Askep Anak Dgn Dm

12
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA KASUS DIABETES MILLITUS Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang anak usia sekolah. A. PATHOGENESIS Disfungsi dari sel – sel beta pulau langerhans di panereas yang dapat disebabkan oleh adanya tumor, pangkreatitis, penggunaan Corticosteroid yang akan mengganggu sekresi insulin. Tiga efek utama gangguan / kekurangan insulin : 1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel – sel tubuh dengan akibat peningkatan konsentrasi glukosa darah. 2. Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah – daerah penyimpanan lemak menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler. 3. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Dapat juga defisit insulin akan terjadi perubahan metabolic : Transport glukosa yang melintasi membran sel – sel berkurang. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan kedalam darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak sehingga menyebabkan konsetrasi glukosa melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria.

description

asuhan keperawatan anak

Transcript of Askep Anak Dgn Dm

Page 1: Askep Anak Dgn Dm

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA KASUS DIABETES MILLITUS

Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan sistem endokrin yang sering menyerang

anak usia sekolah.

A. PATHOGENESIS

Disfungsi dari sel – sel beta pulau langerhans di panereas yang dapat

disebabkan oleh adanya tumor, pangkreatitis, penggunaan Corticosteroid yang akan

mengganggu sekresi insulin. Tiga efek utama gangguan / kekurangan insulin :

1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel – sel tubuh dengan akibat

peningkatan konsentrasi glukosa darah.

2. Peningkatan nyata mobilisasi lemak dari daerah – daerah penyimpanan lemak

menyebabkan kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada

dinding vaskuler.

3. Pengurangan protein dalam jaringan tubuh. Dapat juga defisit insulin akan

terjadi perubahan metabolic : Transport glukosa yang melintasi membran sel –

sel berkurang. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa

dalam darah

Glikolisis meningkat sehingga cadangan glikogen berkurang dan glukosa hati

dicurahkan kedalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.

Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurahkan

kedalam darah dari hasil pemecahan asam amino dan lemak sehingga menyebabkan

konsetrasi glukosa melebihi ambang ginjal, maka timbul glukosuria. Glukosuria ini

akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urine (poli uri)

akan timbul rasa haus (polidipsi), karena kalori negatif dan berat badan berkurang

rasa lapar semakin besar (palipagi) mungkin timbul sebagai akibat kehilangan kalori.

Pada anak Diabetes terjadi rata – rata, penurunan produsi insulin akan berakibat

penurunan kemampuan memperoleh energi yang berasal dari nutrisi yang dibutuhkan

oleh anak. Karena kehilangan berat badan dan pertumbuhan yang lambat, gabungan

kegagalan akan memambah berat badan dan mengurangi energi secara tiba – tiba

yang akan membawa perhatian kesehatannya seberapa jauh. Anak mungkin melihat

kesehatannya dari gejala sampai terlihat jelas.

Gejala – gejala tersebut biasanya disertai dengan penurunan berat badan atau

kegagalan untuk memambah berat badan dan kekurangan energi. Gejalanya biasanya

terjadi secara tiba – tiba. Jika seorang anak tidak tampak adanya gejala, dan mengarah

Page 2: Askep Anak Dgn Dm

kediagnos, mungkin gangguan tersebut akan berkembang pada asidosis Diabetes

karena tidak adekuatnya produksi insulin, karbohidrat tidak dapat dipakai sebagai

bahan bakar penghasil energi, kemudian lemak dimobilisir untuk energi yang proses

oksidasinya tidak lengkap, akan menghasilkan ketone bodies (acetone, acid diacetid,

oxybatyric acid) terjadi penumpukan keton bodies siap di ekskresi ke dalam urine,

tetapi di dalam ekresi akan menyebabkan gangguan keseimbangan cairan yang

menyebabkan acidosis dengan karakteristik.

B. GEJALA

Pada timbul dibetes mellitus ada rasa haus, penurunan berat badan, kencing

banyak, lesu dan ngompol waktu malam. Gejala – gejala ini mampak selama

beberapa minggu.

Ketoasidosis yang nampak pada anak harus diperlakukan sebagai keadaan

gawat dan anak harus dirawat dirumah sakit.

Insulin komponen tunggal berisi porsin murni (misalnya Actrapid MC atau

Leo Neutral) diberikan melalui infus pelan menggunakan pompa infus yang

memberikan 2,5 atau 5 unit perjam secara teratur tergantung usia anak. NaCl 0,9

diberikan secara intravena sampai gula darah mendekati harga normal (11 mmo1/1)

kemudian diganti dengan NaCl 0,45 % ditambah Dekstrosa 5 %. Natrium bikarbonat

dan garam kalium ditambahkan bila perlu.

Pada penyembuhan secara bertahap diberikan diet yang sesuai tergantung

usia anak. Insulin diberikan sesuai hasil pemeriksaan air kencing sebelum makan.

Dalam waktu singkat anak makan seperti biasa dan dapat dimulai dengan insulin “

long acting “ sebagai pengobatan pemeliharaan.

Rapitard MC (Novo) 1 atau 2 kali sehari atau gabungan seperti :

1. Monotard MC (Novo) + Actrapid MC (Novo) pagi hari atau

2. Leo Retard + Leo Neutral pada pagi hari

Anak usia 6 tahun keatas dapat diajar memakai insulinnya dengan

pengawasan ibunya. Tempat suntikan dipindah setiap hari dari depan / sisi lateral

pada mengikuti pola tertentu. Mereka harus memeriksa air kencing mereka setengah

jam sebelum makan. Kandung kencing harus dikosongkan setengah jam sebelum

mendapatkan bahan pemeriksaan yang menggambarkan glukosa darah waktu itu.

Glukose merupakan sumberenergi utama untuk sel. Insulin merupakan fasilitas

peningkatan glukosa intravaskuler melalui muskulus dari cell lemak, memfasititasi

penyimpanan glukosa menjadi glikogen didalam liver dan sel muskulus dan secara

tidak langsung mencegah metabolisme lemak, kekurangan insulin berperan penting

terjadinya hyperglikemia karena glucosa intravascular tidak akan masuk ke dalam sel.

Page 3: Askep Anak Dgn Dm

Lever merespon kekurangan glukosa intraselluler melalui glukoncogenesis dan

glyconolysis dan lebih lanjut akan memperberat hyperglikemia. Hyperglikemia

menyebabkan diuresis osmotic yang berlanjut kehilangan cairan ekektrolit dan rata –

rata akan terjadi dehidrasi.

Ketidakmampuan glukosa masuk ke sell, memacu katabolise di proses

katabolisme tubuh menggunakan lemak dan protein sebagai energi dan walaupun

intake makanan meningkat terjadi penurunan berat badan. Ketika lemak digunakan

sebagai energi, liver merubah peningkatan lemak bebas didalam darah menjadi

ketone bodies. Penumpukan sirkulasi akumulasi keton bodies akan mempengaruhi

PH darah yang akan mempengaruhi ketoacidasi. Selama acidosis potassium (kalium)

tubuh menurun secara signifikan. Tanda – tanda kenaikan aceton dan ketoacid ialah

pernafasan berbau buah – buahan, kussmaul, nyeri abdominal, muntah. Saat terjadi

muntah cairan banyak keluar dan terjadi gangguan keseimbangan dan diperlukan

peningkatan intake, dan kondisi anak dapat lebih cepat memburuk.

Anak dengan diabetes dengan riwayat poliuri, polidipsi, poliphagia dan

penurunan berat badan, banyak yang mengalami ketoacidosis. Anak dengan diabetes

ketoacidosis dengan tanda – tanda klasik dan hyperglikemia (glokusa darah lebih dari

300 mg / dl), ketonemia, acidosis / PH < 7.30, bicarbnat < 15 mEq / 1, glucosuria,

ketonuria.

Fokus treatment anak dengan diabetes keseimbangan metabolisme.

Treatment jangka panjang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan yang normal dan memberi tekanan tidak bergantung dan mengurangi

efek psychososial. Treatment termasuk pendidikan anak dan keluarga untuk

monitoring glukosa, pemberian insulin, diet, exercise, management, hyperglydemia

dan hypoglikemia.

C. DIAGNOSIS

Hati – hati obsevasi gejala / tanda di dalam anggota keluarga yang mempunyai

riwayat Diabetes, misalnya frekwensi BAK, rasa haus, kehilangan berat badan dan

yang merupakan reseko tinggi diharapkan untuk secara rutin periksa, dengan finger

stickglucose monitoring atau test glicosuria apabila level glukosa darah > 200 mg / dl

atau glycosuria, dan adanya tanda poliuria dan penurunan berat badan, polipagia.

Walaupun test toleransi glukosa dapat menggambarkan Diabetes pada dewasa, tidak

dapat digunakan untuk anak – anak. Test oral glukosa toleransi sering tidak cocok /

mendapatkan sukses pada anak karena mereka memuntahkan glukosa padat / pekata

yang seharusnya ditelan.

Treatment untuk anak diabetes melibatkan keluarga anak dan tim kesehatan (perawat,

Page 4: Askep Anak Dgn Dm

gizi, dokter). Setelah anak terdiagnosa Diabetes, untuk beberapa waktu akan masuk

rumah sakit, sampai keadaan stabil dibawah supervisor. Untuk beberapa saat perawat

harus memahami perasaan emosi klien.

Reaksi insulin yaitu shock. Hipoglikemia, karena kebanyakan insulin akan

mengakibatkan kecepatan metabolisme glukosa di dalam tubuh, saat terjadi

perubahan di dalam tubuh yang seharusnya dengan syarat, kesembronoan dalam diet,

kesalahan dalam pengukuran insulin atau berlebihan exercise karena Diabetes pada

anak mudah labil. Tanda hypoglikemia irritabilitas, diaphoresis, mengantuk,

perubahan tingkat kesadaran. Tanda hyperglikemia : polipagia, poliuri, membran

mucosa kering, letargi, perubahan tingkat kesadaran.

Pada anak – anak reaksi insulin sering terjadi lebih pagi, oleh karena itu dibutuhkan

observasi lebih dini selama malam hari ( setiap 2 jam ). Oleh karena itu monitoring

glukosa darah harus dilakukan lebih pagi khususnya bila di Rumah Sakit.

Teatment bila terjadi reaksi insulin, anak diberikan gula, permen, orenge juice atau

salah produk yang digunakan untuk penanganan emergency lalu konsultasi dokter

bila anak tidak dapat peroral, dapat diberikan glikogen subcutan untuk meningkatkan

glukosa darah. Glukogon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pancreas,

dimana peninggian kadar glukosa darah akan membebaskan insulin ( pada normalnya

orang ) tetapi glukosa darah menurun statimulasi pembebasan glikogen. Pembebasan

glukoge di dalam darah akan meningkatkan penghancuran glukogen dihati dan

glukosa dihasilkan.

ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian :

Penurunan berat badan

Appetiti

Polydipsia

Dehidrasi

Irritablity

Kelemahan

Tinggi badan, berat badan

Kelembaban kulit

Turgor

Tanda – tanda vital

Kolekting urine spesimen

Gukosa darah meningkat

Perkembangan anak usia sekolah.

Page 5: Askep Anak Dgn Dm

Psikososial :

Dapat menyelesaikan tugas – tugasnya sampai menghasilkan sesuatu

Belajar bersaing dan koperatif dengan orang lain

Psikoseksual :

Berorentasi pada sosial, kelompok bermain

Mulai berkembang intelektual dan socsal

Intelektual :

Mulai berpikir logis, terarah, dapat mengelompokkan fakta –fakta berfikir abstrak

Mengatasi masalah secara nyata dan sistematis.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko injuri berhubungan dengan kekurangan insulin

2. Tidak efektifnya koping keluarga ; kompromi berhubungan dengan perawatan rumah

dalam mencegah hypo dan hyperglikemia

3. Ketakutan anak berhubungan dengan pemberian insulin

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari berhubungan dengan, penurunan

produksi insulin

5. Resiko infeksi berhubungan dengan gangguan sirkulasi / sensori

6. Kecemasan anak / keluarga berhubungan dengan diagnosis diabetes dan komplikasi

7. Gangguan selfesteem berhubungan dengan penyakit kronik dan ketergantungan

insulin

PERENCANAAN DAN IDENTIFIKASI OUT COME

Tujuan secara garis besarnya adalah :

1. Mencegah injuri dan infeksi

2. Eliminir ketakutan saat pemberian insulin

3. Maintenance nutrisi yang adekuat

4. Self konsep yang positif

5. Tidak bergantung

6. Untuk keluarga menjaga agar anak tidak terjadi hipoglikemia, pemberian

insulin nutrisi untuk anak

7. Untuk anak agar dapat belajar merawat diabet supaya terhindar dari

komplikasi.

Page 6: Askep Anak Dgn Dm

Mencegah injuri

1. Monitoring level glukosa darah; 2 kali sehari, sebelum makan pagi dan makan

malam

2. Membantu expresikan perasaan ketakutan saat dilakukan test glukosa darah

( finger stick )

3. Fase sekolah ; Industri tertarik dengan informasi agar anak kooperatif

4. Monitor tanda – tanda hiperglikemia

Meningkatkan koping keluarga dalam manajemen hypoglikemia dan

hyperglikemia

1. Pendidikan / HE tentang tanda – tanda hypoglikemia dan hyperglikemia dan

bagaimana penanganan seperlunya untuk mengatasi

2. Cara penanganan apabila gula darah < 60 mg/dl, juice, gula, soda non diet,

apabila glukosa tidak dicek beri karbohidrat simple apabila ada tanda

hipoglikemia

3. Apabila anak mendapat therapi glukagon atau dextrose dari dokter, ajari

bagaimana pemberian glukagon secara intra muscular

4. Anjurkan anak membawa bekal dan dimakan apabila ada tanda – tanda

hipoglikemia (bekalnya karbohidrat complex misalnya cake, crakers, roti,

kacang dan sebagainya )

5. Catat pola terjadinya hipoglikemia dan buat jadwal rencana pengambilan

keputusan agar tidak terjadi hipoglikemia

6. Apabila anak mengalami sakit ( panas, infeksi, muntah, mual, tidak mau

makan ) hubungi dokter

7. Ajari cara pemberian insulin secara subcutan

Memastikan tepat dan adekuatnya nutrisi

1. Melibatkan anak dalam rencana pemberian nutrisi

2. Membantu anak agar ikut terlibat dalam program diet

3. Apabila anak akan pulang terlambat untuk makan siamg dianjurkan membawa

makanan karbohidrat komplek

4. Anjurkan anak agar dapat bagaimana mengatasi makan di sekolah dan

lingkungan sosial

Mencegah infeksi dan kerusakan kulit

1. Ajarkan cara mengobservasi, tentukan kulit setiap hari ( setelah mandi )

Page 7: Askep Anak Dgn Dm

biasanya yang mudah mengalami kerusakan pada lipatan – lipatan ( axilla,

paha )

2. Perhatikan penggunaan sepatu yang baik

3. Observasi kedua kaki untuk pecah –pecah, potong kuku sesuai garis, gunakan

kaos kaki yang bersih dan jangan tidak menggunakan pengalas kaki

4. Infeksi yang sering adalah sistem urinary dan sistem respirasi atas ajarkan

mengenal tanda – tanda infeksi urinary ; gatal, rasa panas pada sistem urinary

bila terjadi hubungi dokter

Mengurangi kecemasan anak dan keluarga

1. Anjurkan kepada anak dan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya ( rasa

bersalah, marah, penolakan )

2. Anjurkan banyak membaca untuk menambah pemahaman tentang

penyakitnya

3. Berikan informasi yang jujur dan jelas

Meningkatkan self care dan self esteem yang positif

1. Anjurkan untuk saling mengunjungi antar anak yang sakit

2. Menjelaskan bahwa anak diabetes dapat melakukan aktifitas yang sama

seperti anak lainnya

EVALUASI

1. Anak tidak mendapat injuri

2. Anak dan keluarga dapat menunjukkan cara penanganan hypoglikemia dan

hyperglikemia

3. Anak dan keluarga dapat menunjukkan cara pemberian insulin

4. Anak dan keluarga dapat menunjukkan nutrisi yang dibutuhkan

5. Anak tidak mendapatkan kulit yang rusak atau infeksi

6. Anak dan keluarga dapat menunjukkan perawatan dirumah untuk jangka

panjang

7. Anak dan keluarga dapat menunjukkan sikap positif didalam segala kondisi

Page 8: Askep Anak Dgn Dm

KEPUSTAKAAN

Dr. Sidhartani Zain. (1981), Ilmu Kesehatan Anak Untuk Perawat, Ikip

Semarang, Semarang.

Dr. Sidhartani Zain. (1991), Penatalaksanaan Kegawatan Neonatus,

Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

Marilynn. E. Doenges, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.