Askeb Seminar BalitaQ
-
Upload
quterzzt-lelhaciibucchupamokjokkank -
Category
Documents
-
view
455 -
download
0
Transcript of Askeb Seminar BalitaQ
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 1/42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia Balita adalah usia yang paling rawan dalam pertumbuhan,
dikarenakan pada usia tersebut anak mulai berinteraksi dan bereksplorasi
dengan lingkungan sehingga meningkatkan resiko terkena paparan beberapa
penyakit baik itu dari virus, bakteri ataupun jamur. Dalam kesempatan kali ini
kami menyajikan gejala demam yang mungkin sering di alami oleh anak
balita sehingga akan dengan mudah untuk memahami dan menindaklanjuti
dalam pengobatannya.1
Secara sederhana, demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas normal,
meskipun tak semua kenaikan suhu disebut sebagai demam. Dan kenaikan
suhu tubuh merupakan bagian dari reaksi biologis kompleks,yang diatur dan
dikontrol oleh susunan saraf pusat. Demam sendiri merupakan gambaran
yang karakteristik dari kenaikan suhu oleh karena berbagai penyakit infeksi
dan noninfeksi, sehingga perlu dibedakan dari kenaikan suhu oleh karena
stres demam dan penyakit demam.1
Demam adalah keluhan pada anak yang paling sering dijumpai, sekitar
10-30% dari semua keluhan yang diketemukan pada instalasi gawat darurat di
rumah sakit atau dalam praktek dokter sehari-hari. Sampai usia 2 tahun rata
rata anak menderita demam sekitar empat sampai enam kali serangan.
Sebagai manifestasi klinis, maka demam terjadi pada sebagian besar penyakit
infeksi yang ringan dan serius, dari demam saja tak dapat dipakai untuk
memprediksi beratnya penyakit. Memang sebagian besar kejadian demam
pada anak mudah didiagnosa, namun telah diketahui juga demam pada
kelompok yang beresiko tinggi, untuk diagnosa memerlukan evaluasi lebih
ekstensif.2
Suhu tidak selalu tetap dalam sehari, ada variasi naik dan turun berkisar
0,50C. Olah raga, pakaian berlapis lapis, mandi air panas, udara panas, dapat
meningkatkan suhu sekitar 1-1,5 0C. Tumbuh gigi juga bisa meningkatkan
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 2/42
2
suhu namun tak lebih dari 38,40C. Pada usia neonatus, bayi, dan anak kecil
suhu lebih tinggi daripada anak besar dan dewasa, karena punya permukaan
tubuh lebih luas dan metabolisme lebih tinggi. Penyakit dengan demam suhu
bisa naik dan turun, meskipun biasanya turunnya tak dapat sampai normal.
Suhu diatas 380C per rektal atau diatas 37,5
0C secara aksiler / diketiak ,
dianggap sebagai suhu yang abnormal, dan dipakai batas suhu dikatakan
sebagai demam. Dan batas suhu yang memerlukan evaluasi lebih lanjut, pada
usia 3 bulan sampai 3 tahun adalah 390C, sedang kurang 3 bulan 38
0C.
2
Demam merupakan bagian dari respon inflamasi dan ada kaitan dalam
melawan infeksi, dalam keadaan keadaan tertentu demam bisa
menguntungkan bisa juga merugikan, sehingga tetap ada dua pendapat
demam perlu dan tak perlu diturunkan. Alasan mengapa deman tak perlu
diturunkan, oleh karena efek samping pemberian antipiretik/anti panas lebih
banyak, penurunan suhu bisa mengaburkan diagnosa dan prognosa (perkiraan
kesembuhan), serta diketahui bahwa sebagian besar demam berlangsung
sebentar dan tak berbahaya.Yang penting demam bisa bermanfaat sebagai
pertahanan tubuh. Pada keadaan demam pertumbuhan beberapa bakteria
merugikan dan virus mengalami gangguan. Dalam penelitian demam dibawah
suhu 400C dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus tetapi demam
diatas suhu 400C akan dapat mengganggu fungsi organ sehingga dapat
meningkatkan angka kematian.2
Sedang alasan demam perlu diturunkan oleh karena merugikan. Demam
sering kali menimbulkan rasa tak nyaman dan meningkatkan kebutuhan
sistem respirasi dan kardiovaskuler. Hal itu disebabkan karena demam
mempunyai kaitan dengan meningkatnya metabolisme, konsumsi oksigen,
dan produksi CO2. Bagi anak normal, hanya sedikit atau tak akan membawa
akibat, namun pada anak dengan renjatan/ keadaan syok maupun anak dengan
gangguan paru dan jantung akan berakibat menurunkan fungsi pertahanan
tubuh.7
Namun selama panas tak lebih dari 41,70C kerusakan otak tak
terjadi,dan kebanyakan pada penyakit infeksi suhu jarang mencapai 41 0C.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 3/42
3
Apabila lebih dari 410C umumnya sebabnya tak ada kaitan / berhubungan
dengan penyakit infeksi Jadi,sebagian besar bukti mengarahkan bahwa panas
merupakan respon adaptasi tubuh yang terapinya hanya pada keadaan yang
selektif dan tertentu saja.7
Suhu tubuh yang tinggi dapat menimbulkan serangan kejang. Tetapi
tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi
rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan
suhu tubuh tertentu. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejadian
telah terjadi pada suhu 380C sedangkan pada anak dengan kejang yang
tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400C atau lebih. Dari kenyataan ini
dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi
pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu
diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang
B. Ruang Lingkup
Dalam penyusunan seminar Akademi Kebidanan Salewangang Maros
Praktek Kebidanan Fisiologi adalah asuhan kebidanan pada balita “ F “ di
Puskesmas Bantimurung tanggal 9 februari 2012
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan pada balita
sakit dan melaksanakan perawatan pada balita sakit
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian dan membuat
pendokumentasian hasil asuhan kebidanan pada balita ( tujuh
langkah varney )
1) Langkah I. Identifikasi dan Analisa Data Dasar
2) Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
3) Langakah III. Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
4) Langkah IV. Tindakan Emergency / Kolaborasi
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 4/42
4
5) Langkah V. Rencana Tindakan
6) Langkah VI. Implementasi
7) Langkah VII. Evaluasi
b. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dan
dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan asuhan
kebidanan yang telah dilaksanakan pada balita “F” dengan Febris
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi penyusun
Dengan adanya penyusunan makalah ini merupakan suatu bahan
tambahan pengetahuan untuk selanjutnya dijadikan sebagai pengalaman
yang sangat berharga
2. Manfaat bagi Institusi
Sebagai bahan masukan bagi institusi dalam menyusun program
dengan tercapainya sumber daya manusia serta menambah bahan bacaan
bagi perpustakaan
3. Manfaat bagi LahanMerupakan suatu yang bisa dijadikan sebagai langkah untuk
memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam memberikan asuhan
kebidanan pada balita
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 5/42
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Balita
Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil yang
perlu tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai kekuatan
untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh
B. Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Masa neonatus : usia 0-28 hari
1. Masa neonatal dini : 0-7 hari
2. Masa neonatal lanjut : 8-20 hari
3. Masa pasca neonatal : 29 hari- 1 tahun
b. Masa bayi : usia 0-1 tahun
1. Masa bayi dini : 0-1 tahun
2. Masa bayi akhir : 1-2 tahun
c. Masa pra sekolah (usia 2-6 tahun)
1. Pra sekolah awal (masa balita) : mulai 2-3 tahun
2. Pra sekolah akhir : mulai 4-6 tahun
d. Masa neonatal
Pada masa ini terjadi adaptasi pada lingkungan perubahan sirkulasi
darah serta mulai berfungsi organ-organ tubuh. Saat lahir berat badan
normal dari bayi yang sehat berkisar antara 2500-4000 gram, tinggi
badan sekitar ≥ 45 cm dan biasanya terdapat penurunan berat badan
sekitar 10% dari berat badan lahir, kemudian berat badan bayi akan
berangsur-angsur mengalami kenaikan. (Soetjeningsih, 2003)
C. Pengertian demam
Demam adalah peningkatan suhu tubuh melebihi normal. Temperatur
normal tubuh berkisar antara 36,5-37,5oc
Anak Anda mengalami demam apabila dengan pengukuran suhu
temperatur :
• Termometer pada rektum atau anus melebihi 38 derajat celcius
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 6/42
6
• Termometer pada mulut melebihi 37,5 derajat celcius
• Termometer pada ketiak melebihi 37 derajat celcius
D. Penyebab Demam
Demam terjadi ketika "termostat" dalam tubuh meningkatkan
temperatur tubuh di atas batas normal. Termostat ini berada di salah satu
bagian otak yang disebut dengan hipotalamus. Hipotalamus akan mengatur
temperatur tubuh yang sesuai dan akan mengirimkan sinyal ke tubuh untuk
menjaga temperatur normal.
Terkadang hipotalamus akan "mengatur" temperatur tubuh menjadi
lebih tinggi sebagai respon terhadap infeksi, penyakit, dan penyebab lainya.
Para peneliti mengemukakan bahwa peningkatan temperatur tubuh
merupakan cara tubuh untuk melawan kuman yang menyebabkan infeksi dan
membuat tubuh sebagai tempat yang tidak nyaman bagi kuman tersebut.
Demam merupakan suatu gejala dan bukanlah penyakit. Demam dapat
disebabkan karena infeksi, kondisi yang terlalu panas, imunisasi, dan
penyebab lainnya.
E. Cara mengukur suhu pada anak
Mengukur suhu dengan menggunakan tangan pada dahi, pipi, atau perut
anak bukanlah cara yang baik untuk mengukur demam. Anda sebaiknya
mengukur peningkatan suhu pada anak menggunakan termometer untuk
meyakinkan bahwa anak Anda terkena demam. Jenis termometer di antaranya
adalah termometer raksa, termometer digital, dan termometer timpanik yang
diletakkan pada telinga. Cara pengukuran termometer raksa di antaranya
adalah :
Untuk bayi dan balita:
Pengukuran terbaik menggunakan termometer yang diletakkan pada
ketiak. Taruh ujung termometer pada pertengahan ketiak, pegang dengan
satu tangan dan gunakan tangan yang lain untuk menahan lengan bayi agar
tidak terbuka. Tahan termometer selama tiga hingga empat menit
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 7/42
7
Usia lima tahun keatas:
Pengukuran terbaik adalah dengan menggunakan termometer yangdiletakkan pada mulut. Apabila anak baru makan sesuatu yang dingin atau
panas, tunggu 10 menit baru mengukur suhu. Baringkan anak Anda, taruh
termometer di bawah lidahnya, beritahukan kepada anak Anda untuk
menutup mulutnya namun jangan menggigit. Tahan termometer selama
dua hingga tiga menit
F. Cara menangani demam pada anak Tanpa obat :
Bila anak Anda tetap makan, minum, dan bermain seperti biasa,
kemungkinan dia tidak membutuhkan obat penurun panas.
Pakaikan baju yang tipis atau pakaikan hanya pakaian dalam sehingga
anak akan melepaskan panas lewat kulitnya.
Kompres anak dengan menggunakan air hangat pada dahi, leher, ketiak,
dada. Jangan biarkan kompres mengering di badan anak, angkat kompres
ketika setengah kering, celup kembali di air hangat, peras, letakkan di
badan anak.
Jangan menggunakan alkohol sebagai kompres anak. Alkohol dapat
menyebabkan kehilangan panas terlalu cepat sehingga menyebabkan
intoksikasi atau keracunan alkohol.
Tutupi anak dengan selimut tipis apabila anak kedinginan atau menggigil.
Istirahatkan anak Anda karena aktivitas dapat meningkatkan demam.
Berikan anak cairan ekstra berupa air, jus, atau susu. Apabila anak tidak
mau minum, berikan anak cairan apapun yang dia inginkan.
G. Cara menangani demam pada anak Dengan obat :
Obat dapat membantu anak untuk merasa lebih baik namun tidak
menghentikan demam.
Berikan Parasetamol setiap empat jam sekali atau enam kali sehari.
Bacalah labelnya dan ikuti petunjuk yang ada sesuai dengan umur dan
berat badan anak.
Diskusikan dengan dokter sebelum memberikan Ibuprofen.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 8/42
8
Jangan berikan Aspirin pada anak di bawah 16 tahun karena dapat
menyebabkan penyakit yang serius seperti Sindrom Reye’s yang dapatmengakibatkan kerusakan otak dan hati
H. Penilaian dan klasifikasi demam
Anak dengan demam mungkin menderita malaria, campak, demam
berdarah atau penyakit berat lainnya. Demam juga bisa timbul hanya karena
menderita batuk pilek saja atau infeksi virus lainnya.
1. MALARIA
Demam merupakan tanda utama malaria. Demam bisa terjadi
sepanjang waktu atau hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Anak
dengan malaria mungkin menderita anemia kronis (tanpa demam) sebagai
satu-satunya tanda penyakit. Tanda-tanda malaria dapat timbul bersamaan
dengan tanda-tanda penyakit lainnya. Misalnya, anak mungkin sakit
malaria dan batuk dengan napas cepat, suatu tanda pneumonia. 1Anak ini
membutuhkan pengobatan untuk malaria dan juga untuk pneumonia.
Anak-anak dengan malaria mungkin juga menderita diare. Mereka
membutuhkan obat antimalaria pengobatan untuk diare.
Di daerah dengan penularan malaria yang tinggi, malaria adalah
penyebab kematian utama pada anak-anak. Kasus malaria tanpa
komplikasi dapat menjadi malaria berat dalam waktu 24 jam setelah
demam timbul pertama kali. Malaria yang berat adalah malaria dengan
komplikasi seperti malaria serebral atau anemia berat. Anak dapat
meninggal jika tidak segera diobati.
2. CAMPAK
Demam dan ruam kemerahan yang menyeluruh adalah tanda-tanda
utama dari campak. Campak sangat menular. Antibodi dari ibu melindungi
bayi dari campak selama kira-kira 6 bulan. Kemudian perlindungan
menghilang sedikit demi sedikit. Pada umumnya dan perumahan yang
tidak sehat meningkatkan risiko campak untuk timbul lebih dini.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 9/42
9
Ada 3 kemungkinan klasifikasi untuk campak:
• Ada tanda bahaya umum atau • Kekeruhan pada kornea mata atau
• Luka di mulut yang dalam atau luas
CAMPAK DENGANKOMPLIKASI BERAT
• Mata bernanah
atau
• Luka di mulut
CAMPAK DENGAN
KOMPLIKASI PADA
MATA ATAU MULUT
Terdapat campak saat ini atau dalam
3 bulan terakhir
CAMPAK
Campak disebabkan virus yang merusak sistem kekebalan selama
beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak berisiko
terhadap penyakit-penyakit infeksi lainnya.
Komplikasi campak terjadi pada kira-kira 30% dari semua kasus.
Komplikasi yang terpenting adalah:
• Diare (termasuk disentri dan diare persisten)
• Pneumonia.
• Luka di mulut.
• Infeksi telinga dan
• Infeksi mata yang berat (bisa menyebabkan luka di kornea atau
kebutaan).
Ensefalitis (infeksi otak) terjadi pada satu dari seribu kasus. Seorang anak
dengan ensefalitis mungkin mempunyai tanda bahaya umum seperti kejang atau
letargis atau tidak sadar.
3. DBD atau DHF
adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang
jumlah kasus maupun daerah yang terjangkitnya cenderung meningkat.
DBD disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 10/42
10
nyamuk Aedes aegypti dan kadang-kadang oleh nyamuk Aedes
albopictus.Masa inkubasinya 4-6 hari. Demam tinggi dan perdarahan
merupakan gejala utama DBD.
Ciri-ciri DBD adalah demam akut 2 sampai 7 hari, lemah, gelisah,
nyeri ulu hati, diikuti dengan gejala perdarahan dan kecenderungan syok
yang fatal ( Dengue Shock Syndrome).
Ada 3 klasifikasi DBD :
• Ada tanda syok; ekstremitas teraba
dingin dan nadi lemah atau tak
teraba atau
• Muntah bercampur darah/seperti kopi
atau
• Berak berwarna hitam atau
• Perdarahan dari hidung atau gusi yang
berat atau
• Bintik perdarahan di kulit (petekie)
yang uji tomiket positif atau
• Sering muntah, tanpa diare
DEMAM
BERDARAH
DENGUE
(DBD)
• Nyeri ulu hati atau gelisah atau
• Bintik perdarahan di kulit dan uji
tomiket negatif
MUNGKIN DBD
• Tidak ada satupun gejala di atas DEMAM:
MUNGKIN BUKAN
DBD
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 11/42
11
MENILAI DEMAM
Seorang anak mempunyai gejala utama demam jika:
• Anak itu mempunyai riwayat demam atau
• Anak itu teraba panas atau
• Anak itu suhu aksilarnya 37,5oc
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi virus yang
dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Biasanya ditandai dengan demam
yang bersifat bifasik selama 2-7 hari, ptechia dan adanya manifestasi perdarahan.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita
dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk.
4. Komplikasi
1. Dapat terjadi kejang
Kejang adalah perubahaan secara tiba-tiba fungsi motorik
maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak.
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik
yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan
merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh :
a. Kemampuan membran sel sebagai pacemaker neuron untuk
melepaskan muatan listrik yang berlebihan
b. Berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama amino
butirat
c. Meningkatnya eksitasi sinaptik oleh transmiter asam glutamat dan
aspartat melalui jalur eksitasi yang berulang
d. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang
berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat ilnhibisi
yang tidak sempurna
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 12/42
12
2. Resiko kearah keseriusan penyakit
Penatalaksanaan
1. Cari penyebab DBD dan berikan terapi atau pengobatan yang
sesuai
Terapi Obat
1. Paracetamol
Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang
mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat antipiretik
disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya
diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik Parasetamol
dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat
anti inflamasinya sangat lemah sehingga tidak digunakan
sebagai antirematik
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang
tidak tahan asetosal. Sebagai analgesik, misalnya untuk
mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu
haid dan sakit pada otot. Serta menurunkan demam pada
influenza dan setelah vaksinasi
2. Cotrimoxazole
Cotrimoxazole adalah bakterisid yang merupakan
kombinasi sulfametoksazol dan trimetoprim dengan
perbandingan 5 : 1. Kombinasi tersebut mempunyai aktivitas
bakterisid yang besar karena menghambat pada dua tahap
biosintesa asam nukleat dan protein yang sangat esensial untuk
mikroorganisme. Cotrimoxazole mempunyai spektrum
aktivitas luas dan efektif terhadap bakteri gram-positif dan
gram-negatif, misalnya Streptococci, Staphylococci,
Pneumococci, Neisseria, Bordetella, Klebsiella, Shigella dan
Vibrio cholerae. Cotrimoxazole juga efektif terhadap bakteri
yang resisten terhadap antibakteri lain seperti H. influenzae, E.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 13/42
13
coli. P. mirabilis, P. vulgaris dan berbagai strain
Staphylococcus
3. CTM
Chlorpheniramin maleat atau lebih dikenal dengan CTM
merupakan salah satu antihistaminika yang memiliki efek
sedative (menimbulkan rasa kantuk). Namun, dalam
penggunaannya di masyarakat lebih sering sebagai obat tidur
dibanding antihistamin sendiri. Keberadaanya sebagai obat
tunggal maupun campuran dalam obat sakit kepala maupun
influenza lebih ditujukan untuk rasa kantuk yang ditimbulkan
sehingga pengguna dapat beristirahat
Sebagai pengobatan pada gejala-gejala alergis, seperti :
bersin, rinorrhea, urticaria, pruritis dan lain-lain
4. Dexamethasone
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan
anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan
Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20
mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya:
untuk anti inflamasi, pengobatan rheumatik arthritis dan
penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll, penyakit kulit,
penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi
glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit
leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan
lunak dan anemia hemolytica
5. Vitamin B Complex
Terbuat dari ragi Saccharomyces cerivisae yang berguna
untuk mereka yang aktif dan membutuhkan daya konsentrasi
tinggi
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 14/42
14
Manfaat vitamin B complex :
a. Menghasilkan energi dan berperan dalam kemampuan
berpikir
b. Anti penyakit beri-beri
c. Merangsang pertumbuhan pada anak-anak
d. Dibutuhkan untuk kesehatan mata, kulit, kuku dan rambut
e. Penting untuk sirkulasi dan fungsi normal system saraf
f. Anti stress dan meningkatkan vitalitas
g. Terlibat dalam produksi antibody tubuh
h. Penting untuk sintesa dan aktifitas sel genetic
i. Dibutuhkan dalam pembentukan protein asam amino
j. Penting untuk produksi dan perbakan sel-sel darah merah
k. Mencegah anemia
Kejang atau biasa sering disebut step merupakan suatu keadaan dimana
seluruh badan menggigil dan kaku seperti besi, serta mata melotot ke atas. Kejang
sering terjadi pada bayi dan balita yaitu pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang
ini paling sering disebabkan karena suhu badan balita tinggi (hipertermi) yang
biasanya mencapai 39oC atau 40
oC.
Kejang juga bisa muncul tanpa disertai demam. Hal ini biasanya
disebabkan karena ada gangguan pada fungsi otak akibat alergi, cacat bawaan,
trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, hipoksia
(kekurangan oksigen dalam jaringan), gangguan metabolisme, gangguan
peredaran darah ataupun karena keracunan. Kejang seperti ini biasanya akan
berulang.
Menurut dunia kedokteran kejang yang terjadi pada anak di usia 6 bulan
sampai 5 tahun masih bisa dianggap kejang normal karena merupakan reaksi
tubuh yang muncul sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 15/42
15
dalam tubuh maupun luar tubuh balita itu sendiri. Namun apabila kejang itu
terjadi pada usia anak di atas 5 tahun akan menyebabkan suatu keadaan patologis
seperti epilepsi pada anak.
Cara mengatasi anak yang kejang :
1. Pasang tongue spatel atau bisa juga dengan sendok makan yang dilapisi
kain pada mulut anak supaya lidah anak tidak tergigit.
2. Apabila anak menggunakan baju yang sempit sebaiknya di buka supaya
tidak mengganggu pernapasan anak.3. Kompreslah bagian dahi, ketiak, dan lipatan paha dengan air hangat.
Kompres ini bertujuan untuk menurunkan panas anak. Jangan
menggunakan air dingin atau air es untuk mengompres, karena akan
menghambat pori-pori terbuka sehingga panas sulit keluar dari tubuh.
Apabila anak sudah benar-benar sadar dan tidak kejang lagi segera berikan
anak obat penurun panas yang aman, seperti paracetamol sirup. Supaya suhu
badan anak tidak bertambah tinggi. Jangan memberikan makanan atau minuman
pada saat anak kejang maupun saat anak baru mulai berhenti kejangnya, karena
anak bisa tersedak.
Bujuk anak untuk banyak minum atau makan yang berkuah setelah benar-
benar sadar. karena minuman bisa membantu mengganti cairan tubuh yang hilang
karena penguapan suhu tubuh
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 16/42
16
I. Proses Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah metode kerja profesi dengan langkah-
langkah pemecahan masalah, sehingga merupakan alat kerja dari
pengorganisasian pikiran dan bertindak sebagai suatu langkah-langkah yang
logisdan menguntungkan baik bagi klien maupun bagi bidan
2. Komponen-komponen Manajemen Kebidanan
a. Metode kerja ilmiah
b. Langkah pencegahan masalah alur kerja bidan
c. Asuhan aman, efektif dan menyeluuh pada setiap langkah
Dengan adanya manajemen kebidanan, maka seorang bidan akan
selalu melaksanakan pendekatan ini setiap berhadapan dengan klien
sehingga dengan mengikuti langkah proses berfikir ini secara urut maka
dengan mudah dapat mengenal atau mengidentifikasi masalah, selanjutnya
merencanakan dan melaksanakan suatu asuhan yang aman dan efektif
J. Proses Manajemen Kebidanan menurut Helen Varney
Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang
dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varney’s Midwifery, edisi
ketiga tahun 1997 menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang
terdiri dari 7 langkah yang berurut secara sistematis
Langkah I : Pengkajian dan Analisa Data Dasar
Identifikasi dan analisa data dasar merupakan langkah awal dari
manajemen kebidanan. Langkah ini merupakan kemampuan intelektual dalam
mengidentifikasi dan menganalisa masalah klien. Pada tahap ini merupakan
dasar langkah berikutnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam langkah
identifikasi dan analisa data dasar, meliputi :
a. Pengumpulan data dasar
b. Pengolahan data dan analisa
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 17/42
17
Langakah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Menginterpretasikan data dasar secara spesifik kedalam suatu rumusan
diagnose dan masalah. Kata diagnose dan masalah digunakan kedua-duanya
dan mempunyai pengertian yang berbeda. Diagnose lebih sering diidentifikasi
oleh bidan dengan difokuskan dengan apa yang dialami oleh klien
Langakah III : Identifikasi adanya Diagnosa atau Masalah Potensial
Pada langkah ketiga, kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasakan diagnosa/ masalah yang sudah diidentifikasi.
Dan bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak
hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi, tetapi jga
merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose tersebut tidak
terjadi
Langkah IV : Tindakan Segera (Emergency) atau Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasiatau penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan
kondisis klien. Setelah bidan merumuskan hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan juga harus
mampu merumuskan tindakan emergency yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan seorang anak (balita)
Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelunya. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien
atau dari setiap masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi untuk klien tersebut.
Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan (Implementasi)
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 18/42
18
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan
dengan efisien dan aman. Pelaksanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh orang tua klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
Langkah VII : Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek
asuhan yang tidak efektif untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan
atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 19/42
19
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Pengertian Dokumentasi
Dalam bidang kesehatan, dokumentasi adalah suatu system
pencatatan dan pelaporan informasi tentang kondisi dan perkembangan
kesehatan pasien dan semua kegiatan yang dilakukan oleh petugas
kesehatan (bidan, dokter, perawat dan petugas kesehatan lainnya)
3.2 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
Metode pendokumentasian SOAP
SOAP adalah catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
tertulis. Pencatatan ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan kebidanan,
adapun 4 (empat) langkah dalam metode ini adalah :
1. S : Data Subjektif
Merupakan informasi yang diperoleh langsung dari orang tua klien.Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa
2. O : Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan
oleh bidan pada waktu pemeriksaan termasuk hasil laboratorium, USG
dll. Apa yang dapat diobsevasi oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan
3. A : Assesment
Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan
data objektif yang didapatkan merupakan proses yang dinamik, meliputi :
a. Diagnosa
b. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
c. Perlunya tindakan segera (emergency) atau kolaborasi
(berdasarkan langkah 2, 3 dan 4 dalam manajemen Varney)
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 20/42
20
4. P : Planning
Merupakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai dengan
kesimpulan yang dibuat (berdasarkan langkah 5, 6 dan 7 pada
manajemen Varney)
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 21/42
21
BAB III
STUDI KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BALITA
PADA ANAK “F ” DENGAN DEMAM
DI PUSKESMAS BANTIMURUNG
TANGGAL 9 FEBRUARI 2012
No. Register : -
Tanggal Masuk PKM :9 Februari 2012, jam 11.30 wita
Tanggal Pengkajian :9 februari 2012, jam 12. 30 wita
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas Anak
Nama : An”F”
Tanggal lahir : 15 Mei 2009
Anak ke : tiga(3)
Jenis Kelamin :laki-laki
Umur : 3 tahun
Alamat :Bonto sunggu
B. Identitas Orang Tua
Nama :Ny”N”/Tn.”M”
Umur :35 tahun/38 tahun
Nikah/lamanya : 1 kali/18 tahun
Suku :Bugis/Bugis
Agama : Islam/Islam
Pendidikan : SMP/SMA
Pekerjaan : IRT/Petani
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 22/42
22
Alamat :Bonto Sunggu
C. Data Biologis
a. Keluhan Utama : klien masuk PKM dengan keluhan
demam
b. Riwayat keluhan
Keluhan dirasakan sejak kemarin
Keluhan yang menyertai : mual dan muntah sejak
kemarin
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya dengan
keluhan yang sama
Klien tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan
minuman
d. Riwayat imunisasi
BCG : 1x
DPT : 3x
POLIO : 4x
CAMPAK : 1x
HEPATITIS : 3x
e. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
Nutrisi
Makan : 3x sehari dengan sayur, nasi, ikan, dan
buah
Minum : 3-4 gelas perhari
Perubahan selama sekit : anak kurang nafsu makan
dan anak malas minum.
Eliminasi
BAK : kebiasaan →frekuensi 1x sehari
Warna kuning muda
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 23/42
23
Perubahan selama sakit : frekuensi 3-4x sehari
BAB : kebiasaan→frekuensi 1x sehari
Warna kuning
Konsistensi padat
Perubahan selama sakit : frekuensi 2x sehari Warna
kuning Konsistensi agak encer
Istirahat
Kebiasaan : Tidur siang : ±2 jam
Tidur malam : ±9 jam
Perubahan selama sakit : Tidur siang : ±1 jam
Tidur malam : anak sering terbangun
karena demam
Personal hygiene
Kebiasaan : mandi 2x sehari
Perubahan selama sakit : tidak mandi
f. Riwayat tumbuh kembang
a. Pertumbuhan fisik
Berat badan lahir : 3000 gram
Berat badan sekarang : 18 kg
Waktu tumbuh gigi : 9 bulan
Tinggi badan : 90 cm
b. Perkembangan tahap
Berguling : 3,5 bulan
Duduk : 7 bulan
Merangkak : 9 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 1 tahun
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 24/42
24
g. Data psikologis, spiritual, social, dan ekonomi
Anak kelihatan tenang dan lemah Anak beragama islam
Anak tinggal bersama dengan orang tua nya
Biaya pengobatan ditanggung oleh ayah
Keputusan dalam keluarga diambil secara
musyawarah
h. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran komposmentis
3. TTV :
N : 110 X/menit
S: 38oC
P: 35X/menit
4.
Kepala : rambut hitam, lurus, tidak ada nyeri tekan5. Hidung : tidak ada secret
6. Mulut dan gigi : bibir tampak kering,gigi
belum ada yang tanggal
7. Telinga : simetris kiri dan kanan,
tidak ada serumen
8. Mata : konjungtiva merah muda,
sclera putih, mata cekung
9. Leher : tidak ada benjolan pada
leher
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 25/42
25
10. Dada : tidak ada benjolan pada
dada
11. Abdomen : Nampak datar, mengikuti
gerakan napas, tidak ada
nyeri tekan
12. Genitalia : testis berada dalam
scrotum
13. Ekstremitas : simetris kiri dan kanan
14. Kulit : turgor kulit baik
i. Skor dehidrasi
KU : lemah 2
Mata : cekung 2
Mulut : kering 2
Turgor : baik 1
Pernapasan : > 40x/menit 3
Nadi : >120x/menit 2
Jumlah : 12 ( dehidrasi ringan
sedang)
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa :Febris/ hypertermi
1. Febris / hypertemi
DS : klien masuk PKM dengan keluhan panas dari
kemarin.
DO : -. keadaan umum lemas
-. TTV :
P : 35X/menit
S : 38oC
N : 110X/menit
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 26/42
26
Analisa dan interpretasi data
Hypertemi merupakan suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi suhu
tubuh normal (36,5 – 37,50C) yang diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal
yang menciptakan lebih banyak panas dari pada yang dapat dikeluarkan oleh
tubuh.
Masalah Aktual
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
DS : Nafsu makan anaknya menurun sejak anaknya sakit
DO : Keadaan umum anak lemas
Analisa dan interpretasi data
Nafsu makan yang kurang sehingga intake dan kebutuhan nutrisi
anak tidak terpenuhi atau kurang
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
DS : ibu mengatakan anak nya malas minum dan mual,
muntah sejak kemarin (tgl 8 februari 2012)
DO : Mukosa bibir kering
Analisa dan interpretasi data
Kurang nya cairan yang masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan cairan yang tidak terpenuhi dimana normal 3-5 tahun 600-700cc/hari.
Kehilangan cairan terjadi sebagai akibat produksi panas, yang sebagian besar
tenaga akan hilang. Bayi memproduksi panas lebih banyak daripada orang dewasa
untuk menyeimbangkan cairan tubuh. Maka demikian pula kehilangan cairan
akan lebih cepat jika bayi mengalami sakit.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 27/42
27
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat / tidur
DS : ibu mengatakan istirahat anak nya terganggu karena
panas dan muntah
DO : TTV→P : 35X/menit
S : 38oC
N : 110X/menit
Analisa dan interpretasi data
Adanya gangguan rasa nyaman berupa panas yang menyebabkan pola
tidur anak terganggu.
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial : antisipasi terjadi nya kejang demam (>38oC)
DS : ibu mengatakan anak nya panas dan tidak turun-
turun
DO : TTV→P :35X/menit
S :38oC
N :110X/menit
Mata cekung
Bibir kering
Analisa dan interpretasi data
Apabila anak mengalami hypertermi (>38oC),dia akan mengalami
kejang demam.
Kejang demam adalah bangkitnya kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh 37,5oC sehingga dapat mengubah
keseimbangan dan membran sel neuron dalam waktu yang sangat
singkat
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 28/42
28
LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI
Kolaborasi dengan dokter tentang keadaan balita dengan diagnose demam.
Hasil : dokter menganjurkan pasien dipasangkan infuse dengan jumlah tetesan
28 tetes/menit dan memberikan paracetamol syrup.
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN
Diagnosa : Febris / hypertermi
Masalah actual : - gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
: - gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
: - gangguan pemenuhn kebutuhan istirahat
Masalah potensial : antisipasi terjadinya kejang demam
Tujuan : - suhu badan kembali normal, kebutuhan nutrisi
terpenuhi, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan
istrahat terpenuhi
Kriteria :-.suhu badan normal (36,5-37,5oc)
-. Nafsu makan baik, porsi dihabiskan
-. Klien minum 4-5 gelas setiap hari
-. Turgor kulit baik
-. Klien tidur siang ±2 jam dan tidur malam ± 9
jam
Intervensi
1. Kaji intake dan output
Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan
cairan yang keluar
2. Observasi TTV
Rasional : TTV merupakan indicator untuk mengetahui keadaan
umum klien karena dapat mengetahui perubahan yang dapat
menunjukkan adanya gangguan atau perubahan metabolism
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 29/42
29
3. Anjurkan pada ibu untuk memberi minum yang banyak dengan porsi
sedikit tapi sering
Rasional : dengan minum yang banyak dapat mengganti jumlah
cairan tubuh yang keluar (output) melalui peningkatan
metabolism pada anak.
4. Anjurkan ibu untuk mengompres air hangat
Rasional : dengan kompres air hangat dapat merespon pada pusat
penyerapan panas sehingga menurunkan suhu tubuh.
5. Anjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene
Rasional : untuk mencegah infeksi nosokomial dan memberi rasa
nyaman
6. Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi
sering
Rasional : makan dengan porsi sedikit tapi sering dapat memenuhi
asupan gizi dan nutrisi pada anak.
7. Mengobservasi cairan / tetesan infuse
Rasional : untuk menilai tetesan cairan berjalan dengan lancar atau
tidak guna upaya pemenuhan kebutuhan cairan pada anak
8. Pemberian obat penurun panas paracetamol syrup
Rasional : dengan memberikan obat penurun panas akan mencegah
terjadinya kejang demam ( >38oc )
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 30/42
30
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 9 februari 2012, jam 12.00 – 13.00 wita
1. Mengkaji intake dan output
Hasil : klien sudah mulai minum sedikit demi sedikit
2. Observasi TTV
Hasil : TTV→P : 35x/menit
S : 38oc
N : 110x/menit
3. Menganjurkan pada ibu untuk memberi minum yang banyak dengan
porsi sedikit tapi sering
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan nya
4. Menganjurkan ibu untuk mengompres air hangat
Hasil : ibu mengerti dan mau mengompres anak nya
5. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya
6. Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi
sering
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan nya
7. Mengobservasi cairan / tetesan infuse
Hasil : cairan / tetesan infuse berjalan lancar dengan jumlah
tetesan 28x / menit.
8. Memberikan obat penurun panas paracetamol syrup
Hasil : obat penurun panas sudah diberikan yaitu paracetamol
syrup dengan dosis 3x1 ½ perhari
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 31/42
31
LANGKAH VII. EVALUASI
Tanggal 9 februari 2012 , jam 15.00 wita
1. Jam 15. 00 wita pemeriksaanTTV
-. Suhu tubuh : 37,8oc
-. Nadi :100x/ menit
-. Pernapasan : 30x/menit
2. Kebutuhan nutrisi belum dapat di evaluasi
3. Kebutuhan cairan belum dapat dievaluasi
4. Kebutuhan tidur belum dapat dievaluasi
5. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan
apa yang di anjurkan.
6. Jam 15. 30 wita ibu minta anak nya dirawat dirumah saja
(jam 17.00 wita anak nya pulang dari PKM )
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 32/42
32
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
PADA BALITA “F ” DENGAN DEMAM DI
PUSKESMAS BANTIMURUNG
TANGGAL 9 FEBRUARI 2012
Nomor Register : -
Tanggal Masuk PKM : 9 februari 2012, jam 11.30 wita
Tanggal Pengkajian : 9 februari 2012, jam 12.00 wita
IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas Balita
Nama : An “ F “
Tanggal lahir : 15 mei 2009
Anak ke : 3(tiga)
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 3 tahun
Alamat : Bonto sunggu
B. Identitas orang tua
Nama : Ny “N”/ Tn “ M “
Umur :35 tahun / 38 tahun
Nikah / Lamanya : 1 kali / 18 tahun
Suku : bugis / makasar
Agama : Islam / islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Petani
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 33/42
33
Alamat : Bonto sunggu
DATA SUBJEKTIF ( S )
Klien masuk PKM dengan keluhan panas sejak 1 hari yang lalu
Ibu mengatakan anaknya malas makan dan minum
Ibu mengatakan pola tidur anaknya terganggu karena panas
DATA OBJEKTI ( O )
Keadaan umum lemas
Kesadaran komposmentis TTV : N : 110x/menit
P :35x/menit
S :38oc
Mata cekung : konjungtiva merah muda, sclera putih
ASSESMENT ( A )
Diagnosa : febris / hypertemi
Masalah actual :-. Gangguan pemenuhan kebutuhan cairan
-. Gangguan pemenuhan nutrisi
-. Gangguan pemenuhan kebutuhan istrahat / tidur
Masalah potensial : antisipasi terjadinya kejang demam
PLANNING ( P )
1. Melengkapi intake dan output
Hasil : klien telah minum sedikit demi sedikit
2. Observasi TTV
Hasil : P : 35x/menit
S : 38oc
N : 110x/menit
3. Menganjurkan ibu untuk memberi minum dengan porsi sedikit tapi sering
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya
4. Menganjurkan ibu untuk mengompres air hangat
Hasil : ibu mengerti dan mau mengompres anak nya
5. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan personal hygiene
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya
6. Menganjurkan ibu untuk memberi makan dengan porsi sedikit tapi sering
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan nya
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 34/42
34
7. Mengobservasi cairan / tetesan infuse
Hasil : tetetsan infuse berjalan lancar ( 28tetes/menit )
8. Memberikan obat penurun panasparasetamol syrup
Hasil : obat penurun panas sudah diberikan yaitu parasetamol syrup
dengan dosis 3x1 ½ sendok/hari
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 35/42
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas kesenjangan antara tinjauan dan kasus pada
pelaksanaan manajemen kebidanan pada balita “F” dengan febris di puskesmas
Bantimurung pada tanggal 9 februari 2012 untuk memudahkan pembahasan maka
penulis akan menguraikan sebagai berikut :
Langkah I : Identifikasi dan Analisa Data Dasar
Tahap pengumpulan data dasar merupakan proses manajemen kebidanan
yang kegiatannya ditujukan untuk pengumpulan informasi mengenai kesehatan
baik fisik, psikososial dan spiritual. Melalui suatu pengumpulan data yaitu
anamnesis, pemeriksaan fisik ( inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi). Hal ini
disebabkan karena respond dan koorporatif ibu dalam memberikan informasi
begitu pula dengan bidan dan dokter yang merawat sehingga penulis denganmudah memperoleh data yang diinginkan. Data diperoleh secara terfokus pada
masalah intervensinya juga lebih terfokus pada klien
Dalam tinjauan pustaka dikatakan bahwa febris disebabkan oleh beberapa
factor yaitu suhu lingkungan, adanya infeksi, pneumonia, malaria, otitis media
dan imunisasi
Berdasarkan studi kasus pada balita “F” dengan febris ditemukan data
bahwa anak tersebut mengalami demam karena adanya prose peradangan
(inflamasi) di dalam tubuh anak, sehingga apa yang dijelaskan pada tinjauan
pustaka dengan studi kasus tampaknya tidak ada kesenjangan.
Langkah II : Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Pada tinjauan pustaka dikatakan bahwa febris ditandai dengan : demam,
suhu meningkat > 37,50C, menggigil, lesu, gelisah dan rewel serta sulit tidur,
berkeringat, wajah merah dan mata berair, selera makan turun. Sedangkan studi
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 36/42
36
kasus balita “F ” dikemukakan bahwa anak tersebut mengalami demam selama 1
hari yang lalu dengan suhu 380C, keadaan umum yaitu : lemah. Adapun infomasi
yang didapatkan dari orang tua yaitu : anak sulit tidur dan nafsu makannya turun,
sehingga ditegakkanlah diagnosa : febris. Dengan demikian penerapan tinjauan
pusataka dan tin jauan studi kasus pada balita “F” secara garis besar tampak ada
persamaan dalam diagnose actual yang ditegakkan sehingga memudahkan dalam
pemberian tindakan selanjutnya
Langkah III : Identifikasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada tinjauan pustaka manajemen kebidanan adalah mengidentikasi
adanya masalah potensial selain dari diagnosa astau masalah sekarang, adalah
mengantisipasi dan mempersiapkan segala sesuatu yang mungkin terjadi( kejang
demam )
Pernyataan diatas sesuai dengan tinjauan pustaka bahwa penyakit febris
(demam) kemungkinan dapat terjadi kejang jika tidak ditangani dengan baik
Berdasarkan data yang ada pada studi kasus balita “F” dilahan praktek
dapat diidentifikasi masalah potensial yaitu terjadinya kejang demam .
Dengan demikian penerapan tinjauan pustaka atau manajemen kebidanan
pada studi kasus dilahan praktek nampak ada persamaan sehingga tidak
ditemukan adanya kesenjangan
Langkah IV : Tindakan Emergency / Kolaborasi
Adanya beberapa data yang memberikan adanya situasi segera dimana
bidan harus bertindak segera untuk menyelamatkan jiwa anak. Tindakan tersebut
berupa kolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lebih professional sesuai dengan
keadaan yang dialami oleh klien atau konsultasi dengan dokter.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 37/42
37
Langkah V : Rencana Tindakan
Pada tinjauan manajemen kebidanan, suatu rencana tindakan yang
komprehensif tidak hanya termasuk indikasi apa yang timbul berdasarkan kondisi
klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami klien akan tetapi, meliputi
antisipasi dengan bimbingan terhadap klien, serta konseling, bila perlu mengenai
ekonomi, agama, budaya, ataupun masalah psikologis. Rencana tindakan harus
disetujui oleh klien, semua tindakan diambil harus berdasarkan rasional yang
relevan dan diakui kebenarannya suatu situasi dan kondisi tindakan harus
dianalisis secara teoritis
Pada balita “F” dengan febris penulis merencanakan asuhan kebidanan
diagnosa / masalah aktual dan potensial sebagai berikut :
1. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum anak
2. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kompres di daerah lipatan luguh
(misal : di dahi, ketiak dan selangkangan) dengan handuk yang sudah dibasahi
air hangat3. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan anak banyak minum air putih
Berdasarkan studi kasus balita “F” dilahan prak tek pemberian obat
paracetamol dengan harapan suhu badan anak bisa turun atau berkurang.
Langkah VI : Implementasi Asuhan Kebidanan
Sesuai tinjauan manajemen kebidanan bahwa melaksanakan rencana
tindakan harus efisien dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat
dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun sebagian dilaksanakan oleh orang tua
klien serta bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan tindakan
yang telah direncanakan
Studi kasus pada balita “F” dengan febris, semua tindakan yang telah
direncanakan sudah dilaksanakan seluruhnya dengan baik, tanpa hambatan karena
adanya kerjasama dan penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari orang
tua dan petugas kesehatan yang ada di ruang perawatan tersebut.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 38/42
38
Langkah VII : Evaluasi
Pada tinjauan manajemen kebidanan merupakan tingkat ahir dari proses
manajemen asuhan kebidanan. Mengevaluasi pencapaian tujuan, membandingkan
data yang dikumpulkan dengan kriteria yang diidentifikasi, memutuskan apakah
tujuan telah tercapai atau belum tercapai
Pada tinjauan pustaka evaluasi yang perlu dilakukan adalah pemantauan
keadaan balita meliputi :
1. Tanda-tanda vital meliputi : nadi, suhu, pernafasan.
2. Kebutuhan nutrisi belum dapat dievaluasi
3. Kebutuhan cairan belum dapat dievaluasi
4. Ibu mengerti dengan apa yang dijelaskan dan bersedia melakukan apa yang
dianjurkan
5. Jam 15.30 wita ibu minta anak nya dirawat dirumah saja (jam 17.00 wita anak
pulang dari PKM )
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 39/42
39
BAB V
PENUTUP
Setelah mempelajari teori, konsep dan prinsip-prinsip asuhan balita sakit
dan pengalaman langsung di lahan praktek dengan studi kasus pada balita “F”
dengan febris maka dapat diberikan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut :
1.1. Kesimpulan
1. Balita adalah bayi yang berumur dibawah 5 tahun atau masih kecil
yang perlu tempat bergantung pada seorang dewasa yang mempunyai
kekuatan untuk mandiri dengan usaha anak balita yang tumbuh
2. Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh secara abnormal lebih
dari 37,50C
3. Didalam memberikan perawatan pada asuhan kebidanan dengan febris
diperlukan upaya untuk memulihkan kesehatan sehingga kesehatan itu
cepat pulih
4. Febris (demam) apabila tidak tertangani dengan baik dapat
mengakibatkan kejang demam pada anak
5. Pendokumentasian sangat perlu dilaksanakan karena merupakan
tanggung jawab gugat para petugas kesehatan lain terhadap asuhan
kebidanan yang telah diberikan
1.2. Saran
1. Untuk klien
a. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kompres di daerah lipatan
luguh (misal : di dahi, ketiak dan selangkangan) dengan handuk
yang sudah dibasahi dengan air hangat karena, dengan memberikan
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 40/42
40
kompres air hangat dapat terjadi proses perpindahan panas dengan
bahan perantara
b. Anjurkan pada ibu untuk memberikan anak banyak minum air
putih karena, dengan memberikan anak banyak minum air putih,
anak dapat terhindar dari dehidrasi
c. Anjurkan pada ibu untuk memberikan anak makan – makanan yan
bergizi dan istirahat yang cukup karena, istirahat yang cukup dan
pemberian makan-makanan bergizi dapat mempercepat proses
penyembuhan
d. Anjurkan pada ibu untuk mengenakan anak pakaian tipis dan
mudah menyerap keringat karena, mengenakan anak pakaian tipis
dan mudah menyerap keringat dapat mengurangi gejala penyakit
2. Untuk bidan
a. Dalam melaksanakan tugas sebagai bidan, untuk memberikan
tindakan perlu diketahui rasionalisasi tindakan yang diberikan.
Setiap tindakan yang diberikan kepada klien harus sepengetahuan
dan persetujuan orang tua klien
b. Sebagai bidan diperlukan kerjasama dan komunikasi yang baik
antara petugas professional lain (dokter, perawat dan sesama bidan)
untuk meningkatkan status kesehatan dan kondisi hidup seorang
anak
3. Untuk institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu penerapan
manajemen kebidanan. Dalam pemecahan masalah lebih
ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat
bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakaan SDM
yang berpotensi dan professional.
5/14/2018 Askeb Seminar BalitaQ - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/askeb-seminar-balitaq 41/42
41
DAFTAR PUSTAKA
Askeb I Kehamilan (ANC), Hj. Aliah Waode – Hj. Nurjaqin-Marhaeni
Dokumentasi Kebidanan, Marhaeni, S.ST, M.Kes
Fadjari Dalan N. Demam pada Anak. Buku Kedokteran Egc. 2003.
http://idebunda.net/ibu-hamil/demam-pada-anak.htm
http://idebunda.net/ibu-hamil/penanganan-awal-kejang-pada-balita.htm