asional
-
Upload
nurul-aini -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of asional
REFERAT“HIPERTIROID DALAM
KEHAMILAN”
Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Obstreti dan Ginekologi
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Disusun Oleh :NURUL AINI (H2A010035)
Pembimbing :dr. Hary Purwoko, SpOG,
KFER
Anatomi & Fisiologi Kelenjar Tiroid
Fisiologi Tiroid dalam Kehamilan Beberapa perubahan pada pengaturan tiroid selama kehamilan:
Fisiologi Tiroid dalam Kehamilan
Fisiologi Tiroid pada Janin
Hipertiroidisme (tirotoksikosis):Sekumpulan gejala atau gangguan yang melibatkan adanya sintesis dan sekresi berlebihan dari hormon tiroid yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, sehingga menyebabkan suatu keadaan hipermetabolisme.
Definisi
Prevalensi hipertiroid di Amerika Serikat ± 1%
Penyebab tersering: penyakit Grave 5-10 kali lebih sering dialami wanita dengan puncaknya pada usia reproduktif.
Insidensi kehamilan dengan tirotoksikosis 1:2.000 kehamilan
Prevalensi hipertiroid dalam kehamilan 0,1-0,4% 85% dalam bentuk penyakit Grave.
Prevalensi
Kausa sebagian besar tiroksikosis pada kehamilan adalah Penyakit Graves, suatu proses autoimun spesifik-organ yang biasanya berkaitan dengan autoantibodi perangsang tiroid.
Etiologi
Beberapa gejala yang sering ditemukan: Takikardia yang melebihi peningkatan yang
biasa terjadi pada kehamilan Kecepatan nadi saat tidur yang meningkat
abnormal Tiromegali Eksoftalmus Kegagalan pada wanita untuk menambah berat
badan walaupun asupan makanan normal atau meningkat.
Manifestasi Klinis
Pasien dengan kecurigaan hipertiroid membutuhkan
pengukuran kadar TSH, T4, T3, dan antibodi reseptor
tiroid:
Hipertiroid dalam kehamilan serum TSH ↓, tiroksin
bebas (FT4) ↑, triiodotiroinin bebas (FT3) ↑
Hipertiroid subklinis serum TSH ↓, FT4 (N), FT3 (N)
Sindroma T3-toksikosis serum TSH ↓, FT4 (N), FT3 ↑
TSI (+) penyakit Grave’s
Antibodi reseptor TSH goiter pada janin, hipotiroidism
kongenital, dan tiroiditis kronik tanpa goiter.
Penegakan Diagnosis
Antibodi seharusnya diukur pada kondisi
sebagai berikut:
Wanita dengan penyakit Grave’s dengan
hipertiroidism janin atau neonatus pada kehamilan
sebelumnya.
Wanita dengan penyakit Grave’s yang mendapat
terapi obat antitiroid.
Wanita hamil eutiroid dengan janin yang
mengalami takikardia atau IUGR.
Adanya goiter pada janin yang terlihat pada
pemeriksaan ultrasound.
Penanganan pada pasien
hipertiroid dapat dimulai dari:
Saat prekonsepsi
Antenatal & intrapartum
Postnatal
Penatalaksanaan
Konseling saat PrekonsepsiTerapi yang tidak dilanjutkan akan
meningkatkan resiko mortalitas dan morbiditas
pada ibu maupun janin.
Terapi PTU tidak bersifat teratogenik dan
aman digunakan saat hamil.
Status tiroid pasien diperiksa secara berkala
untuk meminimalisir resiko terjadinya
keguguran.
Penanganan pada antenatal dan intrapartum (pada pasien dengan penyakit Grave’s yang ditemukan pada awal kehamilan)
Terdapat beberapa modalitas pengobatan
hipertiroid antara lain:
Pendekatan farmakologis
Pembedahan
Iodin radioaktif
Farmakologis Antitiroid (propylthiouracil dan methimazole)
PTU dan metimazol merupakan terapi lini
pertama untuk hipertiroid PTU masih
merupakan DOC, karena:
PTU lebih sedikit melewati plasenta dibanding
metimazole
Metimazole berhubungan dengan sindrom teratogenik
ditandai dengan atresi esofagus atau koanal;
anomali janin.
• Dosis PTU: 100-150 mg sehari 3 kali
sampai pasien eutiroid
• Jika hipertiroid berkurang dosis
antitiroid diturunkan
PTU dan metimazole aman untuk ibu
menyusui.
Obat golongan beta bloker
Fungsi: mengurangi gejala akut hipertiroid
dengan cara menurunkan gejala simpatis
(takikardi, tremor dan keringat berlebih).
Obat golongan beta bloker dinilai aman dan
efektif pada usia gestasi lanjut
Dosis propanolol: 10-15 mg per hari
Komplikasi dari penggunaan obat golongan
beta bloker meliputi:
Apgar skor rendah
IUGR
Bradikardi postnatal, hipotermia dan
hipoglikemia
Distres pernapasan neonatus.
PembedahanIndikasi pembedahan:
dibutuhkannya obat anti tiroid dosis besar (PTU
>450 mg atau methimazole >300 mg)
timbul efek samping serius penggunaan obat anti
tiroid
struma yang menimbulkan gejala disfagia atau
obstruksi jalan napas
tidak dapat memenuhi terapi medis (misalnya pada
pasien gangguan jiwa)
Tindakan pembedahan harus didahului oleh
pengobatan intensif dengan golongan thionamide,
iodida, dan beta bloker untuk menurunkan kadar
hormon tiroid
Tiroidektomi sebaiknya dihindari pada kehamilan
trimester pertama dan ketiga karena efek teratogenik
zat anestesi
Paling optimal dilakukan pada akhir trimester kedua
meskipun tetap memiliki risiko persalinan preterm
sebesar 4,5%-5,5%
Penanganan pada postpartumIbu dianjurkan untuk menyusui bayinya,
karena eksresi obat antitiroid di air susu
sangat sedikit
Aman untuk melanjutkan terapi dan laktasi,
tidak perlu meningkatkan dosis obat
Evaluasi pada ibuBerat badan: berat badan menurun atau
peningkatan berat badan hanya sedikit (5-8
kg)
Takikardi persisten/ menetap
Kadar hormon tiroid dan antibodi
Tekanan darah
Evaluasi pada janinNST
USG:
pemeriksaan yang sangat efektif non-invasif untuk
mendeteksi adanya disfungsi tiroid pada janin
Dilakukan sebelum usia kehamilan 28 dan 32
minggu
• Maturasi tulang dari bagian sentral femur distal
• DJJ sesuai dengan perkembangan janin
Komplikasi
TERIMA KASIH