Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia

15
ASPEK HUKUM & TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN DI INDONESIA

Transcript of Aspek Hukum dan Tindakan Karantina Tumbuhan di Indonesia

ASPEK HUKUM &

TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN

DI INDONESIA

Dalam rangka memberikan kepastian hukum yang kuat bagi penyelenggaraan karantina tumbuhan, telah ditetapkan Undang-undang Nomor 16 Tahun1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dan untuk melaksanakan ketentuan undang-undangtersebut dalam penyelenggaraan kegiatan karantinatumbuhan telah ditetapkan Peraturan PemerintahNomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan.

A. Dasar Hukum Karantina Tumbuhan

A.1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentangKarantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan;

A.2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP;A.3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang

Jenis-jenis PNBP;A.4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Karantina Tumbuhan;A.5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun2002 tentang Tarif Atas Jenis PNBP Yang BerlakuPada Departemen Pertanian;

A.6. Peraturan lainnya

B.Obyek Tindakan Karantina Tumbuhan

B.1. Media Pembawa OPT (tumbuhan dan bagian-bagiannya dan atau benda lain yang dapat membawa OPTK);

B.2. Alat angkut Media Pembawa (semua alat transportasi darat, air, maupun udara yang dipergunakan untuk melalulintaskan media pembawa).

C.Persyaratan Karantina TumbuhanC.1. Setiap MP yang dimasukkan ke dala wilayah

RI, wajib :C.1.1. dilengkapi sertifikat kesehatan tumbuhan dari

negara asal dan negara transit bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali MP yang tergolong benda lain;

C.1.2. melalui tempat-tempat pemasukan yang telahditetapkan;

C.1.3. dilaporkan dan diserahkan kepada petugaskarantina tumbuhan di tempat pemasukan untukkeperluan tindakan karantina tumbuhan.

C.2. Setiap MP yang dibawa atau dikirim dari suatu area kearea lain di dalam wilayah negara RI, wajib :C.2.1. dilengkapi Sertifikat Kesehatan Tumbuhan dari

area asal bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya,kecuali MP yang tergolong benda lain;

C.2.2. melalui tempat-tempat pemasukan danpengeluaran yang telah ditetapkan;

C.2.3. dilaporkan dan diserahkan kepada petugaskarantina tumbuhan ditempat-tempat pemasukandan pengeluaran untuk keperluan tindakankarantina tumbuhan.

Kewajiban sertifikat kesehatan tumbuhan dari areaasal, tindakan karantina dikenakan terhadap MP yangdibawa atau dikirim dari suatu area yang tidak bebaske area lain yang bebas OPTK

C.3. Setiap MP yang akan dikeluarkan dari dalam wilayahnegara RI, apabila diisyaratkan oleh negara tujuan,wajib :

C.3.1. dilengkapi sertifikat kesehatan tumbuhan daritempat pengeluaran bagi tumbuhan dan bagian-bagiannya, kecuali MP yang tergolong benda lain;

C.3.2. melalui tempat-tempat pengeluaran yangditetapkan;

C.3.3. dilaporkan dan diserahkan kepada petugaskarantina tumbuhan di tempat pengeluaran untukkeperluan tindakan karantina tumbuhan.

Dalam hal tertentu (suatu keadaan yang berdasarkan hasilanalisa resiko OPT dinilai memiliki potensi yang besar untukmengakibatkan terjadinya penyebaran OPT melalui lalulintas MP) Menteri dapat menetapkan kewajiban tambahan,berupa :

1. Persyaratan teknis, contoh :

a. MP harus berasal dari area yang bebas dari OPTKtertentu;

b. Pemberian perlakuan tertentu di negara asal sebelumdikirim ke negara tujuan;

c. Pengenaan tindakan karantina di negara ketiga;

d. Larangan diturunkan MP – OPTK dari atas alat angkutapabila transit di negara tertentu;

e. Keharusan melengkapi dengan sertifikaat tertentu untukpemasukan MP tertentu.

2. Persyaratan kelengkapan dokumen :

a. Keharusan untuk menyertakan sertifikat fumigasi atausurat keterangan asal;

b. Keharusan melengkapi sertifikat tertentu untukpemasukan MP tertentu.

D. Tindakan Karantina Tumbuhan

D.1. Setiap MP yang dimasukkan ke dalam Wilayah RIdikenakan tindakan karantina tumbuhan.

D.2. MP yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke areayang tidak bebas ke area lain yang bebas di dalamwilayah RI dikenakan tindakan karantina tumbuhan.

D.3. MP yang akan dikeluarkan dari wilayah RI dikenakantindakan karantina apabila dipersyaratkan oleh negaratujuan.

Tindakan Karantina dilakukan oleh petugas karantina berupapemeriksaan, pengasingan dan pengamatan, perlakuan,penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan.a. Pemeriksaan

meliputi pemeriksaan administratif untuk mengetahuikelengkapan, kebenaran isi dan keabsahan dokumenpersyaratan, dan pemeriksaan kesehatan untukmendeteksi kemungkinan adanya OPT dan atau OPTK,dapat dilakukan secara visual dan atau laboratoris.

b. Pengasingan dan Pengamatanuntuk mendeteksi adanya kemungkinan adanya OPT danatau OPTK yang karena sifatnya, dan dilakukan di suatutempat yang terisolasi selama waktu tertentu sesuaidengan masa inkubasi OPT atau OPTK.

c. Perlakuanuntuk membebaskan MP, orang, alat angkut, peralatan,dan pembungkus dari OPT dan atau OPTK Gol. II, dapatdilakukan secara fisik maupun kimiawi.

d. Penahananuntuk mengamankan MP dengan cara menempatkandibawah penguasaan petugas karantina tumbuhan dalamwaktu tertentu, karena persyaratan karantina belumsepenuhnya terpenuhi.

e. Penolakanagar MP segera dibawa ke negara atau area asal atau arealain untuk menghindari kemungkinan terjadinyapenyebaran OPT dan atau OPTK pada lingkungansekitarnya.

Pengiriman MP yang dikenai tindakan penolakan ke negaraatau area asal atau area lain dilakukan oleh pemilik dibawah pengawasan petugas karantina tumbuhan.

f. Pemusnahandilakukan dengan cara membakar,menghancurkan,mengubur, dan cara lain di bawah pengawasan petugaskarantina sesuai MP sehingga MP tidak mungkin lagimenjadi sumber penyebaran OPTK.

g. Pembebasanpemberian sertifikat pelepasan terhadap MP yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain setelah dilakukan pemeriksaan, atau pengasingan dan pengamatan, atau perlakuan, atau penahanan, atau seluruh persyaratan yang diwajibkan telah dapat dipenuhi.pemberian sertifikat kesehatan terhadap MP yang akan dikeluarkan dari dalam atau dikeluarkan dari suatu area ke area lain setelah dilakukan pemeriksaan, atau pengasingan dan pengamatan, atau perlakuan.

E. Instalasi KarantinaE.1. Instalasi karantina di tempat pemasukan dan

pengeluaran atau di tempat-tempat lain.

E.2. Menteri atau pejabat yang ditunjuk dapat menetapkantempat milik perorangan atau badan hukum yangmemenuhi persyaratan sebagai instalasi karantina ataspermintaan pemilik tempat yang bersangkutan

F. Pungutan Jasa Karantina TumbuhanSetiap pemilik yang memanfaatkan jasa atau saranapemerintah dalam pelaksanaan tindakan karantina tumbuhandikenakan pungutan jasa Karantina Tumbuhan, yang terdiridari biaya penggunaan sarana pada instalasi dan biaya jasapelaksanaan tindakan karantina yang dilakukan oleh petugaskarantina tumbuhan.

Semua penerimaan yang berasal dari pungutan jasamerupakan PNBP.

G. Kawasan Karantina TumbuhanDalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinyaserangan suatu OPTK di suatu kawasan yang semuladiketahui bebas dari OPTK, Menteri dapat menetapkansebagai kawasan karantina tumbuhan yang didasarkan padahasil pengkajian atas luas serangan OPT, denganpertimbangan Kepala Daerah setempat.Sambil menunggu penetapan kawasan karantina tumbuhan oleh Menteri, Kepala Daerah dapat mengambil langkah dan tindakan untuk mencegah tersebarnya dan atau mengeradikasi OPTK.Suatu kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karantina tumbuhan, maka pencegahan penyebaran dan atau pemberantasan OPTK menjadi kewenangan Menteri, sedangkan pelaksanaannya dikordinasikan oleh Gubernur setempat.Penetapan kawasan karantina tumbuhan bersifat sementaradan akan dicabut kembali oleh Menteri setelahmempertimbangkan pendapat Kepala Daerah setempat.

H.Jenis OPT dan Media Pembawa

Jenis OPTK Gol.I,OPTK Gol.II,OPT Penting serta MediaPembawanya ditetapkan oleh Menteri berdasarkan hasilanalisis resiko OPT dan daerah sebarnya.

I.Media Pembawa Lain

Media pembawa lain yang diturunkan dari alat angkut ditempat pemasukan, harus dimusnahkan oleh penanggungjawab alat angkut di bawah pengawasan petugas karantinatumbuhan.

J.Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Tempat pemasukan dan pengeluaran ditetapkan olehMenteri dengan mempertimbangkan resiko masuk dantersebarnya OPTK serta kelancaran dan perkembangantransportasi, perdagangan dan pembangunan nasional. Da;ammenetapkan Menteri berkordinasi dengan Menteri terkait.

K.Ketentuan Sanksi

Dengan sengaja melakukan pelanggaran tidak melengkapidokumen sertifikat kesehatan, tidak melalui tempat-tempatpemasukan yang ditetapkan, tidak melaporkan danmenyerahkan kepada petugas karantina, tidak melakukantindakan karantina, tidak memusnahkan media lain yangterbawa oleh alat angkut, dipidana penjara paling lama 3(tiga) tahun dan denda paling banyak Rp. 150.000.000,00(seratus lima puluh juta rupiah), dan karena kelalaiandipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan didendapaling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).