Askep_gangguan_jiwa_dokep.docx

29
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.R DENGAN GANGGUAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG WISMA GATOTKACA RSJ Prof. Dr SOEROYO MAGELANG Disusun Oleh : Kelompok 8 1. Desty Dwi Ariyanti (P17420213048) 2. Kevin Alif .P. (P17420213058) 3. Retno Susilowati (P17420213059) Kelas II B KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Transcript of Askep_gangguan_jiwa_dokep.docx

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADANy.R DENGAN GANGGUANPERILAKU KEKERASANDI RUANG WISMAGATOTKACARSJ Prof. Dr SOEROYO MAGELANG

Disusun Oleh : Kelompok 8

1. Desty Dwi Ariyanti (P17420213048)1. Kevin Alif .P. (P17420213058)1. Retno Susilowati (P17420213059)

Kelas II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES SEMARANGPRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO2014

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADANy.R DENGANGANGGUAN PERILAKU KEKERASANDI RUANG WISMAGATOTKACARSJ Prof. Dr SOEROYO MAGELANG

1. PENGKAJIANPengkajian dilakukan oleh:Nama : Siti Aminah Tanggal:29 September 2014Waktu : 08.00 WIBRuang: Wisma Gatot Kaca RSJ Prof. Dr Soeroyo Magelang1. IDENTITAS1. Identitas PasienNama:Ny.RUmur:34 tahunJenis Kelamin:PerempuanAgama:IslamPendidikan:SMPPekerjaan:WiraswastaAlamat:Gg. Madukoro RT 02/01 Pekuncen, Sempor KebumenNo RM:14862Tgl Masuk:24 September 2014

1. Identitas Penanggung JawabNama:Tn. JUmur:40 TahunJenis Kelamin:Laki - lakiAgama:IslamAlamat:Gg. Madukoro RT 02/01 Pekuncen, Sempor KebumenHubungan dengan Pasien:Kakak Kandung1. ALASAN MASUK Pasien dibawa oleh keluarganya ke RSJ Prof. Dr Soeroyo Magelang 24 September 2014 pada tanggal 10.00 wib. Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RSJ klien sering marah marah, mudah tersinggung, sulit tidur, mengamuk, merusak alat alat yang ada di sekitarnya , ketawa sendiri, malas bekerja.1. FAKTOR PREDISPOSISI 1. Riwayat Penyakit Sekarang Sakit sudah berlangsung 11 bulan , 10 bulan yang lalu klien opname di RSJ Bogor sembuh terus kerja di Tangerang. 3 bulan terakhir tidak mau minum obat dan kumat lagi. Klien tidak pernah melakukan, mengalami, menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

2. Riwayat Keluarga Garis keturunan dalam keluarga belum pernah ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa.

1. FAKTOR PRESIPITASI Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mau minum obat dan tidak pernah kontrol sejak 10 bulan yang lalu .1. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-Tanda VitalTekanan Darah : 120/80 mmHgNadi : 88 x/menitRespirasi : 22 x/menitSuhu: 36,50 C1. Tinggi Badan dan Berat BadanTinggi Badan: 155 cmBerat Badan: 56 kg1. Pengkajian FisikTidak ada keluhan fisik1. Kepala: mesochepal1. Mata: simetris, penglihatan jelas1. Telinga: simetris, serumen dalam batas normal1. Hidung: simetris, tidak ada polip1. Mulut: bibir kering, rahangnya simetris1. Leher: tidak ada pembesaran kelenjar thyroid1. Abdomen: tidak ada nyeri tekan1. Ekstremitas: Atas : simetris, tidak terpasang infus, tidak ada edemaBawah : simetris, tidak terpasang infus, tidak ada edema

1. PSIKOSOSIAL 5. Genogram

: Laki laki meninggal: Laki - laki

: Perempuan: Tinggal satu rumah: Garis pernikahan: Garis keturunan: Perempuan meninggal: Pasien

Kesimpulan:Pasien merupakan anak ke-4 dari empat bersaudara. Orang tua pasien sudah meninggal sejak pasien berusia 4 bulan, kemudian pasien dirawat oleh pakde nya sampai dewasa. Saudara pasien sudah berkeluarga semua dan tinggal di rumah masing-masing. Sedangkan pasien belum menikah dan hidup sendiri di rumahnya.Setelah sakit dan pulang dari perawatan sejak 10 bulan yang lalu pasien kurang komunikasi dengan keluarganya atau pun tetangganya dan pengambilan keputusan dilakukan secara mandiri oleh pasien.

5. Konsep Diria.Citra diri Klien menganggap tubuhnya sebuah anugrah dari tuhan. Klien bersyukur dan menerima tubuhnya apa adanya. b. Identitas diri Sebelum sakit, klien pernah sekolah sampai dengan SMP. Setelah klien tamat SMP klien tidak bisa melanjutkan. Klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki tetapi takut untuk menjadi seorang kepala keluarga. c. Peran diri Klien berusia 34 tahun, klien belum menikah. Klien mengatakan takut untuk berumah tangga karena menurutnya harus memikirkan kebutuhan keluarga. Dalam melaksanakan tugas dirumah klien melakukannya bersama dengan ibunya seperti menyapu, mencuci piring, mencuci baju dan membantu memasak. Akan tetapi di masyarakat klien kurang dihormati. Klien berperilaku seperti anak anak. d. Ideal diri Klien berharap agar bisa sembuh dan cepat pulang karena ingin minta maaf pada ibunya dan mencari pekerjaan lagi. e. Harga diri Klien mengatakan tidak ada gangguan untuk berhubungan dengan orang lain.3.Hubungan Sosial Klien mengatakan bahwa orang yang paling dekat ibunya. Dalam keluarga klien merasa enggan untuk berkomunikasi lebih senang menyendiri di kamar. 4. Spiritual Klien dan keluarganya beragama Islam, klien melakukan ibadah sholat.

G. STATUS MENTAL 1.Penampilan Klien berpenampilan cukup rapi, dalam penggunaan baju sesuai. Klien berbadan kecil, rambut pendek, bersih. 2. Pembicaraan Klien berbicara baik, dapat menjawab pertanyaan, selalu bertanya kapan bisa pulang 3. Aktivitas Motorik Klien terlihat gelisah, tegang, sering berpindah pindah 4. Afek Pasien mempunyai afek datar (tidak ada perubahan ekspresi wajah pada saaat ada stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan). 5. Interaksi selama wawancara Saat wawancara klien kooperatif, kontak mata dengan lawan bicara baik, klien tampak curiga. 6. Proses pikir Pada saat wawancara klien mengalami sirkumtansial. 7. Isi pikir Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh yang dirasakan saat ini hanya gelisah menunggu kedatangan keluarga. 8. Tingkat Kesadaran Klien tampak bingung dan tidak terfokus. Klien mampu mengingat dengan keluarganya, hari dan waktu, ketika diajak kenalan klien mampu mengingat nama orang lain. 9. Memori Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek sehingga klien lupa kejadian yang telah terjadi dalam jangka waktu seminggu. 10. Tingkat Konsentrasi dan berhitung Klien mampu berkomunikasi, tidak mampu berkonsentrasi lama dan sering memutuskan pembicaraan secara sepihak, mampu berhitung. 11. Daya tilik diri Klien sadar bahwa dirinya telah berbuat salah karena telah berperilaku kekerasan dan merasa menyesal akan tetapi klien tidak tahu tujuannya di RSJ.

H. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1. Makan dan MinumPasien makan 3x sehari dan menghabiskan porsi makanan. Pasien mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun. Pasien dapat setelah makan pasien meletakan alat makan sesuai pada tempatnya.2. BAB dan BAK Pasien BAB dan BAK pada tempatnya. Setelah BAB atau BAK pasien dapat membersihkan diri dan merapikan pakaian secara mandiri3. Mandi Pasien mengatakan mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun, memotong kuku dan mencukur rambut dengan bantuan perawat. Pasien terlihat cukup bersih dan tidak terlalu bau badan.4. Berpakaian Pasien dapat mengambil dan menggunakan pakaian secara mandiri. Penampilan pasien rapi, penggunaan baju tidak terbalik. Pasien ganti baju 1x sehari pada pagi hari.5. Istirahat dan TidurPasien dapat tidur siang 3 jam lamanya, dan tidur malam mulai jam 20.00 wib sampai pukul 05.00 wib.6. Penggunaan Obat Pasien minum obat oral 3x sehari yaitu pukul 06.00 wib, 14.00 wib dan pukul 22.00 wib. Jenis obat yang diminum : Haloperidol 5 mg Trihexyphenidyl 2 mg Alprazolam 1 mg Obat injeksi per IM: Lodomer 5 mg kalau perlu. Pemberian obat diawasi perawat.7. Pemeliharaan Kesehatan Pasien membutuhkan bantuan orang lain dan sistem pendukung yang dimiliki pasien yaitu keluarga untuk mengawasi minum obat.8. Aktivitas dalam Rumah Pasien mampu mempersiapkan makanan, menjaga kebersihan rumah, mencuci pakaian sendiri dan bekerja sebagai seorang teknisi komputer.9. Aktivitas di Luar Ruangan Pasien dapat bepergian dengan berjalan kaki ataupun kendaraan pribadi.

I. MEKANISME KOPING Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, marah - marah. Jika sudah tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau merusak barang-barang yang ada.

J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Menurut keluarga semenjak klien marah-marah dan mengamuk, lingkungan tidak mau menerima klien dan hal ini membuat klien menjadi lebih menarik diri.

K. PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya, tanda dan gejala kekambuhan, obat yang diminum dan cara menghindari kekambuhan. Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif dan manajemen hidup sehat kurang.

L. ASPEK MEDIKDiagnosa Medik: F 20.3 (Skizofrenia Undefrentiated)Terapi Medik: Haloperidol 5 mg3x1 Trihexyphenidyl 2 mg3x1 Alprazolam 1 mg3x1 Injeksi Lodomer 5 mg

1. ANALISA DATANODATA FOKUS DIAGNOSATTD

1.D DS : Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS klien marah - marah, mengamuk, merusak alat alat y yang ada di sekitarnya. DO : Sebelum dibawa ke rumah sakit, saat pasien marah mata pasien merah, melotot, dan tangan mengepal. Pasien merusak dan mengamuk. Resiko Perilaku KekerasanSiti Aminah

2.D DS : Klien mengatakan takut untuk berumah tangga karena merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya

DO : Kesadaran klien tampak bingung dan tidak terfokus Tampak gelisah Saat berbicara klien sering memutuskan pembicaraan secara sepihak Gangguan konsep diri : harga diri rendahSiti Aminah

1. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Konsep Diri: Harga diri rendah

Koping Individu Tidak Efektif

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Resiko Perilaku Kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah2. Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif

IV. INTERVENSI KEPERAWATANTanggal/JamDXTujuanIntervensi

29 September 2014ISetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan pasien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan kreteria hasil :1. Membina hubungan saling percaya2. Pasien dapat menyebutkanpenyebab PK3. Pasien dapatMenyebutkan tanda gejala PK4. Pasien dapat mengidentifikasi PK yang dilakukan5. Pasien dapat mengidentifikasi akibat PK6. Pasien menyebutkan cara mengontrol PK7. Pasien mampu mempraktekkan latihan cara mengontrol PK dengan nafas dalam, pukul bantal atau kasur, secara verbal, secara spiritual dan penggunaan obat dengan benar

SP PASIENSP I p1. bina hubungan saling percaya2. identifikasi penyebab marah3. identifikasi tanda dan gejala PK4. Identifikasi PK yang dilakukan5. Identifikasi akibat PK6. Identifikasi cara kontrol PK7. Latih cara kontrol PK dengan Fisik I ( nafas dalam )8. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP II p1. Evaluasi kemampuan pasien mengontrol PK dengan cara fisik I2. Latih pasien konrol PK dengan cara fisik II3. Bimbing pasien emasukkan jadwal kegiatan harian SP KELUARGASP I k1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dialami pasien beserta proses terjadinya3. Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan gangguan perilaku kekerasanSP II k1. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah

29 September 20142. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien memiliki konsep diri yang positif dengan Kriteria Hasil : 1. Klien dapat mengidentfikasi kemampuan dan aspek positif yang di miliki SP PASIENSP I p1. Idenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien2. Bantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan3. Bantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien4. Latih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan5. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.SP II p1. Validasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Latih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan3. Bimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP KELUARGASP I k4. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien5. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya6. Jelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendahSP II k2. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan harga diri rendah3. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien harga diri rendahSP III k1. Bantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat (discharge planning)2. Jelaskan follow up pasien setelah pulang

V. CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/jamDiagnosa KeperawatanSPImplementasiEvaluasiParaf

29 September 2014 08.00 wib

30 September 2014 15.30 wib

1 September 2014 16.00 wbPerilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri: Harga diri

Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri: Harga diri

Perilaku Kekerasan

Gangguan konsep diri: Harga diri

I P

I P

II P

II P

I K

I KS SP I Pasien1. Membina hubungan saling percaya2. mendiskusikan bersama klien penyebab marah, tanda dan gejala PK, PK yang dilakukan saat marah, akibat PK, cara kontrol PK3. mengajarkan cara kontrol PK dengan Fisik I ( tarik nafas dalam )4. membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP I Pasien1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien4. Melatih pasien kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II Pasien1. Memvalidasi masalah.2. Melatih cara kontrol PK dengan Fisik II ( pukul bantal )3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian4. Melatih cara control PK dengan cara fisik II (pukul bantal)5. Mengikut sertakan klien dalam jadwal kegiatan sehari-hari.

SP II Pasien1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.2. Melatih kegiatan kedua (atau selanjutnya) yang dipilih sesuai kemampuan3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP I Keluarga1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2. Menjelaskan pengertian, tanda dan Perilaku kekerasan yang dialami pasien beserta prosesterjadinya3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien dengan gangguan perilaku kekerasan

SP I Keluarga1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah yang dialami pasien beserta proses terjadinya3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah

S: klien mengatakan namanya Rusli suka dipanggil Rusli.

O: klien bicara lancar, tampak gelisah dan tidak terfokus

A: Dapat terbina hubungan saling percaya

P: lanjutkan intervensi 2

S : Pasien mengatakan kemampuan yang dimiliki adalah memperbaiki komputer, kegiatan yang bisa dilakukan di rumah sakit yaitu merapikan tempat tidurO : Pasien mampu merapikan tempat tidur. A : Pasien dapat mendemonstrasikan dengan baik bagaimana cara merapikan tempat tidur.SP I pasien tercapai.P : Optimalkan SP Lanjutkan SP I

S : klien mengatakan pernah memukul Pak.de nya ketika meminta di timang timang seperti bayi. Klien merasa bersalah dan meminta diajari cara mengontrol marah, O : klien kooperatif, tatapan mata tajam, tampak tegang, klien dapat memahami perilaku kekerasan A : PK dapat terpahami oleh klien

P: lanjutkan intervensi 3

S : pasien mengatakan sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik, dan memilih belajar merapikan tempat makan.O : Pasien dapat merapikan tempat makan dengan baik.A : Pasien dapat mendemonstrasikan cara merapikan tempat makan dengan baik.SP II tercapaiP : Optimalkan SP II

S : Keluarga pasien mengatakan sudah tahu tentang apa yang dialami pasien dan sudah tahu tentang cara merawat pasien di rumah.O : Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat.A : SP I keluarga tercapaiP : Optimalkan SP I keluarga. Lanjutkan SP II keluarga

S : Keluarga pasien mengatakan sudah tahu tentang apa yang dialami pasien dan sudah tahu tentang cara merawat pasien di rumah.O : Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat.A : SP I keluarga tercapaiP : Optimalkan SP I keluarga. Lanjutkan SP II keluarga

Siti Aminah

Siti Aminah

Siti Aminah