Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan...

26
Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor Manufaktur Seminar Nasional dan Kongres ISEI: Menghidupkan Kembali Sektor Industri Nasional Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional Surabaya, 7-9 Oktober 2015 Haryo Aswicahyono CSIS

Transcript of Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan...

Page 1: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Aspek Perdagangan danGlobal Production Network

Sektor ManufakturSeminar Nasional dan Kongres ISEI: Menghidupkan Kembali Sektor Industri Nasional

Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Surabaya, 7-9 Oktober 2015

Haryo AswicahyonoCSIS

Page 2: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Outline

•JASMERAK: JAngan Sampai MElupakansejaRAh eKonomi

•Turunnya Daya Saing Ekonomi Indonesia

•Paradigama Baru Perdagangan danIndustrialisasi: Global Production Network

Page 3: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

JASMERAKJangan Sampai Melupakan Sejarah

Ekonomi

Page 4: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Boom Minyak 1970-1980

• 1970-1980: Boom Minyak. • Pada Puncaknya, minyak

merupakan 85% eksporIndonesia

• Kebijakan: Intervensionist, Inward Looking dan Besarnya PeranBUMN

• Dimungkinkan karena adanyarejeki minyak

• Manufacture tidakberkembang karena“dikerdilkan” oleh efek Dutch Disease

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 5: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Deregulasi setengah hati: 1980-1983• Harga minyak melemah sejak 1982.

Pertumbuhan ekonomi merosot

• Reaksi pemerintah: deregulasi setengah hati. Respon makro cepat,

• Devaluasi 28% (maret 1983)• Pembatalan proyek2 raksasa padat modal• Penghapusan subsidi minyak, pertanian dan

BUMN

• Respons mikro cenderung semakinproteksionis

• Sistem Tata Niaga Impor diperkenalkan pertamakali tahun 1982

• Menteri Muda Penggunaan Produksi DalamNegeri (Ginanjar Kartasasmita)

• Walaupun ragu-ragu ada beberapa reformasisubstansial

• Deregulasi perbankan• Bea cukai “dipensiunkan” diserahkan ke SGS

• Respon swasta belum terlalu cepat. Sektormanufaktur mulai tumbuh, dan ekspormanufaktur mulai menggantikan eksporminyak

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 6: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Deregulasi sepenuh hati: 1986-1993

• Harga minyak anjlok ke level $12. Butuhtiga tahun dan satu resesi lagi untukmenghentikan tendensi proteksionis

• Skema ekspor sertifikat diganti dg fasilitasi ekspor (BAPEKSTA) yang lebihprofessional dan tidak korup

• Rupiah didevaluasi lagi th 1986, diiringipaket deregulasi Oktober 1986, Januari1987, November 1988, and Mei 1990

• Deregulasi 1986 jauh Lebih efektifdibanding deregulasi 1983. Devaluasimembuat ekspor tetap kompetitif. Deregulasi memotong ekonomi biayatinggi

• Ekspor manufaktur melonjak tajam. Akhirnya melampaui

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 7: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Deregulasi sepenuh hati: 1986-1993

• Deregulasi Perdagangan• Pakto 1986: Penghapusan tata niaga impor

(monopoli, quota) diganti tariff equivalent• Paknov 1987: Pengahpusan monopoli impor baja

dan plastick(efek psikologi besar, meyakinkandunia usaha bahwa pemerintah benar-benarserius)

• Alokasi kuota ekspor tekstil menjadi lebihtransparan, monopoli impor kapas dihapus tahun1989

• Pakmei 1990. Impor elektronik boleh dilakukanoleh importir umum

• Deregulasi Investasi berhasil menarik investor dari Japan, Korea, Taiwan

• Deregulasi 1986 jauh Lebih efektif dibandingderegulasi 1983. Devaluasi membuat eksportetap kompetitif. Deregulasi memotongekonomi biaya tinggi

• Ekspor manufaktur melonjak tajam. Akhirnyamelampaui ekspor minyak di tahun 1993

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 8: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Lelah Deregulasi: 1993-1997

• Sejak 1993, reformasi ekonomimelambat

• Tata niaga merebak lagi• Tata Niaga Cengkeh (BPPC), monopoli

sekaligus monopsoni• Tata Niaga Jeruk antar

pulau, monopoli• Pengeculian pajak untuk mobil Timor• Tarif impor untuk propylene and

ethylene dinaikkan (Candra Asri)

• Tenaga kerja mulai langka, upahburuh naik secara natural. Pesaingbaru di Industri padat karya

• Ekspor manufaktur sudah stagnanjauh sebelum krisis 1998

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 9: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Deregulasi besar-besaran 1998

• IMF LOI • Deregulasi sektor-sektor yang tak tersentuh

sebelumnya• Tarif Impor yang kompleks disederhanakan

menjadi hanya 3 tiers. 10%, 5% dan 0%• Th 2000 rata-rata impor tariff tinggal 9.7%• Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus• Tataniaga yang komplek disederhanakan

• Tapi mengapa tidak mendorong ekspormanufaktur?

• Boom komoditas (dutch disease)• Pasar tenaga kerja yang makin rigid• Infrastructure bottleneck• Faktor Tiongkok dan reformasi di CMLV, pesaing

baru• Tertinggal dalam global production network

• Daya saing Indonesia melemah

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

19

80

19

83

19

86

19

89

19

92

19

95

19

98

20

01

20

04

20

07

20

10

20

13

Agriculture Fuel and Mineral Manufacturing

Page 10: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Perubahan Struktur Ekspor Manufaktur

• Resource based Labor Intensive turundrastic sejak awal 1990an. KegagalanHILIRISASI kayu mentah menjadi kayu lapis karena tidak menjaga hutan sbg supply kayu. Negara pengimpor substitusi dariPlywood ke Particle Board. Terjadisekarang dengan Rotan

• Unskilled labor Intensif yang melonjaktajam antara 1983-1992 berkat deregulasiterus melemah karena 1. pengusaha tidakmemodernisasi industrinya (naik kelas) 2. Pasar tenaga kerja yang makin rigid. 3. Pesaing baru China, CLMV, Bangladesh

• Resource based capital Intensive danFootloose capital intensive yang berkembang

• Elektronik, tertinggal dalam global production network

0

10

20

30

40

50

60

19

80

19

82

19

84

19

86

19

88

19

90

19

92

19

94

19

96

19

98

20

00

20

02

20

04

20

06

20

08

20

10

20

12

20

14

Unskilled Labor Intensive Resource Based Labor Intensive

Resource Based Capital Intensive Electronics

Footloose Capital Intensive

Page 11: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

TURUNNYA DAYA SAING MANUFAKTUR

Page 12: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

…. latar belakang: harga komoditasmelonjak lantas anjlok

• Harga komoditas mulai merangkak naiksejak 2003

• Melonjak pesat sejak 2006

• Anjlok sebentar karena krisis 2008

• Dengan cepat melonjak lagi sampaipuncaknya tahun 2011

• Sejak 2011 harga komoditas terus turunsampai sekarang (pertumbuhan ekonomidan ekspor Indonesia melemah sejak2011)

• Pendorong: Pertumbuhan ekonomi China yang membutuhkan banyak bahan mentah

• Menyebabkan dutch-disease• Apresiasi nilai tukar yang melemahkan daya

saing ekspor manufaktur• Menyedot sumber daya ke sektor ekstraktif

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Mar

-00

No

v-00

Jul-

01

Ma

r-0

2

No

v-02

Jul-

03

Ma

r-0

4

No

v-04

Jul-

05

Ma

r-0

6

No

v-06

Jul-

07

Ma

r-0

8

No

v-08

Jul-

09

Ma

r-1

0

No

v-10

Jul-

11

Ma

r-1

2

No

v-12

Jul-

13

Ma

r-1

4

No

v-14

Jul-

15

Palm oil Rubber Simple Average Crude Oil

Australian thermal coal Indonesian Natural Gas

Page 13: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… Real Effective Exchange Rate (REER)

• Nilai tukar sangat menentukan daya saing ekspor. Tapi bukan nilaitukar nominal yang menentukan, namun Nilai Tukar Riil. REER ditentukan oleh

• Faktor 1: Nilai tukar rupiah RELATIF terhadap mata uang lain. Apresiasikehilangan daya saing ekspor. Depresiasi menambah daya saing ekspor. Tapiingat adanya kata RELATIF thd mata uang lain. Walaupun Rupiah terdepresiasi, namun jika mata uang lain terdepresiasi lebih dalam. Makaekspor Indonesia tetap kehilangan daya saing (currency war)

• Faktor 2: biaya produksi domestic, diwakili dengan angka INFLASI. Jika InflasiIndonesia lebih tinggi disbanding negara2 lain, maka Indonesia kehilangandaya saing demikian juga sebaliknya

• Kedua faktor ini sudah diperhitungkan dalam perhitungan REER

Page 14: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… apresiasi Rp selama boom komoditas (dutchdisease) melemahkan daya saing ekspormanufaktur

• Sejak 2000, dibanding negara-negaratetangga, terlihat trend apresiasi REER Indonesia lebih tajam

• Tahun 2013 (mini crisis), Rupiah mulaianjlok, lumayan mengembalikan dayasaing ekspor

• Tapi perhatikan, walau nominal Rpterdepresiasi terus, namun REER justrumenunjukkan trend apresiasi sejak 2014. Rupiah yang menguat seminggu terakhirini tidak 100% kabar baik

• REER Indonesia juga lebih volatile disbanding REER negara-negara tetangga. Resiko nilai tukar lebih tinggi -> perluhedge yang lebih mahal, biaya pinjamantinggi

60

70

80

90

100

110

120

130

140

Ma

r-0

0

No

v-00

Jul-

01

Ma

r-0

2

No

v-02

Jul-

03

Ma

r-0

4

No

v-04

Jul-

05

Ma

r-0

6

No

v-06

Jul-

07

Ma

r-0

8

No

v-08

Jul-

09

Ma

r-1

0

No

v-10

Jul-

11

Ma

r-1

2

No

v-12

Jul-

13

Ma

r-1

4

No

v-14

Indonesia Malaysia Philippines Thailand

Page 15: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… mengurai pertumbuhan ekspor(constant market share analysis) • Bayangkan anda punya banyak toko diberbagai daerah dan menjual berbagai

produk, total pangsa pasar anda naik terus, apakah berarti anda kompetititif?

• Anda bisa mengurai naiknya pangsa pasar toko-toko itu disebabkan karena a. naiknya permintaan atau karena b.produk anda kompetitif (murah/bermutu)

• Faktor demand/Faktor struktural• Toko toko anda berada di daerah-daerah yang sedang tumbuh• Toko toko anda menjual produk-produk yang sedang laku/harganya naik

• Cepat tanggap terhadap perubahan permintaan/Adjustment factor• Anda gesit mengurangi/menambah produk/daerah sesuai naik turunnya permintaan

• Daya saing• Produk anda laris karena lebih murah atau lebih berkualitas

• Ekspor Indonesia juga bisa diurai ke tiga factor tersebut. Ternyata bukan dayasaing yang mendorong pertumbuhan pangsa pasar Indonesia. Namun karenaexternal demand factor. Lagi-lagi karena boom komoditas. Karena bertumpu padademand factor. Maka ketika demand melemah, ekspor Indonesia juga melemah

Page 16: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… Constan Market Share Analysis

• Perhatikan garis ungu yang menunjukan perubahan pangsa eksporIndonesia di dunia

• Sejak 2005 terlihat pangsa eksporIndonesia terus meningkat

• Namun peningkatan pangsa pasar itudisebabkan karena factor structural/permintaan (kolom merah). Kita mengekspor di pasar yang sedangtumbuh pesat (eg. China) danmengekspor produk2 yang harganyasedang naik

• Kemampuan adjustment negative• Daya saing negative atau kecil

Page 17: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… Constant Market Share Analysis

• 2004-2012: Structural atau Demand effect dominan. Boom komoditas

• Efek daya saing negative, jika positifsangat kecil

• Efek adaptasi selalu negative. Supply tidak cepat merespon perubahanpermintaan di dunia

Page 18: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… kenaikan upah yang pesat namun tidak diimbangikenaikan produktivitas tenaga kerja melemahkan dayasaing manufaktur padat karya

• 2000-2002 upah rata2 naik pesat. Penyesuaian yang wajar karenainflasi yang tinggi pada saat dansetelah krisis 1997

• 2002-2011 upah rata2 naik tidakterlalu pesat, produktivitas tenagakerja juga membaik antara 2000-2006, namun setelahnya stagnant

• Tiga tahun terakhir upah rata-rata meningkat pesat, namunpeningkatan produktivitas tenagakerja sangat kecil

• ULC = biaya upah per unit produksi= Upah Nominal/Produktivitasmelonjak sejak 2012

50

150

250

350

450

550

650

20

00

20

01

20

02

20

03

20

04

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

Labor Productivity Average Wage

Unit Labor Costs

Page 19: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Logistik yang lemah ikut menyumbang pelemahan daya saing manufaktur

• Sudah terlalu seringdibahas, dan sudah menjadikesepakatan umum bahwalogistik Indonesia lemah. Arah pemerintah saat iniyang bertekad membenahilogistik sudah benar

• Indeks logistic Indonesia terendah tahun 2010. Menujukkan perbaikanantara 2010-2014. Namuntetap di bawah Thailand dan China. Masih banyakruang untuk perbaikan

2.5

2.7

2.9

3.1

3.3

3.5

3.7

2007 2010 2012 2014

Indonesia Philippines Thailand India China

Page 20: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Paradigama Baru Perdagangan danIndustrialisasi: Global Production Network

Page 21: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Paradigama Baru Industrialisasi: Global Production Network

• Pra Revolusi Industri:• PRODUSEN: Pengrajin, Petani dan KONSUMEN berada di

satu lokasi (desa)

• Revolusi Industri: 1st Unbundling• REVOLUSI TRANSPOTASI, Kapal Laut dan Kereta Api

memungkinkan dipisahnya PRODUSEN dan KONSUMEN -> perdagangan internasional berdasar keunggulan komparatif

• Karena teknologi komunikasi belum maju, diperlukankedekatan antar produsen agar KOORDINASI produksiberjalan lacar. Aglomerasi produksi dalam satu negara

• Pasca Revolusi Industri: 2nd Unbundling• REVOLUSI ICT memungkinkan KOORDINASI jarak jauh yang

kompleks. Biaya koordinasi menjadi murah• Perbedaan upah yang besar antar negara maju dan negara

berkembang mendorong offshoring dan trade in task keberbagai negara sesuai keunggulan komparatif namun lebihdetail. Keunggulan komparatif dalam komponen dan sub komponen -> FRAGMENTASI PRODUKSI ke berbagai negara

• Aglomerasi tetap diperlukan tapi dalam bentuk lain eg: AUTOMOTIVE HUB Thailand

Page 22: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Paradigama Baru Industrialisasi: Global Production Network• Keuntungan global production network: memudahkan industrialisasi bagi pemain

baru• Negara berkembang tidak perlu membangun seluruh rantai nilai dari hulu sampai hilir agar

Industrinya kompetitif. HILIRISASI dan HULUISASI menjadi kurang relevan. US/Jepang/Korea dulu harus meng

• Yang harus disiapkan oleh negara berkembang untuk berpartisipasi dalam tahap awal global production network (Baldwin, 2011)

• Tenaga kerja yang reliable• Iklim Usaha yang ramah terutama ramah terhadap PMA• Kedekatan dengan negara yang maju secara teknologi dan bersedia meng-offshore pabriknya

• Untuk tahap berikutnya yang lebih kompleks diperlukan: ICT – Investment-Service-IP nexus• Infrastruktur ICT yang lebih baik• Service Links. Logistik, dan berbagai jasa penunjang global production network• Ramah PMA• Penghargaan terhadap Intelectual Property Right

• Keuntungan tambahan, perbedaan waktu mendorong offshoring agar proses produksi bisaberlangsung 24 jam. Eg Call Center (Philippines), Arsitektur (Ridwan Kamil)

Page 23: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

… dua negara dengan strategi industrialisasiyang berbeda menghasilkan kinerja berbeda

• Malaysia: Tidak mengikutiparadigm GPN. Tapi mengejarstrategi Mobil Nasional Proton

• Thailand: Mengikuti paradigm GPN. Tidak berambisi membuatmobil nasional namunberusaha menjadikannegaranya sebagaiAUTOMOTIVE PRODUCTION HUB

• Terlihat perbedaan kinerja yang cukup besar dalam eksporimpor mobil dan komponen

Page 24: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Trade in Value Added dalam Global Production Network

• Data nilai total ekspor dan impor semakin tidak lagi memadai sebagaipanduan kebijakan panduan kebijakan untuk ekspor impor baranghasil global production network. Jaman 1st unbundling, negaramengekspor A, mengimpor B sesuai keunggulan komparatif

• Di era global production network negara A mengimpor sub-sub-komponen dari negara B, diolah menjadi sub-komponen (ada nilaitambah). Lantas diekspor lagi ke negara A. diolah lagi menjadikomponen lantas diekpor lagi ke negara A dst dst.

• Ukuran yang tepat adalah Trade in Value Added

• Bagaimana posisi Indonesia dalam Trade in Value Added?

Page 25: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Kontribusi sektor jasa dalam eksporIndonesia

• Sektor jasa memiliki peranpenting dalam GPN.

• Diukur berdasar nilaitambahnya, kontribusi jasadalam ekspor Indonesia terkecildibanding negara2 OECD danbeberapa negara non OECD

• Salah satu penjelasannyaekspor Indonesia memangbukan ekspor yang banyakmenggunakan jasa yaitu eksporsumber daya. Bisa juga mencerminkan rendahnya ataukurang mendalamnyapartisipasi Indonesia dalamGPN

Page 26: Aspek Perdagangan dan Global Production Network Sektor ... CSIS.pdf · • Larangan impor kapal dan kapal bekas dihapus • Tataniaga yang komplek disederhanakan •Tapi mengapa tidak

Kesimpulan

• Pengalaman perkembangan sektor manufaktur Indonesia sejak 1970an menujukkanfaktor eksternal dan kebijakan domestik mempengaruhi perkembangan (ekspor) sektormanufaktur. Respon kebijakan yang tepat terhadap perubahan eksternal maupundomestic mampu mendorong pertumbuhan (perdagangan) sektor manufaktur. Reformasiyang berkelanjutan (eg. Regulatory review proses) penting untuk pertumbuhan dankeberlanjutan sektor manufaktur

• Lemahnya daya saing menjadi penyebab utama lemahnya pertumbuhan sektormanufaktur, terutama sektor manufaktur padat karya. Manajemen nilai tukar, kebijakanketenaga kerjaan, peningkatan produktivitas dan perbaikan logistic menjadi kunci untukperdagangan manufaktur

• Paradigma Perdagangan dan Industrialisasi dunia sudah banyak berubah dibanding awal-awal Indonesia melakukan Industrialisasi. Abad ini dicirikan dengan semakin besarnyaGlobal Production Network dalam perdagangan Internasional. Kebijakan paradigma lama seperti import substitusi, mobil (atau apapaun) nasional, dan hilirisasi, bukan lagiparadigm yang tepat untuk dunia yang telah berubah.