askeb bendungan ASI
-
Upload
tri-purwanti -
Category
Documents
-
view
2.736 -
download
2
Transcript of askeb bendungan ASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai, hingga alat-
alat kandungan kembali seperti pra hamil. Waktu yang dibutuhkan adalah 6-8 minggu.
Selama proses ini sistem tubuh ibu akan mengalami berbagai proses penyesuaian untuk
menjadi normal kembali. Beberapa gangguan dapat muncul, tergantung dari jenis
persalinan dan faktor perorangan lainnya.
Gangguan yang sering muncul pada masa nifas adalah proses laktasi yang
umumnya dialami oleh ibu baru (ibu yang baru mempunyai anak untuk pertama
kalinya) dengan berbagai faktor penyebab kadang terdapat gangguan seperti bendungan
ASI. Disinilah tugas seorang bidan untuk membantu ibu mengatasi masalah ini.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Ibu nifas bisa menjalani masa nifasnya dengan baik tanpa ada gangguan baik
pada dirinya, maupun bayinya. Dan mahasiswa mengerti asuhan kebidanan ibu
nifas.
1.2.2 Tujuan Khusus
Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu :
a) Mengumpulkan dan menganalisa data
b) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah
c) Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Merencanakan asuhan kebidanan
f) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang telah direncanakan
g) Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Definisi Bendungan ASI
Pembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu
karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan
dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams).
Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa
nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005:700).
Keluhan ibu menurut Prawirohardjo, (2005) adalah payudara bengkak, keras,
panas dan nyeri. Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan
payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi
simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui
pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan
stilbestrol atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk membendung
sementara produksi ASI.
Kepenuhan fisiologis menurut Rustam (1998) adalah sejak hari ketiga sampai
hari keenam setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan, payudara
menjadi sangat penuh. Hal ini bersifat fisiologis dan dengan penghisapan yang
efektif dan pengeluaran ASI oleh bayi, rasa penuh tersebut pulih dengan cepat.
Namun dapat berkembang menjadi bendungan. Pada bendungan, payudara terisi
sangat penuh dengan ASI dan cairan jaringan. Aliran vena limpatik tersumbat, aliran
susu menjadi terhambat dan tekanan pada saluran ASI dengan alveoli meingkat.
Payudara menjadi bengkak, merah dan mengkilap.
Jadi dapat diambil kesimpulan perbedaan kepenuhan fisiologis maupun
bendungan ASI pada payudara adalah :
a. Payudara yang penuh terasa panas, berat dan keras. Tidak terlihat mengkilap.
ASI biasanya mengalir dengan lancar dengan kadang-kadang menetes keluar
secara spontan.
5
b. Payudara yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara
yang terbendung membesar, membengkak dan sangat nyeri. Payudara terlihat
mengkilap dan puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan
mudah dan bayi sulit menghisap ASI sampai bengkak berkurang.
1.2.Faktor Penyebab Bendungan ASI
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI,
yaitu:Pengosongan mamae yang tidak sempurna (Dalam masa laktasi, terjadi
peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi
sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih
terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat
menimbulkan bendungan ASI).
Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (Pada masa laktasi, bila Ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka
akan menimbulkan bendungan ASI).
Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (Teknik yang salah dalam
menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa
nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan
terjadi bendungan ASI).
Puting susu terbenam (Puting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi
dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak
mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI).
Puting susu terlalu panjang (Puting susu yang panjang menimbulkan kesulitan
pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang
sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan
bendungan ASI).
6
1.3.Penanganan Akibat Bendungan ASI
1. Penatalaksanaan:
• Susukan bayi segera setelah lahir
• Susukan bayi tanpa dijadwal
• Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek
• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan Asi
• Laksanakan perawatan payudara setelah melahirkan
• Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara berikan kompres dingin
• Untuk memudahkan bayi menghisap atau menangkap puting susu berikan
kompres sebelum menyusui
• Untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam
payudara lakukan pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae.
• Ibu harus rileks
• Pijat leher dan punggung belakang
2. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber yang akan menjadi makanan utama bagi anak.
Karena itu jauh sebelumnya harus sesuai dengan pembesaran payudara yang
sifatnya menyokong payudara dari bawah suspension bukan menekan dari
depan.Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah:
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3
macam cara:
a. Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut
keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan
menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
c. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke – 2 kemudian jari tangan
kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut dari
pangkal ke arah puting.
7
3. Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah
a. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya
b. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
c. Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres
dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
d. Gunakan BH yang menopang
e. Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan
panas.
8
BAB II
KOSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan adalah suatu aktivitas atau interaksi yang dilakukan oleh bidan kepada
klien yang membutuhkan atau mempunyai permasalahan dalam memberikan asuhan
kebidanan.Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada klien,bidan menggunakan metode
pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu proses sistematis atau analisis.Dalam
memberikan Asuhan ini management kebidanan 7 langkah Varney,yaitu:
I. Pengkajian Data
II. Interpretasi Data Dasar
III. Antisipasi Diagnose Atau Masalah Potensial
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
V. Pengembangan Rencana /Intervensi
VI. Pelaksanaan Tindakan/Implementasi
VII. Evaluasi
Management Kebidanan 7 Langkah Hellen Varney
I. PENGKAJIAN DATA
Yaitu tahap awal dari proses keperawatan/kebidanan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengidentifikasi
dan mengevaluasi status kesehatan klien.Pengkajian dilakukan oleh petugas kesehatan
dengan cara wawancara pada pasien dan pemeriksaan langsung oleh petugas kesehatan.
Tetapi apabila pasien dalam keadaan koma,maka wawancara dilakukan pada
keluarganya,pengatar atau pendamping pasien.Data yang diperoleh ada data subyektif
dan data obyektif.
A. Data Subyektif
Adalah suatu data yang diperoleh dengan melakukan wawancara baik secara
langsung pada klien atau pada keluarganya.Data subyektif terdiri dari identitas,status
perkawinan,keluhan utama,riwayat kebidanan,riwayat kesehatan sampai dengan data
social budaya.
9
1. Identitas
Nama: untuk memudahkan pasien dalam berkomunikasi.
Umur: untuk untuk mengetahui apakah pasien ini mempunyai fator resiko
terhadap terjadinya infertil.
Agama : untuk mengetahui kepercayaan klien
Pendidikan: untuk memudahkan petugas dalam memberikan konseling.
Suku/bangsa : untuk mempermudah dalam kumunikasi dalam penggunaan bahasa
Pekerjaan: untk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan klien terhadap
aktivitasnya.
Penghasilan: untuk mengetahui status social ekonomi sebagai dasar konseling dan
pengobatan yang diterima.
Alamat : untuk mengetahui dimana klien tinggal
2. Status Perkawinan
Untuk mengetahui umur klien saat menikah,sudah berapa lama klien menikah dan
kemungkinan dengan resiko yang terjadi.
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui tentang apa yang dirasakan klien saat ini.
4. Riwayat kebidanan
Untuk mengetahui bagaimana riwayat menstruasinya,sudah pernah hamil apa
belum,kalau sudah bagaimana riwayatnya ada penyulitnya atau tidak.
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Untuk mengetahui adakah peenyakit yang pernah diderita klien seperti penyakit
jantung,paru-paru,darah tinggi,kencing manis,penyakit kuning dll.
6. Riwayat kesehatan Keluarga
Untuk mengetahui adakah penyakit yang mungkin diderita keluarga klien yang
kemungkinan bias dturunkan ataupun ditularkan.
7. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah klien sebelumnya pernah menggunakan alat
kontrasepsi.
8. Pola Kebiasaan Seha-hari
Untuk mengetahui kegiatan ibu sehari-hari dirumahnya seperti pola
makan,eliminasi,istirahat,aktivitsnya,dan personal hygiene.
9. Data Psikososial
Untuk mengetahui suasana emosional klien sekarang.
10
10. Data Sosial Budaya
Untuk mengetahui tentang adat istiadat disekitar lingkungan tempat tinggal klien.
B. Data Obyektif
Adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan petugas secara langsung kepada klien
dengan cara Inspeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi.
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Untuk mengetahui keadaan umum klien seperti kesadaran,postur tubuh,cara
berjalan,raut wajah dan tanda-tanda vitalnya seperti tensi,nadi,respirasi,suhu,
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Dilakukan dengan ispeksi,palpasi,auskultasi dan perkusi yang dimulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki.
Kepala :Keadaan kulit kepala,benjolan kepala,keadaan rambut
rontok/tidak
Muka :Odema,pucat/tidak
Mata :Bentuk,konjungtiva,sclera dan papebra
Hidung :Bentuk,kebersihan,ada polip/tidak,ada kelainan/tidak
Telinga :Bentuk,kebersihan,ada kelainan/tidak.
Mulut :Bentuk,bibir lembab/kering/pecah-pecah,gigi
(palsu,caries),mukosa mulut stomatitis/tidak,keadaan lidah.
Leher :Ada pembesaran kelenjar tyroid / tidak,ada Bendungan vena
jugularis/tidak,
Ketiak :Ada pembesaran kelenjar lymphe/tidak
Dada :Bentuk,mamae(pembesaran,simetris/tidak,pengeluaran cairan
abnormal,perubahan warna,keadaan putting susu,benjolan
abnormal/tidak),weezhing,ronchi.
Perut :Bentuk, pembesaran hyperpigmentasi,linea alba/nigra,striae
lvide/albicans,bekas luka oprasi,nyeri tekan dan bising usus,
11
Genetalia :Kebersihan,varises,kondiloma,tumor,perineum
Anus :Varises,hemoroid
Ektermitas :Tangan : bentuk,kelainan,odema,gangguan gerak
Kaki : bentuk,kelainan,odema,gangguan gerak.
3. Pemeriksaan Dalam(kalau perlu)
4. Permeriksaan Penunjang : Hb,golongan darah,reduksi,albumin.
C. Kesimpulan
II. INTERPRETASI DATA DASAR
Untuk menentukan diagnose dan masalah bedasarkan data subyektif dan obyektif.
III. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Untuk menentukan kemungkinan munculnya diagnosa baru berdasarkan diagnosa atau
masalah yang ditentukan setelah penkajian.
IV. IDENTIVIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Identivikasi tindakan yang perlu dilakukan yang perlu dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang mengancan kaselamatan jiwa (perlu konsultasi,kolaborasi dan rujukan).
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Menyusun rencana asuhan yang akan diberikan pad klien berdasarkan diagnose dan
masalah klien,yang disusun secara menyeluruh dan disertai rasionalnya.
VI. PELAKSANAN TINDAKAN / IMPLEMENTASI
Merupakan pelaksanaan dari rencana atau intervensi yang telah disusun.
VII. EVALUASI
Untuk menilai bagaimana keadaan klien stelah dilakukan asuhan kebidanan sehingga
dapat diketahui langkah yang selajutnya yang harus ditempuh.
12
ASUHAN KEBIDANAN PADA ibu nifas
Pada ny.“ W” p10001 post partum hari ke 3
Dengan bendungan asi
NO REG : 000210
TANGGAL : 01 Oktober 2010
JAM :15.OO WIB
OLEH : Mahasiswa STIKES ICME
TEMPAT : BPS Nunung Subaringsih Amd. Keb
I. LANGKAH I (PENGKAJIAN DATA)
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama istri : Ny. “W” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1.
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesi
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
Penghasilan :- Penghasilan :Rp. 2.000.000/bln.
Alamat : Dsn. Wedani Alamat : Dsn. Wedani,
2. Status perkawinan
Perkawinan ke :1
Umur kawin :23th
Lama kawin :2thn
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya,karena terasa nyeri pada
payudara sebelah kiri,yang mulai dirasakan sejak kemarin.Setelah melahirkan
anak pertamanya tgl 29-9-2010.
4. Riwayat Kebidanan
13
haidMenarche : 13 thn
Siklus : teratur 28 hari
Banyaknya : 2 kotek/hari
Warnanya : merah tua
Baunya : anyir
Keluhan : tidak ada
Flour albus : tidak ada
Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
Perka-
winan
ke-
Kehami lan Persalinan Anak Nifas
Ke Uk Jenis Penolong Tempat Penyulit BBL JK H/ M Usia Penyulit ASI
1 1 9bl Sptn bidan Bps `- 3000gr L H 3hariBendung-
an ASIYa
Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 7 januari 2010
ANC : TM I :2 kali di bidan
TMII :3 kali di bidan
TMII :3 kali di bidan
Keluhan hamil muda dan selama hamil ini
TM I :mual muntah
TMII : -
TM III : -
Gerak janin :Dirasakan sejak usia 6 bulan
Imunisasi TT :TT5 long life
Penyuluhan yang pernah didapat :
Nutrisi
Personal hygiene
Perawatan payudara
14
Asi esklusif
5. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular(tbc,penyakit
kuning)dan tidak pernah menderita penyakit menurun (darah tinggi,kencing
manis,asma,)dan penyakit menahun (jantung)
6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak pernah menderita penyakit
menular(tbc,penyakit kuning)dan tidak pernah menderita penyakit menurun
(darah tinggi,kencing manis,asma,)dan penyakit menahun (jantung)
7. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI :
a. Pola nutrisi
Ibu makan 3x sehari dengan menu nasi, lauk, sayur, dan kadang buah-
buahan. Minum 6-7 gelas/hari
b. Pola eliminasi
BAB 1x/hari,konsistensi lunak dan BAK 4-5 x/hari,warna kuning
jernih,tidak ada keluhan.
c. Pola istirahat
Siang : 1 jam
Malam : 7 jam
d. Pola aktifitas sehari-hari
Ibu mengatakan merawat bayinya
e. Pola personal hygiene
mandi 2 x/hari
Gosok gigi 2 x/hari
Ganti celana dalam dan softex tiap habis mandi atau bila basah/ merasa
tidak nyaman.
8. DATA PSIKOSOSIAL :
15
a. perasaan ibu:ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya,tapi
ibu juga mengatakan merasa tidak nyaman dan kesakitan karena terdapat
bendungan Asi pada payudarah sebelah kiri dan ibu mengatakan terasa
nyeri.
b. hubungan dengan suami,anggota keluarga yang lain.baik dan dalam
mengambil keputusan tentang bayinya keluarga dan suami sangat
mendukung.
9. DATA SOSIAL BUDAYA
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan, minuman, jamu, kebiasaan pijat
orang, tujuh bulanan (budaya setempat yang menunjang / menghambat),
kebiasaan merokok, minum-minuman keras :
B. DATA OBYEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK UMUM :
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran :composmestis
c. Tanda-tanda vital : tensi:110/80 mmhg suhu :38,5 ⁰c
Nadi :80x/menit respirasi :24x/menit
d. TB / BB :157cm/46kg
2. PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS :
Kepala : Keadaan kulit kepala sedikit kotor, warna rambut hitam,
sedikit rontok,tidak ada benjolan
Muka :tidak terdapat cloasama,muka pucat,tidak odema
Mata : simetris,konjungtiva tidak ada gejala anemia,sklera tidak
ikterus,palpebra tidak odema
Hidung : tidak ada sekret,tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak
ada polip
Telinga : bentuk simetris,tidak ada kelainan,tidak ada serumen
Mulut : simetris,bibir lembab,tidak ada gigi palsu,mukosa mulut
bersih,lidah agak kotor
16
Leher :tidak ada Pembesaran kel. Thyroid, bendungan vena
jugularis
Ketiak : tidak ada Pembesaran kel. Lymphe
Dada : bentuk tidak simetris pada mamae ada pembesaran
payudarah pada bagian kiri,ada hiperpingmentasi
areola,putting susu menonjol teraba keras,payudarah
kemerah-merahan,ada bendungan ASI,ada nyeri
tekan ,tidak ada ronchi dan wheezing
Perut : simetris adaa linea,ada striae,tidaka ada bekas luka
operasi,tidak kembung,tidak terdengar bising usus
Genetalia : tidak pendarahan abnormal,tidak ada varises
Perineum : tidak ada luka jahitan
Anus : tidak Varises, tidak haemorhoid.
Ekstremitas : Tangan dan kaki : bentuk simertis, tidak varices, tidak
oedem, reflek patella +/+,tidak ada gangguan aktifitas
3. Pemeriksaan panggul luar :tidak dilakukan
4. Pemeriksaan dalam :tidak dilakukan
5. Pemeriksaan penunjang :
II. LANGKAH II (INTERPRETASI DATA DASAR)
a. Diagnosa :p10001 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
DS . : Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya,karena terasa nyeri pada
payudara sebelah kiri setelah melahirkan anak pertamanya tgl 29-9-2010.
DO : Keadaan umum : baik
Kesadaran :composmestis
Tanda-tanda vital : tensi:110/80 mmhg suhu :38,5 ⁰c
17
Nadi :80x/menit respirasi :24x/menit
TB / BB :157cm/46kg
Dada : bentuk tidak simetris pada mamae ada pembesaran
payudarah pada bagian kiri,ada hiperpingmentasi
areola,putting susu menonjol teraba keras,payudara
kemerah-merahan,ada bendungan ASI,ada nyeri
tekan ,tidak ada ronchi dan wheezing.
Masalah : nyeri
DS : mengatakan nyeri pada payudaranya sebelah kiri setelah melahirkan anak
pertamanya pada tanggal 29-9-2010 dan kemerah-merahan serta bila dipegang
payudaranya terasa sakit
DO : ibu tampak kesakitan
Ada nyeri tekan pada payudara sebelah kiri
Kebutuhan:
Perlunya penjelasan personal hygine dan perawatan payudarah
Pemberian rasa aman dan nyaman
Pemenuhan gizi dan nutrisi yang seimbang
Posisi menyusui yang baik
III ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Mastitis
IV.IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. PENGEMBANGAN RENCANA
Dx : p10001 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
Tujuan : - Jangka Pendek : diharapkan setelah dilakukan asuhan kebidanan selama
15 menit ibu dapat mengerti penjelasan petugas
18
- Jangka Panjang :diharapkan ibu dapat mengatasi bendungan ASI dan
segera sembuh
Kriteria Hasil :
-ibu dapat mengulang kembali penjelasan dari petugas dan melaksanakan
saran dari petugas kesehatan
Intervensi dan rasional :
1. Lakukan pendekatan terapiutik dengan ibu dan keluarga
R/:dengan dilakukan perawatan payudara dapat mempercepat proses penyembuhan
2. Jelaskan dan anjurkan ibu untuk merawat payudara
R/:dengan dilakukan perawatan payudara dapat mempercepat proses penyembuhan
3. Anjurkan pada ibu tentang cara menyusi yang benar
R/:dengan menyusui yang benar dapat memperlancar pengeluaran ASI
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
R/:dengan pemberian ASI sesering mungkin,agar tidak terjadi bendungan ASI dan
agar nutrisi bayi Terpenuhi dan dapat memperlancar pengeluaran ASI.
5.Anjurkan pada ibu untuk melakukan personal hygine pada payudarah
R/:dengan personal hygine yang baik,dapat mengurangi terjadinya infeksi
6.Anjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
R/:dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi bisa mempercepat proses
penyembuhan
Masalah : nyeri
Tujuan : - Jangka Pendek : diharapkan setelah dilakukan asuahan kebidanan
selama 15 menit ibu Mengerti penyebab nyeri
- Jangka Panjang :ibu bisa menyusui bayinya tanpa nyeri
Kriteria Hasil: ibu dapat mengatasi nyeri yang dirasakan
Intervensi dan rasional :
19
1. Anjurkan pada ibu untuk kompres hangat,dingin pada payudara
R/ dengan dilakukan kompres hangat dingin pada payudara dapat mengurangi rasa
nyeri
2. Anjurkan pada ibu untuk menyangga payudara saat menyusui
R/ memberikan rasa nyaman pada ibu dan bayi
VI. PELAKSANAAN TINDAKAN / IMPLEMENTASI
Tanggal :01 oktober 2010
DX : p10001 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
Jam :15.15 WIB -melakukan pendekatan terapiutik dengan ibu dan keluarga
dengan 5S(senyum,salam,sapa,sopan santun)
Jam :15.30 WIB –menjelaskan dan menganjurkan pada ibu tentang perawatan
payudara.dengan perawatan puting susu waktu laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah bendungan ASI.perawatan terdiri atas:
1) Membersihkan putting susu dengan baby oil sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah
mengering
2) Bila ada luka pada putting,sebaiknya bayi jangan menyusu pada
mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh
3) Air susu ibu dikeluarkan denagan pijatan
Jam :15.45 WIB –menganjurkan ibu tentang cara menyusui yang
benar,dengan cara:
a. Cuci tangan yang bersih denagan sabun,perah sedikit ASI dan
oleskan sekitar putting,duduk dan berbaring dengan santai
b. Memilih posisi menyusui seperti:posisi menyusui sambil
berdiri,posisi menyusui sambil duduk
c. Meletakkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada
payudara ibu ,mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi
membuka lebar sebagian areola mamae masuk dalam mulut bayi.
20
Jam :15.55 WIB
–menganjurkan ibu untuk menyusui bayi tiap 2-3 jam sekali,apabila ASI tetap
keluar Dan bayi sudah kenyang maka ASI ditampung dan letakkan dalam
almari es Untuk diberikan pada bayi selanjutnya.sebelum diberikan pada bayi
maka Harus direndam dengan air hangat terlebih dahulu.
Jam :16.10 WIB
Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3
macam cara :
Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut
keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan
menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.
Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling
dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara
dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.
Telapak tangan menopang payudara pada cara ke – 2 kemudian jari
tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan
mengurut dari pangkal ke arah puting.
Mendiskusikan dengan ibu tentang membersikan payudara denagan
menggunakan Baby oil setiap sebelum dan sesudah menyusui dan
mengganti bra 2x/hari Dan memakai BH yang menyokong.
Jam :16.25 WIB
Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi,seperti;Sayuran daging dan susu
Jam :16.30 WIB memberikan Paracetamol 500 mg
Masalah :Nyeri
21
Jam :16.30 WIB: menganjurkan pada ibu untuk kompres hangat sebelum menyusui dan
kompres dingin diantara waktu menyusui
Jam :16.45 WIB: menganjurkan pada ibu untuk memakai bra yang menyangga
VII . EVALUASI ( SOAP ).
Tanggal : 01 oktober 2010 Jam:15.45 WIB
Diagnosa : p10001 post partum hari ke 3 dengan bendungan ASI
S :ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan
O :ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan
Tanda-Tanda Vital: tensi: 110/80 mmhg suhu :36,5⁰c
Nadi:80x/menit respirasi:24x/menit
Pemeriksaan dada : bentuk tidak simetris pada mamae ada pembesaran payudarah
pada bagian kiri,ada hiperpingmentasi areola,putting susu menonjol teraba
keras,payudara kemerahmerahan,ada bendungan ASI,ada nyeri tekan ,tidak ada
ronchi dan wheezing
A :p10001 post partum hari ke_3 dengan bendungan ASI
P : intervensi di lanjutkan dirumah
Anjurkan ibu untuk perawatan payudara
Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan benar
Anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusui bayinya
Anjurkan ibu untuk pemenuhan nutrisi yang seimbang
Masalah : nyeri
S : ibu mengatakan payudarah terasa nyeri bila dipegang payudarahnya terasa sakit
O : -ada nyeri tekan
-ada bendungan ASI
-payudarah kemerah-merahan
A : p10001 post partum hari ke_3 dengan bendungan ASI
22
P : -anjurkan ibu untuk mencuci payudaranya sebelum menyusui bayinya dan
mengkompres hangat dingin
-anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara
-anjurkan ibu untuk sesering mungkin menyusukan bayinya
-anjurkan ibu control kebidanan sesuai jadwal/jika ada keluhan
BAB IV
PENUTUP
23
4.1. KESIMPULAN
1. Masalah bendungan ASI haruslah segera ditangani dengan baik agar kelancaran
pemberian nutrisi pada bayi tidak terganggu.
2. Bendungan ASI dapat terjadi karena :
ASI tidak segera disusukan sehingga ASI terkumpul
Produksi ASI berlebihan sedangkan kebutuhan bayi pada hari pertama masih
sedikit.
Puting susu yang datar.
4.2. SARAN
1. Perawatan payudara saat hamil haruslah diterapkan agar tidak beresiko adanya
bendungan ASI.
2. Keluarga haruslah ikut berperan dalam kelancaran dari tumbuh kembang bayi dan
psikologi ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta : EGC.
24
Pritchard : Maedonal; Bant, 1999, Obstetri Williams, Surabaya : Airlangga University
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatal, Jakarta yayasan Bina Pustaka
http://khaidirmuhaj.blogspot.com/2009/01/askep-nifas-dengan-bendungan-asi.html
http://ovieacha.blogspot.com/2009/06/perbedaan-bendungan-asi-dan-mastitis.html
25