Askep Istirht Tdr

34
PENDAHULUAN Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur. KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR 1. Istirahat Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas). Catatan: Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal. Seseorang dapat benar-benar istirahat bila: a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnya b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana pun c. Mengetahui apa yang terjadi d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan

description

askep istirahat tidur

Transcript of Askep Istirht Tdr

PENDAHULUANIstirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal.Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur.

KONSEP ISTIRAHAT DAN TIDUR1. IstirahatKata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas).

Catatan:Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.

Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnyab. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di mana punc. Mengetahui apa yang terjadid. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanane. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannyaf. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya2. TidurTidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologi, dan kesehatan.Jenis-jenis TidurPada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement ¬¬- REM) dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid Eye Movement - NREM) a. Tidur REMTidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah,

gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan pernafasan tidak teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan menunjukkan gejala-gejala sebagi berikut:- Cenderung hiperaktif- Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya labil)- Nafsu makan bertambah- Bingung dan curigab. Tidur NREMTidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat.Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak yang terlihat pada EEG (Electroenchepalogram). 

Catatan:EEG atau electroenchephalogram adalah instrumen untuk menangkap aktifitas listrik di otak.Keempat tahap tersebut yaitu:- Tahap ITahap I merupakan transisi di mana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernafasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur pada tahap I dapat dibangunkan dengan mudah.- Tahap IIMerupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10-15 menit.- Tahap IIIPada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernafasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit untuk dibangunkan.- Tahap IVTahap IV merupakan tahap tidur di mana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah, lunglai, dan sulit dibangunkan. Denyut jantung dan pernafasan menurun sekitar 20-30%. Pada tahap ini. Dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV ini dapat memulihkan kedaan tubuh.Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. hal tersebut ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap V ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.POLA TIDUR BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN/USIA

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan seseorang. Semakin

tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang dibutuhkan.

Tingkat Perkembangan/ Usia

Pola Tidur Normal

Bayi baru lahir

Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap siklus sekitar 45-60 menit.

BayiTidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar

ToddlerTidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3 tahun

Pra sekolahTidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.

Usia sekolahTidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa waktu tidur relatif konstan.

Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.

Dewasa mudaTidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10% tidur tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.

Dewasa pertengahanTidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.

Dewasa tua

Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada. Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun sewaktu tidur malam hari.

FAKTOR YANG MEMENGARUHI ISTIRAHAT DAN TIDUR

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang kebutuhannya

terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak

dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut:

a.         Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi

pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi

dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak.

b.         Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang

tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut,

bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur.

c.         Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena

pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini

akan mengurangi tahap IV NREM dan REM.

d.         Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat

menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun

alkohol akan mengganggu tidur.

e.         Gaya hidup

Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat

tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode

tidur REM lebih pendek.

f.          Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan tidur, ada pula yang

sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM.

GANGGUAN-GANGGUAN TIDUR DAN PENANGANANNYA

1.         Insomnia

Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas

maupun kuantitas. Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat

disebut mengalami insomnia (Japardi, 2002).

Ada tiga jenis insomnia diantaranya:

-          Insomnia inisial: ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.

-          Insomnia intermitten: ketidakmampuan untuk memepertahankan tidur atau keadaan sering

terjaga tidur.

-          Insomnia terminal: bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya

adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk

tidur.

Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan

lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya. Ada beberapa tindakan

atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia yaitu:

a.         Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu

b.         Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama

c.         Hindari tidur di waktu siang atau sore hari

d.         Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada waktu kesadaran

penuh

e.         Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

f.           Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur

g.         Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur

2.         Somnambulisme

Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya

otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di

tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme ini lebih banyak

terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami somnabulisme

mempunyai risiko terjadinya cedera.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnabulisme yaitu dengan membimbing

anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat

lingkungan yang nyaman dan aman, serta dapat pula dengan menggunakan obat seperti

Diazepam dan Valium.

3.         Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan remaja,

paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa

faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training

yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis anatara lain: hindari stres,

hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu)

sebelum tidur.

4.         Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk

tidur. Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia

dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk) tersebut datang.

Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat kerusakan genetika

sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi ini dapat

menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja

pada alat-alat yang berputar-putar, atau berada di tepi jurang.

Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat yang

membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut diantarnya jenis ampetamin.

5.         Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih. Setelah

tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

6.         Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel

yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.

Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut

mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

1.         Pengkajian Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan

istirahat dan tidur meliputi pengkajian mengenai:

a.         Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur,

dan keteraturan pola tidur klien.

b.         Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air kecil, dan

lain-lain.

c.         Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya.

d.         Kebiasaan tidur siang.

e.         Lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien?, apakah kondisinya bising,

gelap, atau suhu dingin?

f.           Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa yang

dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur?

g.         Status emosi dan mental klien. Status emosional dan mental memengaruhi terhadap kemampuan

klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental

klien, misalnya apakah klien mengalami stress emosional atau ansietas? Juga dikaji sumber stres

yang dialami klien.

h.         Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat

gangguan istirahat tidur, seperti:

-          Penampilan wajah, misalnya adalah adakah area gelap di sekitar mata, bengkak di kelopak mata,

konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung.

-          Perilaku yang terkait dengan gangguan istirahat tidur, misalnya apakah klien mudah

tersinggung, selalu menguap, kurang konsentrasi, atau terlihat bingung.

-          Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.

2.         Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien dengan gangguan pemenuhan

kebutuhan istirahat tidur, antara lain:

a.         Gangguan pola tidur

Gangguan pola tidur inin dapat disebabkan karena ansietas yang dialami klien, lingkungan yang

tidak kondusif untuk tidur (misalnya, lingkungan yang bising), letidakmampuan mengatasi stres

yang dialami, dan nyeri akibat penyakit yang diderita klien.

b.         Perubahan proses pikir

Perubahan proses berpikir ini disebabkan oleh terjadinya deprivivasi tidur

c.         Gangguan harga diri

Gangguan harga diri terutama dialami pada klien yang mengalami enuresis

d.         Risiko cedera

Risiko cedera terutama pada klien yang menderita somnambulisme. Pada somnambulisme ini,

klien melakukan aktivitas tanpa disadari sehingga berisiko terjadinya kecelakaan, bisa berupa

jatuh dari tempat tidur, turun tangga, atau membentur tembok, dan lain-lain.

3.         Intervensi Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur

Pada klien yang dirawat di rumah sakit dapat mengalami masalah istirahat dan tidur. Masalah

tersebut sering berhubungan dengan lingkungan rumah sakit, rutinitas ruangan, atau penyakit

yang dideritanya. Walaupun begitu, perawat mesti membantu klien untuk dapat istirahat dan

tidur.

Berikut ini merupakan beberapa intervensi yang dapat diterapkan untuk membantu pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur pada klien yang dirawat.

a.         Ciptakan lingkungan yang nyaman, dapat dilakukan misalnya dengan:

-            Pintu kamar klien ditutup

-            Kurangi stimulus, misalnya percakapan

-            Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain

b.         Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca,

dan berdoa. Pada klien anak-anak, dapat dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang

boneka atau benda yang disukainya.

c.         Diet

-            Anjurkan klien untuk memakan makanan yang mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju

-            Hindari banyak minum sebelum tidur

d.         Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur

e.         Hindari rangsangan mental yang tidak menyenangkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan

psikologi klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.

f.           Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:

-          Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur

-          Anjurkan klien berkemih sebelum tidur

-          Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah

-          Pada klien nyeri, berikan obat analgesik 30 menit sebelum tidur

g.         Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

h.         Berdoa sesuai dengan agamanya

Referensi

1.         Asmadi.2008. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

2.         Kozier,B.,G.Erb. 2004. Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and practice. Seventh edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

3.         Mubarak & Chayatin. 2008. Buku ajar kebutuhan dasar manusia, Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

3     Perencanaan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

1. Gangguan pola tidur b/d perubahan siklus, ketidakmampuan mengatasi stres yang berlebihan

1.   Data subjektifa.    klien mengatakan mengalami

gangguan tidur insomniab.    klien mengatakan tidurnya

sering terbangun dan susah untuk tidur kembali

c.    klien mengatakan saat terbangun kepalanya pusing dan sat pertama kali tidur kepala seperti berputar-putar

d.    klien mengatakan mengalami masalah tidur sejak 2 bulan yang lalu

e.    klien mengatakan kesulitan tertidur setiap hari

f.     klien mengatakan butuh waktu 2-4 jam untuk tertidur namun 1-3 kemudian terbangun dn susah untuk tidur kembali

g.    klien mengatakan sebelum tidur biasanya melihat TV sebentar

h.    klien mengatakan saat beraktivitas merasa kelelahan dan keletihan

2.   Data objektifa.    Klien terlihat kelelahanb.    Terlihat lingkar hitam disekitar

matac.    Wajah terlihat kusamd.    Terlihat gelisah

Tujuan:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2X24 jam, klien dapat mempertahankan pola tidur dalam batas rentang normal ±6 jam

Kriteria hasil:Klien menunjukkan pola tidur dalam batas rentang normal ±6 jam

a.    Ciptakan lingkungan yang nyaman, dengan:

1.    Pintu kamar klien ditutup.2.    Kurangi stimulus, misalnya

percakapan.3. Tempatkan klien dengan teman

yang cocok, dan lain-lainb.    Membantu kebiasaan klien sebelum

tidur, misalnya dengan mendengarkan musik, membaca, dan berdoa. Pada klien anak anak, dapat dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang boneka atau benda yang disukainya.

c.    Diet1.    Aniurkan klien untuk memakan

makanan yang mengandung tinggi protein, seperti susu dan keju.

2.    Hindari banyak minum sebelum tidur.

d.    Hindari latihan fisik yang berlebihan sebelum tidur

e.    Hindari rangsangan mental yang tidak menyenangkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.

f.     Berikan rasa nyaman dan rileks, misalnya dengan:

1.    Mengatur posisi yang nyaman untuk tidur

2.    Anjurkan klien berkemih sebelum tidur

3. Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basah

e.    Tidur selalu terbangunf.     Tidur tidak pernah tenang

4. Pada klien nyeri, berikan obat analgesik menit sebelum tidur

g.    Hindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

h.    Berdoa sesuai dengan agamanya.

1.2.4     Implementasi

Hari/tanggal

Diagnosa Jam Tindakan

Rabu, 12 Desember 2012

Gangguan pola tidur b/d perubahan siklus, ketidakmampuan mengatasi stres yng berlebihan

08.00

08.20

08.25

08.3008.40

08.50

09.00

1.    Dilakukan modifikasi lingkungan yang nyaman, dengan:a.    Pintu kamar klien ditutup.b.    Mengurangi stimulus, misalnya percakapan.c.    Tempatkan klien dengan teman yang cocok, dan lain-lain2.    Membantu kebiasaan klien sebelum tidur, misalnya dengan

mendengarkan musik, membaca, dan berdoa. Pada klien anak anak, dilakukan dengan membacakan dongeng, memegang boneka atau benda yang disukainya.

3.    Dieta.    menganjurkan klien untuk makanan yang mengandung tinggi

protein, seperti susu dan keju.b. Menganjurkan klien untuk menghindari banyak minum

sebelum tidur.4.    Menganjurkan klien menghindari latihan fisik berlebihan

sebelum tidur5.    Menganjurkan klien menghindari rangsangan mental yang tidak

menyenangkan sebelum tidur. Maksudnya, usahakan psikologis klien tenang, tidak cemas, ataupun stres sebelum tidur.

6.    Memberikan rasa nyaman dan rileks, dengan:a.    Mengatur posisi yang nyaman untuk tidurb.    Anjurkan klien berkemih sebelum tidurc.    Tempat tidur yang bersih dan tidak boleh basahd.    Pada klien nyeri, berikan obat analgesik menit sebelum tidur7.    Menganjurkan klien menghindari kegiatan yang

membangkitkan minat sebelum tidur8.    Menganjurkan klien menghindari berdoa sesuai dengan

agamanya

1.2.5     Evaluasi

Hari/tanggal

Diagnosa Jam Evaluasi

Selasa, 12 Desember

Gangguan pola tidur b/d

14.00

S: Pasien mengatakan dapat tidur dalam jangka waktu 20-30 menit, pada waktu tidur tidak sering terbangun,

2012 perubahan siklus, ketidakmampuan mengatasi stres yng berlebihan

jika terbangun akan mudah tidur kembali, meningkatnya waktu tidur sesuai yang diharapkan, mengingat kembali mimpi yang dialaminya, menyatakan perasaannya tenang sesudah tidur, bebas dari kecemasan dan depresi, dapat bekerja dengan baik dan penuh konsentrasi, Klien dan keluarga mampu menjelaskan faktor2 yang dapat meningkatkan tidur

O: klien tampak tenang saat di wawancarai setelah bangun tidur

A: masalah teratasiP: intervensi dihentikan

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Febriana, Desita. 2011. Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur

Anak Usia Prasekolah Di Ruang Anak Rs Baptis Kediri.

http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/

18429/18244. [11 Desember 2012]

Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses Dan

Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC

Soetjiningsih, I Gusti Ayu Trisna Windiani. Prevalensi dan Faktor Risiko Enuresis

pada anak Taman Kanak-Kanak di Kota madya Denpasar.

http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/10-3-2.pdf. [12 Desember 2012]

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta: EGC

(Keperawatan) Askep Gangguan Pola Tidur

KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN

Tidur adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif à bukan merupakan keadaan penuh

ketenangan tanpa kegiatan à merupakan suatu urutan siklus yang berulang. Tingkat kesadaran

berfluktuasi selama berbagai tahap/fase dalam tidur.

Fisiologi tidur = Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus yang bergantian dengan

periode yang lebih lama dari keterjagaan.

J Pengaturan tidur

Terdapat dua sistem yang mengatur :

1.      reticular Activating system (RAS)

2.      bulbar Syndhronizing region (BSR)

keduanya bekerja secara bersamaan untuk mengontrol siklus alam tidur namun waktunya yang

berbeda.

J Circadian rhythms

Menjelaskan tentang perubahan/fluktuasi dari HR, tensi, temperatur tubuh, sekresi

hoemone, metabolisme, penampilan individu serta perasaan.

Circadian synchronization à ada, jika individu mengikuti pola tidur – bangun secara

biologis. Jika irama fisiologi & psikologi tinggi / lebih aktif à orang tersebut dalam keadaan

bangun. Jika irama rendah / lemah à orang tersebut dalam keadaan tidur.

J Stage of sleep

Ada 2 fase

1.      Non rapid eye movement (NREM)

Gerak bola mata secara tidak cepat

2.      Rapid Eye movement (REM)

Gerak bola mata secara cepat

Dapat dipelajari dan dianalisa dengan :

a.       Electro Enchephalograph

b.      Electro Oculogram

c.       Electro Myogram

J Kebutuhan dan pola tidur

-         bervariasi secara jelas dimasyarakat à standart umum ± 8 jam setiap malam à tidak ada rumus

tertentu

-         Penting bagi setiap orang mengikuti suatu pola istirahat tertentu à untuk mempertahankan

kesehatan/kesegaran jasmani.

-         Kebutuhan jam tidur tiap-tiap usia :

Bayi : 13-16 jam

Anak : 8-12 jam

Dewasa : 6-9 jam

Usia lanjut : 5-8 jam

J Fungsi tidur

Dikemukakan beberapa teori mengenai fungsi tidur :

1.      Teori hipnotoksin

Pada saar kita bangun à hipnotoksin menumpuk dibadan kita à memacu keadaan mengantuk.

Hipnotoksin ini hanya dapat di detiksifikasi/ dinetralisasi waktu kita tidur

2.      Meningkatkan fungsi imunitas

3.      Regulasi suhu

4.      Homeostasis

Diduga beberapa mediator ikut berperan untuk mediasi dorongan homeostasis untuk tidur, yaitu :

adenosin, interleukin, tumor necrosing faktor, ptostaglandin, lipopolisakarida, d (delta) –

producing faktor.

5.      Teori konservasi energi

- Adanya penemuan bahwa sewaktu bangun nergi di otak (ATP, glikogen, Adenosin) menurun,

dan akan meningkat kembali sewaktu tidur.

- Waktu tidur penggunaan energi menurun sebanyak 15 – 20 % dan komsumsi oksigen menurun

6.      Teori restorasi

Tidur merupakan waktu untuk restorasi dan tumbuh bagi badan dan otak. Hormone pertumbuhan

( growth hoemone ) dilepas waktu kita tidur

ª Gangguan yang umum pada pola tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika di obati, secara umum akan menyebabkan

gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut :

insomnea : gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur atau ketika terjaga di tengah malam ; atau

rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.

Gangguan pola tidur adalah keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami

suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak

nyaman atau mengganggu gaya hidup yang diinginkannya.

4 klasifikasinya adalah :

1.      Primary sleep disorder

a.       Insomnia

Adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering

terbangun dari tidur, dan/atau tidur singkat atau tidur nonrestoratif. Penderita insomnia

mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak

cukup. Namun, seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia dapat

menandakan adanya gangguan fisik atau psikologis.

b.      Hypersomnia

c.       Narcolepsi

Adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan

utama paling sering yang terkaitan dengan gangguan ini. Di siang hari seseorang dapat

merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat

terjadi dalam 15 menit sewaktu tertidur. Katapleksi, atau kelemahan otot yang tiba-tiba disaat

emosi sedang kuat seperti marah, sedih, atau tertawa, dapat terjadi kapan saja di siang hari.

Apabila serangan kata pleksi parah, klien dapat kehilangan kontrol oto volunter dan jatuh ke

lantai.

d.      Sleep Apnea

Adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut

selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis apnea tidur : apnea sentral,

obstruktif, dan campuran yang mempunyai komponen apnea sentral dan obstruktif.

2.      Secondary sleep disorder

a.       Hypothyroid

b.      Hyperthyroid

c.       Gangguan ginjal kronik

d.      Depresi

Adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat

mencakup penyakit, stres emosional, obat-obatan gangguan lingkungan, dan keanekaragaan

waktu tidur yang terkait dengar. Waktu kerja.

Hospitalisasi, terutama di unit perawatan intensif, membuat klien rentan terhadap gangguan tidur

ekstrinsik dan sirkadian. Deprivasi tidur melibatkan penurunan kuantitas dan kualitas serta

ketidakkonsistenan waktu tidur.

e.       Schizoprenia

f.        Lkoholisme

g.       Anoreksia Nervosa

3.      Parasomnia

Adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa. Sindrom

kematian bayi mendadak, dihipotesis berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang

disebabkan disebabkan oleh abnormalitas dalam sistem saraf otonom yang dimanifestasikan

selama tidur.

Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi somnambulisme, terjaga malam, mimpi buruk,

enuresis nokturnal (ngompol), dan menggeretakkan gigi. Apabila orang dewasa mengalami hal

ini maka hal tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang lebih serius. Terdiri dari :

a.       Somnabulisme

b.      Sleep talking

c.       Bruxisme

d.      Eneurism nocturnal

4.      Sleep disorder

a.       REM Deprivasion

b.      NREM

c.       Total sleep

2. ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Penyakit fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (mis. Kesulitan bernapas), atau

masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapt menyebabkan masalah tidur.

b. Obat-obatan dan substansi

Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk

sebagai salah satu efek samping, 486 menulis imsomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan.

Mengantuk dan deprsi tidur adalah efek samping mediksi yang umum. Mediksi yang diresepkan

untuk tidur seringkali menyebankan masalah daripada keuntungan.

c. Gaya hidup

Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar

(mis. 2 minggu siang diikuti 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan

perubahan jadwal tidur.

d. Stres emosional

Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stres emosional

menyebabklan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidur. Stres

juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama

siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur

yang buruk.

e. Lingkungan

Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh peting pada kemampuan untuk tertidur dan

tetap tertidur. Ventilasi yang baik dalah esensial untuk tidur tenang. Ukuran, kekerasan, dan

posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Tempat tidur rumah sakit seringkali lebih keras

daripada di rumah. Suara juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk

membangunkan orang tergantung pada tahap tidur.

f. Latihan fisik dan kelelahan

Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang

mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang

menyenangkan. Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan

mempertahankan suatu keadaan melelahkan yang meningkatkan relaksasi. Akan tetapi kelelahan

yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur.

g. Asupan makanan dan kalori

Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah

penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur. Makan besar, berat, dan/atau berbumbu pada

makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur. Kafein dan

alkohol yang dikomsumsi pada malam hari mempunyai efek produksi-insomnia sehingga

mengurangi atau menghindari zat tersebut secara drastis adalah strategi penting yang digunakan

untuk meningkatkan tidur.

Etiologi

a.       Rasa tidak nyaman O.K. nyeri

b.      Perubahan tidur

c.       Perubahan lingkungan tidur

d.      Perubahan siklus tidur

e.       Penggunaan siklus tidur / alcohol sebelum tidur

f.        Ketergntungan terhadap obat

g.       Gejala-gejala dari penyakit fisik

3. DATA MAYOR DAN DATA MINOR

♥ Data mayor

Kesukaran untuk tertidur atau tidur tetap

♥ Data minor

Keletihan waktu bangun tidur atau sepanjang hari

Perubahan suasana hati

Tidur sejenak sepanjang hari

Agitasi

BAB II

1.                  ANALISA DATA

-         PENGKAJIAN TIDUR

Kebanyakan individu dapat memberi perkiraan yang akurat dan beralasan tentang pola tidur

mereka, terutama jika terjadi suatu perubahan. Salah satu metode yng singkat dan efektif untuk

mengkaji kualitas tidur adala dengan menggunakan skala analog visul ( closs, 1988). Perawat

membuat sebuah garis horizontal sepanjang kira-kira 10 cm. Tulis pernyataan-pernyataan yang

berlawanan seperti ”tidur malam yang terbaik” dan ”tidur malam yang terburuk” pad setiap

ujung garis. Klien diminta untuk memberi tnda titik pada garis yang menandakan persepsi

mereka terhadap tidur malam.pengkajian juga dilakukan untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan

yng dilakukan sebalum tidur, apakah klien harus membaca dulu sebelum tidur, maka perawat

menawarkan buku bcaan kepada klien. Ataupun kebiasaan-kebiasaan yang lainnya.

Sumber untuk pengkajian tidur. Biasanya klien merupakan sumber yang terbaik untuk

menggambarkan masalah tidur dan sampai sejauh mana masalah tersebut mengubah pola tidur

dan bangun mereka yang biasa. Seringkali klien mengetahui penyebab masalah tidur tersebut,

seperti kebisingan lingkungan atau kekhawatiran akan suatu hubungan.

Pada saat merawat anak-anak, perawat perlu mencari informasi tentang pola tidur dari orang tua

karena biasanya mereka dlah sumber informasi yang baik tentang mengapa anak mereka

mengalami msalah tidur.

-         Riwayat tidur

Untuk memulai perawat perlu terlebih dahulu memahami sifat dari masalah tidur, tnd dan

gejalanya, awitan dan durasinya, keparahannya, dan adanya faktor pencetus atau penyebab-

penyebabnya, serta efeknya secara umum pada klien. Pertanyaan-pertanyaan pengkajian antara

lain mencakup:

1.      sifat dari masalah : beritahu saya jenis masalah tidur apa yng anda alami. Beritahu saya mengapa

anda beranggapan bahwa tidur anda tidak adekuat. Jelaskan pada saya tentang karakteristik tidur

malam anda. Seberapa jauh perbedaan tidur anda sat ini dari tidur anda yng dulu ?

2.      Tanda dan gejala : apakah anda mengalami kesulitan untuk tidur, tetap tidur atau untuk bangun ?

3.      Awitan dan durasi : kapan pertama kali anda menyadari masalah ini ?

4.      Keparahan : berapa lama waktu yng anda butuhkan untuk tertidur?

5.      Faktor pencetus : beritahu saya apa yang and lakukan sesaat sebelum tidur?

6.      Efek pada klien : bagaimana pengaruh tidur ini bagi anda ?

Pola tidur biasa. Mengetahui pola tidur klien yang biasa dan disukai memungkinkan perawat

untuk mencoba menyesuaikan kondisi tidur dilingkungan layanan kesehatan dengan kondisi tidur

dirumah. Untuk menentukan pola tidur klien perawat mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut

:

1.      Pukul berapa biasanya anda naik ketempat tidur setiap malam ?

2.      Pukul berapa biasanya anda tertidur ? apakah abda melakukan sesuatu yang khusus untuk

membantu anda tertidur ?

3.      Berapa kali anda terbangun dimalam hari ? mengapa anda beranggapan bhwa nd terbangun ? apa

yang anda lakukan terhdp hal yang membuat anda bangun tersebut ?

4.      Pukul berapa biasanya anda terbangun di pagi hari ?

5.      Pukul berapa anda turun dari tempat tidur setelah anda terbangun ?

6.      Berapa jam rata-rata anda tidur disetiap malam ?

-         Pengelompokan data

ª Data subjektif

a.       klien mengatakan mengalami gangguan tidur insomnia

b.      klien mengatakan tidurnya sering terbangun dan susah untuk tidur kembali

c.       klien mengatakan saat terbangun kepalanya pusing dan sat pertama kali tidur kepala seperti

berputar-putar

d.      klien mengatakan mengalami masalah tidur sejak 2 bulan yang lalu

e.       klien mengatakan kesulitan tertidur setiap hri

f.        klien mengatakan butuh waktu 2-4 jam untuk tertidur namun 1-3 kemudian terbangun dn susah

untuk tidur kembali

g.       klien mengatakan sebelum tidur biasanya melihat tv sebentar

h.       klien mengatakan saat beraktivitas merasa kelelahan dan keletihan

ª Data objektif

a.       Klien terlihat kelelahan

b.      Terlihat lingkar hitam disekitar mata

c.       Wajah terlihat kusam

d.      Terlihat gelisah

e.       Tidur selalu terbangun

f.        Tidur tidak pernah tenang

-         Pemeriksaan fisik

1.      Tingkat energi

a.       terlihat kelelahan

b.      kelemahan fisik

c.       terlihat lesu

2.      Ciri-ciri diwajah

a.       mata sipit

b.      kelopak mata sembab, mata merah

c.       semangat

3.      Ciri-ciri tingkah laku

a.       oleng/ sempoyongan

b.      menggosok-gosok mata

c.       bicara lambat

d.      sikap loyo

4.      Data penunjang yang menyebabkan adanya masalah potensial

a.       obesitas

b.      deviasi septum

c.       TD rendah

d.      RR dangkal dan dalam

2.                  DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Gangguan pola tidur : insomnia (kesulitan masuk tahap tidur) sd khawatir tentang keluarga

b.      Gangguan pola tidur : insomnia ( kesulitan mempertahankan tidur) S/D lingkungan rumah sakit

yang gaduh

c.       Gangguan pola tidur : insomnia ( bangun terlalu awal) S/D kurang pengetahuan tentang

bantuan-bantuan sebelum tidur (selain obat) dan ketagihan barbiturate

d.      Gangguan pola tidur : hipersomnia b/d perubahan siklus, ketidakmampuan mengatasi stres yng

berlebihan

e.       Gangguan pola tidur (kehilangan tidur REM ) S/D rasa tidak nyaman O.K. nyeri

f.        Kecemasan s/d :

1.      ketidakmampuan masuk dalam tahap tidur

2.      ketidakmampuan mengontrol perilaku saat tidur

3.      henti napas saaat tidur

g.       Perubahan rasa nyaman s/d kehilangan / kkurangan waktu tidur

h.       Koping individu tidak efektif s/d insomnia

i.         Ketakutan s/d narcolesi

j.        Potensi injury s/d narcolesi, somnabulisme, sleep apnea

k.      Harga diri rendah s/d noctural eneurisme

3.                  INTERVENSI

-         Kurangi kebisingan

-         Atur prosedur untuk memberi jumlah terkecil gangguan selama periode tidur (mis. Sewaktu

individu bangun untuk pemberian obat juga lakukan tindakan dan ukur tanda vital)

-         Jika berkemih malam mengganggu, batasi asupan cairan waktu malam dan berkemih sebelum

tidur.

-         Tetapkan bersama individu suatu jadwal untuk program ktivitas sepanjang waktu (jalan, terapi

fisik)

-         Batasi jumlah dan panjang waktu tidur jika berlebihan

-         Kaji waktu rutin bersama individu, keluarga, atau oarang tua-waktu, praktik kebersihan, ritual

-         Batasi asupan minuman yang mengandung kafein sore hari

-         Hindari alkohol

-         Pertahankan waktu tidur teratur dan waktu bangun

-         Menyusun rutinitas untuk persiapan tidur

-         Perthankan ruang tidur agak dingin

-         Gunakan penutup telingan bila kebisingan menjadi masalah

-         Jangan latihan dalan 3 jam

4.                  IMPLEMENTASI

Lingkungan yang aman

a.       Memberikan ”comfortable bed”

        sprei harus bersih dan tegang/tidak banyak lipatan serta bahannya halus

        selimut harus aman, tidak berat/tidak menekan kaki dan bahannya lembut

b.      Mengatur posisi tubuh klien sejajar / posisi tertentu yang rileks

c.       Mengatur lingkungan yang aman untuk tidur : suasana tenang ; redup ; privacy ; situasi yang

mirip situasi rumah

d.      Mengatur ventilasi kamar

e.       Memelihara suhu kamar

Lingkungan yang aman dari suara

f.        suara langkah orang berjalan

g.       suara percakapan

h.       lingkungan yang asing

i.         pengunjung yang banyak

j.        suara pintu yang ditutup

k.      suhu lingkungan yang panas/sangat dingin

l.         kamar yang sempit/pengap

m.     kamar yang kurang privacy

Memenuhi keb. Psiko-spiritual

n.       membaca majalah

o.      mendengarkan radio

p.      menonton tv

q.      mendongeng

r.        berdoa

s.       gosok gigi, cuci muka/tangan/kaki

Pada anak-anak

t.        memberikan mainan kesukaannya

u.       mendengar dongeng

v.       memberikan ”good night kiss”

w.     berdoa bersama sebelum tidur

5.                  EVALUASI

Setiap kegiatan yang akan dilakukan perawat harus direncanakan, dilakukan dan yang terakhir

adalah mengevaluasi semua kegiatan atau proses keperawatan yang telah tilakukan apakah

proses tersebut berhasil atau tidak. Jika proses tersebut tidak berhasil maka harus mengulangnya.