Aspek Hukum

download Aspek Hukum

of 5

Transcript of Aspek Hukum

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMIDosen : Bambang Sunaryo

Nama: Angelina Magdalena HutapeaKelas : 3 D/ Akuntansi SoreMata Kuliah: Aspek Hukum Dalam Ekonomi

Berdasarkan Pasal 1 butir 5 Perpres 112/2007 jo Pasal 1 butir 5 Permendag 53/2008 yang dimaksud dengan ritel modern atau toko modern yaitu toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket, ataupun grosir berbentuk Perkulakan.Pesatnya pertumbuhan ritel modern seperti minimarket tidak dapat dipungkiri menimbulkan keluhan dari pelaku usaha (pedagang) tradisional khususnya pedagang warung kecil. Pedagang warung kecil tertekan omzet penjualannya seiring dengan makin tidak terkendalinya pendirian minimarket di sekitar lokasi dagangan mereka. Pemerintah melalui Perpres No 112 tahun tahun 2007 telah menyusun regulasi mengenai Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Namun Perpres 112 ini perlu diakomodasi lebih lanjut dengan Perumusan Perda dan Perwali agar dapat disesuaikan dengan kondisi daerah setempat sehingga dapat mejembatani keseimbangan kepentingan pedagang warung kecil dan ritel modern.Dari pantauan di lapangan terlihat terdapat beberapa minimarket yang berdiri sangat dekat dengan lokasi penjualan pedagang warung kecil. Hal ini jelas sangat merugikan pedagang kecil. Oleh karena itu penerapan jarak minimal pendirian minimarket merupakan salah satu substansi penting yang harus diatur tegas dalam Perda. Demikian juga dengan penetapan regulasi tentang jam operasional dan ijin usaha toko modern (IUTM), terutama minimarket.Namun di luar perumusan regulasi tersebut, hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan daya saing dari pedagang kecil itu sendiri. Dari pihak pedagang maupun dari pihak pemerintah harus dapat bersinergi agar pemberdayaan pedagang semakin baik sehingga omzet penjualan, kemampuan wirausaha & pengetahuan professional bussiness mereka semakin meningkat. Kemungkinan pemberian kredit modal kerja bagi pedagang kecil tradisional juga menjadi aspek yang tidak dapat dipisahkan demi keberlangsungan eksistensi.Beberapa pengaruh pasar tradisional terhadap munculnya Mini market :1. Pengaruh munculnya minimarket 24 jam terhadap pedagang tradisionalDengan menjamurnya minimarket 24 jam di kota-kota Indonesia sudah pasti mempengeruhi penjualan pedagang tradisonal. Saingan para pedagang tradisional akan bertambah. Saingan antara sesama pedagang dan saingan dengan toko modern (minimarket). Selain itu, banyak pasar tradisional yang digusur pemerintah karena alasan tata kota. Lahan mereka dijadkan pusat perbelanjaan yang lebih mewah dan mahal.2. Pengaruh minimarket terhadap system sosial budayaDengan adanya minimarket 24 jam maka masyarakat indoneisa di bawa kearah perubahan sosial. Perubahan sosial disini sangat merugikan pasar tradisional. Konsumen diajarkan untuk blanja dengan lebih simple dan praktis tanpa adanya tawar menawar antara pedagang dan pembeli. Ini akan mrubah cirri khas perdaganagn yang ada di Indoneisa. Semua harga sudah di patokkan. Interaksi antara pembeli dan pedagang pun nyris tidak ada.Dalam Perpres No. 112/2007 Pasal 1 Ayat 12 telah dinyatakan bahwa zonasi, yaitu jarak minimarket minimal 1 (satu) km dengan pedagang kios kecil atau tradisional, namun pada kenyataannya, saat ini kita dapat menemukan minimarket yang bersebelahan dengan kios ataupun pasar tradisional. Ditambah lagi dengan buruknya kondisi kios tradisional, kondisi ini haruslah mendapat penangan yang serius dari pemerintah karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Menjadikan kios kecil kelas rumah tangga sebagai tempat perbelanjaan yang nyaman dan menarik adalah suatu tantangan diupayakan pemerintah sebagai rasa tanggung jawab kepada publik serta harus mendorong pedagang tradisional untuk melakukan perubahan pelayanan layaknya pedagang modern agar tidak tersingkir dalam perebutan konsumen.[footnoteRef:2][5] [2: ]

Disebutkan, pendirian minimarket Indomaret dan Alfamart bahkan sangat rapat antara satu dengan lainnya. Bahkan disalah satu ruas jalan terdapat dua sampai tiga usaha minimarket serupa. Keberadaan mini market modern seperti Indomaret, Alfamart dan Jambi Town Square bahkan tidak mendapat pantauan oleh pemerintah daerah dan Badan Penanaman Modal DaerahPersaingan sengit dalam industri ritel telah melanda negara-negara maju sejak abad yanglalu, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Persaingan terjadi terutama antarausaha ritel tradisional dan ritel modern (supermarket dan hipermarket). Namun,menjelang dekade akhir milenium lalu persaingan telah meluas hingga ke negara-negaraberkembang, di mana deregulasi sektor usaha ritel yang bertujuan untuk meningkatkaninvestasi asing langsung (IAL) telah berdampak pada pengembangan jaringanDampak Supermarket Terhadap Pasar Tradisional di Sekitar Perkotaan Indonesia Supermarket (Reardon & Hopkins 2006). Reardon et al (2003) menemukan bahwa sejak2003 pangsa pasar supermarket di sektor usaha ritel makanan di banyak negaraberkembang seperti Korea Selatan, Thailand, Taiwan, Meksiko, Polandia, dan Hongariatelah mencapai 50%. Di Brazil dan Argentina, di mana perkembangan supermarket telahlebih dulu dimulai, pangsa pasarnya mencapai sekitar 60%. Traill (2006) menggunakanberbagai asumsi dan memprediksi bahwa menjelang 2015, pangsa pasar supermarket akanmencapai 61% di Argentina, Meksiko, dan Polandia; 67% di Hongaria; dan 76% diBrazil.Di Indonesia, supermarket lokal telah ada sejak 1970-an, meskipun masih terkonsentrasidi kota-kota besar. Supermarket bermerek asing mulai masuk ke Indonesia pada akhir1990-an semenjak kebijakan investasi asing langsung dalam sektor usaha ritel dibukapada 1998. Meningkatnya persaingan telah mendorong kemunculan supermarket di kotakotalebih kecil dalam rangka untuk mencari pelanggan baru dan terjadinya perangharga. Akibatnya, bila supermarket Indonesia hanya melayani masyarakat kelasmenengah-atas pada era 1980-an dan awal 1990-an (CPIS 1994), penjamuransupermarket hingga ke kota-kota kecil dan adanya praktik pemangsaan melalui strategipemangkasan harga memungkinkan konsumen kelas menengah-bawah untuk mengaksessupermarket. Persoalan ini tentu juga dialami di negara berkembang lainnya (Reardon etal 2003; Collett & Wallace 2006). Kendati persaingan antarsupermarket secara teoretismenguntungkan konsumen, dan mungkin perekonomian secara keseluruhan, relatifsedikit yang diketahui mengenai dampaknya pada pasar tradisional. Mengukur dampakamat penting mengingat supermarket saat ini secara langsung bersaing dengan pasartradisional, tidak hanya melayani segmen pasar tertentu. Studi ini menganalisis dampaksupermarket pada pasar tradisional dan pengusaha ritel di pusat-pusat perkotaan diIndonesia.1Dalam studi ini, responden hanya terbatas pada pedagang di pasar-pasar tradisional yangmerupakan mayoritas pedagang-pedagang tradisional di Indonesia. Terlebih lagi, karenaproduk yang umumnya diperdagangkan para pedagang ini juga tersedia di supermarketdan hipermarket, maka pasar modern menjadi pesaing utama mereka. Karena itu, studiini menyoroti dampak supermarket dan hipermarket pada pedagang di pasar tradisional diIndonesia.