting dengan menggunakan
managemen asuhan kebidanan 7 langkah varney. Metode Penelitian : Jenis studi kasus ini adalah laporan studi kasus denganmetode
deskriptif. Lokasi pengambilan kasus di Puskesmas Mojogedang I Karanganya.
Subyek studi kasus yaitu Ny. S Akseptor KB IUD dengan Spotting. Studi kasus ini
dilaksanakan pada tanggal 20-26 April 2016. Instrumenyang digunakan dalam
pengambilan data studi kasus ini menggunakan format asuhan kebidanan Keluarga
Berencana. Teknik pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder.
Hasil Studi Kasus : Pada kasus Ny. S hasil dari asuhan yang diberikan selama 7 hari
yaitu : spotting sudah sembuh, ibu bersedia untuk tetap menjaga personal hygiene
pada daerah kemaluannya, ibu bersedia untuk tetap menggunakan KB IUD, ibu
bersedia kontrol 3 bulan lagi, ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
Kesimpulan : setelah dilakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada akseptor KB IUD
dengan spotting serta tidak ada kesenjangan antara teori dan pelaksanaan studi kasus
selama 6 hari pasien sudah sembuh.
Kata Kunci : asuhan kebidanan, keluarga berencana, akseptor, spotting
Kepustakaan : 21 literatur (tahun 2006 – 2016)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Jika ingin hidup mulia janganlah menjadi beban orang lain, tetapi
berusahalah meringankan beban saudaramu yang lain.
2. Tiada yang memiliki kebanggan kecuali orang yang berilmu, mereka
selaalu memberikan petunjuk kkepada orang yang membutuhkan.
PERSEMBAHAN
1. Puji serta syukur kepada Allah SWT, Taburan cinta dan kasih sayang-Mu
telah memberikanku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia
serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
2. Bapak Ibu Tercinta Beserta Keluarga Besarku
Bapak-Ibu terimakasih karena telah merawat dengan penuh kasih sayang,
segala dukungan, membuat trisna termotivasi, selalu mendoakan disetiap
sujudmu kepada Sang Maha Esa, selalu menasehati agar menjadi lebih baik,
selalu memberikan trisna semangat dan cinta kasih yang tiada terhingga, yang
tiada mungkin bisa
3. Untuk orang yang selalu menemani dan mendampingiku (Ilham cahyadi
prasetyo, S.Pd), untuk sahabat-sahabtku tersayang (Astrid Wanodyatami
Nadiano, Sekar tani, Martina Octadyva, dan lala puri) dan semua teman-
teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkata
2013
4. Pembimbing KTIku Ibu Anis Nurhidayati, SST., M.Kes terima kasih telah
membimbing penulis sehingga terwujud Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Pembimbing Akademik Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes terima kasih
bimbingannya selama ini
6. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Trisna Untari Safitri
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 13 Maret 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tunggul Sari, 01/06, Pojok, Mojogedang, KRA
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 02 Pojok Lulus tahun 2007
2. SMP Negeri 2 Mojogedang Lulus tahun 2010
3. SMA Negeri 2 Karanganyar Lulus tahun 2013
4. Stikes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii KATA PENGANTAR .............................................................................. iv INTISARI ................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... vii CURRICULUM VITAE ........................................................................ viii DAFTAR ISI ............................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................... 8
1. Keluarga Berencana.............................................................. 8
2. Kontrasepsi IUD ................................................................... 8
3. Spotting .............................................................................. 13
B. Teori Asuhan Kebidanan ......................................................... 15
C. Landasan Hukum ..................................................................... 32
x
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ..................................................................... 33
B. Lokasi Studi Kasus .................................................................. 33
C. Subyek Studi Kasus ................................................................. 33
D. Waktu Studi Kasus .................................................................. 34
E. Instrumen Studis Kasus ........................................................... 34
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 34
G. Alat-alat yang dibutuhkan ....................................................... 37 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ........................................................................ 39
B. Pembahasan ............................................................................. 55 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk Kepala
KESBANGPOL
Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk Kepala
BAPPEDA
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk Kepala DKK
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin pengambilan Kasus Untuk Kepala Puskesmas
Mojogedang 1 Karanganyar
Lampiran 6. Surat Balasan pengambilan Kasus Dari Kepala KESBANGPOL
Lampiran 7. Surat Balasan pengambilan Kasus Dari Kepala BAPPEDA
Lampiran 8. Surat Balasan pengambilan Kasus Dari Kepala DKK
Lampiran 9. Surat Balasan pengambilan Kasus Untuk Kepala Puskesmas
Mojogedang 1 Karanganyar
Lampiran 10. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 11. Surat Persetujuan Menjadi Pasien (Informed Consent)
Lampiran 12. Lembar Observasi
Lampiran 13. Satuan Acara Penyuluhan Personal Hygiene
Lampiran 14. Satuan Acara Penyuluhan Efek Samping KB IUD
Lampiran 15. Satuan Acara Penyuluhan Gizi Seimbang Wanita Usia Produktif
Lampiran 16. Lembar Dokumentasi
Lampiran 17.Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas sumber
daya manusia dengan kelahiran 5.000.000 pertahun ( Manuaba dkk, 2010).
Pertumbuhan penduduk di Indonesia berkisar antara 2,15% pertahun hingga
2,49% pertahun (Handayani, 2010). Upaya pemerintah untuk mengatasi
pertumbuhan penduduk adalah dengan mengadakan program Keluarga
Berencana (KB). Menurut UU No 10 Tahun 1991 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera , program KB adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahterahan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera
(Purwoastuti dan Walyani, 2015). Menurut Noviawati dan Sujiyatini (2009),
tujuan umum Keluarga Berencana (KB) adalah untuk memenuhi perintah
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang berkwalitas,
menurunkan tingkat/angka kematian ibu bayi dan anak serta menanggulangi
masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
berkwalitas.
Berdasarkan data dari BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional) pada tahun 2014 tercatat jumlah peserta KB (Keluarga
Berencana) aktif 29.714.498 peserta, pengguna KB suntik sebanyak
2
15.988.541 (53.8%) peserta, Pil sebanyak 6.536.870 (22%) peserta, Implant
sebanyak 2.256.727 (7.6%) peserta, IUD (Intra Uterine Device) sebanyak
2.020.490 (6.8%) peserta, MOW (Medis Operatif Wanita) sebanyak
1.663.930 (5.6%) peserta, Kondom sebanyak 1.099.380 (3.7%) peserta, MOP
(Medis Operatif Pria) sebanyak 148.560 (0.5%) peserta (BKKBN, 2014).
Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi yang
diperoleh dari data BKKBN Provinsi Jawa Tengah tahun 2014, jumlah
akseptor KB aktif sebanyak 5.368.348 peserta. Dengan rincian penggunaan
kontrasepsi suntik 3.033.703 (56.51%) peserta, Pil 795.055 (14.81%) peserta,
Implant 602.276 (11.22%) peserta, Intra Uterine Device (IUD) 472.217
(8.80%) peserta, Medis Operatif Wanita (MOW) 285.556 (5.32%) peserta,
Medis Operatif Pria (MOP) 53.669 (1.00%) peserta dan Kondom 125.872
(2.34%) peserta(BKKBN JATENG, 2014).
Data yang diperoleh dari BKKBN alat kontrasepsi IUD menduduki
urutan nomor 4 (BKKBN JATENG, 2014). Metode kontrasepsi IUD (Intra
Uterin Device) merupakan suatu alat atau benda yang dimasukkan kedalam
rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang,dapat dipakai
oleh semua perempuan usia produktif(Handayani, 2010). Efek samping
penggunaan KB IUD, yaitu Perdarahan bercak diluar haid (spotting), dan
perdarahan menoragia atau metroragia, ekspulsi, nyeri dan mules, keputihan,
dismenorea (nyeri selama haid), dispareunia (nyeri sewaktu koitus), infeksi
translokasi (Mochtar, 2012).
3
Spotting adalah keluarnya darah dari vagina di luar siklus haid yang
sedikit berupa bercak-bercak (Sulistyawati, 2014). Apabila spotting cukup
mengganggu misalnya spotting tidak berhenti dalam waktu yang lama,
spotting dapat membuat ibu merasa cemas karena mengeluarkan darah dari
vaginanya secara terus menerus dan dapat menyebabkan anemia, maka ibu
perlu diberikan KIE penjelasan penyebab terjadinyaspotting dan gangguan
haid berlebihan memang akan terjadi pada tiga bulan pertama pemakaian
IUD, bahkan terjadi perdarahan maka perlu diberi preparat besi dan anjurkan
pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi untuk
mencegah terjadinya anemia.
Berdasarkan studi pendahuluan tentang Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana Pada Ny. S Umur 28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD dengan
Spotting di Puskesmas Mojogedang I Karanganyar pada tanggal 16
November 2015, diperoleh data pada bulan Oktober 2014 sampai Oktober
2015, terdapat 1032 akseptor, yaitu akseptor KB suntik 420 orang (40.7%),
KB Pil 209 orang (20.3%), IUD 187 orang (18.1%), Implant 160 orang
(15.5%), Kondom 56 orang (5.4%). Berdasarkan data dari study pendahuluan
diatas akseptor KB IUD berada pada urutan ke 3. Dari 187 akseptor KB IUD,
92 diantaranya mengalami keluhan yaitu spotting 54 orang (58.7%),
menoragia 21 orang (22.9%), keputihan 10 orang (10.8%) dan erosi porsio 7
orang (7.6%).
4
Berdasarkan data yang diperoleh di atas jumlah akseptor KB IUD
dengan spotting masih sangat tinggi. Oleh kerena itu penulis tertarik untuk
melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
pada Ny S Umur 28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting Di
Puskesmas Mojogedang 1 Karanganyar”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah pada studi kasus ini
adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.S Umur
28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting Di Puskesmas
Mojogedang 1 Karanganyar?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Pada Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting
dengan menggunakan managemen asuhan kebidanan 7 langkah varney
sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu:
1) Melakukan pengkajian dan analisis data Pada Ny.S Umur 28
Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting .
5
2) Menginterpretasikan data, meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan ibu Pada Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0 Akseptor KB
IUD Dengan Spotting .
3) Merumuskan diagnosa potensial Pada Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0
Akseptor KB IUD Dengan Spotting .
4) Mengidentifikasi perlunya antisipasi atau tindakan segera Pada
Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting .
5) Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan Ny.S Umur 28
Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Pada Ny.S Umur 28
Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting.
7) Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan Ny.S Umur
28 Tahun P2 A0 Akseptor KB IUD Dengan Spotting.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus nyata
di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi penulis
Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan pengalaman nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan Pada Akseptor KB IUD Dengan Spotting.
2. Bagi Profesi
Dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengembangan asuhan kebidanan, serta
6
meningkatkan keterampilan dalam memberikan dan melaksanakan
asuhan kebidanan.
3. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi
banding dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD
dengan spotting.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai tambahan referensi mengenai asuhan kebidanan
pada akseptor KB IUD dengan spotting.
E. Keaslian
Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD dengan spotting sudah pernah
dilakukan oleh mahasiswa :
1. Erni Wahyuni (2014), STIKes Kusuma Husada Surakarta, dengan
judul “ asuhan kebidanan pada Ny. K Umur 24 Tahun P1 A0,
Akseptor KB IUD dengan spotting di BPS Anik Suroso Mojosongo
Surakarta”. Studi kasus menggunakan metode deskiptif. Keluhan yang
dialami ibu yaitu mengeluarkan bercak darah dari vaginanya diluar
menstruasinya sejak 3 hari yang lalu yaitu tanggal 13 april 2014
sampai dengan sekarang.Terapi etinilestradiol 2x1 dosis 0,2 mg, tablet
Fe 1x1 10 tablet sudah diberikan kepada ibu, ibu bersedia kontrol 3
bulan lagi untuk pemeriksaan IUDnya, ibu bersedia untuk
mengkonsumsi makanan bergizi. Hasil dari asuhan yang diberikan
7
selama 14 hari yaitu : spooting sudah sembuh, ibu bersedia untuk tetap
menjaga personal hygiene pada daerah kemaluannya, ibu bersedia
untuk tetap menggunakan KB IUD.
2. Agustianingsih H (2011), Akbid Citra Medika Surakarta, dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ny. F Akseptor KB IUD Tipe copper T 380
A dengan spotting di Puskesmas Tasikmadu Karanganyar”. Keluhan
yang ibu rasakan yaitu mengeluarkan bercak darah dari vaginanya
diluar menstruasi. Asuhan yang diberikan terapi pil kombinasi 7 hari
dan masalah gangguan rasa nyaman dan cemas yang dialami Ny. F
dapat teratasi dengan pemberian KIE vulva hygiene. Dari hasil asuhan
yang diberikan yaitu spotting dapat disembuhkan pada hari ke 7 dan
ibu tetap memakai KB IUD.
Persamaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang penulis
lakukan yaitu tentang IUD dengan spotting sedangkanperbedaannya
pada waktu, subyek, lokasi studi kasus dan asuhan yang diberikan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Keluarga Berencana
a. Definisi
Keluarga Berencana merupakan usaha suami-istri untuk
mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang
dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
2. Kontrasepsi
a. Pengertian Kontrasepsi
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015),kontrasepsi terdiri
dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi (pertemuan
antara sel telur yang telah matang dengan sel sperma), maka
kontrasepsi dapat diartikan sebagai cara untuk mencegah
pertemuan antara sel telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi
pembuahan dan kehamilan.
Menurut Mulyani dan Rinawati (2013), kontrasepsi yaitu
pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding
rahim.
9
b. Syarat Kontrasepsi
Menurut Sofian (2011), kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
1) Aman pemakaiannya dan dipercaya.
2) Tidak ada efek samping yang merugikan.
3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
4) Tidak mengganggu hubungan persetubuhan.
5) Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat
selama pemakaian.
6) Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit.
7) Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat,
8) Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
c. Efektifitas Kontrasepsi
Menurut Sofian (2011), efektivitas kontrasepsi adalah :
1) Efektifitas klinis (Clinical Effectiveness) adalah keunggulan
cara kontrasepsi tertentu dalam mencegah terjadinya
kehamilan.
2) Efektifitas kontrasepsi (Contraceptive Effectiveness) adalah
keunggulan cara kontrasepsi tertentu dalam mencegah
kehamilan dalam kenyataan penggunaan sehari-hari.
d. Faktor-faktor yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi
Menurut Varney dkk (2006), faktor yang berperan dalam pemilihan
kontrasepsi adalah :
10
1) Faktor sosial-budaya
2) Faktor pekerjaan dan ekonomi
3) Faktor keagamaan
4) Faktor hukum
5) Faktor fisik
6) Faktor hubungan
7) Faktor psikologis
8) Status kesehatan saat ini dan riwayat genetik
e. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Handayani (2010), macam-macam metode kontrasepsi,
antara lain sebagai berikut :
1) Kontrasepsi Metode Sederhana
a) Tanpa Alat
(1) KB alamiah (KBA)
(a) Metode kalender
Metode kalender adalah metode yang digunakan
berdasarkan masa subur dimana harus menghindari
hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi
pada hari ke 8-19 siklus menstruasinya.
(b) Metode suhu basal
Metode suhu basal adalah metode kontrasepsi yang
dilakukan dengan mengukur suhu tubuh untuk
11
mengetahui suhu tubuh basal, untuk menentukan
masa ovulasi.
(c) Metode lendir servik
Metode lendir servik adalah metode dengan
menghubungkan pengawasan terhadap perubahan
lendir servik wanita yang dapat dideteksi di vulva.
(d) Metode sympto termal
Metode sympto termal adalah metode yang
dilakukan dengan mengamati perubahan lendir
servik dan perubahan suhu badan tubuh.
(2) Metode Amenorhea Laktasi
Metode amenorhea laktasi adalah metode yang
mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif, atau hanya diberikan ASI saja tanpa
pemberian makanan tambahan atau minuman apapun.
(3) Coitus Interuptus (senggama terputus)
Coitus interuptus adalah metode kontrasepsi dimana
senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intra-
vagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksterna.
b) Dengan Alat
(1) Kondom
Kondom adalah selubung/sarung yang terbuat dari
berbagai bahan karet yang terbuat dari berbagai bahan
12
diantaranya latek (karet), plastik (vinil) atau bahan
alami (produk hewani).
(2) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk cembung, terbuat dari
lateks (karet) yang dimasukkan kedalam vagina sebelum
melakukan hubungan seksual dan menutupi servik.
(3) Spermiside
Spermiside adalah zat-zat kimia yang kerjanya
melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sebelum
spermatozoa bergerak kedalam traktus genetalia interna.
Spermiside terdiri dari aerosol, busa, tablet vagina,
suppositoria, krim.
2) Kontrasepsi Metode Modern
a) Kontrsepsi hormonal
(1) Pil oral kombinasi
Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang berisi
hormon sintesis estrogen dan progestreon.
(2) Pil progestin
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi
hormon sintesis progesteron.
(3) Suntikan kombinasi
Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang
berisi hormon sintesis estrogen dan progesteron.
13
(4) Suntikan progestin
Suntikan progestin merupakan kontrasepsi suntikan
yang berisi hormon progesteron.
(5) Implant
Implant merupakan alat kontrasepsi yang berupa susuk
yang terbuat dari sejenis karet silastik yang berisi
hormon, dipasang pada lengan atas.
(6) Intra Uteri Device (IUD)
IUD merupakan alat kontrasepsi yang dimasukan
kedalam rahim untuk tujuan kontrasepsi.
3) Metode Kontrasepsi Mantap
a) Medis Operatif Pria (MOP)
MOP adalah suatu metode kontrasepsi operatif minor pada
pria yang sangat aman, sederhana dan sangat efektif,
memakan waktu operasi yang singkat dan tidak
memerlukan anastesi umum.
b) Medis Operatif Wanita (MOW)
MOW adalah suatu tindakan pada kedua saluran telur yang
mengakibatkan seorang wanita tidak akan mendapatkan
keturunan lagi.
14
3. Kontrasepsi IUD
a. Pengertian
IUD (Intra Uterin Device) adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam,
terdiri dari plastic (polyethelen) (Suratun, 2013).
IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan
kedalam rahim yang sangat efektif, reversibel dan berjangka
panjang,dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif
( Handayani, 2010).
b. Cara kerja
Menurut sarwono (2011), cara kerja kontrasepsi IUD, yaitu:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri.
3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma masuk kedalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk fertilisasi.
4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
c. Efektivitas kontrasepsi IUD
Menurut sarwono (2011), efektivitas IUD sangat tinggi
yaitu antara 0,6 % - 0,8 % kehamilan per 100 perempuan dalam 1
tahun peertama (1 kegagalan 125-170 kehamilan).
15
Menurut Mochtar (2012), efektifiatas IUD untuk mencegah
kehamila cukup tinggi dalam jangka waktu yang lama. Angka
kehamilan pada pemakaian IUD berkisar antara 1,5-3 per 100
wanita pada tahun pertama, dan angka tersebut menjadi lebih
rendah pada tahun-tahun berikurnya.
d. Jenis-jenis IUD
Menurut Proverawati,dkk (2010) jenis IUD yang bayak
digunakan di Indonesia antara lain:
1) Copper-T
IUD jenis iniberbentuk huruf T, terbuat dari bahan polyethelen
dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga
halus.
2) Copper-7
IUD jenisini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk
memudahkan pemasangan.
3) Multi Load
IUD jenis ini terbuat dari polyethelen dengan kedua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel.
4) Lippes Loop
IUD jenis ini terbuat dari bahan polyethelen berbentuk spiral
atau huruf S bersambung.
16
e. Keuntungan dan Kerugian Pemakaian Kontrasepsi IUD
Menurut sarwono (2011), keuntungan pemakaian IUD adalah
sebagai berikut :
1) sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
2) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT – 380A
dan tidak perlu diganti.
4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6) Tidak mengurangi kualitas dan volume ASI.
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
8) Membantu mencegah kehamilan
Menurut sarwono (2011), kerugian pemakaian IUD , yaitu:
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan
akan berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak.
3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4) Saat haid lebih sakit.
5) Tidak menegah Infeksi Menular Seksual (IMS) Termasuk
Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune Deficiency
Syndrome (HIV/AIDS).
6) Tidak bisa digunakan pada perempuan dengan Infeksi Menular
Seksual (IMS) yang sering berganti pasangan.
17
f. Indikasi penggunaan IUD
Menurut Sarwono (2011), yang diperbolehkan menggunakan IUD,
antara lain :
1) Usia produktif (19-35 tahun)
2) Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang.
3) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
4) Setelah melahirkan dan menyusui bayinya.
5) Tidak menghendaki metode hormonal
6) Tidak menyukai atau mengingat-ingat minum pil setiap hari.
g. Kontraindikasi penggunan IUD
Menurut Varney (2007) yang tidak boleh menggunakan IUD,
antara lain :
1) Hamil atau diduga hamil
2) Riwayat atau keberadaan penyakit katup jantung (
kontraindikasi Karena penderita penyakit ini rentan terhadap
endokarditis bacterial)
3) Keberadaan mioma uteri, malformasi kongenetal dan anomaly
perkembangan yang dapat mempengaruhi rongga uterus.
4) Diketahui atau dicurigai alergi terhadap tembaga atau penyakit
Wilson ( penyakit genetik diturunkan yang mempengaruhi
metabolisme tembaga sehingga mengakibatkan penumpukan
tembaga diberbagai organ).
18
5) Ukuran uterus dengan alat periksa (sonde uterus) berada diluar
batas yang ditetapkan pada petunjuk terbaru tentang cara
memasukkan IUD (sesuai dengan pernyataan ini, uterus harus
terekam dalam kedalaman 6 cm- 9 cm).
6) Resiko tinggi penyakit menular seksual (misalnya, pasangan
seksual yang bergganti-ganti, atau pasangan yang memiliki
pasangan seksual yang berganti-ganti).
h. Efek samping pemakaian kontrasepsi IUD
1) Perdarahan
Dapat terjadi perdarahan pasca-insersi, bercak diluar haid
(spotting), dan perdarahan menoragia atau metroragia
(Mochtar, 2012).
2) Ekspulsi
Sering dijumpai pada 3 bulan pertama setelah insersi. Setelah 1
tahun angka ekspulsi akan berkurang. Ekspulsi biasanya terjadi
sewaktu sedang haid (Mochtar, 2012).
3) Nyeri dan mules
Kejang, nyeri dan mulas-mulas serta pegal pinggang biasanya
terjadi sehabis insersi IUD (Intra Uterin Device). Keluhan-
keluhan tadi pada umumnya akan hilang pada bebrapa hari
sampai beberapa minggu (Mochtar, 2012).
19
4) Keputihan
Keputihan berlebihan mungkin disebabkan oleh reaksi organ
genetalia terhadap benda asing dalam beberapa bulan pertama
setelah insersi (Mochtar, 2012).
5) Dismenorea (nyeri selama haid)
Tidak semua wanita yang memakai IUD akan mengalami nyeri
haid. Biasanya, hanya wanita yang sebelumnya memang sering
mengeluh nyeri sewaktu haid yang mengalaminya
(Mochtar, 2012).
6) Dispareunia (nyeri sewaktu koitus)
Jarang wanita mengalaminya, biasanya, pihak suami yang
mengeluh sakit karena benang yang terlalu panjang atau cara
memotong benang yang seperti bambu runcing
(Mochtar, 2012).
7) Infeksi
Radang panggul (pelvic inflammatory disease = PID) dijumpai
dapa sekitar 2% akseptor pada tahun pertama pemakaian, tetapi
infeksi tersebut bersifat ringan. IUD tidak perlu dicabut karena
dapat ditangani dengan pemberian antibiotik (Mochtar, 2012).
8) Translokasi
Translokasi IUD sebagian atau seluruhnya, kedalam rongga
perut umumnya terjadi karena adanya perforasi uterus. Hal
tersebut sering terjadi pada waktu insersi IUD yang kurang hati
20
hati, atau karena adanya lokus minoris pada dinding rahim,
atau pada waktu pengeluaran yg sulit (Mochtar, 2012).
4. Spotting
a. Pengertian
Menurut Mochtar (2012) spotting adalah bercak diluar haid.
Sedangkan menurut Sulistyawati (2014) spotting adalah
perdarahan yang berupa tetesan.
b. Penyebab
Menurut Sulistyawati (2012) penyebab spotting, antara lain:
1) Diperkirakan karena kerja enzim yang berkonsentrasi
dijaringan selaput lender rahim (endometrium). Enzim ini
bersifat fibrinolitik (menghancurkan fibrin).
2) Faktor mekanik, yaitu perlukaan selaput lender rahim karena
konsentrasi disebabkan karena adanya ketidakserasian antara
besarnya IUD dan rongga rahim.
c. Penanganan kasus spotting
Menurut Sarwono (2011), penanganannya yaitu :
1) Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan pada tahun
pertama.
2) Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin
melanjutkan pemakaian IUD dapat diberikan pil kombinasi
satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
21
3) Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis.
4) Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet
pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan
satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 µg
etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-
21 hari.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Managemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta keterampilan dalam
rangkaian/ tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien.( Sulistyawati, 2013)
2. Langkah Manajemen Kebidanan
Proses managemen kebidanan menurut sulistyawati (2009), terdiri
dari 7 langkah yaitu: mengumpulkan semua data, menginterpretasi
data, mengidentifikasi, menetapkan tindakan segera, menyusun
rencana asuhan, pelaksanaan dan mengevaluasi.
a. Langkah I : Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan
dengan kondisi pasien.
22
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang diperoleh dari hasil bertanya
dari pasien, suami atau keluarga. (Elizabeth,2015).
a) Identitas Klien dan suami menurut Walyani (2015)
(1) Nama Istri/Suami
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk
memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak
terlihat kaku dan lebih akrab.
(2) Umur
Umur perlu diketahui apakah klien dalam kondisi
beresiko atau tidak.
(3) Suku/bangsa/etnnis/keturunan
Dalam rangka memberikan perawatan yang peka
budaya kepada klien.
(4) Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan berbagai praktik
terkait agama yang harus diobservasi
(5) Pekerjaan
Untuk mengetahui apakah klien dalam keadaan utuh.
(6) Alamat
Untuk memudahkan saat mengadakan kunjungan
kepada klien.
23
b) Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah alasan kenapa klien datang ke
tempat bidan. Hal ini disebut tanda dan gejala. Ditulis
sesuai dengan yang diungkapkan pasien serta tanyakan
sejak kapan hal tersebut dikeluhkan oleh pasien
(Astuti, 2012). Pada kasus akseptor KB IUD dengan
spotting mengeluh mengeluarkan bercak darah diluar siklus
menstruasi (Sulistyawati, 2013).
c) Data Kebidanan
Data ini perlu diketahui oleh tenaga kesehatan sebagai data
acuan pasien mengalami penyulit (Sulistyawati, 2013).
(1) Riwayat Perkawinan
Ini penting untuk dikaji karena dari data ini kita akan
mendapatkan gambaran mengenai rumah tangga
pasangan (Sulistyawati, 2013).
(2) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kedaan dasar dari organ
reproduksinya. Beberapa data yang harus diperoleh dari
riwayat menstruasi antara lain sebagai berikut :
menarche, siklus, volume, keluhan (Sulistyawati, 2013).
(3) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu
Menurut (Astuti,2012), meliputi :
24
(a) Kehamilan
Jumlah kehamilan dan kelahiran G (Gravida), P
(Para) dan A (Abortus).
(b) Persalinan
Jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan,
lamanya melahirkan dan cara melahirkan.
(c) Nifas
Apakah mengalami perdarahan, infeksi dan baimana
proses laktasi.
(d) Anak
Mencakup berat bayi sewaktu lahir, adakah kelainan
bawaan bayi, jenis kelamin, keadaan bayi saat
dilahirkan hidup atau mati.
(4) Riwayat KB
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan :
jenis kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti, lama
menggunakan kontrasepsi (Astuti, 2012).
(5) Riwayat Kesehatan
(a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), Untuk
mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang
25
diderita pasien saat ini yang ada hubungannya
dengan penggunaan KB
(b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Untuk mengetahui apakah ibu pernah menderita
penyakit akut seperti jantung, DM, Hipertensi dan
Asma (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh
penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(d) Riwayat keturunan kembar
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada
yang mempunyai riwayat keturunan kembar
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(e) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah
dilakukan tindakan operasi atau belum (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
d) Kebiasaan sehari-hari
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010) adalah :
1) Pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
26
2) Pola eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna
dan jumlah.
3) Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, dan kebiasaan yang dilakukan sebelum tidur.
4) Pola hygiene
Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah pasien selalu
menjaga kebersihan tubuh terutama daerah genetalia.
5) Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Hal ini
dikaji untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap
kesehatan.
2) Keadaan Psikososial Data Objektif
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang
dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2013).
27
a) Status Generalis
(1) Keadaan umum
Menurut Sulistyawati (2013), Keadaan umum untuk
mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan baik
atau lemah
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat melakukan pengkajian tingkat
kesadaran mulai dari keadaan composmentis (kesadaran
maksimal) sampai dengan koma (tidak dalam keadaan
sadar) (Sulistyawati, 2013).
(3) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah pasien normal atau
tidak. Tekanan darah normal, sistolik berkisar antara
110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70
sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
(b) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5-
37,2 0C (Astuti, 2012).
28
(c) Nadi
Menurutr Ambarwati dan Wulandari (2010), Untuk
mengetahui denyut nadi ibu. Nadi normal berkisar
atara 60 – 80 x/menit
(d) Respirasi
Untuk mengetahui perafasan ibu normal atau tidak,
pernafasan normal berkisar 20 – 30 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(e) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu (Astuti, 2012)
(f) Berat badan
Dikaji untuk mengetahui perubahan berat badan
atau tidak (Astuti, 2012).
b) Pemeriksaan Sistemik
(1) Inspeksi
(a) Rambut
Untuk mengetahui warna, kebersihan dan rambut
mudah rontok atau tidak (Sulistyawati, 2013).
(b) Muka
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak,
pigmentasi dan kesimetrisan (Astuti, 2012).
29
(c) Mata
Untuk mengetahui apakah konjungtiva warna
merah muda, sklera warna putih, kebersihan,
kelainan dan gangguan penglihatan seperti rabun
jauh/dekat (Sulistyawati, 2013).
(d) Hidung
Untuk mengetahui kebersihan hidung, ada polip
atau tidak, dan alergi debu atau tidak (Sulistyawati,
2013).
(e) Telinga
Untuk mengetahui kebersihan telinga dan ada
gangguan pendengaran atau tidak (Sulistyawati,
2013).
(f) Mulut
Untuk mengetahui keadaan bibir pecah-pecah atau
tidak, kebersihan lidah, kebersihan gigi dan gigi
ada caries atau tidak (Sulistyawati, 2013).
(g) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
limfe dan pembesaran kelenjar parotis
(Sulistyawati, 2013).
30
(h) Mammae
Untuk mengetahui buah dada simetris/tidak,
konsistensi, pembengkakan, puting menonjol atau
tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(i) Axilla
Untuk mengetahui ada pembesaran atau tidak dan
ada nyeri tekan atau tidak (Sujiyatini dkk, 2009).
(2) Palpasi
(a) Muka
MukaUntuk mengetahui ada oedema atau tidak,
pigmentasi dan kesimetrisan (Astuti, 2012).
(b) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar
limfe dan pembesaran kelenjar parotis
(Sulistyawati, 2013).
(c) Mammae
Untuk mengetahui buah dada simetris/tidak,
konsistensi, pembengkakan, puting menonjol atau
tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(d) Abdomen
Untuk mengetahui bentuk perut, ada tidak luka
bekas operasi, ada tidak strie dan konsistensi
(Sulistyawati, 2013).
31
(e) Genetalia
Untuk mengetahui kebersihan, pengeluaran
pervagina dan tanda-tanda infeksi vagina
(Sulistyawati, 2013). Pada kasus akseptor KB IUD
dengan spotting mengeluarkan bercak darah diluar
siklus menstruasi.
(f) Ektremitas
Untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak,
oedema atau tidak, dan ada varices atau tidak
(Sulistyawati, 2013).
(3) Auskultasi
(a) Tekanan Darah
Untuk mengetahui tekanan darah pasien normal
atau tidak. Tekanan darah normal, sistolik berkisar
antara 110 sampai 140 mmHg dan diastolik antara
70 sampai 90 mmHg (Astuti, 2012).
(b) Nadi
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), untuk
mengetahui denyut nadi ibu. Nadi normal berkisar
atara 60 – 80 x/menit .
c) Data Penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung
diagnosa, apabila diperlukan. Misalnya pemeriksaam Hb,
32
Hematokrit (Ht), leukosit dan golongan darah (Sulistyawati,
2013). Pada kasus akseptor KB IUD dengan spotting
dilakukan pemeriksaan Hb.
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis,
masalah, dan kebutuhan pasien berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang dikumpulkan (Sulistyawati, 2013).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan dapat ditegakkan yang berkaitan
dengan Para, Abortus, anak hidup, umur ibu dan keadaan ibu
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Diagnosa : Ny... umur... tahun... P... A... akseptor KB IUD
dengan spotting.
Data subjektif :
a) Ibu mengatakan bernama Ny...
b) Ibu mengatakan berumur...
c) Ibu mengatakan sudah mempunyai... orang anak dan...
pernah mengalami keguguran.
d) Ibu mengatakan memakai KB IUD sejak...?
e) Ibu mengeluh keluar darah dari vagina diluar siklus haid
yang sedikit berupa bercak-bercak.
33
Data objektif :
(1) Keadaan umum
(2) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
(b) Suhu
(c) Nadi
(d) Respirasi
(3) Genetalia
Pada kasus akseptor KB IUD dengan spotting pasien
megeluarkan bercak darah diluar siklus menstruasi
(Sulistyawati, 2013).
(4) Data penunjang
Pada kasus akseptor KB IUD denga spotting dilakukan
pemeriksaan Hb (Sulistyawati, 2013).
2) Masalah
Masalah perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana
yang menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan
bagaimana seorang pasien itu mengalami kenyataan terhadap
diagnosisnya (Sulistyawati, 2013). Pada kasus akseptor KB
IUD dengan spotting ibu merasa cemas dengan keadaannya.
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2013).
34
Pada kasus akseptor KB IUD dengan spotting pasien perlu
diberikan KIE tentang penyebab terjadinya spotting.
c. Langkah III : Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ini digunakan untuk mengidentifikasi
masalah atau diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati
kondisi klien (Sulistyawati, 2013). Pada kasus akseptor KB IUD
dengan spotting apabila spotting tidak berhenti dalam waktu yang
lama dapat menyebabkan anemia.
d. Langkah IV : Antisipasi Masalah atau Tindakan Segera
Pada langkah ini terkadang bidan dihadapkan pada
beberapa situasi yang memerlukan penanganan segera dimana
bidan harus segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan
pasien, namun kadang juga berada pada situasi pasien yang
memerlukan tindakan segera sementara menunggu instruksi dari
dokter, atau bahkan konsultasi dengan tim kesehatan lainnya
(Sulistyawati, 2013). Pada kasus akseptor KB IUD dengan spotting
pasien perlu diberikan tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia.
e. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini dilakukan rencana tindakan yang
menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan
35
yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti,
serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan
dan tidak diinginkan oleh pasien (Sulistyawati, 2013). Rencana
tindakan yang dapat dilakukan pada asuhan pada akseptor KB IUD
dengan spotting menurut (Sarwono, 2011), adalah :
1) Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada
tahun pertama penggunaan.
2) Beri terapi pada klien bila klien tetap saja mengeluh masalah
perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian IUD dapat diberikan
pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
3) Terangkan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis.
4) Beri terapi pada klien bila terjadi perdarahan lebih banyak dari
biasa, berikan dua tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan
kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat
juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilksanakan secara efisien dan
aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan,
pasien, atau anggota keluarga yang lain (Sulistyawati, 2013). Pada
36
langkah ini bidan melaksanakan langsung tindakan yang telah di
rencanakan pada akseptor KB IUD dengan spotting menurut
(Sarwono, 2011), yaitu:
1) Menjelaskanbahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama
pada tahun pertama penggunaan.
2) Memberiterapi pada klien bila klien tetap saja mengeluh masalah
perdarahan dan ingin melanjutkan pemakaian IUD dapat diberikan
pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800 mg selama 5 hari.
3) Menjelaskan pada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah pil
kombinasi habis.
4) Memberi terapi pada klien bila terjadi perdarahan lebih banyak
dari biasa, berikan dua tablet pil kombinasi selama 3-7 hari dan
kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau dapat
juga diberikan 50 µg etinilestradiol, atau 1,25 mg estrogen equin
konjugasi untuk 14-21 hari.
g. Langkah VII : Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan yang telah diberikan kepada pasien
(Sulistyawati, 2013). Evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor
KB IUD dengan spotting yaitu :
1) Klien sudah tahu bahwa spotting adalah efek samping KB IUD.
2) Ibu tetap menggunakan KB IUD.
37
C. Data Perkembangan
Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan
kebidanan pada ibu KB ini menggunakan SOAP, yaitu :
S : Subyektif
Berisi data dari pasien melalui anamnesis atau hasil bertanya
pada klien, suami atau keluarga (Elizabeth, 2015).
O : Obyektif
Berisi data dari hasil analisa dan pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung assesment (Elizabeth, 2015).
A : Assesment atau Analisa
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah.
b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan
evaluasi berdasarkan assesment (Elizabeth, 2015).
D. Landasan Hukum
Menurut Permenkes Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang izin
penyelenggaraan praktek Bidan, dalam kasus ini bidan berwenang untuk :
38
1. Pasal 9, Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana
2. Pasal 12, Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksut pasal 9
huruf c, berwenang untuk :
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
3. Pasal 13, Bidan dalam menjalankan Program pemerintah berwenang
melakukan pelayanan kesehatan meliputi :
a. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim,
dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit hanya dapat dilakukan oleh bidan
yang dilatih untuk itu.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi
Jenis Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus yang menggunakan metode
observasional deskriptif. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan
cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal (Notoatmodjo, 2012). Metode deskriptif yaitu suatu metode yang
bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang
terjadi berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup, dan lain-lain. Atau dengan
kata lain, rancangan ini mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi
populasi saat itu (Hidayat, 2010).
Studi kasus yang dilakukan menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana pada Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0 akseptor KB IUD
dengan Spotting dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh
langkah Varney.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus inidilaksanakan di Puskesmas
Mojogedang I Karanganyar.
40
C. Subjek Studi Kasus
Subjek merupakan orang yang dituju untuk diteliti atau yang menjadi
pusat perhatian dan sasaran peneliti (Arikunto, S 2013). Subjek pada studi
kasus ini yaitu Ny.S Umur 28 Tahun P2 A0 akseptor KB IUD dengan
Spotting.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah rentang waktu yang digunakan penulis untuk
mencari kasus (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus inidilaksanakan pada tanggal
20 – 26 April 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus yang dilakukan ini
instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah format asuhan
kebidanan Keluarga Berencana menurut manajemen tujuh langkah varney dan
SOAP sebagai data perkembangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer adalah daftar bacaan dari hasil penelitian atau atau studi
pustaka yang diperoleh dari jurnal penelitian/jurnal ilmiah (Hidayat, 2010).
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan empat teknik yaitu :
41
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi dengan menggunakan mata.
Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik (Priharjo, 2006). Pada kasus Ny. S
akseptor KB IUD dengan Spotting inspeksi dilakukan untuk
pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, conjungtiva dan
anogenital ( pengeluaran pervaginam).
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode ini dikerjakan untuk
mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ (Priharjo, 2006). Pada
kasus Ny. S akseptor KB IUD dengan Spotting palpasi dilakukan
untuk mengetahui apakah ada nyeri tekan atau tidak, menunjukkan
adanya massa, pembesaran, pemeriksaan ini dilakukan pada
pemeriksaan genetalia, dada dan aksila.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Tujuan perkusi untuk menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan (Priharjo, 2006).
Pada kasus Ny. S akseptor KB IUD dengan Spotting pemeriksaan
perkusi dilakukan untukmemeriksa reflek patella positif dan
negatif.
42
4) Auskultasi
Auskultasi adalah metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo, 2006). Pada
kasus Ny. S akseptor KB IUD dengan Spotting pemeriksaan ini
digunakan untuk memeriksa Tekanan Darah.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden),
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face) (Notoatmojo, 2012). Pada studi kasus ini wawancaradilakukan
pada Ny. Sakseptor KB IUD dengan Spotting dan bidan.
c. Pengamatan (Observasi)
Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan secara langsung kepada Responden penelitian untuk
mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2010). Pada
studi kasus ini dilakukan pengamatan (observasi) pada pengeluaran
pervaginam (spotting) dan TTV.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber,
seperti buku teks, indeks, ensiklopedia, dan lain-lain (Hidayat, 2010).
Data sekunder diperoleh dengan cara :
43
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013). Dalam studi kasus ini,
dokumenetasi dilakukan dengan cara pengumpulan data pada Ny. S
akseptor KB IUD dengan Spotting yang diambil dari rekam medik di
Puskesmas Mojogedang I.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitian (Hidayat, A 2014). Pada kasus ini studi kepustakaan berupa
buku-buku referensi, artikel internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan
sumber pustaka lainnya dari tahun 2006-2015.
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam pengumpulan data antara lain :
1. Alat pengambilan data :
a. Format pengkajian pada akseptor KB (askeb)
b. Buku tulis
c. Bolpoint
44
2. Alat untuk melakukan pemeriksaan dan observasi
a. Sphygmomanometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Timbangan berat badan
e. Pengukur tinggi badan
f. Sarung tangan
g. Kapas DTT
h. Speculum cocor bebek
i. Lampu sorot
j. Set Hb Digital
3. Alat untuk pendekomentasian :
a. Buku tulis
b. Bolpoint
c. Lembar askeb
H. Jadwal Studi Kasus
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
45
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang : KIA
Tanggal Masuk : 20 April 2016
No. Register : 0021345
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 April 2016 Pukul : 09.00 WIB
A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1) Nama : Ny. S Nama : Tn. A
2) Umur : 28 th Umur : 30 th
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Tunggul sari, 01/06, pojok, mojogedang, KRA
B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)
1) Alasan Kunjungan :Ibu mengatakan menggunakan KB IUD dan
mengeluh mengeluarkan bercak darah dari jalan lahirnya diluar siklus
menstruasinya ± 2 minggu yang lalu
2) Riwayat Perkawinan:Ibu mengatakan perkawinannya sah, kawin 1 kali
pada umur 22 tahun dengan suami umur 24 tahun, lama
perkawinannya 6 tahun dan sudah mempunyai 2 orang anak.
46
3) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : ibu mengatakan haid pertama kali usia 14 tahun.
b) Siklus : ibu mengatakan jarak haid antar bulan 30 hari.
c) Lama : ibu mengatakan lamanya haid 6 hari.
d) Banyaknya : ibu mengatakan sehari ganti pembalut 3-4 kali
e) Teratur/tidak : ibu mengatakan haidnya teratur
f) Sifat Darah : ibu mengatakan darah yang keluar encer.
g) Disminorhea : ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah pada
hari pertama dan kedua haid.
4) Riwayat Obstetri
No
Tahun
Partus
Tempat
Partus
UK
(Mg)
Jenis
Partus
Penolong
Anak Nifas Keadaan
Anak
Sekarang
J
K
BB
(gr)
PB
(cm)
Keadaan Laktasi
1. 2008 BPM 39 Spontan Bidan L 2900 49 baik lancar hidup
2. 2011 BPM 40 Spontan Bidan P 3000 49 baik lancar hidup
5) Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan sebelum hamil pertama belum pernah memakai
kontrasepsi jenis apapun. Setelah kelahiran anak pertama, ibu
mengatakan KB suntik 3bulan selama 2 tahun dan tidak ada
keluhan. Setelah kelahiran anak kedua ibu mengatakan
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan selama 6 bulan dan tidak
ada keluhan.Setelah itu memakai kontrasepsi IUD karena ingin
kontrasepsi jangka panjang, selama 1 bulan dan ibu mengatakan
keluar bercak darah sekitar ± 2 minggu yang lalu.
47
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang : ibu mengatakan tidak sedang
menderita penyakit apapun seperti demam, batuk ataupun pilek.
b) Riwayat Penyakit Sistemik
1) Jantung : ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada
dada sebelah kiri, dan berkeringat saat
beraktifitas ringan.
2) Ginjal : ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada
pinggang kanan Maupun kiri, dan tidak pernah
sakit saat BAK.
3) Asma : ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas
berkepanjangan.
4) TBC : ibu mengatakan tidak pernah batuk lebih dari 2
minggu tidak sembuh-sembuh.
5) Hepatitis : ibu mengatakan kulit, mata dan kukunya tidak
pernah BAK berwarna seperti teh.
6) DM : ibu mengatakan tidak pernah lapar dan dimalam
hari, dan tidak pernah sering BAK dimalam
hari.
7) Hipertensi :ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg
8) Epilepsi : ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulutnya.
48
9) Lain-lain : ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
apapun seperti HIV/AIDS.
c) Riwayat Penyakit Keluarga : ibu mengatakan baik dari
keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita
penyakit menurun (seperti : DM, Hipertensi, jantung dan ginjal) dan
tidak ada yang menderita penyakit menular (seperti: hepatitis, TBC,
dan HIV/AIDS).
d) Riwayat Keturunan Kembar : ibu mengatakan baik dari
keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai
riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat Operasi : ibu mengatakan belum pernah melakukan
operasi apaun terutama dibagian perut.
7) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi : Ibu mengatakan makan 3x sehari, porsi sedang dengan
menu nasi, sayur, lauk pauk, daging, tahu tempe dan buah. Minum +
7 – 8 gelas per hari jenis air putih dan teh serta tidak ada keluhan
dalam berat badannya.
b) Pola eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi padat
warna kekuningan dan bau khas feces serta BAK 6 – 7 kali sehari,
warna kuning jernih.
c) Pola istirahat : Ibu mengatakan sebelum mengalami bercak tidur
siang + 1 jam dan tidur malam 7 – 8 jam sehari. Selama mengalami
49
bercak ibu jarang tidur siang dan tidur malam 6 – 7 sehari karena
adanya rasa tidak nyaman.
d) Personal hygiene : Ibu mengatakan sebelum mengalami spotting
mandi 2 kali sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali
sehari dan keramas 3 kali seminggu.
Selama mengalami spotting ibu mengatakan mandi 3 kali sehari,
ganti pakaian 3 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3
kali seminggu serta ganti pembalut dan celana dalam 3 kali sehari.
e) Pola seksual : Ibu mengatakan sebelum mengalami spotting
melakukan hubungan seksual dengan suami sekali seminggu dan
tidak ada keluhan apapun. Selama mengalami spotting ibu belum
pernah melakukan hubungan seksual dengan suami karena gairah
seksualnya yang menurun.
f) Pola aktivitas : Ibu mengatakan pola aktivitasnya sebagai ibu rumah
tangga terganggu karena adanya rasa tidak nyaman dengan
keadaannya saat ini.
8) Data Psikologis :Ibu mengatakan dalam mengikuti KB IUD tidak
ada paksaan dari siapapun, baik suami ataupun keluarga sangat
mendukung keputusan ibu. Tetapi, ibu merasa tidak nyaman dan
cemas akan bercak perdarahan yang dialaminya saat ini.
50
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)
1. Status Generalis
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 110/70 mmHg N : 89 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,30C
d) TB : 155 cm
e) BB : 54 kg
2. Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
1) Rambut : hitam, panjang, lurus, tidak berketombe,
tidak mudah rontok.
2) Muka : bersih, tidak oedema, tidak berjerawat
3) Mata
(a) Oedema : tidak ada oedema
(b) Conjungtiva : pucat
(c) Sklera : putih
4) Hidung : bersih, tidak ada benjolan
5) Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
6) Mulut/Gigi/Gusi : bersih, tidak ada stomatitis, gigi tidak ada
caries, gusi merah muda tidak mudah berdarah.
b) Leher
1) Kelenjar Gondok : tidak ada pembesaran kelenjar gondok.
51
2) Tumor : tidak ada benjolan
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak terjadi pembesaran
kelenjar limfe.
c) Dada dan Axilla
1) Mammae
(a) Membesar : normal
(b) Tumor : tidak ada benjolan
(c) Simetris : simetris kanan dan kiri.
2) Axilla
(a) Benjolan : tidak ada benjolan.
(b) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
d) Abdomen
1) Pembesaran uterus : normal
2) Benjolan/Tumor : tidak ada benjolan
3) Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
4) Luka bekas operasi : tidak ada luka bekas operasi
e) Anogenital
1) Vulva vagina
(a) Varices : tidak ada varices
(b) Luka : tidak ada bekas luka
(c) Kemerahan : tidak kemerahan
(d) Nyeri : tidak ada nyeri tekan
2) Perdarahan pervaginam : keluar bercak-bercak darah
52
3) Inspekulo : porsio tampak keluar bercak
darah dan tampak benang IUD.
4) Pemeriksaan Dalam
a) Portio / servik
(1) Keras / lunak : tidak dilakukan
(2) Erosi : tidak dilakukan
b) Posisi uterus : tidak dilakukan
c) Tumor / benjolan : tidak dilakukan
d) Nyeri : tidak dilakukan
5) Anus
a) Haemorhoid : tidak ada haemorhoid
b) Lain-lain : tidak terjadi kelainan lain
f) Ekstremitas
1) Varices : tidak ada varices
2) Oedema : tidak ada oedema
3) Reflek Patella : (+) kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 11,8 gr%
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 20 April 2016 Pukul : 10.00 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. S umur 28 tahun, P2 A0 Akseptor KB IUD dengan spotting.
53
Data Dasar
Data Subjektif :
1) Ibu mengatakan nama Ny. S umur 28 tahun.
2) Ibu mengatakan memakai KB IUD sejak 1 bulan yang lalu.
3) Ibu mengatakan mengeluh mengeluarkan bercak darah
darivaginanya diluar menstruasinya sejak 2 minggu yang lalu
Data Objektif
1) Keadaan umum : Baik.
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD : 110/70 mmHg N : 89 x/menit
R : 22 x/menit S : 36,30C
4) Tinggi badan : 155 cm
5) Berat badan : 54 kg
6) Conjungtiva : pucat
7) Pemeriksaan inspekulo terdapat bercak perdarahan dan teraba benang
IUD.
8) Pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 11,8
gr%.
B. MASALAH
Ibu mengatakan merasa tidak nyaman dan merasa cemas dengan keadaan
yang sedang dialaminya saat ini.
54
C. KEBUTUHAN
1. Memberikan dukungan moril agar tidak merasa cemas tentang bercak
darah (spotting)
2. Informasi tentang penyebab terjadinya spotting.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi anemia.
IV. TINDAKAN SEGERA
Pemberian terapi tablet zat besi 500 mg 1 x 1 per hari yang merupakan suatu
suplemen penambah darah untuk mencegah anemia.
V. PERENCANAAN
Tanggal 20 April 2016 Pukul 10.30 WIB
1. Berikan KIE tentang bercak perdarahan (spotting).
2. Anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi.
3. Berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya.
4. Berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun pihak
keluarga).
5. Berikan KIE tentang gizi seimbang untuk wanita usia reproduksi.
6. Berikan terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg etinilesstradiol 2 x 1 per
hari), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet.
7. Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau bila ada keluhan.
55
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 20 April 2016 Pukul 10.45 WIB
1. Pukul 10.45 WIB memberi KIE tentang pengertian perdarahan bercak
(spotting). Informasikan bahwa spotting merupakan efek samping dari
KB IUD. Hal ini sering dijumpai dan bukan masalah yang serius,
keadaan ini biasanya tidak memerlukan pengobatan.
2. Pukul 10.50 WIB menganjurkan pada ibu untuk mengurangi kelelahan
fisik dan stres fisiologi.
3. Pukul 10.55 WIB memberikan KIE personal hygiene terutama daerah
kemaluannya dengan cara cebok dari depan ke belakang dan memakai
celana dalam dari katun, ganti pembalut minimal 2 kali/hari.
4. Pukul 11.00 WIB memberi dukungan moril pada ibu.
5. Pukul 11.05 WIB memberikan KIE tentang gizi seimbang. Misalnya
makan makanan yang bergizi seperti tahu tempe, daging, telur, kacang
panjang, bayam, wortel dan rendah garam.
6. Pukul 11.10 WIB memberikan terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg
etinilesstradiol 2 x 1 per hari), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet.
7. Pukul 11.15 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau
bila ada keluhan dan akan dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 23
April 2016.
56
VII. EVALUASI
Tanggal 20 April 2016 Pukul 11.20 WIB
1. Ibu sudah tahu bahwa spotting adalah efek samping KB IUD.
2. Ibu bersedia mengurangi aktivitasnya dan istirahat yang cukup.
3. Ibu bersedia menjaga personal hygiene terutama daerah kemaluan seperti
apa yang telah disarankan.
4. Ibu merasa tidak cemas atau putus asa tentang bercak darah (spotting)
yang dialami.
5. Ibu sudah tahu makanan bergizi seimbang.
6. Terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg etinilesstradiol 2 x 1 per hari),
tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet sudah diberikan dan ibu bersedia
meminumnya.
7. Ibu bersedia kontrol ulang 1 minggu yaitu pada tanggal 26 April 2016
dan ibu bersedia dilakukan kunjungan rumah pada tanggal 23 April 2016.
57
DATA PERKEMBANGAN I
(Kunjungan Rumah)
Tanggal 23 April 2016 Pukul 09.30 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan bercak darah yang dialaminya sudah sedikit berkurang dan
ganti pembalut 2 x/hari.
2. Ibu mengatakan sudah mengurangi aktivitasnya.
3. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan personal hygiene sendiri seperti
yang sudah disarankan.
4. Ibu mengatakan sudah minum obat.
5. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Obyektif
Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/70 mmHg N : 89 x/menit
R : 24 x/menit S : 36,30C
Assesment
Ny. S umur 28 tahun P2A0 Akseptor KB IUD dengan spotting.
58
Planning
Tanggal 23 April 2016 Pukul 09.45 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan bergizi.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
4. Menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suami
sebelum benar-benar sembuh.
5. Memberi dukungan moril pada ibu agar tidak cemas.
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menggunakan KB IUD.
7. Menganjurkan ib8u untuk tetap melanjutkan terapi pil kontrasepsi kombinasi
(0,2 mg etinilesstradiol 2 x 1), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet
8. Menganjurkan ibu untuk kontrol ke puskesmas sesuai jadwal yang telah
ditentukan yaitu tanggal 26 April 2016.
Evaluasi
Tanggal 23 April 2016 Pukul 10.00 WIB
1. Ibu sudah tahu hasil pemeriksaannya.
2. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi.
3. Ibu bersedia melakukan personal hygiene seperti yang sudah diajarkan.
4. Ibu bersedia untuk tidak melakukan hubungan seksual dengan suami.
5. Ibu sudah tidak cemas dengan keadaannya.
6. Ibu bersedia untuk tetap menggunakan KB IUD.
7. Ibu bersediamelanjutkan terpai yang diberikan.
8. Ibu bersedia untuk kontrol ulang sesuai jadwal yaitu tanggal 26 April 2016.
59
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 26 April 2016 Pukul 10.00 WIB
Tempat : Puskesmas Mojogedang 1 Karanganyar
Subyektif
1. Ibu mengatakan bahwa bercak darah yang dialami sudah sembuh 2 hari yang
lalu.
2. Ibu mengatakan sudah tidak cemas dengan keadaannya.
3. Ibu mengatakan sudah mengkonsumi makanan yang bergizi.
4. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas seperti semula.
5. Ibu mengatakan obatnya sudah habis.
Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit
R : 24 x/menit S : 36,50C
2. Hb: 12 gr%
Assesment
Ny. S umur 28 tahun P2A0 Akseptor KB IUD dengan riwayat spotting
Planning
Tanggal 26 April 2016 Pukul 10.20 WIB
1. Memberitahu ibu bahwa spotting yang dialaminya sudah benar-benar sembuh.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama pada
daerah kemaluannya.
60
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menggunakan KB IUD.
4. Menganjurkan ibu untuk kontrol IUD 3 bulan lagi.
5. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi.
Evaluasi
Tanggal 26 April 2016 Pukul 10.40 WIB
1. Ibu mengatakan merasa senang dengan kesembuhannya.
2. Ibu bersedia untuk tetap menjaga personal hygiene pada daerah kemaluannya.
3. Ibu bersedia untuk tetap menggunakan KB IUD.
4. Ibu bersedia kontrol 3 bulan lagi
5. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi.
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara teori
yang ada dengan praktek yang dilakukan di lahan pada asuhan kebidanan
pada akseptor KB IUD dengan spotting. Dalam menjelaskan kesenjangan
tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, intervernsi,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi
keadaan pasien. Data ini termasuk riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
(Nursalam, 2008). Data subjektif adalah data didapat dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat
61
ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independent tetapi melalui suatu
sistem interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2008).
Menurut Susilowati (2011), Data Subjektif (keluhan utama) pada
akseptor KB IUD dengan spotting adalah mengeluarkan bercak darah dari
jalan lahir dan terganggunya pola aktivitas karena adanya rasa tidak
nyaman. Data Objektif pada kasus akseptor KB IUD dengan spottingyaitu
pada pemeriksaan inspekulo terdapat bercak perdarahan dan terlihat benang
IUD, serta pemeriksaan penunjang yang dilakukan, adalah dengan
melakukan pemeriksaan Hb (Nursalam, 2008).
Pada kasus Ny. S pada pengkajian didapatkan data subjektif dengan
keluhan utama ibu mengatakan mengeluh mengeluarkan bercak darah dari
jalan lahirnya diluar siklus menstruasi sejak 2 minggu yang lalu, pola
seksual ibu mengatakan belum pernah melakukan hubungan seksual
dengan suami karena gairah seksualnya menurun dan pola aktivitasnya
terganggu karena adanya rasa tidak nyaman. Pada data objektif keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, pada pemeriksaan inspekulo terdapat
perdarahan berwarna merah dan terlihat benang IUD serta pengeluaran
pervaginam berupa bercak darah berwarna merah kecoklatan, pada
pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan Hb dengan hasil 11,8
gr%.Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada di lahan praktek.
62
2. Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat
merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik (Varney, 2007).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup
praktek kebidanan (Varney, 2007).
Masalah yang sering muncul pada akseptor KB IUD dengan spotting
menurut Varney (2007), yaitu : rasa tidak nyaman pada daerah kemaluan
dan rasa cemas tentang perdarahan diluar haid atau spotting. Kebutuhan
merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan analisa data (Varney, 2007).
Pada kasus akseptor KB IUD dengan spotting kebutuhan yang diperlukan
antara lain : penjelasan tentang rasa yang tidak nyaman pada daerah
kemaluan dan penjelasan tentang efek samping KB IUD terutama tentang
spotting (Hartanto, 2004).
Pada kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S umur 28 tahun
P2A0 akseptor KB IUD dengan spotting. Masalah yang muncul ibu
mengatakan merasa tidak nyaman dan merasa cemas dengan keadaan yang
sedang dialaminya saat ini serta kebutuhan yang diberikan yaitu
memberikan dukungan moril agar tidak merasa cemas tentang bercak darah
(spotting) dan informasi tentang bercak darah (spotting). Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada di lahan praktek.
63
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi (Nursalam, 2008). Diagnosa potensial yang kemungkinan
terjadi pada kasus akseptor IUD dengan spotting adalah anemia (Saifuddin,
2010).
Pada kasus Ny. S diagnosa potensial yang ditegakkan yaitu potensial
terjadi anemia, tetapi pada kasus ini Ny. S tidak mengalami anemia karena
kecepatan dan ketepatan dari bidan dan tenaga kesehatan dalam menangani
kasus Ny. S. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan praktek.
4. Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa /
masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergency / segera. Tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2007).
Pada kasus KB IUD dengan spooting dapat diberikan terapi tablet zat besi
1 x 1 per hari sebanyak 10 tablet yang merupakan suatu suplemen
penambah darah untuk mencegah anemia (Saifuddin, 2010).
Pada Ny. S antisipasi yang diberikan yaitu pemberian terapi tablet zat
besi 1 x 1 per hari 10 tablet yang merupakan suatu suplemen penambah
64
darah untuk mencegah anemia. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.
5. Perencanaan
Rencana tindakanmerupakan kelanjutan manajemen terhadap
diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi,
semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang
upto date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak
akandilakukan klien (Varney, 2007). Rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada akseptor KB IUD dengan spotting menurut Saifuddin
(2008), adalah : Berikan KIE tentang bercak perdarahan (spotting),
anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi, berikan
KIE personalhygiene terutama daerah kemaluannya, berikan dukungan
moril (baik daripihak tenaga kesehatan maupun pihak keluarga), berikan
KIE tentang gizi seimbang, berikan terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2
mg etinilesstradiol 2 x 1 per hari), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet,
atau obat sejenis lain, anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau bila
ada keluhan
Pada kasus Ny. S perencanaan yang dibuat meliputi : berikan KIE
tentang bercak perdarahan (spotting), anjurkan untuk mengurangi kelelahan
fisik dan stress fisiologi, berikan KIE personal hygiene terutama daerah
kemaluannya, berikan dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan
65
maupun pihak keluarga), berikan KIE tentang gizi seimbang untuk wanita
usia reproduksi, berikan terapi terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg
etinilesstradiol 2 x 1 per hari), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet dan
anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau bila ada keluhan.Pada
langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan praktek.
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien,
atauanggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri
bidan tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya
(misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana
(Varney, 2007). Pada kasus Ny. S pelaksanaan dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat seperti diatas. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan
praktek.
7. Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya
(Varney, 2007). Evaluasi asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD dengan
66
spotting adalah : Klien sudah tahu bahwa spotting adalah efek samping
KBIUD, tanda-tanda dan keluhan spotting tidak ada, ibu tetap
menggunakan KB IUD, terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg
etinilesstradiol 2 x 1 per hari), tablet zat besi 1 x 1 per hari 10 tablet sudah
diberikan dan ibu bersedia meminumnya.
Pada kasus Ny. S hasil dari asuhan yang diberikan selama 14 hari
yaitu : spotting sudah berhenti, ibu bersedia untuk tetap menjaga personal
hygiene pada daerah kemaluannya, ibu bersedia untuk tetap menggunakan
KB IUD, ibu bersedia kontrol 3 bulan lagi untuk pemeriksaan IUDnya, ibu
bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi.Pada langkah ini penulis
tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lahan praktek.
67
BAB V
PENUTUP
Setelah dilakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. S Umur
28 tahun P2A0 akseptor KB IUD dengan Spotting diPuskesmas Mojogedang 1
Karanganyar, penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang dapat
meningkatkan asuhan kebidanan khususnya pada akseptor KB IUD dengan
spotting yaitu sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Pengkajian Pada kasus Ny. S didapatkan data subjektif dengan keluhan
utama ibu mengatakan mengeluh mengeluarkan bercak darah dari jalan
lahirnya diluar siklus menstruasinya sejak 2 minggu yang lalu. Pada data
objektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis, pada pemeriksaan
inspekulo terdapat perdarahan berwarna merah dan terlihat benang IUD
serta pengeluaran pervaginam berupa bercak darah berwarna merah
kecoklatan, pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan Hb
dengan hasil 11,8 gr%.
2. Pada kasus ini didapatkan diagnosa kebidanan Ny. S umur 28 tahun P2A0
akseptor KB IUD dengan spotting. Masalah yang muncul ibu mengatakan
merasa tidak nyaman dan merasa cemas dengan keadaan yang sedang
dialaminya saat ini serta kebutuhan yang diberikan yaitu memberikan
dukungan moril agar tidak merasa cemas tentang bercak darah (spotting)
dan informasi tentang bercak darah (spotting).
68
3. Diagnosa potensial yang ditegakkan yaitu potensial terjadi anemia, karena
kecepatan dan ketepatan dari bidan dan tenaga kesehatan diagnosa
potensial pada Ny. S tidak terjadi anemia.
4. Antisipasi yang diberikan yaitu pemberian terapi tablet zat besi 1 x 1 per
hari 10 tablet yang merupakan suatu suplemen penambah darah untuk
mencegah anemia.
5. Perencanaan yang dibuat meliputi : berikan KIE tentang bercak perdarahan
(spotting), anjurkan untuk mengurangi kelelahan fisik dan stress fisiologi,
berikan KIE personal hygiene terutama daerah kemaluannya, berikan
dukungan moril (baik dari pihak tenaga kesehatan maupun pihak keluarga),
berikan KIE tentang gizi seimbang untuk wanita usia reproduksi, berikan
terapi pil kontrasepsi kombinasi (0,2 mg etinilesstradiol 2 x 1per hari),
tablet zat besi 1 x 1 hari 10 tablet dan anjurkan ibu untuk kontrol ulang 5
hari lagi atau bila ada keluhan.
6. Pada kasus Ny. S pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat
7. Pada kasus Ny. S hasil dari asuhan yang diberikan selama 14 hari yaitu :
spotting sudah sembuh, ibu bersedia untuk tetap menjaga personal
hygienepada daerah kemaluannya, ibu bersedia untuk tetap menggunakan
KB IUD, ibu bersedia kontrol 3 bulan lagi, ibu bersedia untuk
mengkonsumsi makanan bergizi.
8. Pada semua langkah yang telah dilakukan, penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan pelaksanaan dilahan praktek.
69
B. Saran
1. Bagi Bidan
Disarankan untuk meningkatkan pemberian asuhan kebidanan pada
akseptor KB IUD dengan spotting secara komprehensif dan profesional
sesuai standar prosedur kebidanan.
2. Bagi Institusi
a. Bagi Puskesmas Mojogedang 1 Karanganyar
Diharapkan meningkatkan kualitas pelayanan yaitu pelayanan yang
komprehensif, efisien dan sesuai dengan kode etik kebidanan dengan
cara meningkatkan mutu pelayanan dengan pendekatan kebidanan
secara komprehensif, tepat dan profesional, sehingga pasien merasa
senang dan nyaman terhadap pelayanan yang telah diberikan.
b. Bagi pendidikan
Diharapan dapat menambah referensi tentang keluarga berencana,
khususnya pada akseptor KB IUD dengan spotting.
3. Bagi Pasien
Diharapkan pada akseptor KB IUD dengan spotting untuk tetap menjaga
kebersihan diri khususnya daerah genetalia, kontrol ulang dan apabila ada
keluhan segera datang ke tenaga kesehatan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R. Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Arum, D.N.S. Sujiyani. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Astuti, H.P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima
Press.
Dewi, M.U.K. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
Untuk Mahasiswa Bidan. Jakarta : Trans Info Media.
Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Pustaka Rihama.
Hidayat, A. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
__________2014.Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Irianto, K. 2015. Kesehatan Reproduksi (Reproduksi Health). Bandung : Alfabeta.
Manuaba, I.A.C. I.B.G.F. Manuaba. I.B.G. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Rustam, R. 2012. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Mulyani, N.S.M. Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Priharjo, R. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC.
Purwoastuti, E. Walyani, E.S. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Sarwono. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono.. 2011. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sulistyawati, A 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
_____________. 2014.Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba
Medika.
Varney, H. Krebs, M.J. Gegor, L.C. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Walyani, S.W. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta :
Pustaka Rihama.