Aspek Hukum

download Aspek Hukum

If you can't read please download the document

Transcript of Aspek Hukum

PENDAHULUAN Kegagalan dalam sebuah desain kontruksi merupakan sebuah hal yang sangat penting untuk diantisipasi. Secara umum suatu desain kontruksi dirancang untuk mampu be rtahan selama sekian waktu dengan berbagi macam batasan prosedur penggunaan dan perawatannya. Walaupun umur dari desain kontruki tersebut terbatas, namun upayaupaya untuk menjaga seluruh komponen agar dapat berfungsi dengan baik merupakan kewajiban bagi para pengunanya. Terlebih lagi ketika desain kontruksi tersebut d ipakai secara maksimal. Kerusakan pada struktur dianggap sebagai kelemahan dari struktur yang secara neg atif mempengaruhi performancenya dan dapat dikatakan sebagai penyimpangan dalam original Geometri struktur atau dalam sifat material yang dapat menyebakan ster es yang tidak diharapkan atau getaran struktur. Kebanyakan dari struktur mengala mi kerusakan secara bertahap karena penyalahgunaan jarang dilakukan perawatan da n dalam beberapa kasus struktur tersebut tidak didesain untuk memenuhi kondisi. Dampak dari kegagalan struktur tersebut mengakibatkan banyak kecelakaan kerja ya ng tidak menutup kemungkinan banyak memakan korban jiwa. Dalam dunia kontruksi b anyak aktivitas, teknologi, sumber daya dan resiko dengan keanekaragaman ini men ingkatkan kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Sedangkan kecelakan nih il (zero accident) dan kergian nihil (zero losses) merupakan hal yang ingin dica pai oleh setiap perusahaan untuk menjamin keberlangsungan kegiatan bisnisnya. Kegagalan struktur dapat dilihat dari kehilangan kekuatan dari struktur tersebut baik secara berangsur ataupun menyeluruh sekaligus. Hal tersebut bisa diakibatk an dari kesalahan desain, prosedur pelaksanaan yang salah, tingkat SDM yang kura ng profesionaldi bidang konstruksi, karena factor alam, atau karena sebab lainny a. Sebagai contoh terjadi pada jembatan kebon agung daerah Sleman-kulon progo DI Y. Terjadi keruntuhan gelagar sesaat setelah dipasang, dan keruntuhan pasangan b atu beton bertulang serta keretakan girder karena banjir. PERUMUSAN MASALAH 1. Apa yang menjadi penyebab jatuhnya girder pada saat pengerjaan proyek j embatan kebon agung di Kulon Progo Yogyakarta? 2. Apakah yang menjadi penyebab runtuhnya pasangan bata dan beton bertulang serta retaknya 5 buah girder jembatan kebon agung kulon progo Yogyakarta? 3. Bagaimana klaim yang dilakukan oleh pihak penyelangara konstruksi dalam hal ini PT. Hutama Karya atas kerugian material akibat adanya kegagalan konstruk si yakni jatuhnya girder gelagar jembatan pada proyek pembangunan jembatan kebon agung disleman Yogyakarta? 4. Runtuhnya gelagar jembatan, pasangan bata,dan beton bertulang serta reta knya girder jembatan kebon agung kulon progo Yogyakarta apakah termasuk sebuah p elanggaran terhadap UUJK?

METODE Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah dengan study pustaka. Study pusta

ka yang dilakukan adalah dengan membaca dan memahami materi dan tulisan yang ber hubungan dengan masalah yang diangkat yaitu mengenai kegagalan konstruksi dan kl aim yang ada kaitannya dengan kasus jembatan kebon agung di kulon progo yogyakar ta. Adapun tahapan yang kami lakukan dalam menyusun tulisan ini adalah sebagai berik ut: 1. Mengidentifikasi factor penyebab runtuhya gelagar jembatan, dan penyebab dari runtuhnya pasangan batu dan beton bertulang serta beberapa girder mengala mi retak saat pengerjaan pembangunan jembatan kebon agung di kabupaten kulon pro go Yogyakarta. Identifikasi dilakukan melalui studi pustaka informasi yang ada di internet apakah karena kelalain dari pihak penyelenggara kontruksi, karena pe ngawasan yang tidak baik atau terjadi karena factor lain. 2. Membaca dan memahami klaim akibat kegagalan konstruksi jatuhnya gelagar jembatan, pasangan batu dan beton bertulang, serta retaknya 5 buah girder jembat an kebon agung kulon progo Yogyakarta. Mengidentifikasi tindakan yang dilakukan pihak penyelenggara dalam proyek ini PT. hutama karya untuk mendapatkan ganti da ri kerugian material akibat jatuhnya gelagar. Kemudian klaim yang dilakukan peny elenggra konstruksi PT.hutama Karya ini masuk ke dalam jenis klaim yang mana. 3. Mencari undang-undang peraturan yang ada di indonesia yang mengatur ten tang jasa konstruksi dan kegagalana konstruksi. Kemudian mengidentifikasi kasus yang ada di jembatan kebon agung kulon progo Yogyakarta apakah termasuk sebagai pelanggaran terhadap undang-undang atau peraturan tersebut. 4. Menarik kesimpulan dari semua yang telah dibahas dalam poin sebelumnya. PEMBAHASAN Jembatan Kebon Agung yang menghubungkan Podjok, Kebon Agung, Minggir, Sleman de ngan Kisik, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo. keberadaan jembatan tersebut me rupakan sarana penghubung yang sangat vital bagi masyarakat di wilayah kedua kab upaten itu. Tetapi karena anggaran yang diambilkan dari dana APBD Provinsi DIY t erbatas, maka pelaksanaannya juga dilakukan secara bertahap. Pada bulan November 2007, pada saat melaksanakan gelagar bentangan, setelah pema sangan, selang waktu kurang lebih 17 jam, satu buah bentangan (gelagar) jatuh, d an satu buah girder yang telah terpasang jatuh. Kejadian ini mengakibatkan keru gian material dipihak penyelenggara konstruksi yaitu PT. hutama Karya. Berikut beberapa penyebab runtuhnya gelagar pada pengerjaan jembatan kebon agung 1. menerangkan pemasangan gelagar itu dikejar oleh waktu karena harus beres bulan Desember 2007. Pemasangan mestinya dilakukan dua buah untuk penyeimbang s ekaligus pengikat tali gelagar. Tali dipasang untuk menghindari terjadi goyangan .Sial, baru dipasang satu buah, di lokasi terjadi banjir Gelagar yang satu belum dipasang, yang lain sudah keburu ambruk. Untung di lokasi tidak ada orang, sehi ngga tidak membahayakan. 2. Ambruknya gelagar jembatan tersebut diakibatkan dari kontruksi jembatann ya yang tidak memenuhi syarat,sehingga hal yang tidak diinginkan terjadi pada ke runtuhan jembatan tersebut. 3. Kurangnya pengawasan pada saat pengerjaan juga diduga menjadi salah satu penyebab runtuhnya gelagar jembatan. Selain itu tenaga kerja yang kurang profe ssional didalam bidangnya menjadi hal yang bisa saja terjadi yang menyebabkan k elalaian yang dilakukan oleh pekerja (human error) 4. Manajemen konstruksi yang kurang tepat sehingga terjadi penyimpangan yan g menyebabkan ketidaksesuain pengerjaan dilapangan dengan prosedur kerja ynag su dah ditetapkan Tidak lama berselang peristiwa berikutnya terjadi terjadi pada bulan Desember 20 07, Kondisi ini, menyebabkan pasangan batu dan beton bertulang runtuh dan lima b uah girder retak. Penyebabnya karena ketika itu sedang musim hujan sehingga men yebabkan Kali Progo tempat proyek tersebut banjir dan meluap hingga 3 meter. Jika k asus sebelumnya terjadi karena factor teknis dan SDM berbeda dengan kasus yang t erjadi di bulan desember tersebut terjadi karena factor yang tidak bisadiduga se belumnya karena alam. Diman kita tahu alam memeang tidak bisa diprediksi. Karena dua peristiwa diatas maka pihak penyelenggara konstruksi PT. Hutama Karya mengalami kerugian material yang cukup besar. Pada kasus yang pertama saat gela

gar jembatan jatuh, pihak PT. Hutama Karya mengajukan Klaim ke pihak asuransi. N amun karena Pada kasus pertama ini pelaksana konstruksi PT Hutama Karya terlamba t membayar premi, seharusnya klaim yang diajukan ditolak oleh PT. Asuransi Wahan a Tata. Namun, dengan pertimbangan adanya hubungan baik antara pihak pelaksana k onstruksi dengan pihak PT.Asuransi Wahana Tata, maka klaim tetap dapat diajukan dan memperoleh ganti rugi meskipun dalam jumlah yang tidak semestinya. Hubungan baik ini dalam istilah asuransi dinamakan Ex Gratia. Hal ini dilakukan atas dasa r kesepakatan oleh kedua belah pihak. Kemudian pada kasus kedua saat pasangan batu dan beton bertulang runtuh serta 5 girder retak PT. Hutama Karya kembali mengajukan klaim. . Klaim dapat dilaksanak an secara normal (sesuai pertanggungan), karena semua prosedur telah dipenuhi se suai persyaratan. Sehingga, pelaksana konstruksi mendapatkan ganti rugi sesuai d engan jumlah yang tercantum di dalam polis.. Klaim yang diajukan oleh PT. Hutama karya ini adalah termasuk klaim untuk mendap atkan revenue/tambahan biaya, tambahan biaya tersebut dilakukan untuk menutupi k erugian biaya gelagar yang runtuh karena harus menggantinya dengan gelagar yang baru. Selain itu runtuhnya pasangan batu bata memerlukann biaya tambahan lagi un tuk perbaikan. Klaim yang diajukan PT. Hutama karya pada kasus jembatan kebon agung ini di ajuk an terhadap asuransi bukan tehadap pihak owner yaitu pemerintah Provinsi DIY. In i terjadi karena pihak owner belum membayar sebab pekerjaan konstruksi belum sel esai,. Selain itu juga kesalah terjadi kareana penyedia jasa dan tidak ada hubun gannya dengan owner. Namun sungguh disayangkan pada 11 January 2011 tanggul pengaman tiang Jembatan K ebonangung di Dusun Kliran, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Slem an, jebol. Bupati Sleman Sri Purnomo pun meninjau bangunan jembatan yang rusak tersebut, dan mendesak Pemerintah Provinsi DIY segera memperbaiki jebolnya tangg ul jembatan yang rusak tergerus derasnya aliran sungai. Jembatan ini mulai kerop os akibat terjangan lahar dingin Gunung Merapi. Dua tiang penahan jembatan sudah mulai keropos dan rapuh. Padahal letak jembatan itu lebih dari 23 kilometer dar i Merapi. Karena menurut pasal 25 ayat 1 dan2 undang undang republic indonesia nomor 18 ta hun 1999 menyatakan bahwa kegagalan konstruksi adalah tanggungjawab penyedia jas a oleh karena itu kerugian ditanggung penyedia jasa. Jika dilihat dari kasus yan g terjadi dibulan November dan Desember 2007 memang tidak ada pelanggaran yang d ilakukan pihak kontraktor terhadap UUJK yang ada jika dilihat sepintas. Tapi jik a dikorek lebih dalam sepertinya pelnggaran pasti ada. Selain itu pada January 2 011 jebolnya tanggul pengaman akibat aliran sungai progo patut dipertanyakan. Ka rena masa usia jembatan setelah pembangunan yang ke 2 belum baru mencapai 3 tahu n. Jebolnya tanggul pengaman bisa saja terrjadi karena adanya kesalahan dalam de sain atau pada saat pelaksanaan. Walaupun tidak menutup kemungkinan terjangan la har dingin gunung merapi memeng tidak dapat diprediksi sebelumnya KESIMPULAN Kegagalan konstruksi adalah hal yang tidak asing lagi dalam dunia konstr uksi,