Aspek hukum Ga

16
LAMPIRAN KETETAPAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL GAPENSI NO : 07/MUKERNAS GAPENSI/2002 PROGRAM KERJA Menetapkan I. PENDAHULUAN Masa kerja kepengurusan BPP GAPENSI masa bhakti 2000 – 2004 untuk tahun kerja 2002 – 2004 adalah periode yang penuh tantangan karena sampai saat ini kita masih saja menghadapi krisis yang multi dimensi yang pengaruhnya terhadap dunia usaha hingga saat ini masih sangat dirasakan. Tugas atau tantangan lainnya adalah sehubungan dengan Undang- Undang No.18 Tahun 1999 dan perangkat peraturan lainnya, yang menuntut organisasi lebih profesional dan independent di dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul baik intern maupun ekstern. Di samping itu GAPENSI dituntut lebih siap dalam mengantisipasi persaingan usaha para anggotanya dalam pasar global. Keterbukaan pasar global, lingkungan usaha yang transparan, dan peran pengawasan masyarakat yang semakin meningkat, harus diantisipasi oleh GAPENSI dengan menjalankan serta meningkatkan manajemen organisasi secara baik, benar, profesional, modern dan transparan. Mempelajari : 1. Visi dan Misi Organisasi, memberi wawasan, arah dan tujuan serta tugas yang harus dikerjakan organisasi.

Transcript of Aspek hukum Ga

Page 1: Aspek hukum Ga

LAMPIRAN

KETETAPAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL GAPENSINO : 07/MUKERNAS GAPENSI/2002

PROGRAM KERJA

Menetapkan

I. PENDAHULUAN

Masa kerja kepengurusan BPP GAPENSI masa bhakti 2000 – 2004 untuk tahun kerja 2002 – 2004 adalah periode yang penuh tantangan karena sampai saat ini kita masih saja menghadapi krisis yang multi dimensi yang pengaruhnya terhadap dunia usaha hingga saat ini masih sangat dirasakan. Tugas atau tantangan lainnya adalah sehubungan dengan Undang-Undang No.18 Tahun 1999 dan perangkat peraturan lainnya, yang menuntut organisasi lebih profesional dan independent di dalam memecahkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul baik intern maupun ekstern. Di samping itu GAPENSI dituntut lebih siap dalam mengantisipasi persaingan usaha para anggotanya dalam pasar global. Keterbukaan pasar global, lingkungan usaha yang transparan, dan peran pengawasan masyarakat yang semakin meningkat, harus diantisipasi oleh GAPENSI dengan menjalankan serta meningkatkan manajemen organisasi secara baik, benar, profesional, modern dan transparan.

Mempelajari :

1. Visi dan Misi Organisasi, memberi wawasan, arah dan tujuan serta tugas yang harus dikerjakan organisasi.

2. Kekuatan yang dimiliki GAPENSI sebagai modal dan pendorong untuk melaksanakan misi organisasi antara lain :

2.1.Anggota GAPENSI adalah salah satu unsur pembangun bangsa dan negara pada masa lalu, kini dan masa depan terutama dalam bidang sarana dan prasarana fisik, ekonomi, manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM).

2.2.Pekerjaan yang dilaksanakan oleh anggota GAPENSI adalah pekerjaan yang menyangkut keselamatan dan kesejahteraan orang banyak.

2.3.Anggota GAPENSI adalah penghemat devisa dan berpotensi menjadi penghasil devisa.

2.4.Anggota GAPENSI melalui proyek-proyek yang ditanganinya mempekerjakan sejumlah besar tenaga kerja dalam berbagai tingkatan disiplin keahlian yang sekaligus mendidik mereka menjadi aset bangsa dan negara yang dapat diandalkan.

2.5.GAPENSI mempunyai jumlah anggota yang besar yang tersebar di seluruh Propinsi dan Kabupaten/Kota yang terkoordinasi dengan baik melalui

Page 2: Aspek hukum Ga

Program Registrasi dan Her-Registrasi Keanggotaan tahunan yang berkesinambungan.

2.6. GAPENSI adalah salah satu unsur LPJK dan Kadin yang bisa diandalakan.

2.7. Sarana dan prasarana organisasi yang dimiliki GAPENSI cukup memadai.

3. Kelemahan yang dimiliki GAPENSI perlu dicermati dan diantisipasi dampak dan pengaruhnya terhadap perjalanan organisasi, antara lain sebagai berikut :

3.1.Jumlah anggota GAPENSI yang banyak, dengan latar belakang keberadaan dan kemampuannya yang sangat beragam.

3.2.Anggota GAPENSI masih lemah dalam menghayati Kode Etik Dasa Brata.

3.3.Anggota GAPENSI golongan besar masih belum berperan dalam membina anggota yang kecil.

3.4.Sebagian Pengurus GAPENSI kurang serius dalam menjalankan tugas-tugas dan tanggungjawabnya, sehingga kepengurusan Badan Pimpinan dikelola kurang profesional.

3.5.Peran kelembagaan GAPENSI masih belum optimal.

3.6.Sebagian besar anggota GAPENSI adalah golongan kecil yang masih membutuhkan waktu pembinaan.

3.7.Kemampuan permodalan anggota relatif lemah.3.8.Profesionalitas dalam bisnis jasa konstruksi belum sepenuhnya dimiliki oleh

sebagian anggota GAPENSI.

a.Sebagian besar anggota GAPENSI masih menggantungkan diri pada proyek-proyek Pemerintah karena belum terbukanya kesempatan yang luas untuk menggarap proyek swasta.

b.Sebagian besar anggota GAPENSI masih beranggapan menjadi sub kontraktor atau kontraktor spesialis kurang bergengsi dibandingkan dengan kontraktor utama.

c. Sebagian besar anggota GAPENSI masih lemah dalam menghayati aspek-aspek usaha jasa konstruksi, yang terkandung dalam hukum, bisnis, manajemen dan teknologi.

d. Sebagian besar anggota GAPENSI masih lemah dalam mencari informasi.

e. Sebagian besar anggota GAPENSI tidak terbiasa bekerjasama dengan anggota lain dalam menangani pekerjaan yang besar dan sulit dikerjakan sendiri.

f. Sebagian anggota GAPENSI bersikap tidak rasional dalam memberikan harga panawaran tender.

4. Lingkungan usaha periode 2002 – 2004 yang diperkirakan :

Krisis yang multi dimensi sampai saat ini masih kita rasakan, dimana upaya pemulihan ekonomi belum seperti yang diharapkan. Walaupun beberapa indikator makro ekonomi seperti ; inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi

Page 3: Aspek hukum Ga

menunjukkan tanda-tanda membaik, namun kendala dan tantangan besar masih menghadang upaya-upaya pemulihan perekonomian bangsa, baik faktor internal maupun eksternal. Internal misalnya berkaitan dengan kondisi sosial politik dan keamanan yang membawa dampak negatif berkurangnya investor dan pengusaha untuk mengembangkan usaha di Indonesia, eksternal antara lain adalah persaingan antar negara untuk menarik investor serta era globalisasi yang menyebabkan persaingan memperebutkan pangsa pasar yang semakin ketat, termasuk persaingan dalam dunia konstruksi. Namun sebaliknya untuk ikut bersaing, semuanya berkemungkinan untuk merebut pangsa pasar di samping masih memiliki harapan-harapan dengan tetap memperhitungkan hal-hal yang dapat menghambat seperti antara lain :

4.1.Peluang secara langsung ;

a.Proyek-proyek dari investor swasta sesuai UU No.18 tahun 1999 terbuka menjadi pasar anggota GAPENSI.

b.Dengan adanya UU No.22 dan UU No.25 tahun 1999 menjadi peluang pelaksana konstruksi Daerah tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota untuk mendapatkan proyek menjadi lebih besar.

c.Pelaksana konstruksi besar mendapat dukungan Pemerintah untuk dapat melakukan ekspor jasa konstruksi.

d. Diberlakukannya AFTA 2002, pasar luar negeri Asean terbuka bagi pelaku jasa konstruksi nasional.

4.2.Peluang secara tidak langsung :

a. Kerjasama sinergis antara pelaksana konstruksi besar, menengah, kecil, umum, spesialis, sub spesialis dan ketrampilan khusus didukung dan dirorong oleh UU No.18 tahun 1999.

b. Pemberlakuan standarisasi dan sertifikasi tenaga kerja konstruksi untuk menolong masyarakat jasa konstruksi dalam beroperasi di dalam dan di luar negeri.

c. Penempatan dan penggunaan dana Jamsostek akan lebih transparan sehingga peluang untuk ikut memanfaatkan dana Jamsostek untuk kepentingan pembinaan jasa konstruksi lebih dimungkinkan.

4.3. Bisa menjadi hambatan :

a.Pemulihan ekonomi yang tersendat-sendat.

b.Pelaksanaan sertifkasi pelaksana konstruksi yang kurang profesional.

c.Pelaksanaan sertifkat tenaga kerja konstruksi yang kurang profesional.

d.Penerapan sanksi kegagalan bangunan yang tidak obyektif.

e.Peran pengawasan oleh masyarakat yang bisa disalahgunakan.

f. Investor swasta yang tidak memenuhi ketentuan UU No.18 tahun 1999.

g.Perilaku KKN yang masih kental.

Page 4: Aspek hukum Ga

4.4. Bisa menjadi ancaman :

a.Masuknya pelaksana konstruksi asing, baik langsung maupun dibawa oleh pemberi pinjaman atau investor.

b.Ketidaksiapan pelaksana konstruksi nasional dalam ekspor jasa konstruksi.

c.Munculnya KKN gaya baru.

d.Jumlah proyek pada bidang tertentu tidak seimbang dengan jumlah pelaksana konstruksi yang bersertifikat.

e.Munculnya Perda-Perda baru yang membebani jasa konstruksi nasional.

f. Diberlakukannya AFTA 2002, pasar dalam negeri terbuka bagi pelaku jasa konstruksi negara Asean.

Setelah mengkaji dan mempertimbangkan berbagai masukan dari pengalaman organisasi masa lalu, maka Mukernas GAPENSI 2002 bertekad melanjutkan dan melaksanakan ketetapan Munas X Gapensi 2000 dan Munasus GAPENSI 2001 melalui Program Kerja 2000 – 2004 dengan berpedoman pada PANCA STRATEGI GAPENSI dan PANCA PROGRAM ORGANISASI dengan melakukan beberapa penyesuaian seperlunya sebagai berikut :

II. SASARAN ORGANISASI

1. Tercapainya tahapan pemantapan organisasi dengan mengembangkan sistim, SDM sarana dan prasarananya.

2. Terlaksananya tahapan pembinaan yang terpadu dan berkesinambungan, yang mendorong pengembangan usaha anggota.

3. Terwujudnya tahapan iklim usaha yang kondusif, beretika, transparan dan efisien.

III. PANCA STRATEGI GAPENSI

1. Menjadikan GAPENSI mandiri dan independen, mampu menjadi sumber informasi, wadah konsultasi dan advokasi serta berbagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Menempatkan GAPENSI sebagai mitra pemerintah, LPJK, pengusaha jasa untuk penyelenggaraan jasa konstruksi yang sehat, transparan dan efisien.

3. Meningkatkan kualitas dan memberdayakan anggota GAPENSI agar siap menjadi pelaku jasa konstruksi yang profesional serta handal dan tanggap terhadap kemajuan, perkembangan sehingga terwujud struktur usaha yang kokoh dan handal.

4. Meningkatkan kualitas anggota dan membudayakan anggota GAPENSI dalam menghayati Kode Etik Dasa Brata agar menjadi pelaku jasa konstruksi yang beretika, yang secara sadar menjadi bagian dan mengambil peran dalam pengembangan jasa konstruksi nasional.

5. Mewujudkan kesamaan langkah menuju terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pelaku jasa konstruksi untuk mengembangkan usahanya di dalam dan di luar negeri.

Page 5: Aspek hukum Ga

IV. PANCA PROGRAM ORGANISASI

1. Program Pendukung Strategi (1) :

Strategi (1) : Menjadikan GAPENSI mandiri dan independen, mampu menjadi sumber informasi, wadah konsultasi dan advokasi serta berbagai perekat kesatuan dan persatuan bangsa.

PROGRAM KERJA

1.1.Meningkatkan kelengkapan Sekretariat BPP dengan sarana dan prasarana yang memadai yang mampu mendukung aktifitas organisasi.

1.2.Melanjutkan reorganisasi Sekretariat BPP untuk bisa mengantisipasi perubahan dan kemajuan.

1.3.Membangun serta mengefektifkan sistim informasi manajemen organisasi yang siap diakses oleh masyarakat luas.

1.4.Mengefektifkan keberadaan Gapensi net untuk sarana komunikasi di seluruh jajaran organisasi dan anggota.

1.5.Merealisasikan penerbitan brosur tentang GAPENSI sebagai sarana informasi, dan promosi yang efektif bagi anggota dan masyarakat jasa konsruksi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

1.6.Membuat manual standar organisasi, administrasi sekretariat dan administrasi keuangan.

1.7 Merealisasikan pembentukan wadah konsultasi dan advokasi dan pendidikan.

1.8 Mendorong secara terus menerus Badan Pimpinan di semua tingkatan organisasi melaksanakan tugas dan fungsi manajemen organisasi modern secara efektif antara lain dengan mengadakan rapat BPH/BPL secara periodik sesuai ketentuan AD/ART dan melaporkan hasilnya kepada tingkatan organisasi yang lebih tinggi.

1.9 Mengefektifkan pertemuan wilayah secara terkoordinasi dan berkesinam- bungan untuk menanggapi perkembangan yang terjadi.

2. Program Pendukung Strategi (2) :

Strategi (2) : Menempatkan GAPENSI sebagai mitra pemerintah, LPJK, pengguna jasa untuk pengaturan dan penyelenggaraan jasa konstruksi yang sehat, transparan dan efisien.

PROGRAM KERJA

2.1. Melanjutkan hubungan yang intensif dengan lembaga pembuat kebijakan maupun pelaksana pembangunan fisik.

2.2 Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga pendukung jasa konstruksi, asosiasi perusahaan barang dan jasa mitra usaha jasa konstruksi.

2.3 Meningkatkan komunikasi dengan investor swasta, baik nasional maupun asing.

Page 6: Aspek hukum Ga

2.4 Memanfaatkan forum jasa konstruksi secara optimal dengan menyiapkan materi dan masalah-masalah jasa konstruksi untuk mendapatkan pemecahan.

2.5 Meningkatkan kerjasama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi dan Kadin untuk memperjuangkan kepentingan organisasi dan usaha anggota.

2.6 Melakukan inventarisasi bahan bangunan dan mendorong diterapkannya standard bahan bangunan yang efisien menuju terjadinya penghematan nasional.

2.7 Melakukan inventarisasi analisa harga satuan pekerjaan (BOW) dan melakukan penyesuaian dengan perkembangan tehnologi yang terjadi akhir-akhir ini.

2.8 Mengusahakan dilakukannya eskalasi minimal dalam waktu 3 bulan terakhir.

2.9 Melakukan inventarisasi standar tehnik yang berkaitan dengan jasa konstruksi yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi Indonesia untuk menjamin kualitas hasil kerja jasa konstruksi.

2.10 Melanjutkan inventarisasi keanggotaan dan menyajikan secara sistimatis untuk pedoman membuat kebijakan organisasi.

3. Program Pendukung Strategi (3) :

3.1. Strategi (3) : Memberdayakan anggota GAPENSI agar siap menjadi pelaku jasa konstruksi yang profesional, tanggap terhadap kemajuan, bertanggungjawab dalam menjalankan usahanya menuju struktur usaha yang kokoh dan handal.

PROGRAM KERJA

3.1.1 Terus mendorong diterbitkannya sertifikasi tenaga kerja konstruksi secara cepat untuk mendukung peningkatan kinerja jasa konstruksi nasional.

3.1.2 Mengupayakan terealisasinya bursa tenaga kerja konstruksi secara terus menerus.

3.1.3 Mendorong peningkatan ekspor jasa tenaga kerja konstruksi yang profesional dan bersertifikat.

3.1.4 Mendorong dibentuknya institusi pendidikan dan latihan untuk menyusun dan melaksanakan program pendidikan dan latihan tenaga kerja konstruksi dan pendidikan manajerial secara berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.

3.1.5 Terus mengupayakan penggalian dana pendidikan dan latihan antara lain melalui pengembalian sebagian pungutan dari Jamsostek dan sebagian dari LPJK.

Page 7: Aspek hukum Ga

3.2. Bekerjasama dengan LPJK dalam meningkatkan kinerja usaha anggota sehingga menjadi kokoh dan handal.

3.2.1. Mengefektifkan Badan Sertifikasi Asosiasi Nasional (BSAN), dan Badan Sertifikasi Asosiasi Daerah (BSAD) yang masing-masing didampingi oleh assesor dalam melakukan sertifikasi Badan Usaha yang telah divalidasi dan diverifikasi, serta ketua BPC ikut menandatangani sertifikat BUJK.

3.2.2. Melanjutkan/meningkatkan pelaksanaan sertifikasi, klasifikasi dan kualifikasi anggota secara baik, benar, transparan dan bertanggung jawab.

3.2.3. Mendorong terjadinya kerjasama sinergis antar anggota yang berkualifikasi besar, menengah, kecil dan berklasifikasi umum, spesialis, sub spesialis.

3.2.4. Mendorong dan mengusahakan secara terus menerus agar anggota mendapatkan sertifikat ISO dengan mudah dan biaya ringan.

3.2.5. Semua klasifikasi dan kualifikasi dilakukan sepenuhnya oleh BSAD dengan masa berlaku 3 tahun dan BPP memperjuangkannya di LPJKN.

3.2.6. Gapensi bekerjasama dengan LPJK untuk mensosialisaikan persyaratan tenaga trampil dan tenaga ahli yang persyaratkan pada proses SBUJK kepada BPD dan BPC Gapensi se Indonesia.

3.2.7. Perubahan sertifikasi tentang kualifikasi dan klasifikasi dilakukan 1 tahun sekali dalam rentang waktu Juni sampai Desember.

3.2.8. Biaya sertifikasi diturunkan dan porsi sharing untuk LPJKN diberikan dalam porsi serendah mungkin.

3.2.9. Otoritas untuk mengatur dan memutuskan struktur kepengurusan BSAD supaya diserahkan kepada Gapensi Daerah.

3.2.10. Penerbitan kinerja dilaksanakan oleh BPD Gapensi Cq. BSAD.3.2.11. BPD bersama-sama dengan LPJKD membuat kesepakatan-

kesepakatan sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing untuk menetapkan persyaratan-persyaratan sertifikasi.

3.3. Mengusahakan dana murah bagi modal kerja anggota dari perbankan atau Lembaga keuangan lainnya.

3.4. Membebaskan Gapensi untuk melakukan kerjasama menyangkut asuransi tenaga kerja dengan semua asuransi di luar Jamsostek.

4. Program Pendukung Strategi (4) :

Strategi (4) : Membudayakan anggota GAPENSI dalam menghayati Kode Etik Dasa Brata agar menjadi pelaku jasa konstruksi yang beretika, yang secara sadar menjadi bagian dan mengambil peran dalam pengembangan jasa konstruksi nasional.

PROGRAM KERJA

4.1. Mengefektifkan Lembaga Kode Etik.

Page 8: Aspek hukum Ga

4.2. Mendorong agar anggota menghayati dan melaksanakan nilai-nilai dan norma perilaku yang tercantum dalam Kode Etik Dasa Brata dalam menjalankan usahanya.

4.3. Mendorong berdirinya Yayasan GAPENSI di semua tingkatan organisasi untuk tujuan pendidikan sesuai dengan UU No.16 Tahun 2000.

5. Program Pendukung Strategi (5) :

Strategi (5) : Mewujudkan kesamaan langkah menuju terciptanya iklim yang kondusif bagi pelaku jasa konstruksi untuk mengembangkan usahanya di dalam dan di luar negeri.

PROGRAM KERJA

5.1.Mengefektifkan forum-forum pertemuan regional, nasional, wilayah, daerah dan cabang secara terkoordinasi

5.2.Meningkatkan dialog secara periodik dan berkesinambungan dengan penentu kebijakan negara, pengguna jasa serta mitra jasa konstruksi untuk meningkatkan pemahaman dan saling pengertian guna kemajuan usaha anggota.

5.3.Melakukan inventarisasi beban-beban ekonomi biaya tinggi pada usaha jasa konstruksi baik di Pusat maupun di Daerah dan memperjuangkannya untuk dihapus agar jasa konstruksi nasional tumbuh secara sehat dan mampu bersaing secara global.

5.4.Memberikan penyuluhan masalah-masalah hukum untuk membantu anggota secara global.

5.5.Meningkatkan kerjasama dengan LPJK dan pemerintah, mendorong dan mengarahkan pelaksana konstruksi golongan besar untuk ekspor jasa konstruksi.

5.6.Meningkatkan kerjasama dengan asosiasi jasa konstruksi regional untuk ekspor jasa konstruksi.

5.7.BPP supaya mendesak pemerintah agar proyek-proyek yang di Swakelola mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

5.8.BPP melalui LPJK mengusulkan perubahan Keppres 18 Tahun 2000 menyangkut persyaratan saldo 10 % untuk dihilangkan menjadi “cukup dengan surat dukungan bank atau asuransi yang diakui pemerintah” serta penetapan kualifikasi Menengah menjadi M1 dan M2 dan kualifikasi Kecil menjadi K1, K2, K3.

V. CRASH PROGRAM

GAPENSI perlu mengantisipasi dengan cermat dan terus mendorong para anggotanya untuk berperan aktif dalam upaya membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan seraya melaksanakan dan melanjutkan Program Kerja hasil MUNAS X tahun 2000 di Semarang dan MUNASUS tahun 2001 di Bandung dan membuat langkah-langkah Crash Program sebagai berikut :

Page 9: Aspek hukum Ga

1. Menyiapkan diri untuk mengambil tanggungjawab terhadap pelaksanaan sertifikasi badan usaha secara azas nyata yang akan diberlakukan efektif pada 1 Januari 2003.

2. Secara proaktif memperjuangkan dilakukannya penyempurnaan terhadap Peraturan pemerintah/PP No.28, 29, 30 Tahun 2000 dan Keppres 18 Tahun 2000, agar sesuai dengan amanat UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

3. Mengefektifkan secara terus menerus dan mengupayakan fasilitas informasi proyek untuk dapat saling memberi peluang kerjasama sinergis sesama anggota.

4. Melakukan pembenahan organisasi secara struktural dengan terus mendorong dan memberdayakan Kowaki, Puskowaki dan Inkowaki untuk dapat membantu anggota dalam melaksanakan usahanya.

VI. PENUTUP

1. Pemahaman PANCA STRATEGI GAPENSI yang memberikan arah di dalam pencapaian tujuan organisasi mutlak dihayati oleh jajaran pengurus baik di tingkat Pusat, Daerah maupun Cabang.

2. Pelaksanaan PANCA PROGRAM ORGANISASI menjadi tanggungjawab BPP GAPENSI yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh anggota dan jajaran organisasi baik tingkat Pusat, Daerah maupun Cabang.

3. BPP GAPENSI menetapkan penjabaran Program Kerja ini dalam bentuk petunjuk pelaksanaan yang bersifat mengikat.

4. Keberhasilan dalam menghayati strategi GAPENSI dan melaksanakan Program Kerja organisasi tergantung pada sikap, ketaatan, disiplin dan partisipasi seluruh anggota dalam mengambil peranan sesuai potensi dan kemampuan demokratis dilandasi kesadaran dan tanggungjawab untuk menghadapi tantangan dan peluang bagi masa depan bangsa dan negara Indonesia tercinta

Ditetapkan di : MATARAMPada tanggal : 3 September 2002

MUSYAWARAH KERJA NASIONAL GABUNGAN PELAKSANA KONSTRUKSI NASIONAL INDONESIA

Pimpinan Sidang,

JOHN PITER NAINGGOLAN MIKHAEL RAM MOZES Ketua Sekretaris

Page 10: Aspek hukum Ga

( ABDUL A KARIM ) ( AGUS SUPAITO ) KETUA SEKRETARIS

(IR. SYARIFUDDIN HADI, MT ) (NOBERTUS NEHAT) ANGGOTA ANGGOTA

(ALBERTH J FONATABA) (JOHN LATUCONSINA) ANGGOTA ANGGOTA

( M. KHALIL ISMAIL ) ANGGOTA