Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

18
Asuhan Keperawatan Keluarga 1 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Praktek Keperawatan Komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat Puskesmas. Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan Keluarga, 1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai anggota tim Kesehatan karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai individu bukan karena kemampuan profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama dalam keperawatan dan tidak ada kesepakatan perawat tentang peranan sebenarnya dari perawat. Tentu dalam hal ini termasuk juga perawat kesehatan masyarakat dalam kondisi seperti ini, praktek keperawatan kesehatan masyarakat seperti tidak nampak untuk dinikmati oleh masyarakat dari perawat sebagai sebuah profesi, oleh karena itu kehadiran perawat dalam tim kesehatan hanyalah sebagai pelengkap belaka terutama sebagai pembantunya dokter. Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa adanya batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin mempersulit praktek Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek Keperawatan Komunitas yang diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat Keperawatan Indonesia mengakibatkan praktek Keperawatan Komunitas menjadi kabur. Termasuk belum adanya jenjang spesialisasi perawat Komunitas mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas ditafsir secara sendiri-sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa didengar dan dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas yang ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia. Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas maka tantangan perawat kesehatan masyarakat begitu berat untuk dipecahkan. Namun Keperawatan Nasioanal Indonesia sebagai sebuah profesi yang diakui berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1985 dituntut mampu memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai konsekwensi profesi masyarakat Keperawatan yang tergabung dalam wadah PPNI harus mampu merumuskan bersama akan peran, fungsi dan standart praktek Keperawatan Komunitas. Perlu dirujuk kembali berdasarkan ketentuan WHO (Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, 1978) dimana untuk mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat Kesehatan harus mendapat tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik dan penggobatan.

description

Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Transcript of Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Page 1: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

1 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Praktek Keperawatan Komunitas bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara

kesehatan masyarakat dengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat

dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan.

Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal

dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Hal ini karena keluarga

merupakan unit terkecil dari masyarakat itu sendiri. Namun kenyataan menunjukkan

bahwa penerapan konsep asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat

ini belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat Puskesmas.

Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan Keluarga,

1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai anggota tim Kesehatan

karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai individu bukan karena kemampuan

profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan atau

ketidakmampuan perawat untuk menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama

dalam keperawatan dan tidak ada kesepakatan perawat tentang peranan sebenarnya dari

perawat. Tentu dalam hal ini termasuk juga perawat kesehatan masyarakat dalam kondisi

seperti ini, praktek keperawatan kesehatan masyarakat seperti tidak nampak untuk

dinikmati oleh masyarakat dari perawat sebagai sebuah profesi, oleh karena itu kehadiran

perawat dalam tim kesehatan hanyalah sebagai pelengkap belaka terutama sebagai

pembantunya dokter.

Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa adanya

batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin mempersulit praktek

Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek Keperawatan Komunitas yang

diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat Keperawatan Indonesia mengakibatkan

praktek Keperawatan Komunitas menjadi kabur. Termasuk belum adanya jenjang

spesialisasi perawat Komunitas mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas

ditafsir secara sendiri-sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa

didengar dan dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas

yang ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum

tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas maka tantangan perawat

kesehatan masyarakat begitu berat untuk dipecahkan. Namun Keperawatan Nasioanal

Indonesia sebagai sebuah profesi yang diakui berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan

Nasional tahun 1985 dituntut mampu memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai

konsekwensi profesi masyarakat Keperawatan yang tergabung dalam wadah PPNI harus

mampu merumuskan bersama akan peran, fungsi dan standart praktek Keperawatan

Komunitas. Perlu dirujuk kembali berdasarkan ketentuan WHO (Salvicion G. Bailon &

Arracelis Maglaya, 1978) dimana untuk mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat

Kesehatan harus mendapat tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik dan

penggobatan.

Page 2: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

2 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dan bagaimana

upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan

pada aspek peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatan dan

mempetahankan status kesehatan sebagai tujuan praktek Keperawatan Komunitas perlu

dilakukan berbagai studi dalam Kontes Keperawatan Komunitas. Namun karena dibatasi

oleh waktu dan biaya maka penulisan ini hanya didasarkan pada studi Kasus Perawatan

Kesehatan Keluarga dengan fokus pengalaman belajar yang ditekankan pada aspek

Metode Proses Keperawatan yang meliputi :

1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga ?

2. Bagaimana menetapkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga ?

3. Bagaimana menetapkan perencanaan keperawatan kesehatan keluarga ?

4. Bagaimana melaksanakan perawatan kesehatan keluarga ?

5. Bagaimana melaksanakan evaluasi perawatan kesehatan keluarga ?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum :

Untuk mempelajari penerapan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga

secara komperehensif dengan menggunakan Metode Proses Keperawatan.

2. Tujuan Khusus :

a. Agar mampu menerapkan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.

b. Agar mampu menegakkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga.

c. Agar mampu membuat perencanaan keperawatan kesehatan keluarga.

d. Agar mampu menginplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.

e. Agar mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.

Page 3: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

3 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM

1. Nama Kepala Keluarga :Thamrin Sadu

2. Umur : 72 tahun

3. Alamat dan Telepon : Mahawu lingk.VI Manado

4. Pekerjaan Kepala Keluarga : -

5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP

6. Komposisi Keluarga :

N

O

NAMA J

K

HUB.KELG

DG KK

UMU

R

(thn)

PENDIDI

KAN

STATUS

KESEHAT

AN

PEKERJAAN

1 Hadija

Lasantu

P istri 57 SD sehat IRT

2 Hartati Sadu p anak 35 SMP sehat IRT

3 Imran Sadu L anak 23 SMP sehat -

4 Fitriani Sadu p anak 21 SMA sehat Karyawan toko

5 Avero Sompi L Menantu 39 SMA sehat Dagang

6 Sultan Sompi L Cucu 8 SD sehat -

7 Farel Sompi L Cucu 3 - Sakit -

7. Tipe keluarga

Keluarga ini terdiri dari bpk.Thamrin,istrinya,3 orang anaknya,1 menantu

dan dua orang cucu laki laki (tipe keluarga extended)

8. Suku bangsa

Bapak dan ibu Thamrin keduanya berasal dari Gorontalo.

9. Agama

Bpk.Thamrin dan anggota keluarga lain menganut agama islam

10.Status sosial ekonomi keluarga

penghasilan dari keluarga berasal dari bpk.Avero (anak Mantu) ± Rp

1.500.000/bulan dan ibu wati ± Rp 250.000 /bln dari hasil jualan nasi

kuning.dan dari anak gadisnya yang bekerja disebuah toko roti Rp

1.300.000.

11.Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga biasanya menonton tv bersama,pergi ke pantai,ke mall,pergi

kerumah sanak sauadara dan mendengarkan musik.

Page 4: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

4 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

12.Genogram :

3

57

35

21

8

39

31

3

3

23

72

Page 5: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

5 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

Keterangan genogram :

: Laki-laki

: Meninggal

: Wanita

: Sakit

: Tinggal serumah

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

Keluarga ini berada pada tahap perkembangan dengan anak balita,sekolah

dan dewasa muda.

2. Tahap perkembangan keluraga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi dikeluarga ini.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti

a. Ibu Thamrin : Riwayat Gout astritis sejak 7 tahun lalu

b. Ibu Wati : Mempunyai riwayat Asma bronchitis sejak

umur 2 tahun,serangan terakhir bulan januari

2012

c. Sultan : Riwayat demam Thypoid tahun 2011

d. Farel : Asma bronchitis

III. DATA LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Luas rumah 8(p)x7(l)m2 terdiri dari 3 kamar tidur,kamar mandi dan WC

1(digabung),terdapat 1 ruang tamu,1 ruang keluarga dan sekaligus ruang

makan,terdapat 1 dapur,didepan kamar mandi terdapat bak besar untuk

penampungan air,dan didepannya lagi terdapat ruang terbuka yang biasa

digunakan keluarga untuk mandi.tipe rumah semi permanen,terdapat

jendela 3 jendela diruang tamu yang menghadap ke utara,dikamar depan

juga terdapat jendela yang menghadap utara,diruang keluarga menghadap

timur dan jendela dikamar belakang yang menghadap ke selatan.secara

umum walaupun terdapat banyak jendela tetapi ventilasi dan pencahayaan

masih kurang,melihat posisi rumah yang saling berdehimpitan dengan

dinding rumeh tetangga.mempunyai listrik sendiri.atap terbuat dari seng

tanpa plafon.barang barang diletakan tidak teratur.lantai rumah diplester

kasar.pada WC terdapat septik tank.sumber air minum menggunakan air

isi ulang.dan air bersih yang digunakan untuk mandi mencuci,memasak dll

Page 6: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

6 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

berasal dari sumur bor. Kebiasaan memasak menggunakan komfor dan

kayu bakar.

2. Denah rumah

Keterangan :

: Jendela

: Pintu masuk/Keluar

: Tempat penampungan air

: Lubang pembuangan air limbah

: Saluran pembuangan air limbah ( SPAL )

3. Karakteristik tetangga dan komunitasnya

Keluarga pak Thamrin bertetangga dengan keluarga wiraswasta.

Sebagian tetangga beragama Islam dari suku Gorontalo dan sebagian lahi

dari suku Minahasa asli yang taat beribadah dan saling toleransi atas umat

beragama kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama 2 minggu sekali.

Hubungan dengan tetangga dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung

Kamar tidur

Kamar tidur KM DAPUR

Ruang tamu

Ruang

Keluarga

Kamar

tidur

timur

utara

barat

selatan

Page 7: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

7 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

mengunjung dilakukan bila hari raya Agama.dan bila ada tetangga yang

sakit biasanya dibantu untuk dibawa ke dokter

4. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Bapak dan Ibu

Thamrin kebanyakan berada di rumah. Anak-anak bapak Thamrin setiap

hari pergi berkeja,kecuali Wati biasanya Pergi ke pasar setelah

mengantarkan anak-anak nya(cucu bpk.Thamrin) ke sekolah.dan bila ada

kesempatan ibu Thamrin pergi berkunjung kerumah keluarganya di

Gorontalo.

5. Perkumpulan keluarga dan interksi dengan masyarakat

Keluarga biasanya melayat tetangga yang meninggal dunia,menghadiri

pesta pernikahan,Ulang tahun,mengikuti majelis ta‟lim setiap hari jum‟at

sore di Mesjid .

6. Sitem pendukung keluarga

Keluarga bapak Thamrin sehat-sehat saja .hanya cucunya yang berumur 3

tahun yang sedang sakit.Selama ini yang aktif merawat keluarga adalah

ibu Wati(anak 1) . Jarak rumah degan Puskesmas(fasilitas kesehatan) ±

200 m tetapi keluarga lebih memilih berobat ke dr.praktek yang jaraknya ±

100 m.selain jarak keluarga juga memilih ke dr.karena pelayanannya

cepat.bapak dan ibu Tidak memiliki tabungan khusus yang digunakan

sewaktu-waktu.biaya berobat biasanya dibantu oleh keluarga.

IV. STRUKTUR KELUARGA

1. Struktur keluarga

Pak Thamrin dan ibu mengatakan dirinya sudah tua Oleh karena itu tidak

mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di

masyarakat. Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk

menjaga pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang

merusak citra keluarga

2. Nilai atau norma keluarga

Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit bukan karena magic

dan lainnya.

3. Pola komunikasi keluarga

Bila ada masalah dalam keluarga biasanya dilakukan musywarah untuk

menyelesaikannya.

Page 8: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

8 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

V. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afeksi

Sikap saling menghormati antaranggota keluarga masih tetap diajarkan

oleh keluarga.seperti bersikap sopan terhadap yang lebih tua dan

melindungi yang adik.

2. Fungsi sosial

Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan

agamis muslim yang taat pada aturan ibadah dan aktivitas keagamaan.

3. Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga selalu mengajarkan perilaku sehat seperti mandi 2x sehari dan

mencuci tangan sebelum makan.keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan,serta keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit

sesuai anjuran dokter.memlihara liingkungan rumah yang bersih.

4. Fungsi reproduksi

ibu wati mengatakan tidak ingin punya anak lagi.

5. Fungsi ekonomi

Bpk.Thamrin dan ibu sudah tidak bekerja lagi dan tidak punya penghasilan

apa-apa.yang mencari nafkah dikeluarga ini hanya anak-anaknya.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

1. Stresor jangka pendek dan panjang

Pada bulan januari asma ibu wati kambuh tapi tidak dirawat dirumah sakit

hanya pergi berobat ke dokter.

2. Kemampuan keluarga berspon terhadap stresor

Bila ada anggota keluarga yang menunjukan gejala sakit biasanya anggota

kelarga melakukan musyawarah untuk perawatannya.dan bpk.Thamrin dan

ibu berharap anak-anaknya untuk bekerja dengan giat sehingga dapat

membantu keluarga.

3. Strategi koping yang digunakan

Bpk.Thamrin selalu berdiskusi untuk memecahkan problem keluarga

dengan anak-anaknya dan kadang-kadang melibatkan anak mantunya

Avero .selain itu bpk.Thamrin dan anggota keluarga yang lain selalu

berdoa dan berusaha untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,baik

masalah finansial,ekonomi,kesehatan dan sosial

4. Strategi adaptasi disfungsional.

Pada keluarga bpk.Thamrin anak gadisnya yang ke lima biasanya sering

pulang malam,hal itu dilakukan karena ia bekerja disebuah toko roti.yang

memerlukan tenaganya sampai pukul 21.30.kadang anggota keluarga lain

merasa khawatir,mengingat ia adalah seorang gadis dan jarak tempat ia

bekerja dengan rumah lumayan jauh.tapi keluarga percaya pada anak

gadisnya bahwa ia tidak akan terpengaruh dengan pergaulan bebas.

Page 9: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

9 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

VII. PEMERIKSAA INDIVIDU TIAP KELUARGA

Farel Sompi

Umur : 3 tahun

Jk : laki-laki

Berat badan = 12 Kg, N = 96x/m , SB = 37’2 ºC , R= 36 x/m

Sesak nafas,Imunisasi lengkap,

VIII. HARAPAN KELUARGA

Keluarga berharap mendapatkan bantuan kesehatan seperti Jaminan Kesehatan

Masyarakat Miskin ( keluarga Miskin ), dan berharap agar petugas kesehatan

sering mengadakan kunjungan seperti ini tiap bulan atau minimal pertiga

bulan,

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

I. ANALISA DATA

No D a t a Masalah Etiologi

1.

DS :

- Ny.w : “saya kurang

mengerti tentang

pencegahan kekambuhan

asma bronchitis,padahal

saya sudah sering

mengalaminya”

- Ny.H : “Keluarga kami

kurang memahami kalau

asma bronchitis

merupakan penyakit

keturunan “

- Ny.H : Keluarga

mengatakan tidak

mengerti mengenai

lingkungan yang sehat

yang dapat menyebabkan

kambuhnya asma

bronchitis.

DO :

- Lantai rumah sebagian

tanah dan sebagian cor

kasar, dan kotor.

- Lantai rumah hanya

disapu, jarang dipel,

kebiasaan keluarga ke luar

masuk rumah tanpa

Resiko tinggi

serangan berulang

Lingkungan yang

tidak adequat

Page 10: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

10 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

melepas alas kaki

sehingga banyak

debu/tanah bertebaran

- Kurang cahaya matahari

yang masuk kerumah

(kamar tidur dan ruang

tamu) ,karena rumah yang

saling berhimpitan dengan

tetangga lain.

- Kebiasaan memasak

mengunakan kayu bakar

sehingga banyak asap

dalam rumah.

- Ventilasi jendela yang

terbuka tanpa kaca,

mengakibatkan banyak

debu yang dapat masuk ke

rumah.

2 DS :

- Ny. W : “sejak beberapa

bulan lalu klien F sering

sesak nafas”.

- Ny.W : “klien F sudah

dibawa ke dokter.tapi

masih sering sesak,apa

mungkin karena keturunan

? karena kata ibu ,saya

juga mengidap asma

bronchitis sejak umur 2

thn".

- Ny.H : “keluarga kami

bahwa farel sering sakit,

tapi kami tidak tahu jenis

penyakit, penyebab,

pencegahan, perawatan

dan pengobatannya,

kadang kami

menganggapnya hanya flu

dan batuk biasa saja”.

- Ny.W : “ saya belum

tahu akibat yang terjadi,

bila penyakit anak saya

tidak diobati “.

DO :

- Keluarga tidak bisa

Kurang

pengetahuan

Kurang informasi

dan keterbatasan

kemampuan

mencerap informasi

Page 11: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

11 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

menjawab pertanyaan

tentang pengertian

penyakit, pencegahan,

perawatan dan pengobatan

asma bronchitis.

- Pendidikan ny.W SMP

,Ny.H dan Bpk. T SD

- Setelah dijelaskan tentang

pengertian penyakit, cara

pencegahan dan

pengobatannya, ny.W

belum bisa menjawab

pertanyaan sederhana

perawat.

3 DS :

- Ny.W : „saya sering lupa

memberi minum obat anak

saya,apalagi bila sudah

sibuk masak dan jualan”

- Ny.W : “apabila panasnya

turun dan batuknya mulai

berangsur sembuh , saya

sudah tidak memberinya

obat lagi,kalo batuk lagi

baru di berikan obat

sisanya”

- Ny.W : “saya tidak tahu

kalau obat antibiotik harus

diminum sampai habis.

DO :

- Pemeriksaan fisik :. Nafas

agak sesak ,batuk

beringus.

- Banyak obat sisa dari

kunjungan ke dokter yang

tidak habis di minum.

- lantai ruang tamu dari

beton cor kasar,sisanya

terbuat dari tanah

keadaannya kotor.

- Jendela ruang tamu dan

ruang keluarga hanya

tertutup tirai belum

dipasang kaca,sehingga

debu dan udara dingin di

malam hari dapat masuk

melalui jendela tersebut.

Resiko kerusakan

penatalaksanaan

program terapi di

rumah

Kurang informasi

Page 12: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

12 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

2. Diagnosa

3. Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan

1. Resiko tinggi

serangan

berulang Asma

bronchitis b/d

lingkungan yang

tidak adequat.

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan,keadaan

penyakit Farel tidak

bertambah berat.dengan

kriteria hasil:

Keluarga mengerti

tentang lingkungan

dan kriteia rumah

sehat.

Keluarga mengerti

tentang faktor faktor

yang dapat

memperberat

serangan asma

bronchitis.

Kaji persepsi kelurga

tentang lingkungan

sehat.

Jelaskan tentang

kriteria rumah sehat

Jelaskan tentang

keadaan lingkungan

yang dapat

menimbulkan

serangan berulang.

Jelaskan tentang

pengaruh lingkungan

terhadap kesehatan.

2. Kurang

pengetahuan b/d

kurang informasi

dan keterbatasan

kemampuan

mencerap

informasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan,keluarga dan

anggota keluarga

pengetahuannya meningkat

dan mampu mencerap

informasi dengan baik

Dengan kriteria hasil:

Meningkatnya

Kaji pegetahuan

keluarga tentang asma

bronchitis.

Jelaskan tentang asma

bronchitis

Jelaskan tentang

penyebab asma

bronchitis

NO Diagnosa

1 Resiko Tinggi serangan berulang berhubungan dengan lingkungan yang tidak

adekuat

2 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi dan keterbatasan

kemampuan mencerap informasi

3 Resiko kerusakan penatalaksanaan program terapi dirumah berhubungan dengan

kurangnya informasi dan pengetahuan keluarga tentang asma bronchitis.

Page 13: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

13 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

pengetahuan keluarga

Kelurga mampu

menjelaskan kembali

penyebab dan gejala

asma.

Jelaskan tentang gejala

bronchitis.

3. Resiko kerusakan

penatalaksanaan

program terapi di

rumah b/d

kurang

pengetahuan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan,keluarga mampu

melaksanakan program terapi

dirumah dengan baik

Dengan kriteria hasil:

Keluarga mengerti

pentingnya program

terapi dirumah.

Keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang

tersedia di masyarakat.

Kaji pengetahuan

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

Jelaskan kepada

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

Jelaskan pentingnya

pelaksanaan program

terapi dirumah.

Jelaskan tentang

dampak kerusakan

program terapi

dirumah.

Kolaborasi:

Rujuk klien ke fasilitas

pelayanan kesehatan

terdekat.

Page 14: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

14 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

4. Implementasi

No.tanggal &

Waktu

No.diagnosa implementasi

1) Tgl 5 Maret 2012

14.00 Wita

Resiko tinggi serangan

berulang b/d

lingkungan yang tidak

adequat

mengkaji persepsi

keluarga tentang

lingkungan yang sehat.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

lingkungan yang sehat

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

keadaan lingkungan

yang dapat

menimbulkan

serangan berulang.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

pengaruh lingkungan

terhadap kesehatan.

2) Tgl 5 Maret 2012

15.30 Wita

Kurang pengetahuan

b/d kurang informasi

dan keterbatasan

kemampuan mencerap

informasi

Mengkaji pegetahuan

keluarga tentang asma

bronchitis.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang asma

bronchitis

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

penyebab asma

bronchitis

Menjelaskan kepada

keluarga tentang gejala

bronchitis

3) Tgl 5 Maret 2012

17.00 Wita

Resiko kerusakan

penatalaksanaan

program terapi di

rumah b/d kurang

pengetahuan

mengkaji pengetahuan

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

menjelaskan kepada

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

Page 15: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

15 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

masyarakat.

Menjelaskan kepada

keluarga pentingnya

pelaksanaan program

terapi dirumah.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

dampak kerusakan

program terapi

dirumah.

5. Evaluasi

No.tanggal &

Waktu

No.diagnosa implementasi

4) Tgl 5 Maret 2012

14.00 Wita

Resiko tinggi serangan

berulang b/d

lingkungan yang tidak

adequat

mengkaji persepsi

keluarga tentang

lingkungan yang sehat.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

lingkungan yang sehat

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

keadaan lingkungan

yang dapat

menimbulkan

serangan berulang.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

pengaruh lingkungan

terhadap kesehatan.

5) Tgl 5 Maret 2012

15.30 Wita

Kurang pengetahuan

b/d kurang informasi

dan keterbatasan

kemampuan mencerap

informasi

Mengkaji pegetahuan

keluarga tentang asma

bronchitis.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang asma

bronchitis

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

penyebab asma

bronchitis

Menjelaskan kepada

Page 16: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

16 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

keluarga tentang gejala

bronchitis

6) Tgl 5 Maret 2012

17.00 Wita

Resiko kerusakan

penatalaksanaan

program terapi di

rumah b/d kurang

pengetahuan

mengkaji pengetahuan

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

menjelaskan kepada

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan yang ada di

masyarakat.

Menjelaskan kepada

keluarga pentingnya

pelaksanaan program

terapi dirumah.

Menjelaskan kepada

keluarga tentang

dampak kerusakan

program terapi

dirumah.

Page 17: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

17 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keluarga adalah unit terkecil di masyarakat yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan tiap anggota keluarga mempunyai peran

masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.Dalam keluarga terdapat suatu

struktur keluarga yang dapat menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat sekitarnya,yang nantinya akan dikaji oleh perawat

dalam pemberian asuhan keperawatan.

Sebagai sebuah sistem,lingkungan sekitar dan tingkat pengetahuan anggota

berhubungan dan ketergantungan,jadi keluarga dapat menghasilkan suatu perilaku

sehat yang mempengaruhi komunitasnya.

Melalui asuhan keperawatan keluarga perawat dapat memberikan pelayanan

yang efektif dan optimal,dimana perawat dapat mengenal masalah kesehatan

keluarga, bmemutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan

keluarga,melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota

keluarga yang sakit,memelihara dan modifikasi lingkungan sehingga dapat

meningkatkan kesehatan keluarga, memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk peroleh

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga.

Page 18: Askep Keperawatan Keluarga Dengan Asma Bronchitis

Asuhan Keperawatan Keluarga

18 SALNI SAHARMAN - SRI M BUHANG / PSIK FK UNSRAT

DAFTAR PUSTAKA

1. Brooker Christin , Edisi 31,Tahun 2001 ,kamus Saku Keperawtan, Penerbit buku

kedokteran EGC .Jakarta

2. Carpenito juall Lyanda, Edisi 6, Tahun 2000 ,Diagnosa keperawatan ; Aplikasi Pada

Praktik Klinis , Penerbit buku kedokteran EGC .Jakarta.

3. Suprajitno,S.kp , ,Asuhan keperawatan Keluarga,Penerbit buku kedokteran EGC

.Jakarta

4. Wilkinson M judith,Edisi 7, 2007, Buku Saku Diagnostik Keperawatan , Penerbit

buku kedokteran EGC .Jakarta