askep Tumor Otak Jadi

download askep Tumor Otak Jadi

of 20

Transcript of askep Tumor Otak Jadi

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    1/20

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A. KONSEP DASAR MEDIS

    1. Definisi

    Tumor ialah Istilah umum yang mencakup setiap pertumbuhan benigna

    (jinak) dalam setiap bagian tubuh. Pertmbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit

    dan berkembang dengan mengorbankan manusia yang menjadi hospesnya. (Sue

    Hinchliff, kamus Keperawatan, 1997).

    Tumor otak adalah tumor jinak pada selaput otak atau salah satu otak (Rosa

    Mariono, MA, Standart asuhan Keperawatan St. Carolus, 2000)

    Karsinoma otak (maligna) adalah neoplasma yang tumbuh di selaput

    otak.Neoplasama ialah sekumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang

    tumbuh terus menerus secara terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan

    sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. (Patologi, dr. Achmad Tjarta 1973).

    2. Anatomi Fisiologi

    Susunan saraf adalah sistim yang mengontrol tubuh kita yang terus menerusmenerima, menghantarkan dan memproses suatu informasi dan bersama sistim

    hormon, susunan saraf mengkoordinasikan semua proses fungsional dari berbagai

    jaringan tubuh, organ dan sistim organ manusia.

    a. Susunan saraf sadar (Voluntary nervous system) mengontrol fungsi yang

    dikendalikan oleh keinginan atau kemauan kita. Saraf ini mengontrol otot

    rangka dan menghantarkan impuls sensori ke otak. Melalui saraf ini kita dapat

    melakukan gerakan aktif dan menyadari keadaan diluar tubuh kita dan secara

    sadar mengendalikannya.

    b. Susunan saraf otonom/ tak sadar (automatic nervous system) saraf ini menjaga

    organ tubuh bagian dalam supaya berfungsi dengan baik seperti : hati, paru-

    paru, jantung dan saluran cerna. Fungsi dasar yang penting bagi kehidupan

    seperti makan, metabolisme, sirkulasi darah dan pernafasan dikendalikan

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    2/20

    dengan bantuan susunan saraf otonom. Susunan saraf otonom dibagi menjadi

    susunan saraf simpatik (menyebabkan tubuh dalam keadaan aktif) dan

    susunan saraf para simpatik (sistim pengontrol konstruktif dan

    menyenangkan).

    Serebrum terdiri dari dua hemisfer yaitu kiri dan kanan, empat lobus yaitu:

    a. Lobus frontal berfungsi mengontrol perilaku individu, membuat

    keputusan, kepribadian dan menahan diri.

    b. Lobus parietal merupakan lobus sensori berfungsi

    menginterpretasikan sensasi, berfungsi mengatur individu mampu

    mengetahui posisi dan letak bagian tubuhnya.

    c. Lobus temporal berfungsi menginterpretasikan sensasi kecap, bau,

    pendengaran dan ingatan jangka pendek.

    d. Lobus oksipital bertanggung jawab menginterpretasikan

    penglihatan

    Otak menerima 20% dari curah jantung dam memerlukan sekitar 20%

    pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kilokalori energi setiap harinya. Otak

    merupakan jaringan yang peling banyak memakai energi dalam seluruh tubuh dan

    terutama berasal dari proses metabolisme oksidasi glukosa.

    Dan 65% dari kebutuhan glukosa tubuh digunakan untuk metabolisme otak yang

    mana 90% aerobic dan 10% anairobik.

    Bila otak tidak mendapat aliran darah selama 3 6 menit akan timbul

    gangguan fungsional dan kerusakan structural secara menetap. Otak berfungsi

    sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ sensorik dan sistim efektor

    perifer tubuh, sebagai pengatur informasi yang masuk, simpanan pengalaman,

    impuls yang keluar dan tingkah laku. Dari dalam ke arah luar otak diselubungi

    oleh tiga lapisan meningen, lapisan pelindung yang paling luar adalah tengkorak.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    3/20

    Otak bukan masa yang uniform, melainkan suatu organ yang sangat

    kompleks. Secara fungsional dan anatomis otak dibagi menjadi tiga bagian yaitu

    a. Batang otak yang menghubungkan medulla spinalis dengan serebrum

    terdiri dari medulla oblongat, pons dan mesensefalon (otak tengah).

    1) Medulla oblongata adalah bagian otak yang langsung

    menyambung dengan medulla spinalis. Berkas saraf yang berjalan

    disini berasal dari serebrum dan berfungsi untuk pergerakan otot

    rangka. Di medulla oblongata berkas ini menyebrang ke sisi yang

    berlawanan yang disebut jalan/ traktus poramidalis. Itu sebabnya

    jika kerusakan otak bagian kiri akan menyebabkan kelumpuhan

    bagian kanan tubuh dan sebaliknya. Selain traktus piramidalis ada

    kelumpuhan sel-sel saraf yang terdapat di medulla oblongata yakni

    pusat otot yang mengontrol fungsi vital seperti pernafasan, denyut

    jantung dan tonus pembuluh darah.

    2) Pons berupa ninti (neucleus). Pons merupakan switch dari jalur

    yang menghubungkan korteks serebri dan serebllum.

    3) Mesensefalon merupakan bagian otak yang sempit terletak antara

    medulla oblongata dan diensefalon. Pada mesensefalon terdapat

    formation retikularis, suatu rangkaian penting yang antara lain

    mengatur irama tidur dan bantun, mengontrol refleks menelan dan

    muntah.

    b. Otak kecil (cerebelum) Cerebellum terletak dibelakang fossa krenialis

    dan melekat ke bagian belakang batang otak. Cerebllum berperan penting

    dalam menjaga keseimbangan dan mengatur koordinasi gerakan yang

    diterima dari segmrn posterior medulla spinalis yang memberi informasi

    tentang keregangan otot dan tanda serta posisi-posisi sendi.

    c. Otak besar (cerebrum). Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar

    dan terbagi atas dua belahan yaitu : hemisper kiri dan kanan. Sebagian dari

    kedua hemisper dipisahkan oleh pistula longitudinal dan sebagian

    dipersatukan oleh pita serabut saraf yang melebar (korpus kolosum).

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    4/20

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    5/20

    Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang

    disebut arteri komunikan posterior.

    b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini

    tidak dapat diraba oleh karna kedua pembuluh darah ini menyusup ke

    bagian samping tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi batang

    otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh darah teersebut akan saling

    berhubungan pada permukaan otak pembuluh darah yang disebut

    anastomosis.

    3. Etiologi

    Penyeban tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :

    a. Genetik

    Tumor susunan saraf pusat primer nerupakan komponen besar dari

    beberapa gangguan yang diturunkan sebagi kondisi autosomal, dominant

    termasuk sklerasis tuberose, neurofibromatosis.

    b. Kimia dan Virus

    Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus

    menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi

    hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.

    c. Radiasi

    Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan

    terbentuknya neoplasma setelah dewasa.

    d. Trauma

    Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma

    selaput otak). Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat

    belum diketahui.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    6/20

    4. Klasifikasi

    Glioma Jumlah tumor otak Tumbuh pada tiap jaringan dari otak.

    Infiltrasi dari terutama ke jaringan hemisfer cerebral. Tumbuh sangat cepat,

    sebagian orang bias hidup beberapa bulan sampai tahun.

    Meningoma 13 % sampai 18 % tumor primer intracranial Tumbuh dari

    selaput meningeal otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah menjadi maligna.

    Biasanya berkapsul dan penyembuhan melaui bedah sangat mungkin.

    Pertumbuhan kembali mungkin

    Tumor Pituitari Tumor pada semua kelompok umur, tapi lebih sering

    pada wanita. Tumbuh dari berbagai jenis jaringan. Pendekatan pembedahan

    biasanya berhasil. Kekambuhan kembali mungkin.Neuroma (Schwannoma,

    neuro)

    Neuroma akustik sangat sering Tumbuh dari sel-sel Schwann di dalam

    meatus auditori pada bagian vestibular saraf cranial III. Biasanya jinak bisa

    berubah menjadi maligna. Akan tmbuh kembali bila tidak terangkat lengkap.

    Reseksi bedah sukar karena lokasinya.

    Tumor Metastase Dari 2 % sampai 20 % penderita kanker terjadi

    metastase ke otak Sel kanker menjangkau otak lewat sistem sirkulasi. Reaksi

    bedah sangat sukar, pemgobatan kurang berhasil. Pemulihan dibawah satu tahun

    atau dua tahun tidak biasa.

    5. Patofisiologi

    Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gangguan

    neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor :

    gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.

    Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan

    infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan

    neuron.

    Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang

    bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    7/20

    pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan

    mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.

    Serangan kejang sebagai gejala perunahan kepekaan neuron dihubungkan

    dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Bebrapa

    tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga

    memperberat ganggguan neurologist fokal.

    Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor :

    bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan

    perubahan sirkulasi cairan serebrospinal.

    Beberapa tumor dapat menyebabkan perdarahan. Obstruksi vena dan

    edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya

    menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan

    intracranial.

    Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan

    subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Peningkatan tekanan intracranial akan

    membahayakan jiwa. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu lama untuk

    menjadi efektif dan oleh karena itu tak berguna apabila tekanan intrakranial

    timbul cepat.

    Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah

    intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan

    mengurangi sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan

    herniasi unkus atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis

    bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak.

    Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan

    menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan

    terjadi dengan cepat.

    Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat

    adalah bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan

    gangguan pernafasan.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    8/20

    6. Tanda dan Gejala

    Tanda dan gejala tumor otak sangat bervariasi, tergantung pada tempat lesi

    dan kecepatan pertumbuhannya, antara lain :

    Daerah Otak Tanda dan Gejala

    1. Lobus Frontalis Gangguan kepribadian

    Epilepsi

    Afasia mototik

    Hemiparesis

    Ataxia

    Gangguan bicara

    Gangguan gaya berjalan

    2. Lobus Oksipitalis Gangguan penglihatan

    3. Lobus Temporalis Halusinasi

    Kejang psicomotor

    Tinitus (bunyi berdengung atau berdesing)

    Kesulitan menyebutkan objek

    4. Lobus Parietalis Tidak mampu merekam gambar

    Tidak dapat membedakan mana kiri mana kanan.

    7. Pemeriksaan Diagnostik

    a. Arterigrafi atau Ventricolugram ; untuk mendeteksi kondisi patologi pada

    sistem ventrikel dan cisterna.

    b. CT SCAN ; Dasar dalam menentukan diagnosa.

    c. Radiogram ; Memberikan informasi yang sangat berharga mengenai

    struktur, penebalan dan klasifikasi; posisi kelenjar pinelal yang mengapur; dan

    posisi selatursika.

    d. Elektroensefalogram (EEG) ; Memberi informasi mengenai perubahan

    kepekaan neuron.

    e. Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan

    intra serebral.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    9/20

    f. Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal

    dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak

    yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif.

    8. Penatalaksanaan Medis

    a. Pembedahan.

    Craniotomi

    b Radiotherapi

    Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula

    merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di

    sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot

    pectoralis, radang tenggorkan.

    c. Chemotherapy

    Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.

    Efek samping : lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan

    membuat, mudah terserang penyakit.

    d. Manipulasi hormonal.

    Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah

    bermetastase.

    9. Komplikasi

    Adapun komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor

    otak ialah :

    a. Gangguan fisik neurologist

    b. Gangguan kognitif

    c. Gangguan tidur dan mood

    d. Disfungsi seksual

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    10/20

    B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan dan kesehatan

    Riwayat keluarga denga tumor

    Terpapar radiasi berlebih.

    Adanya riwayat masalah visual-hilang ketajaman penglihatan dan

    diplopia

    Kecanduan Alkohol, perokok berat

    Terjadi perasaan abnormal

    Gangguan kepribadian / halusinasi

    b. Pola nutrisi metabolik

    Riwayat epilepsi

    Nafsu makan hilang

    Adanya mual, muntah selama fase akut

    Kehilangan sensasi pada lidah, pipi dan tenggorokan

    Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan Faringeal)

    c. Pola eliminasi

    Perubahan pola berkemih dan buang air besar (Inkontinensia)

    Bising usus negative

    d. Pola aktifitas dan latihan

    Gangguan tonus otot terjadinya kelemahan otot, gangguan tingkat

    kesadaran

    Resiko trauma karena epilepsy

    Hamiparase, ataksia

    Gangguan penglihatan

    Merasa mudah lelah, kehilangan sensasi (Hemiplefia)

    e. Pola tidur dan istirahat

    Susah untuk beristirahat dan atau mudah tertidur

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    11/20

    f. Pola persepsi kognitif dan sensori

    Pusing

    Sakit kepala

    Kelemahan

    Tinitus

    Afasia motorik

    Hilangnya rangsangan sensorik kontralateral

    Gangguan rasa pengecapan, penciuman dan penglihatan

    Penurunan memori, pemecahan masalah

    kehilangan kemampuan masuknya rangsang visualPenurunan kesadaran sampai dengan koma.

    Tidak mampu merekam gambar

    Tidak mampu membedakan kanan/kiri

    g. Pola persepsi dan konsep diri

    Perasaan tidak berdaya dan putus asa

    Emosi labil dan kesulitan untuk mengekspresikan

    h. Pola peran dan hubungan dengan sesamaMasalah bicara

    Ketidakmampuan dalam berkomunikasi ( kehilangan komunikasi verbal/

    bicara pelo )

    i. Reproduksi dan seksualitas

    Adanya gangguan seksualitas dan penyimpangan seksualitas

    Pengaruh/hubungan penyakit terhadap seksualitas

    j. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stresAdanya perasaan cemas,takut,tidak sabar ataupun marah

    Mekanisme koping yang biasa digunakan

    Perasaan tidak berdaya, putus asa

    Respon emosional klien terhadap status saat ini

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    12/20

    Orang yang membantu dalam pemecahan masalah

    Mudah tersinggung

    k. Sistem kepercayaan

    Agama yang dianut, apakah kegiatan ibadah terganggu

    2. Diagnosa Keperawatan

    DP Pre-Operasi

    1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    berhubungan dengan mual, muntah dan tidak nafsu makan / pertumbuhan

    sel-sel kanker

    2. Nyeri kepala berhubungan dengan proses pertumbuhan

    sel-sel kanker pada otak/mendesak otak.

    3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan

    gangguan pergerakan dan kelemahan.

    4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan

    kerusakan sirkulasi serebral.

    5. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,

    perubahan peran, perubahan citra diri

    6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan

    penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi

    7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

    DP Post-Operasi

    1. Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan

    2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan,

    perubahan peran, perubahan citra diri.

    3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan

    dengan ketidaktahuan tentang sumber informasi

    4. Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan

    masa depan yang tidak pasti.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    13/20

    3. Rencana Keperawatan

    Dp. Pre-Operasi

    Dp 1. Nyeri berhubungan dengan proses pertumbuhan sel-sel kanker

    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Hasil yang diharapkan : Nyeri berkurang sampai dengan hilang

    Rencana Tindakan:

    1. Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekfensi

    R/ mengtahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi selanjutnya

    2. Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)

    R/ dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan tindakan untuk

    mengurangi nyeri

    4. Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam

    R/ tehnik relaksasi dapat mengatsi rasa nyeri

    5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik

    R/ analgetik efektif untuk mengatasi nyeri

    Dp 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,

    muntah dan tidak nafsu makan.

    Tujuan : Kebutuhsn nutrisi dapat terpenuhi setelah dilakukan keperawatan

    Hasil yang diharapkan:

    - Nutrisi klien terpenuhi

    - Mual berkurang sampai dengan hilang.

    Rencana tindakan :

    1. Hidangkan makanan dalam porsi kecil tapi sering dan hangat.

    R/ Makanan yang hangat menambah nafsu makan.

    2. Kaji kebiasaan makan klien.

    R/ Jenis makanan yang disukai akan membantu meningkatkan nafsu makan

    klien.

    3. Ajarkan teknik relaksasi yaitu tarik napas dalam.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    14/20

    R/ Tarik nafas dalam membantu untuk merelaksasikan dan mengurangi mual.

    4. Timbang berat badan bila memungkinkan.

    R/ Untuk mengetahui kehilangan berat badan.

    5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian vitamin

    R/ Mencegah kekurangan karena penurunan absorsi vitamin larut dalam

    lemak

    Dp 3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan pergerakan

    dan kelemahan.

    Tujuan : Gangguan mobilitas fisik teratasi setelah dilakukan tindakan

    keperawatan

    Kriteria Hasil :

    Pasien mendemonstrasikan tehnik / prilaku yang memungkinkan dilakukannya

    kembali aktifitas.

    Rencana tindakan :

    1. Kaji derajat mobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan

    ( 0-4 )

    R / : seseorang dalam semua kategori sama-sama mempunyai resiko

    kecelakaan.

    2. Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena

    tekanan.

    R / : Perubahan posisi yang teratur meningkatkan sirkulasi pada seluruh tubuh.

    3. Bantu untuk melakukan rentang gerak

    R / : Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi

    4. Tingkatkan aktifitas dan partisipasi dalam merawat diri sendiri sesuai

    kemampuan

    R / : Proeses penyembuhan yang lambat sering kali menyertai trauma kepala,

    keterlibatan pasien dalam perencanaan dan keberhasilan.

    5. Berikan perawatan kulit dengan cermat, masase dengan pelembab.

    R / : Meningkatkan sirkulasi dan elastisitas kulit

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    15/20

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    16/20

    2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.

    R/: Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.

    3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan

    di rumah.

    R/ : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

    4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.

    R/: Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

    DP 6. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan penyakit

    berhubungan dengan kurangnya informasi.

    Tujuan : Pengetahuan pasien bertambah mengenai kondisi dan penanganan

    penyakit setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Kriteria Hasil : Pasien mengerti penyebab ginjal dan komplikasinya.

    Rencana Keperawatan :

    1. Kaji pemahaman pasien, keluarga mengenai penyebab gagal ginjal dan

    penanganannya.

    R / : Instruksi dasar untuk penyuluhan lebih lanjut.

    2. Jelaskan fungsi renal dan konsekuensinya sesuai dengan tingkat pemahaman

    klien.

    R / : Menambah pengetahuan pasien.

    3. Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara memahami perubahan akibat

    penyakit.

    R / : Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah.

    Dp 7. Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan

    Tujuan : Kecemasan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Hasil yang diharapkan : Kecemasan pasien berkurang

    Rencana Tindakan:

    1. Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien

    R/ pasien kooperatif dalam segala tindakan dan mengurangi kecemasan pasien

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    17/20

    2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan akan

    ketakutannya

    R/ untuk mengurangi kecemasan

    3. Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat tentang diagnosa medik

    R/ memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat

    4. Akui rasatakut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan

    R/ dukungan memampukan pasien memulai membuka/ menerima kenyataan

    penyakit dan pengobatan

    DP Post Operai

    DP 1 : Nyeri yang berhubungan dengan efek dari pembedahan.

    Tujuan : Nyeri berkurang sampai hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan

    Kriteria Hasil :

    - Pasien dapat menjalani aktivitas tanpa merasa nyeri

    - Ekspresi wajah rileks

    - Klien mendemonstrasikan ketidaknyamananya hilang

    Rencana Keperawatan :

    1. Kaji tingkat nyeri (lokasi, durasi, intensitas, kualitas) tiap 4 6 jam

    R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya

    2. Kaji keadaan umum pasien dan TTV

    R/ : Sebagai indikator awal dalam menentukan intervensi berikutnya

    3. Beri posisi yang menyenangkan bagi pasien

    R/ : Untuk membantu pasien dalam pengontrolan nyeri

    4. Beri waktu istrahat yang banyak dan kurangi pengunjung sesuai keinginan

    pasien

    R/ : Dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional

    5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat

    R/ : Membantu dalam penyembuhan pasien

    DP 2. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan

    peran, perubahan citra diri.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    18/20

    Tujuan : Gangguan harga diri teratasi setelah dilakuakn tindakan keperawatan

    Kriteria Hasil : Klien dapat percaya diri dengan keadaan penyakitnya.

    Rencana keperawatan :

    1. Kaji respon, reaksi keluarga dan pasien terhadap penyakit dan penanganannya.

    R / : Untuk mempermudah dalam proses pendekatan.

    2. Kaji hubungan antara pasien dan anggota keluarga dekat.

    R / : Support keluarga membantu dalam proses penyembuhan.

    3. Libatkan semua orang terdekat dalam pendidikan dan perencanaan perawatan

    di rumah.

    R / : Dapat memudahkan beban terhadap penanganan dan adaptasi di rumah.

    4. Berikan waktu/dengarkan hal-hal yang menjadi keluhan.

    R / : Dukungan yang terus menerus akan memudahkan dalam proses adaptasi.

    DP 3. Kurang pengetahuan tentang tumor otak yang berhubungan dengan

    ketidaktahuan tentang sumber informasi

    Tujuan : Informasi tentang perawatan diri dan status nutrisi dipahami setalah

    dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

    Sasaran :

    - Klien menyatakan pemahaman tentang informasi yang diberikan

    - Klien menyatakan kesadaran dan merencanakan perubahan pola perawatan diri

    Intervensi :

    1. Kaji tingkat pengetahuan pasien

    R/ : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dalam penerimaan informasi,

    sehingga dapat memberikan informasi secara tepat

    2. Diskusikan hubungan tentang agen penyebab terhadap penyakit Ca. Paru

    R/ : Memberikan pemahaman kepada pasien tentang hal-hal yang menjadi

    pencetus penyakit

    3. Jelaskan tanda dan gejala perforasi

    R/ : Gejala perforasi adalah nyeri pada dada

    4. Jelaskan pentingnya lingkungan tanpa stress

    R/ : Untuk mencegah peningkatan stimulasi simpatis

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    19/20

    5. Diskusikan tentang metode pelaksanaan stress

    R/ : Cara penatalaksanaan stress : relaksasi, latihan dan pengobatan

    DP 4 Kecemasan yang berhubungan dengan penyakit kronis dan masa depan yang

    tidak pasti.

    Tujuan : Kecemaskan dapat diminimalkan setelah dilakukan tindakan

    keperawatan

    Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang.

    Intervensi :

    1. Mendengarkan keluhan klien dengan sabar.

    R / : Menghadapi isu pasien dan perlu dijelaskan dan membuka cara

    penyelesaiannya.

    2. Menjawab pertanyaan klien dan keluarga dengan ramah.

    R / : Membuat pasien yakin dan percaya.

    3. Mendorong klien dan keluarga mencurahkan isi hati.

    R / : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi.

    4. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik.

    R / : Menjalin hubungan saling percaya pasien.

    5. Berikan kenyamanan fisik pasien.

    R / : Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman

    ekstrem/ketidaknyamanan fisik menetap.

  • 8/8/2019 askep Tumor Otak Jadi

    20/20

    Daftar Pustaka

    A.K. Muda, Ahmad, (2003). Kamus Lengkap Kedokteran.Edisi Revisi. Jakarta :

    Gitamedia Press.

    Juall Carpenito, lynda RN,(1999).Diagnosa dan Rencana Keperawatan. Ed 3. Jakarta :

    Media Aesculappius.

    Purnawan Ajunadi, Atiek S.seomasto, Husna Ametz,(1982). Kapita Selekta Kedokteran.

    Media Aesculapius.Fakultas Kedokteran : UI.

    Syaifuddin.(1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Edisi 2. Jakarta : Penerbit

    Buku Kedokteran (EGC).

    Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : Penerbit

    Kedokteran (EGC)