askepanemia

18
]LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA A. PENGERTIAN Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. (Doenges, 1999) Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari normal. (kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1) Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm 3 darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. Kadar Hb normal untuk : - pria : 11-16 gr% - wanita : 12-14 gr % erytrosit : 4,5-5 juta/mm3. B. ETIOLOGI ANEMIA Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan, kerusakan atau kehilangan sel-sel darah 1

description

MAKALAH TENTANG HAEMATOLOGY

Transcript of askepanemia

Page 1: askepanemia

]LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

A. PENGERTIAN

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan

kapasitas pengangkut oksigen darah. (Doenges, 1999)

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih

rendah dari normal. (kapita selekta kedokteran edisi 3 jilid 1)

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3

darah atau berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells

volume) dalam 100 ml darah.

Kadar Hb normal untuk :

- pria : 11-16 gr%

- wanita : 12-14 gr %

erytrosit : 4,5-5 juta/mm3.

B. ETIOLOGI ANEMIA

Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan,

kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya. Penyebab

anemia antara lain sebagai berikut:

1. Anemia karena perdarahan : berkurangnya volume darah

dalam tubuh akibat perdarahan massif seperti kecelakaan, operasi dan

persalinan dengan perdarahan atau perdarahan menahun.

a. Pendarahan akut : mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah

cukup banyak, sedangkan kadar Hb baru terjadi beberapa hari

kemudian.

b. Pendarahan kronik : pengeluaran biasanya sedikit-sedikit sehingga

tidak diketahui. Penyebab tersering antara lain dikarenakan ulkus

peptikum, pendarahan saluran cerna karena pemakaian analgesik.

1

Page 2: askepanemia

2. Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel

darah. Bisa karena intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang,

keperluan yang bertambah.

a. Anemia defisiensi besi : umumnya disebabkan karena pendarahan

kronik, infeksi cacing tambang, diet yang tidak mencukupi,kebutuhan

yang meningkat pada kehamilan, pendarahan pada saluran cerna,

menstruasi.

b. Anemia pernisiosa : kekurangan vitamin B12

Faktor intrinsik : terjadi karena gangguan absorpsi vitamin.

Factor ektrinsik : terjadi karena kekurangan intake vitamin.

c. Anemia defisiensi asam folat : kekurangan asam folat yang

berhubungan dengan malnurisi, sirosis hepatis, dan gangguan pada

saluran cerna.

3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang

berlebihan. Karena faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie, kelainan

glikolisis. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi –malaria, reaksi

hemolitik transfusi darah, luka baker.

4. Anemia aplastik : disebabkan karena ketidaksanggupan

pembuatan sel darah oleh sumsum tulang (kerusakan sumsum tulang).

C. TANDA DAN GEJALA

1. Tanda-tanda umum anemia:

a. pucat,

b. tacicardi,

c. anoreksia

d. lemah

e. pembesaran jantung.

f. sakit kepala

g. palpitasi

2

Page 3: askepanemia

2. Manifestasi khusus pada anemia:

a) Anemia karena pendarahan: muka tampak pucat, erytrocit dan Hb di

bawah normal, mata berkunang-kunang, telinga berdenging, jantung

berdebar-debar, lekas lelah dan pusing, trombosis meninggi.

b) Anemia defisiensi :

a) Anemia defisiensi besi : palpitasi (berdebar-dabar), cepat lelah,

pucat, sakit kepala, defisiensi besi yang berat akan mengakibatkan

perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang

halus, dan didapatkan tanda-tanda malnutrisi.

b) Anemia pernisiosa : anoreksia, diare, lidah licin, pucat, nyeri

lambung, mual dan muntah, cepat lelah, pusing, jantung berdebar-

debar, mata berkunang-kunang, telinga berdengung.

c) Anemia defisiensi asam folat : tampak pucat, mudah lelah,

palpitasi, sakit kepala, insomnia, depresi mental.

c) Anemia aplastik: ptekie, ratropenic, demam, anemis, pucat, lelah,

takikardi.

d) Anemia hemolitik: lemah, pucat, mungkin timbul purpura.

3

Page 4: askepanemia

D. PATOFISIOLOGI

E. KOMPLIKASI

Bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan leukemia

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kadar Hb.

Kadar Hb <10g/dl. Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata < 32%

(normal: 32-37%), leukosit dan trombosit normal, serum iron merendah,

iron binding capacity meningkat.

4

Perdarahan masif Kurang bahan baku pembuat

sel darah

Penghancuran eritrosit yang

berlebihan

Terhentinya pembuatan sel darah oleh sum-sum tulang

Anemia

Anoreksia Resti Gg nutrisi kurang dari kebutuhan

Lemas

Cepat lelah

Intoleransi aktifitas

Kadar HB

Komparten sel penghantar oksigen/ zat nutrisi ke sel <

Gg perfusi jaringan

Page 5: askepanemia

2. Kelainan laborat sederhana untuk masing-masing tipe anemia :

a. Anemia karena pendarahan: jumlah

eritrocit berkurang dan macrocyt.

b. Anemia defisiensi :

a) Anemia defisiensi besi : berlangsung secara bertahap dan lambat,

pada tahap awal terjadi penurunan simpanan Fe, kadar Hb 10gr

%,dan pada tahap awal leucosit dan trombosit normal.

b) Anemia pernisiosa : sel darah merah besar-besaratau makrosit,

normal 5-7 mikron, netrofil hyperpikmentasi, gambaran sumsum

tulang megaloblastik.

c) Anemia defisiensi asam folat : kadar Hb dalam darah sangat

rendah, kadar vitamin B12 serum normal dan asam folat serum

rendah (biasanya kurang dari 3 ng/ml), kadar folat sel darah merah

kurang dari 150 ng/ml.

c. Anemia hemolitik : eritrocit

mengalami pemecahan, terjadi penuruna kadar Ht, Retikulosis,

peninggian bilirubin indirek dalam darah dan peningkatan total

bilirubin sampai dengan 4 mg/ml, peninggian Urobilinogen urine dan

eritropoeisis dalam sumsum tulang.

d. Anemia aplastik : sumsum tulang

kosong diganti lemak, retikulosit menurun, makrocitik ringan, serum

dan bilirubin rendah.

G. PENATALAKSANAAN

a. Anemia karena perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma

ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan

infus IV apa saja.

b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg

BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.

c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah,

pengobatan infeksi sekunder, makanan dan istirahat.

5

Page 6: askepanemia

d. Anemia hemolitik: Disesuikan penyebabnya,bila karena reaksi toksik-

imunologik yang diberikan adalah kortikosteroid

H. MASALAH KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1. Perubahan perfusi jaringan.

2. Intoleransi aktivitas

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel.

2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2 (pengiriman)dan kebutuhan.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan.

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

Dx 1. Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman O2/nutrient ke sel

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan perfusi jaringan adekuat

Hasil : - menunjukkan perfusi adekuat,TTV stabil,membrane mukosa merah muda,pengisian kapiler baik.

1. Observasi TTV,kaji pengisian kapiler,warna kulit/ membrane mukosa

R/ Memberikan info tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan

2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

R/ Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan Ogsigenasi utk kebutuhan seluler

6

Page 7: askepanemia

3. Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas,perhatikan bunyi adventitious

R/ dipsnea,gemericik menunjukkan GJK karena peningkatan kompensasi curah jantung

4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi

R/ Iskemia seluler mempengarungi jaringan miokardial/potensial resiko infark

5. Kaji untuk respon verbal melambat,agitasi,gangguan memori,bingung

R/ Dapat mengindikasikan gangguan fungsi cerebral karena hipoksia /defisiensi B12

Dx 2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai O2

(pengiriman) dan kebutuhan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan adanya peningkatan toleransi aktivitas

Hasil : -Peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-

hari),menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi

1. kaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas.

R/ Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.

2. kaji kehilangan / gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

R/ Menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien / resiko cidera.

3. Awasi TD, pernapasan, nadi selama dan sesudah aktifitas

R/ manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

4. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

7

Page 8: askepanemia

R/ hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.

5. Berikan lingkungan tenang, pertahankan tirah baring bila diindikasikan.

R/ meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksige tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

Dx 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan

untuk menerima /ketidakmampuan mencerna makanan /absopsi nutrient

yang diperlukan untuk pembentukan SDM normal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan kebutuhan nutrisi adekuat

Hasil : -Menunjukkan peningkatan BB , tidak mengalami tanda mal

nutrisi,

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai

R/ mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan

intervensi.

2. Observasi dan catat masukan makanan pasien.

R/ mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan

kosumsi makanan.

3. Timbang berat badan tiap hari.

R/ mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas

intervensi nutrisi.

4. Observasi dan catat kejadian mual/muntah.

R/ gejala GI dapat menunjukkan efek anemia pada organ.

Kolaborasi

5. Pantau pemeriksaan laboratorium missal Hb, Ht, asam folat, serum,

B12, dll.

8

Page 9: askepanemia

R/ meningkatkan efektifitas program pengobatan, termasuk

sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.

6. Berikan suplemen nutrisi

R/ meningkatkan masukan protein dan kalori.

9

Page 10: askepanemia

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Edisi 2. Jakarta,

EGC.

2. Suriadi, Yuliani R. (2001). Asuhan Keperawatan pada Anak. Edisi I.

Jakarta, CV Sagung Seto.

3. Tucker SM. (1997). Standar Perawatan Pasien. Edisi V. Jakarta, EGC.

4. Smeltzer, Bare. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

& Suddarth. Edisi 8. Jakarta, EGC.

5. FKUI. (1985). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 1. Jakarta, FKUI.

6. Harlatt, Petit. (1997). Kapita Selekta Hematologi. Edisi 2. Jakarta, EGC.

7. ACS. (2003). What is Anemia ?. Available (online) http: // www // yahoo /

nurse / leucemia / htm.

10

Page 11: askepanemia

A. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan adekuat

- Memonitor tanda-tanda vital,

pengisian kapiler, wama kulit, membran mukosa.

- Meninggikan posisi kepala di

tempat tidur

- Memeriksa dan

mendokumentasikan adanya rasa nyeri.

- Observasi adanya

keterlambatan respon verbal, kebingungan, atau gelisah

- Mengobservasi dan

mendokumentasikan adanya rasa dingin.

- Mempertahankan suhu

lingkungan agar tetap hangat sesuai kebutuhan tubuh.

- Memberikan oksigen sesuai

kebutuhan.

11

Page 12: askepanemia

2. Mendukung anak tetap toleran terhadap aktivitas

- Menilai kemampuan anak dalam melakukan aktivitas

sesuai dengan kondisi fisik dan tugas perkembangan anak.

- Memonitor tanda-tanda vital selama dan setelah

melakukan aktivitas, dan mencatat adanya respon fisiologis

terhadap aktivitas (peningkatan denyut jantung peningkatan

tekanan darah, atau nafas cepat).

- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga untuk

berhenti melakukan aktivitas jika teladi gejala-gejala peningkatan

denyut jantung, peningkatan tekanan darah, nafas cepat, pusing

atau kelelahan).

- Berikan dukungan kepada anak untuk melakukan

kegiatan sehari hari sesuai dengan kemampuan anak.

- Mengajarkan kepada orang tua teknik memberikan

reinforcement terhadap partisipasi anak di rumah.

- Membuat jadual aktivitas bersama anak dan keluarga

dengan melibatkan tim kesehatan lain.

- Menjelaskan dan memberikan rekomendasi kepada

sekolah tentang kemampuan anak dalam melakukan aktivitas,

memonitor kemampuan melakukan aktivitas secara berkala dan

menjelaskan kepada orang tua dan sekolah.

3. Memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat

- Mengijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat

ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada

saat selera makan anak meningkat.

- Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi

untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi.

- Mengijinkan anak untuk terlibat dalam persiapan dan

pemilihan makanan

- Mengevaluasi berat badan anak setiap hari.

12

Page 13: askepanemia

13