askep_pyelonefritis
-
Upload
bety-ayu-astuti -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of askep_pyelonefritis
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
1/15
BAB I
KONSEP DASAR PYLONEFRITIS
A. Definisi AsKep
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri yang menyerang ginjal, yang sifatnya akut
maupun kronis. Pielonefritis akut biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Bila
pengobatan pada pielonefritis akut tidak sukses maka dapat menimbulkan gejala lanjut yang
disebut dengan pielonefritis kronis.
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan jaringan
interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddarth, 2002: 1436).
Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timbul secara
hematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood, 2002: 668)
Ginjal merupakan bagian utama dari sistem saluran kemih yang terdiri atas organ-
organ tubuh yang berfungsi memproduksi maupun menyalurkan air kemih (urine) ke luar
tubuh. Berbagai penyakit dapat menyerang komponen-komponen ginjal, antara lain yaitu
infeksi ginjal.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
2/15
Pielonefritis dibagi menjadi dua macam yaitu :
Pielonefritis kronis
Pyelonefritis akut
1. Pyelonefritis akut
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena terapi tidak
sempurna atau infeksi baru. 20% dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu
setelah terapi selesai.Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini
akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atas dikaitkan dengan selimut
antibodi bakteri dalam urin. Ginjal biasanya membesar disertai infiltrasi interstisial sel-selinflamasi. Abses dapat dijumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada
akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi. Pyelonefritis akut merupakan
salah satu penyakit ginjal yang sering ditemui. Gangguan ini tidak dapat dilepaskan dari
infeksi saluran kemih. Infeksi ginjal lebih sering terjadi pada wanita, hal ini karena saluran
kemih bagian bawahnya (uretra) lebih pendek dibandingkan laki-laki, dan saluran kemihnya
terletak berdekatan dengan vagina dan anus, sehingga lebih cepat mencapai kandung kemih
dan menyebar ke ginjal. Insiden penyakit ini juga akan bertambah pada wanita hamil dan
pada usia di atas 40 tahun. Demikian pula, penderita kencing manis/diabetes mellitus dan
penyakit ginjal lainnya lebih mudah terkena infeksi ginjal dan saluran kemih.
2. Pielonefritis kronis
Pyelonefritis kronis juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain
seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin.Pyelonefritis kronis dapat merusak jaringan
ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulangkali dan timbulnya parut dan dapat
menyebabkan terjadinya renal failure (gagal ginjal) yang kronis. Ginjal pun membentuk
jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan
ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah
infeksi yang gawat.Pembagian PielonefritisPielonefritis akutSering ditemukan pada wanita
hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan hidronefrosis akibat obstruksi ureter karena
uterus yang membesar.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
3/15
B. Etiologi
1. Bakteri (Escherichia coli, Klebsielle pneumoniac, Streptococus fecalis, dll). Escherichia coli
merupakan penyebab 85% dari infeksi.
2. Obstruksi urinari track. Misal batu ginjal atau pembesaran prostat.
3. Refluks, yang mana merupakan arus balik air kemih dari kandung kemih kembali ke dalam
ureter.
4. Kehamilan
5. Kencing Manis
6. Keadaan-keadaan menurunnya imunitas untuk melawan infeksi.
Pada saluran kemih yang sehat, naiknya infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh aliran
air kemih yang akan membersihkan organisme dan oleh penutupan ureter di tempat
masuknya ke kandung kemih. Berbagai penyumbatan fisik pada aliran air kemih (misalnya
batu ginjal atau pembesaran prostat) atau arus balik air kemih dari kandung kemih ke dalam
ureter, akan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
C. Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas
aeruginosa, dan Staphilococus aureus yang menginfeksi ginjal berasal dari luar tubuh yang
masuk melalui saluran kemih bagian bawah (uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke
ureter (saluran kemih bagian atas yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan
tibalah ke ginjal, yang kemudian menyebar dan dapat membentuk koloni infeksi dalam waktu
24-48 jam. Infeksi bakteri pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alat seperti kateter
dan bedah urologis. Bakteri lebih mudah menyerang ginjal bila terdapat hambatan atau
obstruksi saluran kemih yang mempersulit pengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor.
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran ginjal yang tidak lazim.
Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik dan pelvis ginjal juga akan
berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkan fibrosis dan scarring. Pielonefritis kronis
muncul stelah periode berulang dari pielonefritis akut. Ginjal mengalami perubahan
degeneratif dan menjadi kecil serta atrophic. Jika destruksi nefron meluas, dapat
berkembang menjadi gagal ginjal.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
4/15
D. Tanda dan Gejala
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian dapat disertai
menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah. Pada beberapa kasus juga
menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat berupa nyeri berkemih dan frekuensi
berkemih yang meningkat.
Dapat terjadi kolik renalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang
desebabkan oleh kejang ureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi atau
karena lewatnya batu ginjal. Bisa terjadi pembesaran pada salah satu atau kedua ginjal.
Kadang juga disertai otot perut berkontraksi kuat.
Pada anak-anak, gejala infeksi ginjal seringkali sangat ringan dan lebih sulit untuk
dikenali.
a. Pyelonefritis akut ditandai dengan :
pembengkakan ginjal atau pelebaran penampang ginjal
Pada pengkajian didapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea,
nyeri pada pinggang, sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik.
Pada perkusi di daerah CVA ditandai adanya tenderness.
Klien biasanya disertai disuria, frequency, urgency dalam beberapa hari.
Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria dengan bau yang tajam,
selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.
b. Pielonefritis kronis
Pielonefritis kronis Terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang, sehingga kedua ginjal
perlahan-lahan menjadi rusak. Tanda dan gejala:
Adanya serangan pielonefritis akut yang berulang-ulang biasanya tidak mempunyai gejala
yang spesifik.
Adanya keletihan.
Sakit kepala, nafsu makan rendah dan BB menurun.
Adanya poliuria, haus yang berlebihan, azotemia, anemia, asidosis, proteinuria, pyuria dan
kepekatan urin menurun.
Kesehatan pasien semakin menurun, pada akhirnya pasien mengalami gagal ginjal.
Ketidaknormalan kalik dan adanya luka pada daerah korteks.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
5/15
Ginjal mengecil dan kemampuan nefron menurun dikarenakan luka pada jaringan.
Tiba-tiba ketika ditemukan adanya hipertensi.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperkuat diagnosis pielonefritis adalah:
1. Whole blood
2. Urinalisis
3. USG dan Radiologi : USG dan rontgen bisa membantu menemukan adanya batu ginjal,
kelainan struktural atau penyebab penyumbatan air kemih lainnya
4. BUN
5. Creatinin
6. Serum Electrolytes
7. Biopsi ginjal
8. Pemeriksaan IVP : Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas
struktur
F. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada pielonefritis akut (Patologi Umum &
Sistematik J. C. E. Underwood, 2002: 669)
1. Nekrosis papila ginjal. Sebagai hasil dari proses radang, pasokan darah pada area medula
akan terganggu dan akan diikuti nekrosis papila guinjal, terutama pada penderita diabetes
melitus atau pada tempat terjadinya obstruksi.
2. Fionefrosis. Terjadi apabila ditemukan obstruksi total pada ureter yang dekat sekali dengan
ginjal. Cairan yang terlindung dalam pelvis dan sistem kaliks mengalami supurasi, sehingga
ginjal mengalami peregangan akibat adanya pus.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
6/15
3. Abses perinefrik. Pada waktu infeksi mencapai kapsula ginjal, dan meluas ke dalam jaringan
perirenal, terjadi abses perinefrik.
Komplikasi pielonefritis kronis mencakup penyakit ginjal stadium akhir (mulai dari
hilangnya progresifitas nefron akibat inflamasi kronik dan jaringan parut), hipertensi, danpembentukan batu ginjal (akibat infeksi kronik disertai organisme pengurai urea, yang
mangakibatkan terbentuknya batu) (Brunner&Suddarth, 2002: 1437).
G. Penatalaksanaan Medik
Infeksi ginjal akut setelah diobati beberapa minggu biasanya akan sembuh tuntas.
Namun residu infeksi bakteri dapat menyebabkan penyakit kambuh kembali terutama pada
penderita yang kekebalan tubuhnya lemah seperti penderita diabetes atau adanya
sumbatan/hambatan aliran urin misalnya oleh batu, tumor dan sebagainya.
Penatalaksanaan medis menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
Mengurangi demam dan nyeri dan menentukan obat-obat antimikrobial seperti
trimethroprim-sulfamethoxazole (TMF-SMZ, Septra), gentamycin dengan atau tanpa
ampicilin, cephelosporin, atau ciprofloksasin (cipro) selama 14 hari
Merilekskan otot halus pada ureter dan kandung kemih, meningkatkan rasa nyaman, dan
meningkatkan kapasitas kandung kemih menggunakan obat farmakologi tambahan
antispasmodic dan anticholinergic seperti oxybutinin (Ditropan) dan propantheline (Pro-
Banthine)
Pada kasus kronis, pengobatan difokuskan pada pencegahan kerusakan ginjal secara
progresif.
Penatalaksanaan keperawatan menurut Barbara K. Timby dan Nancy E. Smith tahun 2007:
Mengkaji riwayat medis, obat-obatan, dan alergi.
Monitor Vital Sign
Melakukan pemeriksaan fisik
Mengobservasi dan mendokumentasi karakteristik urine klien.
Mengumpulkan spesimen urin segar untuk urinalisis.
Memantau input dan output cairan.
Mengevaluasi hasil tes laboratorium (BUN, creatinin, serum electrolytes)
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
7/15
Memberikan dorongan semangat pada klien untuk mengikuti prosedur pengobatan. Karena
pada kasus kronis, pengobatan bertambah lama dan memakan banyak biaya yang dapat
membuat pasien berkecil hati.
H. Pencegahan
Untuk membantu perawatan infeksi ginjal, berikut beberapa hal yang harus dilakukan:
a. minumlah banyak air (sekitar 2,5 liter ) untuk membantu pengosongan kandung kemih serta
kontaminasi urin.
b. Perhatikan makanan (diet) supaya tidak terbentuk batu ginjal
c. banyak istirahat di tempat tidur
d. terapi antibiotika
Untuk mencegah terkena infeksi ginjal adalah dengan memastikan tidak pernah mengalami
infeksi saluran kemih, antara lain dengan memperhatikan cara membersihkan setelah buang
air besar, terutama pada wanita. Senantiasa membersihkan dari depan ke belakang, jangan
dari belakang ke depan. Hal tersebut untuk mencegah kontaminasi bakteri dari feses sewaktu
buang air besar agar tidak masuk melalui vagina dan menyerang uretra. Pada waktu
pemasangan kateter harus diperhatikan kebersihan dan kesterilan alat agar tidak terjadiinfeksi.
Tumbuhan obat atau herbal yang dapat digunakan untuk pengobatan infeksi ginjal
mempunyai khasiat sebagai antiradang, antiinfeksi, menurunkan panas, dan diuretik (peluruh
kemih). Tumbuhan obat yang dapat digunakan, antara lain :
Kumis kucing (Ortthosiphon aristatus)
Meniran (Phyllanthus urinaria)
Sambiloto (Andrographis paniculata)
Pegagan (Centella asiatica)
Daun Sendok (Plantago major)
Akar alang-alang (Imperata cyllindrica)
Rambut Jagung (Zea mays)
Krokot (Portulaca oleracea)
Jombang (Taraxacum mongolicum)
Rumput mutiara(Hedyotys corymbosa)
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
8/15
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PYLONEFRITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pria.
2. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
b. Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga menyebabkan
infeksi
c. Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx tentang pencegahan
b. Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena gelisah dan
nyeri.
c.
Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencingd. Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
TD : normal / meningkat
Nadi : normal / meningkat
Respirasi : normal / meningkat
Temperatur : meningkat
b. Data focus
Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
Palpasi : Suhu tubuh meningkat
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
9/15
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal.
b. Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap infeksi.
c. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau nokturia) yang
berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
d. Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
e. Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode
pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
f. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya sumber informasi.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
10/15
C. INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan : Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada ginjal
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada ginjal
Kreteria hasil : klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, tanda-tanda vital normal.
ntervensi asionalKaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan
lapor jika suhu diatas 38,50 C
Tanda vital menandakan adanya
perubahan di dalam tubuh
Catat karakteristik urine Untuk mengetahui/mengidentifikasi
indikasi kemajuan atau penyimpangan
dari hasil yang diharapkan.
Anjurkan pasien untuk minum 2 3 liter
jika tidak ada kontra indikasi
Untuk mencegah stasis urine
Monitor pemeriksaan ulang urine kultur
dan sensivitas untuk menentukan respon
terapi
Mengetahui seberapa jauh efek
pengobatan terhadap keadaan
penderita.
Anjurkan pasien untuk mengosongkan
kandung kemih secara komplit setiap
kali kemih.
Untuk mencegah adanya distensi
kandung kemih
Berikan perawatan perineal, pertahankan
agar tetap bersih dan kering.
Untuk menjaga kebersihan dan
menghindari bakteri yang membuat
infeksi uretra
Diagnosa Keperawatan : Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan
atau nokturia) yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal.
Tujuan : Pola eliminasi baik
Kreteria Hasil : Pola eliminasi klien membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih
(urgensi, oliguri, disuria)
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
11/15
ntervensi asionalUkur dan catat urine setiap kali berkemih Untuk mengetahui adanya perubahan
warna dan untuk mengetahui input/out
put
Anjurkan untuk berkemih setiap 2 3
jam
Untuk mencegah terjadinya
penumpukan urine dalam vesika
urinaria.
Palpasi kandung kemih tiap 4 jam Untuk mengetahui adanya distensi
kandung kemih.
Bantu klien ke kamar kecil, memakai
pispot/urinal
Untuk memudahkan klien di dalam
berkemih.
Bantu klien mendapatkan posisi
berkemih yang nyaman
Supaya klien tidak sukar untuk
berkemih.
Dorong meningkatkan pemasukan cairan peningkatan hidrasi membilas bakteri.
Observasi perubahan status mental:,
perilaku atau tingkat kesadaran
akumulasi sisa uremik dan
ketidakseimbangan elektrolit dapat
menjadi toksik pada susunan saraf
pusat
Kolaborasi: Awasi- pemeriksaan
laboratorium; elektrolit, BUN,
kreatininRasional: pengawasan terhadap
disfungsi ginjal Lakukan tindakan untuk
memelihara asam urin:- tingkatkan
masukan sari buah berri dan berikan
obat-obat untuk meningkatkan asam
urin
Asam urin menghalangi tumbuhnya
kuman. Peningkatan masukan sari buah
dapt berpengaruh dalm pengobatan
infeksi saluran kemih.
Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan infeksi pada ginjal
Tujuan : nyeri pada ginjal berkurang
Kreteria hasil : Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
12/15
ntervensi asionalKaji intensitas, lokasi, dan factor yang
memperberat atau meringankan nyeri
Rasa sakit yang hebat menandakan
adanya infeksi
Berikan waktu istirahat yang cukup dan
tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Klien dapat istirahat dengan tenang dan
dapat merilekskan otot-otot
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika
tidak ada kontra indikasi
Untuk membantu klien dalam berkemih
Berikan obat analgetik sesuai dengan
program terapi
Analgetik memblok lintasan nyeri
Pantau haluaran urine terhadap
perubahan warna, baud an pola
berkemih, masukan dan haluaran setiap
8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
untuk mengidentifikasi indikasi
kemajuan atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan
Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-
10) penyebaran nyeri
membantu mengevaluasi tempat
obstruksi dan penyebab nyeri
Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan
punggung, lingkungan istirahat
meningkatkan relaksasi, menurunkan
tegangan otot.
Bantu atau dorong penggunaan nafas
berfokus relaksasi
membantu mengarahkan kembali
perhatian dan untuk relaksasi otot.
Berikan perawatan perineal untuk mencegah kontaminasi uretra
Kolaborasi: Konsul dokter bila
sebelumnya kuning gading-urine
kuning, jingga gelap, berkabut atau
keruh. Pla berkemih berubah, sring
berkemih dengan jumlah sedikit,
perasaan ingin kencing, menetes setelah
berkemih. Nyeri menetap atau
bertambah sakit
Temuan- temuan ini dapat memeberi
tanda kerusakan jaringan lanjut dan
perlu pemeriksaan luas
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
13/15
Diagnosa Keperawatan : Hipertermi berhubungan dengan respon imunologi terhadap
infeksi
Tujuan : tidak terjadi hipertermi
Kreteria hasil : suhu tubuh klien normal.
ntervensi asionalPantau suhu tubuh klien Tanda vital dapat menandakan adanya
perubahan di dalam tubuh.
Pantau suhu lingkungan Suhu ruangan dan jumlah selimut harus
diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
Lakukan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian antipiretik
Mengurangi demam dengan aksi
sentralnya pada hipotalamus
Diagnosa Keperawatan : Kecemasan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
tujuan : Kecemasan berkurang
Kreteria Hasil : Klien mengatakan rasa cemasnya berkurang
ntervensi asionalKaji tingkat kecemasan Untuk mengetahui berat ringannya
kecemasan klien
Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
Agar klien mempunyai semangat dan
mau empati terhadap perawatan dan
pengobatan
Beri support pada klien
Beri dorongan spiritual Agar klien kembali menyerahkan
sepenuhnya kepada Tuhan YME
Beri penjelasan tentang penyakitnya Agar klien mengerti sepenuhnya
tentang penyakit yang dialaminya
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
14/15
Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
Tujuan : klien mengerti mengerti mengenai pemyakitnya
Krteteria hasil : klien menyatakan mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic,
rencana pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
Intervensi Rasional
Kaji ulang prose pemyakit dan
harapan yang akan datang
memberikan pengetahuan dasar dimana
pasien dapat membuat pilihan beradasarkan
informasi.
Berikan informasi tentang: sumber
infeksi, tindakan untuk mencegah
penyebaran, jelaskna pemberian
antibiotic, pemeriksaan diagnostic:
tujuan, gambaran singkat, persiapan
ynag dibutuhkan sebelum
pemeriksaan, perawatan sesudah
pemeriksaan
pengetahuan apa yang diharapkan dapat
mengurangi ansietas dan m,embantu
mengembankan kepatuhan klien terhadap
rencan terapetik.
Pastikan pasien atau orang terdekattelah menulis perjanjian untuk
perawatan lanjut dan instruksi
tertulis untuk perawatn sesudah
pemeriksaan
instruksi verbal dapat dengan mudahdilupakan
Instruksikan pasien untuk
menggunakan obat yang diberikan,
inum sebanyak kurang lebihdelapan gelas per hari khususnya
sari buah berri.
Pasien sering menghentikan obat mereka,
jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan
menolong membilas ginjal. Asam piruvatdari sari buah berri membantu
mempertahankan keadaan asam urin dan
mencegah pertumbuhan bakteri
Berikan kesempatan kepada pasien
untuk mengekspresikan perasaan
dan masalah tentang rencana
pengobatan
Untuk mendeteksi isyarat indikatif
kemungkinan ketidakpatuhan dan
membantu mengembangkan penerimaan
rencana terapeutik.
-
8/12/2019 askep_pyelonefritis
15/15
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untukperencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Alih Bahasa: I Made Kariasa,
Ni made Sumarwati. Edisi: 3. Jakrta: EGC.
Enggram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik. Edisi: 2. Jakarta: EGC. Parsudi, Imam A. (1999). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: FKUI Price,Sylvia Andrson. (1995). Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit:
pathophysiologi clinical concept of disease processes. Alih Bahasa: Peter Anugrah.
Edisi: 4. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: InfeksiSaluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.