ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11....

109
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI FIBROADENOMA MAMMAEPADA NY.R UMUR 24 TAHUN DENGAN POST LUMPECTOMY DI RSUD KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : RATNA SARI NUR JANAH B 13129 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11....

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI

FIBROADENOMA MAMMAEPADA NY.R UMUR

24 TAHUN DENGAN POST LUMPECTOMY

DI RSUD KARANGANYAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

RATNA SARI NUR JANAH

B 13129

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

ii

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

iii

\

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi

Fibroadenoma Mammae pada Ny. R umur 24 tahun dengan Post Lumpectomy di

RSUD Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D

III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku ketua STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST.,M.Keb selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ernawati, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. dr. Mariyadi selaku Direktur RSUD Karanganyar yang telah bersedia

memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.

5. Ny. R yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan studi kasus.

6. Seluruh dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

SemogaKarya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2016

Penulis

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016

Ratna Sari Nur Janah

B13129

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI

FIBROADENOMA MAMMAE PADA NY.R UMUR

24 TAHUN DENGAN POST LUMPECTOMY

DI RSUD KARANGANYAR

xi + 97 halaman + 13 lampiran INTISARI

Latar Belakang :Berdasarkan data pasien rawat inap gangguan reproduksi dari

Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar pada bulan September 2014 hingga

bulan September 2015 diperoleh jumlah penderita Gangguan reproduksi pada

payudarasebanyak 197 (100%) orang yaitu penderita Ca Mammae sebanyak 7

orang (3,55% ), penderita Mastitis 14 (7,11%), neoplasma payudara sebanyak 156

orang (79,19% ), Fibroadenoma mammae 20 orang (10,15% ).

Tujuan Studi Kasus :Memberikan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada

ibu gangguan reproduksi dengan Fibroadenoma Mammaedengan pendekatan 7

langkah manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.

Metodologi Penelitian : jenis studi kasus yang digunakan pada pengambilan data

ini yaitu metode observasional deskriptifyang berlokasi di RSUD Karanganyar

dengan menggunakan format asuhan kebidanan 7 langkah Varney dengan

pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil Studi Kasus : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari keadaan

ibu baik, ibu sudah tidak merasa nyeri pada luka jahitan, dan perasaannya lega

setelah dilakukan tindakan.

Kesimpulan : setelah dilakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,

tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pada ibu gangguan

reproduksi dengan Fibroadenoma Mammae serta tidak ada kesenjangan antara

teori dan pelaksanaan Studi Kasus selama tiga hari pasien sudah dalam keadaan

baik

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, gangguan reproduksi, fibroadenoma mammae

Kepustakaan :29 literatur (tahun 2006 s/d 2015)

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

vi

MOTTO

1. Hidup haruslah kuat untuk punya mimpi dan impian yang tak bisa dikalahkan

oleh uang maupun kekuasaan.

2. The pain you feel today will be the strength you feel tomorrow.

3. Berjuanglah, tanpa berfikir untuk menyerah ditengah jalan, tanpa emosi

dalam melakukan segala hal, tanpa menyakiti orang lain, tanpa menjatuhkan

teman seperjuangan. Berjuanglah, mungkin kamu akan mendapatkan hal yang

menyakitkan, tapi tetaplah menghadap kedepan dan biarkan hidupmu terus

berjalan (Bapak)

4. Hidup mengajarimu tentang menangis dan bersedih, tapi tidak untuk

menyerah.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Bapak Sutardi Padma S. dan Ibu Sukarti tercinta yang selalu setia berdo’a

dan berjuang untukku, yang selalu memarahi setiap kekeliruanku dan tetap

percaya terhadap apapun yang aku lakukan.

2. Kakak-kakakku (Sutino Eko Prasetyo, Winarsih, Suwandi, Titik Setyowati,

Supomo Tri Ariawan, Sugiarti, Sujanto Rudi Istanto, Iin Hariani) yang hebat

luar biasa yang selalu memberikan support setiap langkahku, yang tidak

pernah mengeluh pada setiap kenakalanku.

3. Ibu Kartika Dian L. SST.,M.Sc selaku pembimbing Akademi dan ibu

Ernawati SST., M.Kes selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

4. The best patnerku selama 3 tahun Wulan, keluarga kost “sakinah”(Aryani,

Rina, Isti, Nazela, Nana, Sari) yang juga sangat fenomenal terima kasih

sudah rela memberikan waktu untuk menemaniku dalam pembuatan Karya

Tulis Ilmiah ini.

5. Sahabatku Rita, Viera, mbak Umi dan semua yang selalu setia memberikan

semangat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

6. Teman-teman kelas 3C yang selalu kompak, terima kasih kenangannya.

7. Almamater tercinta.

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

Nama

Tempat, Tanggal Lahir

Agama

Jenis kelamin

Alamat

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 2 Jetis, Sambi

2. SMP N 1 Sambirejo, Sragen

3. SMA Negeri Kerjo, Karanganyar

4. DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

vii

CURICULUM VITAE

: Ratna Sari Nur Janah

Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 3 Februari 1996

: Islam

: Perempuan

: Prodadi, RT.17, Jetis, Sambirejo, Sragen

Riwayat Pendidikan

SD Negeri 2 Jetis, Sambirejo, Sragen Lulus Tahun 2007

SMP N 1 Sambirejo, Sragen Lulus Tahun 2010

SMA Negeri Kerjo, Karanganyar Lulus Tahun 2013

DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan Tahun 2013

: Prodadi, RT.17, Jetis, Sambirejo, Sragen

Lulus Tahun 2007

Lulus Tahun 2010

Lulus Tahun 2013

Angkatan Tahun 2013

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv

INTISARI .................................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi

CURRICULUM VITAE ........................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 4

C. Tujuan Studi Kasus .................................................................. 4

D. Manfaat Studi Kasus ................................................................ 6

E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis .............................................................................. 8

1. Gangguan Sistem Reproduksi ........................................... 8

2. Payudara ............................................................................ 15

3. Fibroadenoma .................................................................... 17

4. Terapi Nyeri Post Lumpectomy ........................................ 30

B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................... 34

C. Landasan Hukum...................................................................... 56

BAB III METODOLOGI

A. Jenis Studi ................................................................................ 59

B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 59

C. Subjek Studi Kasus................................................................... 59

D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 60

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

ix

E. Instrumen Studi Kasus ............................................................. 60

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 60

G. Alat dan Bahan ......................................................................... 64

H. Jadwal Penelitian ...................................................................... 65

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Tijauan Kasus ........................................................................... 66

B. Pembahasan .............................................................................. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................... 94

B. Saran ......................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kasus Tumor Menurut Provinsi .................................................. 13

Table 2.2Massa yang dapat di palpasi ........................................................ 19

Tabel 2.3 Manifestasi klinis Fibroadenomma Mammae dan

penyakitfibrokistik payudara .................................................... 19

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

xi

DAFTAR LAMPIRAN KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel)

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Ijin Pengambilan Data dari Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik

Lampiran 5. Surat Ijin Pengambilan Data dari Badan Perencanaan dan

Pembangunan Daerah

Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien

Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)

Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)

Lampiran 9. Lembar Observasi

Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka

Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam Jari

Lampiran 12. Leaflet SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

Lampiran 13. Dokumentasi Studi Kasus

Lampiran 14. Lembar Konsultasi

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum

seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan-keadaan di negara

lain. Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi.

Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya

individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek

kehidupan dan menjadi parameter kemampuan Negara dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba,

2009).

Kesehatan reproduksi menurut WHO (World Health Organitation)

adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas

dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan

sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Yanti, 2011)

Gangguan reproduksi adalah ketidak mampuan seorang wanita untuk

memanfaatkan alat reproduksi dan mengatur kesuburan (fertilitas) tidak dapat

menjalani kehamilan dan persalinan secara aman serta tidak mendapatkan

bayi tanpa resiko apapun atau well healt mother dan well born baby dan

selanjutnya tidak dapat mengembalikan kesehatan dalam batas normal.

Masalah dalam gangguan reproduksi yaitu Mastitis/peradangan payudara,

Fibriodenom/tumor

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

2

payudara, Kista Sarkoma Fillodes, Kista Ovarium, Sarkoma, Kanker Payudara,

Tumor Jinak (Marmi, dkk 2011).

Angka kejadian Insiden Kanker dan tumor payudara di Jawa Tengah

khususnya Kota Se

marang, berdasarkan Rekapitulasi Bulanan Data Kesakitan Tingkat

Puskesmas Se-Kota Semarang pada Tahun 2009 berjumlah 93 orang

menderita kanker payudara, terdiri dari kriteria umur 5-14 tahun berjumlah 2

orang, 15-44 tahun berjumlah 25 orang, 45-54 tahun berjumlah 38 orang, 55-

64 tahun berjumlah 22 orang, dan umur 65 tahun ke atas berjumlah 6 orang.

Sebesar148 kasus lainnya menderita Tumor jinak payudara (Dinkes

Semarang, 2009).

Penelitian Dewi (2008), dari hasil penelitian diperoleh 144 kasus

fibroadenoma payudara pada wanita. Paling banyak ditemukan pada usia

dibawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok usia 21 – 25 tahun (41,70

%), kelompok usia 16 – 20 tahun (25,70 %), kelompok usia 26 – 30 tahun

(9,70%) dan kelompok usia 10 – 15 tahun (2,80 %)

Massa payudara menunjukkan berbagai etiologi, mulai dari

Fibroadenoma dan kista yang terlihat pada wanita yang berusia lebih muda,

hingga abses atau mastitis, hingga kanker payudara primer. Semua massa

payudara memerlukan evaluasi yang cermat, dan tindakan diagnostik definitif

harus dilakukan (Bickley, 2014).

Di dalam istilah kedokteran semua benjolan disebut tumor. Benjolan

tersebut ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang ganas itulah

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

3

yangdisebut kanker (Hasdianah, 2014). Fibroadenoma mammae (FAM) yaitu

tumor jinak pada payudara yang berbatas jelas dan berbentuk benjolan yang

dapat digerakkan (Indonesian Nurse, 2008).

Di kutip dari jurnal Karakteristik Penderita Fibroadenoma Mammae

(FAM) Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-2011,

Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda yaitu pada

usia remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW Breast

Cancer Institute, Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia

21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia diatas 50 tahun, sedangkan

prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma (NSW,

2005).

Hasil penelitian teknik relaksasi genggam jari dapat berpengaruh

terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post laparatomi. Teknik

relaksasi genggam jari (finger hold) merupakan teknik relaksasi yang sangat

sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun yang berhubungan dengan jari

tangan serta aliran energi didalam tubuh (Pinandita et al,2012).

Berdasarkan data pasien rawat inap gangguan reproduksi dari Rumah

Sakit Umum Daerah Karanganyar pada bulan September 2014 hingga bulan

September 2015 diperoleh jumlah penderita Gangguan reproduksi pada

payudarasebanyak 197 (100%) orang yaitu penderita Ca Mammae sebanyak 7

orang (3,55% ), penderita Mastitis 14 (7,11%), neoplasma payudara sebanyak

156 orang (79,19% ), Fibroadenoma mammae 20 orang (10,15% ).

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

4

Dari latar belakang diatas mengingat masih tingginya pasien gangguan

reproduksi dengan fibroadenoma mammae atau tumor jinak payudara maka

penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan

Gangguan Reproduksi Pada Ny.R Umur 24 Tahun dengan Fibroadenoma

Mammae di RSUD Karanganyar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas masalah yang timbul adalah “ Bagaimana

penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.Rumur 24

tahun dengan Fibroadenoma Mammae di RSUD Karanganyar dengan

menggunakan pendekatan management kebidanan 7 langkah Varney ? ”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum

Memberikan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.R

umur 24 dengan Fibroadenoma Mammaedengan pendekatan 7 langkah

Varney.

2. Tujuan khusus

a. Penulis mampu

1) Mampu melakukan pengkajian gangguan reproduksi pada

Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenoma Mammae di RSUD

Karanganyar.

2) Mampu menginterprestasikan data yang timbul, meliputi

diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan khusus gangguan

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

5

reproduksi pada Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenoma

Mammae di RSUD Karanganyar.

3) Mampu mendiagnosa potensial kasus gangguan reproduksi

pada Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenoma Mammae di

RSUD Karanganyar.

4) Mampu melaksanakan antisipasi atau tindakan segera

gangguan reproduksi pada Ny.R umur 24 tahun dengan

Fibroadenoma Mammae di RSUD Karanganyar.

5) Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang akan diberikan

pada kasus gangguan reproduksi pada Ny.R umur 24 tahun

dengan Fibroadenoma Mammae di RSUD Karanganyar.

6) Mampu melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi

pada Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenoma Mammae di

RSUD Karanganyar.

7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan kasus gangguan

reproduksi pada Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenoma

Mammae di RSUD Karanganyar.

b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antar teori dan praktek

pada kasus gangguan reproduksi Ny.R umur 24 tahun

Fibroadenoma Mammae di RSUD Karanganyar.

c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada

kasus gangguan reproduksi Ny.R umur 24 tahun dengan

Fibroadenoma Mammaedi RSUD Karanganyar.

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

6

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman

secara langsung dalam menghadapi kasus gangguan reproduksi dengan

Fibroadenoma Mammae.

2. Bagi profesi

Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan sebagai upaya

menigkatkan kualitas pelayanan yang optimal berupa pemantauan

pemberian informasi serta pelayanan yang tepat, akurat dan maksimal

dalam memberikan asuhan kebidanan kususnya pada kasus reproduksi

dengan Fibroadenoma Mammae.

3. Bagi institusi

a. Rumah sakit Umum Daerah Karanganyar

Diharapkan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu

pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan khususnya pada

kasus gangguan reproduksi dengan Fibroadenomma Mammae.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau sumber bacaan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya

pada kasus gangguan reproduksi dengan Fibroadenomma

Mammae.

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

7

D. Keaslian studi kasus

Keaslian studi kasus pada Karya Tulis Ilmiah ini tentang Asuhan

Kebidanan Gangguan Reproduksi Dengan FibroadenommaMammae sudah

pernah dilakukan oleh mahasiswa : Apriliani Lusia Wardani (2015) DIII

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. dengan judul “Manajemen

Asuhan Kebidanan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny. A umur 17 tahun

dengan Fibroanomma Mammae di RSUD Kota Surakarta.” Manajemen

Asuhan yang diberikan berupa medikasi luka jahitan dan mengajarkan ibu

tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri yang telah diberikan selama 3 hari

yaitu kecemasan teratasi dan nyeri berkurang.

Perbedaan dari keaslian kasus tersebut dengan studi kasus yang

dilakukan penulis adalah mengenai subyek, tempat, waktu, responden, terapi,

dan pemberian teknik relaksasi.

Persamaan dari keaslian studi kasus tersebut dengan studi kasus yang

di lakukan penulis adalah judul dan pemberian asuhan medikasi luka jahitan.

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TEORI MEDIS

1. Gangguan Sistem Reproduksi

Pengertian dari gangguan reproduksi adalah Gangguan reproduksi

adalah ketidak mampuan seorang wanita untuk memanfaatkan alat

reproduksi dan mengatur kesuburan (fertilitas) tidak dapat menjalani

kehamilan dan persalinan secara aman serta tidak mendapatkan bayi tanpa

resiko apapun atau well healt mother dan well born baby dan selanjutnya

tidak dapat mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Marmi, 2011)

Menurut Marmi (2011) gangguan patologi terdiri dari :

a. Mastitis/peradangan payudara

Peradangan payudara adalah hal yang sangat biasa pada

wanita yang pernah hamil, malahan dalam praktek sehari-hari yang

tidak hamil pun kadang-kadang kita temukan mastitis

b. Fibroadenom/tumor payudara

Penyakit Fibroadenom/tumor payudara wanita muda dengan

frekuensi yang paling tinggi pada wanita yang berumur 20-25 tahun.

Benjolan-benjolan tersebut sama sekali bukan berarti suatu penyakit

karena kadang-kadang akibat pertumbuhan berlebihan pada lobules

payudara.

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

9

c. Kista Sarkoma Fillodes

Penyakit ini adalah fibriodenoma yang tumbuh

meliputiseluruh mamae. Adakalanya demikian besar, nyaris tidak

tergendong oleh penderitanya. Tumor ini biasa jinak, tetapi beberapa

diantaranya mempunyai potensi untuk menjadi fibrosarkoma. Tumor

ini timbul biasanya pada umur 35-40 tahun.

d. Sarkoma

Sarkoma pada payudara pertama kali dipublikasikan pada tahun

1828 oleh chelius. Keganasan ini sangat jarang meliputi kurang dari

1 persen dari seluruh keganasan yang terdapat pada payudara.

Pembesaran tumor biasanya berupa massa yang tumbuh ekspansif

meliputi seluruh jaringan lunak pada payudara.

e. Kanker Payudara

Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2 macam yaitu

klasifikasi patologik dan klinik.

1) Klasifikasi patologik terdiri dari :

a) Kanker putting payudara/pagets disease

pagets disease adalah bentuk kanker dalam bentuk

permulaan manifestasinya sebagai eksema menahun putting

susu yang biasa merah dan menebal. Suatu tumor

sub areola bisa teraba.

b) Kanker duktus laktiferus : papilari,comedo,

adenocarcinoma dengan banyak fibrosis (scirhus), medulari

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

10

carcinoma dengan infiltrasi kelenjar, semuanya infiltrating

non infiltrating papilari carcinoma bisa terbentuk dalam

setiap duktus latiferus dari yang terbesar sampai yang

terkecil-kecilnya. Kadang-kadang sulit sekali dibedakan

dari papiloma. Comedocarcinoma terdiri dari sel-sel kanker

non papillary dan intraductal, sering dengan nekrosis

central, sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti

isi kelenjar. Ini adalah kanker payudara yang lazim

ditemukan. 75% dari kanker payudara adalah tipe ini oleh

karena banyak fibrosis, umumnya agak besar dan keras.

c) Kanker dari lobulus : infiltrating dan non infiltrating ini

yang timbul sering sebagai carcinoma insitu dengan lobus

yang membesar penyakit ini dapat timbul pada waktu

menyusui, akan tetapi juga diluar waktu tersebut. Dapat kita

ketahui bahwa operasi dapat mengakibatkan penyebaran

yang sangat cepat dan kematian.

2) Klasifikasi Klinik

Kanker payudara, disamping klasifikasi patologis juga

mempunyai klasifikasi klinik. Diklinik bedah sering dipakai

klasifikasi steinthal.

Jenis-jenis kanker payudara menurut Nurcahyo (2010)antara

lain :

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

11

1. Tumor Jinak (Fibroadenoma Mamae)

Tumor jinak berkembang di jaringan dan kelenjar susu.

2. LCIS (Lobular Carcinoma In Situ)

LCIS tidak meluas, melainkan hanya terjebak pada kelenjar

susu.

3. DCIS (Ductal Carcinoma In Situ)

DCIS adalah perkembangan sel abnormal yang menyerang sel-

sel pada saluran susu.

4. ILC (Infiltrating Lobular Carcinoma)

Kanker jenis ini menyerang jaringan payudara di bawah kulit,

didalam kelenjar susu dan menyebar ke jaringan lemak serta

jaringan penyangga payudara.

5. IDC (Infiltrating Ductal Carcinoma)

Jenis kanker ini yang paling banyak menyerang. IDC berawal

dari saluran susu dan menyebar melalui aliran darah serta

jaringan limfa ke bagian tubuh lainnya.

Faktor pemicu atau faktor resiko tumbuhnya sel kanker

payudara menurut Saryono (2014) antara lain :

1. Wanita diatas usia 30 tahun.

2. Wanita yang sudah menikah

3. Wanita yang menikah tapi tidak punya anak

4. Tidak pernah menyusui anak

5. Mengaami trauma berulang kali pada payudara

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

12

6. Riwayat family/ keluarga penderita penyakit kanker

7. Menstruasi pada usia yang sangat muda

8. Wanita yang mengalami gangguan jiwa

9. Menderita lesi fibrokistik yang berat.

f. Tumor

Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam

tubuh akibat pengaruh berbagai faktor penyebab tumor yang

menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen kehilangan kendali

normal atas pertumbuhannya.

Begitu tumor terbentuk, pertumbuhannya bersifat otonom,

karakteristik tumor diturunkan kegenerasi sel berikutnya,

pertumbuhannya relative tidak dapat dikendalikan tubuh, aktif dan

tidak terbatas. Pertumbuhan yang invasive, kelainan metabolisme

dan fungsinyamerupakan ancaman bagi tubuh. Jaringan tumor dalam

intensitas berlainan kehiangan kemampuan berdiferensiasi sehingga

morfologinya berbeda dari jaringan normal (Desen,Wan, edt, 2008).

Dalam istilah kedokteran, semua benjolan disebut tumor.

Benjolan tersebut ada yang jinak dan ada yang ganas, tumor yang

ganas itulah yang disebut kanker. Kanker payudara adalah tumor

ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran

kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya (Anonim, 2009).

Tumor jinak adalah benjolan tidak normal

akibatpertumbuhan sel yang terjadi secara terus menerus (Kumar

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

13

dkk, 2007). Merupakan benjolan pada payudara yang biasanya

terdiri dari gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah

yang menyerupai kantong yang sifatnya jinak dan tidak menyebar ke

bagian lain pada tubuh.

Tabel 2.1 Kasus Tumor Menurut Provinsi

NO PROVINSI PREY ALENSI % 95 % CI

1 Aceh 2,68 2,06-3,49

2 Sumatra Utara 2,88 2,33-3,56

3 Sumatra Barat 5,57 4,72-6,58

4 Riau 3,24 2,43-3,42

5 Jambi 3,34 2,44-4,58

6 Sumatra Selatan 1,91 1,33-2,74

7 Bengkulu 3,68 2,84-4,76

8 Lampung 3,60 2,82-4,59

9 Bangka Belitung 2,01 1,32-3,06

10 Kepulauan Riau 3,83 2,29-6,39

11 DKI Jakarta 7,44 6,02-9,20

12 Jawa Barat 5,47 4,89-6,12

13 Jawa Tengah 8,06 7,37-8,81

14 DIY Yogyakarta 9,66 7,92-11,96

15 Jawa Timur 4,41 3,94-4,94

16 Banten 6,35 5,03-8,02

17 Bali 4,92 3,79-6,38

18 Nusa Tenggara Barat 2,84 1,99-4,04

19 Nusa Tenggara Timur 3,35 2,77-4,05

20 Kalimantan Barat 2,45 1,88-3,18

21 Kalimantan Tengah 3,84 2,97-4,95

22 Kalimantan Selatan 3,91 3,06-4,99

23 Kalimantan Timur 3,59 2,80-4,60

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

14

24 Sulawesi Utara 5,76 4,36-7,60

25 Sulawesi Tengah 4,50 3,56-5,68

26 Sulawesi Selatan 4,78 4,12-5,54

27 Sulawesi Tenggara 2,60 1,99-3,14

28 Gorontalo 3,21 2,21-4,67

29 Sulawesi Barat 2,45 1,46-4,10

30 Maluku 1,54 0,83-2,86

31 Maluki Utara 1,95 0,91-4,20

32 Papua Barat 2,75 1,44-5,26

33 Papua 3,23 2,17-4,79

Indonesia 5,03 4,82-5,24

Sumber : Riskesda (2007)

2. Payudara

Secara vertikal payudara terletak di antara kosta II dan IV, secara

horizontal mulai dari pinggit sternum sampai linea aksilaris medialis.

Kelenjar susu berada di jaringna sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub

kutan superficial dan profundus, yang menutupi musculus pectoralis

mayor (Walyani, 2015).

Payudara terdiri dari kumpulan kelenjar dan jaringan lemak yang

terletak diantara kulit dan tulang dada. Kelenjar di dalam payudara akan

menghasilkan susu setelah wanita melahirkan kelenjar-kelenjar susu

disebut lobule yang membentuk lobe atau kantung penghasil susu. Sisa

bagian dalam payudara terdiri dari jaringan lemak dan jaringan berserat

yang saling berhubungan, yang mengikat payudara dan mempengaruhi

bentuk dan ukuran payudara (Saryono, 2014).

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

15

Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita hamil

adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa

laktasi sekitar 600-800 gram. Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi

menurut aktifitas fungsionalnya. Pembesaran ini terutama disebabkan

oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan

lemak (Walyani, 2015).

Anatomi dan fisiologi menurut Desen Wan, edt (2008) yaitu

a. Morfologi dan ruang lingkupnya

Kelenjar mammae wanita dewasa yang belum pernah

melahirkan berupa benjolan berbentuk kerucut, wanita yang telah

menyusui bentuknya cenderung menurun dan mendatar. Kelenjar

mamae wanita lanjut usia mengalami artofi bertahap. Mammae kedua

sisi berukuran serupa tapi tidak harus simetris. Beberapa kelenjar

mammae memiliki kutub latero-superior berekstensi sehingga fosa

aksila, membentuk kauda aksiar dari kelenjar mamae, disebut juga

‘eminesia aksilaris’.

b. Struktur dan kelenjar mammae

Sentrum dari kelenjar mamae adalah papilla mamae,

sekelilingnya terdapat lingkaran areola mamae. Areola mamae

memiliki banyak tonjolan kelenjar areolar, waktu menyusui dapat

menghasilkan sebum yang melicinkan papilla mamae. Sebagian

duktus besar menjelang ke papilla saling beranastomosis. Maka jumlah

pori muara duktus laktiferi lebih sedikit dari jumlah lobili laktiferi.

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

16

c. Fasia yang berkaitan dengan glandula mammae

Glandula mamae terletak di antara lapisan superficial dan

lapisan profunda dari fasia superficial subkutis. Serabut lapisan

superficial fasia superficial danglandula mamae dihubungkan dengan

jaringan sebabut pengikat, yang disebut dengan ligamentum Cooper

mamae. Jika ligament ini terinvasi tumor hingga menyusut, dikuit

bersangkutan akan timbul cekungan secara klinis dikenal

dengan’tanda lesung’.

Posterior dari gandula mamae adalah lapisan profunda fasia

superficial subkutis, dianterior fasia m. pektoralis mayor terdapat

struktur yang longgar, disebut dengan celah posterior glandula

mamae, maka glandula mamae dapat digerakan bebas diatas

permukaan otot pektoralis mayor. Jika tumor menginvasi fasia m.

pektoralis mayor ataou otot pektoralis mayor, mobilitasnya akan

berkurang atau terfiksasi padanya.

d. Pemasokan darah

Pasokan darah kelenjar mamae terutama berasal dari cabang arteri

aksilaris, ramus perforate interkostales 1-4 dari arteri mamaria interna

dan ramus perforate arteri interkostales 3-7.

3. FIBROADENOMA MAMMAE

a. Pengertian

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

17

Fibroadenoma Mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah

tumor jinak berkarakter tidak nyeri dan dapat digerakkan yang banyak

ditemukan pada wanita yang berusia muda. FAM (Fibroadenoma

Mammae) adalah tumor jinak yang paling sering terjadi dikalangan wanita

muda. Insiden FAM(Fibroadenoma Mammae) bergerak naik terus sejak

30 tahun terakhir. Tumor ini jarang sekali ditemukan pada wanita usia

menopause (Kumar, 2007).

FAM (Fibroadenoma Mammae) merupakan neoplasma jinak yang

terutama terdapat pada wanita usia muda. FAM (Fibroadenoma Mammae)

teraba sebagai benjolan bulat atau berbenjol-benjol dan konsistensi kenyal.

Tumor ini tidak melekat pada jaringan sekitarnya dan amat mudah untuk

digerakkan. Biasanya FAM (Fibroadenoma Mammae) tidak disertai rasa

nyeri. Neoplasma ini tidak lagi di temukan pada masa menopause

(Sjamsuhidajat, 2010).

Western Breast Service Alliance melaporkan bahwa fibroadenoma

sering terjadi pada wanita usia 15-25 tahun (Alhadrami, S.2007). wanita

yang pernah menderita fibroadenoma mammae memiliki peningkatan

resiko untuk mengalami kanker payudara 8,95 kali lebih tinggi.

Peningkatan resiko ini berhubungan dengan riwayat tumor jinak dimana

pernah terjadi proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa adanya

pengendalian kematian sel terprogram oleh proses apoptosis akan

menimbulkan keganasan karena tubuh menjadi tidak mampu mendeteksi

kerusakan DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) (Indrati, Rini. 2005).

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

18

Menurut Bickley S Lynn (2008), beberapa massa payudara yang

dapat di palpasi

Table 2.2Massa yang dapat di palpasi

Usia Lezi yang lazim ditemukan Karakteristik

15-25 Fibroadenoma Mammae Biasanya bulat, keras, dapat di gerakkan.

Tidak ada nyeri tekan

25-50 Kista Biasanya lukan sampai keras, bulat, dapat

digerakkan sering nyeri tekan.

Sumber : Bickley S Lynn, (2008)

Tabel 2.3 Manifestasi klinis Fibroadenomma Mammae danpenyakitfibrokistik

payudara

Manifestasi

Fibroadenomma

Mammae

Penyakit Fibrokistik

Umur

15-20 tahun, bisa

juga umur 55 tahun

30-45 tahun berkurang setelah menopause

Bentuk Bundar, lobular Bundar, lobular

Kepadatan Padat, bisa lembut Lembut

Demarkasi Jelas batasnya Jelas batasnya

Banyaknya Biasanya tunggal Biasanya multiple

Mobilitas Sangat mobile, licin Mobile

Retaktsi kulit Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Nyeri

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

19

Sumber : Mary Baradero, (2006)

b. Etiologi

Payudara merupakan alat sekunder yang selalu menerima

rangsangan hormonal setiap siklus menstruasi, pada saat hamil, dan

laktasi (menyusui). Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan

hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau

menjadi ganas (manuaba, 2010).

Etiologi tumor payudara belum diketahui dengan pasti, biasanya

bersifat multifactor. Ada yang bersifat endogen (epigenetik genetik

heredofamilial. hormonal, status imun. nulipara, aging, stress spsikis

berat), dan / eksogen seperti faktor konsumtif (defisiensi : protein,

vitamin A dan derivatnya. antioksidan ; diet tinggi lemak), intake

berlebih atau obesitas, alkoholik, perokok, pengguna terapi sulih

hormon, trauma / pasca bedah local (Nasar Made I, 2010).

Penyebab dari Fibroadenoma Mammae adalah peningkatan

mutlah atau nisbi aktifitas esterogen di perkirakan berperan dalam

pembentukan FAM(Fibroadenoma Mammae). Dan lesi serupa muncul

bersama dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis), usia < 30 tahun

jenis kelamin, genetik, stress, serta lesi prekanker juga dapat

menyebabkan terbentuknya FAM(Fibroadenoma Mammae) (Kumar,

2007).

c. Tanda dan Gejala

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

20

Menurut Norwitz R Errol (2007)dan gejala dari Fibroadenomma

Mammae antara lain

1) Biasanya terjadi pada wanita muda berusia 20-an yang diawali

dengan penemuan massa yang tidak terasa sakit saat mandi

2) Pertumbuhan massa biasanya sangat melambat.

Menurut Nugroho (2011) dan gejala dari Fibroadenomma Mammae

antara lain

1) Fibroadenoma dapat multipel

2) Benjolan berdiameter 2-3 cm namun dapat bertambah dengan

ukuran yang lebih besar (giant fibroadenoma)

3) Benjolan kenyal, halus dan dapat digerakan.

4) Benjolan tidak menimbulkan reksi radang, mobile dan

tidak menyebabkan pengerutan kulit payudara

5) Benjolan berlobus - lobus

6) Pada pemeriksaan mammografi , gambaran jelas jinak berupa

rata dan memiliki batas jelas

d. Klasifikasi

Klasifikasi Fibroadenoma mammae berdasarkan histologik menurut

Jitowiyono dan Kristiyanasari (2012) yaitu:

1) Fibroadenoma Pericanaliculare, Yakni kelenjar berbentuk bulat

dan lonjong dilapisi epitel sepalis atau beberapa lapis.

2) Fibroadenoma intacanalicular, Yakni jaringan ikat mengalami

proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

21

panjang atau tidak teratur dengan lumen yang sempit atau

menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak

pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

e. Patofisiologi

Fibroadenoma mammae merupakan tumor jinak payudara yang

sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh

beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang

berlebihan terhadap esterogen sehingga kelainan ini sering

digolongkan dalam memary dysplasia. Fibroadenoma biasanya

ditemukan pada kuadran luar, merupakan lobus yang terbatas jelas,

mudah digerakkan dari jaringan sekitarnya. Pada gambar histologi

menunjukan stroma dengan poliferasifibroblast yang mengelilingi

kelenjar rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran

berbeda (Jitowiyono dan Kristyanasari, 2012).

f. Pemeriksaan diagnostik

Menurut Desen Wan Edt, (2008) tumor (terutama tumor ganas)

memiliki jenis terapi khusus (bedah radikal yang destruktif, kemoterapi

yang toksik dan rudapaksa radiasi dari radioterapi dan lain-lain) yang

mempengaruhi mental, psikologi dan ekonomi pasien, maka sebelum

memulai terapi, sedapat mungkin perlu ditegakkan diagnosis yang

pasti. Metode diagnosis patologik tumor salah satunya diagnosis

histologik dengan potongan blok parafin (parafinembedded tissue

section) metodenya adalah jaringan sampel didehidrasi kemudian

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

22

ditanam dalam paraffin padat, lalu di potong. diwamai (hematoksilin

eosin / H-E), diperiksa dibawah mikroskop untuk dibuat diagnosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan

fisik. Benjolan cenderung berbentuk bundar dan memiliki pinggiran

yang dapat dibedakan dengan jaringan payudara disekitarnya, sehingga

sering kali teraba seperti ada kelereng didalam jaringan payudara.

Untuk membantu menegakan diagnosa biasanya dilakukan aspirasi

jarum atau biopsy (Nugroho dan Utama, 2014).

Menurut Jitowiyono dan Kristyanasari (2012) fibroadenoma

dapat di lakukan pemeriksaan diagnostik dengan beberapa cara yaitu

1) Biopsi

Tindakan mengambil sedikit jaringan untuk diteliti dibawah

mikroskop

2) Pembedahan

Tindakan operasi pengambilan tumor di dalam payudara

3) Hormonal

Pemakaian kontrasepsi oral yaitu pil KB dan suntik KB dalam

waktu lama lebih dari 7 tahun.

4) Ultrasonography (USG)

Untuk membuktikan adanya massa kristik dan solid atau padat

yang mengarah pada keganasan, dhan pada perempuan dibawah

usia 40 tahun.

5) Mammografi

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

23

Merupakan pemeriksaan sinar-x terhadap payudara, untuk

menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan

adanya keganasan.

6) Angiografi

7) MRI

MRI mammae dengan kontras memiliki sensitivitas tinggi dalam

diagnosis karsinoma mammae dalam stadium dini. Tapi

pemeriksaan ini cukup mahal, sulit digunakan meluas, hanya

menjadi suatu pilihan dalam diagnosis banding terhadap mikro

tumor.

8) CT-Scan

Ultrasound/scan CT membantu mengidentifikasi ukuran/lokasi

massa,foto rontgen pemeriksaan ini berguna untuk menentukan

adanya hidrotorak (Kusuma dan Nurarif, 2015).

9) Foto Rontgen

Pemindaian tulang bila terdapat gejala metastasis atau bila

fosfatase alkali meningkat.

10) Blood study

g. Penanganan

Fibroadenoma sering kali berhenti tumbuh atau bahkan

mengecil dengan sendirinya. Pada kasus seperti ini tumor biasanya

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

24

tidak diangkat. Jika Fibroadenoma terus membesar, maka harus

dibuang melalui pembedahan (Nugroho, 2014).

1) Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai

berikut:

a) Ukuran

b) Terdapat rasa nyeri atau tidak

c) Usia pasien

d) Hasil biopsy

2) Pembedahan

Menurut Hasdianah dan Suprapto (2014) masektomi adalah operasi

pengangkatan payudara, ada 3 jenis mastektomi:

a) Modified Radical Mastectomy

Operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara

ditulang dada, tulang selangka, tulang iga, dan benjolan

disekitar ketiak.

b) Total (Simple) Mastectomy

Operasi pengangkatan seluruh payudara saja tetapi bukan

kelenjar ketiak

c) Radical Mastectomy

Operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya

disebut Lumpectomy yaitu pengangkatan hanya pada jaringan

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

25

yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara.

Lumpectomy biasanya diakukan pada klien dengan tumor yang

diameternya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir

payudara.

3) Kemoterapi

Kemoterapi proses pemberian obat-obatan anti kanker atau sitokina

dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang

bertujuan membunuh sel kanker melalui mekanisme kemotaksis.

Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga seluruh tubuh

(Hasdianah dan Suprapto, 2014).

4) Terapi penyinaran

Radio terapi atau terapi sinar adalah penggunaan sinar berenergi

tinggi (seperti sinar x) untuk membunuh atau memperkecil sel

kanker. Radioterapi sesudah operasi mengurangi angka

kekambuhan sebesar 50-75%. Namun radioterapi dapat

menyebabkan efek samping dikemudian hari. Untuk alasan itu,

radioterapi setelah operasi dianjurkan dibatasi pada pasien dengan

resiko tinggi untuk kekambuhan (Saryono dan Pramitasari, 2014).

5) Lintasan metabolisme

Asam bifosnat merupakan senyawa penghambat aktifitas osteoklas

dan resorpsi tulang yang sering digunakan untuk melawan

osteoporosis yang di induksi oleh overian suppression,

hiperkalsemia dan kelainan metabolisme tulang, menunjukan

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

26

efektivitas untuk menurunkan metasis sel kanker payudara menuju

tulang (Hasdianah dan Suprapto, 2014).

h. Deteksi dini dan pencegahan

1) Menurut Saryono dan Pramitasari (2014), wanita yang harus

melakukan deteksi dini yaitu:

a) Wanita >20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan sekali

b) Wanita >35 tahun-40 tahun melakukan mammografi

c) Wanita >40 tahun melakukan check up pada dokter ahli

d) Wanita >50 tahun check up rutin/ mammografi setiap tahun.

e) Wanita yang mempunyai faktor resiko tinggi (misalnya keluarga

ada yang menderita kanker) pemeriksaan kedokter lebih rutin

dan lebih sering.

2) Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari atau Breast Self Examination)

Semua wanita diatas usia 20 tahun sebaiknya melakukan sadari

setiap bulan dan segera periksa kedokter bila ditemukan benjolan.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), sangat penting dianjurkan

kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara

detemukan oleh penderita sendiri (saryono, 2014).

Cara melakukan SADARI menurut Nugroho dan Utama (2014)

yaitu:

a) Berdiri didepan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan

normal, ukuran payudara kiri dan kanan sedikir berbeda.

Perhatikan perubahan perbedaan ukuran antara payudara kiri

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

27

dan kanan dan perubahan pada putting susu ( misalnya tertarik

kedalam) atau keluarnya cairan dari putting susu. Perhatikan

apakah kulit pada putting susu berkerut.

b) Masih berdiri didepan cermin, kedua telapak tangan diletakkan

di belakang kepala dan kedua tangan ditarik kebelakang.

Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah untuk

menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan

perubahan bentuk dan kontur payudara, terutama pada payudara

bagian bawah.

c) Kedua tangan diletakkan dipinggang dan badan agak condong

ke arah cermin, tekan bahu dan sikut kearah depan. Perhatikan

ukuran dan kontur payudara.

d) Angkat lengan kiri dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan

kanan, telusuri payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara

memutar (membentuk lingkaran kecil) di sekeliling payudara,

mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak kearah dalam sampai

ke putting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan

atau massa dibawah kulit. Lakukan hal yang sama terhadap

payudara kanan dengan cara mengangkat lengan kanan dan

memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan juga daerah antara

kedua payudara dan ketiak.

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

28

e) Tekan putting susu secara perlahan dan perhatikan apakah

keluar cairan dari putting susu. Lakukan hal ini secara

bergantian pada payudara kiri dan kanan.

f) Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan dibawah

bahu kiri dan lengan kiri ditarik keatas. Telusuri payudara kiri

dengan menggunakan jari-jari tangan kanan. Dengan posisi

seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan

pemeriksaan. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan

dengan meletakkan bantal dibawah bahu kanan dan mengangkat

lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh jari-jari

tangan kiri.

3) Pemeriksaan Klinik

Pada usia 20-39 tahun setiap wanita sebaiknya memeriksakan

payudaranya ke dokter tiap 3 tahun sekali. Pada usia 40 tahun ke

atas sebaiknya dilakukan tiap tahun.

4) Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan sinar-x terhadap

payudara.Skrining kanker payudara dengan Mammografi

dianjurkan untuk perempuan berusia lebih dari 40 tahun dengan

risiko standar. Untuk wanita dengan resiko tinggi (khususnya

dengan mutasi gen tersebut diatas) Mammografi sebaiknya dimulai

pada usia 25 tahun atau pada usia 5 tahun lebih muda dari anggota

keluarganya yang termuda yang mempunyai riwayat kanker

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

29

payudara. Misalnya ada kakaknya menderita kanker payudara pada

usia 26 tahun, maka adiknya dengan mutasi gen BRCA I atau

BRCA 2 dianjurkan memulai pemeriksaan Mammografi pada usia

21 tahun.

4. Terapi Nyeri Post Lumpectomy

Penatalaksanaan yang dilakukan pada penderita dengan

Fibroadenoma Mammae salah satunya adalah pembedahan yang di sebut

dengan Lumpectomy. Tindakan tersebut untuk mengangkat seluruh

jaringan sel tumor serta sedikit jaringan sehat di sekitarnya

(Braseher,2007)

Tanda gejala Fibroadenoma Mammae yang harus dilakukan

membedahan menurut Jotowiyono dan Kristiyanasari (2012) yaitu :

a) Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan.

Pada pemampang tampak jaringan ikat berwarna putih kenyal.

b) Ada penekanan pada jaringan sekitar

c) Ada batasan yang tegas.

d) Diameter mencapai 5-10 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant

Fibroadenoma)

e) Memiliki kapsul dan soliter

f) Benjolan dapat digerakkan.

Menurut Heather (2013) post operasi mammae diagnosa yang

muncul yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (pembedahan)

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

30

b. Gangguan gambaran diri berhubungan (body image) berhubungan

dengan tindakan bedah

c. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.

Kriteria hasil interfensi resiko infeksi NOC (Nursing Outcomes

Clasification) :

(1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi.

(2) Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang

mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya.

(3) Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

(4) Jumlah leukosit dalam batas normal

(5) Menunjukkan perilaku hidup sehat

NIC (Nursing Intervention Classification) :

(1) Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien

(2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan

(3) Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik local

(4) Monitor kerentanan terhadap infeksi

(5) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.

Menurut Rofiqoh (2015) dalam manajemen perawatan luka ada

beberapa tahap yaitu :

(1) Evaluasi luka

Meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik ( lokasi dan eksplorasi)

(2) Tindakan antiseptik

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

31

Prinsipnya untuk mensucihamakan kulit biasanya digunakan

cairan atau larutan antiseptik.

(3) Pembersihan luka

Tujuan dilakukan pembersihan luka adalah meningkatkan,

memperbaiki dan mempercepat proses penyembuhan luka serta

menghindari terjadinya infeksi.

(4) Penutupan luka

Penutupan luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang

baik pada luka sehingga proses penyembuhan berlangsung

optimal.

(5) Pembalutan

Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap penguapan,

infeksi, pengupayaan lingkungan yang baik bagi luka dalam

proses penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang

mencegah berkumpulnya rembesan darah yang menyebabkan

hematom

(6) Pemberian antibiotik

Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotik.

Pasca bedah biasanya terjadi nyeri akibat luka operasi. Nyeri

merupakan sensasi subjektif rasa tidak nyaman yang biasanya berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial (Corwin,2009).

Menurut Smeltzer dan Bare (2002) dalam Zees (2012) pada pasien

setelah pembedahan mengeluh nyeri bisa dilakukan tindakan baik secara

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

32

farmakologi maupun nonfarmakologi. Tindakan farmakologi biasanya

dengan pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.

Metode pereda nyeri non farmakologi biasanya mempunyai resiko

yang sangat rendah, Karena tidak adanya efek samping seperti pada

pemberian obat. Berbagai macam teknik non farmakologis untuk

mengurangi nyeri diantaranya massasse, pijat refleksi, range of motion,

distraksi, relaksasi, umpan balik tubuh (biofeed back) sentuhan terapeutik

dan relaksasi genggam jari (Wirya dan Sari, 2013).

Menurut Pinandita (2012) dalam handayani (2014) Teknik genggam

jari merupakan cara yang mudah untuk mengelola emosi dan

mengembangkan kecerdasan emosional. Rangsangan mengalirkan

semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut

diterima oleh otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses

dengan cepat diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang

mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energy menjadi lancar.

Teknik relaksasi genggam jari membantu tubuh, pikiran dan jiwa untuk

mencapai relaksasi. Dalam keadaan relaksasi secara ilmiah akan memicu

pengeluaran hormone endofrin, hormone ini merupakan analgesik alami

dari tubuh sehingga nyeri akan berkurang.

Menurut Wong (2011) dalam Hndayani (2014) prosedur teknik

relaksasi genggam jari dilakukan +-15 menit dengan tahapan antara lain :

a) Duduk atau berbaring dengan tenang.

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

33

b) Genggam ibu jari tangan dengan telapak tangan sebelahnya bila

merasa khawatir, genggam jari telunjuk bila merasa takut, genggam

jari tengah bila merasa marah, genggam jari manis apabila merasa

sedih dan genggam jari kelingking bila merasa stress.

c) Tutup mata, fokus dan tari nafas perlahan dari hidung, hembuskan

perlahan dengan mulut. Lakukan berkali-kali.

d) Katakan “semakin rileks, semakin rileks”, dan seterusnya sampai

benar-benar rileks.

e) Apabila sudah dalam keadaan rileks, lakukan hipnopuntur yang

diinginkan seperti, “maafkan”, “lepaskan”, “lepaskan”, “tunjukkan

yang terbaik”, “saya pasti bisa”, “saya ingin bahagia”, “saya ingin

masalah cepat selesai”, dan lain-lain sesuai permasalahannya.

f) Gunakan perintah sebaliknya untuk menormalkan pikiran bawah

sadar. Contohnya, “saya akan terbangun dengan keadaan baik”,

“mata saya perintahkan untuk normal kembali dan dapat dengan

mudah di buka”.

g) Lepaskan genggaman jari dan usahakan lebih rileks.

B. Teori Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang di lakukan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

34

pelaksanaan dan evaluasi (Hidayat Asri, 2009)

2. Proses Manajemen Kebidanan

Menurut Sulistyawati (2009)Manajemen kebidanan terdiri atas

tujuh langkah yang berurutan, diawali dengan jpengumpulan data sampai

evaluasi. Proses ini bersifat siklik (dapat berulang), dengna tahap

evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya. Proses manajemen

kebidanan terdiri atas langkah-langkah beriut ini:

a. Mengumpulkan semua data yang di butuhkan untuk menilai

keadaan klien secara keseluruhan.

b. Menginterpretasi data untuk diagnosis atau masalah

c. Mengidentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan

mengantisipasi penanganannya

d. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi,

kolaborasi, dengan tenaga kesehatan lainnya serta melakukan

rujukan berdasarkan kondisi klien.

e. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang

kembali manajemen proses untuk aspek-aspek sosial yang tidak

efektif.

f. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

g. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan

mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan

yang tidak efektif.

1) Langkah I : Pengkajian

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

35

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan

kondisi pasien (Nugraheny dan Sulistyawati, 2010).

a) Data Subyektif

Adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengumpulkan

semua informasi yang akurat dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi pasien (Wulandari dan

Handayani, 2011).

(1) Biodata Pasien

Pengkajian biodata antara lain :

(a) Nama Pasien

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama

panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam

memberikan penanganan (Ambarwati dan

Wulandari, 2010).

(b) Umur/Usia

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya

resiko seperti kurang dari 35 tahun beresiko

terhadap Fibroadenomma Mammae karena

adanya peningkatanhormon (Anggraini, 2010).

(c) Agama

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

36

Sebagai dasar bidan dalam memberikan

dukungan mental dan spiritual terhadap pasien

dan keluarga (Nugraheny dan Sulistyawati 2010).

(d) Pendidikan

Dikaji untuk menyesuaikan dalam

memberikan pengetahuan sesuai dengan tingkat

pendidikannya. Tingkat pendidikan

mempengaruhi sikap dan perilaku kesehatan

seseorang (Norma dan Dwi, 2013).

(e) Suku/Bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau

kebiasaan sehari-hari (Wulandari dan Handayani,

2011).

(f) Pekerjaan

Gunanya untuk mengetahui dan mengukur

tingkat sosial ekonominya, karena ini juga

mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut

(Ambarwati dan Wulandari, 2010)

(g) Alamat

Dikaji untuk maksud mempermudah hubungan

bila dalam keadaan mendesak. Dengan diketahui

alamat tersebut, bidan mengetahui tempat tinggal

pasien dan lingkungannya (Bobak, 2005).

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

37

(2) Keluhan utama

Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui

alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan

(Sulistyawati, 2014). Keluhan utama adalah alasan

kenapa klien datang ke tempat bidan. Hal ini disebut

tanda dan gejala. Dituliskan sesuai dengan yang

diungkapkan oleh klien serta tanyakan juga sejak

kapan hal tersebut dikeluhkan oleh klien (Astuti,

2012).

(3) Riwayat Menstruasi

Menurut Sulistyawati (2014), dari data yang

kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang

keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa

data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi

antara lain :

(a) Menarche

Menarche adalah usia pertama kali mengalami

menstruasi. Untuk wanita Indonesia pada usia

sekitar 12-16 tahun.

(b) Siklus

Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi

yang dialami dengan menstruasi berikutnya dalam

hitungan hari, biasanya sekitar 23 sampai 32 hari.

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

38

(c) Volume

Data ini menjelaskan seberapa banyak darah

menstruasi yang dikeluarkan kadang kita kesulitan

untuk mendapatkan data yang valid. Sebagai acuan

biasanya kita gunakan kriteria banyak, sedang, dan

sedikit. Jawaban yang diberikan oleh pasien

biasanya bersifat subyektif, namun kita dapat gali

lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan

pendukung seperti sampai beberapa kali ganti

pembalut dalam sehari.

(d) Keluhan

Beberapa wanita menyampaikan keluhan yang

dirasakan ketika mengalami menstruasi misalnya

sakit yang sangat, penig sampai pingsan, atau

jumlah darah yang banyak. Ada beberapa keluhan

yang disampaikan oleh pasien dapat menujukkan

kepada diagnosis tertentu.

(e) Lamanya

Lamanya Haid yang normal adalah +- 7 hari.

Apabila sudah ebih dari 15 hari berarti sudah

abnormal dan kemungkinan adanya gangguan

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

39

ataupun penyakit yang mempengaruhinya (Astuti,

2012)

(4) Riwayat Perkawinan

Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah,

status menikah syah atau tidak, karena bila

melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan

(Wulandari dan Handayani, 2011).

(5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Menurut Wulandari dan Handayani (2011), berapa kali

ibu hamil, apakah pernah abortus,jumlah anak,cara

persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan

nifas yang lalu.

(6) Riwayat Keluarga Berencana (KB)

Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB

dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama,adakah

keluhan selam menggunakan kontrasepsi serta rencana

KB setelahmasa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa

(Wulandari dan Handayani, 2011).

(7) Riwayat Kesehatan

Beberapa data penting tentang riwayat kesehatan pasien

yang perlu kita ketahui adalah apakah pasien pernah

atau sedang menderita penyakit, seperti jantung,

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

40

diabetes mellitus (DM), ginjal, hipertensi/hipotensi, dan

hepatitis (Sulistyawati, 2009).

(a) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti

jantung, DM, hipertensi,dan asma (Ambarwati dan

Wulandari, 2010)

(b) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui

kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada

saat ini yang ada hubungannya dengan kista ovarium

(Ambarwati dan Wulandari, 2010)

(c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk megetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap

gangguan kesehatan pasien, yaitu apabila ada

penyakit keluarga yang menyertainya (Ambarwati

dan Wulandari, 2010)

(8) Pola Kebiasaan Sehari-hari

(a) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum,

frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan

pantangan (Wulandari dan Handayani, 2011).

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

41

(b) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan

buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,

konsistensi dan bau serta kebiasaan buang

air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah

(Wulandari dan Handayani, 2011).

(c) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien,

berapa jam pasien tidur, kebiasaan pasien sebelum

tidur misalnya membaca, mendengarkan musik,

kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur

siang, penggunaan waktu luang. Istirahat

sangat penting pada ibu nifas karena dengan istirahat

yang cukup dapat mempercepat penyembuhan

(Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(d) Personal Hygine

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), data ini

perlu kita gali karena akan sangat berkaitan dengan

kenyamanan pasien. Beberapa pertanyaan yang

perlu diajukan berhubungan dengan perawatan

kebersihan pasien.

Kapan terakhir mandi, keramas dan gosok gigi.

Page 53: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

42

Kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam.

(e) Kehidupan seksual

Menurut Nugraheny dan Sulistyawati (2010), data

yang kita perlukan berkaitan dengan aktivitas

seksual adalah sebagai berikut, keluhan, frekuensi,

dan kapan terakhir melakuakan hubungan seksual.

(f) Data Psikologis

Untuk mengetahui respon keluarga terhadap

perubahan emosi atau psikososial pasien

(Wulandari dan Handayani, 2011).

b) Data Objektif

Menurut Nugraheny dan Sulistyawati (2010), data ini

dikumpulkan guna melengkapai data untuk menegakkan

diagnosis. Bidan melakukan pengkajian data objektif melalui

pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi, dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara berurutan.

(1) Keadaan umum

Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan. Hasil pengamatan yang dilaporkan kriterianya

adalah sebagai berikut :

(a) Baik

Page 54: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

43

Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, secara fisik pasien tidak

mengalami ketergantungan dalam berjalan.

(b) Lemah

Pasien dimasukan dalam kriteria ini jika ia kurang atau

tidak memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak

mampu berjalan sendiri.

(2) Kesadaran

Menurut Astuti (2012), tingkat kesadaran adalah ukuran

dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan

dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi:

(a) Composmentis (conscious), yaitu kesadaran normal,

sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan

tentang keadaan sekelilingnya.

(b) Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk

berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak

acuh.

(c) Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat,

waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi,

kadang berhayal.

(d) Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran

menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah

Page 55: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

44

tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang

(mudah dibangunkan).

(e) Stupor (spoor koma), yaitu keadaan seperti tertidur

lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.

(f) Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak

ada respon terhadap rangsangan apapun.

(3) Tanda-tanda vital

(1) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi

(Saifuddin, 2007).

(2) Nadi

Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1

menit (saifuddin, 2007). Batas normal 60-80 x/menit

(Ambarwati dkk, 2010).

(3) Pernapasan

Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang

dihitung dalam 1 menit (saifuddin, 2007). Batas normal

20-30 x/menit (Ambarwati dkk, 2010).

(4) Suhu

Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan

atau tidak jika ada dan lebih dari 380 C, kemungkinan

terjadi infeksi. Batas normal 37,50-38

0C

(Ambarwati dkk, 2010).

Page 56: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

45

(5) Berat badan

Untuk mengetahui faktor resiko obesitas(Saifuddin,

2007).

(6) Tinggi badan

Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul

(saifuddin, 2007). Tinggi badan wanita normalnya

150 cm (Ambarwati dkk, 2009).

c) Pemeriksaan sistemik

(1) Kepala

(a) Rambut

Untuk mengetahui apakah kuit kepala dan rambut

bersih, rontok dan berketombe (Kamariyah dkk,

2014)

(b) Muka

Untuk mengetahui apakah pucat/tidak, edema/tidak

(Kamariyah dkk, 2014)

(c) Mata

Untuk mengetahui apakah simetris/tidak,

konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterus/tidak,

palpebra edema/tidak (Kamariyah dkk, 2014).

(d) Hidung

Page 57: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

46

Untuk mengetahui apakah ada secret/tidak,

polip/tidak, pernafasan cuping hidung/tidak

(Kamariyah dkk, 2014).

(e) Telinga

Untuk mengetahui apakah simetris/tidak, ada

purulen/tidak (Kamariyah dkk, 2014)

(f) Mulut, gigi dan gusi

Untuk mengetahui mukosa bibir, stomatitis, ada

caries/tidak, gigi palsu, kebersihan lidah, tonsillitis

(Kamariyah dkk, 2014).

(2) Leher

Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok

atau thyroid, tumor dan pembesaran getah bening

(Nursalam, 2008).

(3) Dada dan axilla

Untuk mengetahui mammae ada pembesaran atau tidak,

tumor simetris, aerola hiperpigmentasi apa tidak, puting

susu menonjol apa tidak, kolostrum sudah kluar atau

belum (Anggraini, 2010).

(4) Axilla

Untuk mengetahui adakah tumor, adakah nyeri tekan

(Nursalam, 2008).

(5) Abdomen

Page 58: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

47

Untuk mengetahui adanya bising diatas aorta, arteri

renalis dan arteri femoralis.

(6) Anogenital

(a) Vulva vagina dan Perineum

Meliputi pemeriksaan : Varices, luka, kemerahan,

pengeluaran pervaginam, kelenjar bartholini

(bengkak, massa) (Astuti, 2012).

(b) Anus

Untuk mengetahui ada haemoroid atau tidak (Astuti,

2012).

(7) Ekstermitas

Meliputi pemeriksaan : oedema, varices, kuku jari, dan

reflek patella (Astuti, 2012).

d) Pemeriksaan Penunjang

Data penunjang dilakukan sebagai pendukung diagnose,

apabila diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium

(Varney, 2007). Ultrasound/scan CT membantu

mengidentifikasi ukuran/lokasi massa,foto rontgen

pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya

hidrotorak (Kusuma dan Nurarif, 2015).

2) Langkah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap rumusan

diagnosis, masalah dan kebutuhan pasien berdasarkan

Page 59: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

48

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Langkah awal dari perumusan diagnosis atau masalah adalah

pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data satu

dengan lainya sehingga tergambar fakta (Nugraheny dan

Sulistyawati 2013).

a) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan

dalam lingkungan praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan yang dikemukakan dari

hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa (Varney,

2007)

Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah : Ny.X dengan

gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammae.

Data Subjektif

Ibu mengatakan payudara kanan lebih terasa berat dan

berbeda daripada payudara yang kiri (Norma dan Dwi,

2013).

Data Objektif :

(1) Keadaan umum :

(2) Kesadaran :

(3) TTV, TD : x mmHg, N : x/menit, R : x/menit, S: 0C

(4) Pada palpasi teraba benjolan abnormal yang bisa

digerakkan di payudara (Norma dan Dwi, 2013).

Page 60: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

49

b) Masalah

Dalam asuhan kebidanan istilah “masalah” dan

“diagnosis” dipakai keduanya beberapa masalah tidak dapat

didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan

untuk membuat rencana yang menyeluruh.Masalahsering

berhubungan dengan bagaimana wanita itu mengalami

kenyataan terhadap diagnosisnya (Nugraheny dan

Sulistyawati 2013).

c) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya (Nugraheny dan

Sulistyawati 2013).

3) Langkah III : Diagnosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau

diagnosis potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain

juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil terus mengamati kondisi klien.

Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah

potensial benar-benar terjadi (Sulistyawati, 2009).

Diagnosa potensial pada kasus Fibroadenomma Mammae

yang mungkin terjadi yaitu terjadi Ca Mammae (Varney, 2007).

4) Langkah IV : Antisipasi Masalah

Page 61: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

50

Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan

dokter untuk konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota

tim kesehatan lain (Walyani, 2015).

Pada kasus gangguan reproduksi dengan

FibroadenommaMammae antisipasi yang diberikan yaitu

kolaborasi dengan dokter bedah, bila tidak terjadi keganasan

bisa diobati secara operasi atau dengan obat-obatan, bila terjadi

keganasan harus dilakukan pengangkatan Fibroadenomma

Mammae atau operasi dan diberikan obat-obatan anti kanker

yaitu Alkilator, Antimetabolit, Golongan Antibiotik, Inhibitor

protein mikotubuli, Inhibitor tomoisomerase, Golongan hormon

dan golongan target molekuler (Desen Wan Edt, 2008).

5) Langkah V : Perencanakan

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tetapi

juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut,

apakah kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah

pasien perlu dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan

dengan masalah kesehatan lain (Walyani, 2014).

a) Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana

asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama

klien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan

bersama sebelum melaksanakannya(Walyani, 2014).

Page 62: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

51

b) Lakukan tindakan pembedahan atau Lumpectomy yaitu

pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel

kanker, bukan seluruh payudara (Hasdianah, 2014).

c) Lakukan Kemoterapi proses pemberian obat-obatan anti

kanker atau sitokina dalam bentuk pil cair atau kapsul atau

melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker

melalui mekanisme kemotaksis (Hasdianah, 2014).

d) Pemberian terapi relaksasi pereda nyeri dengan

menggunakan Teknik Genggam Jari (finger hold), yaitu

merupakan teknik relaksasi dengan jari tangan serta aliran

energy didalam tubuh ( Pinandita, 2011).

6) Langkah VI : Pelaksanaan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara

efisien dan aman. Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan

oleh bidan, pasien, atau anggota keluarga yang lain. Jika bidan

tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab

atas terlaksananya seluruh perencanaan. Dalam situasi dimana ia

harus berkolaborasi dengan dokter, misalnya karena pasien

mengalami komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya dan

menigkatkan mutu asuhan (Sulistyawati, 2009).

Page 63: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

52

Pada langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah

perencanaan yang telah diputuskan.

7) Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang telah diberikan. Evaluasi didasarkan pada harapan

pasien yang di identifikasi saat merencanakan asuhan

kebidanan. Untuk mengetahui keberhasilan asuhan, bidan

mempunyai pertimbangan tertentu antara lain: tujuan asuhan

kebidanan; efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah; dan

hasil asuhan kebidanan (Walyani, 2015).

Menurut Irianto (2015), mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien, pada tahap ini

bidan harus melakukan pengamatan dan observasi terhadap

masalah yang dihadapi oleh klien. Apakah masalah diatasi

seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau timbul masalah baru.

Evaluasi yang diharapkan akan tercapai setelah asuhan

kebidanan diberikan adalah

a) Keadaan umum baik

b) Tanda-tanda vital dalam batas normal

TD : Normal (120/80 mmHg)

N : Normal (60-90 x/menit)

S : Normal (36,5-37,50C)

R : Normal (18-24 x/menit)

Page 64: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

53

c) Fibroadenoma Mammae teratasi

d) Rasa nyeri berkurang

3. Data Perkembangan Dengan Menggunakan SOAP

Menurut Walyani (2015), data perkembangan menggunakan SOAP

meliputi :

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien melalui

anamnesa.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasiaan hasil analisis dan fisik klien, hasil

laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus

untuk mendukung assessment.

A : Assessment

Masalah atau diagnosa yang ditegakakan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

disimpulkan. Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada

informasi baru baik subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian

adalah suatu proses yang dinamik. Sering menganalisis adalah sesuatu

yang penting dalam mengikuti perkembangan klien.

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a. Diagnosa/Masalah

Page 65: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

54

1) Diagnosa adalah rumusan dari hasil pengkajian mengenai

kondisi klien.

2) Masalah adalah segala sesuatu yang menyimpang sehingga

kebutuhan klien terganggu.

b. Antisipasi masalah lain/diagnosa potensial

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi

berdasarkan assessment. Untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukkan dalam planning.

C. Landasan Hukum

Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi

bidan di Indonesia dalam kasus gangguan reproduksi dengan prolaps uteri

bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam Permenkes

NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan penyelenggaraan

praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai dengan pasal 9

yang isinya :

Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktek, berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi :

i. Pelayanan kesehatan ibu

ii. Pelayanan kesehatan anak

iii. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga

berencana

Page 66: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

55

Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam

pasal 9 huruf c, berwenang untuk :

1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi

perempuan dan keluarga berencana

2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

(Menkes RI, 2010)

Menurut Kharimaturrahmah, dkk (2012),kompetensi ke 9 peran,

fungsi, kompetensi bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada

wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi meliputi :

1. Pengetahuan Dasar

a. Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit

menular seksual (PMS), HIV AIDS

b. Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang

lazim terjadi

c. Tanda dan gejala pelaksanaan pada kelainan ginekologi meliputi,

keputihan pendarahan tidak teratur, dan penundaan haid.

2. Ketrampilan Dasar

a. Mengidentifikasi gangguan masalah dan kelainan-kelaianan system

reproduksi.

b. Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita/ibu dengan

gangguan system reproduksi.

Page 67: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

56

c. Melaksanakan kolaborasi atau rujukan secara cepat dan tepat pada

wanita/ibu dengan gangguan sistem reproduksi.

d. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenagan

pada kelainan ginekologi meliputi, keputihan, perdarahan tidak

teratur dan penundaan haid.

e. Mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang

dilakukan.

3. Ketrampilan Tambahan

a. Mempersiapkan wanita menjelang klimaktrium dan menopause

b. Memberikan pengobatan pada pendarahan abnormal dan abortus

spontan (bila belum sempurna)

c. Melaksanakan kolaborasi atau rujukan secara tepat pada wanita/ibu

dengan gangguan system reproduksi

d. Memberikan pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenagan

pada gangguan system reproduksi meliputi, keputihan, perdarahan

tidak teratur dan penundaan haid.

e. Mikroskop dan penggunaanya

f. Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.

g. Menggunakan mikroskop untuk pemerikasaan hapusan vagina

h. Pengambilan dan pengiriman sediaan pap smear.

Page 68: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

58

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Jenis Karya Tulis Ilmiahini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi

yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber

informasi (Nasir dkk, 2011). Studi kasus ini menggunakan metode

observasional deskriptif yaitu suatu metode untuk mendeskripsikan atau

menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat

(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini menggambarkan tentang Asuhan

kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.R umur 24 dengan Fibroadenoma

Mammaedi RSUD Karanganyar tahun 2016 menggunakan manajemen

kebidanan 7 langkah varney.

B. Lokasi Studi Kasus

Lokasi studi kasus merupakan tempat atau lokasi pengambilan kasus

yang dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Lokasi pengambilan kasus

inidilaksanakan di RSUD Karanganyar.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek studi kasus adalah orang yang akan dijadikan subjek untuk

dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini dilakukan

pada Ny.R umur 24 tahun pasien gangguan reproduksi dengan

fibroadenommamammae

Page 69: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

59

D. Waktu Studi Kasus

Waktu studi kasus adalah merupakan pengambilan data kasus diambil

(Notoatmodjo, 2010), seorang peneliti sering memperkirakan waktu yang

diperlukan tiap selesainya tahap proses penelitian (Nursalam, 2013). Waktu

studi kasus ini dilaksanakan pada bulan 24 April 2016 sampai 26 April 2016.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan

data. Instrumen yang penulis pakai dalam pengambilan data adalah format

asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan reproduksi dan lembar status

atau dokumentasi pasien tentang kesehatan sebelumnya dan lembar observasi

serta data perkembangan SOAP (Notoatmodjo, 2012).

Pada kasus Ny.R umur 24 Tahun dengan gangguan reproduksi

Fibroadenoma Mammae instrument yang penulis pakai dalam pengambilan

data adalah format asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi, lembar

observasi serta data perkembangan menggunakan SOAP.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah :

1. Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh atau dikumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya (Notoatmodjo, 2010). Data primer diambil dengan cara

a. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian kesehatan merupakan komponen kunci dalam pembuatan

Page 70: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

60

klinis. Keahlian dalam pembuatan keputusan klinis menopang

pengembangan praktek kebidanan (Nursalam, 2008).

1) Inspeksi

Inspeksi merupakan suatu proses observasi dengan

menggunakan mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-

tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik

(Priharjo,2006). Dalam pengambilan kasus Ny.R umur 24 tahun

dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammaepeneliti

melakukan inspeksi dari kepala sampai kaki (Head to toe).

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba,

tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang sensitif dan

digunakan untuk mengumpulkan data tentang temperature,

turgor, bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran (Nursalam,

2008). Dalam pengambilan kasus Ny.R umur 24 tahun dengan

gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammaepeneliti

melakukan pemeriksaan palpasi pada payudara teraba benjolan

padat, berbatas jelas dan dapat digerakkan.

3) Perkusi

Perkusi adalah sesuatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk

untuk membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan

tubuh dengan tujuan menghasilkan suara, perkusi bertujuan

untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran dan konsistensi jaringan.

Page 71: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

61

Perkusi dilakukan untuk mengetahui reflek patella pasien

(Nursal, 2008). Dalam pengambilan kasus Ny.R umur 24 tahun

dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammaepeneliti

melakukan pemeriksaan perkusi dilakukan pada lutut untuk

mengetahui reflek patella.

4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkansuara

yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop

(Nursalam, 2008). Dalam pengambilan kasus Ny.R umur 24

tahun dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma

Mammaepeneliti melakukan pemeriksaan auskultasi untuk

mendeteksi tekanan darah.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data di mana mendapatkan keterangan atau pendirian

secara lisan dari seorang sasaran penelitian (responden) atau

bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus wawancara dilakukan pada Ny.R

umur 24 tahun pasien gangguan reproduksi dengan Fibroadenomma

mammae

c. Observasi

Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang berencana. antara

lain meliputi, melihat, mencatat, jumlah dan taraf aktivitas tertentu

Page 72: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

62

yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,

2010). Dalam observasi menggunakan format asuhan kebidanan

gangguan reproduksi untuk mengetahui antara lain keadaan umum

pasien, kesadaran, tanda-tanda vital, keluhan terdapat benjolan pada

payudara dan hasil pemeriksaan penunjang.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan

akan tetapi diperoleh dari keterangan keluarga, lingkunganya,

mempelajari status atau dokumentasi pasien, catatan asuhan kebidanan

dan studi (Notoatmodjo, 2010). Data sekunder meliputi :

a. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang

berhubungan dengan dokumen resmi maupun tidak resmi, misalnya

laporan, catatan-catatan di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi

adalah segala bentuk dokumen di bawah tanggung jawab instasi

tidak resmi seperti biografi, catatan harian (Notoatmodjo. 2010).

Dalam hal ini contohnya yaitu status / catatan pasien, rekam medik

di RSUD Karanganyar.

b. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan yaitu memperoleh berbagai informasi baik berupa

teori-teori generalisasi maupun konsep yang dikembangkan oleh

berbagai ahli dan buku-buku sumber yang ada (Notoatmodjo, 2010).

Contoh studi kepustakaan yang digunakan penulis adalah buku-

Page 73: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

63

bukudan jurnal dari tahun 2006 sampai 2015.

G. Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut

1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara)

a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi (ASKEB)

b. Buku tulis dan alat tulis

2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi pra

Operasi

a. Stetoskop

b. Tensimeter

c. Temperature suhu

d. Spet 5cc

f. Tourniquet

g. Infuse set

h. Cairan infuse RL 500cc

i Kapas alkhohol

j. Povidone iodine 10%

k. Bengkok

l. Pinset cirugis

m. Kassa steril

n. plester

o. Supratule

Page 74: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

64

H. JADWAL PENELITIAN

Jadwal penelitian adalah langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal

kegiatan ini disusun dalan suatu “gant’s chart” (Notoatmodjo, 2013)

Jadwal penelitian Terlampir

Page 75: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

65

BAB IV

ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI

PADA NY.R UMUR 24 TAHUN DENGAN

FIBROADENOMA MAMMAE

DI RSUD KARANGANYAR

Ruang : Kenanga II

Tanggal Masuk : 26 April 2016

No. Register : 227604

I. PENGKAJIAN

A. IDENTITAS PASIEN : IDENTITAS SUAMI :

1. Nama : Ny.R Nama : Tn.N

2. Umur : 24 tahun Umur : 26 Tahun

3. Agama : Islam Agama : Islam

4. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

5. Pendidikan : S1 Pendidikan : S1

6. Pekerjaan : Guru Pekerjaan : Guru

7. Alamat : Majan RT.3, RW.4, kandangan, Kerjo, Karanganyar

B. ANAMNESE (DATA SUBYEKTIF)

Tanggal: 24 April 2016 Pukul : 08.00 WIB

1. Keluhan utama pada waktu masuk

Ibu mengatakan adanya benjolan pada payudara kiri bagian bawah,

benjolan tersebut padat dan dapat digerakkan sejak 6 bulan yang lalu.

2. Riwayat penyakit :

Page 76: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

66

a. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan adanya benjolan

padapayudara kiri bagian bawah,

benjolan tersebut padat dan dapat

digerakkan sejak 6 bulan yang lalu.

b. Riwayat penyakit sistemik

1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri

dada sebelah kiri dan tidak keluar keringat

dingin saat beraktivitas.

2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak ada nyeri tekan pada

pinggang bagian bawah dan tidak nyeri saat

BAK

3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak nafas.

4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk

berkepanjangan lebih dari 2 minggu.

5) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kulit, dan kuku

tidak pernah berwarna kuning.

6) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan

sering BAK pada malam hari.

7) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya tidak pernah

lebih dari 140/90 mmHg

8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai

mengeluarkan busa dari mulutnya.

Page 77: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

67

9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain

seperti HIV/AIDS.

c. Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengatakan dari keluarganya

maupun keluarga suaminya tidak

ada riwayat penyakit menular

(hepatitis) maupun riwayat penyakit

menurun (jantung, DM, dll)

d. Riwayat keturunan kembar : Ibu mengatakan dari keluarganya

maupun keluarga suaminya tidak

ada keturunan kembar

e. Riwayat operasi : Ibu mengatakan belum pernah

operasi apapun.

3. Riwayat menstruasi

a. Menarche : Ibu mengatakan haid pertama kali umur 12 tahun

b. Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya 30 hari

c. Lamanya : Ibu mengatakan lama haidnya 5-7 hari

d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali dalam

sehari.

e. Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur

f. Sifat darah : Ibu mengatakan arah haidnya berwarna merah

kecoklatan

Page 78: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

68

g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan ketika menstruasi tidak pernah

merasakan rasa nyeri yang berlebihan saat

menstruasi

4. Riwayat Keluarga Berencana :

a. Metode yang pernah dipakai : KB Suntik 3 bulan

Lama penggunaan : 1 tahun

b. Keluhan selama pemakaian : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

5. Riwayat Perkawinan

a. Status perkawinan : Sah, kawin : 1 kali

b. Kawin/menikah : umur 21 tahun, dengan suami

umur 23 tahun

Lamanya : 3 tahun, anak 1 orang

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

7. Riwayat Hamil

a. HPHT : 13 juli 2013

b. HPL : 20 April 2014

c. Keluhan – keluhan pada

Trimester I : Pusing dan Mual

Trimester II : mudah lelah

Trimester III : pegal-pegal pada punggung dan kaki

d. ANC : 11 kali teratur

No

TGL/

THN

PAR-

TUS

UK

(mg

)

JENIS

PAR-

TUS

PEN

O

LON

G

ANAK NIFAS KEA-

DAAN

ANAK

SEKA-

RANG

JE

NIS

(P/

L)

BB

(gram)

PB

(cm) KEAD

LAK-

TASI

1 2014 39 Spontan Bidan L 3200 48 Baik Lancar Hidup

Page 79: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

69

Trimester I : 3 kali, Umur kehamilan 7minggu, 9 minggu, 11

minggu

Trimester II : 4 kali umur kehamilan 16 minggu, 21minggu,

25 minggu, 28 minggu

Trimester III : 4 kali, umur kehamilan 31 minggu,33 minggu,

36 minggu, 39minggu

e. Penyuluhan yang didapat: gizi ibu hamil, kneechest dan persiapan

persalinan

f. Imunisasi TT : 3 kali

TT 1 saat sebelum menikah, TT 2 saat umur kehamilan 16

minggu dan TT3 saat umur kehamilan 21 minggu

g. Pergerakan janin : terasa saat umur kehamilan 5 bulan

8. Riwayat Persalinan Ini

a. Tempat Persalinan : RB Hastuti

b. Penolong : Bidan

c. Tanggal/Jam : 16 April 2014/ jam : 17.55 WIB

d. Jenis Persalinan : Spontan

e. Tindakan Lain : Tidak Ada

f. Komplikasi : Tidak Ada

g. Perinium

1) Ruptur / tidak : Rupture derajat II

2) Dijahit / tidak : Dijahit

9. Pola Kebiasaan

Page 80: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

70

a. Nutrisi

1) Sebelum masuk rumah sakit

ibu mengatakan makan 3x sehari porsi sedang, menu

nasi, sayur, lauk pauk, daging dan buah. Minum 7-8

gelas per hari jenis air putih

2) Selama dirumah sakit

Ibu mengatakan makan menu dari rumah sakit hanya

habis 5 sendok, jenis sayur, lauk dan minum 1 gelas

air putih.

b. Eliminasi

1) Sebelum masuk rumah sakit

Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi lunak,

warna kuning. BAK ±7 kali sehari warna kuning jernih,

bau khas urine

2) Selama di rumah sakit

Ibu mengatakan belum BAB dan BAK 2 kali, warna

kuning keruh.

c. Istirahat / Tidur : 7 jam dalam sehari

d. Personal Hygiene : ibu mandi 2 kali sehari, gosok gigi

3 kali dalam sehari dan gamti

celana dalam dan BH 2 kali dalam

sehari

e. Data Psikologis : Ibu mengatakan saat ini merasa cemas

Page 81: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

71

dengan keadaan yang sedang dialaminya

C. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBJEKTIF )

1. Status generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran :Composmentis

c. TTD : TD : 120/70 mmHg

N : 86 x/menit

R : 21 x/menit

S : 37,1ºC

d. TB : 161 cm

e. BB : 56 kg

2. Pemeriksaan Sistematis

a. Kepala

1) Rambut : Bersih, berwarna hitam, tidak

mudah rontok

2) Muka : Tidak oedema, dan tidak pucat

3) Mata :

a) Oedema : Tidak oedema

b) Conjungtiva : Merah muda

c) Sklera : Putih

4) Hidung : Simetris, bersih dan tidak ada

benjolan

5) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen

Page 82: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

72

6) Mulut/gigi/gusi : Bersih tidak ada caries, tidak ada

stomatitis, gusi tidak berdarah

b. Leher

1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran

2) Tumor : Tidak ada pembesaran

3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran

c. Dada dan Axillia

1) Mammae

a) Pembengkakan : Tidak ada pembengkakan

b) Tumor : Ada benjolan padat, berbatas jelas

dan dapat di gerakan pada payudara

kiri bagian samping kiri bawah

c) Simetris : Tidak simetris

d) Areola : Menonjol

e) Puting Susu : Belum keluar

f) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

2) Axillia

a) Benjolan : Tidak ada benjolan

b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan

d. Ektremitas

1) Atas : Simetris, tidak oedema, lengkap,

terpasang infuse pada tangan kanan.

Page 83: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

73

2) Bawah :

a) Varices : Tidak ada

b) Oedema : Tidak ada

c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri

e. Abdomen

1) Pembesaran hati : Tidak dilakukan

2) Benjolan/tumor : Tidak dilakukan

3) Nyeri tekan : Tidak dilakukan

4) Luka bekas operasi : Tidak dilakukan

f. Anogenital

1) Vulva Vagina

a) Varices : Tidak dilakukan

b) Kemerahan : Tidak dilakukan

c) Nyeri : Tidak dilakukan

d) Luka : Tidak dilakukan

e) Kelenjar bartolini : Tidak dilakukan

f) Pembengkakan : Tidak dilakukan

g) Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan

2) Anus

a) Haemorhoid : Tidak dilakukan

b) Lain – lain : Tidak dilakukan

3) Inspekulo

a) Vagina : Tidak dilakukan

Page 84: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

74

b) Portio : Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium :

Dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 24 April

2016 dengan hasil Hemoglobin 12gr%, eritrosit 4,76 UL,

trombosit 320 UL, Leukosit 7500 UL, golongan darah O.

b. Pemeriksaan Penunjang lain :

Dilakukan pemeriksaan USG tanggal 24 April 2016 pada

kedua payudara dengan hasil payudara sebelah kiri bagian

bawah terdapat benjolan pada kelenjar mammae sebesar

kelereng dengan diameter 1,5 cm dan berbatas jelas dapat di

gerakkan.

II. INTERPRETASI DATA

Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 09.00 WIB

A. Diagnosa Kebidanan

NY. R umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi

fibroadenommamammae

Data dasar

Data subjektif

1. Ibu mengatakan bernama Ny. R

2. Ibu mengatakan berumur 24 tahun

3. Ibu mengatakan merasakan benjolan pada payudara kiri bagian bawah

4. Ibu mengatakan benjolan pada payudaranya tersebut padat dan dapat

Page 85: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

75

digerakkan.

Data Obyektif

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. TTD : TD : 120/70 mmHg

N : 86 x/menit

R : 21 x/menit

S : 37,1ºC

d. TB : 161 cm

e. BB : 56 kg

f. Mammae : Ada benjolan padat, berbatas jelas dan dapat di

gerakan pada payudara kiri bagian samping kiri

bawah

g. Ekstermitas : Terdapat infuse RL 500cc 20 tpm pada tangan

kanan pasien.

h. Pemeriksaan USG tanggal 24 April 2016 pada kedua payudara dengan

hasil payudara sebelah kiri bagian bawah terdapat benjolan pada

kelenjar mammae sebesar kelereng dengan diameter 1,5 cm dan

berbatas jelas dapat di gerakkan.

B. Masalah

Ibu mengatakan merasa tidak nyaman dan cemas terhadap keadaannya.

Page 86: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

76

C. Kebutuhan

Memberikan support mental dan spiritual kepada ibu untuk mengurangi

kecemasan.

III. DIAGNOSA POTENSIAL

Ca Mammae

IV. ANTISIPASI

Dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis bedan dan dokter anestesi

untuk dilakukan tindakan operasi Lumpectomy dan pemberian terapi.

V. PERENCANAAN

Tanggal 24 April 2016 Pukul 09.30 WIB

1. Beritahu hasil pemeriksaanyang telah dilakukan pada ibu dan keluarga

2. Beritahu pada ibu dan keluarga tentang keadaanya saat ini dan minta

persetujuan kepada keluarga untuk dilakukan tindakan operasi pada

payudara ibu.

3. Anjurkan keluarga untuk menandatangani Informed consent.

4. Kolaborasi dengan dokter spesialis bedah dan anastesi untuk melakukan

tindakan operasi Lumpectomy

5. Pasang infuse RL 500 cc 20 tpm / menit

6. Berikan terapi seftazidim 1 gram / 12 jam, metronidazol 500 mg / 8 jam,

tranexamic acid 500 mg / 8 jam.

7. Anjurkan ibu untuk berpuasa selama 5 jam sebelum dilakukan operasi

lumpectomy

Page 87: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

77

VI. PELAKSANAAN

Tanggal 24 April 2016 Pukul : 10.00 WIB

1. Pukul 10.05 WIB memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan.

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTD : TD : 120/70 mmHg

N : 86 x/menit

R : 21 x/menit

S : 37,1ºC

2. Pukul 10.10 WIB memberitahu pada ibu dan keluarga tentang keadaanya

saat ini bahwa dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa ibu mengalami

benjolan pada payudara yang sering disebut dengan Fibroadenoma

Mammae serta meminta persetujuan untuk dilakukan tindakan

pembedahan atau operasi.

3. Pukul 10.30 WIB memberikan informed consent pada keluarga untuk

ditanda tangani.

4. Pukul 10.40 WIB berkolaborasi dengan dokter spesialis bedah dan dokter

anastesi untuk dilakukan tindakan operasi Lumpectomy

5. Pukul 10.45 WIB melakukan pemasangan Infuse pada tangan Kanan ibu

RL 500cc sebanyak 20tpm.

6. Pukul 10.50 WIB memberikan terapi seftazidim 1 gram / 12 jam,

metronidazol 500 mg / 8 jam, tranexamic acid 500 mg / 8 jam.

Page 88: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

78

7. Pukul 11.00 WIB menganjurkan pasien untuk berpuasa selama 5 jam

sebelum dilakukan tindakan operasi Lumpectomy tanggal 24 April 2016

pukul 16.00 WIB.

VII. EVALUASI

Tanggal : 24 April 2016 Pukul : 12.00 WIB

1. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan

2. Ibu dan keluarga telah mengetahui tentang keadaannya saat ini

3. Keluarga setuju untuk dilakukan tindakan operasi dan telah bersedia

menandatangani Informed Consent

4. Kolaborasi dengan dokter bedan dan Anestesi dilakukan

5. Infuse RL 500cc telah terpasang sebanyak 20tpm pada tangan kanan ibu.

6. Obat terapi telah diberikan

7. Ibu bersedia untuk puasa selama 5 jam sebelum dilakukan tindakan

operasi.

Page 89: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

79

DATA PERKEMBANGAN I

Tanggal : 24 April 2016 pukul : 20.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan dioperasi tadi sore jam 16.00 WIB

2. Ibu mengatakan merasa lega karena operasinya berjalan dengan lancar

3. Ibu mengatakan baru bisa menggerakkan jari-jarinya sedikit dan belum

bisa miring kanan atau kiri

4. Ibu mengatakan mulai merasakan nyeri pada luka bekas operasi

5. Ibu mengatakan sedikit pusing dan mual

Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Mammae : Payudara sebelah kiri tampak luka operasi tertutup

perban

4. Ekstermitas : Tangan kanan terpasang selang infuse RL 500cc

dengan kecepatan 40tpm

5. TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 79 x.menit

S : 36,7ºC

R : 18x/menit

Page 90: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

80

Assessement

Ny.R umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammae 4

jam Post operasi Lumpectomy

Planning

Tanggal 24 April 2016 pukul 19.10 WIB

1. Pukul 19.10 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

2. Pukul 19.20 WIB menjelaskan pada ibu bahwa rasa pusing dan mual

karena itu efek dari sisa anastesi

3. Pukul 19.30 WIB menyarankan keluarga untuk memberikan minum

kepada ibu sedikit demi sedikit.

4. Pukul 19.40 WIB menyarankan ibu agar istirahat yang cukup.

5. Pukul 19.45 WIB infuse RL 500cc tetap terpasang 40 tpm

6. Pukul 20.00 WIB memberikan terapi injeksi ketorolac 1 ampul / 8 jam,

terapi seftazidim 1 gram / 12 jam, metronidazol 500 mg / 8 jam,

tranexamic acid 500 mg / 8 jam.

Evaluasi

Tanggal : 24 April 2016 pukul : 20.00 WIB

1. Observasi telah dilakukan dengan hasil

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmhg

Page 91: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

81

N : 79 x.menit

S : 36,7ºc

R : 18x/menit

2. Ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka bekas operasi

3. Ibu telah mengerti bahwa rasa pusing dan mual yang di alaminya adalah

efek samping dari anestesi

4. Ibu di beri minum 2 sendok.

5. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup untuk memulihkan keadaannya.

6. Infuse tetap terpasang pada lengan kanan ibu.

7. Terapi injeksi telah diberikan.

Page 92: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

82

DATA PERKEMBANGAN II

Tanggal 25 April 2016 Pukul 07.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan masih merasakan nyeri pada luka bekas operasi

2. Ibu mengatakan sudah makan dan minum

3. Ibu mengatakan pusing dam mual sudah mulai berkurang

4. Ibu mengatakan sudah bisa miring dan setengah duduk

Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Mammae : Payudara sebelah kiri tampak luka operasi tertutup

perban

4. TTV : TD : 120/80 mmHg

N : 83 x/menit

S : 36,6ºC

R : 20x/menit

5. Ekstermitas : Tangan kanan terpasang selang infuse RL 500cc

dengan kecepatan 20tpm

6. Muka : Bersih, tidak pucat, tidak oedema

Page 93: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

83

Assessement

Ny.R umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammae

post operasi Lumpectomy

Planning

Tanggal: 25 April 2016 pukul : 07.05 WIB

1. Pukul 07.05 WIB memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan

2. Pukul 07.10 WIB mengobservasi tetesan infuse RL 20 tpm

3. Pukul 07.15 WIB memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang

cara mengurangi nyeri dengan teknik relaksasi genggam jari

4. Pukul 07.40 WIB menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi dengan makan makanan sesuai kebutuhan yang telah disediakan

rumah sakit

5. Pukul 07.50 WIB menganjurkan pasien untuk belajar duduk

7. Pukul 08.00 WIB memberikan terapi obat sesuai advis dokter yaitu

injeksi ketorolac 1 ampul / 8 jam, terapi seftazidim 1 gram / 12 jam,

metronidazol 500 mg / 8 jam, tranexamic acid 500 mg / 8 jam.

8. Pukul 08.10 WIB memberitahu ibu bahwa infuse akan dilepas pukul

20.00 WIB.

Evaluasi

Tanggal : 25 April 2016 pukul: 08.00 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yaitu

Page 94: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

84

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 120/80 mmhg

N : 83 x.menit

S : 36,6ºc

R : 20 x/menit

2. Infuse RL terpasang dengan kecepatan 20 tpm

3. Ibu telah mengerti cara mengurangi nyeri denganteknik relaksasi genggam

jari dan bersedia melakukannya secara rutin hingga nyeri berkurang.

4. Ibu bersedia makan dan minum teratur.

5. Ibu sudah mulai belajar untuk duduk dengan di bantu

6. Terapi injeksi telah diberikan.

7. Infuse sudah dilepas

Page 95: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

85

DATA PERKEMBANGAN III

Tanggal 26 April 2016 Pukul 07.00 WIB

Subjektif

1. Ibu mengatakan keadaanya sudah merasa lebih baik

2. Ibu mengatakan sudah tidak begitu merasakan nyeri

3. Ibu sudah bisa berjalan dan duduk.

4. Ibu mengatakan sudah merasa sehat dan ingin segera pulang

Objektif

1. Keadaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Mammae : Payudara sebelah kiri tampak luka operasi tertutup

perban

4. TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 82 x/menit

S : 36,8ºC

R : 22x/menit

Assessment

Ny. R umur 24 tahun dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammae

2 hari post operasi Lumpectomy

Page 96: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

86

Planning

Tanggal 26 April 2016 Pukul 07.05 WIB

1. Pukul 07.05 WIB memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan

2. Pukul 07.10 WIB melakukan medikasi luka jahitan operasi dengan

betadine dan kassa steril

3. Pukul 07.20 WIB menjelaskan pada pasien bahwa luka jahitan sudah

mulai membaik dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

4. Pukul 07.30 WIB menjelaskan kepada pasien untuk menjaga luka tetap

kering selama dirumah

5. Pukul 07.35 WIB memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

6. Pukul 07.55 WIB menganjurkan pasien untuk kontrol 3 hari lagi untuk

mengganti perban luka.

Evaluasi

tanggal 26 April 2016 Pukul 08.00 WIB

1. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yaitu

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 120/70 mmHg

N : 82 x.menit

S : 36,8ºc

R : 22 x/menit

Page 97: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

87

2. Medikasi luka jahitan telah dilakukan

3. Keadaan luka sudah kering dan tidak ada pus

4. Ibubersedia untuk menjaga agar luka tetap kering

5. Ibu sudah paham dan jelas tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) dan bersedia untuk melakukannya dirumah.

6. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari lagi

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses Asuhan

Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. R Umur 24 Tahun Dengan

Fibroadenomma Mammae dengan menggunakan 7 langkah varney. Dalam

penerapan asuhan kebidanan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada dilahan yang penulis temukan.

1. Pengkajian

Data subjektif Adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien dan mengumpulkan semua informasi

yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien

(Wulandari dan Handayani, 2011). Keluhan yang biasa terjadi pada

Fibroadenoma Mammae adalah padat. Dapat digerakkan, tidak nyeri tekan,

ada batasan yang jelas (Bickley S Lynn,2008). Data objektif dikumpulkan

guna melengkapi data untuk menegakkan diagnosis (Nugraheny, 2010). Pada

pemeriksaan generalis keadaan umum baik, kesadaran composmentis

Page 98: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

88

(Alimul, 2009). Pada pemeriksaan penunjang pada kasus fibroadenoma

mammae dilakukan USG (Desen Wan, 2008).

Pada kasus Ny. R dengan fibroadenoma mammae keluhan utamanya

pasien merasakan adanya benjolan pada payudara sebelah kiri bagian bawah,

benjolan tersebut padat dan dapat digerakkan, sedangkan pada data objektif

didapatkan data keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :

120/70 mmHg, N : 84x/menit, S: 37,1°C. pada pemeriksaan payudarasaat di

palpasi didapatkan hasill terdapat benjolan di payudara sebelah kiri bagian

bawah, padat, berbatas jelas dan dapat digerakkan. Pada pemeriksaan

penunjang dilakukan pemeriksaan USG dengan hasil terdapat benjolan pada

payudara sebelah kiri di bagian bawah, benjolan tersebut padat dan berbatas

jelas sebesar biji kelereng dengan diameter 1,5 cm.

Pada langkah pengkajian ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

2. Interpretasi Data

Interpretasi data adalah Langkah awal dari perumusan diagnosis atau

masalah adalah pengolahan data dan analisis dengan menggabungkan data

satu dengan lainya sehingga tergambar fakta (Nugraheny dan Sulistyawati

2013). Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam

lingkungan praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan yang dikemukakan dari hasil pengkajian atau yang menyertai

diagnosa (Varney, 2007). Diagnosa kebidanan yang ditegakkan adalah : Ny.

R umur 24 Tahun dengan gangguan reproduksi Fibroadenoma Mammae.

Page 99: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

89

Pada kasus fibroadenomma mammae masalah yang dihadapi pasien yaitu

pasien merasa cemas sebelum dilakukan pengangkatan fibroadenomma

mammae (Sulistyawati, 2009). Kebutuhan adalah tindakan yang dilakukan

bidan berdasarkan keadaan dan masalahnya (Nugraheny, 2013).

Pada kasus yang didapatkan diagnosa kebidanan Ny. R umur 24 tahun

dengan gangguan reproduksi fibroadenomma mammae. Masalah yang timbul

adalah pasien merasa cemas serta kebutuhan yang diberikan yaitu memberi

dukungan moril dan spiritual kepada pasien agar tidak cemas dengan

keadaanya dan agar pasien lebih tenang.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori

dan kasus yang ada di lapangan.

3. Diagnosa Potensial

Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang lain juga. Pada langkah ini

Bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial

benar-benar terjadi (Sulistyawati, 2009). Diagnosa potensial pada kasus

Fibroadenomma Mammae yang mungkin terjadi yaitu terjadi Ca Mammae

(Varney, 2007).

Pada kasus Ny. R dengan fibroadenomma mammae diagnosa potensial

yang mungkin terjadi yaitu Ca Mammae, tetapi pada kasus ini diagnosa

potensial tidak terjadi karena telah dilakukan penanganan yang tepat sebelum

keganasan terjadi, sehingga pada langkah ini penulis tidak menemukan

adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

Page 100: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

90

4. Antisipasi atau Tindakan Segera

Mengantisipasi perlunya tindakan segera oleh bidan dan dokter untuk

konsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain

(Walyani, 2015). Pada kasus gangguan reproduksi dengan

FibroadenommaMammae antisipasi yang diberikan yaitu kolaborasi dengan

dokter bedah, bila tidak terjadi keganasan bisa diobati secara operasi atau

dengan obat-obatan (Desen Wan Edt, 2008).

Pada kasus Ny. A dengan fibroadenomma mammae antisipasi yang

diberikan yaitu kolaborasi dengan dokter spesialis bedah dan anastesi untuk

dilakukan tindakan operasi Lumpectomy. Pada langkah ini penulis tidak

menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lapangan.

5. Rencana Tindakan

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang

sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tetapi juga dari kerangka

pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah kebutuhan perlu

konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu dirujuk karena ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan lain (Walyani,2014).

Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan

sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien dan keluarga,

kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya

(Walyani, 2014). Lakukan tindakan pembedahan atau Lumpectomy yaitu

pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan

seluruh payudara (Hasdianah, 2014). Pemberian terapi relaksasi pereda nyeri

Page 101: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

91

dengan menggunakan Teknik Genggam Jari (finger hold), yaitu merupakan

teknik relaksasi dengan jari tangan serta aliran energy didalam tubuh (

Pinandita, 2011).

Pada kasus Ny. R rencana tindakan yang diberikan yaitu observasi

keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, jelaskan pada pasien dan

keluarganya tentang keadaanya saat ini, berikan informedconsent pada

keluarga untuk tindakan operasi Lumpectomy, danberikan terapi. Pada

langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan

kasus yang ada di lapangan.

6. Pelaksanaan

Menurut Sulistyawaty (2009), pada langkah ini melaksanakan asuhan

yang menyeluruh ditentukan dengan langkah-langkah sebelumnya. Pada

kasus Ny.R dengan fibroadenomma mammae pelaksanaan dilakukan sesuai

dengan perencanaan yang telah dibuat.

Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara

teori dan kasus yang ada di lapangan.

7. Evaluasi

Menurut Irianto (2015), mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan

asuhan yang diberikan kepada klien, pada tahap ini bidan harus melakukan

pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi oleh klien.

Apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau timbul

masalah baru. Evaluasi yang diharapkan akan tercapai setelah asuhan

Page 102: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

92

kebidanan diberikan adalah Keadaan umum baik, Tanda-tanda vital dalam

batas normal, Fibroadenoma Mammae teratasi, rasa nyeri berkurang.

Pada kasus Ny. R evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhan

kebidanan selama 3 hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis,

TD : 120/70 mmHg, N : 82x/menit, R : 22x/menit, S : 36,8°C, diagnosa

potensial Fibroadenomma Mammae tidak terjadi, nyeri teratasi, luka jahitan

bersih kering tidak ada tanda-tanda infeksi, terapi injeksi telah diberikan

sesuai advis dokter. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya

kesenjangan antara teori dan kasus yang ada dilapangan.

Page 103: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

93

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengambil kesimpulan dan saran setelah melakukan

asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny.R umur 24 tahun dengan

Fibroadenomma Mammae di RSUD Karanganyar yang meliputi :

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

manajemen kebidanan Varney pada Ny.R umur 24 tahun dengan

fibroadenomma mammae, maka penulis mengambil kesimpulan :

1. Pengkajian pada kasus Ny.R umur 24 tahun dengan

fibroadenommamammae keluhan utamanya pasien merasakan adanya

benjolan dipayudara kiri bagian bawah, benjolan tersebut padat dan dapat

digerakkan sejak 6 bulan yang lalu, sedangkan pada data objektif

didapatkan data keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TTV : TD

: 120/70 mmHg, N : 84x/menit, R : 23x/menit S : 37,1ºC. pada

pemeriksaan payudara didapatkan hasil pada payudara kiri bagian bawah

terdapat benjolan, benjolan tersebut padat, berbatas jelas dan dapat

digerakkan. Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan USG

dengan hasil terdapat benjolan pada payudara kiri bagian bawah, benjolan

tersebut padat dan berbatas jelas sebesar kelereng dengan diameter 1,5

cm.

2. Diagnosa kebidanan yang diperoleh yaitu Ny.R umur 24 tahun dengan

Page 104: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

94

gangguan reproduksi fibroadenomma mammae. Masalah yang timbul

Page 105: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

94

adalah pasien mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaanya

sekarang.

3. Diagnosa potensial yang ditetapkan adalah potensial terjadinya Ca

Mammae.Tetapi pada kasus ini diagnosa potensial tidak terjadi karena

telah dilakukan penanganan yang tepat sebelum keganasan terjadi

4. Antisipasi yang diberikan yaitu pengangkatan Fibroadenomma Mammae

dengan cara operasi Lumpectomy.

5. Rencana tindakan yang diberikan yaitu observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital pasien, jelaskan pada pasien dan keluarganya tentang

keadaan pasien saat ini, berikan Informed Consent pada keluarga untuk

tindakan operasi, berikan terapi sesuai advis dokter, kolaborasi dengan

dokter spesialis bedah dan anastesi untuk melakukan tindakan operasi

dan anjurkan pasien untuk berpuasa 5 jam sebelum dilakukan operasi

Lumpectomy pada Tanggal 24 April 2016 pukul 16.00 WIB

6. Pada kasus Ny.R umur 24 tahun dengan Fibroadenomma Mammae

pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

7. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3

hari yaitu keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD : 120/70

mmHg, N : 82x/menit, R: 22x/menit S : 36,8 C, nyeri teratasi, medikasi

luka jahitan telah dilakukan, luka jahitan bersih kering tidak ada tanda-

tanda infeksi, ibu bersedia untuk menjaga luka jahitan tetap bersih dan

kering, ibu mengerti cara melakukan SADARI(pemeriksaan Payudara

Sendiri).

Page 106: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

95

8. Pada kasus ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori

dan kasus yang ada di lapangan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan

pelaksanaan praktek dilapangan, sehingga penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut

1. Bagi profesi

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif, pada asuhan gangguan

reproduksi sehingga keluarga dan masyarakat khususnya perempuan agar

berperilaku hidup sehat serta tidak menganggap remeh setiap benjolan

yang ada dan dapat mendeteksi secara dini adanya benjolan pada tubuh

kita.

2. Bagi institusi

a. Rumah sakit

Menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan

kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan

fibroadenommamammae.

b. Pendidikan

Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan

atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan

khususnya gangguan reproduksi dengan fibroadenomma mammae.

Page 107: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

96

3. Bagi pasien

Diharapkan pasien mengetahui tentang penyakit fibroadenommamammae

dan menganjurkan untuk segera membawa ke petugaskesehatan yang

terdekat bila mengenali tanda dan gejala, menjaga kesehatan diri, pola

makan dan dapat memberikan penanganan segera apabila terdapat

benjolan.

Page 108: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R, Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha

Medika

Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta:

Rohima Press

Baswedan, R.H, Ekorini, L. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dengan Perilaku Sadari pada

Mahasiswi Non Kesehatan Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Desen, W, Ed. 2008. Onkologi Klinis. Jakarta: Fakultas Kedokteran

UniversitasIndonesia.

Floreska, A, Dewi, P, Lia, M._____. Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Remaja

Putri Terhadap Perilaku Pencegahan Penyakit Fibroadenoma Mammae

di MA Sabilul Muttaqin Trimulyo Demak.Universitas Muhammadiyah

Semarang

Hasdianah, H.R, Suprapto, S.I. 2014. Patologi & Patofisiologi Penyakit.

Yogyakarta: Nuha Medika

Hidayat, AA. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Hidayat, AA. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Kamariyah, N. dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa dan Praktisi

Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Lynn, B.S, 2008. Buku Saku Pemeriksaan Fisik Dan Riwayat Kesehatan. Edisi

5. Jakarta: ECG

Manuaba, I.A.C, Manuaba, I.B.G.F, Manuaba, I.B.G. 2009. MemahamiKesehatan

Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta: ECG

Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Menkes RI. 2010. Peraturan Menteri Republik Indonesia Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggara praktik

Page 109: ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI · Satuan Acara Penyuluhan Teknik Perawatan Luka Lampiran 11. Leaflet Teknik Relaksasi Genggam ... terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien

bidan. Available online: http://www.google.co.id/tag/diakses tanggal : 11

November 2015

Mufdlilah, Asri, H, Ima, K. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

Nasir, A. dkk. 2011. Buku Ajar Metodelogi Penelitian Kesehatan : Konsep

Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika

Norma, N.D, Dwi, M.S. 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Nuha

Medika

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nugroho, T, Bobby, I.U. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.

Yogyakarta: Nuha Medika

Nurna, N. 2013. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Wanita dengan

Fibroadenoma Mammae di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

Tahun 2013. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Pratiwi, Y. 2013. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem

Reproduksi : Post Lumpektomi Fibroadenoma Mammae (FAM) Sinistra

di Ruang Multazam RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Priharjo, R. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Saryono, Roischa, D.P. 2014. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika

Sidauruk, H.A, Rasmaliah, Hiswan.____. Karakteristik Penderita Fibroadenoma

Mammae (FAM) Rawat Inap di RS Santa Elisabeth Medan Tahun 2007-

2011. Universitas Sumatra Utara

Sulistyawati, A. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :

Salemba Medika

Sulistyawati, A, Esti, N. 2013. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta:

Salemba Medika

Walyani, E.S, Endang, P. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama