Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

download Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

of 15

Transcript of Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    1/15

    ASPEK SOSIAL DANKELEMBAGAAN SEBAGAI

    KOMPONEN DAN MODEL

    DALAM SISTEM PERTANIAN

    BERKELANJUTAN

    Oleh

    Hari Kaskoyo1

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    2/15

    OUTLINE

    1. Evolusi dari Green Revolutionmenjadi Sistim Pertanian

    Berkelanjutan

    2. Kedudukan Kelembagaan Kehutanan untuk Sistim

    Pertanian Berkelanjutan

    3. Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam Sistim

    Pertanian Berkelanjutan

    4. Dimensi Internal dan Eksternal dalam Sistim Pertanian

    Berkelanjutan

    5. Dampak Legislasi, kebijakan dan Otonomi terhadap

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    2

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    3/15

    Kuis

    1. Apa itu resiko dan ketidak pastian? Jelaskan secara singkat

    dan jelas

    2. Tuliskan salah satu pembagian resiko!

    3. Tuliskan cara-cara menghitung resiko!

    3

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    4/15

    Evolusi dari Green Revolutionmenjadi

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Green Revolution was a period when the productivity of

    global agriculture increased drastically as a result of new

    advances.

    During this time period, new chemical fertilizers and

    synthetic herbicides and pesticides were created. The

    chemical fertilizers made it possible to supply crops with

    extra nutrients and, therefore, increase yield. The newly

    developed synthetic herbicides and pesticides controlled

    weeds, deterred or kill insects, and prevented diseases,which also resulted in higher productivity.

    4

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    5/15

    Evolusi dari Green Revolutionmenjadi

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    In addition to the chemical advances utilized during this

    time period, high-yield crops were also developed and

    introduced. High-yield crops are crops that are

    specifically designed to produce more overall yield. A

    method known as multiple cropping was alsoimplemented during the Green Revolution and lead to

    higher productivity.

    Multiple cropping is when a field used to grow two or

    farming techniques and advances in agriculturaltechnology were utilized by farmers all over the world

    and when combined, intensified the results of the Green

    Revolution. 5

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    6/15

    Evolusi dari Green Revolutionmenjadi

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Benefits of Green Revolution were: able to produce

    much larger quantities of food by introduction chemical

    fertilizers, synthetic herbicides and pesticides, high-yield

    crop varietas, and the method of multiple cropping. Also

    by grow more food in the same amount of land willreduce forest or natural land converted to farmland.

    Some issues associated with Green Revolution were:

    increasing the pollution by chemical fertilizers and

    synthetic herbicides and pesticides then make lower soilquality and increase the risk of erosion of the topsoil,

    influence by the large machine and irrigation system

    increased amount of energy 80 times from 1900-2000, 6

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    7/15

    Kedudukan Kelembagaan Kehutanan

    untuk Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Kelembagaan Kehutanan

    Kelembagaan formal

    Kelembagaan kementrian

    Kelembagaan provinsi/kabupaten/kota

    Kelembagaan masyarakat: Kelompok Tani Hutan, Kelompok HKm,Koperasi HTR, Kelompok Hutan Desa, dsb

    Kelembagaan informal

    Kelembagaan adat

    Kelembagaan masyarakat: kelompok tani hutan rakyat

    7

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    8/15

    Kedudukan Kelembagaan Kehutanan

    untuk Sistim Pertanian Berkelanjutan

    7 elemen yg harus diperhatikan dalam upaya pengembangan

    kelembagaan lokal:

    Pembagian resiko diantara para klien dan penyedia jasa

    Keterlibatan para aktor pada berbagai level kegiatan

    Keberhasilan dan kemanfaatan yg ditunjukkan oleh teknologi atauperilaku yg baru atas yg lama

    Gaya operasi yg kolaboratif serta tindakan bersama

    Penekanan pada belajar

    Perangsang yg sesuai

    Menggunakan basis sumberdaya yg ada

    8

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    9/15

    Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Kearifan lokal : semua bentuk pengetahuan, keyakinan,

    pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau

    etika yang menuntun perilaku manusia dlm kehidupan di

    dlm komunitas ekologis (Keraf 2002).

    Sering dikonsepsikan sbg kebijakan setempat (local

    wisdom), pengetahuan lokal (local knowledge) atau

    kecerdasan setempat (local genious).

    Kearifan lokal bersifat histories tetapi positif (Ataupah

    2004). Diwariskan secara lisan dari generasi ke generasidan dpt ditambah atau dikurangi dan diolah shg berlaku

    situasional.9

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    10/15

    Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Local knowledge is the knowledge that people in a given

    community have developed over time, and continue to

    develop.

    It is:

    Based on experience

    Often tested over centuries of use

    Adapted to the local culture and environment

    Embedded in community practices, institutions,relationships and rituals

    Held by individuals or communities

    Dynamic and changing10

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    11/15

    Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Local knowledgeis a collection of facts and relates to theentire system of concepts, beliefs and perceptions that peoplehold about the world around them. This includes the waypeople observe and measure their surroundings, how theysolve problems and validate new information. It includes the

    processes whereby knowledge is generated, stored, appliedand transmitted to others.

    The concept of traditional knowledgeimplies that peopleliving in rural areas are isolated from the rest of the world andthat their knowledge systems are static and do not interactwith other knowledge systems.

    Indigenous knowledgesystems are often associated withindigenous people thus rather limiting for policies, projectsand programmes seeking to work with rural farmers ingeneral. Furthermore, in some countries, the term indigenoushas a negative connotation, as it is associated withbackwardness or has an ethnic and political connotation.

    11

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    12/15

    Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Potensi kearifan lokal tdk akan dapat dikelola dg

    baik jika:

    Kurangnya pemahaman thd karakteristik resiko

    (risk) Sikap dan perilaku yg mengakibatkan rentannya

    kualitas sumber daya alam (vulnerability).

    Kurangnya informasi yang berkaitan dengan resiko

    sehingga mengakibatkan ketidaksiapan.

    Ketidakberdayaan/ketidakmampuan dlm

    menghadapi resiko dan ketidakpastian. 12

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    13/15

    Kearifan dan Pengetahuan Lokal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Beberapa contoh kearifan lokal :

    Masyarakat repong damar di krui.

    Masyarakat di sekitar tahura yang masih menggunakan

    pranata mangsa. Teknologi subak di bali.

    Teknologi konservasi yg diterapkan oleh masyarakat di

    kawasan kars gunung sewu.

    Masyarakat lokal di gunung merapi dapat memprediksimeletusnya gunung merapi.

    Masyarakat dayak

    dsb13

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    14/15

    Dimensi Internal dan Eksternal dalam

    Sistim Pertanian Berkelanjutan

    Matahari

    Cahaya

    Air

    Nitrogen

    Nutrisi lain

    Gulma dan pengendalian hama

    Benih

    Teknologi

    Tenaga kerja

    Modal

    Manajemen 14

  • 7/25/2019 Aspek Sosial Dan Kelembagaan Sebagai Komponen Dan Model

    15/15

    Dampak Legislasi, kebijakan dan

    Otonomi terhadap Sistim Pertanian

    Berkelanjutan Undang-undang berkaitan dengan sistem pertanian berkelanjutan: UU no 12 th 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

    UU no 41 th 1999 tentang Kehutanan

    UU no 16 th 2006 tentang Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dankehutanan.

    UU no 41 th 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan

    berkelanjutan UU no 19 th 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani

    UU no no 23 th 2014 tentang pemerintah daerah dan perubahannya (UU no 2th 2015 dan UU no 9 th 2015)

    UU no 6 th 2014 tentang desa

    Dampak Positif :

    Lingkungan lebih terjaga Produksi pertanian menjadi lebih sehat

    Harga produk pertanian meningkat

    Dampak Negatif : Memerlukan biaya yang cukup banyak pada awal kegiatan

    Diperlukan sumberdaya manusia dengan pengetahuan yang cukup15