ASESMEN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN dan...
Transcript of ASESMEN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN dan...
ASESMEN SEBAGAI ALAT PENDIDIKAN
dan LATIHAN
Mustofa Kamildkk
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 2
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Pembaharuan pendidikan dan DIKLAT (Educational Reform) acapkali disalah artikan sebagai perubahan kurikulum dan Program DIKLAT.
Pembaharuan pendidikan dan Latihan memang selalu harus dilakukan, karena tuntutan perubahan ilmu pengetahuan, perubahan masyarakat, dan atau perubahan dunia pendidikan.
Perkembangan design peletihan yang semakin maju sejalan dengan tuntutan pasar (market)
Manajemen SDM semakin berkembang pesat, akan sulit diikuti apabila mengandalkan pelatihan tanpa assessment
Badan Diklat
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 3
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN Perubahan pendidikan di Indonesia yang terakhir
lebih didorong oleh tuntutan perubahan politik dan masyarakat, yaitu adanya otonomi daerah.
Otonomi daerah mengakibatkan pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab daerah otonom (Kabupaten/Kota/Propinsi)
Salah satu bentuknya ialah perubahan design kurikulum, yaitu pengmbangan kurikulum menjadi tanggung jawab Daerah Otonom dan terutama satuan pendidikan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 4
PEMBAHARUAN PENDIDIKANdan LATIHAN
Tanggung jawab design Program Diklat harus memenuhi berbagai ketentuan: Design Program DIKLAT (Kurikulum) harus dapat
menjamin keberlangsungan Pengembangan SDM. Design Program DIKLAT harus dapat menjamin
kualitas latihan yang tinggi. Program DIklat harus sesuai dengan kebutuhan
sasaran (peserta diklat).
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 5
PEMBAHARUAN DIKLAT
Karena itu maka Kurikulum DIKLAT harus dikembangkan atas dasar: Standar pendidikan dan Latihan. Perkembangan ilmu pengetahuan Kebutuhan nyata sasaran peserta didik dan
pengembangannya (pengembangan SDM). Design program Diklat harus dapat menjamin
terjadinya proses pendidikan dan latihan dengan hasil latihan yang bermutu tinggi.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 6
ASESMEN PENDIDIKAN dan LATIHAN
Salah satu komponen pendidikan dan Latihan yang acapkali terabaikan ialah asesmen DIKLAT atau yang biasa dikenal sebagai “evaluasi DIKLAT”.
Perhatian pelatih atau masyarakat lebih tertuju kepada asesmen sumatif, ketimbang assmen formatif.
Asesmen sumatif diselenggarakan setelah proses DIKLAT selesai dilaksanakan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 7
ASESMEN SUMATIF
Fungsi pokok asesmen sumatif ialah untuk menilai atau mengukur sejauh mana tujuan atau standar yang ditentukan sebelum kegiatan DIKLAT dimulai dapat dicapai.
Setelah asesmen sumatif dilakukan tidak ada lagi upaya DIKLAT yang dapat dilakukan.
Asesmen sumatif sangat berguna bagi pihak di luar proses DIKLAT, terutama para pengambil keputusan kebijakan DIKLAT.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 8
ASESMEN SUMATIF
Informasi yang diperoleh melalui asesmen sumatif: Tingkat penguasaan (mastery) hasil belajar. Perbandingan hasil belajar dengan kelompk
norma atau kinerja eksternal. Informasi obyektif sebagai dasar memberi nilai. Data komparatif tentang kedudukan peserta didik. Data untuk menentukan tingkat capaian program
pendidikan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 9
ASESMEN SUMATIF Kekuatan dan kelemahan asesmen sumatif: Kekuatan:
Sangat dibutuhkan untuk menentukan nilai akhir peserta diklat
Dapat meningkatkan akuntabilitas pelataih atau program diklat
Dapat digunakan untuk menentukan efektifitas proses pembelajaran Diklat
Dapat memotivasi keterlibatan peserta latihan dalam proses pembelajaran dalam pelatihan
Dapat meningkatkan penguasaan materi pelatihan oleh peserta diklat.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 10
ASESMEN SUMATIF Kelemahan Asesmen Sumatif:
Membuat ketergantungan yang berlebihan pada hasil asesmen sumatif
Dapat meningkatkan berbagai upaya yang tidak benar hanya untuk mencapai hasil asesmen sumatif yang tinggi
Dapat mendorong pelatih untuk melakukan pelatihan untuk tes atau pembelajaran tentang tes
Tidak banyak informasi yang dapat dipetik untuk perbaikan pembelajaran latihan
Peserta membuat tes sebagai tujuan belajar, bukan perubahan tingkah laku untuk menghadapi masa depan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 11
ASESMEN FORMATIF
ASESMEN FORMATIF When the cook tastes the soup, that’s formative;
when the guests taste the soup, that’s summative (Bob Shake)
Asesmen formatif dimaksudkan untuk memonitor proses pelatihan
Tujuan pokoknya untuk memberi umpan balik secara bersinambung kepada pelatih, peserta latihan, lembaga pengirim.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 12
ASESMEN FORMATIF
Hasil asesmen formatif dapat digunakan untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pelatihan.
Tempalah besi selagi panas. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
asesmen formatif dapat meningkatkan mutu bahkan meningkatkan standar pelatihan
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 13
ASESMEN FORMATIF Komponen asesmen formatif yang terpenting: Umpan balik (Feedback) Swa asesmen (Self-assessment)
Umpan balik tidak hanya untuk peserta pelatihan, tetapi untuk semua komponen pelatihan.
Umpan balik dapat: Mengingatkan tujuan yang akan dicapai. Memberkan gambaran nyata capaian peserta pelatihan menjembatani antara keduanya.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 14
ASESMEN FORMATIF Berbagai bentuk umpan balik yang efektif: Memfasilitasi swa asesmen Mendorong dialog peserta latihan – pelataih; pelatih –
peserta latihan. Memberi gambaran kinerja yang bermutu. Memperkecil kesenjanngan antara kenyataan kinerja
dengan kinerja yang diharapkan. Responsif terhadap kebutuhan peserta latihan. Harus didasarkan kepada kriteria yang tetap. Harus memotivasi belajar/berlatih dan pembentukan
kepercayaan diri.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 15
ASESMEN FORMATIF Swa asesmen akan mampu membuat proses pelatihan
menjadi efektif dan efisien. Kebaikan swa asesmen:
Peserta pelatihan akan bertanggung jawab atas proses belajar dalam pelatihan sendiri.
Peserta latihan akan mampu menetapkan langkah berikutnya dalam pelatihan/belajar.
Walaupun peserta pelatihan mengalami kegagalan, ia akan dapat bangkit kembali.
Menjadi peserta latihan sebagai pembelajar yang percaya diri. Akan menjadi peserta pelatihan sebagai pembelajar yang aktif
dalam proses pembelajaran pelatihan. Akan menjadi lebih independen dan bermotivasi tinggi.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 16
ASESMEN FORMATIF
PELATIH HARUS LEBIH TERGANTUNG PADA ASESMEN FORMATIF.
PELATIH HARUS BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PERUBAHAN TINGKAH LAKU PESERTA LATIHAN.
PELATIH HARUS LEBIH BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PROSES PELATIHAN KETIMBANG HASIL PELATIHAN.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 17
ASESMEN ALTERNATIF
Perubahan besar dalam dunia asesmen terjadi pada tahun 1988, ketika Grant P. Wiggins menulis tentang Authentic Assessment dalam journal Phi Delta Kappan.
Wiggins mempersoalkan tes baku (Standardized Test) yang dianggap tidak mendukung proses pembelajaran dan tidak sesuai dengan kehidupan nyata.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 18
ASESMEN ALTERNATIF KELEMAHAN TES BAKU: Menginvasi prifasi Menimbulkan kecemasan Mengkategorikan peserta tes secara permanen Menghukum peserta tes yang cerdas dan kreatif Mendiskriminasi peserta tes dari kelompok
tertentu. Hanya mengukur hasil belajar yang terbatas dan
superfisial. Mengutamakan hasil belajar, bukan proses.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 19
ASESMEN ALTERNATIF KEUNGGULAN TES BAKU: VALID RELIABEL ADIL AKURAT
KELEMAHAN POKOKNYA: HANYA MENGUKUR HASIL BELJAR TIDAK DAPAT MENDUKUNG PROSES PEMBELAJARAN TIDAK AUTENTIK
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 20
ASESMEN ALTERNATIF
WIGGINS MEMPERKENALKAN AUTHENTIC ASSESSMENT yang kemudian lebih dikenal sebagai ALTERNATIVE ASSESSMENT: yaitu proses penilaian dan pengukuran kinerja perilaku peserta secara multi dimensional pada situasi nyata (life-like performance behavior).
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 21
ASESMEN ALTERNATIF ASESMEN ALTERNATIF diartikan sebagai
alternatif terhadap penilaian secara tradisional, yaitu tes baku, yang menuntut peserta untuk dapat mendemostrasikan kemampuan atau keterampilannya untuk melakukan sesuatu atau menjawab dan memecahkan masalah yang dihadapinya dengan cara tertentu, ketimbang hanya memilih salah satu jawaban dari sejumlah option yang telah diberikan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 22
ASESMEN ALTERNATIF
DUA BENTUK ASESMEN ALTERBATIF: ASESMEN KINERJA (performance assessment) ASESMEN PORTOFOLIO (portfolio assessment)
ASESMEN KINERJA: yaitu suatu bentuk asesmen yang mengharuskan peserta pelatihan untuk mempertunjukkan kinerja, tidak hanya sekedar memilih jawaban dari alternatif jawaban yang telah disediakan.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 23
ASESMEN ALTERNATIF
KATA KUNCI ASESMEN KINERJA: TASK RUBRIC
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 24
ASESMEN ALTERNATIF
ASESMEN PORTOFOLIO: adalah asesmen yag terdiri dari kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun secara systematik yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar, dan kemajuan belajar yang telah ditempuh oleh peserta didik dalam jangka waktu tertentu.
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 25
ASESMEN ALTERNATIF
KATA KUNCI ASESMEN PORTOFOLIO: COLLECT SELECT REFLECT
2010/3/30 BANDAR LAMPUNG 26