ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

download ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

of 5

Transcript of ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

  • 8/14/2019 ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

    1/5

    1. ASAM ASETIL SALISILATAsam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah analgesik

    antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan digolongkan dalam obat

    bebas. Aspirin secara klinis digunakan untuk nyeri akut simtompmatik dan demam dan

    merupakan obat yang penting untuk terapi sejumlah inflamasi kronik.Selain sebagai

    prototip, obat ini merupakan standar dalam menilai efek obat sejenis.

    1.1Indikasi1.1.1 Antipiresis-analgesik

    Salisilat efektif dalam pengobatan jenis nyeri ringan sampai sedang. Aspirin

    digunakan dalam pengobatan sakit kepala, sakit badan, arthralgia, neuralgia dan

    dismenorea. Mereka juga efektif untuk demm yang disebabkan karena apapun..

    1.1.2 AntiinflamasiSalisilat sering digunakan dalam pengobatan kondisi inflamasi seperti radang

    sendi (arthritis) dan fibromyositis.

    1.1.3 Artitis rheumatoidWalaupun telah banyak ditemukan obat antireumatoid baru, salisilat masih

    dianggap obat standard pada studi perbandingan dengan obat anti-reumatik lain.

    Sebagian penderita atitis rheumatoid dapat dikontrol dengan salisilat saja; bila

    hasilnya tidak memadai, dapat digunakan obat lain. Selain menghilangkan nyeri,

    salisilat jelas manghambat inflamasinya.

    1.1.4 Penggunaan lainAspirin digunakan untuk mencegah trombus koroner dan thrombus vena dalam-

    dalam berdasarkan efek penghambatan agregasi trombosit. Laporan menunjukkan

    bahwa dosis aspirin kecil (325 mg/hari) yang diminum tiap hari dapat mengurangi

    insiden infark miokard akut, dan penderita angina tidak stabil.

    1.1.5 Indikasi dalam Kedokteran GigiNSAID adalah obat yang paling penting untuk manajemen nyeri gigi akut. Obat

    tertentu dapat dipilih atas dasar keparahan rasa sakit dan kehadiran Gejala lain

    yang terkait misalnya untuk nyeri ringan sampai moderate, parasetamol umumnya

    direkomendasikan, dan untuk nyeri akut diklofenak atau kombinasi dengan

    parasetamol umumnya lebih disukai.

  • 8/14/2019 ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

    2/5

    1.2Kontraindikasi1.2.1 Pasien yang memiliki ulkus lambung dan duodenum. (kemungkinan terjadi

    perdarahan internal, mungkin terjadi hemoragi)

    1.2.2 Penderita diatesis hemoragik (kecenderungan mengalami perdarahan).1.2.3 Penderita Asma (Serangan asma sebagai hasil reaksi alergi)1.2.4 Penderita Diabetes (Dosis tinggihiperglikemi/ hipoglikemi)1.2.5 Ibu hamil (menyebabkan premature closure pada duktus arterius pada fetus yang

    bisa mengakibatkan perdarahan)

    1.2.6 Alergi arau intoleransi dengan aspirin1.2.7 Memiliki fungsi hati abnormal karena konsumsi aspirin dalam waktu lama dapat

    menganggu waktu protrombin sehingga dapat menyebabkan perdarahan.

    1.3Dosis1.3.1 Nyeri akut

    Dosis salisilat untuk dewasa ialah 325-650 mg, diberikan secara oral tiap 3 atau 4

    jam. Untuk anak 15-20 mg/kg BB, diberikan tiap 4-6 jam dengan dosis total tidak

    melebihi 3,6 g per hari

    1.3.2 Demam rheumatic akuti. Setelah 24-48 jam pemberian obat terjadi pengurangan nyeri, kekakuan,

    pembengkakan, rasa panas dan memerahnya jaringan setempat

    ii. Dosis dewasa, 5-8 g per hari, diberikan 1 g per kaliiii. Dosis anak 100-125 mg/kgBB/hari, diberikan tiap 4-6 jam, selama

    seminggu. Setelah itu tiap minggu dosis berangsur diturunkan sampai 60

    mg/kgBB/hari

    1.3.3 Arthritis rheumatoidDosisnya ialah 4-6 g per hari, tetapi dosis 3 g sehari kadang-kadang cukup

    memuaskan.

    1.4SediaanAspirin (asam asetil salisilat) dan natrium salisilat merupakan sediaan yang

    paling banyak digunakan. Aspirin tersedia dalam bentuk tablet 100 mg untuk anak

    dan tablet 500 mg untuk dewasa.

    1.5Efek Samping

  • 8/14/2019 ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

    3/5

    1.5.1 Efek terhadap darahPada orang sehat, aspirin menyebabkan perpanjangan masa perdarahan. Hal

    ini bukan karena hipoprotrombinaemia, tetapi karena asetil siklo-oksigenase

    trombosit. Dosis tunggal 650 mg aspirin dapat memperpanjang masa perdarahan

    kira-kira 2 kali lipat. Pada pemakaian obat antikoagulan jangka lama sebaiknya

    berhati-hati memberikan aspirin, karena bahaya perdarahan mukosa lambung.

    Sekarang, aspirin dosis kecil digunakan untuk profilaksis trombosis koroner dan

    serebral.

    Aspirin tidak boleh diberikan pada penderita dengan kerusakan hati berat,

    hipoprotrombinemia, defisiensi vitamin K dan hemofilia, sebab dapat

    menimbulkan perdarahan.

    1.5.2 Efek terhadap hati dan ginjalSalisilat bersifat hepatotoksik dan ini berkaitan dengan dosis, bukan akibat

    reaksi imun. Gejala yang sering terlihat hanya kenaikan SGOT dan SGPT,

    beberapa penderita dilaporkan menunjukkan hepatomegali, anoreksia, mual dan

    ikterus. Bila terjadi ikterus pemberian aspirin harus dihentikan karena dapat

    terjadi nekrosis hati yang fatal. Oleh sebab itu aspirin tidak dianjurkan diberikan

    kepada penderita penyakit hati kronik. Walaupun belum dapat dibutikan secara

    jelas, tetapi secara penelitia epidemiologis ada hubungan erat antara salisilat dan

    sindrom Reye. Pada sindrom ini terjadi kerusakan hati dan enselofali. Sindrom ini

    jarang terjadi tetapi berakibat fatal dan dihubungkan pada pemakaian salisilat pada

    infeksi varicella dan virus lainnya pada anak. Salisilat dapat menurunkan fungsi

    ginjal pada penderita dengan hipovolemia atau gagal jantung.

    1.5.3 Efek terhadap saluran cernaEfek salisilat terhadap saluran cerna yang paling umum adalah distres

    epigastrium, mual dan muntah. Perdarahan mikroskopik saluran cerna hampir

    umum terjadi pada penderita yang mendapat pengobatan aspirin. Aspirin adalah

    asam. Pada pH lambung, asapirin tidak dibebaskan; akibatnya mudah menembus

    sel mukosa dan aspirin mengalami ionisasi (menjadi bermuatan negatif) dan

    terperangkap, jadi berpotensi menyebabkan kerusakan sel secara langsung.

    Aspirin seharusnya diberikan bersama makanan dan cairan volume besar untuk

    mengurangi saluran cerna. Pilihan lain, dapat juga diberikan bersama-sama

    misoprostol.

    1.5.4 Hipersenitifitas

  • 8/14/2019 ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

    4/5

    Sekitar 15 % pasien yang minum aspirin mengalami reaksi hipersensitivitas.

    Gejala alergi yang asli adalah urtikaria, bronkokonstriksi, atau edema

    angioneurotik. Jarang terjadi anafilaktik syok yang fatal.

    1.5.5 Sindrom ReyeAspirin yang diberikan selama infeksi virus ada hubungannya dengan

    peningkatan insidens sindrom Reye, seringkali fatal, menimbulkan hepatitis

    dengan edema serebral. Terutama terjadi pada anak-anak, sehingga lebih baik

    diberi asitaminfen daripada aspirin jika pengobatan dihentikan.

    1.6Interaksi Obat1.6.1 Antasida: Mengurangi tingkat penyerapan aspirin1.6.2 Heparin atau oral antikoagulan: Perdarahan1.6.3 Probenesid, Sulfinpirazone: ekskresi asam urat menurun (kontraindikasi pada

    pasien dengan gout)

    1.6.4 Bilirubin, Fenitoin, naproxen, Sulfinpirazone, Thiopental: Peningkatankonsentrasi plasma yang berpengaruh pada efek terapi dan toksisitas.

    1.7FarmakodinamikSalisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai obat

    analgesik, antipiretik, dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif

    sebagai antipiretik. Dengan dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis

    toksik, obat ini justru memperlihatkan efek piretik sehingga terjadi demam dan

    hiperhidrosis pada keracunan berat.

    Untuk memperoleh efek anti-inflamasi yang baik, kadar plasma perlu

    dipertahankan antara 250-300mcg/ml. Kadar ini tercapai dengan dosis aspirin oral 4

    gram per hari untuk orang dewasa. Pada penyakit demam reumatik, aspirin masih

    tetap belum dapat digantikan oleh obat AINS yang lain dan masih dianggap sebagai

    standard dalam studi perbandingan penyakit artritis reumatoid.

    1.8FarmakokinetikPada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorpsi dengan cepat dalam bentuk

    utuh di lambung, tetapi sebagian besar di usus halus bagian atas karena daerah

    penyerapannya lebih luas. Waktu paruh aspirin adalah 15menit. Kadar tertinggi

    dicapai kira-kira 2 jam setelah pemberian . kecepatan absorpsinya tergantung dari

  • 8/14/2019 ASAM_ASETIL_SALISILAT.docx

    5/5

    kecepatan disintegrasi dan disolusi tablet, pH permukaan mukosa dan waktu

    pengosongan lambung. Absorpsi pada pemberian secara rectal lebih lambat dan tidak

    sempurna sehingga cara ini tidak dianjurkan. Setelah diabsorpsi, salisilat segera

    menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan cairan transelular sehingga ditemukan dalam

    cairan synovial, cairan spinal, cairan peritoneal, liur dan air susu. Kira-kira 80%-90%

    salisilat plasma terikat pada albumin. Aspirin diserap dalam bentuk utuh, dihidrolisis

    menjadi asam salisilat terutama dalam hati, sehingga hanya kira-kira 30 menit

    terdapat dalam plasma.

    Metabolisme salisilat terjadi di banyak jaringan, tetapi terutama di mikrosom

    dan mitokondria hati. Salisilat diekskresi dalam bentuk metabolitnya terutama di

    ginjal, sebagian kecil melalui keringat dan empedu. Diekskresikan melalui urin yang

    terdiri dari asam salyciuric, eter atau fenol glukorinide, dan asil atau ester glukorinide.

    1.9Mekanisme KerjaEfek antipiretik dan antiinflamasi salisilat terjadi karena penghambatan

    sintesis prostaglandin di pusat pengaturan panas dalam hipotalamus dan perifer di

    daerah target. Lebih lanjut, dengan menurunkan sintesis prostaglandin, salisilat juga

    mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit terhadap rangsangan mekanik dan kimiawi.