Askeb Seminar BalitaQ

42
 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia Balita adalah usia yang paling rawan dalam pertumbuhan, dikarenakan pada usia tersebut anak mulai berinteraksi dan bereksplorasi dengan lingkungan sehingga meningkatkan resiko terkena paparan beberapa penyakit baik itu dari virus, bakteri ataupun jamur. Dalam kesempatan kali ini kami menyajikan gejala demam yang mungkin sering di alami oleh anak balita sehingga akan dengan mudah untuk memahami dan menindaklanjuti dalam pengobatannya. 1  Secara sederhana, demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal, meskipun tak semua kenaikan suhu disebut sebagai demam. Dan kenaikan suhu tubuh merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks,yang diatur dan dikontrol oleh susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran yang karakteristik dari kenaikan suhu oleh karena berbagai penyakit infeksi dan noninfeksi, sehingga perlu dibedakan dari kenaikan suhu oleh karena stres demam dan penyakit demam. 1  Demam adalah keluhan pada anak yang paling sering dijumpai, sekitar 10-30% dari semua keluhan yang diketemukan pada instalasi gawat darurat di rumah sakit atau dalam praktek dokter sehari-hari. Sampai usia 2 tahun rata rata anak menderita demam sekitar empat sampai enam kali serangan. Sebagai manifestasi klinis, maka demam terjadi p ada sebagian besar penyakit infeksi yang ringan dan serius, dari demam saja tak dapat dipakai untuk memprediksi beratnya penyakit. Memang sebagian besar kejadian demam pada anak mudah didiagnosa, namun telah diketahui juga demam pada kelompok yang beresiko tinggi, untuk diagnosa memerlukan evaluasi lebih ekstensif. 2  Suhu tidak selalu tetap dalam sehari, ada variasi naik dan turun berkisar 0,5 0 C. Olah raga, pakaian berlapis lapis, mandi air panas, udara panas, dapat meningkatkan suhu sekitar 1-1,5 0 C. Tumbuh gigi juga bisa meningkatkan

Transcript of Askeb Seminar BalitaQ

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 1/42

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Usia Balita adalah usia yang paling rawan dalam pertumbuhan,

dikarenakan pada usia tersebut anak mulai berinteraksi dan bereksplorasi

dengan lingkungan sehingga meningkatkan resiko terkena paparan beberapa

penyakit baik itu dari virus, bakteri ataupun jamur. Dalam kesempatan kali ini

kami menyajikan gejala demam yang mungkin sering di alami oleh anak 

balita sehingga akan dengan mudah untuk memahami dan menindaklanjuti

dalam pengobatannya.1 

Secara sederhana, demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal,

meskipun tak semua kenaikan suhu disebut sebagai demam. Dan kenaikan

suhu tubuh merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks,yang diatur dan

dikontrol oleh susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran

yang karakteristik dari kenaikan suhu oleh karena berbagai penyakit infeksi

dan noninfeksi, sehingga perlu dibedakan dari kenaikan suhu oleh karena

stres demam dan penyakit demam.1 

Demam adalah keluhan pada anak yang paling sering dijumpai, sekitar

10-30% dari semua keluhan yang diketemukan pada instalasi gawat darurat di

rumah sakit atau dalam praktek dokter sehari-hari. Sampai usia 2 tahun rata

rata anak menderita demam sekitar empat sampai enam kali serangan.

Sebagai manifestasi klinis, maka demam terjadi pada sebagian besar penyakit

infeksi yang ringan dan serius, dari demam saja tak dapat dipakai untuk 

memprediksi beratnya penyakit. Memang sebagian besar kejadian demam

pada anak mudah didiagnosa, namun telah diketahui juga demam pada

kelompok yang beresiko tinggi, untuk diagnosa memerlukan evaluasi lebih

ekstensif.2 

Suhu tidak selalu tetap dalam sehari, ada variasi naik dan turun berkisar

0,50C. Olah raga, pakaian berlapis lapis, mandi air panas, udara panas, dapat

meningkatkan suhu sekitar 1-1,5 0C. Tumbuh gigi juga bisa meningkatkan

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 2/42

2

suhu namun tak lebih dari 38,40C. Pada usia neonatus, bayi, dan anak kecil

suhu lebih tinggi daripada anak besar dan dewasa, karena punya permukaan

tubuh lebih luas dan metabolisme lebih tinggi. Penyakit dengan demam suhu

bisa naik dan turun, meskipun biasanya turunnya tak dapat sampai normal.

Suhu diatas 380C per rektal atau diatas 37,5

0C secara aksiler / diketiak ,

dianggap sebagai suhu yang abnormal, dan dipakai batas suhu dikatakan

sebagai demam. Dan batas suhu yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, pada

usia 3 bulan sampai 3 tahun adalah 390C, sedang kurang 3 bulan 38

0C.

Demam merupakan bagian dari respon inflamasi dan ada kaitan dalam

melawan infeksi, dalam keadaan keadaan tertentu demam bisa

menguntungkan bisa juga merugikan, sehingga tetap ada dua pendapat

demam perlu dan tak perlu diturunkan. Alasan mengapa deman tak perlu

diturunkan, oleh karena efek samping pemberian antipiretik/anti panas lebih

banyak, penurunan suhu bisa mengaburkan diagnosa dan prognosa (perkiraan

kesembuhan), serta diketahui bahwa sebagian besar demam berlangsung

sebentar dan tak berbahaya.Yang penting demam bisa bermanfaat sebagai

pertahanan tubuh. Pada keadaan demam pertumbuhan beberapa bakteria

merugikan dan virus mengalami gangguan. Dalam penelitian demam dibawah

suhu 400C dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus tetapi demam

diatas suhu 400C akan dapat mengganggu fungsi organ sehingga dapat

meningkatkan angka kematian.2 

Sedang alasan demam perlu diturunkan oleh karena merugikan. Demam

sering kali menimbulkan rasa tak nyaman dan meningkatkan kebutuhan

sistem respirasi dan kardiovaskuler. Hal itu disebabkan karena demam

mempunyai kaitan dengan meningkatnya metabolisme, konsumsi oksigen,

dan produksi CO2. Bagi anak normal, hanya sedikit atau tak akan membawa

akibat, namun pada anak dengan renjatan/ keadaan syok maupun anak dengan

gangguan paru dan jantung akan berakibat menurunkan fungsi pertahanan

tubuh.7

Namun selama panas tak lebih dari 41,70C kerusakan otak tak 

terjadi,dan kebanyakan pada penyakit infeksi suhu jarang mencapai 41 0C.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 3/42

3

Apabila lebih dari 410C umumnya sebabnya tak ada kaitan / berhubungan

dengan penyakit infeksi Jadi,sebagian besar bukti mengarahkan bahwa panas

merupakan respon adaptasi tubuh yang terapinya hanya pada keadaan yang

selektif dan tertentu saja.7

Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan serangan kejang. Tetapi

tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi

rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan

suhu tubuh tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejadian

telah terjadi pada suhu 380C sedangkan pada anak dengan kejang yang

tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400C atau lebih. Dari kenyataan ini

dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi

pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu

diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang 

B.  Ruang Lingkup

Dalam penyusunan seminar Akademi Kebidanan Salewangang Maros

Praktek Kebidanan Fisiologi adalah asuhan kebidanan pada balita “ F “ di

Puskesmas Bantimurung tanggal 9 februari 2012 

C.  Tujuan penulisan 

1.  Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan pada balita

sakit dan melaksanakan perawatan pada balita sakit 

2.  Tujuan Khusus

a.  Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dan membuat

pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada balita ( tujuh

langkah varney )

1)  Langkah I. Identifikasi dan Analisa Data Dasar

2)  Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

3)  Langakah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

4)  Langkah IV. Tindakan Emergency / Kolaborasi

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 4/42

4

5)  Langkah V. Rencana Tindakan

6)  Langkah VI. Implementasi

7)  Langkah VII. Evaluasi

b.  Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dan

dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan asuhan

kebidanan yang telah dilaksanakan pada balita “F” dengan Febris

D.  Manfaat Penulisan

1.  Manfaat bagi penyusun

Dengan adanya penyusunan makalah ini merupakan suatu bahan

tambahan pengetahuan untuk selanjutnya dijadikan sebagai pengalaman

yang sangat berharga 

2.  Manfaat bagi Institusi

Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam menyusun program

dengan tercapainya sumber daya manusia serta menambah bahan bacaan

bagi perpustakaan

3.  Manfaat bagi LahanMerupakan suatu yang bisa dijadikan sebagai langkah untuk 

memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan

kebidanan pada balita

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 5/42

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Pengertian Balita

Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil yang

perlu tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan

untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh 

B.  Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan

a.  Masa neonatus : usia 0-28 hari

1. Masa neonatal dini : 0-7 hari

2. Masa neonatal lanjut : 8-20 hari

3. Masa pasca neonatal : 29 hari- 1 tahun

b.  Masa bayi : usia 0-1 tahun

1. Masa bayi dini : 0-1 tahun

2. Masa bayi akhir : 1-2 tahun

c.  Masa pra sekolah (usia 2-6 tahun)

1. Pra sekolah awal (masa balita) : mulai 2-3 tahun

2. Pra sekolah akhir : mulai 4-6 tahun

d.  Masa neonatal

Pada masa ini terjadi adaptasi pada lingkungan perubahan sirkulasi

darah serta mulai berfungsi organ-organ tubuh. Saat lahir berat badan

normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000 gram, tinggi

  badan sekitar ≥ 45 cm dan biasanya terdapat penurunan berat badan

sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan

berangsur-angsur mengalami kenaikan. (Soetjeningsih, 2003)

C.  Pengertian demam

Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur

normal tubuh berkisar antara 36,5-37,5oc

Anak Anda mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu

temperatur :

• Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius 

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 6/42

6

• Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius

• Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius 

D.  Penyebab Demam

Demam terjadi ketika "termostat" dalam tubuh meningkatkan

temperatur tubuh di atas batas normal. Termostat ini berada di salah satu

bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Hipotalamus akan mengatur

temperatur tubuh yang sesuai dan akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk 

menjaga temperatur normal.

Terkadang hipotalamus akan "mengatur" temperatur tubuh menjadi

lebih tinggi sebagai respon terhadap infeksi, penyakit, dan penyebab lainya.

Para peneliti mengemukakan bahwa peningkatan temperatur tubuh

merupakan cara tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan infeksi dan

membuat tubuh sebagai tempat yang tidak nyaman bagi kuman tersebut.

Demam merupakan suatu gejala dan bukanlah penyakit. Demam dapat

disebabkan karena infeksi, kondisi yang terlalu panas, imunisasi, dan

penyebab lainnya.

E.  Cara mengukur suhu pada anak

Mengukur suhu dengan menggunakan tangan pada dahi, pipi, atau perut

anak bukanlah cara yang baik untuk mengukur demam. Anda sebaiknya

mengukur peningkatan suhu pada anak menggunakan termometer untuk 

meyakinkan bahwa anak Anda terkena demam. Jenis termometer di antaranya

adalah termometer raksa, termometer digital, dan termometer timpanik yang

diletakkan pada telinga. Cara pengukuran termometer raksa di antaranya

adalah :

  Untuk bayi dan balita:

Pengukuran terbaik menggunakan termometer yang diletakkan pada

ketiak. Taruh ujung termometer pada pertengahan ketiak, pegang dengan

satu tangan dan gunakan tangan yang lain untuk menahan lengan bayi agar

tidak terbuka. Tahan termometer selama tiga hingga empat menit

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 7/42

7

  Usia lima tahun keatas:

Pengukuran terbaik adalah dengan menggunakan termometer yangdiletakkan pada mulut. Apabila anak baru makan sesuatu yang dingin atau

panas, tunggu 10 menit baru mengukur suhu. Baringkan anak Anda, taruh

termometer di bawah lidahnya, beritahukan kepada anak Anda untuk 

menutup mulutnya namun jangan menggigit. Tahan termometer selama

dua hingga tiga menit

F.  Cara menangani demam pada anak Tanpa obat :

  Bila anak Anda tetap makan, minum, dan bermain seperti biasa,

kemungkinan dia tidak membutuhkan obat penurun panas. 

  Pakaikan baju yang tipis atau pakaikan hanya pakaian dalam sehingga

anak akan melepaskan panas lewat kulitnya. 

  Kompres anak dengan menggunakan air hangat pada dahi, leher, ketiak,

dada. Jangan biarkan kompres mengering di badan anak, angkat kompres

ketika setengah kering, celup kembali di air hangat, peras, letakkan di

badan anak. 

  Jangan menggunakan alkohol sebagai kompres anak. Alkohol dapat

menyebabkan kehilangan panas terlalu cepat sehingga menyebabkan

intoksikasi atau keracunan alkohol. 

  Tutupi anak dengan selimut tipis apabila anak kedinginan atau menggigil. 

  Istirahatkan anak Anda karena aktivitas dapat meningkatkan demam. 

  Berikan anak cairan ekstra berupa air, jus, atau susu. Apabila anak tidak 

mau minum, berikan anak cairan apapun yang dia inginkan. 

G.  Cara menangani demam pada anak Dengan obat : 

  Obat dapat membantu anak untuk merasa lebih baik namun tidak 

menghentikan demam.

  Berikan Parasetamol setiap empat jam sekali atau enam kali sehari.

  Bacalah labelnya dan ikuti petunjuk yang ada sesuai dengan umur dan

berat badan anak.

  Diskusikan dengan dokter sebelum memberikan Ibuprofen.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 8/42

8

  Jangan berikan Aspirin pada anak di bawah 16 tahun karena dapat

menyebabkan penyakit yang serius seperti Sindrom Reye’s yang dapatmengakibatkan kerusakan otak dan hati

H.  Penilaian dan klasifikasi demam

Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam

berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga bisa timbul hanya karena

menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya.

1.  MALARIA

Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi

sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak 

dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai

satu-satunya tanda penyakit. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan

dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit

malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1Anak ini

membutuhkan pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia.

Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka

membutuhkan obat antimalaria pengobatan untuk diare.

Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah

penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa

komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah

demam timbul pertama kali. Malaria yang berat adalah malaria dengan

komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat

meninggal jika tidak segera diobati. 

2.  CAMPAK

Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda

utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi

bayi dari campak selama kira-kira 6 bulan. Kemudian perlindungan

menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya dan perumahan yang

tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 9/42

9

Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak:

• Ada tanda bahaya umum atau • Kekeruhan pada kornea mata atau 

• Luka di mulut yang dalam atau luas 

CAMPAK DENGANKOMPLIKASI BERAT

• Mata bernanah

atau

• Luka di mulut 

CAMPAK DENGAN

KOMPLIKASI PADA

MATA ATAU MULUT

Terdapat campak saat ini atau dalam

3 bulan terakhir

CAMPAK

Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama

beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko

terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.

Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus.

Komplikasi yang terpenting adalah:

•  Diare (termasuk disentri dan diare persisten)

•  Pneumonia.

•  Luka di mulut.

•  Infeksi telinga dan

•  Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau

kebutaan).

Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak 

dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau

letargis atau tidak sadar.

3.  DBD atau DHF

adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang

  jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.

DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 10/42

10

nyamuk    Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk   Aedes

albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan

merupakan gejala utama DBD. 

Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah,

nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok 

yang fatal ( Dengue Shock Syndrome).

Ada 3 klasifikasi DBD :

• Ada tanda syok; ekstremitas teraba

dingin dan nadi lemah atau tak 

teraba atau

• Muntah bercampur darah/seperti kopi

atau

• Berak berwarna hitam atau 

• Perdarahan dari hidung atau gusi yang

berat atau

• Bintik perdarahan di kulit (petekie)

yang uji tomiket positif atau

• Sering muntah, tanpa diare 

DEMAM

BERDARAH

DENGUE

(DBD)

• Nyeri ulu hati atau gelisah atau 

• Bintik perdarahan di kulit dan uji

tomiket negatif 

MUNGKIN DBD

• Tidak ada satupun gejala di atas DEMAM:

MUNGKIN BUKAN

DBD

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 11/42

11

MENILAI DEMAM

Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika:

•  Anak itu mempunyai riwayat demam atau

•  Anak itu teraba panas atau

•  Anak itu suhu aksilarnya 37,5oc

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang

dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam

yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan salah

satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita

dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya

mobilitas dan kepadatan penduduk.

4.  Komplikasi

1.  Dapat terjadi kejang

Kejang adalah perubahaan secara tiba-tiba fungsi motorik 

maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak.

Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik 

yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan

merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan

listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh :

a.  Kemampuan membran sel sebagai  pacemaker  neuron untuk 

melepaskan muatan listrik yang berlebihan

b. Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino

butirat

c.  Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan

aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang

d. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang

berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi

yang tidak sempurna

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 12/42

12

2.  Resiko kearah keseriusan penyakit

  Penatalaksanaan 

1. Cari penyebab DBD dan berikan terapi atau pengobatan yang

sesuai

  Terapi Obat

1.  Paracetamol

Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang

mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat antipiretik 

disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya

diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik Parasetamol

dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat

anti inflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan

sebagai antirematik 

Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang

tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk 

mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu

haid dan sakit pada otot. Serta menurunkan demam pada

influenza dan setelah vaksinasi

2.  Cotrimoxazole

Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan

kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dengan

perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas

bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap

biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk 

mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum

aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan

gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci,

Pneumococci, Neisseria, Bordetella, Klebsiella, Shigella dan

Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri

yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 13/42

13

coli. P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai strain

Staphylococcus

3.  CTM

Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM

merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek 

sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam

penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur

dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat

tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun

influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan

sehingga pengguna dapat beristirahat

Sebagai pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti :

bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis dan lain-lain

4.  Dexamethasone

Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan

anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan

Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20

mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone

Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya:

untuk anti inflamasi, pengobatan rheumatik arthritis dan

penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll, penyakit kulit,

penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi

glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit

leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan

lunak dan anemia hemolytica

5.  Vitamin B Complex

Terbuat dari ragi Saccharomyces cerivisae yang berguna

untuk mereka yang aktif dan membutuhkan daya konsentrasi

tinggi

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 14/42

14

Manfaat vitamin B complex :

a.  Menghasilkan energi dan berperan dalam kemampuan

berpikir

b.  Anti penyakit beri-beri

c.  Merangsang pertumbuhan pada anak-anak 

d.  Dibutuhkan untuk kesehatan mata, kulit, kuku dan rambut

e.  Penting untuk sirkulasi dan fungsi normal system saraf 

f.  Anti stress dan meningkatkan vitalitas

g.  Terlibat dalam produksi antibody tubuh

h.  Penting untuk sintesa dan aktifitas sel genetic

i.  Dibutuhkan dalam pembentukan protein asam amino

 j.  Penting untuk produksi dan perbakan sel-sel darah merah

k.  Mencegah anemia

Kejang atau biasa sering disebut step merupakan suatu keadaan dimana

seluruh badan menggigil dan kaku seperti besi, serta mata melotot ke atas. Kejang

sering terjadi pada bayi dan balita yaitu pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang

ini paling sering disebabkan karena suhu badan balita tinggi (hipertermi) yang

biasanya mencapai 39oC atau 40

oC.

Kejang juga bisa muncul tanpa disertai demam. Hal ini biasanya

disebabkan karena ada gangguan pada fungsi otak akibat alergi, cacat bawaan,

trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, hipoksia

(kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan metabolisme, gangguan

peredaran darah ataupun karena keracunan. Kejang seperti ini biasanya akan

berulang.

Menurut dunia kedokteran kejang yang terjadi pada anak di usia 6 bulan

sampai 5 tahun masih bisa dianggap kejang normal karena merupakan reaksi

tubuh yang muncul sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 15/42

15

dalam tubuh maupun luar tubuh balita itu sendiri. Namun apabila kejang itu

terjadi pada usia anak di atas 5 tahun akan menyebabkan suatu keadaan patologis

seperti epilepsi pada anak.

Cara mengatasi anak yang kejang :

1. Pasang tongue spatel atau bisa juga dengan sendok makan yang dilapisi

kain pada mulut anak supaya lidah anak tidak tergigit.

2. Apabila anak menggunakan baju yang sempit sebaiknya di buka supaya

tidak mengganggu pernapasan anak.3. Kompreslah bagian dahi, ketiak, dan lipatan paha dengan air hangat.

Kompres ini bertujuan untuk menurunkan panas anak. Jangan

menggunakan air dingin atau air es untuk mengompres, karena akan

menghambat pori-pori terbuka sehingga panas sulit keluar dari tubuh.

Apabila anak sudah benar-benar sadar dan tidak kejang lagi segera berikan

anak obat penurun panas yang aman, seperti paracetamol sirup. Supaya suhu

badan anak tidak bertambah tinggi. Jangan memberikan makanan atau minuman

pada saat anak kejang maupun saat anak baru mulai berhenti kejangnya, karena

anak bisa tersedak.

Bujuk anak untuk banyak minum atau makan yang berkuah setelah benar-

benar sadar. karena minuman bisa membantu mengganti cairan tubuh yang hilang

karena penguapan suhu tubuh

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 16/42

16

I.  Proses Manajemen Kebidanan

1. Pengertian Manajemen kebidanan 

Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan langkah-

langkah pemecahan masalah, sehingga merupakan alat kerja dari

pengorganisasian pikiran dan bertindak sebagai suatu langkah-langkah yang

logisdan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi bidan

2. Komponen-komponen Manajemen Kebidanan 

a.  Metode kerja ilmiah

b.  Langkah pencegahan masalah alur kerja bidan

c.  Asuhan aman, efektif dan menyeluuh pada setiap langkah

Dengan adanya manajemen kebidanan, maka seorang bidan akan

selalu melaksanakan pendekatan ini setiap berhadapan dengan klien

sehingga dengan mengikuti langkah proses berfikir ini secara urut maka

dengan mudah dapat mengenal atau mengidentifikasi masalah, selanjutnya

merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif 

J.  Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang

dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi

ketiga tahun 1997 menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang

terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis

Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data Dasar

Identifikasi dan analisa data dasar merupakan langkah awal dari

manajemen kebidanan. Langkah ini merupakan kemampuan intelektual dalam

mengidentifikasi dan menganalisa masalah klien. Pada tahap ini merupakan

dasar langkah berikutnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam langkah

identifikasi dan analisa data dasar, meliputi :

a. Pengumpulan data dasar

b. Pengolahan data dan analisa

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 17/42

17

Langakah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Menginterpretasikan data dasar secara spesifik kedalam suatu rumusan

diagnose dan masalah. Kata diagnose dan masalah digunakan kedua-duanya

dan mempunyai pengertian yang berbeda. Diagnose lebih sering diidentifikasi

oleh bidan dengan difokuskan dengan apa yang dialami oleh klien

Langakah III : Identifikasi adanya Diagnosa atau Masalah Potensial

Pada langkah ketiga, kita mengidentifikasi masalah potensial atau

diagnosa potensial berdasakan diagnosa/ masalah yang sudah diidentifikasi.

Dan bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak 

hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi jga

merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose tersebut tidak 

terjadi

Langkah IV : Tindakan Segera (Emergency) atau Kolaborasi

Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasiatau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan

kondisis klien. Setelah bidan merumuskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk 

mengantisipasi masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus

mampu merumuskan tindakan emergency yang harus dilakukan untuk 

menyelamatkan seorang anak (balita)

Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan

berdasarkan langkah-langkah sebelunya. Rencana asuhan yang menyeluruh

tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien

atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi untuk klien tersebut.

Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan (Implementasi)

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 18/42

18

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan

dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh

bidan atau sebagian dikerjakan oleh orang tua klien atau anggota tim kesehatan

lainnya.

Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek 

asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan

atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 19/42

19

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Pengertian Dokumentasi

Dalam bidang kesehatan, dokumentasi adalah suatu system

pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan

kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan (bidan, dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya)

3.2  Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)

Metode pendokumentasian SOAP

SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan

tertulis. Pencatatan ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan,

adapun 4 (empat) langkah dalam metode ini adalah : 

1.  S : Data Subjektif 

Merupakan informasi yang diperoleh langsung dari orang tua klien.Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang

berhubungan dengan diagnosa

2.  O : Data Objektif 

Merupakan data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan

oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk hasil laboratorium, USG

dll. Apa yang dapat diobsevasi oleh bidan akan menjadi komponen yang

berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan

3.  A : Assesment

Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan

data objektif yang didapatkan merupakan proses yang dinamik, meliputi :

a.  Diagnosa

b.  Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial

c.  Perlunya tindakan segera (emergency) atau kolaborasi

(berdasarkan langkah 2, 3 dan 4 dalam manajemen Varney)

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 20/42

20

4.  P : Planning

Merupakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan

kesimpulan yang dibuat (berdasarkan langkah 5, 6 dan 7 pada

manajemen Varney)

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 21/42

21

BAB III

STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BALITA 

PADA ANAK “F ” DENGAN DEMAM

DI PUSKESMAS BANTIMURUNG

TANGGAL 9 FEBRUARI 2012

No. Register : -

Tanggal Masuk PKM :9 Februari 2012, jam 11.30 wita

Tanggal Pengkajian :9 februari 2012, jam 12. 30 wita

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.  Identitas Anak 

Nama : An”F” 

Tanggal lahir : 15 Mei 2009

Anak ke : tiga(3)

Jenis Kelamin :laki-laki

Umur : 3 tahun

Alamat :Bonto sunggu

B.  Identitas Orang Tua

Nama :Ny”N”/Tn.”M” 

Umur :35 tahun/38 tahun

Nikah/lamanya : 1 kali/18 tahun

Suku :Bugis/Bugis

Agama : Islam/Islam

Pendidikan : SMP/SMA

Pekerjaan : IRT/Petani

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 22/42

22

Alamat :Bonto Sunggu

C.  Data Biologis

a. Keluhan Utama : klien masuk PKM dengan keluhan

demam

b. Riwayat keluhan

  Keluhan dirasakan sejak kemarin

  Keluhan yang menyertai : mual dan muntah sejak 

kemarin

c. Riwayat kesehatan lalu

  Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya dengan

keluhan yang sama

  Klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan

minuman

d. Riwayat imunisasi

  BCG : 1x

  DPT : 3x

  POLIO : 4x

  CAMPAK : 1x

  HEPATITIS : 3x

e. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

  Nutrisi

Makan : 3x sehari dengan sayur, nasi, ikan, dan

buah

Minum : 3-4 gelas perhari

Perubahan selama sekit : anak kurang nafsu makan

dan anak malas minum.

  Eliminasi

BAK : kebiasaan →frekuensi 1x sehari 

Warna kuning muda

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 23/42

23

Perubahan selama sakit : frekuensi 3-4x sehari

BAB : kebiasaan→frekuensi 1x sehari 

Warna kuning

Konsistensi padat

Perubahan selama sakit : frekuensi 2x sehari Warna

kuning Konsistensi agak encer

  Istirahat

Kebiasaan : Tidur siang : ±2 jam

Tidur malam : ±9 jam

Perubahan selama sakit : Tidur siang : ±1 jam

Tidur malam : anak sering terbangun

karena demam

  Personal hygiene

Kebiasaan : mandi 2x sehari

Perubahan selama sakit : tidak mandi

f. Riwayat tumbuh kembang

a. Pertumbuhan fisik 

  Berat badan lahir : 3000 gram

  Berat badan sekarang : 18 kg

  Waktu tumbuh gigi : 9 bulan

  Tinggi badan : 90 cm

b. Perkembangan tahap

  Berguling : 3,5 bulan

  Duduk : 7 bulan

  Merangkak : 9 bulan

  Berdiri : 11 bulan

  Berjalan : 1 tahun

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 24/42

24

g. Data psikologis, spiritual, social, dan ekonomi

  Anak kelihatan tenang dan lemah  Anak beragama islam

  Anak tinggal bersama dengan orang tua nya

  Biaya pengobatan ditanggung oleh ayah

  Keputusan dalam keluarga diambil secara

musyawarah

h. Pemeriksaan fisik 1.  Keadaan umum : lemah

2.  Kesadaran komposmentis

3.  TTV :

  N : 110 X/menit

  S: 38oC

  P: 35X/menit

4. 

Kepala : rambut hitam, lurus, tidak ada nyeri tekan5.  Hidung : tidak ada secret

6.  Mulut dan gigi : bibir tampak kering,gigi

belum ada yang tanggal

7.  Telinga : simetris kiri dan kanan,

tidak ada serumen

8.  Mata : konjungtiva merah muda,

sclera putih, mata cekung

9.  Leher : tidak ada benjolan pada

leher

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 25/42

25

10.  Dada : tidak ada benjolan pada

dada

11.  Abdomen : Nampak datar, mengikuti

gerakan napas, tidak ada

nyeri tekan

12.  Genitalia : testis berada dalam

scrotum

13.  Ekstremitas : simetris kiri dan kanan

14.  Kulit : turgor kulit baik 

i. Skor dehidrasi

KU : lemah 2

Mata : cekung 2

Mulut : kering 2

Turgor : baik 1

Pernapasan : > 40x/menit 3

Nadi : >120x/menit 2

Jumlah : 12 ( dehidrasi ringan

sedang)

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa :Febris/ hypertermi

1.  Febris / hypertemi

DS : klien masuk PKM dengan keluhan panas dari

kemarin.

DO : -. keadaan umum lemas

-. TTV :

  P : 35X/menit

  S : 38oC

  N : 110X/menit

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 26/42

26

Analisa dan interpretasi data

Hypertemi merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi suhu

tubuh normal (36,5 – 37,50C) yang diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal

yang menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat dikeluarkan oleh

tubuh.

Masalah Aktual

1.  Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

DS : Nafsu makan anaknya menurun sejak anaknya sakit

DO : Keadaan umum anak lemas

Analisa dan interpretasi data

  Nafsu makan yang kurang sehingga intake dan kebutuhan nutrisi

anak tidak terpenuhi atau kurang

2.  Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

DS : ibu mengatakan anak nya malas minum dan mual,

muntah sejak kemarin (tgl 8 februari 2012)

DO : Mukosa bibir kering

Analisa dan interpretasi data

Kurang nya cairan yang masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan

gangguan cairan yang tidak terpenuhi dimana normal 3-5 tahun 600-700cc/hari.

Kehilangan cairan terjadi sebagai akibat produksi panas, yang sebagian besar

tenaga akan hilang. Bayi memproduksi panas lebih banyak daripada orang dewasa

untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Maka demikian pula kehilangan cairan

akan lebih cepat jika bayi mengalami sakit.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 27/42

27

3.  Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat / tidur

DS : ibu mengatakan istirahat anak nya terganggu karena

panas dan muntah

DO : TTV→P : 35X/menit

S : 38oC

N : 110X/menit

Analisa dan interpretasi data

Adanya gangguan rasa nyaman berupa panas yang menyebabkan pola

tidur anak terganggu.

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Masalah potensial : antisipasi terjadi nya kejang demam (>38oC)

DS : ibu mengatakan anak nya panas dan tidak turun-

turun

DO : TTV→P :35X/menit

S :38oC

N :110X/menit

Mata cekung

Bibir kering

Analisa dan interpretasi data

  Apabila anak mengalami hypertermi (>38oC),dia akan mengalami

kejang demam.

  Kejang demam adalah bangkitnya kejang yang terjadi pada

kenaikan suhu tubuh 37,5oC sehingga dapat mengubah

keseimbangan dan membran sel neuron dalam waktu yang sangat

singkat

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 28/42

28

LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter tentang keadaan balita dengan diagnose demam.

Hasil : dokter menganjurkan pasien dipasangkan infuse dengan jumlah tetesan

28 tetes/menit dan memberikan paracetamol syrup.

LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN

Diagnosa : Febris / hypertermi

Masalah actual : - gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

: - gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

: - gangguan pemenuhn kebutuhan istirahat

Masalah potensial : antisipasi terjadinya kejang demam

Tujuan : - suhu badan kembali normal, kebutuhan nutrisi

terpenuhi, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan

istrahat terpenuhi

Kriteria :-.suhu badan normal (36,5-37,5oc)

-. Nafsu makan baik, porsi dihabiskan

-. Klien minum 4-5 gelas setiap hari

-. Turgor kulit baik 

-. Klien tidur siang ±2 jam dan tidur malam ± 9

 jam

Intervensi

1.  Kaji intake dan output

Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan

cairan yang keluar

2.  Observasi TTV

Rasional : TTV merupakan indicator untuk mengetahui keadaan

umum klien karena dapat mengetahui perubahan yang dapat

menunjukkan adanya gangguan atau perubahan metabolism

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 29/42

29

3.  Anjurkan pada ibu untuk memberi minum yang banyak dengan porsi

sedikit tapi sering

Rasional : dengan minum yang banyak dapat mengganti jumlah

cairan tubuh yang keluar (output) melalui peningkatan

metabolism pada anak.

4.  Anjurkan ibu untuk mengompres air hangat

Rasional : dengan kompres air hangat dapat merespon pada pusat

penyerapan panas sehingga menurunkan suhu tubuh.

5.  Anjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene

Rasional : untuk mencegah infeksi nosokomial dan memberi rasa

nyaman

6.  Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi

sering

Rasional : makan dengan porsi sedikit tapi sering dapat memenuhi

asupan gizi dan nutrisi pada anak.

7.  Mengobservasi cairan / tetesan infuse

Rasional : untuk menilai tetesan cairan berjalan dengan lancar atau

tidak guna upaya pemenuhan kebutuhan cairan pada anak 

8.  Pemberian obat penurun panas paracetamol syrup

Rasional : dengan memberikan obat penurun panas akan mencegah

terjadinya kejang demam ( >38oc )

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 30/42

30

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

Tanggal 9 februari 2012, jam 12.00 – 13.00 wita

1.  Mengkaji intake dan output

Hasil : klien sudah mulai minum sedikit demi sedikit

2.  Observasi TTV

Hasil : TTV→P : 35x/menit

S : 38oc

N : 110x/menit

3.  Menganjurkan pada ibu untuk memberi minum yang banyak dengan

porsi sedikit tapi sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan nya

4.  Menganjurkan ibu untuk mengompres air hangat

Hasil : ibu mengerti dan mau mengompres anak nya

5.  Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya

6.  Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi

sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan nya

7.  Mengobservasi cairan / tetesan infuse

Hasil : cairan / tetesan infuse berjalan lancar dengan jumlah

tetesan 28x / menit.

8.  Memberikan obat penurun panas paracetamol syrup

Hasil : obat penurun panas sudah diberikan yaitu paracetamol

syrup dengan dosis 3x1 ½ perhari

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 31/42

31

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal 9 februari 2012 , jam 15.00 wita

1. Jam 15. 00 wita pemeriksaanTTV

-. Suhu tubuh : 37,8oc

-. Nadi :100x/ menit

-. Pernapasan : 30x/menit

2. Kebutuhan nutrisi belum dapat di evaluasi

3. Kebutuhan cairan belum dapat dievaluasi

4. Kebutuhan tidur belum dapat dievaluasi

5. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan

apa yang di anjurkan.

6. Jam 15. 30 wita ibu minta anak nya dirawat dirumah saja

(jam 17.00 wita anak nya pulang dari PKM )

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 32/42

32

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN

PADA BALITA “F ” DENGAN DEMAM DI 

PUSKESMAS BANTIMURUNG

TANGGAL 9 FEBRUARI 2012

Nomor Register : -

Tanggal Masuk PKM : 9 februari 2012, jam 11.30 wita

Tanggal Pengkajian : 9 februari 2012, jam 12.00 wita

IDENTIFIKASI DATA DASAR

A.  Identitas Balita

Nama : An “ F “ 

Tanggal lahir : 15 mei 2009

Anak ke : 3(tiga)

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 3 tahun

Alamat : Bonto sunggu

B.  Identitas orang tua

Nama : Ny “N”/ Tn “ M “ 

Umur :35 tahun / 38 tahun

Nikah / Lamanya : 1 kali / 18 tahun

Suku : bugis / makasar

Agama : Islam / islam

Pendidikan : SMP / SMA

Pekerjaan : IRT / Petani

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 33/42

33

Alamat : Bonto sunggu

DATA SUBJEKTIF ( S )

  Klien masuk PKM dengan keluhan panas sejak 1 hari yang lalu 

  Ibu mengatakan anaknya malas makan dan minum 

  Ibu mengatakan pola tidur anaknya terganggu karena panas 

DATA OBJEKTI ( O )

  Keadaan umum lemas

  Kesadaran komposmentis  TTV : N : 110x/menit

P :35x/menit

S :38oc

  Mata cekung : konjungtiva merah muda, sclera putih

ASSESMENT ( A )

Diagnosa : febris / hypertemi

Masalah actual :-. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan

-. Gangguan pemenuhan nutrisi

-. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat / tidur

Masalah potensial : antisipasi terjadinya kejang demam

PLANNING ( P )

1.  Melengkapi intake dan output

Hasil : klien telah minum sedikit demi sedikit

2.  Observasi TTV

Hasil : P : 35x/menit

S : 38oc

N : 110x/menit

3.  Menganjurkan ibu untuk memberi minum dengan porsi sedikit tapi sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya

4.  Menganjurkan ibu untuk mengompres air hangat

Hasil : ibu mengerti dan mau mengompres anak nya

5.  Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya

6.  Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi sering

Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 34/42

34

7.  Mengobservasi cairan / tetesan infuse

Hasil : tetetsan infuse berjalan lancar ( 28tetes/menit )

8.  Memberikan obat penurun panasparasetamol syrup

Hasil : obat penurun panas sudah diberikan yaitu parasetamol syrup

dengan dosis 3x1 ½ sendok/hari

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 35/42

35

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas kesenjangan antara tinjauan dan kasus pada

  pelaksanaan manajemen kebidanan pada balita “F” dengan febris di puskesmas

Bantimurung pada tanggal 9 februari 2012 untuk memudahkan pembahasan maka

penulis akan menguraikan sebagai berikut :

Langkah I : Identifikasi dan Analisa Data Dasar

Tahap pengumpulan data dasar merupakan proses manajemen kebidanan

yang kegiatannya ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan

baik fisik, psikososial dan spiritual. Melalui suatu pengumpulan data yaitu

anamnesis, pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi). Hal ini

disebabkan karena respond dan koorporatif ibu dalam memberikan informasi

begitu pula dengan bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis denganmudah memperoleh data yang diinginkan. Data diperoleh secara terfokus pada

masalah intervensinya juga lebih terfokus pada klien

Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa febris disebabkan oleh beberapa

factor yaitu suhu lingkungan, adanya infeksi, pneumonia, malaria, otitis media

dan imunisasi

Berdasarkan studi kasus pada balita “F” dengan febris ditemukan data

bahwa anak tersebut mengalami demam karena adanya prose peradangan

(inflamasi) di dalam tubuh anak, sehingga apa yang dijelaskan pada tinjauan

pustaka dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan.

Langkah II : Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual

Pada tinjauan pustaka dikatakan bahwa febris ditandai dengan : demam,

suhu meningkat > 37,50C, menggigil, lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur,

berkeringat, wajah merah dan mata berair, selera makan turun. Sedangkan studi

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 36/42

36

kasus balita “F ” dikemukakan bahwa anak tersebut mengalami demam selama 1

hari yang lalu dengan suhu 380C, keadaan umum yaitu : lemah. Adapun infomasi

yang didapatkan dari orang tua yaitu : anak sulit tidur dan nafsu makannya turun,

sehingga ditegakkanlah diagnosa : febris. Dengan demikian penerapan tinjauan

pusataka dan tin  jauan studi kasus pada balita “F” secara garis besar tampak ada

persamaan dalam diagnose actual yang ditegakkan sehingga memudahkan dalam

pemberian tindakan selanjutnya

Langkah III : Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial

Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentikasi

adanya masalah potensial selain dari diagnosa astau masalah sekarang, adalah

mengantisipasi dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi( kejang

demam )

Pernyataan diatas sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa penyakit febris

(demam) kemungkinan dapat terjadi kejang jika tidak ditangani dengan baik 

Berdasarkan data yang ada pada studi kasus balita “F” dilahan praktek 

dapat diidentifikasi masalah potensial yaitu terjadinya kejang demam .

Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka atau manajemen kebidanan

pada studi kasus dilahan praktek nampak ada persamaan sehingga tidak 

ditemukan adanya kesenjangan

Langkah IV : Tindakan Emergency / Kolaborasi

Adanya beberapa data yang memberikan adanya situasi segera dimana

bidan harus bertindak segera untuk menyelamatkan jiwa anak. Tindakan tersebut

berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan

keadaan yang dialami oleh klien atau konsultasi dengan dokter.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 37/42

37

Langkah V : Rencana Tindakan 

Pada tinjauan manajemen kebidanan, suatu rencana tindakan yang

komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi

klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi, meliputi

antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu mengenai

ekonomi, agama, budaya, ataupun masalah psikologis. Rencana tindakan harus

disetujui oleh klien, semua tindakan diambil harus berdasarkan rasional yang

relevan dan diakui kebenarannya suatu situasi dan kondisi tindakan harus

dianalisis secara teoritis

Pada balita “F” dengan febris penulis merencanakan asuhan kebidanan

diagnosa / masalah aktual dan potensial sebagai berikut :

1.  Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum anak 

2.  Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kompres di daerah lipatan luguh

(misal : di dahi, ketiak dan selangkangan) dengan handuk yang sudah dibasahi

air hangat3.  Menganjurkan pada ibu untuk memberikan anak banyak minum air putih

Berdasarkan studi kasus balita “F” dilahan prak tek pemberian obat

paracetamol dengan harapan suhu badan anak bisa turun atau berkurang.

Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan

Sesuai tinjauan manajemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana

tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat

dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan oleh orang tua

klien serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan

yang telah direncanakan

Studi kasus pada balita “F” dengan febris, semua tindakan yang telah

direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa hambatan karena

adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari orang

tua dan petugas kesehatan yang ada di ruang perawatan tersebut.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 38/42

38

Langkah VII : Evaluasi

Pada tinjauan manajemen kebidanan merupakan tingkat ahir dari proses

manajemen asuhan kebidanan. Mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan

data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasi, memutuskan apakah

tujuan telah tercapai atau belum tercapai

Pada tinjauan pustaka evaluasi yang perlu dilakukan adalah pemantauan

keadaan balita meliputi :

1.  Tanda-tanda vital meliputi : nadi, suhu, pernafasan.

2.  Kebutuhan nutrisi belum dapat dievaluasi

3.  Kebutuhan cairan belum dapat dievaluasi

4.  Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan apa yang

dianjurkan

5.  Jam 15.30 wita ibu minta anak nya dirawat dirumah saja (jam 17.00 wita anak 

pulang dari PKM )

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 39/42

39

BAB V

PENUTUP

Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan balita sakit

dan pengalaman langsung di lahan praktek dengan studi kasus pada balita “F”

dengan febris maka dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :

1.1.  Kesimpulan

1.  Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil

yang perlu tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai

kekuatan untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh

2.  Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh secara abnormal lebih

dari 37,50C

3.  Didalam memberikan perawatan pada asuhan kebidanan dengan febris

diperlukan upaya untuk memulihkan kesehatan sehingga kesehatan itu

cepat pulih

4.  Febris (demam) apabila tidak tertangani dengan baik dapat

mengakibatkan kejang demam pada anak 

5.  Pendokumentasian sangat perlu dilaksanakan karena merupakan

tanggung jawab gugat para petugas kesehatan lain terhadap asuhan

kebidanan yang telah diberikan

1.2.  Saran

1.  Untuk klien

a.  Anjurkan pada ibu untuk melakukan kompres di daerah lipatan

luguh (misal : di dahi, ketiak dan selangkangan) dengan handuk 

yang sudah dibasahi dengan air hangat karena, dengan memberikan

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 40/42

40

kompres air hangat dapat terjadi proses perpindahan panas dengan

bahan perantara

b.  Anjurkan pada ibu untuk memberikan anak banyak minum air

putih karena, dengan memberikan anak banyak minum air putih,

anak dapat terhindar dari dehidrasi

c.  Anjurkan pada ibu untuk memberikan anak makan – makanan yan

bergizi dan istirahat yang cukup karena, istirahat yang cukup dan

pemberian makan-makanan bergizi dapat mempercepat proses

penyembuhan

d.  Anjurkan pada ibu untuk mengenakan anak pakaian tipis dan

mudah menyerap keringat karena, mengenakan anak pakaian tipis

dan mudah menyerap keringat dapat mengurangi gejala penyakit

2.  Untuk bidan

a.  Dalam melaksanakan tugas sebagai bidan, untuk memberikan

tindakan perlu diketahui rasionalisasi tindakan yang diberikan.

Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus sepengetahuan

dan persetujuan orang tua klien

b.  Sebagai bidan diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik 

antara petugas professional lain (dokter, perawat dan sesama bidan)

untuk meningkatkan status kesehatan dan kondisi hidup seorang

anak 

3.  Untuk institusi

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu penerapan

manajemen kebidanan. Dalam pemecahan masalah lebih

ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat

bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakaan SDM

yang berpotensi dan professional.

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 41/42

41

DAFTAR PUSTAKA

Askeb I Kehamilan (ANC), Hj. Aliah Waode – Hj. Nurjaqin-Marhaeni

Dokumentasi Kebidanan, Marhaeni, S.ST, M.Kes

Fadjari Dalan N. Demam pada Anak. Buku Kedokteran Egc. 2003.

http://idebunda.net/ibu-hamil/demam-pada-anak.htm 

http://idebunda.net/ibu-hamil/penanganan-awal-kejang-pada-balita.htm 

5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 42/42

42