Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

8
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN INTOKSIKASI INSEKTISIDA A. Pengertian. Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya. Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk peptisida ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak digunakan dalam pertanian : 1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon ) 2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida ) Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti golongan IHK. Macam-macam IFO adalah malathion ( Tolly ) Paraathion,diazinon,Basudin,Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO Murni dan golongan carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.

description

rtyui

Transcript of Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

Page 1: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

INTOKSIKASI INSEKTISIDA

A. Pengertian.

Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia dalam

tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang menggunakannya.

Istilah peptisida pada umumnya dipakai untuk semua bahan yang dipakai

manusia untuk membasmi hama yang merugikan manusia.Termasuk peptisida

ini adalah insektisida. Ada 2 macam insektisuda yang paling benyak

digunakan dalam pertanian :

1. Insektisida hidrokarbon khorin ( IHK=Chlorinated Hydrocarbon )

2. Isektida fosfat organic ( IFO =Organo Phosphatase insectisida )

Yang paling sering digunakan adalah IFO yang pemakaiannya terus menerus

meningkat. Sifat dari IFO adalah insektisida poten yang paling banyak digunakan

dalam pertanian dengan toksisitas yang tinggi. Salah satu derivatnya adalah Tabun

dan Sarin. Bahan ini dapat menembusi kulit yang normal (intact) juga dapaat diserap

diparu dan saluran makanan,namun tidak berakumulasi dalam jaringan tubuh seperti

golongan IHK.

Macam-macam IFO adalah malathion ( Tolly )

Paraathion,diazinon,Basudin,Paraoxon dan lain-lain. IFO ada 2 macam adalah IFO

Murni dan golongan carbamate.Salah satu contoh gol.carbamate adalah baygon.

B. Patogenesis.

IFO bekerja dengan cara menghabat ( inaktivasi ) enzim asetikolinesterase

tubuh ( KhE).Dalam keadaan normal enzim KhE bekerja untuk menghidrolisis

arakhnoid( AKH ) dengan jalan mengikat Akh –KhE yang bersifat inaktif.Bila

konsentrasi racun lebih tinggi dengan ikatan IFO- KhE lebih banyak terjadi.

Akibatnya akan terjadi penumpukan Akh ditempat-tempat tertentu, sehingga timbul

gejala gejal;a ransangan Akh yang berlebihan ,yang akan menimbulkan efek

muscarinik, nikotinik dan SSP ( menimbulkan stimulasi kemudian depresi SSP )

Pada keracunan IFO ,ikatan Ikatan IFO – KhE bersifat menetap

(ireversibel ) ,sedangkan keracunan carbamate ikatan ini bersifat sementara

(reversible ).Secara farmakologis efek Akh dapat dibagi 3 golongan :

Page 2: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

1. Muskarini,terutama pada saluran pencernaan,kelenjar ludah dan

keringat,pupil,bronkus dan jantung.

2. Nikotinik,terutama pada otot-otot skeletal,bola mata,lidah,kelopak

mata dan otot pernafasan.

3. SSP, menimbulkan nyeri kepala,perubahan emosi,kejang-

kejang(Konvulsi ) sampai koma.

C. Gambaran Klinik.

Yang paling menonjol adalah kelainan visus,hiperaktifitas kelenjar ludah,keringat

dan ggn saluran pencernaan,serta kesukaran bernafas.

Gejala ringan meliputi : Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah,rasa takut, tremor pada

lidah,kelopak mata,pupil miosis.

Keracunan sedang : nausea, muntah-muntah, kejang atau kram perut, hipersaliva,

hiperhidrosis,fasikulasi otot dan bradikardi.

Keracunan berat : diare, pupil pi- poin, reaksi cahaya negatif ,sesak nafas, sianosis,

edema paru .inkontenesia urine dan feces, kovulsi,koma, blokade jantung akhirnya

meningal.

D. Pemeriksaan.

1. Laboratorik.

Pengukuran kadar KhE dengan sel darah merah dan plasma, penting untuk

memastikan diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik (Menurun

sekian % dari harga normal ).

Kercunan akut : Ringan : 40 - 70 %

Sedang : 20 - 40 %

Berat : < 20 %

Keracunan kronik bila kadar KhE menurun sampai 25 - 50 % setiap

individu yang berhubungan dengan insektisida ini harus segara

disingkirkan dan baru diizinkan bekerja kemballi kadar KhE telah

meningkat > 75 % N

2. Patologi Anatomi ( PA ).

Pada keracunan acut,hasil pemeriksaan patologi biasanya tidak khas.sering

hanya ditemukan edema paru,dilatsi kapiler,hiperemi paru,otak dan organ-

oragan lainnya.

E. Penatalaksanaan.

Page 3: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

1. Resusitasi.

Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan dan

nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas

buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-obatan

depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan nafas

berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab racun organo

fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan buatan hanya

dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan alat bag – valve –

mask.

2. Eliminasi.

Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang sadar

atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang setelah

20 menit bila tidak berhasil.

Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga racun

telah sampai diusus halus dan besar.

Kumbah lambung atau gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya

menurun,atau pada penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif

bila kumbah lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan.

Keramas rambut dan memandikan seluruh tubuh dengan sabun.

Emesis,katarsis dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila

keracunan terjadi kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga

berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan bantuan

pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah aspirasi

pnemonia.

3. Anti dotum.

Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh

pada tempat penumpukan.

a. Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg

b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi

timbulk gejala-gejala atropinisasi ( muka merah,mulut

kering,takikardi,midriasis,febris dan psikosis).

c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit selanjutnya

setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.

Page 4: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

d. Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian

yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema paru

dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.

ASUHAN KEPERAWATAN.

A. Pengkajian.

Pengkajian difokusakan padfa masalah yang mendesak seperti jalan nafas dan

sirkulasi yang mengancam jiwa,adanya gangguan asam basa,keadaan status

jantung,status kesadran.

Riwayat kesadaran : riwayat keracunan,bahan racun yang digunakan,berapa lama

diketahui setelah keracunan,ada masalah lain sebagi pencetus keracunan dan

sindroma toksis yang ditimbulkan dan kapan terjadinya.

B. Masalah keperawatan. Yang mungkin timbul adalah :

Tidak efektifnya pola nafas

Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh.

Gangguan kesadaran

Tidak efektifnya koping individu.

C. Intervensi.

Pertolongan pertama yang dilakukan

meliputi : tindakan umum yang bertujuan untuk keselamatan

hidup,mencegah penyerapan dan penawar racun ( antidotum ) yan

meliputi resusitasi, : Air way, breathing, circulasi eliminasi untuk

menghambat absorsi melalui pencernaaan dengan cara kumbah

lambung,emesis, ata katarsis dan kerammas rambut.

Berikan anti dotum sesuai advis dokter

minimal 2 x 24 jam yaitu pemberian SA.

Perawatan suportif; meliputi

mempertahankan agar pasien tidak samapi demamatau mengigil,monitor

perubahan-perubahan fisik seperti perubahan nadi yang cepat,distress

pernafasan, sianosis, diaphoresis, dan tanda-tanda lain kolaps pembuluh

darah dan kemungkinan fatal atau kematian.Monitir vital sign setiap 15

menit untuk bebrapa jam dan laporkan perubahan segera kepada

Page 5: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

dokter.Catat tanda-tanda seperti muntah,mual,dan nyeri abdomen serta

monotor semua muntah akan adanya darah. Observasi fese dan urine serta

pertahankan cairan intravenous sesuai pesanan dokter.

Jika pernafasan depresi ,berikan oksigen

dan lakukan suction. Ventilator mungkin bisa diperlukan.

Jika keracunan sebagai uasaha untuk

mebunuh diri maka lakukan safety precautions . Konsultasi psikiatri atau

perawat psikiatri klinis. Pertimbangkan juga masalah kelainan

kepribadian,reaksi depresi,psikosis .neurosis, mental retardasi dan lain-

lain.

Page 6: Askep Intoksikasi Pestisida (Baygon)

SUMBER.

Emerton, D M ( 1989 ) Principle And Practise Of nursing , University of

Quennsland Press, Australia.

Departemen kesehatan RI, ( 2000 ) Resusitasi jantung, paru otak Bantuan hidup

lanjut ( Advanced Life Support ) Jakarta.

La/UPF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Soetomo Surabaya,( 1994 ) Pedoman

Diagnosis dan Terapi, Surabaya.

Phipps , ect, ( 1999 ) Medikal Surgical Nursing : Consept dan Clinical Pratise,

Mosby Year Book, Toronto.