Aspek Hukum

21
Pembunuhan pada Anak sendiri (PAS) Neng Nurmalasari * NIM: 102010036 (Kelompok E7) *Mahasiswa Semester Tujuh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Terusan Arjuna No. 6 Jakarta 11510 Email: [email protected] 05 desember 2013 Pendahuluan Pembunuhan bayi adalah kejahatan yang mengakibatkan stigma sosial dan alarm. Sesuai dengan aturan pidana sebagian besar negara, pelaku kejahan ini mungkin hanya ibu yang membunuh anak yang baru lahir saat sedang dilahirkan. Unsur psikologis dari pelanggaran ini membutuhkan

description

kedokteran

Transcript of Aspek Hukum

Page 1: Aspek Hukum

Pembunuhan pada Anak sendiri (PAS)

Neng Nurmalasari *

NIM: 102010036 (Kelompok E7)

*Mahasiswa Semester Tujuh Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi:

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Terusan Arjuna No. 6

Jakarta 11510

Email: [email protected]

05 desember 2013

Pendahuluan

Pembunuhan bayi adalah kejahatan yang mengakibatkan stigma sosial dan alarm. Sesuai dengan aturan

pidana sebagian besar negara, pelaku kejahan ini mungkin hanya ibu yang membunuh anak yang baru

lahir saat sedang dilahirkan. Unsur psikologis dari pelanggaran ini membutuhkan niat umum dalam hati

nurani dan ibu menekankan pada bayinya dalam keadaan pengabaian moral dan material. Kejahatan

tersebut dapat berupa kelalaian ditambah unsur penyembunyian. Berkenaan dengan modus

pembunuhan, analisis data italia (200-2005) menunjukkan prevalensi pembunuhan dengan mekanisme

aspixia (19% tenggelam, 18% tercekik, 10%), dengan defenestrasi (15%), dengan luka tembak dan

Page 2: Aspek Hukum

memutilasi (15%) dan lebih jarang dengan firearm (4%). Pembunuhan terutama di rumah (85%) dan

khususnya dikamar mandi (64%) dan di kamar tidur (20%).

Argo A, Francomano A. The Infanticide: Some Forensic and Ethical Issues . publish August 01, 2013. Diunduh: http://www.annexpublishers.com/full-text/JFSC/e102/article.php, desember 05, 2013

ASPEK HUKUM

Pasal 341 KUHP

Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-lamanya 7 tahun.

Pasal 342 KUHP

Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab takut ketahuan bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 342 KUHP

Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan 342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan

Pasal 181 KUHP

Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat dengan maksug hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah. 15

Pasal 304 KUHP

Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan, sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2 tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.

Pasal 305 KUHP

Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak itu , meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.

Pasal 306 KUHP

Page 3: Aspek Hukum

(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu menyebabkan luka berat , maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6 bulan.

(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum penjara selama-lamanya 9 tahun.

Pasal 307 KUHP

Kalau sitersalah karena kejahatan yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat ditambah dengan sepertiganya.

Pasal 308 KUHP 16

Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga seperduanya.

Budianto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran forensik.

Jakarta: Penerbit FKUI; 2000. h. 1-176.

Bagian Kedokteran Forensik FKUI. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Jakarta: Penerbit

FKUI; 2000. h. 11-38.

Dari undang-undang diatas kita dapat melihat adanya 3 faktor penting, yaitu :

Ibu. Hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ia kawin atau tidak. Sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan berencana, dengan hukuman yang lebih berat, yaitu penjara 15 tahun (ps. 338: tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman mati (ps. 339 dan 340, dengan rencana).

Waktu. Dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu yang tepat, tetapi hanya dinyatakan “pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian”. Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul makan ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya.

Psikis. Ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui orang telah melahirkan anak itu, biasanya, anak yang dibunuh tersebut didapat dari hubungan yang tidak sah.

Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (ps 341,342), pembunuhan (ps 338, 339,340,343), lahir mati kemudian dibuang (ps 181), atau bayi yang ditelantarkan sampai mati (ps 308).

.

Page 4: Aspek Hukum

Untuk memenuhi kriteria pembunuhan anak sendiri, dengan sendirinya bayi atau anak tersebut harus dilahirkan hidup setelah seluruh tubuhnya keluar dari tubuh ibu (separate existence). Bila bayi lahir mati kemudian dilakukan tindakan “membunuh”, maka hal ini bukanlah pembunuhan anak sendiri ataupun pembunuhan. Juga tidak dipersoalkan apakah bayi yang dilahirkan merupakan bayi yang cukup bulan atau belum cukup bulan, maupun viable atau non viable.

Dokter memeriksa mayat bayi, bila diminta bantuannya oleh penyidik, diharap dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Apakah bayi tersebut diahirkan mati atau hidup ?2. Berapakah umur bayi tersebut (intra dan ekstrauterin) ?3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat ?4. Apakah sebab kematiannya ?

LAHIR MATI ATAU LAHIR HIDUP. Pada pemeriksaan mayat bayi baru lahir, harus dibedakan apakah ia lahir mati atau lahir hidup.

Bila bayi lahir mati maka kasus tersebut bukan merupakan kasus pembunuhan, atau penelataran anak hingga menimbulkan kematian. Pada kasus seperti ini, si ibu hanya dapat dikenakan tuntutan menyembunyikan kelahiran dan kematian orang.

Lahir mati (still birth) adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya, tanpa mempersoalkan usia kehamilan (baik sebelum ataupun setelah kehamilan 28 minggu dalam kandungan). Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung, denyut nadi tali pusat atau gerakan otot rangka.

Tanda-tanda maserasi (aseptic decomposition). Merupakan proses pembusukan intrauterin, yang berlangsung dari luar ke dalam (berlainan dengan proses pembusukan yang berlangsung dari dalam ke luar). Tanda maserasi baru terlihat setelah 8-10 hari kematian inutero. Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari, hanya terlihat perubahan pada kulit saja, berupa vesikel atau bula yang berisi cairan kemerahan. Bila vesikel atau bula memecah akan terlihat kulit berwarna merah kecoklatan. Tanda-tanda lain adalah epidermis berwarna putih dan berkeriput, bau “tengik” (bukan bau busuk), tubuh mengalami perlunakan sehingga dada terlihat mendatar, sendi lengan dan tungkai lunak, sehingga dapat dilakukan hiperekstensi, otot atau tendon terlepas dari tulang. Pada bayi yang mengalami maserasi, organ-organ tampak basah tetapi tidak berbau busuk. Bila janin telah lama sekali meninggal dalam kandungan, akan terbentuk litopedion.

Dada belum mengembang. Iga masih datar dan diafragma masih setinggi iga ke 3-4. Sering sukar dinilai bila mayat telah membusuk.

Pemeriksaan makroskopik paru. Paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang kandungan jantung atau telah mengisi rongga dada. Osborn (1953) menemukan pada 75% kasus, ternyata paru-paru telah mengisi rongga dada, baik pada bayi yang lahir mati maupun lahir hidup. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati, konsistensi padat, tidak teraba derik udara dan pleura yang longgar (slack pleura). Berat paru kira-kira 1/70 x berat badan.

Page 5: Aspek Hukum

Uji apung paru. Uji ini harus dilakukan dengan teknik tanpa sentuh (no touch technique), paru-paru tidak disentuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya artefak pada sediaan histopatologik jaringan paru akibat manipulasi berlebihan.

Lidah dikeluarkan seperti biasa di bawah rahang bawah, ujung lidh dijepit dengan pinset atau klem, kemudian ditarik ke arah ventrokaudal sehingga tampak palatum mole. Dengan skalpel yang tajam, palatum mole disayat sepanjang perbatasannya dengan platum duru, faring, laring, esofagus bersama dengan trakea diikat di bawah kartilago krikoid dengan benang. Pengikatan ini dimaksudkan agar pada manipulasi berikutnya cairan ketuban, mekonium atau benda asing lain tidak mengalir ke luar melalui trakea; bukan untuk memcegah masuknya udara ke dalam paru.

Pengeluaran organ dari lidah sampai paru dilakukan dengan forsep atau pinset bedah dan skalpel, tidak boleh dipegang dengan tangan. Kemudian esofagus diikat di atas diafragma dan dipotong di atas ikatan. Pengikatan ini dimaksudkan agar udara tidak masuk ke dalam lambung dan uji apung lambung-usus (uji Breslau) tidak memberikan hasil yang meragukan.

Setelah semua organ leher dan dada dikeluarkan dari tubuh, lalu dimasukkan ke dalam air dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Kemudian paru-paru kiri dan kanan dilepaskan dan dimasukkan kembali ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. Setelah itu tiap lobus dipisahkn dan dimasukkan ke dalam air, dan dilihat apakah mengapung atau tenggelam. 5 potong kecil dari bagian perifer tiap lobus dimasukkan ke dalam air, dan diperhatikan apakah mengapung atau tenggelam.

Hingga tahap ini, paru bayi yang lahir mati masih dapat mengapung oleh karena kemungkinan adanya gas pembusukan. Bila potongan kecil itu mengapung, letakkan diantara 2 karton dan ditekan (dengan arah tekanan yang tegak lurus, jangan bergeser) untuk mengeluarkan gas pembusukan yang terdapat pada jaringan interstisial paru, lalu masukkan kembali ke dalam air dan diamati apakah masih mengapung atau tenggelam. Bila masih mengapung berarti paru tersebut berisi udara residu yang tidak akan keluar.

Kadang-kadang dengan penekanan, dinding alveoli pada mayat bayi yang telah membusuk lanjut akan pecah juga dan udara residu keluar dan memperlihatkan hasil uji apung paru negatip.

Uji apung paru harus dilakukan menyeluruh sampai potongan kecil paru mengingat kemungkinan adanya pernapasan sebagian (partial respiration) yang dapat bersifat buatan (pernapasan buatan) ataupun alamiah (vagitus uterinus atau vagitus vaginalis, yaitu bayi sudah bernapas walaupun kepala masih dalam uterus atau dalam vagina).

Hasil negatip belum berarti pasti lahir mati karena adanya kemungkinan bayi dilahirkan hidup tapi kemudian berhenti bernapas meskipun jantung masih berdenyut, sehingga udara dalam alveoli diresoipsi. Pada hasil uji negatip ini, pemeriksaan histopatologik paru harus dilakukan untuk memastikan bayi lahir mati atau lahir hidup, hasil uji apung paru positip berarti pasti lahir hidup.

Bila sudah jelas terjadi pembusukan, maka uji apung paru kurang dapat dipercaya, sehingga tidak dianjurkan untuk dilakukan. Biasanya paru dengan perangai makroskopik lahir mati akan memberikan hasil uji apung paru negatip (tenggelam).

Page 6: Aspek Hukum

Mikroskopik paru-paru. Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fikssi dengan larutan formalin 10%. Sesudah 12 jam, dibuat irisn-irisan melintang untuk memungkinkan cairan fiksatif meresap dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi selama 48 jam, kemudian dibuat sediaan histopatologik. Biasanya digunakan pewarnaan HE dan bila paru telah membusuk digunakan pewarnaan Gomoroi atau Ladewig.

Struktur seperti kelenjar bukan merupakan ciri paru bayi yang belum bernapas, tetapi merupakan ciri paru janin yang belum mencapai usia gestasi 26 minggu. Tanda khas untuk paru bayi belum bernapas adalah adanya tonjolan (projection), yang berbentuk seperti bantal (cushio-like) yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga tampak seperti gada (club-like). Pada permukaan ujung bebas projection tampak kapiler yang berisi banyak darah. Pada paru bayi belum bernapas yang sudah membusuk, dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig, tampak serabut-serabut retikulin pada permukaan dinding alveoli berkelokkelok seperti rambut yang keriting, sedangkan pada projection berjalan di bawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan membentuk gelung-gelung terbuka (open loops).

Serabut-serabut elastin pada dinding alveoli belum terwarnai dengan jelas, masih merupakan fragmen-fragmen yang tersusun dan belum membentuk satu lapisan yang mengelilingi seluruh alveoli. Serabut tersebut tegang, tidak bergelombang dan tidak terdapat di daerah basis projection.

Pada paru bayi lahir mati mungkin pula ditemukan tanda inhalasi cairan amnion yang halus karena asliksia intrauterin, misalnya akibat terkenanya tali pusat atau solusion plasenta sehingga terjadi pernapasan janin prematur (intrauterine submersion). Tampak sel-sel verniks akibat deskuamasi sel-sel permukaan kulit, berbentuk persegi panjang dengan inti piknotik berbentuk huruf “S”, bila dilihat dari atas samping terlihat seperti bawang (onion bulb). Juga tampak sedikit sel-sel amnion yang bersifat asidofilik dengan batas tidak jelas dan inti terletak eksentrik dengan batas yang juga tidak jelas.

Mekonium yang berbentuk bulat berwarna jernih sampai hijau tua mungkin terlihat dalam bronkioli dan alveoli. Kadang-kadang ditemukan deskuamasi sel-sel epitel bronkus yang merupakan tanda dari maserasi dini, atau fagositosis mekonium oleh sel-sel dinding alveoli. Kolon dapat menggelembung berisi mekonium, yang merupakan tanda usaha untuk bernapas (struggle to breathe).

Lahir mati ditandai pula oleh ditemukannnya keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya kehidupan, seperti trauma persalinan yang hebat, perdarahan otak yang hebat, dengan atau tanpa robekan tentorium serebeli, pneumonia intrauterin, kelainan kongenital yang fatal seperti anensefalus dan sebagainya.

Lahir hidup (live birth) adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap, yang setelah pemisahan, bernapas atau menunjukkan tanda kehiduan lain, tanpa mempersoalkan usia getasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong dan uri dilahirkan.

Pada pemeriksaan ditemukan Dada sudah mengembang dan diafragma sudah turun sampai sela iga 5-4, terutama pada bayi yang telah lama hidup.

Pemeriksaan makroskopik paru. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. Paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang (taut pleura), dan

Page 7: Aspek Hukum

menunjukkan gambaran mozaik karena alveoli sudah terisi udara. Apeks paru kanan paling dulu atau jelas terisi karena halangan paling minimal. Gambaran marmer terjadi akibat pembuuh darah interstisial berisi darah. Konsistensi seperti spons, teraba derik udara. Pada pengirisan paru dalam air terlihat jelas ke luarnya gelembung udara dan darah. Berat paru bertambah hingga dua kali atau kira-kira 1/35 x berat badan karena fungsinya sirkulasi darah jantun-paru.

Uji apung paru memberikan hasil positip. (hasil negatip harus dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopik paru).

Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna dengan tanpa emfisema obstruktif, serta tidak terlihat adanya projection. Pada pewarnaan Gomori atau Ladewig, serabut retikulin akan tampak tegang.

Pada pernapasan parsial yang singkat, mungkin hasil uji apung paru negatip dan mikroskopik memperlihatkan gambaran alveoli yang kolaps dengan dinding yang berhimpitan atau hampir berhimpitan.

Kadang-kadang dapat ditemukan edema yang luas dalam jaringan paru, membrana duktus alveolaris yang tersebar dalam jaringan paru, yang mungkin berasal dari lemak verniks (membran hialin, yang akan terlihat bia bayi telah hidup lebih dari 1 jam), atau atelektasis paru akibat obstruksi oleh membran duktus alveolaris.

Adanya udara dalam saluran cerna dapat dilihat dengan foto rontgen.

Udara dalam duodenum atau saluran yang lebih distal menunjukkaan lahir hidup, dan telah hidup 6-12 jam. Bila dalam usus besar berarti telah hidup 12-24 jam, tetapi harus diingat kemungkinan adanya pernapasan buatan atau gas pembusukan.

Dari uraian di atas, haruslah sangat hati-hati dalam menyimpulkan lahir hidup, lebih-lebih bila mayat bayi telah membusuk.

UMUR BAYI INTRA DAN EKSTRA-UTERIN. Penentuan umur janin/embrio dalam kandungan rumus De Haas, adalah untuk 5 bulan pertama, panjang kepala-tumit (cm)=kuadrat umur gestasi (bulan) dan selanjutnya = umur gestasi x 5.

Umur Panjang badan (kepala-tumit)1 bulan 1 x 1 = 1 (cm)2 bulan 2 x 2 = 4 (cm)3 bulan 3 x 3 = 9 (cm)4 bulan 4 x 4 = 16 (cm)5 bulan 5 x 5 = 25 (cm)6 bulan 6 x 5 = 30 (cm)7 bulan 7 x 5 = 35 (cm)8 bulan 8 x 5 = 40 (cm)9 bulan 9 x 5 = 45 (cm)

Page 8: Aspek Hukum

Perkiraan umur janin dapat pula dilakukan dengan melihat pusat penulangan (ossification centers) sebagai berikut :

Pusat penulangan pada : Umur (bulan)Klavikula 1,5Tulang panjang (diafisis) 2Iskium 3Pubis 4Kalkaneus 5-6Manubrium sterni 6Talus Akhir 7Sternum bawah Akhir 8Distal fmur Akhir 9/setelah lahirProksimal tibia Akhir 9/setelah lahirKuboid Akhir 9/setelah lahir

Bayi wanita lebih cepat

Pemeriksaan pusat penulangan dapat dilakukan secra radiologis atau pada saat autopsi dengan cara sebagai berikut :

Kalkaneus dan kuboid. Dilakukan dorsofleksi kaki dan buat insisi mulai dari antara jari kaki ke 3 dan ke 4 ke arah tengah tumih. Dengan cara ini dapat dilihat pusat penulangan pada kalkaneus dan kuboid serta talus

Distal femur dan proksimal tibia. Lakukan fleksi tungkai bawah pada sendi lutut dan buat insisi melintang pada lutut.

Patela diepas dengan memotong ligamentum patel. Buat irisan pada femur dari arah distal ke proksimal sampai terlihat pusat penulangan pada epifisis distal femur (bukan penulangan diafisis). Hal yang sama dilakukan terhadap ujung proksimal tibia dengan irisan dari proksimal ke arah distal. Pusat penulangan terletak di bagian tengah berbentuk oval berwarna merah dengan diameter 4-6 mm.

Walaupun dalam undang-undang tidak dipersoalkan umur bayi, tetapi kita harus menentukan apakah bayi tersebut cukup bulan atau belum ukup bulan (prematur) ataukah non viable, karena pada keadaan prematur dan non viable, kemungkinan bayi tersebut meninggal akibat proses alamiah besar sekali sedangkan kemungkinan mati akibat pembunuhan anak sendiri adalah kecil.

Viable adalah keadaan bayi/janin yang dapat hidup di luar kandungan lepas dari ibunya. Kriteria untuk itu adalah umur kehamilan lebih dari 28 minggu dengan panjang badan (kepala-tumit) lebih dari 35 cm, panjang badan (kepala-tungging) lebih dari 23 cm, berat badan lebih dari 1000g, lingkar kepala ebih dari 32 cm dan tidak ada cacat bawaab yang fatal.

Page 9: Aspek Hukum

Bayi cukup bulan (matur) bila umur kehamilan > 36 minggu dengan panjang badan kepala-tumit lebih dari 48 cm, panjang badan kepala tungging 30-33 cm, berat badan 2500-3000 g dan lingkar kepala 33 cm.

Pada bayi cukup bulan, hampir selalu terdapat pusat penulangan pada distal femur sedangkan pada proksial tibia kadang-kadang terdapat atau baru terdapat sesudah lahir, juga pada tulang kuboid. Pada bayi wanita, pusat penulangan timbul lebih cepat.

Ciri-ciri lain dari bayi cukup bulan adalah : lanugo sedikit, terdapat pada dahi, punggung dan bahu; pembentukan tulang rawan telinga telah sempurna (bila daun telinga dilipat akan cepat kembali ke keadaan semula); diameter tonjolan susu 7 mm atau leih; kuku-kuku jari teah melewati ujung-ujung jari; garis-garis telapak kaki telah terdapat melebihi 2/3 bagian dengan kaki; testis sudah turun ke dalam skrotum; labia minora sudah tertutup oleh labia mayora yang telah berkembang sempurna; kulit berwarna merah muda (pada kulit putih) atau merah kebiru-biruan (pada kulit berwarna), yang setelah 1-2 minggu berubah menjadi lebih pucat atau coklat kehitaman; lemak bawah kulit cukup merata sehingga kulit tidak berkeriput (kulit pada bayi prematur berkeriput).

Penentuan umur bayi ekstra uterin didasarkan atas perubahaan-perubahaan yang terjadi setelah bayi dilahirkan, misalnya :

Udara dalam saluran cerna. Bila hanya terdapat dalam lambung atau duodenum berarti hidup beberapa saat, dalam usus halus berarti telah hidup 1-2 jam, bila dalam usus besar, telah hidup 5-6 jam dan bila telah terdapat dalam rektum berarti telah hidup 12 jam.

Mekonium dalam kolon. Mekonium akan keluar semua kira-kira dalam waktu 24 jam setelah lahir.

Perubahan tali pusat. Setelah bayi keluar akan terjadi proses pengeringan tali pusat baik diahirkan hidup maupun mati. Pada tempat lekat akan terbentuk lingkaran merah setelah bayi hidup kira-kira 36 jam. Kemudian tali pusat akan mengering menjadi seperti benang dalam waktu 6-8 hari dan akan terjadi penyembuhan luka yang sempurna bila tidak terjadi infeksi dalam waktu 15 hari. Pada pemeriksaan mikroskopik daerah yang akan melepas akan tampak reaksi insamasi yang mulai timbul setelah 24 jam berupa sebukan sel-sel leukosir berinti banyak, kemudia akan terlihat sel-sel limfosit dan jaringan granulasi.

Erosit berinti akan hilag dalam 24 jam pertama setelah lahir, namun kadangkala masih dapat ditemukan dala sinusoid hati

Ginjal. Pada hari ke 2-4 akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk kipas (fan-shaped), lebih banyak dalam piramid dari pada mendula ginjal. Hal ini akan menghilang setelah hari ke 4 saat metabolisme telah terjadi.

Perubahan sirkulasi darah. Setelah bayi lahir, akan terjadi obliterasi arteri dan vena umbilikasi dalam wkatu 3-4 hari. Duktus venosus akan tertutup setelah 3-4 minggu dan foraen ovale akan tertututp setelah 3 minggu 1 bulan tetapi kadang-kadang tidak menutup walaupun sudah tidak berfungsi lagi. Duktus arteriosus akan tertutup setelah 3 minggu 1 bulan.

Page 10: Aspek Hukum

SUDAH ATAU BELU DIRAWAT. Pada bayi yang telah dirawat dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut :

Tali pusat. Tali pusat telah terikat, diputuskan dengan gunting atau pisau lebih kurang 5 cm dari pusat bayi dan diberi obat antiseptik. Bila tali pusat dimasukkan ke dalam air, akan terlihat ujungnya terpotong rata. Kadang-kadang ibu menyangkal melakukan pembunuhan dengan mengatakan telah terjadi partus presipitatus (keberojolan). Pada keadaan ini tali pusat akan terputus dekat perletakannya pada uri atau pusat bayi dengan ujung yang tidak rata. Hal lain yang tidak sesuai dengan partus presipitatus adalah terdapat kaput suksedaneum, molase hebat dan fraktur tulang tengkorak serta ibu primipara.

Verniks kaseosa (lemak bayi) telah dibersihkan, demikian pula bekas-bekas darah. Pada bayi yang dibuang ke dalam air verniks tidak akan hilang seluruhnya dan masih dapat ditemukan di daerah lipatan kulit; ketiak, belakang telinga, lipatan paha dan lipatan leher.

Pakaian. Perawatan terhadap bayi antara lain adalah memberi pakaian atau penutup tubuh pada bayi.

PENYEBAB KEMATIAN. Penyebab kematian tersering pada pembunuhan anak sendiri adalah mati lemas (asfiksia).

PEMERIKSAAN TEMUAN

Pemeriksaan terhadap perempuan yang dicurigai pelaku

Tanda-tanda baru melahirkan :

1. Perlukaan pada vagina oleh karena proses kelahiran

2. Kadar prolaktin yang tinggi

3. Tubuh yang gemuk

4. Perubahan Pada Vulva, Vagina dan Perineum.

Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan, setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara. Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan da pat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.

5. Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum adalah sebagai berikut:

Page 11: Aspek Hukum

Involusi Uteri Tinggi Fundus Uteri

Berat Uterus Diameter Uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat dan simpisis

500 gram 7,5 cm

14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sisitem Endokrin. February 28, 2010. Available: http://www.lusa.web.id/perubahan-fisiologis-masa-nifas-pada-sistem-endokrin/#more-725. Accessed, 4 november, 2013

Pemeriksaan Anak

Pemeriksaan Darah

Diantara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena merupakan cairan biologic

dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan manusia tertentu. Pemeriksaan darah berguna

untuk membantu menyelesaikan kasus-kasus bayi yang tertukar, penculikan anak, ragu ayah, dan lain-

lain. 5

Ma H, Zhu H, Guan F, Cherng S. Paternity testing. Journal of American Science 2006; 2(4). p. 76-92.

Downloaded from url http://www.sciencepub.net/american/0204/12-0205-mahongbao-am.pdf, 5

Desember 2013.

Dalam kasus yang ada kaitannya dengan factor keturunan, hukum Mendel memainkan peranan penting.

Semua sistem golongan darah diturunkan dari orang tua kepada anaknya sesuai hukum Mendel.

Walaupun masih ada kemungkinan penyimpangan hukum tersebut, misalnya pada peristiwa mutasi,

namun karena frekuensinya sangat kecil (1:1.000.000) untuk kasus-kasus forensik, hal ini dapat

diabaikan.

Hukum Mendel untuk sistem golongan darah adalah sebagai berikut: (1) Antigen tidak mungkin muncul

pada anak, jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua orang tuanya; (2) Orang tua

yang homozigotik pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut kepada anaknya. 3

Budianto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran

forensik. Jakarta: Penerbit FKUI; 2000. h. 1-176.

Page 12: Aspek Hukum

Pemeriksaan DNA

Tes paternitas dapat dilakukan dengan menggunakan metode lama yaitu tes darah ABO, analisa protein

dan enzim, atau menggunakan human leukocyte antigen (HLA). Namun sekarang, tes DNA menjadi

satu-satunya tes yang menjadi dasar dan acuan untuk hasil yang akurat.5

Ma H, Zhu H, Guan F, Cherng S. Paternity testing. Journal of American Science 2006; 2(4). p. 76-92.

Downloaded from url http://www.sciencepub.net/american/0204/12-0205-mahongbao-am.pdf, 5

Desember 2013.

Pemeriksaan DNA dapat dilakukan dari darah, rambut, semen, gigi, dan jaringan lain untuk mengetahui

apakah ada hubungan keluarga seperti ibu dan anak. Pemeriksaan toksikologik dilakukan untuk

mengetahui adanya obat/zat yang dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula pemeriksaa terhadap hasil

usaha penghentian kehamilan yang menyebabkan kematian janin dalam rahim dan pemeriksaan

mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan. Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang

merupakan tanda kehamilan, kerusakan jaringan yang merupakan jejas usaha penghentian kehamilan.

Tes DNA ini untuk menentukan apakah seorang perempuan adalah ibu biologis seorang anak. Tes ini

bisa dilakukan untuk kasus dugaan bayi tertukar, bayi tabung, dan anak angkat. Selain di dalam inti sel,

DNA juga bisa ditemukan di dalam mitokondria, yaitu bagian dari sel yang menghasilkan energi. DNA

mitokondria hanya diturunkan dari ibu. Keunikan pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan

DNA ini dapat digunakan sebagai penanda untuk mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara

maternal/garis ibu. 3

Budianto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran

forensik. Jakarta: Penerbit FKUI; 2000. h. 1-176.

Visum et Repertum

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Jalan Salemba Raya 6, Telp. 3106197, Fax. 3154626 Jakarta 10430

Nomor : 3456-SK.III/2345/2-95

Lamp : Satu sampul tersegel

Page 13: Aspek Hukum

Perihal : Hasil pemeriksaan pembedahan atas jenazah

PROJUSTITIA Jakarta, 5 Desember 2013

VISUM ET REPERTUM

No. Pol B/285/VR/XII/91

Yang bertanda tangan di bawah ini, ……………………., dokter ahli kedokteran forensik pada

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, menerangkan

bahwa atas permintaan tertulis dari Kepolisian Resort Polisi Jakarta Selatan No. Pol B/285/VR/XII/91

Serse tertanggal 5 Desember 2013, maka pada tanggal lima Desember dua ribu tiga belas, pukul tujuh

lewat tiga puluh menit Waktu Indonesia Bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah bagian

Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melakukan pemeriksaan atas jenasah yang

menurut surat permintaan tersebut adalah:--------------

Nama : ----------------------------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : laki-laki------------------------------------------------------------------------------

Umur : ----------------------------------------------------------------------------------------

Kebangsaan : ----------------------------------------------------------------------------------------

Agama : ----------------------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : ----------------------------------------------------------------------------------------

Alamat : ----------------------------------------------------------------------------------------

Hasil Pemeriksaan

I. Pemeriksaan Luar

1. Mayat bayi dibungkus kertas koran dan kantong plastik hitam diletakan di dalam kardus Indomie.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Mayat bayi tidak berpakaian. --------------------------------------------------------------------------

3. Mayat adalah seorang bayi laki-laki dengan panjang badan empat puluh sembilah sentimeter dan

berat badan dua ribu sembilan ratus empat puluh gram. -------------------------

4. Lemak bayi terdapat di ketiak dan lipatan paha. ----------------------------------------------------

5. Tali pusat terpotong tepi rata, tujuh belas sentimeter dari pangkal, tidak diikat maupun diperban.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

6. Tulang rawan telinga telah terbentuk sempurna. ----------------------------------------------------

7. Kuku jari tangan telah melewati ujung jari. ---------------------------------------------------------

Page 14: Aspek Hukum

8. Diameter tonjolan puting susu nol koma delapan sentimeter. -------------------------------------

9. Garis-garis telapak kaki lebih dari dua per tiga panjang telapak kaki. ---------------------------

10. Rambut-rambut halus terdapat pada punggung dan lengan atas. -------------------------------

11. Pada daerah bibir dan sekitarnya terdapat luka lecet. --------------------------------------------

12. Ditemukan pula luka lecet pada daerah leher kanan. ---------------------------------------------

II.Pemeriksaan Dalam (Bedah Jenazah)

1. Lambung berisi cairan lendir bening. --------------------------------------------------------------

2. Konsistensi paru seperti spons dan terba derik udara. Permukaan paru seperti marmer dan

tampak bintik-bintik perdarahan. Uji apung paru positif. ---------------------------------------

3. Pada uji apung lambung-usus tampak lambung mengapung. -----------------------------------

4. Usus besar berisi kotoran berwarna hijau. ---------------------------------------------------------

Kesimpulan

Pada mayat bayi laki-laki cukup bulan dalam kandungan, bergolongan darah O ini, lahir hidup, usia

diluar kandungan kurang dari satu jam, ditemukan luka lecet pada bibir dan leher akibat kekerasan

tumpul yang menurut sifat dan pola lukanya sesuai dengan kasus pembekapan. Selanjutnya juga

ditemukan bintik perdarahan pada paru. -----------------------------------------------

Sebab kematian bayi ini adalah kekerasan tumpul (pembekapan) yang menimbulkan mati lemas

(asfiksia). --------------------------------------------------------------------------------------------------------

Demikianlah saya uraikan dengan sebenar-benarnya berdasarkan keilmuan saya yang sebaik-baiknya

mengingat sumpah sesuai dengan KUHAP. -----------------------------------------------------

Dokter yang memeriksa,

dr.

NIP.

. Kesimpulan

Page 15: Aspek Hukum

Daftar Pustaka