ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN.A UMUR 1 … filePuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN.A UMUR 1 … filePuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah...
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN.A
UMUR 1 TAHUN 9 BULAN DENGAN DIARE
DEHIDRASI SEDANGDI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
DiajukanuntukmemenuhipersyaratanUjianAkhir
Pendidikan D III Kebidanan
DisusunOleh:
Uswatun Khasanah
NIM B13044
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KaryaTulisIlmiah
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT PADA AN.A
UMUR 1 TAHUN 9 BULAN DENGAN DIARE
DEHIDRASI SEDANGDI RSU ASSALAM
GEMOLONGSRAGEN
DiajukanOleh:
Uswatun Khasanah
NIM B13044
Telahdiperiksadandisetujui
Padatanggal 28 Juni 2016
Pembimbing
Wijayanti, SST., M. Kes
NIK. 201284105
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT AN.A
UMUR 1 TAHUN 9 BULAN DENGAN DIARE
DEHIDRASI SEDANGDI RSU ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
KaryaTulisIlmiah
DisusunOleh
Uswatun Khasanah
B13044
Telahdipertahankan di depanDewanPenguji
UjianAkhir Program D III Kebidanan
Padatanggal 29 Juni 2016
PENGUJI I PENGUJI II
Tresia Umarianti, SST., M. Kes Wijayanti, SST., M. Kes
NIK.201383116 NIK. 201284105
TugasAkhirinitelahditerimasebagaisalahsatupersyaratan
UntukmemperolehgelarAhliMadyaKebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
SitiNurjanah, SST.,M.Keb
NIK.201188093
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul ”Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. A Umur 1 Tahun 9 Bulan
dengan Diare Dehidrasi Sedang”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak,Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh
karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua STIKes
Kusuma Husada Surakarta
2. Ibu Siti Nurjanah SST., M.Keb selaku Ketua Program Studi D III
Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Wijayanti, SST,. M. Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Dr. Wiwiek Irawati, M.Kes, selaku Direktur Utama RSU Assalam Gemolong
Sragen, yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. An. A yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan studi kasus.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala baantuan yang telah diberikan.
v
7. Bagian Perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan
dalammenyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini tidak luput dari kekurangan,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,........................2016
Penulis
vi
Prodi DIII KebidananSTIKesKusumaHusada Surakarta
KaryaTulisIlmiah,Juni 2016
Uswatun Khasanah
B13044
ASUHAN KEBIDANAN BALITA SAKIT AN.A
UMUR 1 TAHUN 9 BULAN DENGAN DIARE
DEHIDRASI SEDANGDI RSU ASSALAM
GEMOLONGSRAGEN
(xi +79halaman + 12 lampiran)
INTISARI
LatarBelakang:Diare merupakan penyakit yang lazim ditemui pada bayi maupun
anak – anak. Menurut WHO penyebab angka kematian pada balita adalah diare
(post neonatal) 14 % dan pada bayi 2%. Menurut Riskesdas tahun 2007, penyakit
diare menempati posisi teratas sebagai penyebab kematian bayi 31,4% dan balita
25,2%. Menurut KLB 2010 diare terjadi di 26 lokasi yang tersebar di 33
kabupaten/ kota di 11 provinsi dengan jumlah penderita 4.203 dengan kematian
73 orang. Menurut SIRS 2010 jumlah kasus diare sebanyak 71.889 dengan jumlah
kematian 1.289. Angka kematian balita menurut Dinkes Jateng sebesar
11,85%/1.000. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSU Assalam Gemolong
Sragen, pada bulan Oktober 2014-Oktober 2015 yaitu angka kejadian diare ada 89
kasus. Diare bila tidak segera ditangani akan menjadi dehidrasi.
Tujuan Studi Kasus :Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita sakit pada
An.A dengan diare dehidrasi sedang dengan menggunakan pendekatan 7
manajemen kebidanan menurut Hellen Varney.
Metodologi Penelitian :Studi Kasus dengan menggunakan metode deskriptif.
Lokasi di RSU Assalam Gemolong Sragen.Subyekstudikasusadalah
An.Adengandiaredehidrasi sedang, Padatanggal 10 Mei – 13 Mei 2016.
Teknikpengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder.
HasilStudiKasus:SetelahdilaksanakanAsuhanKebidananselama3hari,
keadaanumum baik, ubun – ubun dan mata tidak cekung, turgor kulit kembali
normal,mulut dan lidah tidak kering, tidak ada dehidrasi,BAB menjadi normal.
Kesimpulan :Asuhan Kebidanan Balita Sakit Pada An. A umur 1 tahum 9 bulan
dengan Diare Dehidrasi Sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen terdapat
kesenjangan yaitu dilangkah pengkajian, rencana tindakan dan pelaksanaan
Kata Kunci : Asuhankebidanan, balitasakit, diaredehidrasi sedang
Kepustakaan : 28 literatur (tahun 2005-2015)
vii
MOTTO
1. Apapun yang terjadi , Life Must goes On, Hidup ini indah jika kita pandai
bersyukur
2. Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu
yang ia ketahui ada padamu, maka jangan engkau membalasnya dengan
sesuatu yang engkau ketahui ada padanya, Akibat buruk biarlah ia yang
menanggungnya
3. Berpikirlah selalu positif dalam menjalankan hal apapun, karena seluruhnya
dapat baik – baik saja. Namun, bila anda selalu berpikir negatif seluruhnya
dapat hancur berantakan
4. Mimpi – mimpi kamu, cita – cita kamu, keyakinan kamu, apa yang kamu mau
kejar, biarkan ia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening
kamu
PERSEMBAHAN
Dengansegalarendahhati, KaryaTulisIlmiahinipenulispersembahkan:
1. Allah SWT karenatelahmelimpahkansegalahidayahdankaruniaNya.
2. Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas restu dan tulus kasih sayangnya
selama ini, doa yang tiada henti sepanjang masa
3. Kakak Dewi Anjar Wati serta adek – adekku Ana Mariyatul Qilptyah dan
Anisatul Mufidah terima kasih yang selalu mendoakan, mendukung dan
memberi semangat
4. Ibu Wijayanti, SST., M. Kes terima kasih atas bimbingannya
5. Ibu Rahajeng Putriningrum, SST., M.Kes pembimbing akademik yang selalu
memberi semangat
6. Sahabat-sahabatterkasih yang selaluadadalamsukacitakuselamaini:
Dewi Yuliyanti, Fatimah Yanti, Rika Kurnia Sari, Rizka Audita.
7. Teman – teman kos yang telah memberi semangat dan dukungan Riris Putri
Aditama, Khristiana Utami Amd.Kep, Irnawati S.Kep, Erni Novitasari
8. Teman – temanseangkatanSTIKesKusumaHusada Surakarta
Nama
Tempat/TanggalLahir
Agama
JenisKelamin
Alamat
RIWAYAT PENDIDIKAN:
1. SD N Karang anom 2
2. SMP N 1 Sukodono
3. SMK N 1 Mondokan
4. DIII KebidananSTIKesKusumaHusada
viii
CURRICULUM VITAE
: Uswatun Khasanah
Tempat/TanggalLahir : Sragen/ 17 September 1995
: Islam
: Perempuan
: Karang pelem RT03/RW01,Karang anom, Sukodono,
Sragen
RIWAYAT PENDIDIKAN:
Karang anom 2 LULUS TAHUN 2007
N 1 Sukodono LULUS TAHUN 2010
K N 1 Mondokan LULUS TAHUN 2013
nSTIKesKusumaHusada ANGKATAN TAHUN 2013
Karang pelem RT03/RW01,Karang anom, Sukodono,
LULUS TAHUN 2007
LULUS TAHUN 2010
LULUS TAHUN 2013
ANGKATAN TAHUN 2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
INTISARI ......................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
CURICULUM VITAE ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ...................................................................................... 1
B. PerumusanMasalah .............................................................................. 3
C. TujuanStudiKasus ................................................................................ 4
D. ManfaatStudiKasus .............................................................................. 5
E. KeaslianStudiKasus ............................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TeoriMedis ........................................................................................... 8
1. Balita .............................................................................................. 8
2. Diare Dehidrasi Sedang.................................................................. 16
B. TeoriManajemenKebidanan ................................................................. 19
C. LandasanHukum .................................................................................. 37
BAB III METODOLOGI
A. JenisStudi ............................................................................................. 39
B. LokasiStudiKasus ................................................................................. 39
C. SubjekStudiKasus ................................................................................ 39
D. WaktuStudiKasus ................................................................................. 40
E. InstrumenStudiKasus ........................................................................... 40
F. TeknikPengumpulan Data .................................................................... 40
x
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan .................................................................. 44
H. JadwalPenilitian ................................................................................... 44
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TinjauanKasus ...................................................................................... 45
B. Pembahasan .......................................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ..................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. JadwalPenilitian
Lampiran 2. SuratPermohonanIjinStudiPendahuluan
Lampiran 3. SuratBalasanIjinStudiPendahuluan
Lampiran 4. SuratPermohonanIjinPenggunaanLahan
Lampiran 5. SuratBalasanIjinPenggunaanLahan
Lampiran 6. SuratPersetujuanResponden (Informed Consent)
Lampiran 7. LembarPedomanWawancara (Format ASKEB)
Lampiran 8. LembarObservasi
Lampiran 9. SatuanAcaraPenyuluhan
Lampiran 10. Leaflet
Lampiran 11. DokumentasiStudiKasus (foto, fotocopybuku KIA responden,
format KPSP ssdll)
Lampiran 12. LembarKonsultasi (PadaLampiranTerakhir)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare merupakan penyakit yang lazim ditemuipadabayi maupun anak-anak.
Menurut World Health Organization (WHO), diare merupakan buang air
besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya
berlangsung selama dua hari atau lebih. Terkadang orang tua kerap bertanya-
tanya apakah bayinya mengalami diare.Diare pada anak harus segera
ditangani karena bila tidak segera ditangani, diare dapat menyebabkan tubuh
dehidrasi yang bisa berakibat fatal.Bila bayi maupun anak diare, bisa saja
dikarenakan adanya parasit, infeksi bakteri maupun virus, antibiotik, atau
makanan (Rukiyah dan Yulianti, 2012).
WHO melaporkan bahwa penyebab utama kematian pada balita
adalah diare (post neonatal) 14%, sedangkan kematian pada bayi umur < 1
bulan akibat diare yaitu 2%.Berdasarkan data diatas, diare merupakan
salah satu penyebab utama tingginya angka kematian anak di dunia
(Kemenkes RI, 2011).
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara
berkembang seperti di Indonesia, karena mordibitas dan mortilitasnya yang
masih tinggi.Survei mordibitas yang dilakukan oleh Subdit Diare,
Departemen Kesehatan dari tahun 2000/ 2010 terlihat kecenderungan insiden
naik (Kemenkes RI, 2011).Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2
tahun 2007, penyakit diare menempati posisi teratas (nomor satu terbanyak)
sebagai penyebab kematian bayi (usia 29 hari-11 bulan) 31,4% dan balita
(usia 12-59 bulan) 25,2%. Insiden Rate (IR) penyakit diare tahun 2010
sebesar 411/1000 penduduk.
Kejadian Luar biasa (KLB) yaitu timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu
daerah dalam kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah (Kemenkes RI, 2011). KLB Diare pada
tahun 2010 terjadi di 26 lokasi yang tersebar di 33 kabupaten/ kota di 11
provinsi dengan jumlah penderita 4.204 dengan kematian 73 orang (CFR
1,74%) (Ditjen PP-PL, Kemenkes RI, 2009-2014).
Hasil Survei Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, menyatakan
jumlah kasus penderita diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi
tertentu (kolitis infeksi) sebanyak 71.889 kasus dengan jumlah penderita laki-
laki 37.281 orang dan jumlah penderita perempuan 34.608 orang, sedangkan
jumlah pasien yang meninggal sebanyak 1.289 orang (CFR 1,79%)
(Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkancakupan penemuan dan penanganan diare di Provinsi Jawa
Tengah tahun 2012 sebesar 42,66%, lebih rendah dibanding tahun 2011
(57,9). AKABA (Angka Kematian Balita) tahun 2012 sebesar 11,85/1.000
kelahiran hidup, meningkat dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 11,50/
1.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam
Milleneum Development Goals (MDGs) ke- 4 tahun 2015 yaitu 23/ 1.000
3
kelahiran hidup, AKABA Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sudah
melampaui target (Dinkes Jateng, 2012).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 9
November 2015 di RSU Assalam Gemolong Sragen diperoleh data Kasus
Balita Sakit dari bulan Oktober 2014 – Oktober 2015 dari catatan Rekam
Medik (RM) di RSU Assalam Gemolong Sragen diperoleh 225 balita sakit,
dengan angka kejadian Diare 89 kasus (39,5%), Dengue Haemorrhagic Fever
(DHF) 52 kasus (23,15), Demam Typoid 38 kasus (16,9%), Pneumonia 30
kasus (13,3%), Difteri 16 kasus (7,1%). Pada angka kejadian diare ada 89
kasus, dengan rincian kasus diare dehidrasi sedang 42 anak, ringan 35 anak,
dan diare dehidrasi berat 12 anak.
Berdasarkan data tersebut jumlah balita yang mengalami diare dehidrasi
sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen masih cukup tinggi dan jika tidak
segera ditangani bisa mengalami syok hipovolemik bahkan terjadi kematian,
maka penulistertarikuntuk melaksanakan studi kasus yang berjudul “ Asuhan
Kebidanan Balita Sakit pada An. Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare
dehidrasi sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. A
dengan Diare Dehidrasi Sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney?
4
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan balita sakit dengan diare dehidrasi
sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen sesuai dengan manajemen
kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melakukan pengkajian balita sakit pada An. Aumur 1 tahun 9
bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan balita sakit pada An. Aumur 1 tahun 9
bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
3) Menentukan diagnosa potensial balita sakit pada An. A umur 1
tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
4) Mengantisipasi atau tindakan segera balita sakit pada An.
Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU
Assalam Gemolong Sragen.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan balita sakit pada An.
Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang di RSU
Assalam Gemolong Sragen.
5
6) Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun balita sakit
pada An. Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang
di RSU Assalam Gemolong Sragen.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada balita
sakit An. Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang
di RSU Assalam Gemolong Sragen.
b. Penulis mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Diri Sendiri
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang nyata dalam
memberikan asuhan kebidanan balita sakit dengan diare dehidrasi
sedang.
2. Bagi Profesi
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi organisasi profesi bidan
dalam upaya meningkatkan mutu dalam memberikan asuhan kebidanan
balita sakit dengan diare dehidrasi sedang.
3. Bagi Institusi dan Instansi
a. Bagi Institusi Pendidikan
Digunakan sebagai tambahan wacana atau referensi sehingga dapat
menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan balita sakit
dengan diare dehidrasi sedang.
6
b. Bagi Instansi RSU Assalam Gemolong Sragen
Dapat digunakan sebagai peningkatan kualitas dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan balita sakit dengan diare dehidrasi sedang.
E. Keaslian Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah tentang asuhan kebidanan balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang pernah dilaksanakan oleh :
1. Sri Winarsih (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
Asuhan Kebidanan pada Balita Sakit An. I dengan Diare Dehidrasi
Sedang di RSUD dr. Moewardi Surakarta “. Jenis Karya Tulis Ilmiah ini
berupa studi kasus dengan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney.
Pada tinjauan kasus ini ditemukan Diagnosa An.I umur 1 tahun 10 bulan
dengan Diare Dehidrasi Sedang.Dalam penanganan kasus ini bidan
berkolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk memberikan terapi
pada An. I, dan diperoleh advis dokter yaitu pemberian infus KAen 3 A,
terapi injeksi Bacteryn 2 x 375 mg, tablet puyer Dialac 3 x 1 bungkus
sehari per oral, memberikan banyak minum air putih, dan memberikan
nutrisi yang mengandung cukup energi dan protein serta tinggi serat
misalnya nasi, telur, sayur bayam, dan buah- buahan supaya anak dapat
kembali dalam keadaan baik. Hasil asuhan yang diberikan yaitu setelah
dilakukan tindakan perawatan selama 5 hari An. I tidak rewel lagi,
keadaan umum baik, muka tidak pucat, mulut lembab/ tidak kering, perut
7
tidak kembung, turgor normal, BAB normal 1 kali sehari dengan
konsitensi lunak disertai dengan ampas.
2. Devita Agustina (2013), D4 Kebidanan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dengan judul “ Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada An. M
umur 1 tahun 2 bulan dengan Diare Dehidrasi Sedang di RSUD
Sukoharjo “. Jenis Karya Tulis ini berupa studi kasus dengan manajemen
kebidanan tujuh langkah Varney.
Pada tinjauan kasus ini ditemukan Diagnosa An. M umur I tahun 2 bulan
dengan Diare Dehidrasi Sedang.Asuhan yang diberikan yaitu terapi
antibiotic, cairan elektrolit, antipiretik, entiemik, dan untuk saluran cerna.
Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, hasilnya An. M tinjanya
sudah tidak cair, perut tidak kembung, status hidrasi baik dan turgor baik.
Perbedaan dan persamaan pada studi kasus ini dengan keaslian yaitu
perbedaan terletak pada subyek, tempat, waktu, asuhan yang diberikan dan
persamaan terletak pada judul dan hasil asuhan.
8
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Teori Medis
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah anak dengan usia di bawah 5 tahun dengan
karakteristik pertumbuhan yakni pertumbuhan cepat pada usia 0-1
tahun dimana umur 5 bulan berat badan naik 2x berat badan lahir,
dan 3x berat badan lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4x pada
umur 2 tahun (Septiari, 2012).
Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita
merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum
anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima
tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia24-60 bulan
(Marmi dan Rahardjo,2012).
b. Pertumbuhan Balita
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi)
dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena
adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga
disebabkan oleh bertambah besarnya sel (Susilaningrum dkk, 2013).
9
1) Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur (Nursalam dkk, 2005).
2) Tinggi Badan
Tinggi Badan untuk anak kurang dari 2 tahun sering disebut
dengan panjang badan. Pada bayi yang baru lahir, panjang badan
rata-rata adalah sebesar ± 50 cm. Pada tahun pertama,
pertambahannya adalah 1,25 cm/bulan (1,5 x panjang badan
lahir). Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang
sampai usia 9 tahun, yaitu hanya sekitar 5cm/tahun (Nursalam
dkk, 2005).
3) Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap
relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa, dan
letak geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya
adalah 34-35 cm. Kemudian akan bertambah sebesar ± 0,5
cm/bulan pada bulan pertama menjadi ± 44 cm. Pada 6 bulan
pertama ini, pertumbuhan kepala paling cepat dibandingkan
dengan tahap berikutnya, kemudian tahun-tahun pertama lingkar
kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun, setelah itu sampai
usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm
(Nursalam dkk, 2005).
10
4) Lingkar Lengan Atas
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir,
lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama,
lingkar lengan atas menjadi 16 cm. Selanjutnya ukuran tersebut
tidak banyak berubah sampai usia 3 tahun
(Nursalam dkk, 2005).
5) Lipatan Kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subscapular
merupakan refleksi pertumbuhan jaringan lemak di bawah kulit
yang mencerminkan kecukupan energi. Apabila anak mengalami
defisiensi kalori, maka lipatan kulit menipis,
lipatan tersebut akan menebal bila anak kelebihan energi
(Nursalam dkk, 2005).
c. Perkembangan Balita
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan
struktur/fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur,
serta dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses
diferensiasi, jaringan tubuh, organ-organ, sistem yang terorganisasi
(Susilaningrum, 2013).
11
Menurut Marmi dan Rahardjo (2012), tahapan perkembangan
balita meliputi:
1) Umur 12 – 18 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri
kembali
c) Berjalan mundur 5 langkah
d) Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu
dengan kata “mama”
e) Menumpuk 2 kubus
f) Memasukkan kubus di kotak
g) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau
rengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkan atau menarik tangan ibu
h) Memperlihatkan rasa cemburu atau bersaing
2) Umur 18 -24 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
b) Berjalan tanpa terhuyung-huyung
c) Bertepuk tangan, melambai-lambai
d) Menumpuk 4 buah kubus
e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dari jari telunjuk
f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran
g) Menyebut 3 – 6 kata yang mempunyai arti
12
h) Membantu dan menirukan pekerjaan rumah tangga
i) Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum sendiri
3) Umur 24 – 36 bulan
a) Jalan naik tangga sendiri
b) Dapat bermain dan menendang bola kecil
c) Mencoret-coret pensil kertas
d) Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
e) Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuhnya ketika
diminta
f) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan benar nama 2
benda atau lebih
g) Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu
mengangkat piring jika diminta
h) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
i) Melepas pakaiannnya sendiri
4) Umur 36 – 48 bulan
a) Berdiri 1 kaki 2 detik
b) Melompat kedua kaki diangkat
c) Mengayuh sepeda roda tiga
d) Menggambar garis lurus
e) Menumpuk 8 buah kubus
f) Mengenal 2 – 4 warna
g) Menyebut nama, umur, tempat
13
h) Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan
i) Mendengarkan cerita
j) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri
k) Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan
l) Mengenakan sepatu sendiri
m) Mengenakan celana panjang, kemeja, baju
5) Umur 48 – 60 bulan
a) Berdiri 1 kaki 6 detik
b) Melompat-lompat 1 kaki
c) Menari
d) Menggambar tanda silang
e) Menggambar lingkaran
f) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh
g) Mengancing baju atau pakaian boneka
h) Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
i) Senang menyebut kata- kata baru
j) Senang bertanya tentang sesuatu
k) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata benar
l) Bicaranya mudah dimengerti
m) Bisa membandingkan atau membedakan sesuatu dari
ukuran dan bentuknya
n) Menyebut angka, menghitung hari
o) Menyebut nama-nama hari
14
p) Berpakaian sendiri tanpa dibantu
q) Menggosok gigi tanpa dibantu
r) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Menurut Syafrudin dkk (2011), secara umum terdapat dua faktor
yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak yaitu:
1) Faktor Genetik
Faktor Genetik merupakan modal besar dalam mencapai
hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi
genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi,
dapat di tentukan kwalitas dan kuantitas pertumbuhan.Ditandai
dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah
berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis
kelamin dan suku bangsa.
2) Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan merupakan faktor yang sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan
yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
15
e. Penyakit pada Balita
Beberapa penyakit yang sering terjadi pada balita menurut
Susilansingrum dkk (2013), yaitu:
1) Difteri
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium diphtheria.
2) Demam Typhoid
Demam Typoid (enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang
biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari satu minggu, gangguan pencernaan, dan
gangguan kesadaran.
3) Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah
dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
4) Diare
Diare adalah seringnya frekuensi buang air besar lebih dari
biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.
5) Pneumonia
Pneumonia adalah radang parenkim paru.
16
2. Diare Dehidrasi Sedang
a. Pengertian
Diare dehidrasi sedang yaitu Buang Air Besar (BAB) 4 – 10 kali
sehari, dengan konsistensi cair(Susilaningrum dkk, 2013)
b. Tanda dan Gejala
Menurut Depkes RI Manajemen Terpadu Balita Sakit (2008),
tanda – tanda balita dengan diare dehidrasi sedang sebagai berikut:
1) Gelisah, rewel/ mudah marah
2) Mata cekung
3) Haus, minum dengan lahap
4) Cubitan kulit perut kembali lambat
Menurut Susilaningrum (2013), tanda dan gejala diare dehidrasi
sedang adalah sebagai berikut :
1) Ubun – ubun cekung
2) Gelisah dan rewel
3) Kelopak mata cekung
4) Mulut dan lidah kering
5) Perut distensi, kram, ada bising usus
6) Turgor kulit kembali melambat
7) Anus, adakah iritasi pada kulitnya
8) Pada pemeriksaan penunjang konsistensi feses cair
9) Nadi mengalami peningkatan
10) Pernafasan cepat
17
11) Suhu meningkat
c. Etiologi
Menurut Susilaningrum dkk (2013), Penyebab utama diare
adalah kuman pada usus, yaitu Rotavirus, Escherichia coli, Shigella,
Cryptosporidium, Vibrio cholera, Salmonella. Perilaku yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya diare yaitu:
1) Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama
kehidupan
2) Menggunakan botol susu yang tidak dicuci bersih
3) Air minum yang tercemar dengan bakteri tinja
4) Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah
membuang tinja, atau sebelummakan.
d. PatofisiologiDiare Dehidrasi Sedang
Diare dehidrasi sedang kehilangan cairan dan elektrolit,
kehilangan elektrolit dan glukosa antara intake dan output tidak
seimbang, ketidakseimbangan cairan yang keluar, sehingga muncul
rasa haus, mual, sakit kepala, konsentrasi menurun, berat badan
menurun, nadi meningkat, respirasi meningkat (Nursalam, 2005)
e. Penatalaksanaan Diare Dehidrasi Sedang
Menurut Susilaningrum dkk (2013), tindakan diare dehidrasi sedang
yaitu:
1) Berikan oralit dan observasi di klinik selama tiga jam dengan
jumlah sekitar 75 ml/kgBB atau berdasar usia anak. Pemberian
18
oralit pada bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok.
Adaupun jumlah pemberian oralit berdasarkan usia atau berat
badan dalam tiga jam pertama adalah sebagai berikut:
a) Usia 0-4 bulan : 200-400 ml
b) Usia 4-12 bulan :400-700 ml
c) Usia 12-24 bulan : 700-900 ml
d) Usia 2-5 tahun : 900-1400 ml
2) Bila anak menginginkan lebih, Ajarkan pada ibu cara membuat
dan memberikan oralit, yaitu satu bungkus oralit dicampur
dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air matangdapat diberikan.
Anak di bawah enam bulan yang sudah tidak minum ASI,
berikan juga air matang sekitar 100-200 ml selama periode ini.
3) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi tiga jam. Bila
membaik, pemberian oralit dapat diteruskan di rumah sesuai
dengan penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk,
segera pasang infus dan rujuk ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan segera.
Menurut Ngastiyah (2005), penatalaksanaan diare dehidrasi sedang
agar tidak berkelanjutan, yaitu:
1) Kolaborasi dengan Dokter Spesialis Anak, untuk
pemberiancairan dan observasi vital sign
2) Pemberian cairan (rehidrasi awal)
19
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,
mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi (Ambarwati dan Wulandari, 2008).
2. Tujuan Langkah Manajemen Kebidanan menurut Varney (2007)
a. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa,
pemeriksaan fisik sesusi dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-
tanda vital, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Dalam
pendekatan ini harus yang komprehensif meliputi data subjektif,
objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan
kondisi/masalah klien yang sebenarnya (Walyani, 2015).
1) Anamnesa (Data Subyektif)
Anamnesa adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data
yang didapat dari hasil anamnesa pasien (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
20
a) Identitas
Identitas ini diperlukan untuk memastikan bahwa yang
diperiksa benar-benar anak yang dimaksud, dan tidak keliru
dengan anak lain (Matondang dkk, 2013).
Identitas tersebut meliputi :
(1) Nama balita : Nama pasien, yang harus jelas
dan lengkap: nama depan, nama
tengah (bila ada), nama keluarga,
dan nama panggilan akrabnya
(Matondang dkk, 2013).
(2) Umur : Perlu diketahui mengingat
periode usia anak (periode
neonatus, bayi, prasekolah, balita,
sekolah, akil balik) mempunyai
kekhasannya sendiri dalam
mordibitas dan mortalitas.Usia
anak juga menginterpretasi
apakah data pemeriksaan klinis
anak tersebut normal sesuai
umurnya (Matondang dkk, 2013).
(3) Jenis Kelamin : Jenis kelamin pasien sangat
diperlukan, selain untuk identitas
juga untuk penilaian data
21
pemeriksaan klinis (Matondang
dkk, 2013).
(4) Anak ke : Dikaji untuk mengetahui jumlah
saudara pasien (Matondang dkk,
2013).
(5) Nama orang tua : Harus dituliskan dengan jelas
agar tidak keliru dengan orang
lain, mengingat banyak sekali
nama yang sama. Bila ada, titel
yang bersangkutan harus
disertakan (Matondang dkk,
2013).
(6) Umur orang tua : Selain sebagai tambahan
identitas, dapat menggambarkan
keakuratan data yang akan
diperoleh serta dapat ditentukan
pola pendekatan dalam
anamnesis (Matondang dkk,
2013).
(7) Agama : Informasi ini dapat menuntun ke
suatu diskusi tentang pentingnya
agama dalam kehidupan klien
(Astuti, 2012).
22
(8) Pendidikan : Selain sebagai tambahan
identitas, informasi tentang
pendidikan orang tua, baik ayah
maupun ibu, dapat
menggambarkan keakuratan data
yang akan diperoleh serta dapat
ditentukan pola pendekatan
dalam anamnesis (Matondang
dkk, 2013).
(9) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan sosial
ekonomi keluarga pasien
(Matondang dkk, 2013).
(10) Alamat : Harus dituliskan dengan jelas dan
lengkap, dengan nomor rumah,
nama jalan, RT, RW, kelurahan
dan kecamatannya, serta bila ada
nomor teleponnya (Matondang
dkk, 2013).
b) Alasan datang atau keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang
menyebabkan pasien dibawa berobat (Matondang dkk,
2013).Keluhan utama pada balita dengan diare dehidrasi
23
sedang adalah BAB 4-10 kali sehari, dengan konsistensi
cair (Susilaningrum dkk, 2013).
c) Riwayat kesehatan
(1) Imunisasi
Status imunisasi pasien,baik imunisasi dasar
maupun imunisasi ulangan (booster) harus secara rutin
ditanyakan, khususnya imunisasi BCG, DPT, Polio,
Campak, dan Hepatitis-B.hal tersebut selain diperlukan
untuk mengetahui status perlindungan pediatrik
yang diperoleh, mungkin dapat membantu
diagnosis pada beberapa keadaan tertentu
(Matondang dkk, 2013).
(2) Riwayat penyakit lalu
Penyakit yang pernah di derita anak sebelumnya perlu
dikaji untuk memberikan pembuatan diagnosis dan
tatalaksana penyakitnya sekarang (Matondang dkk,
2013).
(3) Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui penyakit apa yang sedang pasien
derita sekarang (Astuti, 2012).
24
(4) Riwayat penyakit keluarga/ menurun
Untuk mengetahui apakah pasien mempunyai keluarga
yang saat ini sedang menderita penyakit menular
(Astuti, 2012).
d) Riwayat sosial
(1) Siapa yang mengasuh balita
(2) Hubungan pasien dengan anggota keluarga yaitu
dengan ibu, ayah serta anggota keluarga yang lain.
(3) Hubungan dengan teman sebaya di lingkungan sekitar
rumah
(4) Perlu diupayakan untuk mengetahui terdapatnya
masalah dalam keluarga, tetapi harus di ingat bahwa
masalah ini sering menyangkut hal-hal sensitif, hingga
diperlukan kebijakan dan kearifan tersendiri dalam
pendekatannya (Matondang dkk, 2013).
e) Pola kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
Untuk mengetahui gambaran bagaimana pasien
mencukupi asupan gizinya dan cairan yang masuk
dalam tubuh (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
Balita harus mendapat nutrisi yang cukup, baik
secara oral maupun parenteral.Nutrisi yang diberikan
harus mengandung elektrolit dan kalori yang
25
optimal.Pada balita dengan diare dehidrasi sedang
nafsu makan cenderung berkurang (Susilaningrum dkk,
2013).
(2) Istirahat/ tidur
Pada kasus diare balita cenderung rewel,
sehingga tidurnya tidak nyenyak (Susilaningrum dkk,
2013)
(3) Personal Hygiene
Untuk mengetahui mandi, keramas, gosok gigi,
dan ganti baju (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
(4) Aktifitas
Pada kasus diare dehidrasi sedang aktifitas
cenderung berkurang karena rewel (Susilaningrum dkk,
2013).
(5) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali ibu BAK atau
BAB dalam sehari, warnanya, bau, dan masalah-
masalah dalam eliminasi (Astuti, 2012).Pada diare
dehidrasi sedang BAB 4 - 10 kali sehari dengan
konsistensi cair dan (Susilaningrum dkk, 2013).
2) Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk
menegakkan diagnosa. Bidan melakukan pengkajian data
26
objektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,
perkusi, dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara
berurutan (Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).
a) Status generalis
(1) Keadaan umum
Data ini didapat dengan mengamati keadaan pasien
secara keseluruhan (Sulistyawati dan Nugraheny,
2010).Pada balita sakit dengan diare dehidrasi sedang
keadaan umumnya sedang (Nursalam dkk, 2005).
(2) Kesadaran
Untuk mandapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, kita dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan composmentis
(kesadaran maksimal) sampai dengan koma
(Sulistyawati dan Nugraheny, 2010).Pada balita sakit
diare dehidrasi sedang kesadarannya composmentis
(Nursalam dkk, 2005).
3) Tanda – tanda Vital
a) Nadi
Dalam keadaan nadi normal berkisar 80 – 110 x/mnt
(Matondang dkk, 2013). Pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang nadi mengalami peningkatan
(Susilaningrum dkk, 2013).
27
b) Pernapasan
Dalam keadaan normal berkisar 20 – 30 x/mnt
(Susilaningrum dkk, 2013).Pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang pernapasan mengalami peningkatan
(Susilaningrum dkk, 2013)
c) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5 – 37,2
(Susilaningrum dkk, 2013). Pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang suhu mengalami peningkatan
(Susilaningrum dkk, 2013).
d) Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan sistematis meliputi :
(1) Kepala
(a) Ubun – ubun : Pada balita dengan diaredehidrasi
sedang ubun-ubunnya cekung (Susilaningrum,
2013)
(b) Muka : Pada balita sakit dengan diare dehidrasi
sedang muka pucat dan lemas (Susilaningrum dkk,
2013).
(c) Mata :simetris, conjungtiva merah muda sklera
putih (Sukamti dkk, 2009). Pada balita sakit
dengan diare dehidrasi sedang kelopak mata
28
cekung (Susilaningrum dkk, 2013).
(d) Telinga : simetris, tidak terdapat benjolan, tidak
ada serumen yang keluar Sukamti dkk, 2013)
(e) Hidung :hidung berlubang, tidak ada benjolan
(Sukamti dkk, 2009).
(f) Mulut :Pada balita sakit dengan diare dehidrasi
sedang mulut dan lidah kering (Susilaningrum,
2013).
(2) Leher : Pengkajian leher untuk mengetahui
adanya pembesaran kelenjar tiroid
dan pembesaran kelenjar limfe
(Sukamti dkk, 2009).
(3) Dada : untuk mendapatkan gambaran
tentang dinding dada, bentuk dan
besar dada, simetri dada baik
dalam keadaan statis maupun
dinamis, gerakan dada pada
pernapasan, terdapatnya
deformitas, penonjolan,
pembengkakan, serta kelainan
lokal lain (Matondang dkk, 2013).
(4) Perut : Pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang kemungkinan
29
perut distensi dan pada turgor kulit
perut jika dicubit kembalinya lama
(Susilaningrum dkk, 2013).
(5) Punggung : untuk mengetahui adakah
pembengkakan, cekungan di
punggung, dan kelainan pada
punggung (Sukamti dkk, 2009).
(6) Ekstermitas : untuk mengetahui adakah kelainan
bentuk, kelumpuhan di
ekstermitas, adakah gerakan yang
abnormal dan asimetris
(Sukamti dkk, 2009).
(7) Genitalia :
(a) Laki – laki : untuk mengetahui apakah testis
telah turun di skrotum, apakah penis
berlubang.
(b) Perempuan : untuk mengetahui apakah labia
mayora telah menutupi labia minora,
apakah vagina dan uretra berlubang
(Sukamti dkk, 2009).
(8) Anus : adakah lubang anus (Sukamti dkk,
2009). Pada balita sakit dengan
diare dehidrasi sedang pada anus,
30
adakah iritasi pada kulitnya
(Susilaningrum dkk, 2013).
e) Pemeriksaan Antopometri
Menurut Uliyah dan Hidayat (2008), pemeriksaan
antopometri meliputi:
(1) Penilaian Berat Badan : untuk menilai hasil
peningkatan atau
penurunan semua
jaringan yang ada
pada tubuh
(2) Penilaian Tinggi Badan : untuk mengetahui
lebih dari atau
normal atau kurang
malnutrisi kronis
(abnormal)
(3) Penilaian Lingkar Kepala : untuk menilai
pertumbuhan otak
(4) Penilaian Lingkar Lengan Atas : untuk menilai
jaringan lemak dan
otot
f) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang penting dalam menegakkan
diagnosis (kausal) yang tepat, sehingga dapat memberikan
31
terapi yang tepat pula.Pada kasus balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang pemeriksaan laboratorium adalah feses
(Susilaningrum dkk, 2013).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang
spesifik.Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena
masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap
membutuhkan penanganan.Masalah sering berkaitan dengan hasil
pengkajian (Walyani, 2015).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar
nomenklatur diagnosa kebidanan (Estiwadani dkk, 2008).
“ An.X umur x tahun jenis kelamin x dengan diare
dehidrasi sedang “.
a) Data Subyektif
(1) Pada balita dengan diaredehidrasi sedang
keluhanutamanya adalah BAB 4-10 kali sehari,
dengankonsistensi cair (Susilanigrum dkk, 2013).
(2) Ibu mengatakan tanggal lahir anaknya...
(3) Ibu mengatakan aktifitas anaknya menurun, jika
diajakbermain tidak aktif, sering rewel dan gelisah
32
b) Data Obyektif
Menurut Susilaningrum dkk (2013) :
(1) Keadaan umum sedang
(2) Kesadaran composmentis
(3) Tanda – tanda Vital (TTV) :
(a) Nadi > 105 x/mnt
(b) Pernapasan > 30 x/mnt
(c) Suhu > 37,5oC
(4) Pemeriksaan sistematis :
(a) Ubun – ubun : Cekung
(b) Mata : Conjungtiva merah muda,Sklera
putih kelopak mata sedikit,
cekung
(c) Muka : Tampak pucat dan lemas
(d) Mulut : Lidah dan bibir tampak kering
(e) Perut : Turgor pada kulit perut jika
dicubitkembalinya lama, tidak
kembung
(5) Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan feses
2) Masalah
Masalah adalah permasalahan yang muncul berdasarkan
pernyataan pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
33
Masalah yangmuncul pada balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang adalah gelisah dan rewel, nafsu makan dan
aktivitas menurun, pusing jika berubah posisi, dikarenakan
kehilangan cairan tubuh (Suraatmaja, 2005)
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati dan
Nugraheny, 2010).
Menurut Susilaningrum dkk (2013), kebutuhan yang
diperlukan pada balita sakit dengan diare dehidrasi sedang
adalah berikan motivasi dengan support mental
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang
sudah diidentifikasi.Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosa atau masalah potensial
ini menjadi benar-benar terjadi (Estiwadani dkk, 2008).Pada kasus
balita diare dehidrasi sedang potensial terjadi syok hipovolemik
(Suraatmaja, 2005).
d. Langkah IV : Antisipasi / Tindakan Segera
34
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Menurut Ngastiyah (2005), pada kasus balita sakit dengan
daire dehidrasi sedang adalah melakukan kolaborasi dengan dokter
spesialis anak untuk pemberian cairan intravena, observasi vital sign
dan pemberian cairan (rehidrasi awal).
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi/masalah klien, tapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah
kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu
dirujuk karena ada masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah
kesehatan lain. Pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuahan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama
klien dan keluarga, kemudian membuat kesepakatan bersama
sebelum melaksanakannya (Walyani, 2015).
Menurut Susilaningrum dkk (2013), rencana tindakan yang
dapat dilakukan pada asuhan balita sakit diare dehidrasi sedang
adalah:
35
Berikan oralit dan observasi di klinik selama tiga jam dengan
jumlah sekitar 75 ml/kgBB atau berdasar usia anak. Pemberian oralit
pada bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok. Adaupun jumlah
pemberian oralit berdasarkan usia atau berat badan dalam tiga jam
pertama adalah sebagai berikut:
1) Usia 0-4 bulan : 200-400 ml
2) Usia 4-12 bulan :400-700 ml
3) Usia 12-24 bulan : 700-900 ml
4) Usia 2-5 tahun : 900-1400 ml
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak di
bawah enam bulan yang sudah tidak minum ASI, berikan juga air
matang sekitar 100-200 ml selama periode ini
1) Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu
satu bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml)
air matang
2) Lakukan penilaian setelah anak diobservasi tiga jam. Bila
membaik, pemberian oralit dapat diteruskan di rumah sesuai
dengan penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk,
segera pasang infus dan rujuk ke rumah sakit untuk
mendapatkan penanganan segera.
Menurut Rahayu (2009), asuhan yang harus dilakukan antara lain:
1) Minum sedikit-sedikit tetapi sering
36
2) Jika anak muntah, tunggu sampai 10 menit kemudian lanjutkan
slagi dengan lebih lambat
3) Lakukan pemberian ASI selama anak menginginkannya
4) Lanjutkan pemberian makan
5) Berikan terapi cairan parenteral
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada langkah ini rencana asuhan yang komperhensif yang
telah dibuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan
atau dokter atau tim kesehatan lain (Walyani, 2015). Pelaksanaan
asuhan pada balita sakit dengan diare disesuaikan dengan
perencanaan yang telah dibuat (Susilaningrum dkk, 2013).
g. Langkah VII : Evaluasi
Melakukan evaluasi hasil dari asuhan yang telah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa/ masalah (Walyani, 2015).
Kriteria evaluasi asuhan kebidanan pada balita sakit diare
dehidrasi sedang menurutDepkes RI Manajemen Terpadu Balita
Sakit (2008), adalah sebagai berikut :
1) Keadaan umum baik
2) Ubun-ubun dan mata tidak cekung
3) Turgor kembali normal
4) Mulut dan lidah tidak kering
5) Tidak ada dehidrasi
37
6) BAB menjadi normal.
38
C. Landasan Hukum
1. UU Kesehatan RI No. 23, 1992 pasal 15 yang berisi:
a. Bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan
jiwa pasien, dapat dilakukan tindakan medis tertentu
b. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya
dapat dilakukan:
1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya,
tindakan tersebut.
2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu dilakukan sesuai dengan tanggung jawab
profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
3) Dengan peraturan, keluarga yang bersangkutan
4) Pada sarana kesehatan tertentu
Berdasarkan kasus ini maka sebagi seorang bidan harus
melakukan tindakan dengan cara merujuk dan berkolaborsi
dengan dokter untuk melakukan suatu tindakan pemberian dosis
obat yang dimaksudkan untuk mengurangi penderitaan pasien.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No. 1464/ MENKES/
PER/ X/2010, Pasal 11, pelayanan kesehatan anak meliputi:
a. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi,
pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini, injeksi vit K 1,
perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hr),
perawatan tali pusat
39
b. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan rujukan
d. Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e. Pemantauan tubuh kembang bayi, anak balita dan anak pra
sekolah
f. Pemberian konseling dan penyuluhan
g. Pemberian surat keterangan kelahiran/ pemberian surat keterangan
kematian
39
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus ini merupakan studi kasus dengan menggunakan metode
deskriptif. Metodedeskriptif merupakan prosedur pemecahan masalah
dengan menggambarkan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-
fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diintepretasikan
(Nasir dkk, 2011).
Studi ini dilakukan pada Balita Sakit pada An.Aumur 1 tahun 9 bulan
dengan diare dehidrasi sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi pengambilan kasus adalah tempat dimana pengambilan kasus
tersebut diambil (Notoatmodjo, 2012).Lokasi studi kasus tentang asuhan
kebidanan ini dilaksanakan di RSU Assalam Gemolong Sragen.
C. Subjek Studi Kasus
Merupakan subjek atau orang yang dituju untuk pengambilan kasus
oleh peneliti (Arikunto, 2013).Subjek studi kasus adalah balita sakit pada
An.Aumur 1 tahun 9 bulan dengan diare dehidrasi sedang.
40
D. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan adalah perkiraan waktu yang diperlukan peneliti
dalam pengambilan kasus (Nursalam, 2013). Studi kasus ini dilaksanakan
pada bulan tanggal 10 Mei 2016 – 13 Mei 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Notoadmojo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan balita sakit dengan
menggunakan kebidanan 7 langkah varney dan data perkembangan dalam
bentuk SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah :
1. Data Primer
Menurut Saryono (2011), data primer adalah data yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran
atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari. Pengumpulan data dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi dengan menggunakan
mata untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan
41
dengan status fisik (Priharjo, 2007). Inspeksi pada kasus diare
dehidrasi sedang dilakukan secara berurutan mulai dari kepala
sampai kaki.Inspeksi pada kasus diare dehidrasi sedang
ditemukan anak rewel,gelisah, mata dan ubun-ubun cekung,
muka tampak kemerahan, bibir tampak kering, haus dan minum
dengan lahap (Susilaningrum, 2013).
2) Palpasi
Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
menggunakan sentuhan atau rabaan untuk mendeterminasi ciri-
ciri jaringan atau organ (Priharjo, 2007).Pada kasus diare
dehidrasi sedang dilakukan turgor kulit perut.Palpasi dilakukan
untuk mengetahui temperatur kulit, kelembaban kulit serta
memastikan perut jika dicubit kembalinya lambat atau
cepat.Palpasi pada kasus diare dehidrasi sedang ditemukan
suhu tubuh meningkat dan cubitan perut kembali lambat
(Susilaningrum, 2013).
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengna cara
mengetuk untuk menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(Priharjo, 2007).
42
Pada kasus diare dehidrasi sedang perkusi dilakukan
pemeriksaan perut untuk mengetahui perut balita kembung atau
tidak.Perkusi pada kasus diare dehidrasi sedang ditemukan
perutnya tidak kembung (Susilaningrum, 2013).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah metode pangkajian yang
menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran
(Priharjo, 2007).Pada kasus diare dehidrasi sedang auskultasi
dilakukan untuk memeriksa frekuensi jantung dan mengetahui
bising usus.Auskultasi pada kasus diare dehidrasi sedang
ditemukan suara bising usus (Susilaningrum, 2013).
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
informasi secara lisan dari pasien. Jadi data tersebut diperoleh
langsung dari pasien (Notoadmojo, 2012). Pelaksanaan wawancara
ini dilakukan pada ibu balita sakit pada An.A dengan diare dehidrasi
sedang di RSU Assalam Gemolong Sragen.
c. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur pengumpulan data yang
berencana, yang antara lain meliputi melihat, mendengar , dan
mencatat situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah
yang diteliti (Notoadmojo, 2012). Pada kasus balita sakit dengan
43
diare dehidrasi sedang ini, yang diobservasi adalah keadaan umum,
kesadaran, tanda-tanda vital, berat badan, turgor kulit, frekuensi dan
konsistensi BAB.
2. Data Sekunder
Menurut Saryono (2011), data sekunder adalah data yang diperoleh lewat
pihak lain, tidak langsung dari responden. Pengumpulan data berupa:
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya
(Arikunto, 2013). Pada kasus ini diperoleh data balita sakit dengan
diare dehidrasi sedang dari rekam medik di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
b. Studi Kepustakaan
Menurut Hidayat (2014), studi kepustakaan merupakan
kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari
landasan teoritis dari permasalahan penelitian. Pada kasus ini kajian
teoritis dari buku-buku yang membahas tentang diare dehidrasi
sedang dari tahun 2005-2015.
44
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pengambilan data antara lain:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data:
a. Format Asuhan Kebidanan
b. Buku Tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemcseriksaan fisik dan observasi :
a. Alat pengukur tinggi badan
b. Timbangan berat badan
c. Pita LLA
d. Stetoskop
e. Thermometer
3. Alat dan bahan lainnya
a. Buku KIA
b. Buku Rekam Medik di Rumah sakit
4. Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan laboratorium antara lain:
darah
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoadmojo, 2012).Jadwal penelitian terlampir.
45
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang : Shofa 3
Tanggal Masuk : 10 Mei 2016
No.Reg : 11-01-21
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
Tanggal : 10 Mei 2016 Pukul : 11.00 WIB
a. Identitas
1) Identitas Anak
a) NamaAnak : An. A
b) Tanggal Lahir : 06 Agustus 2014
c) AnakKe : Pertama
d) Jenis Kelamin : Laki - laki
e) Alamat : Sangiran RT 06, Krikilan
2) Identitas Ibu Identitas Ayah
a) Nama : Ny.R Nama : Ny.I
b) Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
c) Agama : Islam Agama : Islam
d) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
e) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
f) Alamat : Sangiran RT06, Krikilan
46
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasandatang ke RS/ RS :
Ibu mengatakan tanggal 09 Mei 2016 pukul 23.00 WIB sampai
tanggal 10 Mei 2016 pukul 10.00 WIB anaknya buang air besar
kurang lebih 6 kali encer, badannya lemas, rewel, gelisah, nafsu
makan dan aktifitas menurun disertai muntah 1 kali sehari
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
(1) BCG : Tanggal 26 September 2014
(2) DPT 1 :Tanggal 26 Oktober 2014
(3) DPT 2 :Tanggal 27 November 2014
(4) DPT 3 :Tanggal 26 Desember 2014
(5) Polio 1 :Tanggal 26 September 2014
(6) Polio 2 :Tanggal 26 Oktober 2014
(7) Polio 3 :Tanggal 27 November 2014
(8) Polio 4 : Tanggal 26 Desember 2014
(9) Hepatitis B 1 : Tanggal 26 Oktober 2014
(10) Hepatitis B 2 : Tanggal 27 November 2014
(11) Hepatitis B 3 : Tanggal 26 Desember 2014
(12) Campak : Tanggal 26 Mei 2015
(13) Imunisasi Lain : Tidak ada
47
b) Riwayatpenyakit yang lalu :
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit berat, pernah
menderita sakit batuk, pilek dan demam tetapi dapat
sembuh setelah diberi obat dari bidan
c) Riwayatpenyakitsekarang :
Ibu mengatakan anaknya buang air besar sejak tanggal 09
Mei 2016 pukul 23.00 WIB sampai tanggal 10 Mei 2016
pukul 10.00 WIB kurang lebih 6 kali encer, badanya lemas,
rewel, gelisah, nafsu makan dan aktifitas menurun disertai
muntah 1 kali sehari.
d) Riwayatpenyakitkeluarga menurun/menular:
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada riwayat penyakit menurun seperti asma,
jantung, hipertensi dan DM maupun riwayat penyakit
menular seperti hepatitis, TBC dan HIV/AIDS.
e) RiwayatSosial
(1) Yang mengasuh:
Ibu mengatakan anaknya diasuh sendiri bersama
suaminya
(2) Hubungandengananggotakeluarga :
Ibu mengatakan hubungan antara anaknya dengan
anggota keluarga yang lain sangat baik dan harmonis.
48
(3) Hubungandenganteman sebaya :
Ibu mengatakan hubungan antara anaknya dengan
teman sebayanya sangat baik dan akrab.
(4) Lingkungan rumah :
Ibu mengatakan lingkungan rumahnya aman, nyaman
dan bersih.
f) PolaKebiasaan Sehari-hari (sebelumsakitdanselamasakit)
(1) Nutrisi
(a) Makan Pagi
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya makan pagi pukul
07.00 WIB, jenis: nasi, sayur,lauk pauk 7
sendok. Minum Air Susu Ibu (ASI), susu
formula 2 botol dan air putih 1 gelas
(2)) Selamasakit
Ibu mengatakan anaknya makan pagi pukul
06.30 WIB, jenis: bubur 4 sendok.Minum Air
Susu Ibu (ASI), air teh hangat 1 gelas dan air
putih 2 gelasKeluhan :ibu mengatakan terjadi
penurunan nafsu makan pada anaknya
49
(b) Siang
(1))Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya makan siang pukul 13.00
WIB, jenis: nasi, sayur lauk tahu bacem 6 sendok.
Minum Air Susu Ibu (ASI), susu formula 2 botol
danair putih 1 gelas
Keluhan : ibu mengatakan anaknya minum susu
formula dalam botol yang sudah basi ( >3 jam)
(2))Selama di rumah sakit
Ibu mengatakan anaknya makan siang pukul
12.30 WIB, jenis: nasi dan sayur bayam 4
sendok. Minum Air Susu Ibu (ASI), susu formula
1 botol dan air putih 2 gelas
Keluhan : ibu mengatakan terjadi penurunan
nafsu makan pada anaknya
(c) Malam
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya makan malam
pukul 18.30 WIB, jenis: nasi, sayur, lauk
pauk 6 sendok. Minum Air Susu Ibu (ASI),
susu formula 1 botoldan air putih 1 gelas
50
(2)) Selama di rumah sakit
Ibu mengatakan anaknya makan malam
18.15 WIB, jenis: nasi, sayur, lauk pauk 4
sendok. Minum Air Susu Ibu (ASI), susu
formula 1 botoldan air putih 1 gelas
Keluhan : ibu mengatakan terjadi penurunan
nafsu makan pada anaknya
(2) Istirahat/tidur
(a) Tidursiang :
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya tidur siang pukul
13.00 WIB lamanya ± 2 jam perhari
(2)) Selama di rumahsakit
Ibu mengatakan anaknya tidur kurang
nyenyak dan sering rewel
(b) Tidurmalam :
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya tidur malam ± 10
jam perhari
(2)) Selama sakit
Ibu mengatakan anaknya tidur kurang
nyenyak dan sering rewel
51
(3) Mandi
(a) Pagi jam:
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya mandi pukul 07.30
WIB
(2)) Selama sakit
Ibu mengatakan anaknya disibin pukul 07.00
WIB
(b) Sore jam:
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya mandi pukul 15.30
WIB
(2)) Selama di rumah sakit
Ibu mengatakan anaknya disibin pukul 15.00
WIB
(4) Aktifitas
(a) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya sangat aktif jika diajak
bermain
(b) Selama sakit
Ibu mengatakan selama sakit aktifitas anaknya
menurun, jika diajak bermain tidak aktif, sering
rewel dan gelisah.
52
(5) Eliminasi
(a) BAK :
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya BAK ± 5 kali
sehari, warna kuning jernih
(2)) Selama sakit
Ibu mengatakan anaknya BAK ± 3 kali
sehari, warna kuning jernih dan selama di
rumah sakit belum BAK
(b) BAB :
(1)) Sebelum sakit
Ibu mengatakan anaknya BAB 1 - 2 kali
sehari dengan konsistensi lunak disertai
ampas
(2)) Selama sakit
Ibu mengatakan anaknya BAB sejak tanggal
09 Mei 2016 pukul 23.00 WIB sampai
tanggal 10 Mei 2016 pukul 10.00 sudah 6
kali dengan konsistensi cair dan pada saat
pengkajian dirumah sakit BAB 1 kali dengan
konsistensi cair.
53
c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
a) Keadaanumum : Sedang
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
(1) Suhu : 380C
(2) Nadi : 115 x/ menit
(3) Respirasi : 35 x/ menit
(4) BB / TB : 10,5 kg / 74 cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala :normal, tidak ada oedema
b) Ubun–ubun : cekung
c) Muka :tampak pucat dan lemas
d) Mata : simetris kanan dan kiri, conjungtiva merah
muda, sklera putih, kelopak mata sedikit
cekung
e) Telinga : bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada
serumen
f) Hidung :bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan
g) Mulut :bibir dan lidah tampak kering
h) Leher : normal, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid
54
i) Dada : simetris, tidak ada penarikan dinding dada
saatbernafas
j) Perut : tidak kembung, turgor pada perut ketika
dicubit kembalinya lama
k) Punggung : normal, simetris
l) Ekstremitas : tidak oedema,simetris kanan kiri, jari-jari
tangan dan kaki lengkap, tidak ada
kelainan, terpasanginfus RL 20 tpm pada
kaki kiri
m) Genetalia : normal, kedua testis sudah turun kedalam
skrotum, uretra berlubang
n) Anus : berlubang, tidak ada iritasi, pada pampers
terlihat feses berwarna kuning, bau khas,
konsistensi cair, lendir negatif (-),darah
negatif (-)
3) Pemeriksaantingkatperkembangan:
a) Menunjukkan apa yang diinginkan tanpa menangis atau
merengek
b) Mengucapkan paling sedikit 3 kata
4) Pemeriksaanpenunjang:
Pemeriksaan laboratorium
a) Hb : 11,1 gm/dl
b) Leukosit : 6600/mm3
55
c) Trombosit : 209000/ mm3
2. Interpretasi Data
Tanggal : 10 Mei 2016 Pukul : 12.00WIB
a. Diagnosa Kebidanan
An.A umur 1 tahun 9 bulanjenis kelamin laki-laki dengan diare
dehidrasi sedang
Data Dasar:
Data Subyektif
1) Ibu mengatakan anaknya bernama An.A
2) Ibu mengatakan anaknya lahir pada tanggal06 Agustus 2014
3) Ibu mengatakan sejak tanggal 09 Mei 2016 pukul 23.00 WIB
sampai tanggal 10 Mei 2016 pukul 10.00 WIB anaknya buang
air besar kurang lebih 6kali encer badannya lemas, rewel,
gelisah, dan selama pengkajian dirumah sakit anak sudah BAB
1 kali dengan konsistensi cair
4) Ibu mengatakan anaknya minum susu formula yang sudah basi
5) Ibu mengatakan nafsu makan anaknya menurun disertai muntah
1 kali dan aktifitasnya menurun
Data Obyektif
1) Keadaan Umum : sedang
2) Kesadaran :composmentis
3) Vital sign : Nadi : 115 x/menit, Respirasi : 35
x/menit, Suhu: 380C
56
4) BB/TB : 10,5 kg/74 cm
5) Ubun – ubun : cekung
6) Muka : tampak pucat dan lemas
7) Mata : simetris kanan dan kiri, conjungtiva
merah muda, sklera putih, kelopak
mata sedikit cekung
8) Mulut : bibir dan lidah tampak kering
9) Perut : tidak kembung, turgor perut jika
dicubit kembalinya lama
10) Ekstremitas : pada kaki kiri terpasang infus RL 20
tpm
11) Pemeriksaan Penunjang : pemeriksaan laboratorium darah,
yaitu :
a) Hb : 11,1 gm/dl
b) Leukosit : 6600/mm3
c) Trombosit : 209000/mm3
b. Masalah
Ibu mengatakan anaknya rewel, nafsu makan dan aktivitas anaknya
menurun
c. Kebutuhan
1) Berikan nutrisi yang optimal
2) Pemenuhan cairan dan elektrolit
3) Berikan motivasi dan support mental
57
3. DiagnosaPotensial
Tanggal: 10 Mei 2016 Pukul : 12.10 WIB
Terjadi syok hipovolemik
4. Antisipasi
Tanggal : 10 Mei 2016 Pukul : 12.15 WIB
a. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi :
1) Oral :
a) L Bio 3 x 1 / 8 jam
b) Zirkumkid syrup 1 x 1 / 24 jam
2) Injeksi
a) Ondancentron 2 mg / 8 jam
b) Triker 25mg / 12 jam
c) Gofaron 300 mg / 8 jam
b. Teruskan pemberian Infus RL 20 tpm
5. Perencanaan
Tanggal : 10 Mei 2016 Pukul : 12.20 WIB
a. Anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum ASI dan air putih
pada anaknya
b. Berikan terapi sesuai advis dokter
c. Observasi keadaan umum, vital sign dan turgor kulit tiap 8 jam
d. Observasi pola BAK dan BAB meliputi frekuensi dan konsistensi
tiap 8 jam
e. Observasi tetesan infus tiap 8 jam
58
f. Observai Intake dan Output cairan tiap 8 jam
g. Dokumentasi
6. Pelaksanaan
Tanggal : 10 Mei 2016
a. Pukul 12.25WIB : Menganjurkan ibu untuk memberikan
banyakminum ASIdan air putih pada
anaknya
b. Pukul 13.45 WIB : Memberikan terapi sesuai advis dokter
c. Pukul 13.50 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign
tiap 8 jam
d. Pukul 14.05 WIB : Mengobservasi pola BAK dan BAB meliputi
frekuensi dan konsistensi tiap 8 jam
e. Pukul 14.12 WIB : Mengobservasi tetesan infus tiap 8 jam
f. Pukul 14.16 WIB : Mengobservasi intake dan output cairan tiap
8 jam
g. Pukul 14.02 WIB : Mendokumentasikan hasil tindakan
7. Evaluasi
Tanggal : 10 Mei 2016
a. Pukul 12.35 WIB : Ibu mengatakan anaknya minum ASI dan
minumair putih 1 gelas
b. Pukul 13.55 WIB : Terapi dari dokter sudah diberikan :
1) Oral (L Bio dan Zirkumkyd)
59
2) Injeksi (ondancentron 2 mg dan
gofaron 300 mg)
c. Pukul 14.00 WIB : Keadaan umum sedang dan vial sign ( Nadi
114x/mnt, Respirasi 36 x/mnt , Suhu 38oC )
d. Pukul 14.10 WIB : Anak BAK 1 kali dan BAB 2 kali
dengankonsistensi cair
e. Pukul 14.15 WIB : Tetesan infus 20 tpm, habis 100 cc
f. Pukul 14.20 WIB : Intake 150 cc dan output 220 cc
g. Pukul 14.05 WIB : Semua tindakan telah didokumentasikan
pada catatan Rekam Medik pasien
60
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
Tanggal : 11 Mei 2016 Pukul :08.00 WIB
1. Ibu mengatakan tanggal 10 Mei 2016 pukul 22.00 sampai tanggal 11 Mei
2016 pukul 08.00 WIB anaknya buang air besar 4 kali dengan konsistensi
cair sedikit ampas dan buang air kecil 3 kali.
2. Ibu mengatakan anaknya masih lemas dan sedikit rewel
3. Ibu mengatakan anaknya tidak muntah
4. Ibu mengatakan aktivitas anaknya sedikit membaik
5. Ibu mengatakan anaknya sering haus, diberikan susu formula 1 botol dan
air putih 1 gelas dan nafsu makannya sedikit meningkat, diberikan makan
bubur
6. Ibu mengatakan obat anaknya sudah diminumkan yaitu L Bio dan
Zirkumkid syrup
O: Obyektif
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : Nadi : 110 x/menit, Respirasi : 28 x/menit,
Suhu : 36,7 0C
61
4. Pemeriksaan Sistematis :
a. Ubun – ubun : Cekung
b. Mata : Simetris kanan dan kiri, conjungtiva merah muda,
skleraputih, kelopak mata sedikit cekung
c. Mulut : Bibir dan lidah tampak kering
d. Perut : Tidak kembung, turgor jika dicubit kembalinya
sedikitlama
5. Pada kaki kiri terpasang infus RL 20 tpm
A : Assesment
An.A umur 1 tahun 9 bulan jenis kelamin laki-laki dengan diare dehidrasi
sedang,
Diagnosa Potensial terjadi syok hipovolemik.
Antisipasi kolaborasi dengan dr.SpA, dengan advis terapi masih dilanjutkan
P : Planning
Tanggal : 11 Mei 2016
1. Pukul 08.10 WIB : Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI dan
minum airputih yang banyak pada anaknya
2. Pukul 08.17WIB : Meneruskan terapi dokter
3. Pukul 08.22 WIB : Mengobservasi keadaan umum dan vital sign tiap 8
jam
4. Pukul 08.30 WIB : Mengobservasi pola BAK dan BAB meliputi
frekuensi dankonsistensi tiap 8 jam jam
5. Pukul 08.37 WIB : Mengobservasi tetesan infus tiap 8 jam
62
6. Pukul 08.41 WIB : Mengobservasi intake dan output tiap 8 jam
E: Evaluasi
Tanggal :11 Mei 2016
1. Pukul 08.15 WIB : Ibu mengatakan anaknya minum ASI dan air putih
2 gelas
2. Pukul 08.20 WIB : Terapi dokter masih diteruskan
3. Pukul 08.28 WIB : Keadaan umum sedang, vital sign: Nadi : 110
x/menit,Respirasi : 28 x/menit Suhu : 36,7oC
4. Pukul 08.35 WIB : Ibu mengatakan anaknya BAK 2 kali dan BAB 2
kalidengan konsistensi cair
5. Pukul 08.40 WIB : Terapi infus 20 tpm 400 cc
6. Pukul 08.45 WIB : Intake 320 cc dan output 380 cc
63
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
Tanggal : 12 Mei 2016 Pukul : 08.00 WIB
1. Ibu mengatakan anaknya BAK 3 kali dan BAB 1 kali pada pukul 04.00
WIB – 08.00 WIB dengan konsistensi lembek disertai ampas tidak cair
2. Ibu mengatakan anaknya sudah tidak lemas, sudah mau bercerita tentang
dongeng , aktifitas sudah seperti biasa dan nafsu makan meningkat
O : Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : Nadi 100 x/menit
Respirasi 26 x/menit
Suhu 36,60C
4. Pemeriksaan Sistematis :
a. Ubun – ubun : Tidak cekung
b. Muka : Tidak pucat
c. Mata : Conjungtiva merah muda, sklera putih
d. Mulut : Bibir dan lidah lembab
e. Perut : tidak kembung, turgor kulit normal
A : Assesment
An. A umur 1 tahun 9 bulan jenis kelamin laki-laki post diare dehidrasi
sedang
64
P : Planning
Tanggal : 12 Mei 2016
1. Pukul 08.15 WIB :Memberitahu hasil pemeriksaan
2. Pukul 08.20 WIB : Mengajarkan ibu cara mensterilkan botol susu
dan pemberian susu formula.
3. Pukul 09.40 WIB : Mengajarkan ibu cara penerapan ASI pada ibu
bekerja
4. Pukul 10.02 WIB : Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan tubuh anaknya supaya terhindar dari
bakteri penyebab diare
5. Pukul 10.30 WIB : Menganjurkan ibu untuk mengawasi setiap
makanan yang dikonsumsi oleh anaknya
6. Pukul 11.00 WIB : Melakukan kolaborasi dengan dr. SpA dalam
pemberian terapi :
a. Infus dilepas
b. Anak diperbolehkan pulang
c. Obat yang dibawa pulang :
1) L bio 3x 1
2) Zirkumkyd syrup 1 x 1
d. Menganjurkan kontrol ulang 4 hari lagi pada tanggal 16 Mei 2016.
65
E : Evaluasi
Tanggal :12 Mei 2016
1. Pukul 08.19 WIB : Hasil pemeriksaan anak sudah baik, yaitu :
Nadi : 100 x/menit,
Respirasi : 27 x/menit,
Suhu : 36,3OC
2. Pukul 08.38 WIB : Ibu sudah mengerti cara mensterilkan botol susu
danpemberian susu formula
3. Pukul 09.55 WIB : Ibu sudah mengerti tentang cara penerapan ASI pada
ibuyang bekerja
4. Pukul 10.28 WIB : Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan
tubuhanaknya supaya terhindar dari bakteri
penyebab diare
5. Pukul 10.45WIB : Ibu bersedia untuk mengawasi setiap makanan
yangdikonsumsi oleh anaknya
6. Pukul 11.10 WIB : Infus sudah dilepas.
7. Pukul 11.15 WIB : Anak sudah pulang dengan terapi obat yang
sudahdiberikan
8. Pukul 11.25 WIB : Ibu bersedia melakukan kontrol ulang tanggal 16
Mei2016
66
DATA PERKEMBANGAN III
(Kontrol Ulang )
S : Subyektif
Tanggal :16 Mei 2016 Pukul : 14.00 WIB
1. Ibu mengatakan sejak pulang dari rumah sakit anaknya BAB 1 - 2 kali
sehari dengan konsistensi lembek disertai ampas dan sebelum berangkat
ke rumah sakit tanggal 16 Mei 2016 anak BAB 1 kali
2. Ibu mengatakan anaknya sudah sehat, ceria, aktifitas dan nafsu makan
sudah seperti biasa
3. Ibu mengatakan anaknya mau minum obat yang diberikan oleh dokter
dan obatnya habis
4. Ibu sudah menerapkan cara mensterilkan botol susu dan pemberian susu
formula
5. Ibu sudah menerapkan cara pemerasan dan penyimpanan ASI
6. Ibu sudah mengajarkan cara menjaga kebersihan pada anaknya dengan
cara cuci tangan sebelum dan sesudah makan
7. Ibu sudah menjaga setiap makanan yang dikonsumsi anaknya
O : Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda – tanda vital : Nadi 102 x / menit
Respirasi 24 x / menit
Suhu36,8oC
67
4. Muka tidak pucat dan turgor kulit normal
A : Assesment
An. A umur 1 tahun 9 bulan jenis kelamin laki – laki post Diare Dehidrasi
Sedang
P : Planning
Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 14.15 WIB
1. Menganjurkan ibu untuk selalu memberi makanan yang bersih dan
bergizi untuk pertumbuhan dan perkembangan anaknya
2. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan
rumahnya dan kesehatan keluarganya
E : Evaluasi
Tanggal : 16 Mei 2016 Pukul : 14.30 WIB
1. Ibu bersedia untuk selalu memberikan makanan yang bersih dan bergizi
untuk pertumbuhan anaknya
2. Ibu bersedia untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan rumahnya dan
kesehatan keluarganya
68
B. Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada balita An. A umur 1 tahun 9
bulan sakit diare dengan dehidrasi sedangdi RSU Assalam Gemolong Sragen
selama 3 hari, penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terdapat
dalam tinjauan teori dengan kenyataan yang penulis temukan sejak
melakukan pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
1. Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang
akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda – tanda vital,
pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Dalam pendekatan ini
harus yang komprehensif meliputi data subjektif, objektif dan hasil
pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi / masalah klien
yang sebenarnya (Walyani, 2015). Diare adalah pengeluaran tinja yang
tidak normal dan cair dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(Sudarti dan Khoirunnisa, 2010 ). Diare dehidrasi sedang yaitu Buang
Air Besar (BAB) 4 – 10 kali sehari, dengan konsistensi cair
(Susilaningrum dkk, 2013).Pada pasien diare dilakukan pemeriksaan
darah (Hb, leukosit, trombosit) dan pemeriksaan feses (Nursalam, 2005).
Dari pengkajian data subjektif didapatkan keluhan utama pada
balita dengan diare dehidrasi sedang adalah mengalami BAB 4 – 10 kali
69
sehari, dengan konsistensi cair (Susilaningrum dkk, 2013), sedangkan
pada kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang didapatkan data
subyektif dengan keluhan utama yaitu anaknya BAB kurang lebih 6 kali
konsistensi encer. Pola nutrisi pada balita dengan diare dehidrasi sedang
nafsu makan cenderung berkurang (Susilaningrum dkk, 2013), sedangkan
pada kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang nafsu makan berkurang.
Pola istirahat pada balita dengan diare dehidrasi sedang cenderung rewel,
sehingga tidurnya tidak nyenyak (Susilaningrum dkk, 2013), sedangkan
pada kasus An.A dengan diare dehidrasi sedang istirahatnya kurang
nyenyak dan sering rewel. Pola aktifitas pada balita dengan diare
dehidrasi sedang cenderung berkurang karena rewel, sedangkan pada
kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang aktifitasnya berkurang karena
rewel. Pola eliminasi pada balita dengan diare dehidrasi sedang BAB 4 –
10 kali sehari dengan konsistensi cair (Susilaningrum dkk, 2013),
sedangkan pada kasus An.A dengan diare dehidrasi sedang BAB 6 kali
dengan konsistensi cair.
Pada pengkajian data objektif keadaan umum pada balita dengan
diare dehidrasi sedang keadaan umumnya sedang (Nursalam dkk, 2005),
sedangkan pada kasus An.A dengan diare dehidrasi sedang keadaan
umum sedang. Pemeriksaan kesadaran pada balita dengan diare dehidrasi
sedang kesadarannya composmentis (Nursalam dkk, 2005), sedangkan
pada kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang kesadarannya
composmentis. Pemeriksaan tanda – tanda vital pada balita dengan diare
70
dehidrasi sedang nadi mengalami peningkatan > 105 x/menit, pernapasan
mengalami peningkatan > 30 x/menit, dan suhu mengalami peningkatan
> 37,5oC, sedangkan pada kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang
nadi 115 x/menit, respirasi 35 x/menit, dan suhu 38oC. Pemeriksaan
sistematis pada balita dengan diare dehidrasi sedang didapatkan ubun –
ubun cekung, muka pucat dan lemas, kelopak mata cekung, mulut dan
lidah kering, perut distensi dan turgor kulit perut jika dicubit kembalinya
lama, anus adakah iritasi pada kulitnya (Susilaningrum dkk, 2013),
sedangkan pada kasus An. A dengan diare dehidrasi sedang ubun – ubun
cekung, muka tampak pucat dan lemas, kelopak mata cekung, mulut dan
lidah kering, turgor kulit perut jika dicubit kembalinya lama, anus tidak
ada iritasi. Pemeriksaan penunjang pada kasus balita sakit dengan diare
dehidrasi sedang pemeriksaan laboratorium adalah feses (Susilaningrum
dkk, 2013), sedangkan pada kasus An.A dengan diare dehidrasi sedang
tidak dilakukan pemeriksaan feses tetapi dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah.
Pada langkah pengkajian ini penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan praktek di lahan, yaitu pada teori dilakukan pemeriksaan
penunjang feses sedangkan di lahan dilakukan pemeriksaan laboratorium
darah.
2. Interpretasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa atau masalah yang spesifik.Rumusan
71
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat
didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan.Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian (Walyani,
2015).Masalah yang umum muncul pada balita sakit diare dengan
dehidrasi sedang adalah gelisah, nafsu makan dan aktivitas menurun,
pusing jika berubah posisi, dikarenakan kehilangan cairantubuh sebanyak
5 – 10 % dari berat badan semula (Suraatmaja, 2005). Menurut
Susilaningrum (2013), kebutuhan yang diperlukan pada balita sakit diare
dehidrasi sedang diberikan motivasi dan support mental.
Pada kasus ini diperoleh Diagnosa Kebidanan yaitu An. A umur 1
tahun 9 bulan jenis kelamin laki – laki dengan diare dehidrasi sedang.
Masalah yang muncul dalam kasus ini adalah ibu mengatakan nafsu
makan dan aktifitas anaknya menurun.Kebutuhan yang diberikan berupa
motivasi dan support mental. Pada langkah ini penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktik dilahan.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosa potensialberdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan.Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
mencegah diagnosa atau masalah potensial ini menjadi benar-benar
terjadi (Estiwadani dkk, 2008).Menurut Suraatmaja (2005), diagnosa
72
potensial pada kasus balita dengan diare dehidrasi sedang terjadi syok
hipovolemik.
Pada kasus ini diagnosa potensial yang ditegakkan adalah diare
dehidrasi sedangterjadi syok hipovolemik akan tetapi pada kasus ini tidak
terjadi syok hipovolemik, karena adanya antisipasi / tindakan yang cepat
dan tepat. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dengan praktek dilahan.
4. Tindakan Segera / Antisipasi
Menurut Ngastiyah (2005), antisipasi yang diberikan pada An. A
dengan diare dehidrasi sedang yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian cairan intravena, observasi vital sign dan pemberian
cairan. Tindakan antisipasi pada balita sakit An. A dengan diare dehidrasi
sedang adalah kolaborasi berupa pemberian infus, terapi berupa Oral( L
Bio dan Zirkumkid syrup ) dan berupa obat injeksi (Ondancentron,
Triker, Gofaron), terapi pemberian cairan dan elektrolit (rehidrasi awal).
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dengan praktek dilahan
5. Rencana Tindakan
Menurut Susilaningrum dkk (2013), rencana tindakan yang dapat
dilakukan pada asuhan balita sakit diare dehidrasi sedang adalah:
a. Berikan oralit dan observasi di klinik selama tiga jam dengan jumlah
sekitar 75 ml/kgBB atau berdasar usia anak. Pemberian oralit pada
bayi sebaiknya dengan menggunakan sendok. Adaupun jumlah
73
pemberian oralit berdasarkan usia atau berat badan dalam tiga jam
pertama adalah sebagai berikut:
1) Usia 0-4 bulan : 200-400 ml
2) Usia 4-12 bulan :400-700 ml
3) Usia 12-24 bulan : 700-900 ml
4) Usia 2-5 tahun : 900-1400 ml
Bila anak menginginkan lebih, dapat diberikan. Anak di bawah enam
bulan yang sudah tidak minum ASI, berikan juga airmatang sekitar
100-200 ml selama periode ini
b. Ajarkan pada ibu cara membuat dan memberikan oralit, yaitu satu
bungkus oralit dicampur dengan satu gelas (ukuran 200 ml) air
matang
c. Lakukan penilaian setelah anak diobservasi tiga jam. Bila membaik,
pemberian oralit dapat diteruskan di rumah sesuai dengan
penanganan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk, segera pasang
infus dan rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan
segera.
Menurut Rahayu (2009), asuhan yang harus dilakukan antara lain:
a. Minum sedikit-sedikit tetapi sering
b. Jika anak muntah, tunggu sampai 10 menit kemudian lanjutkanlagi
dengan lebih lambat
c. Lakukan pemberian ASI selama anak menginginkannya
d. Lanjutkan pemberian makan
74
e. Berikan terapi cairan parenteral
Pada kasus An.A dengan diare dehidrasi sedang rencana tindakan
yang dilakukan yaitu anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum ASI
dan air putih pada anaknya, berikan terapi sesuai advis dokterobservasi
keadaan umum, vital sign dan turgor kulit tiap 8 jam, observasi pola
BAK dan BAB meliputi frekuensi dan konsistensi tiap 8 jam, observasi
tetesan infus tiap 6 jam, observai intake dan output cairan tiap 8 jam.
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan, yaitu pada teori tidak dilakukan observasi keadaan
umum, observasi pola BAK dan BAB, observasi tetesan infus, observasi
intake dan output, sedangkan pada lahan dilakukan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah asuhan yang komperhensif yang telah
dilaksanakan secara efisien (Walyani, 2015).Pelaksanaan asuhan
kebidanan pada balita sakit dengan diare dehidrasi sedang ini disesuaikan
dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori
dan praktik dilahan, yaitu pada teori tidak dilakukan observasi keadaan
umum, observasi pola BAK dan BAB, observasi tetesan infus, observasi
intake dan output, sedangkan pada lahan dilakukan.
7. Evaluasi
Menurut Depkes RI Manajemen Terpadu Balita Sakit (2008),
diharapkan setelah diberikan asuhan kebidanan balita sakit dengan diare
75
dehidrasi sedang diharapkan keadaan umum baik, ubun – ubun dan mata
tidak cekung, tugor kulit normal, mulut dan lidah tidak kering, tidak
terjadi dehidrasi, tidak terjadi diare dehidrasi berat dan BAB menjadi
normal.
Pada kasus ini semua tindakan yang dilakukan berhasil dengan
baik dan pasien sembuh dalam waktu 3 hari. Setelah dilakukan evaluasi
didapatkan hasil bahwa anaknya sudah tidak rewel lagi, keadaan umum
baik, ubun – ubun tidak cekung, muka tidak pucat, mata tidak cekung,
mulut lembab tidak kering, perut tidak kembung, turgor normal dan BAB
normal 1 kali sehari dengan konsistensi lembek disertai ampas sehingga
pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara
teori dengan praktek dilahan.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada balita An. A dengan
diare dehidrasi sedang selama 3 hari dengan menerapkan manajemen
kebidanan tujuh langkah Varney dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan pengkajian data yang diperoleh dari An. A dengan diare
dehidrasi sedang didapatkan hasil yaitu data subyektif ibu mengatakan
tanggal 09 Mei 2016 pukul 23.00 WIB sampai tanggal 10 Mei 2016
pukul 10.00 WIB anaknya buang air besar kurang lebih 6 kali encer,
badannya lemas, rewel, gelisah, nafsu makan dan aktifitas menurun
disertai muntah `1 kali sehari sedangkan data obyektif : Nadi 115
x/menit, suhu 38oC, respirasi 35 x/menit, muka tampak pucat, mata
cekung, mulut tampak kering, perut tidak kembung dan turgor pada perut
jika dicubit kembalinya lama, pemeriksaan laboratorium Hb : 11,1 gm/dl,
leukosit : 6600/mm3, Trombosit : 209000/mm
3
2. Dalam interpretasi data diperoleh diagnosa kebidanan yaitu An.A dengan
diare dehidrasi sedang. Masalah yang muncul yaitu nafsu makan dan
aktifitasnya menurun. Kebutuhan yang diberikan pada An. A dengan
diare dehidrasi sedang yaitu berikan motivasi dan support mental
77
3. Diagnosa potensialpada An. A dengan diare dehidrasi sedang yang
ditegakkan adalah syok hipovelemik. Tetapi pada kasus ini tidak terjadi
syok hipovelemik karena antisipasi serta tindakan yang cepat dan tepat.
4. Antisipasi / tindakan segera yang diberikan pada An. A dengan diare
dehidrasi sedang yaitu kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
berupa Oral ( L Bio dan Zirkumkid ), berupa obat injeksi (Ondancentron,
Triker, Gofaron) dan pasang infus RL 20 tpm.
5. Rencana Tindakan yang diberikan pada An.A dengan diare dehidrasi
sedang, yaitu anjurkan ibu untuk memberikan banyak minum ASI dan air
putih pada anaknya, berikan terapi sesuai advis dokterobservasi keadaan
umum, vital sign dan turgor kulit tiap 8 jam, observasi pola BAK dan
BAB meliputi frekuensi dan konsistensi tiap 8 jam, observasi tetesan
infus tiap 6 jam, observai intake dan output cairan tiap 8 jam.
6. Pelaksanaan dalam pemberian asuhan kebidanan pada An. A dengan
diare dehidrasi sedang sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sehingga diperoleh hasil yang maksimal.
7. Evaluasi didapatkan hasil bahwa An. A dengan diare dehidrasi sedang
anaknya sudah tidak rewel lagi, keadaan umum baik, ubun – ubun tidak
cekung, muka tidak pucat, mata tidak cekung, mulut lembab tidak kering,
perut tidak kembung, turgor normal dan BAB normal 1 kali sehari
dengan konsistensi lembek disertai ampas.
8. Hasil asuhan kebidanan pada An.A dengan diare dehidrasi sedang pada
langkah pengkajian terdapat kesenjangan yaitu pada teori dilakukan
78
pemeriksaan penunjang feses sedangkan di lahan dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah. Pada langkah perencanaan dan pelaksanaan terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek di lahan, yaitu pada teori tidak
dilakukan observasi keadaan umum, observasi pola BAK dan BAB,
observasi tetesan infus, observasi intake dan output, sedangkan pada
lahan dilakukan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran
yang bermanfaat :
1. Bagi Institusi
a. Bagi Rumah Sakit
Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
maksimal dan komprehensif, terutama pada pemeriksaan penunjang
khususnya pada kasus balita sakit dengan diare dehidrasi sedang.
b. Bagi Pendidikan
Memperbanyak referensi sehingga dapat menambah pengetahuan
tentang Asuhan Kebidanan Balita Sakit dengan Diare Dehidrasi
Sedang
2. Bagi Bidan / Tenaga Kesehatan
Bidan / tenaga kesehatan dapat segera mengidentifikasi tanda dan gejala
penyakit diare dengan dehidrasi sedang, sehingga dapat melakukan
79
antisipasi /tindakan segera, merencanakan asuhan kebidanan pada balita
dengan diare dehidrasi sedang agar tidak terjadi syok hipovolemik.
3. Bagi Ibu dan Keluarga
a. Perlu peningkatan pemahaman tentang penyakit diare pada balita
dengan diare dehidrasi sedang, bahaya diare dengan dehidrasi sedang
dan segera membawa ke tenaga kesehatan bila balita mengalami
tanda bahaya
b. Dapat mengetahui tentang pentingnya kesehatan terutama pada balita
dengan diare sehingga dapat melakukan penanganan segera terhadap
penyakit diare dengan dehidrasi sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E, R. Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, H, P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidananlbu I (Kehamilan).Yogyakarta:
Rohima Press.
Depkes RI. 2008. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Saki t (MTBS).Jakarta:
USAID.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2012. Jawa Tengah: Dinas Kesehatan
Estiwidani dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Hidayat. A. A. A. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Tenik Analisis
Data.Jakarta: Salemba Medika.
Jitowiyono, S. Kristiyanasari, W. 2011.Asuhan Keperawatan Neonates dan
Anak.Yogyakarta: Nuha Medika.
Kementrian Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar..2009-2014. Profi l
Pengendalian dan PenyehatanLingkungan..2010. Profil
Kesehatan Indonesia.
. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Jendela
Datinkes.
Marmi. Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Matondang, dkk. 2013. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi Kedua, Jakarta:
Sagung Seto.
Nasir, dkk. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nursalam, dkk.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan.Edisi Pertama, Jakarta: SalembaMedika.
. 2013. Metodologi Penelitian Ilmtt Keperawatan. Edisi Ketiga,
Jakarta:
Salemba Medika.
Priharjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: ECG.
Rahayu, D, S. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan Neonatus.Jakarta: Salemba
Medika.
Rukiyah, A, Y. Yulianti, L. 2012.Asuhan Neonates Bayi, dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Media.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra
Cendikia Press..
Septiari, B, B. 2012. Mencetak Balita Cerdas dan Pola ASuh Orang
Tua.Yogyakarta: Nuha Medika.
Sudarti.Khoirunnisa, E. 2010.Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sukamti, dkk. 2009. Pemeriksaan Fisik pada Bayi don Anak. Jakarta: Trans info
Media.
Sulistyawati. A. Nugraheny, E. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Bersalin.Jakarta: Salemba NIedika.
Suraatmaja, S_ 2005.Gast.-oenterologi Anak.Jakarta: Sagung Seto.
Suriadi. Yuliani, R. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak.EdisiKedua, Jakarta:
Sagung Seto.
Susilaningrum, dkk.2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak untuk
Perawat.Edisi Kedua, Jakarta: Saleniba Medika
Syafrudin, dkk.2011.Buku Saku Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta: TIM.
Uliyah, M. Hidayat, A. A. A. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.
Walyani, E, S. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.