ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

225
ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN WISATA TEPIAN SUNGAI PANGKAJENE THE ASSESSMENT OF GROUND COMFORT AT PUBLIC OPEN SPACE IN TOURIST AREA OF PANGKAJENE RIVER BANK SYARIFAH FATMA SARI BURHANUDDIN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2018

Transcript of ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

Page 1: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG

TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN WISATA TEPIAN SUNGAI

PANGKAJENE

THE ASSESSMENT OF GROUND COMFORT AT PUBLIC OPEN

SPACE IN TOURIST AREA OF PANGKAJENE RIVER BANK

SYARIFAH FATMA SARI BURHANUDDIN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 2: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

“ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG

TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN WISATA TEPIAN SUNGAI

PANGKAJENE”

“ASSESSMENT OF GROUNDS COMFORT AT PUBLIC OPEN

SPACE ON PANGKAJENE RIVERFRONT TOURIST AREA”

SYARIFAH FATMA SARI BURHANUDDIN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 3: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA PUBLIK

DI KAWASAN WISATA TEPIAN SUNGAI PANGKAJENE

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Teknik Arsitektur

Disusun dan diajukan oleh

SYARIFAH FATMA SARI BURHANUDDIN

kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2018

Page 4: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

i

Page 5: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Syarifah Fatma Sari Burhanuddin

Nomor Mahasiswa : P3200213002

Program Studi : Teknik Arsitektur

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian

hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis

ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, 3 April 2018

Yang menyatakan,

Syarifah Fatma Sari Burhanuddin

Page 6: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

PRAKATA

Bismillahirrohmanirrohiim, alhamdulillah segala puji dan syukur

kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat merampungkan penyusunan

penelitian dengan judul “Asesmen Kenyamanan Taman pada Ruang

Terbuka Publik di Kawasan Wisata Tepian Sungai Pangkajene”.

Penelitian ini disusun dalam rangka menyelesaikan studi di Program

Magister Teknik Arsitektur di Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih

terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, dengan rendah hati penulis

mengharapkan saran serta koreksi untuk melengkapi kekurangan

tersebut.

Dengan tersusunnya tesis ini, penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada

yang terhormat :

1. Ketua Program Studi Pascasarjana Teknik Arsitektur Universitas

Hasanuddin Ibu Ir. Ria Wikantari Rosalia, M.Arch., Ph. D..

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Slamet Tri Sutomo, MS. sebagai Ketua Komisi

Penasihat dan Bapak Abdul Mufti Radja, S.T., M.T., Ph. D.

sebagai Anggota Komisi Penasihat yang di dalam berbagai

kesibukan dapat menyempatkan diri untuk membimbing dan

mengarahkan serta memberi petunjuk dan saran yang berharga

bagi penulisan tesis ini.

Page 7: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

3. Ibu Dr. Ir. Hj. Mimi Arifin, M.Si., ibu Afifah Harisah, ST., MT.,

Ph.D. dan bapak Dr. Edward Syarif, ST., MT. sebagai Anggota

Komisi Penguji yang telah memberikan saran dalam

menyelesaikan tesis ini.

4. Seluruh dosen pengajar dan staf Magister Teknik Arsitektur

Universitas Hasanuddin yang telah banyak membantu penulis

selama mengikuti perkuliahan.

5. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

telah banyak membantu dalam proses pelaksanaan penelitian dan

penyelesaian tesis ini.

Akhir kata penulis berharap tesis ini dapat memberikan manfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang arsitektur.

Makassar, 3 April 2018

Syarifah Fatma Sari Burhanuddin

Page 8: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …
Page 9: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …
Page 10: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

ix

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN TESIS ii

HALAMAN PENGESAHAN TESIS iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS iv

PRAKATA v

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xviii

DAFTAR LAMPIRAN xxiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penelitian 3

D. Manfaat Penelitian 3

E. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian 3

F. Sistematika Penelitian 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Tinjauan Asesmen 6

1. Pengertian Asesmen 6

Page 11: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

x

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen 6

B. Tinjauan Kenyamanan 7

1. Pengertian Kenyamanan 7

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan 9

C. Tinjauan Taman Kota (Urban Parks) 13

1. Pengertian Taman Kota 13

2. Tujuan dan Fungsi Taman Kota 13

3. Jenis- Jenis Taman Kota 15

4. Elemen Pembentuk Taman 16

D. Tinjauan Ruang Terbuka Publik 23

1. Pengertian Ruang Terbuka Publik 23

2. Tujuan dan Fungsi Ruang Terbuka Publik 27

3. Jenis- jenis Ruang Terbuka Publik 31

4. Tipologi Ruang Terbuka Publik 37

5. Syarat Ruang Terbuka Publik 41

E. Tinjauan Ruang Terbuka Publik pada Kawasan Tepian Sungai

1. Pengertian Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai 49

2. Tujuan dan Fungsi Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai 50

3. Jenis- jenis Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai 51

4. Tipologi Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai 54

5. Syarat Ruang Terbuka Publik pada Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai 56

Page 12: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xi

F. Asesmen Kenyamanan Taman Pada Tepian Sungai 72

G. Penelitian Sejenis 74

H. Kerangka Pikir 75

BAB III METODE PENELITIAN 76

A. Rancangan Penelitian 76

1. Jenis Penelitian 76

2. Pendekatan Penelitian 76

B. Waktu dan Lokasi Penelitian 77

1. Waktu Penelitian 77

2. Lokasi Penelitian 77

C. Instrumen Penelitian 79

D. Populasi, Sampel dan Variabel Penelitian 80

E. Sumber Data 82

F. Teknik Pengumpulan Data 82

G. Teknik Analisis Data 83

H. Alur Pikir Penelitian 87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 88

A. Ruang terbuka publik taman di tepian sungai pangkajene 88

1. Batas- batas wilayah taman 88

2. Sarana dan prasarana pada taman 90

B. Data Karakteristik Responden 94

1. Berdasarkan Jenis Kelamin 94

2. Berdasarkan Usia 94

Page 13: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xii

3. Berdasarkan Domisili 95

4. Berdasarkan Pendidikan Terakhir 96

5. Berdasarkan Status Pernikahan 97

6. Berdasarkan Asal Suku 97

7. Berdasarkan Jenis Pekerjaan 98

C. Persepsi Pengunjung/ Responden Terhadap Taman 100

1. Kenyamanan dalam Aksesibilitas 100

2. Kenyamanan dalam Aktivitas 119

3. Kenyamanan dalam Keamanan dan Keselamatan 131

4. Kenyamanan dalam Kebersihan 142

5. Kenyamanan dalam Keindahan 150

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 179

A. Kesimpulan 179

B. Saran 181

DAFTAR PUSTAKA 185

LAMPIRAN 189

Page 14: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xiii

DAFTAR TABEL

nomor halaman

1. Tipologi ruang publik

2. Kebijakan dan pedoman ruang publik dan kawasan tepi air di indonesia

3. Sepuluh kualitas ruang luar tepi laut sebagai destinasi publik

4. Kenyamanan taman pada tepian sungai

5. Jurnal penelitian sejenis

6. Skala likert

7. Interval kelas kriteria tingkat kenyamanan

8. Responden berdasarkan jenis kelamin

9. Responden berdasarkan usia

10. Responden berdasarkan domisili

11. Responden berdasarkan pendidikan terakhir

12. Responden berdasarkan status pernikahan

13. Responden berdasarkan asal suku

14. Responden berdasarkan jenis pekerjaan

15. Tabulasi silang rentang usia dan jenis kelamin responden

16. Tabulasi silang domisili dan jenis kelamin responden

17. Aksesibilitas menuju taman

18. Responden berdasarkan jenis transportasi

19. Responden berdasarkan jarak tempuh

39

64

70

72

74

85

86

94

95

95

96

97

98

98

99

100

101

102

103

Page 15: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xiv

20. Responden berdasarkan kemudahan akses

21. Kondisi jalan sekitar taman pada pagi, siang, dan malam hari

22. Responden berdasarkan tersedianya lahan parkir

23. Responden berdasarkan kemudahan memarkir kendaraan

24. Responden berdasarkan tersedianya rambu- rambu jalan

25. Aksesibilitas pada taman

26. Responden berdasarkan akses untuk disabilitas

27. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

28. Tabulasi silang jarak rumah ke taman dan jenis transportasi

29. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman terhadap

aksesibilitas

30. Berbagai aktivitas pada taman

31. Responden berdasarkan jenis aktivitas

32. Responden berdasarkan frekuensi kunjungan

33. Responden berdasarkan waktu kunjungan

34. Responden berdasarkan lama kunjungan

35. Responden berdasarkan keteduhan taman

36. Berbagai sarana dan prasarana pada taman

37. Responden berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana

38. Responden berdasarkan penambahan sarana dan prasarana

39. Responden berdasarkan tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana

40. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

41. Tabulasi silang domisili dan jenis aktivitas

103

105

107

107

108

109

110

116

117

118

119

120

121

121

122

123

123

125

126

126

127

128

Page 16: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xv

42. Tabulasi silang domisili dan frekuensi kunjungan

43. Tabulasi silang domisili dan waktu kunjungan

44. Tabulasi silang domisili dan lama kunjungan

45. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman terhadap

aktivitas

46. Responden berdasarkan jumlah lampu penerangan taman

47. Responden berdasarkan kondisi keamanan taman

48. Responden berdasarkan perlunya petugas keamanan

49. Responden berdasarkan perlunya CCTV

50. Responden berdasarkan keamanan fasilitas bermain anak

51. Responden berdasarkan keamanan kondisi pedestrian

52. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

53. Tabulasi silang jenis kelamin dengan kondisi keamanan taman

54. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

keamanan dan keselamatan

55. Responden berdasarkan kebersihan taman

56. Kondisi got/ saluran air

57. Responden berdasarkan kebersihan got/ saluran air

58. Responden berdasarkan aroma got/ saluran air

59. Responden berdasarkan aroma tempat sampah

60. Responden berdasarkan perlunya penambahan tempat sampah

61. Responden berdasarkan kelayakan toilet umum

62. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

129

130

130

131

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

143

144

145

146

147

148

Page 17: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xvi

63. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

kebersihan

64. Responden berdasarkan desain taman

65. Responden berdasarkan desain tempat duduk

66. Responden berdasarkan skala tempat duduk

67. Responden berdasarkan letak tempat duduk

68. Responden berdasarkan warna tempat duduk

69. Responden berdasarkan langgam tempat duduk

70. Responden berdasarkan desain lampu taman

71. Responden berdasarkan skala lampu taman

72. Responden berdasarkan letak lampu taman

73. Responden berdasarkan warna lampu taman

74. Responden berdasarkan langgam lampu taman

75. Responden berdasarkan desain tempat sampah

76. Responden berdasarkan skala tempat sampah

77. Responden berdasarkan letak tempat sampah

78. Responden berdasarkan warna tempat sampah

79. Responden berdasarkan langgam tempat sampah

80. Responden berdasarkan desain pedestrian

81. Responden berdasarkan skala pedestrian

82. Responden berdasarkan letak pedestrian

83. Responden berdasarkan warna pedestrian

84. Responden berdasarkan langgam pedestrian

149

151

153

155

155

156

157

159

159

161

161

162

163

163

164

166

166

167

169

169

170

170

Page 18: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xvii

85. Responden berdasarkan bentuk dan peletakan tanaman

86. Responden berdasarkan focal point

87. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

88. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

keindahan

89. Analisis persentase tingkat kenyamanan taman

172

174

175

176

178

Page 19: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xviii

DAFTAR GAMBAR

nomor halaman

1. Ilustrasi pengaruh sinar matahari

2. Ilustrasi pengaruh angin

3. Ilustrasi pengaruh kebisingan

4. Ilustrasi pengaruh bau- bauan

5. Contoh pohon pada taman

6. Contoh tanaman perdu

7. Contoh tanaman semak

8. Contoh tanaman penutup tanah

9. Contoh tanaman rumput

10. Contoh kolam pada taman

11. Contoh bebatuan pada taman

12. Contoh gazebo pada taman

13. Contoh tempat duduk pada taman

14. Contoh jalan setapak pada taman

15. Contoh perkerasan pada taman

16. Contoh lampu taman

17. Aktivitas bersama di udara terbuka

18. Aktivitas warga dalam menyampaikan pendapat pada ruang terbuka publik

19. Aktivitas ritual/ keagamaan pada ruang terbuka publik

20. Beragam aktivitas pada ruang terbuka publik

21. Millenium Park di Chicago, Illinois

10

10

11

11

17

17

18

18

19

19

20

21

21

22

22

23

23

24

25

27

28

Page 20: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xix

22. Ruang terbuka sebagai tempat bermain

23. Ruang terbuka sebagai pembatas massa bangunan

24. Ruang terbuka sebagai tempat berdagang

25. Ruang terbuka hijau

26. Ruang terbuka non- hijau

27. Ruang terbuka aktif pada tepi sungai

28. Ruang terbuka pasif pada tepi sungai

29. Ruang terbuka bangunan

30. Play ground

31. Veteran’s Memorial Plaza

32. Pasar terbuka di Kota Dublin

33. Diagram aspek fungsional ruang terbuka

34. Bagan kerangka pemikiran

35. Kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene

36. Lokasi penelitian

37. Skema alur penelitian

38. Site plan taman kota di tepian sungai Pangkajene

39. Layout taman

40. Tempat duduk

41. Sarana bermain anak

42. Lampu taman

43. Tempat sampah

44. Aksesibilitas

29

29

31

31

32

33

33

34

35

36

37

38

75

78

79

87

89

90

91

92

92

92

93

Page 21: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xx

45. Penghijauan

46. Diagram karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

47. Diagram karakteristik responden berdasarkan usia

48. Diagram karakteristik responden berdasarkan domisili

49. Diagram karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

50. Diagram karakteristik responden berdasarkan status pernikahan

51. Diagram karakteristik responden berdasarkan asal suku

52. Diagram karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

53. Diagram hubungan antara usia dengan jenis kelamin responden

93

94

95

96

96

97

98

99

99

54. Diagram hubungan antara domisili dengan jenis kelamin responden

55. Diagram jenis transportasi yang digunakan pengunjung

56. Diagram jarak tempuh pengunjung

57. Jarak akses dari jalan poros ke taman

58. Diagram tingkat kemudahan akses ke taman

59. Suasana jalan pada malam hari

60. Diagram tersedianya lahan parkir

61. Diagram kemudahan memarkir kendaraan

62. Diagram tersedianya rambu- rambu jalan

63. Diagram perlunya akses untuk disabilitas

64. Prinsip perencanaan jalur pedestrian

65. Tipikal ramp

66. Kemiringan ramp

67. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL terhadap aksesibilitas

100

102

103

104

104

106

107

107

108

110

112

113

114

116

Page 22: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xxi

68. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

aksesibilitas

69. Diagram hubunganantara jarak rumah ke taman dengan jenis transportasi

yang digunakan

70. Diagram jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung

71. Diagram frekuensi kunjungan pengunjung

72. Diagram waktu kunjungan

73. Diagram lama kunjungan

74. Diagram tingkat keteduhan taman

75. Diagram kelengkapan sarana dan prasarana

76. Diagram penambahan sarana dan prasarana

77. Diagram tingkat kepuasan pengunjung terhadap sarana dan prasarana pada

taman

78. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL

79. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

aktivitas

80. Diagram hubungan antara domisili dengan jenis aktivitas

81. Diagram hubungan antara domisili dengan frekuensi kunjungan

82. Diagram hubungan antara domisili dengan waktu kunjungan

83. Diagram hubungan antara domisili dengan lama kunjungan

84. Jejak lilin pada meja taman

85. Lampu taman pada siang dan malam hari

86. Diagram jumlah lampu penerangan taman

116

117

120

121

121

122

123

125

126

127

127

128

129

129

130

130

132

132

133

Page 23: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xxii

87. Jarak dari pos lalu lintas polres Pangkajene ke taman

88. Diagram kondisi keamanan taman

89. Diagram perlunya petugas keamanan pada taman

90. Diagram perlunya CCTV pada taman

91. Macam fasilitas bermain anak pada taman

92. Diagram keamanan fasilitas bermain anak

93. Kondisi pedestrian pada taman

94. Diagram keamanan kondisi pedestrian

95. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL

96. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

keamanan dan keselamatan

97. Diagram hubungan antara jenis kelamin dengan kondisi keamanan taman

98. Diagram kondisi kebersihan taman

99. Diagram kondisi kebersihan got/ saluran air

100. Diagram aroma bau- bauan got/ saluran air

101. Diagram aroma bau- bauan tempat sampah

102. Posisi tempat sampah pada taman

103. Diagram perlunya penambahan tempat sampah

104. Toilet umum

105. Diagram kelayakan toilet umum

106. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL

107. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

kebersihan

134

134

135

136

136

137

138

138

139

140

141

142

144

144

145

145

146

146

147

148

148

Page 24: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xxiii

108. Layout taman

109. Diagram penilaian desain taman

110. Tempat duduk pada taman

111. Diagram penilaian desain tempat duduk

112. Skala tempat duduk pada taman

113. Diagram penilaian skala tempat duduk

114. Diagram penilaian letak tempat duduk

115. Warna tempat duduk pada taman

116. Diagram penilaian warna tempat duduk

117. Langgam tempat duduk pada taman

118. Diagram penilaian langgam tempat duduk

119. Lampu taman pada siang dan petang hari

120. Diagram penilain desain lampu taman

121. Diagram penilaian skala lampu taman

122. Posisi/ letak lampu pada taman

123. Diagram penilaian letak lampu taman

124. Diagram penilaian warna lampu taman

125. Diagram penilaian langgam lampu taman

126. Diagram penilaian desain tempat sampah

127. Diagram penilaian skala tempat sampah

128. Diagram penilaian letak tempat sampah

129. Posisi/ letak tempat sampah pada taman

130. Diagram penilaian warna tempat sampah

150

151

152

153

154

155

156

156

157

157

158

158

159

160

160

161

162

162

163

164

164

165

166

Page 25: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xxiv

131. Diagram penilaian langgam tempat sampah

132. Diagram penilaian desain pedestrian

133. Pedestrian pada taman

134. Diagram penilaian skala pedestrian

135. Diagram penilaian letak pedestrian

136. Diagram penilaian warna pedestrian

137. Diagram penilaian langgam pedestrian

138. Layout tanaman pada taman

139. Jenis- jenis tanaman pada taman

140. Diagram penilaian peletakan tanaman

141. Focal point

142. Diagram focal point

143. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL

144. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan

keindahan

167

168

168

169

170

170

171

172

173

173

174

174

175

176

Page 26: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

xxv

xxv

DAFTAR LAMPIRAN

nomor halaman

1. Kuesioner

2. Nilai realibilitas dan validitas

176

182

Page 27: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan merupakan salah satu

kabupaten di Sulawesi Selatan yang sedang berkembang. Aktifitas

masyarakat yang semakin padat, serta pengembangan daerah yang pesat

mengharuskan pemerintah setempat lebih berperan aktif dalam menata

setiap kawasan agar sesuai dengan peruntukan lahan. Oleh karena itu,

telah banyak program yang dibuat oleh pemerintah setempat, salah

satunya adalah program ‘Kali Bersih’ yang diresmikan pada tanggal 12

Juni Tahun 2012

Program ‘Kali Bersih’ merupakan kawasan sempadan sungai yang

bertujuan sebagai pusat pengembangan sistem kegiatan- kegiatan

pariwisata, perekonomian, peningkatan kualitas sumber daya manusia,

serta mendukung upaya pelestarian lingkungan sekaligus mengurangi

potensi banjir akibat luapan sungai. Penataan kawasan ini difungsikan

sebagai ruang terbuka publik yang memiliki kegiatan- kegiatan yang

bersifat rekreatif dan ekonomi.

Salah satu tempat pada kawasan ‘Kali Bersih’ yang paling banyak

dikunjungi masyarakat serta wisatawan adalah ruang terbuka publik pada

tepian Sungai Pangkajene. Yang merupakan tempat dengan berbagai

Page 28: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

2

kegiatan, antara lain wisata kuliner, taman kota, serta wisata tepian air.

Salah satu tempat yang menarik yakni taman kota, desain yang baik

sesuai dengan fungsinya serta menarik dari segi visual menjadikan taman

memiliki nilai estetika, sehingga pengguna taman merasa nyaman

berkunjung dan beraktivitas di taman. Dari segi arsitektural mencakup

perencanaan dan perancangan yang baik mengacu pada standar- standar

perancangan, antara lain: garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur, ritme, dan

warna yang tertuang dalam desain taman serta pada sarana dan

prasarana taman.

Kehadiran para pedagang kaki lima (PKL) yang mengelilingi taman

membuat pemandangan taman tidak terlihat baik dari dalam dan luar

taman, aksesibilitas tertutup, serta rendahnya kesadaran PKL

membersihkan sisa dagangan membuat taman terlihat kotor. Untuk itu

dilakukan penelitian untuk mengetahui kenyamanan taman pada ruang

terbuka publik di kawasan wisata tepian sungai Pangkajene dengan

adanya sarana dan prasarana ruang publik yang tersedia dan

kenyamanan akibat maraknya PKL di kawasan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas menunjukkan bahwa

masalah- masalah yang dapat dirumuskan untuk dijawab dalam penelitian

ini adalah :

Page 29: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

3

1. Bagaimana asesmen kenyamanan taman pada ruang terbuka pubik di

kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene dengan adanya sarana dan

prasarana ruang publik yang telah tersedia ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui asesmen kenyamanan taman pada ruang terbuka publik di

kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene dengan adanya sarana dan

prasarana ruang publik yang telah tersedia.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini, yakni:

1. Untuk perbaikan penataan ruang terbuka publik pada tepian air

terutama dengan adanya PKL.

2. Menjadi acuan bagi Arsitek, agar merancang ruang terbuka publik

sesuai dengan kebutuhan pemakai dengan memperhatikan

kenyamanan seluruh masyarakat termasuk PKL.

Page 30: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

4

E. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Batasan penelitian yakni sarana dan prasana yang tersedia pada

ruang terbuka publik. Dengan ruang lingkup penelitian pada taman di

kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini sebagai gambaran dari

materi yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan, membahas latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

dan ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II : Tinjauan Pustaka, memuat uraian tentang teori yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh

penulis yang akan digunakan untuk pemecahan masalah.

Rujukan yang dikemukakan dapat bersumber dari jurnal

ilmiah, buku teks, majalah, dan situs internet.

Bab III : Metode Penelitian, membahas rancangan penelitian,

waktu dan lokasi penelitian, instrumen penelitian,

populasi, sampel, dan variabel penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan alur

pikir penelitian.

Page 31: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

5

Bab IV : Hasil dan Pembahasan, membahas gambaran umum

lokasi penelitian, ruang terbuka publik pada lokasi

penelitian, dan analisis kenyamanan taman pada ruang

terbuka publik di kawasan wisata tepian Sungai

Pangkajene.

Bab V : Kesimpulan dan Saran, memuat kesimpulan akhir dari

hasil asesmen kenyamanan taman pada ruang terbuka

publik di kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene.

Page 32: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Asesmen

1. Pengertian Asesmen

Kata “asesmen” berasal dari kata serapan bahasa Inggris yaitu

assesment yang berarti penilaian, asesmen merupakan proses

pengungkapan dan pemahaman permasalahan, kebutuhan, dan potensi

klien, serta sumber yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan

klien (Kepmensos No. 10/HUK/2007 tentang Pembinaan Teknis Jabatan

Fungsional Pekerja Sosial).

Sudjana (2005) menyatakan bahwa penilaian adalah proses

memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan

suatu kriteria tertentu.

Asesmen dapat diartikan sebagai sebuah tindakan menilai suatu objek

untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada dengan melalui

sebuah proses/ tahapan untuk mengambil suatu keputusan.

2. Tujuan dan Fungsi Asesmen

Menurut Sudjana (2005), asesmen berfungsi memberikan nilai tentang

kualitas sesuatu, tidak hanya sekedar mencari jawaban terhadap

pernyataan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab

Page 33: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

7

pertanyaan bagaimana atau seberapa jauh sesuatu proses atau suatu

hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.

Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi

yang diakhiri dengan judgement. Interpretasi dan judgement merupakan

tema asesmen atau penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu

perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi

tertentu. Atas dasar itu maka dalam asesmen selalu ada objek atau

program, ada kriteria dan ada interpretasi dan judgement.

Dalam penelitian ini yang dimaksud sebagai objek adalah ‘taman’ dan

kiteria untuk penilaiannya adalah ‘kenyamanan’ suatu taman pada ruang

terbuka publik di kawasan wisata tepian sungai Pangkajene. Kenyamanan

meliputi kenyamanan dalam aksesibilitas, aktivitas, keamanan dan

keselamatan, kebersihan, dan keindahan.

B. Tinjauan Kenyamanan

1. Pengertian Kenyamanan

Menurut Carmona, dkk (2010), kenyamanan (comfort) merupakan

salah satu syarat mutlak keberhasilan ruang publik. Lama tinggal

seseorang berada di ruang publik dapat dijadikan tolak ukur comfortable

tidaknya suatu ruang publik. Dalam hal ini kenyamanan ruang publik

antara lain dipengaruhi oleh: environmental comfort yang berupa

perlindungan dari pengaruh alam seperti sinar matahari, angin; physical

Page 34: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

8

comfort yang berupa ketersediannya fasilitas penunjang yang cukup

seperti tempat duduk; social dan psychological comfort.

Hakim (2012) menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala

sesuatu yang memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan

penggunaan suatu ruang, baik ruang itu sendiri maupun dengan berbagai

bentuk, tekstur, warna, simbol maupun tanda, suara dan bunyi kesan,

intensitas dan warna cahaya maupun bau, atau apapun juga. Dengan kata

lain kenyamanan merupakan kepuasan manusia dalam melaksanakan

suatu aktivitas di suatu ruang.

Kenyamanan merupakan salah satu bentuk kepuasan manusia

dalam menyikapi sesuatu. Apabila manusia merasa nyaman dalam suatu

ruang baik itu ruang terbuka hijau, maka manusia akan senantiasa berada

di ruang tersebut dalam kurun waktu yang lama dan terus-menerus.

Dengan adanya manusia yang berada pada suatu ruang dalam jumlah

yang banyak, maka fungsi dari ruangan tersebut dapat tercipta salah

satunya yaitu interaksi sosial.

Kenyamanan dapat diartikan sebagai rasa nyaman, rasa puas

terhadap sesuatu, sehingga merasa nikmat dan tenang dalam

beraktivitas. Sebuah ruang publik yang apabila pengguna merasa

nyaman, maka senantiasa pengguna tersebut akan berkunjung lebih dari

satu kali.

Page 35: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

9

2. Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan

Menurut Hakim (2012), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

kenyamanan adalah:

a. Sirkulasi

Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari

ruang yang satu ke ruang yang lain. Sirkulasi yang kurang baik

berpengaruh terhadap kenyamanan manusia. Pembagian sirkulasi

menurut fasilitasnya adalah sebagai berikut :

1) Sirkulasi manusia, yakni meliputi jalur pedestrian yang saling

berhubungan dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di

perhatikan dalam perencanaan sirkulasi manusia adalah lebar

jalan, fasilitas penyeberangan, penambahan nilai estetika, dan

lain-lain.

2) Sirkulasi Kendaraan, meliputi jalur distribusi (jalur cepat) dan

jalur akses (jalur lambat). Hubungan kedua jalur ini yang harus

diperhatikan adalah rambu lalu lintas dan ruang parkir yang

disesuaikan dengan keadaan site.

b. Daya alam atau iklim

Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara termal

adalah radiasi matahari, angin, curah hujan.

Page 36: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

10

1) Radiasi matahari

Radiasi matahari berlebih dapat mengurangi kenyamanan,

terutama pada siang hari, sehingga diperlukan adanya peneduh

(shading) pada bagian yang terekspos oleh sinar matahari.

2) Angin

Arah angin perlu diperhatikan dalam merancang, sehingga

tercipta pergerakan angin mikro yang sejuk dan memberikan

kenyamanan. Pada ruang-ruang yang luas dan terbuka perlu

diadakan elemen-elemen penghalang angin supaya kecepatan

angin yang kencang dapat dikurangi.

Gambar 1. Ilustrasi pengaruh sinar matahari (Hakim, 2012)

Gambar 2. Ilustrasi pengaruh angin (Hakim, 2012)

Page 37: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

11

c. Kebisingan

Pada daerah yang padat penduduk dan industri, maka kebisingan

merupakan salah satu masalah yang mengganggu kenyamanan

penduduk sekitar. Hal ini dapat dikurangi dengan menanam

tanaman-tanaman tertentu sebagai elemen penyaring kebisingan.

d. Bau-bauan

Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap

dapat tercium oleh orang yang berada atau melalui daerah tersebut.

Hal ini dapat dikurangi dengan ditanami pohon atau semak yang

dapat mengurangi bau.

Gambar 3. Ilustrasi pengaruh kebisingan (Hakim, 2012)

Gambar 4. Ilustrasi pengaruh bau- bauan (Hakim, 2012)

Page 38: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

12

e. Bentuk

Faktor kenyamanan bentuk yang dimaksud yaitu dari segi

perencanaan konstruksinya seperti bentuk tempat duduk, lampu

taman, susunan bentuk tempat duduk. Perencanaan bentuk yang

kurang baik juga berpengaruh terhadap kenyamanan penggunanya

seperti posisi duduk yang tidak nyaman.

f. Keamanan

Faktor keamanan merupakan salah satu masalah yang penting

karena masalah ini dapat menghambat aktivitas yang akan

dilakukan. Faktor keamanan yang dimaksud tidak sebatas kejahatan

saja tetapi juga terhadap hal-hal lain misalnya keamanan bermain

anak-anak maupun terhadap pengguna ruang lainnya.

g. Kebersihan

Faktor kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah

nilai ketertarikan suatu tempat serta menambah nilai kenyamanan

daerah tersebut, karena bebas dari sampah dan bau-bauan yang

tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal tersebut perlu disediakan

tempat pembuangan sampah di tempat-tempat tertentu.

h. Keindahan (estetis)

Faktor Keindahan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan

dalam hal penciptaan kenyamanan karena keindahan dapat

mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera sehingga rasa

Page 39: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

13

nyaman dapat di peroleh. Salah satu hal agar keindahan dapat

dicapai adalah dengan mempergunakan variasi bentuk tanaman.

C. Tinjauan Taman Kota (Urban Parks)

1. Pengertian Taman Kota

Menurut Garvin dkk (1997), taman kota merupakan lahan terbuka

yang berfungsi sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif,

edukasi atau kegiatan lain pada tingkat kota.

Taman kota dapat diartikan sebagai sebuah ruang terbuka hijau yang

berada di tengah kota yang dapat menampung berbagai aktivitas dan

dapat diakses oleh semua kalangan masyarakat.

2. Tujuan dan Fungsi Taman Kota

Menurut Garvin dkk (1997), taman kota ditujukan untuk melayani

penduduk satu kota atau bagian wilayah kota. Semua fasilitas tersebut

terbuka untuk umum. Suatu taman kota dapat menciptakan sense of

place, menjadi sebuah landmark dan menjadi titik berkumpulnya

komunitas. Disamping itu, taman kota juga dapat meningkatkan nilai

properti dan menjadi pendorong terlaksananya pembangunan. Taman

kota seharusnya menjadi komponen penting dari pembangunan suatu

kota yang berhasil.

Jatmiko (2015) menyatakan bahwa fungsi sosial taman kota sebagai

ruang terbuka hijau yaitu:

Page 40: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

14

a. Tempat melakukan aktivitas bersama dan komunikasi sosial

Aktivitas bersama merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua

orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu. Kegiatan-kegiatan

yang diselenggarakan di taman kota (baik yang bertujuan komersial

maupun non-komersial) dapat mendorong warga untuk saling

berbincang atau sekedar saling membahas kegiatan tersebut.

Taman kota juga berfungsi sebagai tempat komunikasi sosial.

Komunikasi sosial ialah suatu proses interaksi dimana seseorang

atau lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya

pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampai.

Komunikasi sosial dapat dilakukan oleh dua orang ataupun secara

berkelompok.

b. Tempat peralihan dan menunggu

Taman kota sebagai tempat peralihan atau tempat persinggahan

untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain.

c. Tempat bermain, olahraga, dan rekreasi

Fungsi rekreasi taman kota dapat dijumpai dari berbagai acara

yang digelar, mulai dari pameran seperti pameran flora dan fauna,

ajang perlombaan sampai dengan konser musik.

d. Penghubung antara tempat satu dengan tempat lainnya

Taman kota yang memiliki lokasi strategis menjadi sarana

penghubung antara tempat satu dengan tempat lainnya.

Page 41: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

15

e. Pembatas diantara massa bangunan

Peran taman terhadap kota sebagai pembatas diantara massa

bangunan adalah untuk mengembalikan perkembangan kota agar

tetap bertumpu pada keseimbangan alam.

f. Penelitian dan pendidikan

Taman ini tidak hanya sebagai tempat berwisata tetapi juga

menjadi tempat penelitian dan pendidikan. Fasilitas seperti adanya

taman bacaan atau perpustakaan gratis yang menyediakan bacaan

untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. Area hotspot seperti yang

bisa dijumpai di taman kota. Fasilitas tersebut memungkinkan fungsi

riset dan edukasi sebuah taman kota bisa tercapai.

g. Menciptakan kebersihan, kesehatan, dan keserasian

Fungsi taman kota adalah untuk memperbaiki iklim mikro, nilai

estetika, meresapkan air, menciptakan keseimbangan dan

keserasian lingkungan fisik kota, serta mendukung pelestarian

keanekaragaman hayati.

3. Jenis- jenis Taman Kota

Menurut Suharto (1994), berdasarkan aktivitasnya terdapat tiga jenis

taman kota yakni sebagai berikut:

a. Taman untuk rekreasi aktif

Adalah taman yang didalamnya dibangun suatu sarana kegiatan

pemakai taman, sehingga pemakai taman secara aktif menggunakan

Page 42: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

16

fasilitas di dalamnya, sekaligus memperoleh kesenangan, kesegaran,

dan kebugaran. Taman ini dapat berupa macam-macam bentuk,

misalnya taman olahraga, fitness, taman bermain anak, ataupun

camping ground.

b. Taman untuk rekreasi pasif

Taman yang dibentuk agar bisa dinikmati keindahan dan

kerindangannya tanpa mengadakan aktivitas atau kegiatan apapun.

c. Taman untuk rekreasi aktif dan pasif

Merupakan taman yang bisa dinikmati keindahannya sekaligus

ada fungsi lain dan dapat digunakan untuk mengadakan aktivitas,

misalnya taman lingkungan yang merupakan sebuah taman di suatu

pemukiman. Taman lingkungan ini difungsikan bagi pemukiman di

sekitarnya untuk beristirahat, menghilangkan rasa penat karena

kehidupan sehari-hari yang terasa monoton, sekedar menghirup

udara segar, ataupun mempererat hubungan dalam bertetangga.

4. Elemen Pembentuk Taman

Suharto (1994) menyatakan bahwa terdapat elemen-elemen

penunjang yang membentuk suatu taman agar terlihat indah dan memberi

kenyamanan pada pemakai taman. Elemen- elemen pembentuk taman

terbagi dua, yakni sebagai barikut:

a. Material Lembut (Soft Material)

Yang termasuk dalam material lembut antara lain :

Page 43: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

17

1) Pohon

Tanaman kayu keras dan tumbuh tegak, berukuran besar

dengan percabangan yang kokoh. Yang termasuk dalam jenis

pohon ini adalah akasia, asam kranji, dan lainnya.

2) Perdu

Jenis tanaman seperti pohon terapi berukuran kecil, batang

cukup berkayu tetapi kurang tegak dan kurang kokoh. Yang

termasuk dalam jenis perdu adalah bougenvillle, kol banda,

kembang sepatu, dan lainnya.

Gambar 5. Contoh pohon pada taman (www.daunbuah.com)

Gambar 6. Contoh tanaman perdu (www.daunbuah.com)

Page 44: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

18

3) Semak

Tanaman yang agak kecil dan rendah, tumbuhnya melebar

atau merambat. Yang termasuk dalam jenis semak adalah teh-

tehan, dan lainnya.

4) Tanaman penutup tanah

Tanaman yang lebih tinggi rumputnya, berdaun dan berbunga

indah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah krokot, nanas hias

dan lainnya.

Gambar 7. Contoh tanaman semak (www.daunbuah.com)

Gambar 8. Contoh tanaman penutup tanah (www.daunbuah.com)

Page 45: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

19

5) Rumput

Jenis tanaman pengalas, merupakan tanaman yang berada

diatas tanah. Yang termasuk dalam jenis ini adalah rumput

jepang, rumput gajah, dan lainnya.

b. Material Keras (Hard Material).

Yang termasuk dalam material keras adalah :

1) Kolam

Taman dengan kolam akan mampu meningkatan kelembaban

lingkungan sehingga dapat berfungsi sebagai penyejuk

lingkungan.

Gambar 9. Contoh tanaman rumput (www.daunbuah.com)

Gambar 10. Contoh kolam (www.gardenstone.com)

Page 46: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

20

2) Tebing Buatan

Tebing memberikan kesan alami, menyatu dengan alam,

tebing dibuat dengan maksud untuk menyembunyikan tembok

pembatas dinding yang licin massif, agar tidak menyilaukan pada

saat matahari bersinar sepanjang siang. Penambah air kolam

terjun pada tebing buatan akan menambah suasana sejuk dan

nyaman.

3) Batuan

Batuan tidak baik bila diletakkan di tengah taman, sebaiknya

diletakkan agak menepi atau pada salah satu sudut taman.

Sebagian batu yang terpendam di dalam tanah akan memberi

kesan alami dan terlihat menyatu dengan taman akan terlihat

lebih indah bila ada penambahan koloni taman pada sela-sela

batuan.

Gambar 11. Contoh bebatuan pada taman (www.gardenstone.com)

Page 47: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

21

4) Gazebo

Gazebo adalah bangunan peneduh atau rumah kecil di taman

yang berfungsi sebagai tempat beristirahat menikmati taman.

5) Kursi taman

Kursi taman adalah tempat duduk yang dapat ditempatkan

digazebo atau tempat- tempat teduh untuk beristirahat sambil

menikmati taman.

6) Jalan Setapak (Stepping Stone)

Jalan setapak atau stepping stone dibuat agar dalam

pemeliharaan taman tidak merusak rumput dan tanaman, selain

itu jalan setapak berfungsi sebagai unsur variasi elemen

penunjang taman.

Gambar 12. Contoh gazebo (www.gardenstone.com)

Gambar 13. Contoh tempat duduk pada taman (www.gardenstone.com)

Page 48: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

22

7) Perkerasan

Perkerasan pada taman dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai macam material, seperti tegel, paving, aspal, batu bata,

dan material lainnya. Tujuan perkerasan adalah untuk para

pejalan kaki (pedestrian) atau sebagai pembatas.

8) Lampu Taman

Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan

dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu

berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai eksentrik

pada taman. Lampu pada taman merupakan ornamen yang tak

Gambar 14. Contoh jalan setapak pada taman (www.gardenstone.com)

Gambar 15. Contoh perkerasan pada taman (www.gardenstone.com)

Page 49: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

23

hanya berfungsi sebagai penerangan tetapi juga berfungsi

sebagai pencahayaan yang bisa menambah nilai seni atau

keindahan dari suatu taman.

D. Tinjauan Ruang Terbuka Publik

1. Pengertian Ruang Terbuka Publik

Menurut Project for Public Space in New York tahun 1984, ruang

terbuka publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan

akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka

(Gambar 17).

Gambar 17. Aktivitas bersama di udara terbuka (www.pps.org/blog/7-ways-to-disrupt -your-public-space/)

Gambar 16. Contoh lampu taman (www.gardenstone.com)

Page 50: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

24

Budihardjo (1998) menyatakan bahwa ruang terbuka publik adalah

bagian dari ruang yang memiliki definisi sebagai wadah yang menampung

aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup

dalam bentuk fisik.

Purnamasari (2010) menyatakan bahwa ruang terbuka publik adalah

ruang umum sebagai sarana publik pada sebuah kota yang berfungsi

sebagai tempat masyarakat bertemu, berkumpul, dan berinteraksi, baik

untuk kepentingan keagamaan, perdagangan, pemerintahan, serta dalam

menyampaikan pendapat warga kota (Gambar 18).

Walzer (1990) dalam Dewang dan Leonardo (2010) menyatakan

bahwa ruang publik sebagai ruang tempat kita berbagi dengan orang yang

tidak kita kenal, yang bukan merupakan teman, relasi kerja, atau saudara

kita. Ruang publik dapat digunakan untuk kegiatan politik, keagamaan,

perdagangan, olahraga, merupakan ruang dengan keadaan yang penuh

kedamaian dan tempat pertemuan yang tidak bersifat pribadi.

Gambar 18. Aktivitas warga dalam menyampaikan pendapat (www.international.sindonews.com)

Page 51: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

25

Menurut Plato dalam Mulyandari (2011), ruang terbuka merupakan

wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang

tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik dan tidak dapat dipisahkan

dari manusia baik secara psikologis, emosional ataupun dimensional.

Manusia berada dalam ruang, bergerak, menghayati dan berpikir juga

membuat ruang untuk menciptakan dunianya.

Menurut Carr dkk (1992) dalam Hardiyanti dkk (2016), ruang terbuka

publik merupakan ruang wadah aktifitas sosial yang melayani dan juga

mempengaruhi kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka juga

merupakan wadah dari kegiatan fungsional maupun aktifitas ritual

(Gambar 19) yang mempertemukan sekelompok masyrakat dalam

rutinitas normal kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan periodik.

Menurut Mulyandari (2011), ruang terbuka publik adalah ruang luar

yang terjadi dengan membatasi alam dan komponen-komponennya

(bangunan) menggunakan elemen-elemen keras seperti area pedestrian,

jalan, plaza, dan pagar beton maupun elemen lunak seperti tanaman, air

Gambar 19. Aktivitas ritual/ keagamaan pada ruang terbuka publik (Sumber: www.travellingbali.com/bali/arts-culture-bali/)

Page 52: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

26

sebagai unsur pelembut dalam lansekap dan merupakan wadah aktivitas

masyarakat yang berbudaya dalam kehidupan kota.

Azmy (2012) menyatakan bahwa ruang terbuka publik merupakan

salah satu ruang terbuka yang memiliki fungsi sosial dan dikelola

pemerintah. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka publik, baik

berupa RTH dan RTNH, telah mengakibatkan menurunnya kualitas

lingkungan perkotaan seperti sering terjadinya banjir di perkotaan,

tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan sosial (kriminalitas

tawuran antar warga), serta menurunnya produktivitas masyarakat akibat

stress karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial.

Dewang dan Leonardo (2010) menyatakan bahwa kata ‘terbuka’

dalam terminologi ruang terbuka publik oleh Lynch (1965) dijabarkan

menjadi beberapa pengertian yaitu: bebas untuk dimasuki atau digunakan,

tidak tertutup, tidak memiliki hambatan, tidak terlarang, dapat diakses

(accessible), tidak terikat, responsive, dan lainnya. Dengan demikian

ruang yang terbuka adalah bagian- bagian dari lingkungan yang terbuka

atau dapat digunakan bagi kegiatan spontan dan dipilih secara bebas oleh

masyarakat. Dimana pengertian ruang terbuka menurut kamus tata ruang

adalah lahan tanpa atau dengan sedikit bangunan/ dengan bangunan

yang saling berjauhan, ruang terbuka ini dapat berupa pertamanan,

tempat olahraga, tempat bermain anak- anak, pekuburan, dan daerah

hijau pada umumnya.

Page 53: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

27

2. Tujuan dan Fungsi Ruang Terbuka Publik

Mulyandari (2011) menyatakan ruang terbuka publik bertujuan

sebagai pelengkap dan pengontras bentuk kota, bentuk dan ukuran ruang

terbuka merupakan suatu determinan utama bentuk kota, artinya 30%-

50% luas seluruh kota diperuntukkan untuk ruang terbuka, sebagai salah

satu elemen fisik kota yang dapat menciptakan kenikmatan kota,

mengangkat nilai kemanusiaan, karena di dalam ruang terbuka ini banyak

aktivitas manusia bertemu (Gambar 20).

Menurut Carr dkk (1992) dalam Haryanti (2008), secara umum tujuan

ruang terbuka publik adalah:

c. Kesejahteraan Masyarakat

Kesejahteraan masyarakat menjadi motivasi dasar dalam

penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik yang

menyediakan jalur untuk pergerakan, pusat komunikasi, dan tempat

untuk merasa bebas dan santai.

Gambar 20. Beragam aktivitas pada ruang terbuka publik (Sumber: www.irvingcommons.org/makes-successful-public-space/)

Page 54: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

28

d. Peningkatan Visual (Visual Enhancement)

Keberadaan ruang publik di suatu kota akan meningkatkan

kualitas visual kota tersebut menjadi manusiawi, harmonis, dan indah

(Gambar 21).

e. Peningkatan Lingkungan (Environmental Enchancement)

Penghijauan pada suatu ruang terbuka publik sebagai sebuah

nilai estetika juga paru- paru kota yang memberikan udara segar di

tengah- tengah polusi.

f. Pengembangan Ekonomi (Economic Development)

Pengembangan ekonomi adalah tujuan yang umum dalam

penciptaan dan pengembangan ruang terbuka publik.

g. Peningkatan Kesan (Image Enchancement)

Merupakan tujuan yang tidak tertulis secara jelas dalam kerangka

penciptaan suatu ruang terbuka publik namun selalu ingin dicapai.

Budihardjo (1998) dalam Nasution (2006) menyatakan bahwa ruang

terbuka publik memiliki beberapa fungsi, antara lain:

Gambar 21. Millenium Park di Chicago, Illinois (Sumber: www.bussinessinsides.in/millenium-park-in-chicago-illinois/)

Page 55: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

29

a. Fungsi umum

1) Tempat bermain dan berolahraga (Gambar 22), tempat

bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan, tempat

menunggu.

2) Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk

mendapatkan udara segar dari alam.

3) Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan

tempat lain.

4) Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan

(Gambar 23).

Gambar 22. Ruang terbuka sebagai tempat bermain (Sumber: www.irvingcommons.org/makes-successful-public-space/)

Gambar 23. Ruang terbuka sebagai pembatas massa bangunan (Sumber: www.audax.com.sg/index.php/portfolio-item/singapore-city/)

Page 56: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

30

b. Fungsi ekologis

1) Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir,

memelihara ekosistem tertentu.

2) Pelembut arsitektur bangunan.

Menurut Darmawan (2003) dalam Darmawan (2007), pentingnya

fungsi ruang publik dalam perencanaan kota dapat diuraikan sebagai

berikut:

a. Sebagai pusat interaksi, komunikasi masyarakat, baik formal

maupun informal seperti upacara bendera, sholat idul fitri, dan

peringatan-peringatan yang lain; serta informal seperti pertemuan-

pertemuan individual, kelompok masyarakat dalam acara santai dan

rekreatif seperti konser musik yang diselenggarakan televisi swasta

atau demo mahasiswa yang menjadi pemandangan sehari-hari akhir-

akhir ini dengan tujuan untuk menyampaikan aspirasi, ide-ide atau

protes terhadap keputusan-keputusan pihak penguasa, instansi atau

lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang lain.

b. Sebagai ruang terbuka yang menampung koridor-koridor, jalan

yang menuju kearah ruang publik tersebut dan ruang pengikat dilihat

dari struktur kota, sekaligus sebagai pembagi ruang-ruang fungsi

bangunan di sekitarnya serta ruang untuk transit bagi masyarakat

yang akan pindah kearah tujuan lain.

Page 57: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

31

c. Sebagai tempat pedagang kaki lima yang menjajakan makanan

dan minuman, pakaian, souvenir, dan jasa entertainment seperti

tukang sulap, tarian kera, ular, dan sebagainya (Gambar 24).

d. Sebagai paru-paru kota yang dapat menyegarkan kawasan

tersebut, sekaligus sebagai ruang evakuasi untuk menyelamatkan

masyarakat apabila terjadi bencana gempa atau yang lain.

3. Jenis- jenis Ruang Terbuka Publik

Permen PU No.12/PRT/M 2009 menyatakan bahwa secara umum

ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari:

a. Ruang terbuka hijau (Gambar 25)

b. Ruang terbuka non-hijau (Gambar 26)

Gambar 24. Ruang terbuka sebagai tempat berdagang (Sumber: www.huffingtonpost.com/zealnyc/new-york-city/)

Gambar 25. Ruang terbuka hijau (Sumber: www.rainypeavy.com/2016/10/13/the-huntingtons-japanese-garden/)

Page 58: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

32

Mulyandari (2011) menyatakan bahwa jenis- jenis ruang terbuka

publik terdiri atas:

a. Pengelompokan ruang terbuka dapat didasarkan atas:

1) Sumber produksi yang berupa daerah hutan

2) Tempat perlindungan (cagar alam, budaya, dan sejarah)

3) Bertujuan untuk kesehatan, kenyamanan (melindungi kualitas

air, pengaturan pembuangan air dan sampah, memperbaiki dan

mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman lingkungan,

taman kota)

b. Ruang terbuka menurut kegiatan:

1) Ruang terbuka aktif (active open space)

Ruang terbuka yang mempunyai unsur-unsur kegiatan di

dalamnya misalkan bermain, olahraga, tempat bermain anak dan

remaja, penghijauan tepi sungai sebagai tempat rekreasi

(Gambar 27). Active open space dapat dikatakan ruang positif,

karena merupakan suatu ruang terbuka yang diolah dengan

peletakan massa bangunan/ objek tertentu yang melingkupinya

Gambar 26. Ruang terbuka non- hijau (Sumber: www.flickr.com/photos/kenlee2010/8093869085)

Page 59: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

33

dan memberikan manfaat ruang positif. Biasanya terkandung

berbagai kepentingan dan kegiatan manusia.

2) Ruang terbuka pasif (passive open space)

Ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengandung unsur-

unsur kegiatan manusia misalkan, penghijauan tepi bantaran

sungai (Gambar 28), penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan

tepian kereta api, ataupun penghijauan daerah yang bersifat

alamiah. Ruang terbuka ini lebih berfungsi sebagai keindahan

visual dan fungsi ekologis belaka.

Gambar 27. Ruang terbuka aktif pada tepi sungai (Sumber: www.tempat.co.id/wisata/Kalimantan-Utara)

Gambar 28. Ruang terbuka pasif pada tepi sungai (Sumber: www.alexforencich.com/blog/2010/11/)

Page 60: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

34

c. Ruang terbuka menurut bentuknya, yakni:

1) Ruang terbuka memanjang atau koridor pada umumnya hanya

mempunyai batas-batas pada sisi-sisinya, misalnya bentuk ruang

terbuka jalan, dan bentuk ruang terbuka sungai.

2) Ruang terbuka bentuk memusat/ membulat pada umumnya

mempunyai batas di sekelilingnya, misalnya bentuk ruang

lapangan, ruang area rekreasi, bentuk ruang area olahraga, dan

alun-alun.

d. Ruang terbuka menurut sifatnya, yakni:

1) Ruang terbuka lingkungan, yaitu terdapat pada suatu

lingkungan dan sifatnya umum. Ruang umum di luar bangunan

mayoritas terjadi intervensi sesuatu dari luar terhadapnya, seperti

air hujan dan terik matahari.

2) Ruang terbuka bangunan yaitu dibatasi oleh dinding bangunan

dan lantai halaman bangunan. Ruang publik yang terdapat dalam

suatu bangunan dan ruang terbuka ini bersifat publik atau privat

sesuai dengan fungsi bangunannya, contohnya: atrium, hal, dan

lain-lain.

Gambar 29. Ruang terbuka bangunan

(Sumber: www.tanamatales.com/cultural-festivals-in-little-tokyo/img_4412-2/)

Page 61: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

35

Menurut Ardiyanto (1998), ruang terbuka publik dibagi menurut

tingkatan dan fungsinya terdiri atas:

a. Pocket park, yakni taman yang dikelilingi oleh sekelompok

bangunan, dinikmati oleh penghuni lingkungan di sekelilingnya.

b. Play-lot, merupakan ruang yang menghubungkan beberapa

kelompok lingkungan, berfungsi untuk menampung kegiatan-kegiatan

yang melibatkan penghuni dari blok lain.

c. Play ground, merupakan ruang publik yang berfungsi sebagai

taman bermain, dengan fasilitas yang lebih lengkap,serta sebagai

pusat rekreasi bagi penghuni suatu kawasan (Gambar 30).

d. Urban park, merupakan ruang publik yang terletak pada pusat

kota, berfungsi untuk menunjang aktivitas- aktivitas yang melibatkan

warga kota, dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai kawasan, baik

di dalam kota yang sama maupun yang berasal dari kota lain.

Haryanti (2008) menyatakan bahwa ruang terbuka publik dapat

berupa landscape (ruang terbuka hijau) maupun hardscape (ruang

terbuka terbangun), pengkategoriannya adalah:

Gambar 30. Play ground (Sumber: www.travelingyuk.com/kolam-renang-malang/23167/)

Page 62: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

36

a. Ruang terbuka publik skala lingkungan dengan luas dan lingkup

pelayanan kecil, seperti ruang sekitar tempat tinggal (home oriented

space), ruang terbuka lingkungan (neighbourhood space) (Rapuano,

1964).

b. Ruang terbuka publik skala bagian kota yang melayani beberapa

unit lingkungan, seperti taman umum (public park), ruang terbuka

untuk masyarakat luas (community space).

c. Ruang terbuka publik dengan fungsi tertentu, seperti ruang

sirkulasi kendaraan (jalan raya/ freeway, jalan arteri, dll), ruang

terbuka publik di pusat komersial (area parkir, plaza, dan mall), ruang

terbuka publik kawasan industri, dan ruang terbuka publik peringatan

(memorial) (Carr dkk, 1992) (Gambar 31).

d. Pasar terbuka publik (markets), yaitu ruang terbuka publik atau

jalan yang digunakan pedagang (Gambar 32), bersifat temporer pada

ruang yang ada seperti taman, daerah pinggir jalan, atau area parkir

(Carr dkk, 1992).

Gambar 31. Veteran’s Memorial Plaza (Sumber: www.downtownindy.org/explore-downtown/public-spaces/)

Page 63: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

37

4. Tipologi Ruang Terbuka Publik

Menurut Budihardjo (1998), terbentuknya ruang terbuka dipengaruhi

oleh beberapa faktor baik oleh alam maupun lingkungan buatan,

dibedakan sebagai berikut:

a. Pembatas, dimana ruang selalu terbentuk oleh tiga elemen

pembentuk ruang yaitu bidang alas, bidang langit-langit dan bidang

pembatas/ dinding.

b. Skala, dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara

elemen bangunan atau ruang dengan elemen tertentu yang

ukurannya sesuai dengan kebutuhan manusia. Skala terdiri atas dua

macam:

1) Skala manusia, perbandingan ukuran elemen atau ruang

dengan dimensi tubuh manusia.

2) Skala generik, perbandingan elemen bangunan atau ruang

terhadap elemen lain yang berhubungan dengan sekitarnya.

c. Bentuk, yang terdiri atas bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.

Dapat juga dikategorikan dalam dua bagian bentuk alami dan buatan.

Gambar 32. Pasar terbuka di Kota Dublin (Sumber: www.ireland.com/en-gb/articles/moore-street-market-maser/)

Page 64: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

38

Menurut penampilan terbagi atas: bentuk teratur, bentuk lengkung,

dan bentuk tidak teratur.

Mulyandari (2011) menyatakan proses pembentukan ruang terbuka

terdiri atas lingkungan alam itu sendiri dan lingkungan buatan. Keduanya

bertujuan untuk mendapatkan sifat dan suasana dari unsur- unsur

penyusunnya dengan batas tertentu.

Zahnd (1999) dalam Mulyandari (2011) menyatakan bahwa ada tiga

prinsip sebuah ruang terbuka publik, yakni:

a. Prinsip 1: open space adalah ruang terbuka yang lebih berarti

daripada sesuatu yang kosong saja.

b. Prinsip 2: open space dibentuk secara organis atau teknis oleh

benda-benda yang membatasinya.

c. Prinsip 3: open space dibagi dalam tiga aspek yang fungsional

(Gambar 33)

Gambar 33. Diagram aspek fungsional ruang terbuka (Sumber: Zahnd, 1999)

Public Space

- Semi Public Space - Semi Private Space

Private Space

Fokus Kota

Fokus Rumah

Page 65: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

39

Tabel 1. Tipologi Ruang Publik (Carr , 1992 dalam Hasriyanti, 2014)

Tipologi Jenis Karakteristik

Public Parks Public Central Parks Ruang terbuka yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah sebagai bagian dari zona ruang terbuka dalam sistem perkotaan dan umumnya terletak di pusat kota.

Taman kota (Downtown Parks)

Taman hijau dengan rerumputan dan vegetasi yang berlokasi di daerah pusat kota dapat berupa taman traditional, taman bersejarah atau taman yang sengaja dibangun untuk penghijauan kota.

Common Parks

Area hijau yang luas dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.

Taman Lingkungan (Neighbourhood Parks)

Ruang terbuka yang dibangun di daerah hunian, dikembangkan dan dikelola oleh publik sebagai bagian dari zona ruang terbuka diperkotaan ataupun sebagai bagian dari pengembangan hunian baru, termasuk taman bermain, fasilitas olahraga.

Taman Kantong (Mini/ Vest-pocket Parks)

Taman kecil kota yang memanfaatkan ruang- ruang di sela- sela bangunan.

Plaza and Square

Central Square

Ruang terbuka yang sering merupakan bagian dari sejarah perkembangan suatu kota, dapat direncanakan secara formal ataupun sebagai tempat pertemuan yang dikembangkan dan dikelola secara publik.

Corporate Place Plaza yang dikembangkan sebagai bagian dari pembanguna gedung- gedung perkantoran atau komersil, umumnya berada di pusat kota atau di kawasan perkantoran baru di daerah pinggiran, dikembangkan dan dikelola oleh pemilik bangunan namun beberapa dapat dikembangkan secara publik tetapi kebanyakan didanai dan dikembangkan privat.

Memorial Ruang publik yang dibangun untuk memberi penghormatan kepada para pahlawan atau kejadian bersejarah/ penting baik ditingkat lokal maupun nasional.

Market Farmer Market Ruang terbuka atau jalan yang digunakan sebagai tempat berjualan kebutuhansehari- hari atau pasar traditional, umumnya bersifat temporer atau terjadi ketika terdapat taman kota atau tempat parkir.

Page 66: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

40

Lanjutan Tabel 1. Tipologi Ruang Publik

Tipologi Jenis Karakteristik

Streets Pedestrian Sidewalks Bagian dari kota dimana orang biasamelakukan perjalanan dengan jalan kaki, bisa berupa jalur yang direncanakan atau tidak, yang menghubungkan suatu tempat ke tempat lain.

Pedestrian Malls Jalan yang ditutup bagi kendaraan bermotor, dengan disediakan fasilitas yang nyaman untuk berjalan kaki seperti tempat duduk, pohon, sering berlokasi di sepanjang jalan umum di pusat kota.

Transit Malls Pengembangan area- area transit, hanya dilalui untuk kendaraan umum yang menghubungkan ke pusat kota seperti terminal dan halte.

Traffic Restricted Streets Jalan yang digunakan sebagai ruang terbuka publik dimana lalu lintas kendaraan dibatasi dan jalur- jalur pejalan diperlebar dan dilengkapi dengan bangku dan pohon.

Town Trails Pemanfaatan ruang- ruang terbuka dan jalan yang menghubungkan bagian- bagian perkotaan.

Playground Playground Taman bermain yang biasanya berlokasi di daerah hunian yang dilengkapi dengan sarana bermain dan kenyamanan seperti bangku taman.

Schoolyard Area bermain yang dibangun sebagai tempat untuk mengamati keberadaan lingkungan atau tempat kegiatan masyarakat.

Community Open Space

Community Garden/ Park

Ruang- ruang di lingkungan hunian yang didesain, dikembangkan dan dikelola oleh penghuni setempat, umumnya dibangun di lahan milik pribadi atau menggunakan lahan kosong yang tidak digunakan termasuk kebun, tempat bermain dan taman.

Greenways and Parkways

Interconnected Recreational and Natural Area

Area- area alami dan ruang rekreasi yang dihubungkan dengan jalur pedestrian dan sepeda.

Page 67: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

41

Lanjutan Tabel 1. Tipologi Ruang Publik

5. Syarat Ruang Terbuka Publik

Menurut Shirvani (1985) dalam Darmawan (2007) ada enam kriteria

desain tak terukur untuk menilai suatu kualitas lingkungan kota, yakni:

a. Pencapaian (access), akses memberikan kemudahan,

kenyamanan, dan keamanan bagi para pengguna untuk mencapai

tujuan dengan sarana dan prasarana transportasi yang mendukung

kemudahan aksesibilitas yang direncanakan dan dirancang sesuai

dengan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan

kenyamanan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitasnya.

Fasilitas untuk aksesibilitas ini hendaknya dalam perencanaan dan

Tipologi Jenis Karakteristik

Atrium/ Indoor Marketplace

Atrium Ruang privat interior yang dikembangkan sebagai atrium dalam ruangan berupa plaza atau jalur pedestrian dalam ruangan yang dikembangkan dan dikelola oleh privat.

Marketplace/ Downtown Shopping Center

Area belanja di dalam ruangan namun bisa juga di luar ruangan sering juga disebut festival marketplace, dikembangkan dan dikelola oleh privat.

Found/ Neighbourhood Space

Found Spaces/ Everyday Open Spaces

Ruang terbuka yang aksesibel untuk publik seperti pojok jalan, tangga menuju bangunan atau lahan kosong, sering digunakan oleh anak- anak, remaja dan pemukiman lokal.

Waterfront Waterfronts, Harbor, Beachs, Riverfront, Piers, Lakefront

Ruang terbuka di sepanjang tepian air di dalam area perkotaan dan diperuntukkan bagi publik.

Page 68: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

42

perancangannya memperhatikan tatanan, letak, dan sirkulasi,

dimensi (Lynch, 1976).

b. Kecocokan (compatible), kecocokan pada aspek-aspek yang

berkaitan dengan lokasi, kepadatan, skala dan bentuk masa

bangunan.

c. Pemandangan (view), pemandangan berkaitan dengan aspek

kejelasan yang terkait dengan orientasi manusia terhadap bangunan.

View dapat berupa landmark. Nilai visual ini dapat diperoleh dari

skala dan pola serta warna, tekstur, tinggi, dan besaran.

d. Identitas (identity), adalah nilai yang dibuat atau dimunculkan oleh

objek (bangunan/ manusia) sehingga dapat ditangkap dan dikenali

oleh indera manusia.

e. Rasa (sense), rasa kesan atau suasana yang ditimbulkan

biasanya merupakan simbol karakter dan berhubungan dengan

aspek ragam gaya yang disampaikan oleh individu/ kelompok

bangunan atau kawasan (Lynch, 1976; Steele, 1981).

f. Kenyamanan (livability), rasa nyaman untuk tinggal atau

beraktivitas di suatu kawasan/ objek (Darmawan, 2003).

Dari enam kriteria desain tak terukur diatas, dapat diartikan bahwa

persepsi setiap individu atau kelompok masyarakat akan menuntut

kebutuhan fasilitas kota yang berlainan pula, tergantung hirarki sosial

ekonomi masyarakat pengguna kota (Darmawan, 2007).

Page 69: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

43

Jacobs dan Appleyarrd (1987) dalam Hasriyanti (2014) menyatakan

bahwa pertimbangan aspek- aspek dalam menciptakan lingkungan ruang

publik yang baik, yakni:

a. Liveability, sebuah ruang publik seharusnya dapat menjadi tempat

dimana setiap orang merasa realtif nyaman untuk berada di

dalamnya.

b. Identity dan control, ruang publik dapat bermakna baik

penggunanya baik secara individual maupun berkelompok.

c. Access to opportunities, imagination dan joy, ruang publik dapat

menjadi tempat yang berbeda dari kebiasaan sebelumnya sehingga

dapat memperluas pengalaman dan mencipatkan kesenangan bagi

penggunanya.

d. Authenticity dan meaning, pengguna dapat memahami bentuk

asli, fungsi publik, dan kesempatan yang ditawarkan oleh ruang

publik.

e. Community and public life, ruang publik dapat mendorong

partisipasi warga dalam komunitas dan kehidupan publik.

f. Urban self- reliance, adanya kesadaran publik untuk tetap

mendukung keberlanjutan dari ruang publik tersebut khususnya

dalam hal lingkungan.

g. An environmental for all, ruang publik harus dapat diakses ileh

semua orang, setiap orang dapat mendukung kehidupan, identitas,

control dan kesempatan yang ada di ruang publik tersebut.

Page 70: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

44

Darmawan (2007) menyatakan bahwa ada enam faktor yang harus

diperhatikan dalam perancangan ruang publik, yakni:

a. Kesatuan (Unity)

Menurut Norberg-Schulz (1971) dalam Moughtin (1992)

mengemukakan konsepnya, bahwa pertama kali yang dipikirkan

dalam mendesain adalah pusat-pusat lokasi kegiatan (proximity),

arah dan tujuan jalan (continuity), dan area yang terlingkupi

(enclosure). Komposisi dalam perancangan kota adalah seni,

kesatuan visual masing-masing elemen kota dengan menghindarkan

semaksimal mungkin adanya perbedaan. Kembali kepada tujuan

perancangan kota yang terpenting adalah mencipatakan image kota

yang kuat dalam struktur kota yang memiliki visual dan penataan

organisasi ruang yang menyatu (Lynch, 1960).

b. Proporsi (Proportion)

Metode untuk menyusun tatanan ruang (order) yang menyatu

(unity) dapat menggunakan metode proporsi dengan memberikan

keseimbangan komposisi elemen-elemennya (Ching, 1979).

c. Skala dan Proporsi (Scale and Proportion)

Untuk objek dua dimensional seperti patung atau sculpture di

tengah taman, pengertian proporsi ditentukan oleh faktor ketinggian

dan lebar. Sistem proporsi dapat diterapkan pada ruang publik

sebagai bagian dari struktur kota secara keseluruhan. Perbedaan

Page 71: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

45

skala dan proporsi tergantung dari perbandingan dari dimensi dan

proporsi ruang yang satu dengan yang lain (Moughtin, 1992).

d. Harmoni (Harmony)

Adanya sinkronisasi dan keserasian antara beberapa unsur yang

berbeda, tetapi dapat tercipta suatu model atau gaya yang harmonis

(Ching, 1979).

e. Simetri, Keseimbangan (Symmetry, Balance)

Simetri merupakan suatu penataan atau susunan elemen untuk

mencapai komposisi yang lebih rigid. Kemudian kalau dikaitkan

dengan keseimbangan (balance) menjadi salah satu ekspresi yang

sederhana dan jelas dalam perancangan. Ada komentar bahwa

sentuhan proporsi (a sense of proportion) dan pandangan yang

seimbang (balanced outlook) merupakan dua faktor yang dapat

memberikan nilai tambah dalam desain. Simetri formal (formal

symmetry), hal ini merupakan satu tipe keseimbangan yang mudah

dilihat dan dimengerti, tetapi menimbulkan kesulitan dalam

menyelaraskan antara fungsi ruang dalam dan ruang luar.

f. Ritme, Harmoni, dan Kontras (Rhytm, Harmony, and Contras)

Ritme dalam ruang publik kota seperti halnya properti yang

dijelaskan dengan analisis-analisis yang dapat dipertanggung

jawabkan. Disamping itu merupakan produk kelompok-kelompok

elemen seperti suatu penonjolan, ruang antara, aksen dan arah

menuju suatu objek yang dapat ditunjukkan dengan deretan kolom-

Page 72: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

46

kolom atau pohon atau elemen lain sebagai pengarah. Keberhasilan

desain ruang publik kota dari segi estetis apabila dapat menghindari

kemonotonan, memiliki daya tarik dan aksentuasi. Beberapa ruang

publik yang menyenangkan ditunjukkan dari bentuk-bentuk kontras

yang berasal dari alam, sinar matahari dan bayangan (Ching, 1979).

Harmonis dalam komposisi ruang publik kota merupakan upaya

konfirmasi untuk mencapai konsistensi melalui beberapa

pengulangan dari material, detail-detail ringgi rendah sebagai

sentuhan dalam proses menciptakan kekompakan dalam menata

komposisi kota (Sprerigen, 1965; Ching, 1979).

Kontras dalam ruang publik kota merupakan pemanfaatan

semaksimal mungkin lahan yang terbatas dengan unsur-unsur

bentuk dan anti bentuk, bangunan dan ruang, jalan dan ruang

terbuka publik, lansekap dengan perangkat keras dan lunak. Tanpa

elemen-elemen yang kontras dan kejutan-kejutan, maka yang terjadi

adalah pengulangan-pengulangan yang membosankan (Sprerigen,

1965; Ching, 1979).

Menurut Darmawan (2007), bahwa untuk menciptakan ruang publik

menjadi lebih hidup (lively), lebih nyaman, aman dan menyenangkan.

Maka, pengelola pusat keramaian (downtown area) seharusnya

memperhatikan aspek manajemen, manajemen ruang publik meliputi

keamanan, kebersihan, kenyamanan, dan suasana yang hidup sehingga

menarik pengunjung. Secara rutin harus dirawat dan dibersihkan, memiliki

Page 73: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

47

tim keamanan atau satpam yang tangguh tetapi bersahabat, menawarkan

makanan kecil sambil berbelanja yang lain, sering mengadakan

pertunjukan-pertunjukan, promosi-promosi, menyediakan sitting group,

dimungkinkan adanya air mancur dan kenyamanan yang lain.

Darmawan (2005) dalam Darmawan (2007) menyatakan bahwa

didalam pendekatan manajemen ruang publik diperlukan persyaratan

minimal antara lain:

a. Harus ada yang bertanggung jawab untuk memastikan ruang-

ruang publik seperti plasa, jalan atau mal dalam keadaan yang baik

dan menyenangkan bagi pengunjung yang dating dan memerlukan

tempat tersebut.

b. Seluruh detail elemen yang ada harus senantiasa bersih, terawat,

aman, dan nyaman setiap hari.

c. Ruang publik harus dibuat menarik, aktif, dapat meningkatkan

spontanitas dan daya tarik bagi pengunjung di tempat tersebut.

d. Harus ada orang yang senantiasa memantau ruang publik

tersebut untuk memastikan bahwa perubahan desain yang dibuat

akan mendapat respon yang baik bagi pengunjung seperti lokasi

tempat duduk, jadwal perawatan atau cara-cara pengamanan.

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006

tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada

Bangunan Gedung dan Lingkungan, bahwa:

Page 74: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

48

a. Aksesibilitas adalah kemudahan yang disediakan bagi

penyandang cacat guna mewujudkan kesamaan kesempatan

dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan.

b. Bangunan umum dan lingkungan adalah semua bangunan, tapak

bangunan, dan lingkungan luar bangunannya, baik yang dimiliki

oleh Pemerintah dan Swasta, maupun perorangan yang berfungsi

selain sebagai rumah tinggal pribadi, yang didirikan, dikunjungi,

dan digunakan oleh masyarakat umum termasuk penyandang

cacat.

Asas aksesibilitas, di antaranya:

a. Keselamatan, yaitu setiap bangunan yang bersifat umum dalam

suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan keselamatan

bagi semua orang.

b. Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat

atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

c. Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan

semua tempat atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu

lingkungan.

d. Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan

mempergunakan semua tempat atau bangunan yang bersifat

umum dalam suatu lingkungan dengan tanpa membutuhkan

bantuan orang lain.

Page 75: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

49

E. Tinjauan Ruang Terbuka Publik pada Kawasan Tepian Sungai

1. Pengertian Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai

Ali, dkk (2014) menyatakan bahwa kawasan tepian air merupakan

kawasan dari suatu perkotaan dimana daratan dan air bertemu, dan

meliputi kegiatan atau bangunan secara fisik, sosial, ekonomi, dan budaya

dipengaruhi oleh karakteristik badan air laut.

Menurut Tangkuman dan Tondobala (2011), bahwa kawasan tepi air

(waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial

untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan

tempat berkumpul masyarakat. Waterfront dapat pula diartikan sebagai

suatu area atau kawasan yang terletak di tepi air. Semua kawasan yang

memiliki batasan antara daerah perairan dengan daratan dapat disebut

sebagai kawasan waterfront. Dalam konteks yang lebih luas, daerah

perairan tersebut meliputi laut, danau maupun sungai yang merupakan

wadah aktivitas penduduk daerah di sekitarnya.

Menurut Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia No. 38 Tahun

2011 tentang sungai disebutkan bahwa, sungai adalah alur atau wadah air

alami dan atau buatan berupa jaringan pengaliran air di dalamnya, mulai

dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri garis sempadan.

Disebutkan pula dalam Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia No. 38

Tahun 2011 tentang sungai, bahwa bantaran sungai adalah ruang antara

tepi palung sungai dan kaki tanggul sebelah dalam yang terletak di kiri dan

atau kanan palung sungai.

Page 76: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

50

Carr (1992) dalam Hasriyanti (2014) menyatakan bahwa kawasan

tepian sungai merupakan kawasan yang terletak di pinggiran sungai.

Dalam pengembangannya kawasan ini menyediakan akses bagi publik

untuk menikmati suasana di kawasan tersebut.

2. Tujuan dan Fungsi Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian

Sungai

Hasriyanti (2014) menyatakan bahwa tujuan pemanfaatan kawasan

tepian sungai menyediakan ruang publik sebagai ruang untuk

mengakomodasi kebutuhan publik. Pemanfaatan ruang publik tersebut

dikembangkan sesuai dengan karakteristik nilai- nilai pengembangannya

yaitu tema yang diangkat, motif dan kondisi eksisting, makna ruang yang

ditangkap dan kondisi tepian sungai baik dibadan, tepian, maupun

daratan.

National Recreation and Park Association (2002) dalam Aulia (2005)

menyatakan fungsi dari kawasan tepian air adalah:

a. Natural waterfront, yaitu kawasan yang ditujukan untuk

melindungi dan melestaikan sumber daya alam yang ada di kawasan

waterfront seperti sungai, lahan basah, habitat dan ekosistem

binatang dan vegetasi maupun sumber daya air itu sendiri.

b. Public waterfront, kawasan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan publik akan relaksasi dan rekreasi seperti adanya plaza

atau taman. Kawasan ini diharapkan menciptakan akses publik untuk

Page 77: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

51

menikmati suasana yang ditawarkan kawasan waterfront seperti

adanya akses visual, fisik dan yang bersifat rekreatif.

c. Working waterfront, yaitu kawasan yang ditujukan untuk

menyediakan fasilitas maritim dan industry, pelabuhan, dermaga dan

pekerjanya, komersialisasi pesiar/ pelayaran dan transportasi (kapal,

pangkalan udara dan helikopter, maupun kendaraan roda empat).

d. Redeveloping waterfront, yaitu adanya keberadaan zona- zona di

kawasan waterfront yang ditujukan untuk merevitalisasi kawasan

tersebut seperti zona hunian, komersial maupun perkantoran.

3. Jenis- jenis Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai

Tangkuman dan Tondobala (2011) menyatakan bahwa berdasarkan

jenis pengembangan pesisir, waterfront dapat dibedakan menjadi empat

jenis, yaitu:

a. Konservasi, penataan waterfront kuno atau lama yang masih ada

sampai saat ini dan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat.

b. Preservasi, waterfront yang harus dilestarikan, dilindungi,

dipelihara dan dipugar sesuai dengan bentuk aslinya tetapi tetap

disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan fungsionalnya karena

merupakan kawasan atau mengandung bangunan dan atau

bangunan- bangunan yang mempunyai nilai sejarah, nilai seni dan

budaya serta nilai arsitektur.

Page 78: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

52

c. Redevelopment, upaya menghidupkan kembali fungsi- fungsi

waterfront lama yang sampai saat ini masih digunakan untuk

kepentingan masyarakat dengan mengubah atau membangun

kembali fasilitas- fasilitas yang ada.

d. Development, usaha menciptakan waterfront yang memenuhi

kebutuhan kota saat ini dan masa depan dengan cara mereklamasi

pantai.

Menurut Breen (1994) dalam Tangkuman dan Tondobala (2011),

membedakan waterfront berdasarkan pertemuannya dengan badan air,

yaitu:

a. Waterfront Tepian Sungai, merupakan waterfront yang terjadi

karena adanya pertemuan langsung antara daratan dengan badan

air yang berupa tepian sungai.

b. Waterfront Tepi Laut, merupakan area waterfront yang terjadi

karena pertemuan langsung antara daratan dengan badan air yang

berupa pantai dan tepian laut.

c. Waterfront Tepi Danau, merupakan area waterfront yang terjadi

karena pertemuan langsung antara daratan dengan badan air yang

berupa tepian danau, pada umum pengembangannya sebagai fungsi

khusus.

Page 79: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

53

Sedangkan berdasarkan aktivitasnya, waterfront dapat dikategorikan

sebagai berikut:

a. Cultural Waterfront, mewadahi aktivitas budaya, pendidikan dan

ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fasilitas yang

ada pada kawasan waterfront tersebut seperti akuarium (Baltimore,

Maryland, dan Monterey California), waterfront dengan program/

event khusus (Ontario, Kanada).

b. Environmental Waterfront, pengembangan waterfront yang

bertumpu pada usaha peningkatan kualitas lingkungan yang

mengalami degradasi, memanfaatkan potensi dari keaslian

lingkungan yang tumbuh secara alami.

c. Historical Waterfront, pada umumnya berkembang sesuai upaya

konservasi dan restorasi bangunan bersejarah di kawasan tepi air.

Konteks kesejarahan yang dapat dikembangkan dapat berupa

dermaga tua, bendungan, dan jembatan kuno.

d. Mixed- used Waterfront, diarahkan pada penggabungan fungsi

perdagangan, rekreasi, perumahan, perkantoran, transportasi,

wisata, dan olahraga.

e. Recreational Waterfront, pengembangan waterfront dengan

fungsi aktivitas rekreasi dapat didukung dengan berbagai fasilitas

seperti: taman bermain, taman air, taman duduk, taman hiburan, area

untuk memancing, riverwalk, amphilhealre, diving, gardu pandang,

Page 80: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

54

fasilitas perkapalan, paviliun, fasilitas olahraga, marina, restoran, dan

akuarium.

f. Residental Waterfront, pengembang waterfront dengan fungsi

utama sebagai perumahan. Fasilitas yang dibangun berupa kampong

nelayan, town house, rumah pantai, vila rekreasi, dan kesehatan.

g. Working Waterfront, kawasan waterfront yang menampilkan sisi

kelautan. Aktivitas yang diwadahi umumnya berhubungan dengan

perikanan, penyimpanan, dan pengolahan. Aktivitas pembuatan

kapal dan terminal angkutan air merupakan ciri utama waterfront ini.

4. Tipologi Kawasan Tepian Air (Waterfront)/ Tepian Sungai

National Recreation and Park Association (2002) dalam Aulia (2005)

menyatakan bahwa kawasan tepian air terbagi menjadi beberapa tipologi

berdasarkan fungsi utama kawasan, yaitu:

a. Kawasan rekreasi, kawasan ini didominasi oleh kegiatan rekreasi

air. Bangunan yang ada berfungsi untuk memfasilitasi kegiatan

rekreasi publik seperti adanya dermaga, area berenang dan joging.

Adapun hal lain yang perlu dipertimbangkan yaitu ketersediaan area

parkir dekat dengan kawasan waterfront, kelengkapan fasilitas

rekreasi, taman, signage dan street furniture.

b. Kawasan komersial, kawasan waterfront ini berfungsi sebagai

perdagangan dan perkantoran (komersial) seperti perkantoran

Page 81: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

55

pemerintah dan swasta, hotel, restoran, tempat pertemuan maupun

pertokoan.

c. Kawasan bersejarah, lahan didominasi oleh bangunan tua/ kuno

yang mempunyai nilai sejarah dan budaya. Konsep kawasan bersifat

mempertahankan/ melestarikan berbagai upaya renovasi tanpa

merusak unsur atau elemen sejarah dan budayanya. Fasilitas yang

disediakan antara lain pedestrian way, transportasi air seperti kapal

pesiar atau sampan untuk melihat kawasan waterfront yang

bersejarah dengan menyusuri badan air.

d. Kawasan hunian, peruntukan lahan kawasan didominasi sebagai

hunian namun juga menyediakan fasilitas rekreasi, bangunan publik,

taman dan akses seperti pedestrian way.

e. Kawasan lindung, kawasan ini bertujuan untuk melindungi dan

melestarikan lingkungan alami dan binaan di kawasan waterfront

untuk keberlanjutan ekosistem air baik berupa perlindungan terhadap

keberadaan air itu sendiri, lahan sekitar maupun pengembangan

lahan yang menunjang kawasan tersebut.

f. Kawasan multifungsi, kawasan ini memiliki banyak fungsi seperti

komersial, hunian, rekreasi, perkantoran. Penerapan multifungsi

pada kawasan ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pasar

dan menghidupkan aktivitas di kawasan sepanjang hari.

Page 82: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

56

5. Syarat Ruang Terbuka Publik pada Kawasan Tepian Air

(Waterfront)/ Tepian Sungai

Ali, dkk (2014) menyatakan bahwa untuk menjamin terwujudnya

kemudahan publik di kawasan tepian air, perencanaan tata ruang

kawasan harus memperhatikan:

a. Tata letak bangunan yang figurative dan garis ketinggian

bangunan yang berhirarki untuk menjaga kemudahan publik dalam

menikmati panorama ruang pantai.

b. Keberadaan ruang publik yang dapat diakses, dimanfaatkan dan

dinikmati secara mudah dan bebas oleh publik tanpa batasan ruang,

waktu dan biaya.

c. Potensi elemen- elemen pantai untuk direpresentasikan kembali

melalui kreativitas proses penggalian, perancangan dan pengemasan

potensi alam/ laut/ pantai/ perairan yang signifikan agar tercipta

kemudahan dan kenyamanan publik.

d. Potensi alam/ pantai yang perlu dikembangkan sekaligus

dikonservasi, misalnya pasir, hutan, flora, dan fauna air, bakau,

tebing/ bibir pantai, kontur, peneduh, langit, dan pemandangan/

panorama.

e. Perwujudan kenyamanan pada elemen pantai.

Page 83: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

57

Hasriyanti (2014) menyatakan bahwa ada beberapa komponen yang

harus diperhatikan dalam perencanaan ruang publik tepian air, yakni:

a. Komponen visual, yaitu ruang publik harus memberikan daya tarik

visual sehingga orang mau dating dan melakukan aktivitas di sana

dengan menyediakan berbagai daya tarik fisik seperti water fountain,

sculpture, public art dan lain- lain, ditambah dengan fungsi waterfront

yang sudah ada.

b. Keamanan dan keselamatan, yaiyu ruang publik pada kawasan

waterfront harus melindungi penggunanya dari kemungkinan

terjadinya kecelakaan maupun tindak kejahatan.

c. Bermakna sebagai tempat kehidupan publik, yaitu ruang publik di

tepian air ini harus dapat dijadikan tempat terjadinya berbagai

peristiwa yang terjadi di masyarakat baik secara individu maupun

kelompok seperti aktivitas sosial, relaksasi,rekreasi, aktivitas seni,

dan aktivitas ekonomi.

d. Berkelanjutan, ruang publik di tepian air ini dapat mendukung

keberlanjutan lingkungan setempat dan kegiatan yang dilakukan di

dalam ruang publik tidak menimbulkan degradasi terhadap

lingkungan.

Menurut Sastrawati (2003), bahwa ada beberapa karakteristik yang

patut dipertimbangkan untuk mencapai kesuksesan dalam penataan

kawasan tepi air, yakni:

Page 84: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

58

a. Keadaan alam dan lingkungan (geografis), meliputi air, tanah, dan

iklim. Kondisi sumber daya air ini mempengaruhi teknik, desain, dan

konstruksi pada pembangunan di kawasan tersebut. Tanah di tepi air

sering mengalami erosi sehingga untuk mencegah hal tersebut,

dibuat struktur perlindungan tepi air terutama bila dilakukan

reklamasi. Elemen- elemen dasar dari iklim adalah radiasi matahari,

angin, curah hujan, suhu, dan kelembaban yang dipengaruhi oleh

bentuk tapak, air, dan vegetasi (Hough, 1989).

b. Citra (image), karakter visual tergantung pada siapa yang melihat

atau memandang dan dari segi mana dia memandangnya, yaitu

pandangan secara fisik (viewer exposure) atau dengan merasakan

(viewer sensitivy) (Wreen, 1983). Pandangan secara fisik berkaitan

dengan jarak, elevasi, dan pergerakan pandangan. Sedangkan

pandangan yang melibatkan kepekaan perasaan tergantung pada

sudut pandang, seperti karakter manusianya, pendapat, pengalaman,

dan kesan yang ditimbulkan pada kawasan.

c. Akses, pembangunan kawasan tepi air harus dapat memberikan

jaminan adanya pencapaian yang mudah, tempat parkir yang mampu

menampung kendaraan pada saat puncak keramaian sekalipun,

kemudahan dan kenyamanan pergerakan pejalan. Pencapaian ke

tepi air tergantung pada penggunaan lahan yang berkaitan dengan

aturan dari segi kondisi hukum, politik, dan ekonomi.

Page 85: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

59

d. Bangunan, orientasi bangunan sebaiknya ke arah tepi air

sehingga tidak menjadikan tepi air sebagai halaman belakang.

Ketinggian bangunan diharapkan tidak menghalangi pandangan ke

tepi air sehingga memberikan kesempatan bagi penduduk untuk

menikmati pemandangan alam, laut/ sungai atau tidak mengacaukan

garis langit (sky line). Bahan dan struktur/ konstruksi bangunan

disesuaikan dengan karakter kawasan tepi air. Perubahan fungsi

bangunan lama/ tua yang tidak digunakan lagi menjadi komersial

dapat dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas lingkungan di

kawasan.

e. Penataan lanskap, penataan lanskap diperlukan sebab kawasan

berpotensi untuk erosi, abrasi, dan sedimentasi.

f. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan.

g. Teknologi yang diterapkan pada bahan bangunan, struktu/

konstruksi bangunan, dan perlindungan tepi air.

h. Tema pengembangan, dengan membentuk tema di kawasan tepi

air, pembangunan di kawasan tepi air akan mempunyai kekhasan

yang membedakan antara satu kawasan dengan kawasan tepi air

lainnya. tema dapat berkaitan dengan kekhasan ekologi, iklim,

sejarah, atau sosial budaya setempat.

i. Pemanfaatan air,

1) Pemanfaatan pada badan air, yaitu sebagai alur pelayaran,

rekreasi air, taman laut (obyek wisata), dll.

Page 86: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

60

2) Pemanfaatan pada tepi air, meliputi kegiatan yang

berhubungan dengan air dan dapat pula kegiatan yang tidak

berhubungan dengan air, seperti tempat memroses makanan

laut, perusahaan pasir dan kerikil, pertambangan minyak,

terminal (pelabuhan) yang melayani penumpang dan

pengiriman barang (perdagangan) dengan fasilitas perbaikan

konstruksi di laut, kapal tarik, taman, public resort, akuarium,

dan restauran.

3) Pemanfaatan yang bukan pada keduanya, yaitu kegiatan yang

tidak memanfaatkan badan air dan tepi air. Peruntukan

lahannya dapat ditempatkan agak jauh dari tepi air seperti

apartemen, hotel, hunian, kafe, gudang, dan retail/ toko.

j. Aktivitas penduduk, aktivitas penduduk yang dikembangkan

dipengaruhi oleh karakter penduduk dan fungsi utama kawasan.

Pemanfaatan kondisi kawasan dan lingkungan kawasan tepi air

dilakukan dengan menjaga kualitas air, menyediakan ruang terbuka,

mendesain pencapaian yang mudah, dan mengantisipasi

kemungkinan terjadinya dampak pembangunan seperti kemacetan.

k. Sosial dan budaya, kebudayaan atau kebiasaan yang ada pada

masyarakat setempat tidak boleh diabaikan dalam penataan

kawasan tepi air sebab mempunyai nilai- nilai sosial yang telah

tertanam dalam kehidupan mereka seperti pengadaan upacara,

Page 87: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

61

peristiwa (event) tertentu dan aktivitas rutin pada badan air dan tepi

air.

l. Ekonomi, selain penyediaan dana, pembiayaan terkait dengan

kebijakan moneter pemerintah dan kemampuan serta tanggapan

masyarakat. Hal ini perlu diperhitungkan karena menyangkut

kelangsungan hidup atau matinya suatu proses pembangunan, oleh

karena itu diperlukan berbagai kerjasama dari pihak swasta,

pemerintah maupun masyarakat.

m. Aturan, kawasan tepi air mempunyai batasan- batasan atau

aturan dalam ukuran dan kompleksitasnya (Wreen, 1983: 34). Perlu

ditekankan bahwa pembangunan kawasan tepi air haruslah ditujukan

untuk perlindungan terhadap lingkungan serta untuk memanfaatkan

lahan- lahan yang tidak produktif. Oleh sebab itu, penyelidikan

terhadap dampak lingkungan atas pembangunan kawasan tepi air

harus dilakukan secermat mungkin.

n. Pengelolaan, pengelolaan kawasan tepi air haruslah dilakukan

secara profesional, mengingat berbagai masalah yang kompleks

harus ditangani, seperti bagaimana mengelola fasilitas- fasilitas yang

ada agar tetap terawat, membuat promosi agar menarik pengunjung

bagi pemanfaatan rekreasi, melakukan koordinasi dengan lembaga/

instansi terkait baik dari pihak swasta maupun pihak pemerintah.

Page 88: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

62

Menurut Hasriyanti (2014), bahwa ada beberapa prinsip untuk

menciptakan kawasan waterfront yang baik, yakni:

a. Membuat tujuan umum sasaran utama.

b. Menciptakan visi waterfront kepada komunitas.

c. Menciptakan beragam tujuan.

d. Menghubungkan beberapa tujuan (connect the destination).

e. Mengoptimalkan akses publik (optimalize public access).

f. Meyakinkan bahwa pembangunan baru akan cocok dengan visi

komunitas.

g. Mendorong aktivitas 24 jam dengan membatasi pembangunan

hunian.

h. Gunakan taman untuk menghubungkan tujuan.

i. Perencanaan dan program pembangunan harus

mengikutsertakan ruang terbuka.

j. Mendukung beragam moda transportasi dan membatasi akses

kendaraan.

Menurut Tangkuman dan Tondobala (2011), bahwa sebagai

kawasan pariwisata yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan

pariwisata, memiliki kriteria pemanfaat ruang yaitu:

a. Tersedia sarana dan prasarana.

b. Tersedia aksesibilitas yang tinggi ke pusat pelayanan niaga dan

kesehatan.

c. Memiliki obyek dan daya tarik wisata.

Page 89: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

63

d. Pemberlakuan lebar garis sempadan pantai (Peraturan daerah

atau hukum pengusahaan atau sistem pemilikan pantai).

e. Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan

kapasitas ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk

pengisian kembali.

f. Lebar garis sempadan pantai 100- 300 meter dari titik pasang

tertinggi.

Satsrawati (2003) menuliskan beberapa kebijakan yang berkaitan

dengan penataan kawasan tepi air, antara lain:

a. Garis sempadan pantai dan sungai

Perlindungan terhadap sempadan pantai dilakukan untuk

melindungi wilayah pantai dari kegiatan yang mengganggu

kelestarian fungsi pantai. Begitu pula dengan perlindungan

terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai

dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak

kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta

mengamankan aliran sungai. Garis sempadan pantai dan sungai

termasuk sungai buatan/ kanal/ saluran irigasi primer ditetapkan

dalam beberapa peraturan seperti yang terdapat pada Tabel 2.

Page 90: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

64

Tabel 2. Kebijakan dan Pedoman Ruang Publik dan Kawasan Tepi Air di Indonesia (Keppres RI No. 32 tahun 1990, PP RI

No. 47 tahun 1997, Permen PU No. 63/ PRT/ 1993, dan Ditjen Cipta Karya tahun 2000)

Sumber Sempadan Kriteria

Keputusan Presiden RI No.32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

Sungai di luar permukiman Sungai dikawasan permukiman

• Sekurang- kurangnya 100 m di kiri kanan sungai besar.

• Sekurang- kurangnya 50 m di kiri kanan anak sungai.

Sempadan sungai diperkirakan cukup untuk dibangun jalan inspeksi antara 10- 15 m.

Peraturan Pemerintah RI No. 47 tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

Garis sempadan sungai bertanggul Garis sempadan sungai tidak bertanggul

Batas lebar sekurang- kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Ditetapkan berdasarkan pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang.

Garis sempadan sungai bertanggul dan tidak bertanggul di wilayah perkotaan sepanjang jalan

Ditetapkan tersendiri oleh pejabat yang berwenang.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 63 / PRT/ 1993 tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai Dan Bekas Sungai

Garis sempadan sungai bertanggul Garis sempadan sungai tidak bertanggul

Di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang- kurangnya 5 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang- kurangnya 3 m di sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Di luar kawasan perkotaan:

• Pada sungai besar (DAS≥500km²) ditetapkan sekurang- kurangnya 100 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Pada sungai kecil (DAS≤500km²) ditetapkan sekurang- kurangnya 50 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Page 91: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

65

Lanjutan Tabel 2

b. Akses (Ditjen Cipta Karya, 2000)

1. Akses berupa jalur kendaraan berada di antara batas terluar

dari sempadan tepi air dengan areal terbangun.

2. Jarak antara akses masuk menuju ruang publik atau tepi air

dari jalan raya sekunder atau tersier minimum 300 meter.

3. Jaringan jalan terbebas dari parkir kendaraan roda empat.

Sumber Sempadan Kriteria

Di dalam kawasan perkotaan:

• Pada sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 m, garis sempadan ditetapkan sekurang- kurangnya 10 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

• Pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 m sampai dengan 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang- kurangnya 15 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

• Pada sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 m, garis sempadan ditetapkan sekurang- kurangnya 30 m dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.

Petunjuk Teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Tepi Air (Ditjen Cipta Karya, 2000)

Garis sempadan di kawasan tepian air landai dengan kemiringan 0°- 15° Garis sempadan di kawasan tepian air curam dengan kemiringan 15°- 40° Garis sempadan di kawasan tepian air curam dengan kemiringan diatas 40°

Minimum 20 m diukur dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Minimum 35 m diukur dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Minimum 100 m diukur dari titik pasang tertinggi ke arah darat.

Page 92: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

66

4. Lebar minimum jalur pejalan di sepanjang tepi air adalah 3

meter.

c. Peruntukan (Ditjen Cipta Karya, 2000)

1. Peruntukan bangunan diprioritaskan atas jenjang

pertimbangan: penggunaan lahan yang bergantung dengan air

(water- dependent uses), penggunaan lahan yang bergantung

dengan adanya air (water- related uses), penggunaan lahan yang

sama sekali tak berhubungan dengan air (independent and

unrelated to water uses).

2. Kemiringan lahan yang dianjurkan untuk pengembangan area

publik yaitu antara 0- 15%. Sedangkan untuk kemiringan lahan

lebih dari 15% perlu penanagan khusus.

3. Jarak antara satu areal terbangun yang dominan

diperuntukkan pengembangan bagi fasilitas umum dengan

fasilitas umum lainnya maksimum 2 kilometer.

d. Bangunan (Ditjen Cipta Karya, 2000)

1. Kepadatan bangunan di kawasan tepi air maksimum 25%.

2. Tinggi bangunan ditetapkan maksimum 15 meter dihitung dari

permukaan tanah rata- rata pada areal terbangun.

3. Orientasi bangunan harus menghadap tepi air dengan

mempertimbangkan posisi bangunan terhadap matahari dan arah

tiupan angin.

Page 93: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

67

4. Bentuk dan desain bangunan disesuaikan dengan kondisi dan

bentuk tepi air serta variabel lainnya yang menentukan

penerapannya.

5. Warna bangunan dibatasi pada warna- warna alami.

6. Tampak bangunan didominasi oleh permainan bidang

transparan seperti tampilan element eras, jendela, dan pintu.

7. Bangunan- bangunan yang dapat dikembangkan pada areal

sempadan tepi air berupa taman atau ruang rekreasi adalah

fasilitas areal bermain, tempat duduk, atau sarana olahraga.

8. Bangunan di areal sempadan tepi air hanya berupa tempat

ibadah, bangunan penjaga pantai, bangunan fasilitas umum

(MCK), bangunan tanpa dinding dengan luas maksimum 50 m²/

unit.

9. Tidak dilakukan pemagaran pada areal terbangun, kecuali

pemagaran dengan tinggi maksimum 1 meter dan menggunakan

pagar transparan atau dengan tanaman hidup.

Menurut Sutrisno (2011) , ada dua elemen penting dalam penataan

ruang terbuka pada kawasan tepian sungai, yakni:

a. Pola susunan massa dan ruang pada zona. Zona yang berada di

area waterfront harus mengacu dan berorientasi ke arah pengairan.

Apabila hal ini tidak diterapkan maka area tersebut akan kehilangan

ciri khas dan karakternya sebagai area waterfront.

Page 94: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

68

b. Sirkulasi atau jaringan jalanmerupakan elemen kawasan yang

penting. Sirkulasi adalah lahan yang digunakan sebagai prasarana

penghubung antara zona- zona di dalam kawasan dan akses dengan

kawasan lainnya. sirkulasi pada area waterfront ada dua jenis, yaitu

sirkulasi darat dan sirkulasi air. Penataan sirkulasi pada area

waterfront dikatakan baik apabila jaringan jalannya berpola lurus dan

sejajar dengan sisi perairannya. Penataan ini memudahkan semua

orang menikmati view ke arah perairan.

Project for Public Space dalam Syafriny (2013) menyatakan bahwa

ada 3 prinsip gagasan dalam mewujudkan ruang publik yang ideal pada

tepi air, yakni:

a. Ciptakan target publik sebagai tujuan utama

Solusi terbaik untuk ruang tepi air harus mengutamakan tujuan

publik, bukan pemikiran jangka pendek untuk keuntungan finansial

semata. Selama perencenaan terkait erat pada gagasan bahwa tepi

air sebagai aset publik, maka langkah berikutnya akan mengalir

dengan sukses, keterlibatan masyarakat, kepemilikan lokal,

kebanggaan semua akan mengalir dari dasar pemikiran tersebut.

b. Ciptakan pandangan bersama masyarakat untuk membangun

kawasannya

Inisiatif warga yang menggarisbawahi serangkaian tujuan dan

gagasan yang ingin dicapai, mendorong warga untuk berpikir,

membuat terobosan dan mencapai kemungkinan-kemungkinan yang

Page 95: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

69

baru. Proses penciptaan yang adaptif perlu diimplementasikan

secara bertahap dengan beberapa percobaan awal. Proses ini perlu

berulang.

c. Ciptakan destinasi publik majemuk

Sepuluh kualitas ruang untuk destinasi publik, yakni:

1) Hubungkan antar destinasi (explanade-promenade)

2) Optimalkan akses publik

3) Pastikan pembangunan baru cocok dengan visi masyarakat

4) Mendorong aktivitas 24 jam dengan membatasi pembangunan

hunian

5) Gunakan taman untuk koneksitas destinasi, bukan sebagai

destinasi

6) Rancangan dan program bangunan yang melibatkan ruang publik

7) Dukung moda transportasi yang majemuk dan batasi akses

kendaraan bermotor

8) Integrasi aktivitas musiman pada setiap destinasi

9) Buat bangunan ikon yang berdiri sendiri yang menyajikan

beragam fungsi

10) Pengelolaan

Page 96: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

70

Tabel 3. Sepuluh Kualitas Ruang Luar Tepi Laut sebagai Destinasi Publik (Project For Public Space)

Kualitas destinasi ruang tepi laut Uraian

Lingkung bangun sekitar

Bangunan yang merangsang aktivitas ruang publik.

Interkoneksitas antara aktivitas bangunan dan ruang publik (luar).

Penggunaan campuran, hubungan indoor outdoor intensif.

Toko, jalan, etalase, akses yang menarik pengunjung (Whyte, 1980).

Hindari bangunan tinggi, lantai dasar tertutup.

Atraksi laut tidak menghalangi akses visual

Batasi tempat untuk hunian individu

Peluang untuk fungsi publik, fungsi utama: festival, pasar, pesta kembang api, konser, selebrasi spontan, family gathering.

Prioritas penggunaan campuran: hunian bersifat sosial (Giovinazzi dan Moretti, 2010).

Aktivitas menerus dan sepanjang tahun

Program kreatif berkesinambungan sepanjang tahun.

Fasilitas mendukung untuk ragam program agar orang betah lama berada di ruang publik.

Kemudahan kelengkapan berlaku

untuk segala cuaca.

Penerangan cukup.

Desain fleksibel yang adaptif

Ruang mudah beradaptasi untuk bermacampenggunaan dan waktu yang berbeda.

Hak berubah untuk meningkatkan kualitas, memungkinkan pengguna menambah dan menghapus perlengkapan yang mereka butuhkan.

Meja lipat, kursi, shelter,

perlengkapan permainan (games) siap setiap saat.

Panggung, backdrop.

Elemen pemicu kreativitas bagi kesenangan setiap orang

Elemen yang hadir menambah kenyamanan dan kenikmatan: bangku, tempat sampah, lampu, elemen estetika.

Aksesori ramah membangun interaksi sosial.

Akses mudah ke laut, sepeda, jalan kaki

Minimalkan akses kendaraan bermotor.

Akses publik mutlak fisik dan visual untuk lokal dan turis semua umur semua lapisan.

Akses mendukung karakter dan pengalaman tepi air.

Penggunaan intensif

Page 97: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

71

Lanjutan Tabel 3

Kualitas destinasi ruang tepi laut Uraian

Hindari parkir dan lalu lintas

kendaraan bermotor.

Jalan aman untuk pedestrian.

Identitas lokal harus muncul

Buat tampilan identitas lokal kuat, sejarah dan budaya yang menarik, ciptakan rasa tempat yang unik.

Identitas sejarah berkarakter warisan budaya air kolektif antara kota dan air, peristiwa, landmark, alam memperkuat makna ruang tepi laut.

Peluang penghargaan seni lokal, musik, theater, dll.

Sustainabilitas bermakna preservasi industry masa lalu.

Daya tarik air Air adalah primadona program dan aktivitas. Pelabuhan marina, pancing ikan, dayung, renang, dll.

Air adalah unsur penting alasan orang beraktivitas di luar ruang. Orang mencari aktivitas pasif dan aktif berkaitan dengan air.

Penggunaan aktivitas di air: program tematik, festival perahu, pasar ikan, dll.

Kualitas air/ badan air mutlak dijaga.

Bangunan ikonik yang multifungsi

Multifungsi, menarik, akala manusia, menguntungkan dalam konteks lingkungan sekitar.

Ikonik, historic, fungsional, mendukung aktivitas.

Menjaga spirit kepublikan yang hadir.

Manajemen yang baik menjaga visi masyarakat

Kerjasama kota dan agensi, pemilik properti, perdagangan lokal organisasi masyarakat sekitar dipelihara dalam ragam aktivitas dan peristiwa sepanjang tahun.

Manajemen ruang publik Nampak sebagai upaya menjaga kualitas manusia dan ruang, memelihara infrastruktur, fasilitas, aktivitas, keamanan, dll.

Page 98: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

72

F. Asesmen Kenyamanan Taman pada Tepian Sungai

Satwiko (2009) menyatakan bahwa kenyamanan dan perasaan

nyaman adalah penilaian komprehensif seseorang terhadap

lingkungannya. Manusia menilai kondisi lingkungan berdasarkan

rangsangan yang masuk ke dalam dirinya. Dalam hal ini kenyamanan

pada taman meliputi: kenyamanan dalam aksesibilitas, kenyamanan

dalam beraktivitas, kenyamanan dalam keamanan dan keselamatan,

kenyamanan dalam kebersihan, dan kenyamanan dalam keindahan.

Tabel 4. Kenyamanan taman pada tepian sungai (analisis peneliti, 2017)

Kriteria Variabel Parameter

Kenyamanan dalam aksesibilitas

• Kemudahan akses ke taman

• Lahan parkir yang memadai

• Kemudahan dalam memarkirkan kendaraan

• Memadainya rambu- rambu jalan

• Pedestrian yang nyaman

• Perlunya akses untuk penyandang disabilitas

• Kios/ lapak PKL (pedagang kaki lima) tidak mengganggu

Carmona (2010), Hakim (2012), Shirvani (1985), Darmawan (2007), Lynch (1976) Sastrawati (2003), Project for Public Space.

Kenyamanan dalam beraktivitas

• Taman yang teduh

• Kelengkapan sarana dan prasarana

• Kepuasan terhadap sarana dan prasarana

• Kios/ lapak PKL (pedagang kaki lima) tidak mengganggu

Kenyamanan dalam keamanan dan keselamatan

• Pencahayaan yang cukup

• Keamanan taman

• Perlunya jasa petugas keamanan

• Perlunya CCTV

• Keamanan fasilitas bermain anak

• Material yang aman pada jalur pedestrian

• Kios/ lapak PKL (pedagang kaki lima) tidak mengganggu

Page 99: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

73

Lanjutan Tabel 4

Kriteria Variabel Parameter

Kenyamanan dalam kebersihan

• Bersihnya taman

• Bersihnya saluran air kotor

• Saluran tidak berbau

• Tempat sampah tidak berbau

• Jumlah tempat sampah

• Kelayakan toilet umum

• Kios/ lapak PKL

(pedagang kaki lima) tidak

mengganggu

Carmona (2010), Hakim (2012), Shirvani (1985), Darmawan (2007), Lynch (1976) Sastrawati (2003), Project for Public Space.

Kenyamanan dalam keindahan

• Desain taman yang menarik

• Desain tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, pedestrian yang menarik

• Skala tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, pedestrian yang proporsional

• Letak tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, pedestrian yang tepat

• Warna tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, pedestrian yang menarik

• Langgam tempat duduk, lampu penerangan, tempat sampah, pedestrian yang menarik

• Bentuk dan perletakan taman yang menarik

• Kios/ lapak PKL (pedagang kaki lima) tidak mengganggu

Page 100: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

74

G. Penelitian Sejenis

Tabel 5. Jurnal Penelitian Sejenis (analisis peneliti, 2017)

Nama Peneliti Hariz, Aulia (2013) Prameswari , Daniar V dkk (2015)

Judul Penelitian Evaluasi Keberhasilan Taman Lingkungan di Perumahan Padat Sebagai Ruang Terbuka Publik Studi Kasus: Taman Lingkungan di Kelurahan Galur, Jakarta Pusat

Evaluasi Purna Huni Fasilitas Pada Taman Wisata Budaya Senaputra Malang

Latar Belakang Penelitian

Ruang terbuka publik tidak memenuhi standar, baik dari luasan maupun jumlah manusia yang dilayani, maka taman lingkungan harus optimal dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Fasilitas pada Senaputra saat ini kurang diminati masyarakat dikarenakan kurang memadahi dan kurang dapat mengikuti perkembangan jaman.

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan taman lingkungan di perumahan padat sebagai ruang terbuka publik.

Untuk mengetahui kelayakan performa bangunan secara fisik pada Masing-masing fasilitas dalam taman budaya.

Metode Penelitian Metode checklist.

Metode Investigatif.

Teknik Pengumpuan Data

Menggunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Evaluasi dilakukan berdasarkan observasi Langsung pada lapangan lalu diperbandingkan standar fasilitas pada bangunan taman Wisata budaya.

Hasil Penelitian Taman Kewista dan Taman Safari tidak berhasil sebagai ruang terbuka public sementara Taman Komando kurang berhasil sebagai ruang terbuka publik.

Hasil dari evaluasi menunjukkan kondisi fasilitas Senaputra jika dibandingkan dengan standar fasilitas pada wisata budaya. Sehingga dapat menjadi dasar dalam proses pengembangan taman wisata budaya Senaputra.

Page 101: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

75

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 34. Bagan Kerangka Pemikiran (Analisis Peneliti, 2017)

Asesmen Kenyamanan Taman pada Ruang Terbuka Publik di Kawasan Wisata

Tepian Sungai Pangkajene

Latar Belakang Masalah

Kehadiran para pedagang kaki lima (PKL) yang mengelilingi taman membuat pemandangan taman tidak terlihat baik dari dalam dan luar taman, aksesibilitas tertutup, serta rendahnya kesadaran PKL membersihkan sisa dagangan membuat taman terlihat kotor.

Pengumpulan Data

Data Primer: Wawancara, observasi,

foto, place centered map.

Data Sekunder: Studi kepustakaan/ literatur terkait, studi

dokumentasi.

Metodologi Penelitian

-Kualitatif dan Kuantitatif (Mix Method) - Survai deskriptif

Kajian Teori

- Teori Ruang Terbuka Publik - Teori Waterfront - Teori Kenyamanan

Analisa

Pendekatan Metode Survai Deskriptif

(The Descriptive Survey Method) Teknik sampel

Teknik Non Probability Sampling secara Purposive Sampling

Teknik analisis data Teknik Analisis Deskriptif Metode Analisis Statistik

Kesimpulan

Umpan Balik (Feed Back)

Page 102: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

76

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian evaluasi, (Sujarweni, 2014)

menyatakan bahwa penelitian evaluasi adalah penelitian yang bertujuan

untuk membandingkan suatu produk, kejadian, kegiatan yang sudah

dijalankan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya apakah

sudah sesuai dengan standar atau melebihi atau belum.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan kombinasi pendekatan kualitatif

dan kuantitatif, serta metode survai deskriptif. Pada penelitian ini metode

kualitatif lebih dominan dibandingkan dengan metode kuantitatif.

Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku

orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1992 dalam Sujarweni,

2014). Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan

pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram,

2008 dalam Sujarweni, 2014).

Page 103: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

77

Pendekatan penelitian dengan metode survai deskriptif (The

Descriptive Survey Method). Menurut Leedy (1985, p92) dalam Djunaedi

(1989), bahwa metode survai deskriptif dipakai dalam penelitian yang

datanya diperoleh dari observasi (langsung maupun lewat kuesioner atau

wawancara). Metode deskriptif menguraikan secara detail situasi, setting

sosial, serta hubungan teori dan penelitian.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga November tahun

2017, pengamatan berlangsung pada hari yang berbeda agar dapat

mewakili aktivitas pengguna. Yakni, pada hari kerja (senin- jum’at) dan

pada hari libur (sabtu & minggu). Dalam sehari pengamatan dibagi dalam

empat zona waktu (pagi, siang, sore, dan malam), yang berlangsung dari

pukul 06.00 pagi hingga pukul 10.00 malam dengan rentang waktu

pengamatan selama dua jam per zona waktu.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada taman di kawasan wisata tepian Sungai

Pangkajene (Zona 1), yang terletak di Jalan Jenderal Sukowati, Kelurahan

Padoangdoangan, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Penetapan lokasi

penelitian didasarkan pada pertimbangan bahwa:

Page 104: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

78

a. Lokasi merupakan kawasan wisata yang paling banyak dikunjungi

publik dan paling banyak memiliki kegiatan publik.

b. Lokasi menjadi tempat yang paling banyak ditempati para

pedagang kaki lima (PKL) menjajakan dagangan.

PETA SULAWESI

U U

Gambar 35. Kawasan Wisata tepian Sungai Pangkajene (Sumber: Dinas pekerjaan umum dan tata ruang kabupaten Pangkajene

dan kepulauan, dokumentasi peneliti 2017)

KAB. PANGKAJENE & KEPULAUAN

Page 105: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

79

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan,

yakni:

1. Kuesioner, berupa angket dengan kerangka pertanyaan.

2. Alat perekam suara, yang digunakan untuk merekam suara responden

melalui wawancara langsung.

3. Kamera digital, sebagai alat untuk mendokumentasikan hasil

pengamatan pada objek penelitian.

Gambar 36. Lokasi penelitian (Sumber: Grup info dan kejadian di Pangkajene, dokumentasi peneliti 2017)

Page 106: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

80

4. Gambar denah lokasi penelitian, sebagai panduan untuk mengetahui

letak sarana dan prasarana yang akan diamati/ diteliti.

D. Populasi, Sampel, dan Variabel Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan meliputi: sarana dan

prasarana, pengguna, serta aktivitas- aktivitas yang terjadi pada lokasi

penelitian. Karena jumlah populasi pada lokasi penelitian tidak diketahui,

maka untuk menentukan sampel digunakan formula Lemeshow dengan

rumus:

N = (1)

Dimana,

N = Jumlah populasi

Z = Skor Z pada kepercayaan 95% = 1,96

p = Perkiraan proporsi populasi (p=0,5)

d = alpha (0,05)

N = 1,962 x 0,5 (1-0,5)

0,052

= 3,8416 x 0,25

0,0025

= 384,16 dibulatkan menjadi 384 orang

Jadi, populasi pada penelitian ini adalah 384 orang pengguna taman

pada tepian Sungai Pangkajene.

Z2 x p (1-p)

d2

Page 107: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

81

Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden,

melainkan sebagai informan atau narasumber dalam penelitian.

Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik non probability

sampling secara purposive sampling, peneliti memilih setiap pengguna

taman, serta pihak pengelola yang merupakan pihak ahli yang dapat

memberikan informasi mengenai hal yang diteliti.

Untuk mengetahui jumlah sampel digunakan rumus Slovin, yakni:

n = (2)

Dimana,

n = Jumlah sampel yang digunakan

N = Jumlah populasi

e2 = Batas toleransi kesalahan

Berdasarkan banyaknya jumlah populasi yang diperoleh yaitu

sebanyak 384 orang, maka dapat ditentukan jumlah sampel dengan

toleransi kesalahan 10% dan tingkat kepercayaan 90% adalah sebagai

berikut :

n = 384 = 79, 33 dibulatkan menjadi 80 sampel

(1+ 384 x 0,10 x 0,10)

Jadi, sampel pada penelitian ini adalah 80 orang pengguna taman

pada tepian Sungai Pangkajene.

N

(1 + Ne2)

Page 108: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

82

Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas yakni persepsi pengguna taman, sedangkan

variabel terikat yakni kenyamanan taman, ditinjau dari kenyamanan

aksesibilitas, aktivitas, keamanan dan keselamatan, kebersihan, dan

keindahan.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui dua sumber yaitu data

primer dan data sekunder:

1. Data Primer, peneliti melakukan pengamatan pada sarana dan

prasarana pada taman, serta mengamati perilaku pengguna, yang

dideskripsikan dalam catatan dan dokumentasi berupa foto.

2. Data Sekunder, diperoleh dengan mengumpulkan data dan informasi

melalui literatur- literatur yang relevan dengan penelitian seperti buku-

buku, artikel, jurnal, makalah, serta literatur lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini, yakni:

1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada

area penelitian meliputi sarana dan prasarana yang ada, serta melihat dan

mendokumentasikan aktivitas para pengunjung.

Page 109: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

83

2. Wawancara, dilakukan kepada pengguna yang memakai sarana dan

prasarana, serta pihak pengelola dengan memberikan pertanyaan terbuka

yang tidak terstruktur sesuai dengan aktivitas informan.

3. Dokumentasi, berupa pengumpulan bukti- bukti hasil dari observasi

dan wawancara, data, atau keterangan- keterangan yang terjadi di

lapangan.

4. Kuesioner, berupa angket dengan kerangka pertanyaan terkait dengan

kenyamanan taman mencakup kenyamanan aksesibilitas, aktivitas,

keamanan dan keselamatan, kebersihan, dan keindahan serta saran yang

diisi oleh responden.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua metode, yakni teknik analisis

deskriptif dan metode analisis statistik. Teknik analisis deskriptif dengan

mendeskriptifkan data atau fakta yang telah diperoleh melalui proses

penyelidikan. Kegiatan analisis dalam penelitian ini juga dilakukan dengan

analisis statistik dalam bentuk pengkodean (coding), reduksi data,

penilaian (scoring), dan perhitungan persentase. Pengkodean merupakan

pemberian kode-kode tertentu pada tiap-tiap data termasuk memberikan

kategori untuk jenis data yang sama. Reduksi data adalah proses memilih,

menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data

kasar ke dalam catatan lapangan. Selain itu, dilakukan penilaian (scoring)

pada hasil kuisioner dengan menggunakan skala Likert. Teknik cross-

Page 110: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

84

tabulation dan matriks akan digunakan untuk mengidentifkasi hubungan

antar variabel.

Adapun tahapan- tahapan dalam metode adalah sebagai berikut:

1. Pengkodean (Coding)

a. Jawaban “Sangat Tidak Mudah”, “Sangat Tidak Memadai”, “Sangat

Tidak Nyaman”, “Sangat Tidak Perlu”, “Sangat Mengganggu”,

“Sangat Tidak Teduh”, “Sangat Tidak Lengkap”, “Sangat Tidak

Puas”, “Sangat Tidak Cukup”, “Sangat Tidak Aman”, “Sangat

Perlu”, “Sangat Tidak Bersih”, “Sangat Bau”, “Sangat Tidak Layak”,

“Sangat Tidak Menarik” menunjukkan tingkat jawaban paling

rendah diberi nilai 1 (satu).

b. Jawaban “Tidak Mudah”, “Tidak Memadai”, “Tidak Nyaman”, “Tidak

Perlu”, “Mengganggu”, “Tidak Teduh”, “Tidak Lengkap”, “Tidak

Puas”, “Tidak Cukup”, “Tidak Aman”, “Perlu”, “Tidak Bersih”, “Bau”,

“Tidak Layak”, “Tidak Menarik” menunjukkan tingkat jawaban

berada diatas jawaban a diberi nilai 2 (dua).

c. Jawaban “Mudah”, “Memadai”, “Nyaman”, “Perlu”, “Tidak

Mengganggu”, “Teduh”, “Lengkap”, “Puas”, “Cukup”, “Aman”,

“Tidak Perlu”, “Bersih”, “Tidak Bau”, “Layak”, “Menarik”

menunjukkan tingkat jawaban berada diatas jawaban a dan b diberi

nilai 3 (tiga).

d. Jawaban “Sangat Mudah”, “Sangat Memadai”, “Sangat Nyaman”,

“Sangat Perlu”, “Sangat Tidak Mengganggu”, “Sangat Teduh”,

Page 111: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

85

n N

“Sangat Lengkap”, “Sangat Puas”, “Sangat Cukup”, “Sangat Aman”,

“Sangat Tidak Perlu”, “Sangat Bersih”, “Sangat Tidak Bau”, “Sangat

Layak”, “Sangat Menarik” menunjukkan tingkat jawaban berada

diatas jawaban a, b, dan c diberi nilai 4 (empat).

Tabel 6. Skala Likert (analisis peneliti, 2017)

2. Tabulasi Data

a. Menentukan skor jawaban responden.

b. Skor yang diperoleh kemudian diolah dengan membuat tabulasi

data.

c. Skor yang ada lalu dijumlahkan sehingga diperoleh nilai rata- rata.

d. mencari persentase skor diperoleh dengan menggunakan rumus:

% = x 100% (3)

Dimana,

n = jumlah skor rata- rata responden

N = jumlah skor maksimal

Jawaban Skor nilai

a 1

b 2

c 3

d 4

Page 112: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

86

Adapun tahapan- tahapan dalam menentukan kriteria kenyamanan

pengunjung adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan persentase maksimal sebesar 100%.

2. Menetapkan persentase minimal, diperoleh dengan membagi skor

terendah dengan skor tertinggi dikali persentase maksimal.

Persentase minimal = x 100% = 25%

3. Menetapkan rentangan persentase, diperoleh dengan mengurangkan

persentase maksimal dan persentase minimal.

Rentangan persentase = 100%- 25% = 75%

4. Menetapkan interval kelas persentase, diperoleh dengan membagi

rentangan persentase dengan skor teringgi dikali 100%.

Interval kelas persentase = x 100% = 18,75%

5. Menetapkan kriteria, yakni sangat nyaman, nyaman, tidak nyaman,

dan sangat tidak nyaman.

Berdasarkan tahapan- tahapan tersebut, diperoleh kriteria

kenyamanan taman pada tepian Sungai Pangkajene berdasarkan interval

kelas persentase (Tabel 7).

Tabel 7. Interval Kelas Kriteria Tingkat Kenyamanan (analisis peneliti. 2017)

Persentase Skor nilai

≥ 81,25% - ≤ 100% Sangat nyaman

≥ 62,50% - < 81, 25%

Nyaman

≥ 43,75% - < 62,50%

Tidak nyaman

≥ 25,00% - < 43,75% Sangat tidak nyaman

1 4

75% 4

Page 113: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

87

H. Alur Penelitian

I.

J.

K.

L.

Analisa

Pendekatan Metode Survai Deskriptif (The Descriptive Survey Method)

Teknik sampel Teknik Non Probability Sampling secara Purposive Sampling

Teknik analisis data Teknik Analisis Deskriptif Metode Analisis Statistik

Latar Belakang

Kehadiran para pedagang kaki lima (PKL) yang mengelilingi taman membuat pemandangan taman tidak terlihat baik dari dalam dan luar taman, aksesibilitas tertutup, serta rendahnya kesadaran PKL membersihkan sisa dagangan membuat taman terlihat kotor.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana asesmen kenyamanan taman pada ruang terbuka pubik di kawasan wisata tepian Sungai Pangkajene dengan adanya sarana dan prasarana ruang publik yang telah tersedia ?

Isu Permasalahan Mengetahui kenyamanan taman pada ruang terbuka publik di kawasan wisata tepian Sungai pangkajene dengan adanya sarana dan prasarana ruang publik yang tersedia dan kenyamanan akibat maraknya PKL di kawasan tersebut.

Landasan Teori

1. Teori ruang terbuka publik 2. Teori kawasan tepian air/

waterfront 3. Teori kenyamanan

Kesimpulan dan Saran

INPUT

ANALISA

OUTPUT

Gambar 37. Skema Alur Penelitian (Sumber: Analisis Peneliti, 2017)

Page 114: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

88

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Ruang Terbuka Publik Taman di Tepian Sungai Pangkajene

1. Batas- batas wilayah taman

Taman di tepian Sungai Pangkajene merupakan taman kota, karena

berada di pusat wilayah/ kota (Direktorat Jenderal Penataan Ruang

Departemen Pekerjaan Umum, 2008). Taman terletak di Jalan Jenderal

Sukowati, Kelurahan Padoangdoangan, Kecamatan Pangkajene,

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan,

Indonesia. Letak taman berada pada kawasan pariwisata sesuai dengan

rencana pola tata ruang peraturan daerah kabupaten Pangkep.

Letak geografis taman berada pada 4°40’- 8°00’ Lintang Selatan dan

110°- 119°48’67’’ Bujur Timur, dengan luas area ±600 m². Secara

administratif, taman kota dibatasi oleh sungai Pangkajene, permukiman

penduduk, perkantoran, dan perbankan (sebelah Utara), permukiman

(sebelah Timur), perkantoran dan perniagaan (sebelah Selatan), dan

pasar sentral Pangkep, jalan Poros Palopo- Makassar serta rumah

jabatan Bupati (sebelah Barat) dapat dilihat pada gambar 38.

Page 115: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

89

U

Gambar 38. Site plan taman kota di tepian sungai Pangkajene (dokumentasi peneliti, 2017)

U

Page 116: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

90

2. Sarana dan prasarana pada taman

Gambar 39. Layout taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 117: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

91

Keterangan gambar:

1) Tempat duduk

2) Sarana bermain anak

3) Lampu taman

4) Tangga

a. Tempat duduk

Gambar 40. Tempat duduk (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 118: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

92

b. Sarana bermain anak

c. Pencahayaan

d. Tempat sampah

Gambar 42. Lampu taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 43. Tempat sampah (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 41. Sarana bermain anak (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 119: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

93

e. Aksesibilitas

f. Penghijauan

Gambar 44. Aksesibilitas pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 45. Penghijauan pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 120: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

94

32%

68%

Perempuan

Laki- laki

B. Data Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 80 orang pengguna taman di tepian Sungai Pangkajene yang

telah mengisi kuesioner dengan penyebaran secara insidental diperoleh

data bahwa pengunjung didominasi oleh laki- laki sebesar 68%,

sedangkan pengunjung perempuan sebesar 32% (Tabel 8 dan

Gambar 46).

Tabel 8. Responden berdasarkan jenis kelamin (analisis peneliti, 2017)

Jenis Kelamin Jumlah (orang)

Laki- laki 54

Perempuan 26

Total 80 orang

.

2. Berdasarkan Usia

Berdasarkan rentang usia pengguna taman di tepian Sungai

Pangkajene, pengguna terbanyak adalah pengunjung remaja dengan

rentang usia 12- 25 tahun sebesar 49% dan yang paling sedikit

merupakan pengunjung usia manula dengan rentang usia 65 tahun keatas

(Tabel 9 dan Gambar 47).

Gambar 46. Diagram karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin (analisis peneliti, 2017)

Page 121: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

95

49%44%

6% 1%

Remaja (12- 25 tahun)Dewasa (26- 45 tahun)Lansia (46- 65 tahun)Manula (65 tahun keatas)

Tabel 9. Responden berdasarkan usia (analisis peneliti, 2017)

Usia Jumlah (orang)

Remaja (12- 25 tahun) 39

Dewasa (26- 45 tahun)

Lansia (46- 65 tahun)

Manula (65 tahun keatas)

35

5

1

Total 80 orang

3. Berdasarkan Domisili

Berdasarkan dari tempat tinggal/ domisili pengguna taman di tepian

Sungai Pangkajene terbanyak dari Kabupaten Pangkep sebesar 77%,

sedangkan dari luar Kabupaten Pangkep sebesar 23% (Tabel 10 dan

Gambar 48).

Tabel 10. Responden berdasarkan domisili (analisis peneliti, 2017)

Domisili Jumlah (orang)

Kabupaten Pangkep 62

Luar Kab. Pangkep 18

Total 80 orang

Gambar 47. Diagram karakteristik responden berdasarkan usia (analisis peneliti, 2017)

Page 122: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

96

77%

23%Kabupaten Pangkep

Luar Kab. Pangkep

2% 11%

59%

5%

23%

SD/ Sederajat

SMP/ Sederajat

SMA/ Sederajat

Diploma

Sarjana

4. Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Berdasarkan dari latar belakang pendidikan, pengguna taman di

tepian Sungai Pangkajene terbanyak adalah pengguna yang memiliki

pendidikan terakhir tingkat SMA/ Sederajat sebesar 59% (Tabel 11 dan

Gambar 49).

Tabel 11. Responden berdasarkan pendidikan terakhir (analisis peneliti, 2017)

Pendidikan Terakhir Jumlah (orang)

SD/ Sederajat 2

SMP/ Sederajat

SMA/ Sederajat

Diploma

Sarjana

9

47

4

18

Total 80 orang

Gambar 48. Diagram karakteristik responden berdasarkan domisili (analisis peneliti, 2017)

Gambar 49. Diagram karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir (analisis peneliti, 2017)

Page 123: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

97

57%39%

3% 1%

Belum Menikah

Menikah

Duda

Janda

5. Berdasarkan Status Pernikahan

Berdasarkan status pernikahan pengguna taman di tepian Sungai

Pangkajene, pengguna didominasi oleh pengunjung yang memiliki status

menikah sebesar 57% (Tabel 12 dan Gambar 50).

Tabel 12. Responden berdasarkan status pernikahan (analisis peneliti, 2017)

Status Pernikahan Jumlah (orang)

Belum menikah 46

Menikah

Duda

Janda

31

2

1

Total 80 orang

6. Berdasarkan Asal Suku

Berdasarkan asal suku pengguna taman di tepian Sungai

Pangkajene, pengguna didominasi oleh Suku Bugis sebesar 64%, Suku

Makassar sebesar 29%, dan lainnya (Batak, Jawa, Manado, Mandar, dan

Maluku) sebesar 7% (Tabel 13 dan Gambar 51).

Gambar 50. Diagram karakteristik responden berdasarkan status pernikahan (analisis peneliti, 2017)

Page 124: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

98

64%29%

7%

BugisMakassarLainnya

Tabel 13. Responden berdasarkan asal suku (analisis peneliti, 2017)

Asal Suku Jumlah (orang)

Bugis 51

Makassar

Lainnya

23

6

Total 80 orang

7. Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Berdasarkan dari jenis pekerjaan pengguna taman di tepian Sungai

Pangkajene diperoleh pengguna terbanyak adalah wiraswasta dengan

nilai sebesar 38%, Pelajar/ Mahasiswa sebesar 24%, Pegawai Swasta

sebesar 17%, Tidak Bekerja sebesar 11%, dan Pegawai Negeri Sipil

(PNS) sebesar 10% (Tabel 14 dan Gambar 52).

Tabel 14. Responden berdasarkan jenis pekerjaan

(analisis peneliti, 2017)

Jenis Pekerjaan Jumlah (orang)

Pelajar/ Mahasiswa 19

PNS

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Tidak bekerja

8

14

30

9

Total 80 orang

Gambar 51. Diagram karakteristik responden berdasarkan asal suku (analisis peneliti, 2017)

Page 125: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

99

24%

10%17%38%

11%Pelajar/ MahasiswaPNSPegawai SwastaWiraswastaTidak Bekerja

21

27

5

1

18

8

0 00

5

10

15

20

25

30

Remaja (12-25 tahun)

Dewasa (26-45 tahun)

Lansia (46- 65tahun)

Manula (> 66tahun)

Laki-laki

Perempuan

Analisis data dari 80 responden menunjukkan bahwa terdapat kaitan

antara jenis kelamin pengguna dengan usia serta asal domisili pengguna.

Pengguna taman didominasi oleh laki- laki dewasa dengan rentang usia

26- 45 tahun, yang berasal dari Kabupaten Pangkep (Tabel 15 dan

gambar 53).

Tabel 15. Tabulasi silang rentang usia dan jenis kelamin responden

(analisis peneliti, 2017)

Rentang usia

Jenis kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Remaja (12- 25 tahun) 21 18 39

Dewasa (26- 45 tahun) 27 8 35

Lansia (46- 65 tahun) 5 0 5

Manula (> 66 tahun) 1 0 1

Total 54 26 80

Gambar 52. Diagram karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan (analisis peneliti, 2017)

Gambar 53. Diagram hubungan antara usia dengan jenis kelamin responden (analisis peneliti, 2017)

Page 126: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

100

39

15

24

2

0

10

20

30

40

50

KabupatenPangkep

Luar Kab.Pangkep

Laki- laki

Perempuan

Tabel 16. Tabulasi silang domisili dan jenis kelamin responden

(analisis peneliti, 2017)

C. Persepsi Pengunjung/ Responden terhadap Taman

1. Kenyamanan dalam Aksesibilitas

Taman kota di Tepian Sungai Pangkajene dapat dicapai dengan

berjalan kaki, bersepeda, menggunakan kendaraan pribadi maupun

transportasi umum. Akses utama dapat dilalui melalui Jalan Poros Palopo-

Makassar, dan akses yang lain melalui Jalan Jenderal Sukowati dan Jalan

Kesatria.

Domisili Jenis kelamin Total

Laki-laki Perempuan

Kabupaten Pangkep 39 24 63

Luar Kab. Pangkep 15 2 17

Total 54 26 80

Gambar 54. Diagram hubungan antara domisili dengan jenis kelamin responden (analisis peneliti, 2017)

Page 127: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

101

Tabel 17. Aksesibilitas menuju taman (dokumentasi peneliti (2017), www.maps.google.co.id)

Gambar Uraian

Akses utama melalui Jalan Poros Palopo- Makassar.

Akses yang lain melalui Jalan Jenderal Sukowati dan Jalan Kesatria.

Peta udara taman kota

Pangkajene

Taman kota

U U

Page 128: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

102

85%

2%13%

Kendaraan Pribadi

Berjalan Kaki

Transportasi Umum

a. Jenis transportasi dan jarak tempuh

Berdasarkan dari jenis transportasi pengguna taman di tepian

Sungai Pangkajene diperoleh pengguna terbanyak menggunakan

kendaraan pribadi sebesar 85% baik dengan kendaraan mobil maupun

motor, disebabkan akses masuk dari Jalan Poros ke Taman cukup

jauh (Tabel 18 dan Gambar 55).

Taman dapat dicapai melalui jarak tempuh yang beragam

dikarenakan pengunjung tidak hanya datang dari dalam kota tetapi

juga dari luar Kabupaten Pangkep. Pengguna terbanyak memiliki jarak

tempuh >7 km sebesar 59%, 1- 3 km sebesar 24%, 3-5 km sebesar

10%, dan jarak 5- 7 km sebesar 7% (Tabel 19 dan Gambar 56).

Tabel 18. Responden berdasarkan jenis transportasi(analisispeneliti,2017)

Jenis Kendaraan Jumlah (orang)

Kendaraan Pribadi 68

Berjalan Kaki

Transportasi Umum

2

10

Total 80 orang

Gambar 55. Diagram jenis transportasi yang digunakan pengunjung (analisis peneliti, 2017)

Page 129: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

103

24%

10%

7%

59%

1- 3 km3- 5 km5- 7 km>7 km

Tabel 19. Responden berdasarkan jarak tempuh (analisis peneliti,2017)

Jarak Tempuh Jumlah (orang)

1-3 km 19

3-5 km

5-7 km

>7 km

8

6

47

Total 80 orang

b. Kemudahan akses ke taman

Berdasarkan dari tingkat kemudahan aksesibilitas ke taman dengan

jarak ±50 meter dari Jalan Poros (Gambar 58), sebesar 66% pengguna

mudah mengakses taman di tepian Sungai Pangkajene, sangat mudah

sebesar 31%, dan tidak mudah sebesar 3% (Tabel 20 dan Gambar

58).

Tabel 20. Responden berdasarkan kemudahan akses (analisis peneliti, 2017)

Jarak Tempuh Jumlah (orang)

Sangat Tidak Mudah 2

Tidak Mudah

Mudah

Sangat Mudah

0

53

25

Total 80 orang

Gambar 56. Diagram jarak tempuh pengunjung (analisis peneliti, 2017)

Page 130: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

104

3%

66%

31%

Sangat Tidak Mudah

Mudah

Sangat Mudah

c. Parkir

Lahan parkir yang cukup luas menjadikan pengguna cukup mudah

memarkirkan kendaraan pada pagi dan siang hari. Tetapi karena tidak

terdapatnya rambu- rambu penunjuk jalan, menjadikan pengguna

taman dan sekitarnya memarkir kendaraan secara sembarangan.

Sungai Pangkajene

Taman

Gambar 57. Jarak akses dari Jalan Poros ke taman (analisis peneliti, 2017)

Gambar 58. Diagram tingkat kemudahan akses ke taman (analisis peneliti, 2017)

U U

Page 131: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

105

Tabel 21. Kondisi jalan sekitar taman pada pagi, siang, dan malam hari (dokumentasi peneliti,2017)

Pada sore dan malam hari, jalanan pada sisi sebelah barat taman

ditutup oleh lapak PKL, sedangkan pada sisi utara taman penuh

dengan lapak PKL dan kendaraan roda dua serta roda empat yang

memarkir kendaraan sehingga menjadikan jalanan sempit dan hanya

dapat dilalui oleh satu kendaraan roda empat saja (Gambar 59). Hal

inilah yang menyebabkan kemacetan terjadi pada malam hari,

dikarenakan akses pada jalan Jenderal Sukowati merupakan jalanan

yang dilalui 2 jalur.

Gambar Uraian

Pengguna memarkir

kendaraan secara

sembarangan pada pagi hari.

Pengguna memarkir

kendaraan secara

sembarangan pada siang

hari.

Page 132: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

106

Berdasarkan tersedianya lahan parkir, pengguna taman di tepian

Sungai Pangkajene diperoleh bahwa lahan parkir memadai sebesar

45%, tidak memadai sebesar 37%, sangat memadai sebesar 13%, dan

sangat tidak memadai sebesar 5% (Tabel 22 dan Gambar 60).

Berdasarkan kemudahan dalam memarkirkan kendaraan, pengguna

taman di tepian Sungai Pangkajene diperoleh bahwa pengguna mudah

memarkirkan kendaraan sebesar 66%, sangat mudah sebesar 18%,

tidak mudah sebesar 12%, dan sangat tidak mudah sebesar 4% (Tabel

23 dan Gambar 61).

Gambar 59. Suasana jalan pada malam hari (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 133: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

107

5%

37%

45%

13%Sangat Tidak Memadai

Tidak Memadai

Memadai

Sangat Memadai

4%12%

66%

18%

Sangat Tidak Mudah

Tidak Mudah

Mudah

Sangat Mudah

Tabel 22. Responden berdasarkan tersedianya lahan parkir (analisis peneliti, 2017)

Tabel 23. Responden berdasarkan kemudahan memarkir kendaraan (analisis peneliti, 2017)

Tersedia Lahan Parkir Jumlah (orang)

Sangat Tidak Memadai 4

Tidak Memadai

Memadai

Sangat Memadai

30

36

10

Total 80 orang

Kemudahan memarkir Jumlah (orang)

Sangat Tidak Mudah 3

Tidak Mudah

Mudah

Sangat Mudah

10

53

14

Total 80 orang

Gambar 60. Diagram tersedianya lahan parkir (analisis peneliti, 2017)

Gambar 61. Diagram kemudahan memarkir kendaraan (analisis peneliti, 2017)

Page 134: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

108

10%

40%41%

9%Sangat Tidak Memadai

Tidak Memadai

Memadai

Sangat Memadai

Berdasarkan tersedianya rambu- rambu jalan, pengguna taman di

tepian Sungai Pangkajene diperoleh bahwa rambu- rambu jalan

memadai sebesar 41%, tidak memadai sebesar 40%, sangat tidak

memadai sebesar 10%, dan sangat memadai sebesar 9% (Tabel 24

dan Gambar 62).

Tabel 24. Responden berdasarkan tersedianya rambu- rambu jalan (analisis peneliti, 2017)

d. Akses untuk penyandang disabilitas

Tidak terdapat sama sekali akses untuk penyandang disabilitas

pada taman di tepian Sungai Pangkajene. Kondisi tangga- tangga

serta pedestrian yang menjadi akses utama pengunjung banyak yang

rusak sehingga tidak mendukung para penyandang disabilitas untuk

menggunakan taman dengan nyaman.

Tersedia Lahan Parkir Jumlah (orang)

Sangat Tidak Memadai 8

Tidak Memadai

Memadai

Sangat Memadai

32

33

7

Total 80 orang

Gambar 62. Diagram tersedianya rambu- rambu jalan (analisis peneliti, 2017)

Page 135: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

109

Tabel 25. Aksesibilitas pada taman (dokumentasi peneliti,2017)

Gambar Uraian

Tidak terdapat ramp khusus

untuk akses difabel.

Kondisi tangga banyak yang

rusak, tidak indah, tidak

bersih.

Pedestrian tidak ramah

difabel, kondisi pedestrian

yang rusak, material banyak

bergelombang, dan lubang-

lubang.

Page 136: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

110

31%

49%

20%

Sangat Perlu

Perlu

Tidak Perlu

Berdasarkan akses untuk penyandang disabilitas, pengguna taman

di tepian Sungai Pangkajene diperoleh bahwa perlu akses untuk

disabilitas sebesar 49%, sangat perlu sebesar 31%, tidak perlu

sebesar 20% (Tabel 26 dan Gambar 63).

Tabel 26. Responden berdasarkan akses untuk disabilitas (analisis peneliti, 2017)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

30/PRT/M/2006 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan

Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan mengenai

pedestrian dan ramp yang baik untuk penyandang disabilitas, antara

lain:

1) Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus

tetapi tidak licin.

Akses untuk Disabilitas Jumlah (orang)

Sangat Perlu 25

Perlu

Tidak Perlu

Sangat Tidak Perlu

39

16

0

Total 80 orang

Gambar 63. Diagram perlunya akses untuk disabilitas (analisis peneliti, 2017)

Page 137: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

111

2) Hindari sambungan atau gundukan pada permukaan, kalaupun

terpaksa ada, tingginya harus tidak lebih dari 1,25 cm.

3) Kemiringan maksimum 7° dan pada setiap jarak 9 m disarankan

terdapat pemberhentian untuk istirahat.

4) Area istirahat, terutama digunakan untuk membantu pengguna

jalan penyandang cacat.

5) Pencahayaan Berkisar antara 50-150 lux tergantung pada

intensitas pemakaian, tingkat bahaya dan kebutuhan keamanan.

6) Drainase dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman

maksimal 1,5 cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang

dijauhkan dari tepi ramp.

7) Lebar minimum jelur pedestrian adalah 120 cm untuk jalur searah

dan 160 cm untuk dua arah. Jalur pedestrian harus bebas dari

pohon, tiang rambu-rambu dan benda-benda pelengkap jalan yang

menghalang.

8) Tepi pengaman penting bagi penghentian roda kendaraan dan

tongkat tuna netra ke arah area yang berbahaya. Tepi pengaman

dibuat setinggi minimum 10 cm dan lebar 15 cm sepanjang jalur

pedestrian.

Page 138: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

112

Sedangkan untuk persyaratan ramp, antara lain:

1) Kemiringan suatu ramp yang ada di luar bangunan maksimum 6°.

2) Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7°) tidak

boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp dengan kemiringan yang

lebih rendah dapat lebih panjang.

Gambar 64. Prinsip perencanaan jalur pedestrian (Permen PU 30/PRT/M/2006)

Page 139: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

113

3) Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman, dan

120 cm dengan tepi pengaman.

4) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp

harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-

kurangnya untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160

cm.

Gambar 65. Tipikal ramp (Permen PU 30/PRT/M/2006)

Page 140: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

114

5) Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki

tekstur sehingga tidak licin baik diwaktu hujan.

6) Lebar tepi pengaman ramp (low curb) 10 cm, dirancang untok

menghalangi roda kursi roda agar tidak terperosok atau keluar dari

jalur ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu-lintas jalan

umum atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak

mengganggu jalan umum.

Gambar 66. Kemiringan Ramp (Permen PU 30/PRT/M/2006)

Page 141: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

115

7) Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga

membantu penggunaan ramp saat malam hari. Pencahayaan

disediakan pada bagian-bagian ramp yang memiliki ketinggian

terhadap muka tanah sekitarnya dan bagian- bagian yang

membahayakan.

8) Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang

dijamin kekuatannya dengan ketinggian yang sesuai.

e. Keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap aksesibilitas

Akses utama pada Jalan Jenderal Sukowati terganggu oleh

berdirinya kios/ lapak pedagang kaki lima (PKL), yang berdiri pada

badan jalan dengan lebar sebesar 35% badan jalan. Berdasarkan

keberadaan lapak PKL terhadap aksesibilitas pengguna taman di

tepian Sungai Pangkajene diperoleh bahwa tidak mengganggu

sebesar 66%, mengganggu sebesar 19%, sangat mengganggu

sebesar 9%, dan sangat tidak mengganggu sebesar 6% (Tabel 27 dan

Gambar 67).

Page 142: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

116

53

36

53

33

39

53

0

10

20

30

40

50

60

mudah memadai mudah memadai perlu tidak

mengganggu

Jum

lah

Pe

ng

un

jun

g

Kemudahan akses ke taman

Tersedianya lahan parkir

Kemudahan dalam memarkirkan kendaraan

Tersedianya rambu- rambu jalan

Perlunya akses untuk penyandang disabilitas

Kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aksesibilitas

9%

19%

66%

6%Sangat Mengganggu

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

Tabel 27. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

f. Kenyamanan taman berdasarkan aksesibilitas

Kios/ Lapak PKL Jumlah (orang)

Sangat Mengganggu 7

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

15

53

5

Total 80 orang

Gambar 67. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL terhadap aksesibilitas (analisis peneliti, 2017)

Gambar 68. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan aksesibilitas (analisis peneliti, 2017)

Page 143: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

117

20 0 01 0 1

8

18

8

4

38

0

5

10

15

20

25

30

35

40

1- 3 km 3-5 km 5- 7 km >7 km

berjalan kaki

transportasi umum

kendaraan pribadi

Berdasarkan aspek aksesibilitas hasil analisis dari 80 orang

responden pengguna taman menyatakan bahwa taman mudah

diakses, lahan parkir memadai, mudah dalam memarkir kendaraan,

rambu- rambu jalan memadai, lapak PKL tidak menggangu. Namun

masih perlu akses untuk penyandang disabilitas (Gambar 68).

Tabel 28. Tabulasi silang jarak rumah ke taman dan jenis transportasi Jarak dari rumah

ke taman

Jenis Transportasi Total

Berjalan

kaki

Transportasi

umum

Kendaraan

pribadi

1 – 3 km 2 1 18 21

3 – 5 km 0 0 8 8

5 – 7 km 0 1 4 5

> 7 km 0 8 38 46

Total 2 10 68 80

Analisis data dari 80 responden menunjukkan bahwa terdapat

kaitan antara jarak rumah ke taman dengan jenis transportasi yang

digunakan. Pengguna taman didominasi oleh pengguna yang memiliki

jarak rumah > 7 km dengan menggunakan kendaraan pribadi (Tabel

28 dan Gambar 69).

Gambar 69. Diagram hubungan antara jarak rumah ke taman dengan jenis transportasi yang digunakan (analisis peneliti, 2017)

Page 144: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

118

Tabel 29. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan aksesibilitas (analisis peneliti, 2017)

No. Pernyataan/ pertanyaan a

sn = 1

b

sn = 2

c

sn = 3

d

sn = 4

Jumlah

skor

1. Kemudahan akses ke taman 2 0 53 25 261

2. Memadainya lahan parkir

pada taman

4

30 36 10 212

3. Kemudahan dalam

memarkirkan kendaraan

3 10 53 14 238

4. Memadainya rambu- rambu

penunjuk jalan

8

32 33 7 199

5. Kenyamanan pedestrian 4 20 53 3 215

6. Perlunya akses untuk

penyandang disabilitas

25

39

16

0

151

7. Kios/ lapak PKL

mengganggu aksesibilitas

7

15

53

5

216

Berdasarkan hasil analisis, taman dikatakan nyaman dari segi

aksesibilitas karena nilai persentase kenyamanan taman berada pada

rentang skor nyaman, yakni 62,50%≤ 66,60%< 81,25 %

Skor aktual (∑X) = 1492

Skor ideal = 4 x 80 x 7 = 2240

Persentase (%) ∑X = ∑X x 100% = 0,6660 x 100% = 66,60 %

Skor ideal

1492

Page 145: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

119

2. Kenyamanan dalam Beraktivitas

a. Jenis aktivitas

Berbagai aktivitas terdapat pada taman antara lain, bersantai,

melihat/ menikmati suasana, bermain, makan, berdagang, senam.

Terlihat pengguna taman beraktivitas dengan menggunakan sarana

dan prasarana taman yang tersedia.

Tabel 30. Berbagai aktivitas pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar Uraian

Terlihat seorang pria paruh baya

sedang bersantai, duduk di

bangku taman sambil melihat-

lihat sekitar dan menikmati

suasana taman.

Tiga (3) orang anak bermain bersama dan menikmati permainan.

Pengguna taman sedang

menikmati makanan yang

dijajakan PKL sekitar taman.

Page 146: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

120

80%

5% 15%Bersantai

Senam

Lainnya

Berdasarkan dari jenis aktivitas pada taman, sebesar 80%

pengguna bersantai, 15% melakukan aktivitas senam, dan lain-lain

(makan/ wisata kuliner, bermain) sebesar 5% (Tabel 31 dan Gambar

70).

Tabel 31. Responden berdasarkan jenis aktivitas (analisis peneliti, 2017)

Jenis Aktivitas Jumlah (orang)

Bersantai 64

Senam

Lainnya

4

12

Total 80 orang

b. Frekuensi Kunjungan

Berdasarkan dari frekuensi kunjungan pengguna pada taman,

sebesar 33% pengguna berkunjung ke taman setiap seminggu sekali,

26% setiap hari, 25% kadang- kadang, dan 16% pengguna taman

berkunjung ke taman setiap sebulan sekali (Tabel 32 dan Gambar 71).

Gambar 70. Diagram jenis aktivitas yang dilakukan pengunjung (analisis peneliti, 2017)

Page 147: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

121

22%

30%

43%

5%

Pagi

Siang

Sore

malam

26%

16%33%

25%

Setiap hari

Sebulan Sekali

Seminggu sekali

Kadang- kadang

Tabel 32. Responden berdasarkan frekuensi kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan dari waktu kunjungan ke taman, 43% pengguna

taman berkunjung pada sore hari, 30% pada siang hari, 22% pada

pagi hari, dan 5% pada malam hari (Tabel 33 dan Gambar 72).

Tabel 33. Responden berdasarkan waktu kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Frekuensi Kunjungan Jumlah (orang)

Setiap Hari 21

Sebulan Sekali

Seminggu Sekali

Kadang- kadang

13

26

20

Total 80 orang

Waktu Kunjungan Jumlah (orang)

Pagi 18

Siang

Sore

Malam

24

34

4

Total 80 orang

Gambar 71. Diagram frekuensi kunjungan pengunjung (analisis peneliti, 2017)

Gambar 72. Diagram waktu kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Page 148: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

122

27%

49%

15%

9%

<1 jam

1-2 jam

2- 4 jam

>4 jam

Berdasarkan lama kunjungan ke taman, 49% pengguna

menghabiskan waktu selama 1- 2 jam pada taman, 27% pengguna

selama <1 jam, 15% pengguna selama 2- 4 jam, dan 9% pengguna

selama >4 jam (Tabel 34 dan Gambar 73).

Tabel 34. Responden berdasarkan lama kunjungan (analisis peneliti,2017)

c. Keteduhan Taman

Berdasarkan tingkat keteduhan taman, sebanyak 68% pengguna

menyatakan taman pada tepian Sungai Pangkajene teduh, 30%

sangat teduh, 1% tidak teduh, dan 1% sangat tidak teduh (Tabel 35

dan Gambar 74).

Lama Kunjungan Jumlah (orang)

<1 jam 22

1-2 jam

2-4 jam

>4 jam

39

12

7

Total 80 orang

Gambar 73. Diagram lama kunjungan pengunjung (analisis peneliti, 2017)

Page 149: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

123

1% 1%

68%

30%

Sangat Tidak Teduh

Tidak Teduh

Teduh

Sangat Teduh

Tabel 35. Responden berdasarkan keteduhan taman (analisis peneliti, 2017)

d. Sarana dan Prasarana

Tabel 36. Berbagai sarana dan prasarana pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Tingkat Keteduhan Jumlah (orang)

Sangat Tidak Teduh 1

Tidak Teduh

Teduh

Sangat Teduh

1

54

24

Total 80 orang

Gambar Uraian

Sarana bermain anak.

Tempat duduk/ bangku taman.

Gambar 74. Diagram tingkat keteduhan taman (analisis peneliti, 2017)

Page 150: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

124

Tempat sampah.

Akses tangga.

Lampu taman.

Akses pedestrian.

Page 151: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

125

5%

61%

30%

4%Sangat Tidak Lengkap

Tidak Lengkap

Lengkap

Sangat Lengkap

Berdasarkan tingkat kelengkapan sarana dan prasarana pada

taman, sebanyak 61% pengguna menyatakan sarana dan prasarana

yang ada tidak lengkap, sebesar 30% lengkap, 5% sangat tidak

lengkap, dan 4% sangat lengkap (Tabel 37 dan Gambar 75).

Tabel 37. Responden berdasarkan kelengkapan sarana dan prasarana (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan perlunya penambahan sarana dan prasarana pada

taman, sebesar 45% pengguna memilih fasilitas ibadah, 30% sarana

bermain anak, 11% toilet, 6% kursi taman, 4% fasilitas wifi, dan 4%

fasilitas elektrikal (Tabel 38 dan Gambar 76).

Kelengkapan Jumlah (orang)

Sangat Tidak Lengkap 4

Tidak Lengkap

Lengkap

Sangat Lengkap

49

24

3

Total 80 orang

Gambar 75. Diagram kelengkapan sarana dan prasarana (analisis peneliti, 2017)

Page 152: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

126

45%

30%

11%

6%4% 4%

Fasilitas Ibadah

Sarana Bermain Anak

Toilet

kursi taman

wifi

elektrikal

Tabel 38. Responden berdasarkan penambahan sarana dan prasarana (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana

pada taman di tepian Sungai Pangkajene, sebesar 55% pengguna

tidak puas, sebesar 39% puas, 4% sangat tidak puas, dan sebesar 2%

sangat puas (Tabel 39 dan Gambar 77).

Tabel 39. Responden berdasarkan tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana (analisis peneliti, 2017)

Sarana dan Prasarana Jumlah (orang)

Fasilitas Ibadah 36

Sarana Bermain Anak

Toilet

Kursi taman

Wifi

Elektrikal

24

9

5

3

3

Total 80 orang

Tingkat Kepuasan Jumlah (orang)

Sangat Tidak Puas 3

Tidak Puas

Puas

Sangat Puas

44

31

2

Total 80 orang

Gambar 76. Diagram penambahan sarana dan prasarana (analisis peneliti, 2017)

Page 153: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

127

4%

55%

39%

2%

Sangat Tidak Puas

Tidak Puas

Puas

Sangat Puas

5%

19%

69%

7%

Sangat Mengganggu

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

e. Keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap aktivitas

Berdasarkan keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap

aktivitas pengguna taman, sebesar 69% pengguna taman menyatakan

tidak mengganggu, 19% menyatakan mengganggu, sebesar 7% sanga

tidak mengganggu, dan sebesar 5% sangat mengganggu (Tabel 40

dan Gambar 78).

Tabel 40. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

Kios/ Lapak PKL Jumlah (orang)

Sangat Mengganggu 4

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

15

55

6

Total 80 orang

Gambar 77. Diagram tingkat kepuasan pungunjung terhadap sarana dan prasarana pada taman (analisis peneliti, 2017)

Gambar 78. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL terhadap aktivitas (analisis peneliti, 2017)

Page 154: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

128

54

49

44

55

0

10

20

30

40

50

60

teduh tidak lengkap tidak puas tidak

mengganggu

Jum

lah

Pe

ng

un

jun

g

Tingkat keteduhan taman

Kelengkapan sarana dan prasarana

Tingkat kepuasan terhadap sarana dan prasarana

Kios/ Lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aktivitas

f. Kenyamanan taman berdasarkan aktivitas

Analisis data dari 80 responden menunjukkan bahwa terdapat

kaitan antara asal domisili pengguna dengan jenis aktivitas, frekuensi,

waktu dan lama kunjungan. Pengguna taman didominasi oleh

pengguna yang berasal dari Kabupaten Pangkep dengan jenis

aktivitas bersantai dengan frekuensi kunjungan seminggu sekali,

waktu kunjungan pada sore hari dengan lama kunjungan sekitar 1- 2

jam.

Tabel 41. Tabulasi silang domisili dan jenis aktivitas (analisis peneliti, 2017)

Domisili

Jenis aktivitas

Total Senam Bersantai Lainnya

Kabupaten Pangkep 3 53 6 62

Luar Kab. Pangkep 1 11 6 18

Total 4 64 12 80

Gambar 79. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan aktivitas (analisis peneliti, 2017)

Page 155: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

129

20

1

7 6

24

2

119

0

5

10

15

20

25

30

Kabupaten Pangkep Luar Kab. Pangkep

Setiap hari

Sebulan sekali

Seminggu sekali

Kadang- kadang

31

53

11

6 6

0

10

20

30

40

50

60

Kabupaten Pangkep Luar Kab. Pangkep

Senam

Bersantai

Lainnya

Tabel 42. Tabulasi silang domisili dan frekuensi kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Domisili

Frekuensi kunjungan

Total Setiap

hari

Sebulan

sekali

Seminggu

sekali

Kadang-

kadang

Kabupaten Pangkep 20 7 24 11 62

Luar Kab. Pangkep 1 6 2 9 18

Total 21 13 26 20 80

Gambar 80. Diagram hubungan antara domisili dengan jenis aktivitas (analisis peneliti, 2017)

Gambar 81. Diagram hubungan antara domisili dengan frekuensi kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Page 156: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

130

15

3

18

6

25

9

4

0

0

5

10

15

20

25

30

Kabupaten Pangkep Luar Kab. Pangkep

Pagi

Siang

Sore

Malam

20

2

28

11

8

46

1

0

5

10

15

20

25

30

Kabupaten Pangkep Luar Kab. Pangkep

<1 jam

1- 2 jam

2- 4 jam

>4 jam

Tabel 43. Tabulasi silang domisili dan waktu kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Domisili

Waktu kunjungan

Total Pagi Siang Sore Malam

Kabupaten Pangkep 15 18 25 4 62

Luar Kab. Pangkep 3 6 9 0 18

Total 18 24 34 4 80

Tabel 44. Tabulasi silang domisili dan lama kunjungan

(analisis peneliti, 2017)

Domisili

Lama kunjungan

Total <1 jam 1- 2 jam 2- 4 jam >4 jam

Kabupaten Pangkep 20 28 8 6 62

Luar Kab. Pangkep 2 11 4 1 18

Total 22 39 12 7 80

Gambar 82. Diagram hubungan antara domisili dengan waktu kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Gambar 83. Diagram hubungan antara domisili dengan lama kunjungan (analisis peneliti, 2017)

Page 157: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

131

Tabel 45. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan aktivitas (analisis peneliti, 2017)

No. Pernyataan/ pertanyaan a

sn = 1

b

sn = 2

c

sn = 3

d

sn = 4

Jumlah

skor

1. Tingkat keteduhan taman 1 1 54 24 261

2. Kelengkapan sarana dan

prasarana

4

49

24

3

187

3. Tingkat kepuasan terhadap

sarana dan prasarana

3

44

31

2

192

4. Kios/ lapak PKL mengganggu

aktivitas

4

15

55

6

223

Skor aktual (∑X) = 863

Skor ideal = 4 x 80 x 4 = 1280

Persentase (%) ∑X = ∑X x 100% = 0,6742 x 100% = 67,42 %

Skor ideal

863

Berdasarkan hasil analisis, taman dikatakan nyaman dari segi

aktivitas karena nilai persentase kenyamanan taman berada pada

rentang skor nyaman, yakni 62,50%≤ 67,42%< 81,25 %.

3. Kenyamanan dalam Keamanan dan Keselamatan

Aspek keamanan dan keselamatan mencakup kenyamanan

pengguna taman agar terhindar dari kejahatan kriminal serta kecelakaan

dalam penggunaan sarana dan prasarana yang ada di taman.

a. Jumlah lampu penerangan taman

Taman pada tepian Sungai Pangkajene hanya memiliki satu buah

lampu penerangan, sehingga belum dapat menerangi setiap sudut

taman. Hal ini membuat pengguna taman memakai penerangan

tambahan (lilin) pada malam hari pada sudut taman yang tidak

mendapatkan cukup cahaya lampu (Gambar 84).

Page 158: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

132

Gambar 84. Jejak lilin pada meja taman (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 85. Lampu taman pada siang dan malam hari (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2017)

(a. Siang hari) (b. Malam hari)

Page 159: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

133

5%

46%45%

4%

Sangat Tidak Cukup

Tidak Cukup

Cukup

Sangat Cukup

Berdasarkan jumlah lampu penerangan pada taman, sebesar 46%

pengguna menyatakan jumlah lampu tidak cukup, sebesar 45%

menyatakan cukup, sebesar 5% sangat tidak cukup, dan Sebesar 4%

menyatakan sangat cukup (Tabel 46 dan Gambar 86).

Tabel 46. Responden berdasarkan jumlah lampu penerangan taman (analisis peneliti, 2017)

b. Keamanan taman

Pada taman di tepian Sungai Pangkajene tidak terdapat jasa

keamanan serta CCTV, tetapi pada jarak ±100 meter dari taman

terdapat pos lalu lintas Polres Pangkajene yang beroperasi selama 24

jam (Gambar 87). Berdasarkan keamanan pada taman, pengguna

sebesar 73% merasa aman, sebesar 22% tidak aman, 4% sangat

aman, dan sebesar 1% pengguna merasa kondisi pada taman sangat

tidak aman (Tabel 47 dan Gambar 88).

Jumlah Lampu Jumlah (orang)

Sangat Tidak Cukup 4

Tidak Cukup

Cukup

Sangat Cukup

37

36

3

Total 80 orang

Gambar 86. Diagram jumlah lampu penerangan taman (analisis peneliti, 2017)

Page 160: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

134

1%

22%

73%

4%Sangat Tidak Aman

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

Tabel 47. Responden berdasarkan kondisi keamanan taman (analisis peneliti, 2017)

Kondisi Keamanan Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Aman 1

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

18

58

3

Total 80 orang

Sungai Pangkajene

Gambar 87. Jarak dari Pos Lalu Lintas Polres Pangkajene ke taman (analisis peneliti, 2017)

Taman

U U

Gambar 88. Diagram kondisi keamanan taman (analisis peneliti, 2017)

Page 161: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

135

30%

46%

23%

1%

Sangat Perlu

Perlu

Tidak Perlu

Sangat Tidak Perlu

Berdasarkan perlunya petugas keamanan pada taman, pengguna

sebesar 46% merasa perlu, sebesar 30% merasa sangat perlu,

sebesar 23% merasa tidak perlu, dan 1% sangat tidak perlu (Tabel 48

dan Gambar 89).

Tabel 48. Responden berdasarkan perlunya petugas keamanan

(analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan perlunya CCTV pada taman, sebesar 45% pengguna

taman merasa perlu, sebesar 32% pengguna taman merasa sangat

perlu, sebesar 23% pengguna taman merasa tidak perlu (Tabel 49 dan

Gambar 90).

Jasa Petugas Keamanan Jumlah (orang)

Sangat Perlu 24

Perlu

Tidak Perlu

Sangat Tidak Perlu

37

18

1

Total 80 orang

Gambar 89. Diagram perlunya petugas keamanan pada taman (analisis peneliti, 2017)

Page 162: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

136

32%

45%

23%

Sangat Perlu

Perlu

Tidak Perlu

Tabel 49. Responden berdasarkan perlunya CCTV (analisis peneliti, 2017)

c. Keamanan dan keselamatan sarana dan prasarana

Perlunya CCTV Jumlah (orang)

Sangat Perlu 26

Perlu

Tidak Perlu

Sangat Tidak Perlu

36

18

0

Total 80 orang

Gambar 90. Diagram perlunya CCTV pada taman (analisis peneliti, 2017)

(a)

(b)

(c)

Gambar 91. Macam fasilitas bermain anak pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 163: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

137

4%

40%51%

5%Sangat Tidak Aman

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

Berdasarkan keamanan fasilitas bermain anak, sebesar 51%

pengguna menyatakan aman, sebesar 40% menyatakan tidak aman,

sebesar 5% menyatakan sangat aman, dan sebesar 4% menyatakan

sangat tidak aman (Tabel 50 dan Gambar 92).

Tabel 50. Responden berdasarkan keamanan fasilitas bermain anak (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan keamanan kondisi pedestrian pada taman, sebesar

55% pengguna taman menyatakan aman, sebesar 40% menyatakan

tidak aman, sebesar 3% menyatakan sangat aman, dan sebesar 2%

menyatakan sangat tidak aman (Tabel 51 dan Gambar 94).

Fasilitas Bermain Anak Jumlah (orang)

Sangat Tidak Aman 3

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

32

41

4

Total 80 orang

Gambar 92. Diagram keamanan fasilitas bermain anak (analisis peneliti, 2017)

Page 164: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

138

2%

40%

55%

3%Sangat Tidak Aman

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

Tabel 51. Responden berdasarkan keamanan kondisi pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Keamanan Kondisi Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Aman 2

Tidak Aman

Aman

Sangat Aman

32

44

2

Total 80 orang

(a) (b)

Gambar 93. Kondisi pedestrian pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 94. Diagram keamanan kondisi pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Page 165: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

139

2%

16%

79%

3%Sangat Mengganggu

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

d. Keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap keamanan

dan keselamatan

Berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL pada taman, pengguna

taman sebesar 79% menyatakan tidak mengganggu, sebesar 16%

menyatakan mengganggu, sebesar 3% menyatakan sangat tidak

mengganggu, dan sebesar 2% menyatakan sangat mengganggu

(Tabel 52 dan Gambar 95).

Tabel 52. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL

(analisis peneliti, 2017)

Kios/ Lapak PKL Jumlah (orang)

Sangat Mengganggu 2

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

13

63

2

Total 80 orang

Gambar 95. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

Page 166: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

140

37

58

37 3641

44

63

0

10

20

30

40

50

60

70

tidak cukup aman perlu peru aman aman tidak

mengganggu

Jum

lah

Pe

ng

un

jun

g

Jumlah lampu taman

Kondisi keamanan taman

Perlunya petugas keamanan

Perlunya CCTV

Keamanan fasilitas bermain anak

Keselamatan pedestrian

Kios/ Lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aktivitas

e. Kenyamanan taman berdasarkan keamanan dan keselamatan

Analisis data dari 80 responden menunjukkan bahwa terdapat

kaitan antara jenis kelamin dengan kondisi keamanan taman.

Pengguna taman didominasi oleh laki- laki dengan kondisi taman

aman.

Tabel 53. Tabulasi silang jenis kelamin dengan kondisi keamanan taman (analisis peneliti, 2017)

Jenis kelamin Kondisi keamanan taman

Total Sangat tidak aman

Tidak aman

Aman Sangat aman

Laki- laki 0 10 42 2 54

Perempuan 1 8 16 1 26

Total 1 18 58 3 80

Gambar 96. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan keamanan dan keselamatan (analisis peneliti, 2017)

Page 167: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

141

0 1

108

42

16

2 1

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Laki- laki Perempuan

sangat tidak aman

tidak aman

aman

sangat aman

Tabel 54. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman

berdasarkan keamanan dan keselamatan (analisis peneliti, 2017) No. Pernyataan/ pertanyaan a

sn = 1 b

sn = 2 c

sn = 3 d

sn = 4 Jumlah

skor

1. Jumlah lampu taman 4 37 36 3 198

2. Kondisi keamanan taman 1 18 58 3 223

3. Perlunya petugas keamanan 24 37 18 1 156

4. Perlunya CCTV 26 36 18 0 152

5. Keamanan fasilitas bermain anak 3 32 41 4 206

6. Keselamatan penggunaan pedestrian

2 32 44 2 206

7. Kios/ lapak PKL mengganggu aksesibilitas

2 13 63 2 225

Berdasarkan hasil analisis, taman dikatakan tidak nyaman dari segi

keamanan dan keselamatan karena nilai persentase kenyamanan taman

berada pada rentang skor tidak nyaman, yakni 43,75%≤ 60,98% <62,50%.

Skor aktual (∑X) = 1366

Skor ideal = 4 x 80 x 7 = 2240

Persentase (%) ∑X = ∑ x 100% = 0,6098 x 100% = 60,98 %

Skor ideal

1366

Gambar 97. Diagram hubungan antara jenis kelamin dengan kondisi keamanan taman(analisis peneliti, 2017)

Page 168: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

142

1%

35%

58%

6%Sangat Tidak Bersih

Tidak Bersih

Bersih

Sangat Bersih

4. Kenyamanan dalam Kebersihan

a. Kebersihan taman

Pada pagi hari taman terlihat bersih dikarenakan adanya petugas

kebersihan. Sampah pada taman di pagi hari seperti puntung rokok,

bungkus rokok, dan nasi bungkus menggambarkan pengguna taman

pada malam hari didominasi oleh pengguna dengan jenis kelamin laki-

laki. Sedangkan sampah sekeliling taman didominasi oleh sampah

para PKL, seperti sedotan bekas dan sampah sisa makanan.

Berdasarkan kebersihan taman, sebesar 58% pengguna

menyatakan taman bersih, sebesar 35% menyatakan tidak bersih,

sebesar 6% menyatakan sangat bersih, dan 1% menyatakan sangat

tidak bersih (Tabel 55 dan Gambar 98).

Tabel 55. Responden berdasarkan kebersihan taman (analisis peneliti, 2017)

Kebersihan Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Bersih 1

Tidak Bersih

Bersih

Sangat Bersih

28

46

5

Total 80 orang

Gambar 98. Diagram kondisi kebersihan taman (analisis peneliti, 2017)

Page 169: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

143

Tabel 56. Kondisi got/ saluran air (dokumentasi peneliti, 2017)

Berdasarkan kebersihan got/ saluran air, sebesar 61% pengguna

taman menyatakan got tidak bersih, sebesar 26% bersih, sebesar 10%

sangat tidak bersih, dan 3% menyatakan sangat bersih (Tabel 57 dan

Gambar 99).

Tabel 57. Responden berdasarkan kebersihan got/ saluran air (analisis peneliti, 2017)

Gambar Uraian

Pada got/ saluran banyak

terdapat sampah, seperti bekas

potongan rumput, dan sampah-

sampah sisa makanan PKL.

Air pada got berwarna keruh, dan berbau menyengat.

Kebersihan Got Jumlah (orang)

Sangat Tidak Bersih 8

Tidak Bersih

Bersih

Sangat Bersih

49

21

2

Total 80 orang

Page 170: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

144

10%

61%

26%

3%Sangat Tidak Bersih

Tidak Bersih

Bersih

Sangat Bersih

12%

53%

34%

1%

Sangat Bau

Bau

Tidak Bau

Sangat Tidak Bau

Berdasarkan aroma bau- bauan dari got/ saluran air, sebesar 53%

pengguna taman menyatakan bau, sebesar 34% menyatakantidak

bau, sebesar 12% menyatakan got sangat bau, dan sebesar 1%

menyatakan sangat tidak bau (Tabel 58 dan Gambar 100).

Tabel 58. Responden berdasarkan aroma got/ saluran air (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan aroma bau- bauan dari tempat sampah, sebesar 55%

pengguna menyatakan bau, sebesar 30% pengguna menyatakan tidak

bau, sebesar 12% menyatakan sangat bau, dan sebesar 3% pengguna

menyatakan sangat tidak bau (Tabel 59 dan Gambar 101).

Aroma Got Jumlah (orang)

Sangat Bau 10

Bau

Tidak Bau

Sangat Tidak Bau

42

27

1

Total 80 orang

Gambar 99. Diagram kondisi kebersihan got/ saluran air (analisis peneliti, 2017)

Gambar 100. Diagram aroma bau- bauan got/ saluran air (analisis peneliti, 2017)

Page 171: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

145

12%

55%

30%

3%

Sangat Bau

Bau

Tidak Bau

Sangat Tidak Bau

Tabel 59. Responden berdasarkan aroma tempat sampah (analisis, 2017)

Jumlah tempat sampah pada taman di tepian Sungai Pangkajene

berjumlah tiga buah, yang terletak pada sudut dan pinggir taman.

Berdasarkan perlunya penambahan tempat sampah, sebesar 56%

pengguna menyatakan sangat perlu, sebesar 41% menyatakan perlu,

dan sebesar 3% menyatakan tidak perlu (Tabel 60 dan Gambar 103).

Aroma Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Bau 10

Bau

Tidak Bau

Sangat Tidak Bau

44

24

2

Total 80 orang

Gambar 101. Diagram aroma bau- bauan tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Gambar 102. Posisi tempat sampah pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 172: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

146

56%41%

3%

Sangat Perlu

Perlu

Tidak Perlu

Tabel 60. Responden berdasarkan perlunya penambahan tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Perlunya Penambahan

Tempat Sampah

Jumlah (orang)

Sangat Perlu 45

Perlu

Tidak Perlu

Sangat Tidak Perlu

33

2

0

Total 80 orang

Gambar 103. Diagram perlunya penambahan tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

(a) (b)

Gambar 104. Toilet Umum (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 173: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

147

18%

44%

29%

9%

Sangat Tidak Layak

Tidak Layak

Layak

Sangat Layak

Berdasarkan kelayakan toilet umum, sebesar 44% pengguna

menyatakan tidak layak, sebesar 29% menyatakan layak, sebesar

18% menyatakan sangat tidak layak, dan sebesar 9% menyatakan

sangat layak (Tabel 61 dan Gambar 105).

Tabel 61. Responden berdasarkan kelayakan toilet umum (analisis peneliti, 2017)

b. Keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap kebersihan

taman

Berdasarkan perlunya keberadaan kios/ lapak PKL, sebesar 50%

pengguna menyatakan tidak mengganggu, sebesar 37% menyatakan

mengganggu, sebesar 9% menyatakan sangat mengganggu, dan

sebesar 4% menyatakan sangat tidak mengganggu (Tabel 62 dan

Gambar 106).

Kelayakan Toilet Umum Jumlah (orang)

Sangat Tidak Layak 15

Tidak Layak

Layak

Sangat Layak

35

23

7

Total 80 orang

Gambar 105. Diagram kelayakan toilet umum (analisis peneliti, 2017)

Page 174: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

148

9%

37%50%

4%Sangat Mengganggu

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

0

10

20

30

40

50

60

bersih tidak bersih bau bau sangat perlu tidak layak tidak

mengganggu

Jum

lah

Pe

ng

un

jun

g

Kebersihan taman

Kondisi saluran/ got

Aroma saluran/ got

Aroma tempat sampah

Perlunya penambahan tempat sampah

Kelayakan toilet umum

Kios/ Lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aktivitas

Tabel 62. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

c. Kenyamanan taman berdasarkan kebersihan

Kios/ Lapak PKL Jumlah (orang)

Sangat Mengganggu 7

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

30

40

3

Total 80 orang

Gambar 106. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

Gambar 107. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan kebersihan(analisis peneliti, 2017)

Page 175: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

149

Tabel 63. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan kebersihan (analisis peneliti, 2017)

No. Pernyataan/ pertanyaan a

sn = 1

b

sn = 2

c

sn = 3

d

sn = 4

Jumlah

skor

1. Kondisi kebersihan taman 1 28 46 5 215

2. Kondisi saluran air/ got 8 49 21 2 177

3. Kondisi aroma dari saluran air/

got

10 42 27 1 179

4. Kondisi aroma dari tempat

sampah

10 44 24 2 178

5. Perlunya penambahan tempat

sampah

45 33 2 0 117

6. Kelayakan fasilitas toilet umum 15 35 23 7 182

7. Kios/ lapak PKL mengganggu

kebersihan

7

30

40

3

199

Berdasarkan hasil analisis, taman dikatakan tidak nyaman dari segi

kebersihan karena nilai persentase kenyamanan taman berada pada

rentang skor tidak nyaman, yakni 43,75%≤ 55,66% <62,50%.

Skor aktual (∑X) = 1247

Skor ideal = 4 x 80 x 7 = 2240

Persentase (%) ∑X = ∑X x 100% = 0,5566 x 100% = 55,66 %

Skor ideal

1247

Page 176: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

150

5. Kenyamanan dalam Keindahan

a. Desain taman

Gambar 108. Layout taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 177: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

151

34%

62%

4%

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

Keterangan gambar:

1) Tempat duduk

2) Sarana bermain anak

3) Lampu taman

4) Tangga

Berdasarkan desain taman, sebesar 62% pengguna menyatakan

menarik, sebesar 34% tidak menarik, dan sebesar 4% menyatakan

sangat menarik (Tabel 64 dan Gambar 109).

Tabel 64. Responden berdasarkan desain taman (analisis peneliti, 2017)

b. Tempat duduk

Tempat duduk pada taman di desain seperti layaknya bebatuan

pada sungai. Hal ini dimaksudkan agar sesuai dengan keberadaan

pada taman pada tepian sungai.

Desain Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 0

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

27

50

3

Total 80 orang

Gambar 109. Diagram penilaian desain taman (analisis peneliti, 2017)

Page 178: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

152

Gambar 110. Tempat duduk pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 179: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

153

5%

34%

57%

4%Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

Berdasarkan desain tempat duduk, sebesar 57% pengguna

menyatakan desain tempat duduk menarik, sebesar 34% menyatakan

tidak menarik, sebesar 5% sangat tidak menarik, dan sebesar 4%

menyatakan sangat menarik (Tabel 65 dan Gambar 111).

Tabel 65. Responden berdasarkan desain tempat duduk (analisis peneliti,

2017)

Skala/ ukuran tempat duduk yang cukup besar dan lebar memberi

kesan taman terlihat sempit. Berdasarkan dari skala/ ukuran tempat

duduk pada taman, sebesar 56% pengguna taman menyatakan

sesuai, sebesar 41% menyatakan tidak sesuai, dan sebesar 3%

pengguna menyatakan sangat tidak sesuai (Tabel 66 dan Gambar

113).

Desain Tempat Duduk Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 4

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

27

46

3

Total 80 orang

Gambar 111. Diagram penilaian desain tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Page 180: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

154

Gambar 112. Skala tempat duduk pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 181: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

155

3%

41%56%

Sangat Tidak sesuai

Tidak sesuai

Sesuai

Tabel 66. Responden berdasarkan skala tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan dari letak tempat duduk pada taman, sebesar 68%

pengguna menyatakan sangat tepat, sebesar 27% pengguna

menyatakan tidak tepat, sebesar 3% pengguna menyatakan sangat

tepat, dan sebesar 2% pengguna menyatakan tidak tepat (Tabel 67

dan Gambar 114).

Tabel 67. Responden berdasarkan letak tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Skala Tempat Duduk Jumlah (orang)

Sangat Tidak Sesuai 2

Tidak Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

33

45

0

Total 80 orang

Letak Tempat Duduk Jumlah (orang)

Sangat Tidak Tepat 2

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

22

54

2

Total 80 orang

Gambar 113. Diagram penilaian skala tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Page 182: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

156

2%

27%

68%

3%

Sangat Tidak Tepat

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

Seluruh tempat duduk pada taman pada dasarnya dicat berwarna

hijau tua, tetapi dikarenakan warna cat yang telah luntur menjadikan

warna tempat duduk menjadi abu- abu tua (Gambar 115). Berdasarkan

dari warna tempat duduk pada taman, sebesar 50% pengguna

menyatakan tidak menarik, sebesar 25% pengguna menyatakan

sangat tidak menarik, sebesar 22% pengguna menyatakan menarik,

dan sebesar 3% pengguna menyatakan sangat menarik (Tabel 68 dan

Gambar 116).

Tabel 68. Responden berdasarkan warna tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Warna Tempat Duduk Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 20

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

40

18

2

Total 80 orang

Gambar 114. Diagram penilaian letak tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Gambar 115. Warna tempat duduk pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Warna Hijau Tua

Page 183: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

157

25%

50%

22%

3%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

Tempat duduk pada taman memiliki corak/ langgam kulit pohon dan

pada permukaan tempat duduk dengan langgam kambium pada pohon

(Gambar 117). Berdasarkan pada langgam tempat duduk, sebesar

58% pengguna menyatakan tidak menarik, sebesar 31% pengguna

menyatakan menarik, sebesar 10% menyatakan sangat tidak menarik,

dan sebesar 1% pengguna menyatakan sangat menarik (Tabel 69 dan

Gambar 118).

Tabel 69. Responden berdasarkan langgam tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Langgam Tempat Duduk Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 8

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

46

25

1

Total 80 orang

Gambar 116. Diagram penilaian warna tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Gambar 117. Langgam tempat duduk pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Langgam kambium

Langgam kulit pohon

Page 184: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

158

10%

58%

31%

1%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

c. Lampu taman

Tidak ada desain yang spesifik pada lampu taman, lampu taman

dengan tiang yang tinggi dengan desain monoton seperti lampu jalan

pada umumnya. Berdasarkan desain lampu taman, sebesar 64%

pengguna menyatakan desain tidak menarik, sebesar 27% pengguna

menyatakan menarik, dan sebesar 9% pengguna menyatakan sangat

tidak menarik (Tabel 70 dan Gambar 120).

Gambar 118. Diagram penilaian langgam tempat duduk (analisis peneliti, 2017)

Gambar 119. Lampu taman pada siang dan petang hari (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 185: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

159

9%

64%

27%Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Tabel 70. Responden berdasarkan desain lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan skala lampu taman, sebesar 56% pengguna

menyatakan skala pada lampu taman tidak sesuai, sebesar 37%

pengguna menyatakan skala pada lampu taman sesuai, sebesar 4%

pengguna menyatakan skala pada lampu taman sangat tidak sesuai,

dan sebesar 3% pengguna menyatakan skala pada lampu taman

sangat sesuai (Tabel 71 dan Gambar 121).

Tabel 71. Responden berdasarkan skala lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Desain Lampu Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 7

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

51

22

0

Total 80 orang

Skala Lampu Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Sesuai 3

Tidak Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

45

30

2

Total 80 orang

Gambar 120. Diagram penilaian desain lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Page 186: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

160

4%

56%

37%

3%

Sangat Tidak Sesuai

Tidak Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

Taman di kawasan tepian Sungai Pangkajene hanya memiliki satu

buah lampu taman yang berada di tengah taman (Gambar 122).

Berdasarkan letak lampu taman, sebesar 58% pengguna menyatakan

tepat, sebesar 31% menyatakan tidak tepat, sebesa 7% menyatakan

sangat tidak tepat, dan sebesar 4% menyatakan sangat tepat (Tabel

72 dan Gambar 123).

Gambar 121. Diagram penilaian skala lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Posisi lampu pada taman

Gambar 122. Posisi/ letak lampu pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 187: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

161

7%

31%58%

4%

Sangat Tidak Tepat

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

Tabel 72. Responden berdasarkan letak lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan dari penilaian warna lampu taman, sebesar 49%

pengguna taman menyatakan tidak menarik, sebesar 45% pengguna

taman menyatakan menarik, dan sebesar 6% pengguna menyatakan

sangat tidak menarik (Tabel 73 dan Gambar 124).

Tabel 73. Responden berdasarkan warna lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Letak Lampu Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Tepat 6

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

25

46

3

Total 80 orang

Warna Lampu Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 5

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

39

36

0

Total 80 orang

Gambar 123. Diagram penilaian letak lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Page 188: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

162

6%

49%

45%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

6%

53%

41%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Berdasarkan dari langgam lampu taman, sebesar 53% pengguna

menyatakan tidak menarik, sebesar 41% pengguna menyatakan

menarik, dan sebesar 6% pengguna menyatakan sangat tidak menarik

(Tabel 74 dan Gambar 125).

Tabel 74. Responden berdasarkan langgam lampu taman

(analisis peneliti, 2017)

Langgam Lampu Taman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 5

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

42

33

0

Total 80 orang

Gambar 124. Diagram penilaian warna lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Gambar 125. Diagram penilaian langgam lampu taman (analisis peneliti, 2017)

Page 189: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

163

31%

59%

10%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

d. Tempat sampah

Tabel 75. Responden berdasarkan desain tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan dari desain tempat sampah, pengguna taman sebesar

59% menyatakan tidak menarik, sebesar 31% pengguna menyatakan

sangat tidak menarik, dan sebesar 10% pengguna menyatakan

menarik (Tabel 75 dan Gambar 126).

Berdasarkan dari skala tempat sampah, pengguna taman sebesar

61% menyatakan tidak sesuai, sebesar 25% pengguna menyatakan

sesuai, dan sebesar 14% pengguna menyatakan sangat tidak sesuai

(Tabel 76 dan Gambar 127).

Tabel 76. Responden berdasarkan skala tempat sampah

Desain Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 25

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

47

8

0

Total 80 orang

Skala Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Tidak Sesuai 11

Tidak Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

49

20

0

Total 80 orang

Gambar 126. Diagram penilaian desain tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Page 190: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

164

14%

61%

25%Sangat Tidak sesuai

Tidak sesuai

Sesuai

11%

54%

31%

4%

Sangat Tidak Tepat

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

Jumlah tempat sampah pada taman di tepian Sungai Pangkajene

berjumlah tiga buah, yang terletak pada sudut dan pinggir taman.

berdasarkan letak tempat sampah pada taman, sebesar 54%

pengguna taman menyatakan tidak tepat, sebesar 31% pengguna

menyatakan tepat, sebesar 11% pengguna menyatakan sangat tidak

tepat, dan sebesar 4% pengguna menyatakan sangat tepat (Tabel 77

dan Gambar 128).

Tabel 77. Responden berdasarkan letak tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Letak Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Tidak Tepat 9

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

43

25

3

Total 80 orang

Gambar 127. Diagram penilaian skala tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Gambar 128. Diagram penilaian letak tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Page 191: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

165

Berdasarkan dari warna tempat sampah,sebesar 61% menyatakan

tidak menarik, sebesar 26% menyatakan sangat tidak menarik, dan

sebesar 13% menyatakan menarik (Tabel 78 dan Gambar 130).

Gambar 129. Posisi/ letak tempat sampah pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 192: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

166

26%

61%

13%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Tabel 78. Responden berdasarkan warna tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Tabel 79. Responden berdasarkan langgam tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan dari langgam tempat sampah, sebesar 64% pengguna

menyatakan tidak menarik, sebesar 21% pengguna menyatakan

sangat tidak menarik, sebesar 14% pengguna menyatakan menarik,

dan sebesar 1% pengguna menyatakan sangat menarik (Tabel 79 dan

Gambar 131).

Warna Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 21

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

49

10

0

Total 80 orang

Langgam Tempat Sampah Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 17

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

51

11

1

Total 80 orang

Gambar 130. Diagram penilaian warna tempat sampah (analisis peneliti, 2017)

Page 193: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

167

21%

64%

14%

1%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

e. Pedestrian

Pedestrian terletak di sekeliling dan tengah taman, dengan lebar 1

(satu) meter pedestrian terbuat dari material paving block berwarna

abu- abu dengan kondisi yang tidak rata dan bergelombang.

Berdasarkan dari desain pedestrian, sebesar 57% pengguna taman

menyatakan menarik, sebesar 35% pengguna taman menyatakan

tidak menarik, sebesar 5% pengguna taman menyatakan sangat tidak

menarik, dan sebesar 3% pengguna taman menyatakan sangat

menarik (Tabel 80 dan Gambar 132).

Tabel 80. Responden berdasarkan desain pedestrian

Desain Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 4

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

28

46

2

Total 80 orang

Gambar 131. Diagram penilaian langgam tempat sampah (Sumber: Hasil analisis peneliti, 2017)

Page 194: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

168

5%

35%

57%

3%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

Berdasarkan skala pedestrian, sebesar 51% pengguna

menyatakan sesuai, sebesar 44% menyatakan tidak sesuai, sebesar

4% menyatakan sangat tidak sesuai, dan sebesar 1% pengguna

menyatakan sesuai (Tabel 81 dan Gambar 134).

Gambar 132. Diagram penilaian desain pedestrian (Sumber: Hasil analisis peneliti, 2017)

Gambar 133. Pedestrian pada taman (Sumber: Dokumentasi peneliti, 2017)

Page 195: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

169

1%

44%51%

4%

Sangat Tidak sesuaiTidak sesuaiSesuaiSangat Sesuai

Tabel 81. Responden berdasarkan skala pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan letak pedestrian, sebesar 84% pengguna taman

menyatakan tepat, sebesar 13% pengguna taman menyatakan tidak

tepat, sebesar 2% pengguna taman menyatakan sangat idak tepat,

dan sebesar 1% pengguna taman menyatakan sangat tepat (Tabel 82

dan Gambar 135).

Tabel 82. Responden berdasarkan letak pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Skala Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Sesuai 1

Tidak Sesuai

Sesuai

Sangat Sesuai

35

41

3

Total 80 orang

Letak Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Tepat 2 Tidak Tepat Tepat Sangat Tepat

10 67 1

Total 80 orang

Gambar 134. Diagram penilaian skala pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Page 196: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

170

2% 13%

84%

1%

Sangat Tidak Tepat

Tidak Tepat

Tepat

Sangat Tepat

9%

51%

39%

1%

Sangat Tidak MenarikTidak MenarikMenarikSangat Menarik

Tabel 83. Responden berdasarkan warna pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Berdasarkan warna pedestrian, sebesar 51% pengguna taman

menyatakan sangat tidak menarik, sebesar 39% pengguna taman

menyatakan menarik, sebesar 9% pengguna taman menyatakan

sangat tidak menarik, dan sebesar 1% pengguna taman menyatakan

sangat menarik (Tabel 83 dan Gambar 136).

Berdasarkan langgam pedestrian, sebesar 58% pengguna taman

menyatakan tidak menarik, sebesar 39% pengguna taman mentakan

menarik, sebesar 2% pengguna taman menyatakan sangat tidak

menarik, dan sebesar 1% pengguna taman menyatakan sangat

menarik (Tabel 84 dan Gambar 137).

Warna Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 7

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

41

31

1

Total 80 orang

Gambar 135. Diagram penilaian letak pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Gambar 136. Diagram penilaian warna pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Page 197: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

171

2%

58%

39%

1%

Sangat Tidak Menarik

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

Tabel 84. Responden berdasarkan langgam pedestrian (analisis peneliti, 2017)

f. Tanaman

Langgam Pedestrian Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 2

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

46

31

1

Total 80 orang

Gambar 137. Diagram penilaian langgam pedestrian (analisis peneliti, 2017)

Page 198: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

172

Keterangan gambar:

Tanaman Jambu air

Tanaman Perdu/ Semak

Tanaman jenis palem

Tanaman pada taman terdiri dari; pohon jambu air pada taman

serta pohon jambu air di sekeliling taman dengan jarak 3 meter antar

pohon, pohon rambutan, tanaman perdu/ semak di sekeliling taman

dan tanaman perdu/ semak serta tanaman dari jenis palem pada

taman. berdasarkan bentuk dan peletakan tanaman, sebesar 64%

pengguna taman menyatakan menarik, sebesar 29% pengguna taman

menyatakan tidak menarik, sebesar 6% pengguna taman menyatakan

sangat tidak menarik, dan sebesar 1% pengguna taman menyatakan

sangat menarik (Tabel 85 dan Gambar 140).

Tabel 85. Responden berdasarkan bentuk dan peletakan tanaman

(analisis peneliti, 2017)

Bentuk dan Peletakan Tanaman Jumlah (orang)

Sangat Tidak Menarik 5

Tidak Menarik

Menarik

Sangat Menarik

23

51

1

Total 80 orang

Gambar 138. Layout tanaman pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Page 199: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

173

6%

29%

64%

1%

Sangat Tidak MenarikTidak MenarikMenarikSangat Menarik

g. Focal point

Focal point merupakan penonjolan salah satu elemen visual

dengan tujuan untuk menarik perhatian, sering juga disebut center of

interest (pusat perhatian). Berdasarkan dari focal point, sebesar 72%

pengguna menyatakan Tugu Bambu Runcing, sebesar 15% pengguna

Gambar 139. Jenis- jenis tanaman pada taman (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 140. Diagram penilaian peletakan tanaman (analisis peneliti, 2017)

Page 200: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

174

15%

72%

9%4%

Sungai Pangkajene

Tugu Bambu Runcing

Suasana

Kesejukan

menyatakan Sungai Pangkajene, sebesar 9% menyatakan suasana

taman, dan sebesar 3% pengguna menyatakan kesejukan taman

(Tabel 86 dan Gambar 142).

Tabel 86. Responden berdasarkan focal point (analisis peneliti, 2017)

Focal Point Jumlah (orang)

Sungai Pangkajene 12

Tugu Bambu Runcing

Suasana

Kesejukan

58

7

3

Total 80 orang

Gambar 141. Focal point (dokumentasi peneliti, 2017)

Gambar 142. Diagram focal point (analisis peneliti, 2017)

Page 201: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

175

10%

35%51%

4%

Sangat Mengganggu

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

h. Keberadaan kios/ lapak pedagang kaki lima terhadap keindahan

Berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL , sebesar 51% pengguna

menyatakan tidak mengganggu, sebesar 35% pengguna menyatakan

mengganggu, sebesar 10% menyatakan sangat mengganggu, dan

sebesar 4% pengguna menyatakan sangat tidak mengganggu (Tabel

87 dan Gambar 143).

Tabel 87. Responden berdasarkan keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

Kios/ Lapak PKL Jumlah (orang)

Sangat Mengganggu 8

Mengganggu

Tidak Mengganggu

Sangat Tidak Mengganggu

28

41

3

Total 80 orang

Gambar 143. Diagram keberadaan kios/ lapak PKL (analisis peneliti, 2017)

Page 202: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

176

0

10

20

30

40

50

60

menarik menarik tidak

menarik

tidak

menarik

menarik menarik tidak

mengganggu

Jum

lah

Pe

ng

un

jun

g

Desain taman

Desain tempat duduk

Desain lampu taman

Desain tempat sampah

Desain pedestrian

Bentuk dan peletakan tanaman

Kios/ Lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aktivitas

i. Kenyamanan taman berdasarkan keindahan

Tabel 88. Analisis pertanyaan responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan keindahan (analisis peneliti, 2017)

No. Pernyataan/ pertanyaan a

sn = 1 b

sn = 2 c

sn = 3 d

sn = 4 Jumlah

skor

1. Desain taman 0 27 50 3 216 2. Desain tempat duduk 4 27 46 3 208

3. Skala tempat duduk 2 33 45 0 203

4. Letak tempat duduk 2 22 54 2 216 5. Warna tempat duduk 20 40 18 2 162

6. Langgam tempat duduk 8 46 25 1 179

7. Desain lampu taman 7 51 22 0 175

8. Skala lampu taman 3 45 30 2 191

9. Letak lampu taman 6 25 46 3 206

10. Warna lampu taman 5 39 36 0 191

11. Langgam lampu taman 5 42 33 0 188

12. Desain tempat sampah 25 47 8 0 143

13. Skala tempat sampah 11 49 20 0 169

14. Letak tempat sampah 9 43 25 3 182

15. Warna tempat sampah 21 49 10 0 149

16. Langgam tempat sampah 17 51 11 1 156

Gambar 144. Diagram penilaian responden terhadap kenyamanan taman berdasarkan keindahan (analisis peneliti, 2017)

Page 203: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

177

Lanjutan Tabel 88 17. Desain pedestrian 4 28 46 2 206

18. Skala pedestrian 1 35 41 3 206

19. Letak pedestrian 2 10 67 1 227

20. Warna pedestrian 7 41 31 1 186

21. Langgam pedestrian 2 46 31 1 191

22. Bentuk dan letak tanaman 5 23 51 1 208

23. Kios/ lapak PKL mengganggu keindahan

8 28 41 3 199

Berdasarkan hasil analisis, taman dikatakan tidak nyaman dari

segi keindahan karena nilai persentase kenyamanan taman berada

pada rentang skor tidak nyaman, yakni 43,75%≤ 59,19% <62,50%.

C. Analisis Kenyamanan Taman pada Ruang Terbuka Publik di

Tepian Sungai Pangkajene

Kenyamanan taman disimpulkan dengan menghitung rata- rata hasil

analisis lima parameter dengan menggunakan rumus:

Persentase tingkat kenyamanan taman

= %p1+ %p2+ %p3+ %p4+ %p5

N

Dimana, %p1 = persentase kenyamanan aksesibilitas

%p2 = persentase kenyamanan aktivitas

%p3 = persentase kenyamanan keamanan dan keselamatan

%p4 = persentase kenyamanan kebersihan

%p5 = persentase kenyamanan keindahan

n = jumlah parameter

Skor aktual (∑X) = 4357

Skor ideal = 4 x 80 x 23 = 7360

Persentase (%) ∑X = ∑X x 100% = 0,5919 x 100% =59,19 %

Skor ideal

4357

Page 204: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

178

Tabel 89. Analisis persentase tingkat kenyamanan taman (analisis peneliti, 2017)

Persentase tingkat kenyamanan taman=

= 66,60%+ 67,42%+60,98%+55,66%+59,19%

5

= 61,97 %

Berdasarkan hasil analisis lima parameter kenyamanan taman,

disimpulkan bahwa taman di tepian Sungai Pangkajene TIDAK NYAMAN

karena nilai persentase kenyamanan taman berada pada rentang skor

tidak nyaman, yakni 43,75% ≤ 61,97% <62,50%.

Parameter Persentase

(%)

Tingkat Keberhasilan

Kenyamanan

aksesibilitas

66,60 % Nyaman

Skor persentase

≥ 62, 50% - < 81,25%

Kenyamanan aktivitas

67,42 % Nyaman

Skor persentase

≥ 62, 50% - < 81,25%

Kenyamanan keamanan

dan keselamatan

60,98 % Tidak

Nyaman

Skor persentase

≥ 43,75 %- < 62,50 %

Kenyamanan kebersihan 55,66 % Tidak

Nyaman

Skor persentase

≥ 43,75 %- < 62,50 %

Kenyamanan keindahan 59,19 % Tidak

Nyaman

Skor persentase

≥ 43,75 %- < 62,50 %

Page 205: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

179

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat diambilkan

kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Kenyamanan taman pada ruang terbuka publik di kawasan wisata

tepian Sungai Pangkajene diperoleh persentase kenyamanan

dengan nilai 43,75% ≤ 61,97% < 62,50% yang ada pada rentang

penilaian tidak nyaman.

2. Pengguna taman didominasi oleh laki- laki dewasa dengan rentang

usia 26- 45 tahun, yang berasal dari Kabupaten Pangkep, dengan

jarak rumah > 7 km dan menggunakan kendaraan pribadi, jenis

aktivitas yang banyak dilakukan adalah bersantai dengan frekuensi

kunjungan seminggu sekali, waktu kunjungan pada sore hari

dengan lama kunjungan sekitar 1- 2 jam.

3. Kelebihan dan kekurangan yang ada pada taman ini, kelebihan

taman ini memiliki letak yang strategis berada di pinggiran sungai

dan di tengah pusat Kota Pangkajene, dengan view yang menarik.

Sedangkan kekurangannya, taman ini belum lengkap sarana dan

prasarananya. Adapun kelebihan dan kekurangan yang lain yakni:

Page 206: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

180

a) Berdasarkan aspek kenyamanan dalam aksesibilitas, taman

mudah diakses, lahan parkir memadai, mudah dalam memarkir

kendaraan, rambu- rambu jalan memadai, lapak PKL tidak

mengganggu. Namun masih perlu akses untuk penyandang

disabilitas.

b) Berdasarkan aspek kenyamanan dalam aktivitas, taman terasa

teduh dan lapak PKL tidak mengganggu. Namun tidak

lengkapnya sarana dan prasarana pada taman menjadikan

pengguna tidak merasa puas beraktivitas.

c) Berdasarkan aspek kenyamanan dalam keamanan dan

keselamatan, kondisi taman aman, fasilitas bermain anak dan

keselamatan pada pedestrian aman, lapak PKL tidak

mengganggu. Namun, tidak cukup jumlah lampu pada taman,

serta masih perlunya petugas keamanan taman dan CCTV.

d) Berdasarkan aspek kenyamanan dalam kebersihan, kondisi

taman bersih, lapak PKL tidak mengganggu. Namun, kondisi

saluran/ got tidak bersih, serta mengeluarkan aroma yang

busuk, begitu pula aroma busuk dari tempat sampah, perlunya

penambahan tempat sampah, dan tidak layaknya fasilitas toilet

umum menjadi salah satu kekurangan taman ini dari segi

kebersihan.

Page 207: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

181

e) Berdasarkan aspek kenyamanan dalam keindahan, desain

taman terlihat menarik, begitupun dengan desain tempat duduk,

dan desain pedestrian terlihat menarik, bentuk dan peletakan

tanaman menarik, dan lapak PKL tidak mengganggu. Namun,

desain lampu taman dan tempat sampah tidak menarik.

4. Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) memberi pengaruh positif

dan pengaruh negatif pada taman. Dampak positif yakni menjadi

pusat kuliner terbesar di kota Pangkep sehingga dapat menarik

minat wisatawan berkunjung ke taman, dampak negatif yakni

taman terlihat kurang indah dan kurang terjaganya kebersihan.

B. Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan maka saran yang dapat

diberikan peneliti adalah berikut ini:

1. Diharapkan pemerintah setempat agar menertibkan dan memberi

arahan kepada para pedagang kaki lima (PKL). Dengan mendesain

dan memberikan kios/ lapak seragam yang sesuai dengan

peruntukannya, mengatur kios/ lapak PKL agar tidak mengganggu

pengguna taman, menambah dan memperbaiki sarana dan

prasarana yang ada pada taman seperti tempat sampah, tempat

duduk, tanaman hias, serta lampu taman.

Page 208: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

182

2. Diharapkan agar PKL dapat tertib dan teratur agar tidak

mengganggu pengguna taman, memelihara kebersihan dan

keindahan taman.

3. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi pada ilmu

pengetahuan khususnya di bidang arsitektur. Sehingga para arsitek

dalam merancang dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna dan

memperhatikan aspek- aspek yang dibutuhkan pada suatu ruang

publik, seperti keberadaan pedagang kaki lima (PKL).

4. Konsep dalam merancang taman pada tepian air yang baik, yakni:

a) Letak strategis, sebuah ruang publik dengan letak yang

strategis (misal: di pusat kota) dapat dijangkau oleh masyarakat

dengan menggunakan transportasi pribadi atau umum.

b) Pemandangan (view), view yang baik dan menarik dari dan

dalam taman menuju tepian air agar tidak terhalang dari

bangunan atau vegetasi

c) Desain universal, desain yang sesuai dengan standar- standar

universal antara lain luas taman yang dapat mencakup seluruh

masyarakat kota, selain itu juga memperhatikan sarana dan

fasilitas untuk masyarakat berkebutuhan khusus/ difabel.

d) Memiliki fungsi ekologis, ekonomi, edukatif, sosial, kesehatan;

sebuah taman yang baik harus memiliki fungsi dan manfaat

untuk alam dan masyarakat.

Page 209: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

183

e) Nilai estetika, sebuah taman kota yang memiliki nilai estetika

dapat menjadi salah satu daya tarik untuk memikat wisatawan

berkunjung ke taman. Nilai- nilai tersebut dapat diperoleh

melalui desain taman, sarana serta prasarana yang indah dan

menarik. Mencakup bentuk, skala, warna, tekstur, ritme, serta

prinsip- prinsip perancangan yang baik.

f) Sarana dan prasarana yang lengkap, salah satu daya tarik

wisatawan agar lama berkunjung di taman adalah tersedianya

sarana dan prasarana yang lengkap. Kepuasan terhadap

sarana dan prasarana yang ada dapat membuat wisatawan

berkunjung ke taman lebih dari sekali. Sarana dan prasarana

antara lain, vegetasi/ tanaman, tempat duduk, gazebo, tempat

sampah, pedestrian, penerangan, sarana bermain anak, tempat

ibadah, toilet, wifi, serta sarana elektrikal.

g) Pertunjukan, karena letaknya pada tepian air sebaiknya sering

diadakan pertunjukan pada badan air agar menjadi daya tarik

tambah pada taman. Pertunjukan diantaranya, permainan air

serta transportasi air yang menarik.

h) Aman dan nyaman, sarana dan prasarana yang ada dapat

memberikan keamanan, kenyamanan, serta keselamatan pada

pengguna taman.

i) Menata pedagang kaki lima, penjual makanan ataupun

souvenir; pedagang merupakan salah satu aspek yang ada

Page 210: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

184

pada setiap ruang publik. Tetapi keberadaan mereka harus

tetap dikelola dan ditata agar tidak mengganggu aspek- aspek

yang lain.

j) Manajemen, pengelolaan taman yang baik sering meninjau dan

membuat strategi- strategi yang dapat menambah jumlah

wisatawan berkunjung ke taman.

k) Pemeliharaan (maintenance), setiap sarana dan prasarana

yang ada agar selalu dipelihara dan diperbarui agar

penggunaan taman dapat berkelanjutan.

Page 211: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

185

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti., Trisutomo, S., Sastrawati, Isfa., Zulkifli., Mustakin, Saryanti.,

Lolo, Vani A. 2014. Pengaruh Revitalisasi Ruang Publik Tepian Air

Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kawasan Pantai Losari

Berdasarkan Perubahan Fungsi Bangunan. Jurusan Arsitektur. Fakultas

Teknik. Universitas Hasanuddin. Temu Ilmiah IPLBI 2014.

Anita, Juarni., Gustya, Fendy., Erawati, Lucy R Dan Sukma, Dewi M.

2012. Kajian Terhadap Ruang Publik Sebagai Sarana Interaksi Warga Di

Kampong Muararajeun Lama, Bandung. Jurnal Online Institute Teknologi

Nasional. Teknik Arsitektur ITENAS, No: I, Vol: I, Juli.

Aulia, Astri. 2005. Pertimbangan dan Komponen Pengembangan Ruang

Publik di Kawasan Benteng Kuto Besak Palembang. Jurusan Planologi.

Institut Teknologi Bandung.

Azmy, Muhammad Fathien. 2012. Pemanfaatan Fungsi Taman Ayam

Daya Kota Makassar. Prosiding 2012. ISBN: 978-979-127255-0-6. Group

Teknik Arsitektur, Vol: 6, Desember 2012.

Budihardjo, Eko. 1997. Arsitektur Pembangunan dan Konservasi. Jakarta:

Djambatan.

Carmona, Mattew, dkk. 2010. Public Places Urban Spaces. United

Kingdom: Architectural Press.

Darmawan, Edy. 2005. Analisis Ruang Publik Arsitektur Kota. Badan

Penerbit UNDIP, Semarang.

_____________. 2007. Peranan Ruang Publik dalam Perancangan Kota

(Urban Design). Pidato Pengukuhan pada Upacara Penerimaan Jabatan

Guru Besar dalam Ilmu Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,

Semarang.

Dewang, Nasrudin dan Leonardo. 2010. Aksesibilitas Ruang Terbuka

Publik Bagi Kelompok Masyarakat Tertentu Studi Fasilitas Publik Bagi

Kaum Difabel di Kawasan Taman Suropati Menteng- Jakarta Pusat.

Jurusan Teknik Planologi. Universitas Unggul. Jakarta. Jurnal

PLANESA™, Vol: 1, No: 1, Mei 2010.

Page 212: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

186

Direktorat Penataan Ruang Nasional, Direktorat Jenderal Penataan

Ruang, dan Pekerjaan Umum. 2009. Pedoman Penyediaan dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/ Kawasan

Perkotaan. Permen PU. No: 12/PRT/M 2009.

Djunaedi, Achmad. 1989. Pengantar Metodologi Penelitian Arsitektural.

Jurusan Teknik Arsitektur.Fakultas Teknik. Universitas Gajah Mada:

Yogyakarta.

Garvin, Alexander dan Gayle Berens. 1997. Urban Parks and Open

Space. Washington: The Urban Land Institute.

Hakim, Rustam. 2012. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap:

Prinsip- Unsur dan Aplikasi Desain. P.T. Bumi Aksara.

Hardiyanti, Nurul., Radja, Mufti dan Dewi, Yashinta K. 2016. Kajian

Privasi, Ruang Personal dan Teritori di Ruang Publik Pantai Losari Kota

Makassar. Program Studi Teknik Arsitektur. Fakultas Teknik. Universitas

Hasanuddin: Makassar.

Haryanti, Dini T. 2008. Kajian Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Publik

Kawasan Bundaran Simpang Lima Semarang. Program Pascasarjana.

Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas

Diponegoro: Semarang.

Hasriyanti, Nunik. 2014. Kajian Ruang Publik Tepi Air. Jurusan Teknik

Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak. Vol: X, No: 1, Juni 2014.

ITB. 2008. Manual Desain Bangunan Aksesibel. Program Studi Arsitektur.

SAPPK ITB : Bandung.

Jatmiko, Bramantya W. 2015. Kajian Fungsi Sosial Terhadap Taman Kota

Sebagai Ruang Terbuka Hijau Di Kota Semarang. Jurusan Pendidikan

Geografi Universitas Negeri Yogyakarta.

Laksmiwati, Triandi., Amiuza, Chairil B dan Astrini, W. 2013. Evaluasi

Ruang Terbuka di Kampus Universitas Brawijaya. Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya. ISSN: 1693- 3702. Jurnal RUAS,

Vol: 11, No: 1, Juni 2013.

Lussetyowati, Tutur. 2014. Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka

Publik di Perumahan Bukit Sejahtera Palembang. Temu Ilmiah IPLBI.

Page 213: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

187

Laboraturium Kota dan Permukiman. Program Studi Teknik Arsitektur.

Fakulas Teknik. Universitas Sriwijaya.

Mulyandari, Hestin. 2011. Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: C.V.

Andi.

Nasution, M. Husni Thamrin. 2006. Analisa Pengembangan Ruang Publik

(Public Spaces) dalam Upaya Menciptakan Masyarakat Madani (Civil

Society) di Kota Medan. Jurnal Analisis Administrasi dan Pengembangan.

Purnamasari, Anugrah dan Muta’ali, Luthfi. 2010. Kajian Spasial Ruang

Publik (Public Space) Perkotaan Untuk Aktivitas Demonstrasi Mahasiswa

di Kota Makassar.

Purnomo, Estining N.S., Sihwi S, Sari W dan Anggrainingsih, Rini. 2013.

Analisis Perbandingan Menggunakan Metode Ahp, Topsis, dan Ahp-

Topsis dalam Studi Kasus Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan

Siswa Program Akselerasi. ISSN: 2301- 7201. Jurnal ITSMART, Vol: 2,

No: 1, Juni 2013.

Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin. 2014. Pedoman

Penulisan Tesis dan Disertasi. Edisi 4. Makassar.

Ridwan, M dan Priyandoko, Z. 2010. Arahan Penataan Kawasan Tepi Air

(Waterfront) Sungai Musi Sebagai Pengembangan Kawasan Pariwisata.

Teknik Planologi, Fakultas Teknik UNPAS.

Saraswati, Ratih D dan Supriyono. 2016. Pemanfaatan Ruang Terbuka

Publik pada Bantaran Sungai Banjirkanal Barat Semarang, Studi Kasus:

Bantaran Kali Banjirkanal Barat Bagian Utara. Prosidi Temu Ilmiah IPLBI

2016. Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Arsitektur Dan Desain.

UNIKA SOEGIJAPRANATA.

Sastrawati, Isfa. 2003. Prinsip Perancangan Kawasan Tepi Air (Kasus:

Kawasan Tanjung Bunga). Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota Vol: 14,

No: 3, Desember 2003, Hlm. 95- 117.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Suharto. 1994. Dasar-Dasar Pertamanan. Semarang: Media Wiyata.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: P.T.

Pustaka Baru.

Page 214: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

188

Sutrisno, Herwin. 2011. Riverwalk Sebagai Ruang Terbuka Alternatif di

Kawasan Flamboyan Bawah Kota Palangkaraya. Jurnal Perspektif

Arsitektur, ISSN: 1907- 8536, Vol: 6, No: 2, Desember 2011.

Syafriny, Reny. 2013. Ruang Tepi Laut Sebagai Destinasi Publik di

Perkotaan. Media Matrasain, Vol: 10, No: 1, Mei 2013.

Tangkuman, Dwi J., Tondobala, Linda. 2011. Arsitektur Tepi Air

(Waterfront Architecture). Media Matrasain, Vol: 8, No: 2, Agustus 2011.

Page 215: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

189

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner

KUESIONER PERSEPSI PENGUNJUNG TAMAN PADA KAWASAN WISATA

DI TEPIAN SUNGAI PANGKAJENE

Dengan hormat,

Kami sebagai Tim Peneliti dari Jurusan Teknik Arsitektur memohon kesediaan Bapak/

Ibu/ Saudara(i) untuk berpartisipasi dalam rangka Penelitian Tugas Akhir kami yang

berjudul “Asesmen Kenyamanan Taman pada Ruang Terbuka Publik di Kawasan Wisata

Tepian Sungai Pangkajene”. Kuesioner ini berhubungan dengan persepsi Anda sebagai

pengunjung/ wisatawan pada Taman di Kawasan Wisata Tepian Sungai Pangkajene.

Hasil dari kuesioner ini tidak untuk dipublikasikan, melainkan untuk kepentingan

penelitian semata.

Atas bantuan, kesediaan waktu, serta kerja sama Bapak/ Ibu/ Saudara(i) kami ucapkan

terima kasih.

Petunjuk Pengisian: Lingkarilah (O) atau Berilah tanda checklist (√) pada kolom

jawaban yang Anda pilih. Isilah jawaban (………………………..) sesuai pendapat Anda.

A. Karakteristik Responden

1. Kode Responden : …………………………………….…….…(diisi oleh peneliti)

2. Nama : …………………………………………………………………

3. Jenis Kelamin : □ Laki- laki □ Perempuan

4. Usia : ……………Tahun

□ Remaja (12- 25 tahun)

□ Dewasa (26- 45 tahun)

□ Lansia (46- 65 tahun)

□ Manula (66 tahun keatas)

5. Alamat Asal/ Domisili : □ Kabupaten Pangkep

Sebutkan: ……………………………………………

□ Luar Kabupaten Pangkep

Sebutkan: ……………………………………………

6. Pendidikan Terakhir : □ Tidak Sekolah □ SMP/ Sederajat □ Diploma

□ SD/ Sederajat □ SMA/ Sederajat □ Sarjana

7. Status Pernikahan : □ Belum Menikah □ Duda

□ Menikah □ Janda

8. Suku : ………………………………………………………………

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S2 ARSITEKTUR Jl. Poros Malino KM. 16 Bontomarannu Kab. Gowa, 90245, Sulawesi Selatan, � 0411 – 586 265,

Fax. 0411 – 587 707 Email: arsitek @teknik.unhas.ac.id

Page 216: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

190

9. Pekerjaan : □ Pelajar/ Mahasiswa

□ PNS/ Pegawai BUMN/ Polisi/ TNI

□ Pegawai swasta

□ Wiraswasta

□ Ibu rumah tangga

□ Lainnya …………

B. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan dalam Aksesibilitas

1. Seberapa jauh jarak dari rumah Anda ke taman ini?

a. 1- 3 km c. 5- 7 km

b. 3- 5 km d. Lebih dari 7 km

2. Sarana transportasi apa yang Anda gunakan ke taman ini?

a. Berjalan Kaki c. Transportasi Umum

b. Kendaraan Pribadi d. Lainnya …………

3. Menurut Anda bagaimana kemudahan akses ke taman ini?

a. Sangat Tidak Mudah c. Mudah

b. Tidak Mudah d. Sangat Mudah

4. Menurut Anda apakah lahan parkir pada taman ini sudah memadai?

a. Sangat Tidak Memadai c. Memadai

b. Tidak Memadai d. Sangat Memadai

5. Menurut Anda bagaimana kemudahan dalam memarkirkan kendaraan?

a. Sangat Tidak Mudah c. Mudah

b. Tidak Mudah d. Sangat Mudah

6. Menurut Anda apakah rambu- rambu penunjuk jalan sudah memadai?

a. Sangat Tidak Memadai c. Memadai

b. Tidak Memadai d. Sangat Memadai

7. Menurut Anda apakah jalur jalan (pedestrian) nyaman digunakan?

a. Sangat Tidak Nyaman c. Nyaman

b. Tidak Nyaman d. Sangat Nyaman

8. Menurut Anda apakah perlu akses untuk penyandang disabilitas/ cacat pada

taman ini?

a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu

b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

9. Menurut Anda apakah kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aksesibilitas

pada taman ini?

a. Sangat Mengganggu c. Tidak Mengganggu

b. Mengganggu d. Sangat Tidak Mengganggu

C. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan dalam Beraktivitas

1. Apa tujuan Anda berkunjung ke taman ini?

a. Bersantai c. Senam/ Olahraga

b. Berfoto d. Lainnya …………

2. Berapa kali Anda berkunjung ke taman ini?

a. Setiap Hari c. Sebulan Sekali

b. Seminggu Sekali d. Lainnya ………

Page 217: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

191

3. Berapa lama Anda berada pada taman ini?

a. < 1jam c. 2- 4 jam

b. 1- 2 jam d. Lainnya …………

4. Pada waktu apa biasanya Anda berkunjung ke taman ini?

a. Pagi c. Sore

b. Siang d. Malam

5. Menurut Anda bagaimana tingkat keteduhan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Teduh c. Teduh

b. Tidak Teduh d. Sangat Teduh

6. Menurut Anda bagaimana kelengkapan sarana dan prasarana pada taman ini?

a. Sangat Tidak Lengkap c. Lengkap

b. Tidak Lengkap d. Sangat Lengkap

7. Menurut Anda sarana dan prasarana apakah yang harus ditambahkan pada

taman ini?

a. Jalur Sepeda c. Sarana Bermain Anak

b. Fasilitas Ibadah d. Lainnya …………

8. Apakah Anda puas terhadap sarana dan prasarana yang ada pada taman ini?

a. Sangat Tidak Puas c. Puas

b. Tidak Puas d. Sangat Puas

9. Menurut Anda apakah kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu aktivitas

pada taman ini?

a. Sangat Mengganggu c. Tidak Mengganggu

b. Mengganggu d. Sangat Tidak Mengganggu

D. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan dalam Keamanan dan Keselamatan

1. Menurut Anda bagaimana jumlah lampu penerangan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Cukup c. Cukup

b. Tidak Cukup d. Sangat Cukup

2. Menurut Anda bagaimana kondisi keamanan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Aman c. Aman

b. Tidak Aman d. Sangat Aman

3. Menurut Anda apakah jasa petugas keamanan diperlukan pada taman ini?

a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu

b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

4. Menurut Anda apakah CCTV diperlukan pada taman ini?

a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu

b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

5. Menurut Anda apakah fasilitas bermain anak aman digunakan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Aman c. Aman

b. Tidak Aman d. Sangat Aman

6. Menurut Anda apakah pedestrian aman digunakan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Aman c. Aman

b. Tidak Aman d. Sangat Aman

7. Menurut Anda apakah kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu keamanan

dan keselamatan pada taman ini?

a. Sangat Mengganggu c. Tidak Mengganggu

b. Mengganggu d. Sangat Tidak Mengganggu

Page 218: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

192

E. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan dalam Kebersihan

1. Menurut Anda bagaimana kondisi kebersihan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Bersih c. Bersih

b. Tidak Bersih d. Sangat Bersih

2. Menurut Anda bagaimana kondisi saluran air/ got pada taman ini?

a. Sangat Tidak Bersih c. Bersih

b. Tidak Bersih d. Sangat Bersih

3. Menurut Anda bagaimana kondisi aroma/ bau- bauan dari saluran air/ got pada

taman ini?

a. Sangat Bau c. Tidak Bau

b. Bau d. Sangat Tidak Bau

4. Menurut Anda bagaimana kondisi aroma/ bau- bauan dari tempat sampah pada

taman ini?

a. Sangat Bau c. Tidak Bau

b. Bau d. Sangat Tidak Bau

5. Menurut Anda apakah tempat sampah perlu ditambahkan pada taman ini?

a. Sangat Perlu c. Tidak Perlu

b. Perlu d. Sangat Tidak Perlu

6. Menurut Anda apakah fasilitas toilet umum sudah layak digunakan?

a. Sangat Tidak Layak c. Layak

b. Tidak Layak d. Sangat Layak

7. Menurut Anda apakah kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu kebersihan

pada taman ini?

a. Sangat Mengganggu c. Tidak Mengganggu

b. Mengganggu d. Sangat Tidak Mengganggu

F. Persepsi Responden terhadap Kenyamanan dalam Keindahan

1. Menurut Anda apakah desain taman ini menarik?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

2. Menurut Anda bagaimana desain/ bentuk tempat duduk pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

3. Menurut Anda apakah dimensi/ ukuran/ skala tempat duduk pada taman ini sudah

sesuai (proporsional)?

a. Sangat Tidak sesuai c. sesuai

b. Tidak sesuai d. Sangat sesuai

4. Menurut Anda apakah letak tempat duduk pada taman ini sudah tepat?

a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat

b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat

5. Menurut Anda bagaimana warna tempat duduk pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

6. Menurut Anda bagaimana corak/ langgam tempat duduk pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

Page 219: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

193

7. Menurut Anda bagaimana desain/ bentuk lampu penerangan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

8. Menurut Anda apakah dimensi/ ukuran/ skala lampu penerangan pada taman ini

sudah sesuai (proporsional)?

a. Sangat Tidak sesuai c. sesuai

b. Tidak sesuai d. Sangat sesuai

9. Menurut Anda apakah letak lampu penerangan pada taman ini sudah tepat?

a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat

b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat

10. Menurut Anda bagaimana warna lampu penerangan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

11. Menurut Anda bagaimana corak/ langgam lampu penerangan pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

12. Menurut Anda bagaimana desain/ bentuk tempat sampah pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

13. Menurut Anda apakah dimensi/ ukuran/ skala tempat sampah pada taman ini

sudah sesuai (proporsional)?

a. Sangat Tidak sesuai c. sesuai

b. Tidak sesuai d. Sangat sesuai

14. Menurut Anda apakah letak tempat sampah pada taman ini sudah tepat?

a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat

b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat

15. Menurut Anda bagaimana warna tempat sampah pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

16. Menurut Anda bagaimana corak/ langgam tempat sampah pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

17. Menurut Anda bagaimana desain/ bentuk jalur jalan (pedestrian) pada taman

ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

18. Menurut Anda apakah dimensi/ ukuran/ skala jalur jalan (pedestrian) pada taman

ini sudah sesuai (proporsional)?

a. Sangat Tidak sesuai c. sesuai

b. Tidak sesuai d. Sangat sesuai

19. Menurut Anda apakah letak jalur jalan (pedestrian) pada taman ini sudah tepat?

a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat

b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat

20. Menurut Anda bagaimana warna jalur jalan (pedestrian) pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

Page 220: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

194

21. Menurut Anda bagaimana corak/ langgam jalur jalan (pedestrian) pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

22. Menurut Anda bagaimana bentuk dan peletakan tanaman pada taman ini?

a. Sangat Tidak Menarik c. Menarik

b. Tidak Menarik d. Sangat Menarik

23. Menurut Anda apakah yang menjadi daya tarik/ focal point pada taman ini?

a. Lampu penerangan c. Tugu Bambu Runcing

b. Sungai Pangkajene d. Lainnya …………

24. Menurut Anda apakah kios/ lapak Pedagang Kaki Lima mengganggu

pemandangan pada taman ini?

a. Sangat Mengganggu c. Tidak Mengganggu

b. Mengganggu d. Sangat Tidak Mengganggu

G. Saran dan Kesan

Tuliskan saran dan kesan Anda mengenai taman pada kawasan wisata di tepian

Sungai Pangkajene ini:

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………….

Page 221: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

195

Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas

CORRELATIONS

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8 c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 f1 f2 f3 f4 f5 f6

f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16 f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24 Total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

RELIABILITY

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8 c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 f1 f2 f3 f4 f5 f6

f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16 f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Reliability

Notes

Output Created 25-Jan-2018 09:50:47

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 80

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data

for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8

c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7

f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16

f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.003

Page 222: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

196

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.909 48

Correlations

Notes

Output Created 25-Jan-2018 09:46:48

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 80

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are based on

all the cases with valid data for that pair.

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8

c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7

f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16

f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24 Total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.109

Elapsed Time 00:00:00.079

Page 223: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

197

CORRELATIONS /VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8 c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16 f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24 Total /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE. RELIABILITY /VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8 c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7 f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16 f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA.

Reliability

Notes

Output Created 25-Jan-2018 09:50:47

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 80

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data

for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8

c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7

f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16

f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.003

Page 224: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

198

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.909 48

Correlations

Notes

Output Created 25-Jan-2018 09:46:48

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 80

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as

missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are based on

all the cases with valid data for that pair.

Syntax CORRELATIONS

/VARIABLES=b3 b4 b5 b6 b7 b8 b9 c5 c6 c8

c9 d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 e1 e2 e3 e4 e5 e6 e7

f1 f2 f3 f4 f5 f6 f7 f8 f9 f10 f11 f12 f13 f14 f15 f16

f17 f18 f19 f20 f21 f22 f24 Total

/PRINT=TWOTAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.109

Elapsed Time 00:00:00.079

Page 225: ASESMEN KENYAMANAN TAMAN PADA RUANG TERBUKA …

199

Kesimpulan :

Validitas R Hitung > dari R Tabel

R table = 0.222

N = 80

Sig = 5%

Data dinyatakan Valid

Reliabilitas

Alpha > R Table

Hasilnya reliable atau konsisten