ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

13
OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK Pengertian OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening, atau berupa nanah. (Nurbaiti, 1997) Etiologi Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain : 1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat : a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang. b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total 2. Perforasi membran timpani yang menetap 3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah. 4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpanosklerosis). 5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid. 6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

Transcript of ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

Page 1: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

Pengertian

OMSK ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret

yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer

atau kental, bening, atau berupa nanah. (Nurbaiti, 1997)

Etiologi

Faktor-faktor yang menyebabkan penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis

antara lain :

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :

a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.

b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total

2. Perforasi membran timpani yang menetap

3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada

telinga tengah.

4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat

disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi

(timpanosklerosis).

5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.

6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan

mekanisme pertahanan tubuh.

Klasifikasi OMSK

OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1. OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)

Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang.

Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan

komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.

Page 2: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

2. OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)

OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak

pada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi

subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul

pada OMSK tipe maligna.

Manifestasi Klinik

Perforasi pada marginal atau pada atik.

Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga)

Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang verasal dari dalam telinga

tengah.

Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum).

Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom)

Terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid.

Komplikasi

Menurut Adam dkk, komplikasi OMSK diklasaifikasikan sebagai berikut :

A. Komplikasi di telinga tengah :

1. Perforasi persisten

2. Erosi tulang pendengaran

3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi di telinga dalam :

1. Fistel labirin

2. Labirinitis supuratif

3. Tuli saraf

C. Komplikasi di ekstrasdural :

1. Abses ekstradural

2. Trombosis sinus lateralis

3. Petrositis

Page 3: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat :

1. Meningitis

2. Abses otak

3. Hidrosefalus otitis

Terapi

Terapi OMSK memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar

tidak langsung cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain disebabkan

oleh satu atau beberapa keadaan :

1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah

berhubungan dengan dunia luar.

2. Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung, dan sinus paranasal.

3. Sudah terbentuk jaringan patologi yang irreversibel dalam rongga mastoid.

4. Gizi dan higiene yang kurang.

Prinsip Terapi OMSK tipe Benigna

Ialah dengan konservatif atau medikamentosa. Bila sekret yang keluar terus menerus, maka

diberi obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 3% selama 3 – 5 hari. Setelah sekret

berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang

mengandung antibiotik dan kortikosteroid.

Bila sekret sudah kering tetapi perforasi masih ada, setelah diobservasi selama 2 bulan,

maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk

menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi,

mencegah terjadinya komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat serta

memperbaiki pendengaran.

Bila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada atau terjadinya infeksi

berulang, maka sumber infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, mungkin juga perlu

dilakukan pembedahan, misalnya adenoidektomi dan tensilektomi.

Page 4: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

Prinsip Terapi OMSK tipe Maligna

Ialah pembedahan yaitu mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif

dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum dilakukan

pembedahan. Bila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler, maka insisi abses sebaiknya

dilakukan tersendiri sebelum dilakukan mastoidektomi.

Jenis Pembedahan Pada OMSK

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK

dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain :

1. Mastoidektomi Sederhana.

Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang pada pengobatan konservatif tidak

sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari

jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.

Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.

2. Mastiodektomi Radikal.

Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah

meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua

jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan

rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu

ruangan. Tujuan operasi nin adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan

mencegah komplikasi ke intra kranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki. Kerugian

operasi ini ialah pasien tidak diperbolehkan renang seumur hidup, pasien harus kontrol

teratur, pendengaran berkurang sekali. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang

tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat meatal / plasti yang lebar, sehingga

rongga operasi kering permanen, tetapi terdapat cacat anatomi yaitu meatus luar liang

telinga menjadi lebar.

3. Mastiodektomi Radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum

merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan, dan dinding posterior

Page 5: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah, untuk membuang semua jaringan

patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

4. Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan

nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.

Tujuan operasi ini ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada

OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada OMSK

tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan oleh

perforasi membran timpani.

5. Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat

atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan

medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta

memperbaiki pendengaran. Pada operasi ini, selain rekonstruksi membran timpani juga

dilakukan rekonstruksi tulang pendengaran (timpanoplasti tipe II, II, IV, V sebelum

rekonstruksi dikerjakan lebih dahulu dilakukan eksplorasi kavum timpani dengan atau

tanpa mastoidektomi untuk membersihkan jaringan patologis. Tidak jarang, operasi ini

terpaksa dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 –12 bulan

6. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)

Merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe

maligna atau benigna dengan jaringan granulasi yang luas. Tujuan operasi ialah untuk

menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik

mastiodektomi radikal. Membersihkan kolesteatom dan jaringan granulasi di kavum

timpani, dikerjakan melalui 2 jalan (combined Approach) yaitu melalui liang telinga

dan rongga mastoid dengan melakukan timpanotomi posterior.

Page 6: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

Fokus Intervensi

I. Pengkajian

Riwayat Kesehatan :

- OMA lebih dari 2 bulan

- Pengobatan OMA yang tidak tuntas

Data Subjektif :

- Telinga terasa penuh

- Vertigo

Data Objektif :

- Terdapat abses atau kite retroaurikuler

- Terdapat polip

- Terlihat Kolesteatoma pada epitimpano

- Ottorhoe

- Sekret terbentuk nanah dan berbau

Data Penunjang :

- Rontgen : Terlihat bayangan kolesteatoma pada rongga mastoid

- CT Scan : Diskontinuitas osikula

- Uji Fistula positif

II. Diagnosa Keperawatan

A. Pre Operasi

1. Resiko terjadi injuri / trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan

labirin : vertigo

Tujuan : Pasien tidak mengalami injuri / trauma dengan :

- Mengurangi / menghilangkan vertigo / pusing

- Mengembalikan keseimbangan tubuh

- Mengurangi terjadinya trauma

Intervensi :

a. Kaji ketidakseimbangan tubuh pasien

b. Observasi tanda vital

Page 7: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

c. Beri lingkungan yang aman dan nyaman

d. Anjurkan teknik relaksasi untuk mengurangi pusing

e. Penuhi kebutuhan pasien

f. Libatkan keluarga untuk menemani saat pasien bepergian

g. Kolaborasi pemberian analgetik

Evaluasi :

- Pusing berkurang

- Pasien tidak mengalami injuri

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang

penatalaksanaan OMA yang tepat.

Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan OMA meningkat

Intervensi :

a.Kaji tingkat pengetahuan pasien

b.Berikan informasi berkenaan dengan kebutuhan pasien

c.Susun bersama hasil yang diharapkan dalam bentuk kecil dan realistik untuk

memberikan gambaran pada pasien tentang keberhasilan

d.Beri upaya penguatan pada pasien

e.Gunakan bahasa yang mudah dipahami

f. Beri kesempatan pada pasien untuk bertanya

g.Dapatkan umpan balik selama diskusi dengan pasien

h.Pertahankan kontak mata selama diskusi dengan pasien

i. Berikan informasi langkah demi langkah dan lakukan demonstrasi ulang bila

mengajarkan prosedur

j. Beri pujian atau reinforcement positif pada klien

Evaluasi :

- Pasien menyatakan pemahaman tentang pemberian informasi

- Pasien mampu mendemonstrasikan prosedur dengan tepat.

Page 8: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

3. Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan

Tujuan : Kecemasan pasien berkurang / hilang

Intervensi :

a.Kaji tingkat kecemasan pasien dan keluarga tentang prosedur tindakan

pembedahan

b.Jelaskan pada pasien tentang apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah

tindakan pembedahan

c.Berikan reinforcement positif atas kemampuan pasien

d.Libatkan keluarga untuk memberikan semangat pada pasien

Evaluasi :

- Pasien tidak cemas

- Keluarga mau menemani pasien

B. Post Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi

Tujuan : Nyeri pasien berkurang

Intervensi :

a. Kaji tingkat nyeri pasien

b. Kaji faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

c. Ajarkan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri

d. Anjarkan pada pasien untuk banyak istirahat baring

e. Beri posisi yang nyaman

f. Kolaborasi pemberian analgetik

Evaluasi : Nyeri hilang

2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan post operasi mastoidektomi

Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi

Intervensi :

a.Kaji kemungkinan terjadi infeksi / tanda-tanda infeksi

b.Observasi pasien

Page 9: ASKEP OMSK( Otitis Media Supuratif Kronik)

c.Lakukan perawatan ganti balutan dengan teknik steril setelah 24 jam dari

operasi

d.Kaji keadaan daerah poerasi

e.Ganti tampon setiap hari

f. Pasang pembalut tekan bila dilakukan insisi mastoid

g.Bersihkan daerah operasi setelah 2 – 3 minggu

h.Anjurkan pasien untuk kontrol

i. Kolaborasi pemberian antibiotik

Evaluasi :

- Infeksi tidak terjadi

- Luka operasi dalam kondisi baik