Askep Cedera Kepala Berat

40
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah Nursing Simulation Programs dengan judul Cedera Kepala Berat dapat terselesaikan. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah NSP. Makalah ini berisi tentang asuhan keperawatan penyakit Cedera Kepala Berat. Makalah ini kami harapkan dapat membantu para mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang penyakit Cedera Kepala Berat. Kami kelompok 6D berharap makalah ini bermanfaat bagi semua. Jadi apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon di maafkan dan demi kesempurnaan makalah ini kami memerlukan kritik, saran, maupun masukan dari dosen dan rekan-rekan. Yogyakarta, 05 Januari 2008 Penyusun 1

description

tugas

Transcript of Askep Cedera Kepala Berat

Page 1: Askep Cedera Kepala Berat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

rahmat dan karunia-Nya makalah Nursing Simulation Programs dengan judul

Cedera Kepala Berat dapat terselesaikan. Makalah ini kami susun guna

memenuhi tugas mata kuliah NSP. Makalah ini berisi tentang asuhan keperawatan

penyakit Cedera Kepala Berat. Makalah ini kami harapkan dapat membantu para

mahasiswa untuk menambah pengetahuan tentang penyakit Cedera Kepala Berat.

Kami kelompok 6D berharap makalah ini bermanfaat bagi semua. Jadi

apabila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon di

maafkan dan demi kesempurnaan makalah ini kami memerlukan kritik, saran,

maupun masukan dari dosen dan rekan-rekan.

Yogyakarta, 05 Januari

2008

Penyusun

1

Page 2: Askep Cedera Kepala Berat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................2

BAB I. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3

A. DEFINISI PENYAKIT............................................................................3

B. ETIOLOGI...............................................................................................3

C. MANIFESTASI KLINIS.........................................................................3

D. PATOFISIOLOGI....................................................................................5

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG.............................................................8

F. PENATALAKSANAAN.........................................................................8

BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN...........................................................10

A. PENGKAJIAN......................................................................................10

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN...........................................................18

C. INTERVENSI ......................................................................................21

BAB III. PENUTUP........................................................................................26

A. KESIMPULAN......................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27

LAPORAN KERJA KELOMPOK................................................................28

2

Page 3: Askep Cedera Kepala Berat

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit

Kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai

respons terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial.

Cidera kepala adalah suatu kondisi terjadinya injuri pada kulit kepala, tulang,

tengkorak, atau jaringan-jaringan otak lainnya, yang dapat menyebabkan

berubahnya fungsi atau struktur otak dengan berbagai komplikasinya.

B Etiologi

Menurut Hudak dan Gallo mendiskripsikan bahwa penyebab cedera kepala

adalah trauma rudapaksa yang dibedakan menjadi 2 faktor yaitu :

a. Trauma primer, terjadi karena benturan langsung atau tidak langsung

b. Trauma skunder, terjadi akibat trauma saraf yang meluas, hipertensi

intrakarnial, hipoksia. Hiperkapnea atau hipotensi sistemik.

C. Manifestasi Klinis

1. Pada contosio segera terjadi kehilangan peredaran pada

haematoma mungkin hilang segera atau bertahap. Dengan membesarnya

haematoma atau odema interstisium.

2. Pola pernafasan dapat segera progresif.

3. Respon pupil mungkin lenyap.

4. Nyeri kepala dapat segera muncul.

5. Dapat timbul muntah-muntah akibat penekanan intrakranial.

6. Perubah prilaku dan perubahan fisik pada berbicara dan

gerakan.

7. Motorik dapat timbul segera atau secara lambat.

Tanda dan gejala

3

Page 4: Askep Cedera Kepala Berat

Tanda tanda dan gejala dan gejala cidera kepala bisa terjadi segera atau timbul

secara bertahap selama beberapa jam.

a. Cedera kepala ringan

- Skor skala koma glasGlow 15 (sadar penuh, atentif, dan

orientatif)

- Tidak ada kehilangan kesadaran (misalnya konkusi)

- Tidak ada intoksikasi alcohol atau obat terlarang.

- Pasien dapat mengeluh nyeri pada kepala dan pusing.

- Abrasi,

- Laserasi

- Hematoma pada kulit kepala.

- Tidak ada criteria cedera sedang-berat.

b. Cidera kepala sedang

- Skor skala koma glasGlow 9-14 ( konfusi, letargi, stupor).

- Konkusi.

- Amnesia pasca trauma.

- Muntah.

- Tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battle, mata rabun,

hemotimpanan, otorea atau rinorea, cairan serebrospinal)

- kejang

c. Cidera kepala berat

- Skor skala koma glasGlow 3-8 (koma)

- Penurunan derajat kesadaran secara progresif.

- Tanda neurologist local.

- Cederakepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium.

- Perdarahan

- Laju pernafasan menjadi lambat

- Linglung

- Kejang

- Patah tulang tengkorak.

- Memar di wajah atau patah tulang di wajah

4

Page 5: Askep Cedera Kepala Berat

- Hipotensi

- Sakit kepala hebat

- Tampak sangat mengantuk

- Gelisah

- Bicara ngawur

- Kaku kuduk

- Pembengkakan pada daerah yang mengalami cedera

- Penglihatan kabur

- Luka pada kulit kepala

- Perubahan pupil (bagian hitam mata)

D. Patofisiologi

Berdasarkan patofisiologinya, kita mengenal dua macam cedera otak, yaitu

cedera otak primer dan cedera otak sekunder. Cedera otak primer adalah cedera

yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma, dan merupakan suatu

fenomena mekanik. Umumnya menimbulkan lesi permanen. Tidak banyak yang

bisa kita lakukan kecuali membuat fungsi stabil, sehingga sel-sel yang sedang

sakit bisa mengalami proses penyembuhan yang optimal. Sedangkan cedera otak

sekunder merupakan hasil dari proses yang berkelanjutan (on going process)

sesudah atau berkaitan dengan cedera primer dan lebih merupakan fenomena

metabolik.

Proses berkelanjutan tersebut sebenarnya merupakan proses alamiah.

Tetapi, bila ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi dan tidak ada upaya untuk

mencegah atau menghentikan proses tersebut maka cedera akan terus berkembang

dan berakhir pada kematian jaringan yang cukup luas. Pada tingkat organ, ini akan

berakhir dengan kematian/kegagalan organ. Cedera otak sekunder disebabkan

oleh keadaan-keadaan yang merupakan beban metabolik tambahan pada jaringan

otak yang sudah mengalami cedera (neuron-neuron yang belum mati tetapi

mengalami cedera). Beban ekstra ini bisa karena penyebab sistemik maupun

intrakranial. Berbeda dengan cedera otak primer, banyak yang bisa kita lakukan

5

Page 6: Askep Cedera Kepala Berat

untuk mencegah dan mengurangi terjadinya cedera otak sekunder. Penyebab

cedera otak sekunder di antaranya:

1. Penyebab sistemik: hipotensi, hipoksemia, hipo/hiperkapnea, hipertermia,

dan hiponatremia.

2. Penyebab intrakranial: tekanan intrakranial meningkat, hematoma, edema,

pergeseran otak (brain shift), vasospasme, kejang, dan infeksi.

Bagi petugas kesehatan di daerah, tugasnya adalah mencegah, mendeteksi,

dan melakukan penanganan dini terhadap kondisi yang dapat menyebabkan

cedera otak sekunder. Trauma pada kepala menyebabkan tengkorak beserta isinya

bergetar, kerusakan yang terjadi tergantung pada besarnya getaran makin besar

getaran makin besar kerusakan yang timbul, getaran dari benturan akan diteruskan

menuju Galia aponeurotika sehingga banyak energi yang diserap oleh

perlindungan otak, hal itu menyebabkan pembuluh darah robek sehingga akan

menyebabkan haematoma epidural, subdural, maupun intracranial, perdarahan

tersebut juga akan mempengaruhi pada sirkulasi darah ke otak menurun sehingga

suplay oksigen berkurang dan terjadi hipoksia jaringan akan menyebabkan odema

cerebral. Akibat dari haematoma diatas akan menyebabkan distorsi pada otak,

karena isi otak terdorong ke arah yang berlawanan yang berakibat pada kenaikan

T.I.K (Tekanan Intra Kranial) merangsang kelenjar pituitari dan steroid adrenal

sehingga sekresi asam lambung meningkat akibatnya timbul rasa mual dan

muntah dan anaroksia sehingga masukan nutrisi kurang (Satya negara 1998 : 122).

Penilaian GCS (Glasgow Coma Scale).

Menurut Hudak and Gallow 1996:226 ) Penilaian kesadaran GCS ( glassgow

coma scale )

1.Eye opening

Score : 4 : Dapat membuka mata sendiri secara spontan

3 : Membuka mata hanya bila diajak bicara

2 : Membuka mata bila dirangsang nyeri

1 : Tidak membuka mata dengan rangsangan apapun.

6

Page 7: Askep Cedera Kepala Berat

2.Motor respon

Score :

6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah

5 : Adanya getaran untuk menyingkirkan rangsangan

4 : Flexi yang cepat saja dibarengi abduksi bahu

3 : Flexi yang ringan dan adduksi bahu seperti pada dekortikasi

2 : Ekstensi lengan disertai adduksi endorotasi bahu,pronasi lengan

1 : Bawah seperti pada decerebresi rigidity.

3.Verbal respon

Score :

5 : Sadar Orentasi waktu tempat dan orang tetap utuh

4 : Dapat diajak bicara tapi kacau jawabannya

3 :Tidak dapat diajak bicara mengeluarkan kata – kata yang tidak

mengandung arti (masih berteriak).

2 : Mengeluarkan kata – kata mengerang / merintih

1 : Tidak bersuara sama sekali

Cidera kepala ringan sesuai dengan penilaian GCS (Glassgow Coma

Scale) : 13 – 15, cidera kepala ringan kehilangan kesadaran kurang dari 30

menit, tidak terdapat fraktur tengkorak dan haematoma.

Faktor resiko

- Hipertensi/ teksanan darah tinggi

- Gegar otak karena terkenanya benda tumpul berat ke kepala atau

karena kepala kejatuhan oleh benda tumpul.

- Tumor otak

- Stroke

- Migraine

- Gangguan darah ke otak sepintas (TIA)

- Kecelakaan lalu lintas.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologi sietem saraf

7

Page 8: Askep Cedera Kepala Berat

CT Scan

Angiografi

MRI

2. Laboratorium

Darah

Urine

Cairan serebrospinal

F. PENATALAKSANAAN

Fraktur tulang impresi, umumnya tidak memerlukan tindakan pembedahan,

tetapi memerlukan observasi pasien yang ketat. Fraktur tulang tanpa impresi

memerlukan intervensi pembedahan. Kulit kepal dicukur dan dibersihkan dengan

banyak cairan salin untuk menghilangkan semua jaringan mati, dan fraktur

dipajankan. Fragmen-fragmen tulang tengkorak dievaluasi dan daerah ini

dibersihkan. Penutupan dura dilakukan bila memungkinkan dan luka ditutup.

Keerusakan yang luas pada tengkorak dapat diperbaiki selanjutnay dengan

lempeng logam atau plastik bila diperlikan. Pada saat membersihkan luka dan

dura utuh, fragmen terangkat dapat dikembalikan ke posisinya pada saat

pembedahan peertama, yang tidak perlu lagi melakukan kranioplasti. Luka

penetrasi membutuhkan pembedahan depridmen untuk mengeluarkan benda-

benda asing dan memperbaiki keadaan vital jaringan otak dan untuk mengontrol

hemoragi. Pengobatan antibiotik direncanakan segera, dan teerapi komponen

darah diberikan bila diindikasikan.

Fraktur dasar tengkorak merupakan keadaan serius karena biasanya terbuka

dan dapat menyebabkan bocornya cairan serebrospinal. Pasien yang sadar

dianjurkan menahan bersin dan menekan hidung. Kepala biasanya ditinggikan 30

derajat untuk menurunkan TIK dan meningkatkan keluarnya cairan yang bocor

secara spontan.

8

Page 9: Askep Cedera Kepala Berat

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA

BERAT

A. PENGKAJIAN

1. IDENTITAS DATA.

Identitas diri klien

Nama Klien : Ny. D

Tempat TGL lahir : Yogyakarta, 6 Januari 1957

Umur : 51 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Saman Blok I No. 24 Yogyakarta

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa

Pendidikan : D3

Diagnosa Medis : Cedera kepala berat

Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. M

Tempat TGL lahir : Bantul, 1 Agustus 1951

Umur : 57 tahun

Jenis kelamin : Laki - laki

Alamat : Saman, Blok I No. 24 Yogyakarta

Pekerjaan : PNS

Agama : Islam

Suku : Jawa

Pendidikan : S1

Hubungan dengan Pasien: Suami

9

Page 10: Askep Cedera Kepala Berat

2. RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama

Pasien mengalami penurunan derajat kesadaran secara progresif.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengalami cidera kepala berat, pasien tidak sadar, pasien

bedrest total sehingga semua aktivitas dibantu perawat

c. Riwayat kesehatan lalu

Pasien mengalami hipertensi satu tahun yang lalu

d. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang mengalami hipotensi

e. Genogram

Keterangan:

: Perempuan

10

Page 11: Askep Cedera Kepala Berat

: Laki-laki

: Klien

: Hubungan pernikahan

: Hubungan anak

f. Riwayat kesehatan lingkungan

Pasien tinggal dilingkungan yang bersih, pasien sering melakukan

gotong royong bersama warga.

3. POLA FUNGSI KESEHATAN ( GORDON )

a. Persepsi terhadap kesehatan

Pasien mengatakan bahwa sakit adalah suatu rasa tidak enak pada

badan yang membuat kita menjadi tidak nyaman dan pasien

mengatakan bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan dimana dia

dapat melakukan aktifitas tanpa disertai gangguan pada tubuh dan

perasaannya (rohani).

b. Pola aktivitas latihan

Tergantung dari berat ringannya penyakit

Aktivitas 1. 0 2. 1 3. 2 4. 3 4

Mandi √ √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi di tempat tidur √

Ambulansi √

Makan √

Keterangan : 0 : Mandiri

11

Page 12: Askep Cedera Kepala Berat

1 : Menggunakan alat Bantu

2 : Dibantu orang lain

3 : Dibantu orang dan peralatan

4 : ketergantungan/tidak mampu

c. Pola istirahat tidur

Pasien tidak dapat tidur karena mengalami nyeri kepala.

d. Pola nutrisi metabolik.

Pasien tidak dapat makan dan minum karena tidak sadarkan diri,

pasien mengalami gangguan menelan, dan pasien mengalami mual

dan muntah

e. Pola eliminasi

Pasien mengalami inkontensia kandung kemih

f. Pola kognitif Perseptual

Pasien mengalami kehilangan kesadaran, vertigo, gangguan

pendengaran, gangguan pengecapan..

g. Pola konsep diri

1) Harga diri : terganggu (klien merasa malu,karena tidak bisa

melakukan pekerjaan sekecil apapun )

2) Ideal diri : terganggu (klien kurang bersemangat)

3) Gambaran diri : terganggu (klien menyadari bahwa ia sakit

karena pola hidupnya yang tidak baik)

4) Peran diri : klien tidak bisa melakukan peran diri

5) Identitas diri : terganggu (klien tidak bisa mengendalikan diri)

h. Pola koping.

Selama menyelesaikan masalah pasien selalu terbuka dengan anggota

keluarga yang lain sehingga ketika ada masalah selalu dipecahkan

bersama terutama dengan suaminya dan anak-anaknya.

i. Pola seksual reproduksi

Tidak dilakukan pengkajian.

j. Pola peran hubungan

12

Page 13: Askep Cedera Kepala Berat

Hubungan pasien dengan keluarga baik dan dengan masyarakt sekitar

juga baik. Keluarga pasien khawatir dengan kondisi pasien dan

keluarganya selalu mendampingi pasien.

k. Pola nilai dan kepercayaan

Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa ia dalam menjalankan

ibadah/sholat tidak secara rutin dilakukan. Selama sakit, dia selalu

berdikir dan berdoa agar kondisinya dapat pulih kembali.

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-tanda vital

Nadi : Takikardi ( >100x/ menit)

TD : Hipotensi (< 100 mmHg)

Pernafasan : Bradipnea (< 16x/menit)

T : Normal (36,5-37,50 C)

TB : 158 cm

BB : 53 kg

b. Keadaan umum

Kesadaran : Koma

Kesadaran : Mengalami penurunan kesadaran

Bentuk badan : Sedang

Mobilisasi : Sepenuhnya di bantu perawat.

Bicara : Tidak jelas dan tidak lancar.

penampilan : Tidak terawat

c. Kulit, rambut dan kuku

Warna kulit sawo matang, tapi kelihatan pucat.rambut jarang-

jarang dan kotor.Warna kuku merah muda .Bentuk kuku klien

normal dan turgor kulit jelek.

d. Kepala

○ Inspeksi

● Muka : Simetris

13

Page 14: Askep Cedera Kepala Berat

Tengkorak : lonjong mengalami patah tulang tengkorak

belakang

Rambut : Lebat

Ukuran : Mesosephalic

e. Mata

Bentuk bola mata : bulat

Kelopak mata : bersih

Konjungtiva : anemis

Sclera : jernih

Kornea : kuning keruh.

Iris : putih

Pupil : berkontraksi jika di beri cahaya.

Lensa :tdk menggunakan alat bantu apapun.

Gerakan : reflek

Lapang pandang : kabur

f. Telinga

o Inspeksi

Daun telinga : panjang/ lebar

Liang telinga : tidak ada cairan yg keluar.

Membran timpany : terdapat nyeri tekan pd pangkal

telinga.

o Palpasi

Cartilago : elastis

Nyeri tragus : nyeri tekan

Uji pedengaran : mengalami penurunan, berdengin

g. Hidung

o inspeksi

Bag. Luar : simetris

Bag. Dalam : bersih

Ingus : tdk ada

Pendarahan : tdk ada

14

Page 15: Askep Cedera Kepala Berat

Penyumbatan : tdk ada

o palpasi

septum : tidak ada nyeri tekan

sinus-sinus : tidak ada infeksi

h. Mulut

○ Inspeksi

Bibir : kering dan mengelupas.

Gigi :caries, tampak kotor

Gusi :ada pembekakan lokal

Lidah : ada lendir putih

Sel. Lendir : menggumpal

Faring : tdk ada infeksi

Ovula : merah muda

Tonsil : tidak ada pembengkakan

○ Palpasi

pipi : keriput

palatum :keras, tdk ada benjolan

dasar mulut :bau,ada pembengkakan lokal

lidah : tidak ada nyeri tekan

i. Leher

○ Inspeksi

Bentuk : silinder

Warna : kecoklatan

Bengkak : tdk ada

Hyperplasia : tdk ada

Jvp : ada peningkatan scr besar-besaran.

Gerakan : normal

○ Palpasi

Kel. Limfe : tdk ada pembengkakan

Kel. Tiroid : tdk ada pembengkakan

Trakea : tdk ada benjolan

15

Page 16: Askep Cedera Kepala Berat

Pemb. Drah :tdk ada peningkatan tekanan.

j. Dada

bentuk : simetris

Retraksi : cepat

Kulit : keriput

Payudara : simetris

k. Paru-paru

o Inspeksi kanan kiri : simetris

o Palpasi kanan kiri : tidak terdapat edema

o perkusi kanan kiri : wheezing

o Auskultasi kanan kiri : suara vesikuler paru meningkat

l. Jantung

o Inspeksi : normal,pada intercostae ke 4 dan ke 5

o Palpasi : denyut jantung teraba

o Perkusi : normal, sonor

o Auskultasi : normal terdengar bleg....bleg....

m. Abdomen

○ Inspeksi

Bentuk :normal/tdk ada benjolan

Retraksi : cepat

Simetris : simetris

Kon. Per : elastis.

Penonjolan : tidak ada

○ Auskultasi

Peristaltic : tidak normal adanya penurunan peristaltik usus

akibat adanya bedrest yang lama dan kadang terdapat kembung.

Bising arteri : tidak normal

Bising vena : tidak normal

○ Perkusi : sonor

○ Palpasi : tidak ada nyeri tekan.

16

Page 17: Askep Cedera Kepala Berat

n. Anus dan rectum

Normal, tidak ada hemoroid

o. Alat kelamin

Alat reproduksi pasien kotor dan bau.

p. Muscoloskeletal

Ukuran otot sedang, kontraksi otot lemah, kekuatan otot lemah dan

gerakannya sangat lambat.

q. Neurologi

Kesadaran menurun, gerakan sangat lambat dan tidak dapat berespon

terhadap stimulus.

B .DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. DATA FOKUS:

- Skor skala koma glasGlow 3-8 (koma)

- Penurunan derajat kesadaran secara progresif

- Tanda neurologist local.

- Cedera kepala penetrasi atau teraba fraktur depresi kranium.

- Perdarahan

- Laju pernafasan menjadi lambat

- Linglung

- Kejang

- Patah tulang tengkorak.

- Hipotensi Sakit kepala hebat

- Tampak sangat mengantuk

- Gelisah

- Bicara ngawur

- Kaku kuduk

- Pembengkakan pada daerah yang mengalami cedera

- Penglihatan kabur

- Luka pada kulit kepala

- Perubahan pupil (bagian hitam mata)

17

Page 18: Askep Cedera Kepala Berat

- Mual muntah

- Aberasi

- Migraine

- Hipoksia.

- Selama sakit kulitnya tampak kemerah - merahan

2. ANALISIS DATA

NO

SYMPTON ( S )

ETIOLOGI ( E )

PROBLEM ( P )

1 - Pasien tampak lelah dan bedrest total ditempat tidur- TTV:

Nadi : Takikardi ( >100x/ menit)

TD: Hipotensi (< 100 mmHg)

Pernafasan:Bradipnea(<16x/menit)

T: Normal (36,5-37,50 C)

kemahan umum Intoleransi aktivitas

2 - Perubahan pupil - Skor skala koma glasGlow 3-8

(koma)

- Tanda neurologist local.

- Linglung

- Kejang

- Gelisah

- Penglihatan kabur

- Hipoksia.

Penghentian darah oleh odema cerebral atau penurunan sistematik atau hipoxia

Perubahan perfusi jaringan cerebral

3 - Pasien mengalami nyeri dikepala dan wajah tampak menahan sakit dikepala.

Tekanan syaraf Fasospasme atau iritasi.

Nyeri

4 -Pasien tampak gelisah dan takut karena ketidakberdayaannya.

Perubahan status

kesehatan.

Ansietas

5 -Pasien bedrest total dan tempat tidur pasien tampak kotor.

Tirah baring lama Kerusakan integritas kulit

18

Page 19: Askep Cedera Kepala Berat

6 -Pasien tidak dapat melakukan aktivitas ditempat tidur karena tidak adanya koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis

Penurunan kekuatan otot

Kerusakan mobilitas fisik

7 -Bibir pasien tampak kering dan turgor kulit jelek.- perdarahan- mual muntah- Lidah kering, Pecah dan kotor,bibir kering, kesehatan gusi buruk dan produksi saliva menurun

Membran

mukosa / mulut

kering.

Kekurangan volume cairan

8 - Selama sakit kulitnya tampak kemerahan

Tirah baring lama Kerusakan integritas kulit

9 -Pasien tampak lelah dan mengalami perdarahan.- Takipnea

Penurunan kapasitas pembawa oksigen

Pola nafas tidak efektif

10 -Semua aktivitas sehari-hari pasien dibantu perawat

Nyeri Kurang perawatan diri (bedrest total)

PRIORITAS MASALAH DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b/d penghentian darah oleh sel.

2. Nyeri b/d Tekanan syaraf Fasospasme atau iritasi

3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum

4. Pola nafas tidak efektif b/d penurunan kapasitas pembawa oksigen

5. Kekurangan volume cairan b/d penurunan produksi anti diuretic hormone

(ADH) akibat terfiksasinya hipotalamus

6. Kerusakan mobilitas fisik b/d Penurunan kekuatan otot

7. Kekurangan volume cairan b/d membrane mukosa atau mulut kering

8. Kerusakan gangguan integritas kulit b/d tirah baring lama

9. Ansietas b/d perubahan status kesehatan

10. Kurang perawatan diri b/d nyeri

C. INTERVENSI

19

Page 20: Askep Cedera Kepala Berat

TGL

JAM

NO.

DXTUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI

1 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama .... ,perubahan perfusi jaringan cerebral dapat tercapai secara optimal dengan kriteria hasil :-Kesadaran pasien meningkat-TTV stabil

1. Kaji status neurologis

2. Monitor tekanan darah

3. Kaji keadaan pupil

4. Pertahankan kepala dan leher pada posisi netral.

1. Mengetahui peningkatan atau penurunan keadaan pasien

2. Mengetahui kerusakan vaskuarisasi cerebral lokal.

3. Menentukan keadaan kerusakan pada otak secara mikroskopis.

4. Memperlancar aliran darah menuju otak

2 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil :-Melaporkan nyeri berkurang-Menggunakan prilaku untuk mengurangi pertumbuhan.

1. Kaji tingkat nyeri, catat intensitas karakteristik nyeri

2. Monitor tanda-tanda vital

3. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

4. Berikan kompres hangat pada daerah leher dan kepala

5. Ciptakan lingkungan yang tenang.

1. Memilih intensitas yang cocok untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi yang diberikan.

2. Mengetahui adanya komplikasi lebih lanjut

3. Untuk mengurangi sakit kepala

4. Meningkatkan relaksasi dan mengurangi ketegangan.

5. Menurunkan stimulus yang berlebihan.

3 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil :-Berpartisispasi terhadap aktivitas yang diinginkan-Melaporkan

1. kaji respon pasien terhadap aktivitas

2. Instruksikan pasien tentang tekhnik penghematan

1. Mengkaji fisiologi terhadap stres aktivitas

2. Mengurangi penggunaan energi

3. Mencegah

20

Page 21: Askep Cedera Kepala Berat

peningkatan dalam toleransi aktivitas-Menunjukkan penurunan dalan tanda-tanda intoleransi fisiologis.

energi3. Berikan

dorongan untuk melakukan aktivitas.

4. tingkatkan tirah baring atau duduk, berikan lingkungan tenang, batasi penginjung sesuai dg keperluan

peningkatan kerja jantung tiba-tiba.

4. Meningkatkan istirahat dan ketenangan. Aktivitas dan posisi tegak di yakini menurunkan aliran darah ke kaki.

4 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil: -Mempertahankan pola nafas normal-Menunjukkan reekspansi lengkap

1. Evaluasi frekwensi pernafasan dan kedalaman

2. Auskultasi bunyi nafas

3. Tinggikan kepala tempat tidur

4. Beri obat analgesik

5. Berikan pasien alat bantu nafas.

1. Melanjutkan intervensi selanjutnya

2. untuk mengetahui bunyi nafas dalam melanjutkan intervensi

3. Merangsang fungsi prnafasan

4. Keefektifan pengobatan pernafasan

5. Membantu mempertahankan jalan nafas.

5 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil:-Mendemonstrasikan volume cairan stabil-Menyatakan hilangnya mual dan tidak adanya muntah.

1. Pantau masukan dan haluaran

2. Evaluasi turgor kulit

3. Pantau tanda vital

4. Kaji ulang kebutuhan cairan

5. Berikan kebersihan mulut sesering mungkin

6. Ajarkan pasien untuk makan dan minum

1. Evaluator langsung status cairan

2. Indikator langsung status cairan

3. Untuk intervensi selanjutnya

4. Meningkatkan rasa kontrol dan kerjasama dalam program

5. Menurunkan rangsang pusat muntah

6. Menurunkan terjadinya muntah

21

Page 22: Askep Cedera Kepala Berat

dengan perlahan.

bila mual.

6 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil: -Mempertahankan posisi fungsi optimal-Meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh-Mempertahankan integritas kulit, kandung kemih dan fungsi usus.

1. Kaji derajat imobilisasi pasien

2. Pertahankan kesejajaran tubuh secra fungsional

3. Berikan alat bantu untuk melakukan rentang gerak

4. Berikan perawatan mata

5. Pantau haluaran urin

6. Berikan cairan dalam batas-batas yang dapat ditoleransi.

1. Menentukan intervensi selanjutnya

2. Mencegah terjadinya rotasi abnormal

3. Mempertahankan mobilisasi dan fungsi sendi

4. Melindungi jaringan lunak dari kekeringan

5. Melanjutkan intervensi selanjutnya

6. Memperbaiki turgor kulit.

7 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil:-Mempertahankan integritas kulit-Mendemonstrasikan teknik mencegah kerusakan kulit.

1. Lihat kulit, catat penonjolan tulang, edema, kegemukan atau kekurusan

2. Pijat area kemerahan atau yang memutih

3. Ubah posisi sesering mungkin ditempat tidur atau kursi

4. Berikan perawatan kulit sesering mungkin dengan kelembaban

5. Hindari obat intramuskuler.

1. Untuk mengurangi resiko kulit terhadap infeksi

2. Meningkatkan aliran darah, meminimalkan hipoksia jaringan

3. Memperbaiki area yang mengalami gangguan alairan darah

4. Agar kulit tidak rusak

5. Agar obat dapat diabsorpsi.

22

Page 23: Askep Cedera Kepala Berat

8 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan

selama………… , klien

mampu mempertahankan

keutuhan kulit dengan

kriteria hasil:

- Klien mau berpartisipasi

terhadap pencegahan luka

- Klien mengetahui

penyebab dan cara

pencegahan luka

- tidak ada tanda-tanda

kemerahan atau luka

1. Anjurkan

untuk melakukan

latihan ROM

(range of motion)

dan mobilisasi jika

mungkin

2. Rubah

posisi tiap 2 jam

3. Gunakan

bantal air atau

pengganjal yang

lunak di bawah

daerah-daerah

lunak yang

menonjol

4. lakukan

masase pada

daerah yang

menonjol yang

baru mengalami

tekanan pada

waktu berubah

posisi

5. observasi

terhadap

kehangatan dan

pelunakan

jaringan tiap

merubah posisi

6. Jaga

kebersihan kulit

dan seminimal

mungkin hindari

1. Meningkatkan aliran

darah kesemua

daerah

2. menghindari tekanan

dan meningkatkan

aliran darah

3. menghindari tekanan

yang berlebih pada

derah yang menonjol

4. menghindari

kerusakan –

kerusakan kapiler –

kapiler

5. hangat dan

pelunakkan adalah

tanda kerusakan

jaringan

6. mempertahankan

keutuhan kulit

23

Page 24: Askep Cedera Kepala Berat

trauma, panas

terhadap kulit.

9 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ....., diharapkan didapat hasil: -Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat sesuai-Melaporkan ansietas menurun-Menyatakan masalah tentang efek penyakit-Menunjukkan strategi koping.-Menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat .

1. Jelaskan tujuan tes dan prosedur

2. Tingkatkan ekspresi perasaan dan takut.

3. Dorong keluarga dan teman untuk menganggap pasien seperti sebelumnya.

4. jadwalkan istirahat yang adekuat dan periode menghentikan tidur.

1. Menurunkan cemas dan takut

2. Untuk menurunkan ketegangan

3. Meyakinkan pasien bahwa peran dalam keluarga dan kerja tidak berubah.

4. Membatasi kelemahan, menghemat energi, dan dapat meningkatkan kemampuan koping.

10 Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...., diharapkan didapat hasil: -Dapat melakukan aktivitas sehari-hari-Melakukan aktivitas perawatan diri-Mengidentifikasi sumber pribadi

1. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan

2. Hindari melakukan sesuatu yang bisa dilakukan klien

3. Berikan umpan balik yang positif atas semua usaha klien

4. Gunakan alat bantu pribadi

1. Membantu dalam mengantisipasi pemenuhan kebutuhan

2. Mempertahankan harga diri dan meningkatkan keamanan pasien

3. Meningkatkan perasaan makna diri

4. Meningkatkan kemandirian pasien.

24

Page 25: Askep Cedera Kepala Berat

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai

respons terhadap cedera dan menyebabkan peningkatan tekanan

intrakranial. Cidera kepala adalah suatu kondisi terjadinya injuri pada kulit

kepala, tulang, tengkorak, atau jaringan-jaringan otak lainnya, yang dapat

menyebabkan berubahnya fungsi atau struktur otak dengan berbagai

komplikasinya

25

Page 26: Askep Cedera Kepala Berat

DAFTAR PUSTAKA

1. Doenges,E Maeilynn,dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3. EGC :

Jakarta

2. Smeltzer C. Suzanne& Brenda G. Bare. 2001. ”Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah ”. Brunner & Suddarth.Ed.8, Vol.2, EGC:Jakarta

3. Potter & Perry. 2005. ”Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses,

dan Praktek”.Ed.4, Vol 2. EGC : Jakarta

4. http://medlinux.blogspot.com/2007/11/cedera-kepala.html

26

Page 27: Askep Cedera Kepala Berat

LAPORAN KERJA KELOMPOK( NSP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA )

TUTORIAL 3 CEDERA KEPALA BERAT

Nama ketua kelompok : Marlin Pristiwahyuni S.NIM : 04.06.1487

Perte-

muanHari/ tanggal Nama Mahasiswa NIM TTD

I Rabu/ 02 Des

2007

1. Marlin Pristiwahyuni

2. Meirini Nuzulaikha

3. Mella Fuji Andayani

4. Nailatul Hidayah

04. 06. 1487

04. 06. 1488

04. 06. 1489

04. 06. 1490

1. …………

2. …………

3. …………

4. …………

II Jum’at/ 04

Des 2007

1. Marlin Pristiwahyuni

2. Meirini Nuzulaikha

3. Mella Fuji Andayani

4. Nailatul Hidayah

04. 06. 1487

04. 06. 1488

04. 06. 1489

04. 06. 1490

1. …………

2. …………

3. …………

4. …………

III Sabtu / 05

Des 2007

1. Marlin Pristiwahyuni

2. Meirini Nuzulaikha

3. Mella Fuji Andayani

4. Nailatul Hidayah

04. 06. 1487

04. 06. 1488

04. 06. 1489

04. 06. 1490

1. …………

2. …………

3. …………

4. …………

27