asam sianida

9
 Nama : Octavia Uriastanti NIM : 4311412064 Prodi : Kimia Cyanide / Sianida 1.Definisi Sianida Sianida merupakan suatu senyawa yang memiliki struktur molekul dengan ikatan rangkap tiga antara C dengan N.Sianida terbagi menjadi dua yaitu hydrogen sianida(HCN) dan hydrocyanic acid.Dewasa ini sianida menjadi perhatian masyarakat karena terjadinya banyak kasus keracunan oleh bahan kimia ini. Tak kenal maka tak sayang, sudah sepatutnya kita mengenali racun sianida ini lebih jauh. Bukan untuk menyayangi racun tersebut tentunya, namun agar kita lebih waspada. 2.Sifat Sianida Sianida tergolong bahan kimia beracun.Sianida murni tidak berwarna, mudah menguap sedikit di atas suhu kamar (26 0 C), sangat toksik dan berbau khas. Bau ini akan tercium bila konsentrasi lebih besar atau sama dengan 1 ppm, dan tidak berbau lagi bila tertutup bau gaslainnya atau saraf sensoris orang telah rusak/lumpuh.Berat molekulnya ringan, sukar terionisir, dan mudah berdifusi. Oleh karena itu gas sianida mudah terhisap melalui saluran  pernafasan ( paru paru ), saluran pencernaan, dan kulit. 3. Sumber sumber Sianida a. HCN ( Hydrogen Sianida )

description

kimia

Transcript of asam sianida

  • Nama : Octavia Uriastanti

    NIM : 4311412064

    Prodi : Kimia

    Cyanide / Sianida

    1.Definisi Sianida

    Sianida merupakan suatu senyawa yang memiliki struktur molekul dengan ikatan rangkap tiga antara C dengan N.Sianida terbagi menjadi dua yaitu hydrogen sianida(HCN) dan hydrocyanic acid.Dewasa ini sianida menjadi perhatian masyarakat karena terjadinya banyak kasus keracunan oleh bahan kimia ini. Tak kenal maka tak sayang, sudah sepatutnya kita mengenali racun sianida ini lebih jauh. Bukan untuk menyayangi racun tersebut tentunya, namun agar kita lebih waspada.

    2.Sifat Sianida

    Sianida tergolong bahan kimia beracun.Sianida murni tidak berwarna, mudah menguap sedikit di atas suhu kamar (26 0C), sangat toksik dan berbau khas. Bau ini akan tercium bila konsentrasi lebih besar atau sama dengan 1 ppm, dan tidak berbau lagi bila tertutup bau gaslainnya atau saraf sensoris orang telah rusak/lumpuh.Berat molekulnya ringan, sukar terionisir, dan mudah berdifusi. Oleh karena itu gas sianida mudah terhisap melalui saluran pernafasan ( paru paru ), saluran pencernaan, dan kulit.

    3. Sumber sumber Sianida

    a. HCN ( Hydrogen Sianida )

  • HCN terdapat pada : Gas gas penerangan, sisa sisa pembakaran dan tumbuh tumbuhan yang mengandung amygdalin. Misalnya, singkong, ubi, biji buah apel, peer, aprikot. Cyanida dengan air dan emulsin akan terhidrolisir menjadi hidrogen, glukosa dan benzaldehide. Biji biji tersebut mengandung cyagenetik glycosid yang akan melepaskan cyanida pada waktu dicerna.

    Senyawa ini sangat beracun, ada pada singkong yang mengalami kerusakan. Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat racun bagi manusia. Asam Sianida juga ada pada buah Kepayang. Kepayang, kluwek, keluwek, keluak, atau kluak (Pangium edule Reinw. ex Blume; suku Achariaceae, dulu dimasukkan dalam Flacourtiaceae) adalah tumbuhan berbentuk pohon yang tumbuh liar atau setengah liar. Orang Sunda menyebutnya picung atau pucung (begitu pula sebagian orang Jawa Tengah) dan di Toraja disebut panarassan.

    Biji keluwek dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi

    warna hitam pada rawon, daging bumbu kluwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya, yang memiliki salut biji yang bisa dimakan, bila mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk).Racun pada biji ini dapat dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Juga ada artikel yg menyatakan bahwa Asam Sianida (Hidrogen Cynide) dijadikan sebagai senjata pembunuh masal di jaman NAZI Jerman.

    Contoh :

    Singkong

  • Kluwek

    b. Hydrocyanic Acid ( Prussic Acid ) Hydrocyanic Acid berbentuk cairan, dapat tercampur dengan air dalam segala

    proporsi, dapat diuraikan dengan cepat, larutan netral atau alkali dengan menghasilkan ammoniak.

    Dua bentuk Prussic Acid :

    Dalam bentuk larutan dengan kadar 4% ( Scheeles Axid ) Dalam bentuk larutan dengan kadar 2% ( Acid Hydrocyanicum dilutum ), dan bentuk

    inilah yang banyak digunakan di laboratorium.

    Gas gas ini juga dapat dibentuk dari proses destilasi KCN atau Kalium Fero

    Contoh :

  • 4. Kegunaan Sianida

    Sianida ( asam sianida, asam prussiat ), memiliki kegunaan yang tak sedikit, diantaranya di bidang pertanian, fotografi dan industri logam. Penggunaannya untuk pengolahan mineral untuk memulihkan emas, tembaga, seng dan perak mewakili sekitar 13% dari konsumsi sianida secara global, dengan 87% sisa sianida yang digunakan dalam proses industri lainnya seperti plastik, perekat, dan pestisida.

    Asam sianida banyak dipakai di laboratorium laboratorium, terutama dalam bentuk larutan dengan kadar 2%. Pada penyepuhan logam, Asam sianida digunakan dalam proses pembersihan, pengerasan dan penyempuhan logam logam untuk mendapatkan emas murni dari biji biji logamnya.

    Hydrocyanida Acid ( Prussic Acid ) banyak di pakai untuk berbagai reaksi proses kimia sintesis, tetapi terbanyak diperdagangkan untuk fumigasi membunuh binatang, kuman, kutu dan tikus tikus pada ruangan, gudang dan kapal kapal.Dalam bentuk garamnya seperti KCN, NaCN, AgCN, digunakan untuk keperluan fotografi, penyempuhan logam dan pewarnaan.

    Contoh :

    Asam sianida dalam pengolahan emas

    Hydrocyanida acid dalam fotografi

  • Berikut masing-masing kegunaan garam sianida :

    KCN : Garam ini ( dalam perdagangan ) mengandung 90% chloride, carbonate, cyanida dari kalium. Digunakan untuk proses proses reaksi kimia, perusahaan perusahaan listrik, dan fotografi. Tetapi sekarang banyak dipakai garam kalsium dan garam natrium yang lebih murah harganya.

    Ca(CN)2 : Digunakan pada tambang tambang industri. NaCN : Digunakan oleh perusahaan perusahaan metalurgi, listrik, pengerasan biji bjiji

    logam, penyamakan dan perusahaan perusahaan cat. AgCN : Digunakan oleh perusahaan perusahaan perak karena sifatnya yang tidak larut

    dalam air, cepat diuraikan oleh asam lambung dan menghasilkan asam hydrosianida.

    Derivat-derivat sianida

    Acrylonitrile ( CH2 = CHCN ) : digunakan dalam proses pembuatan karet sintesis.

    Cyanamida ( HN = C = HN ) : digunakan untuk pupuk buatan dan sebagai sumber hydogen cyanida.

    Nitro Prusida (Fe (CN)5 (ON) : digunakan untuk pembuatan bahan bahan kimia sintesis.

  • 5. Pathophysiology

    Sianida ( asam cyanida, asam prussiat) dewasa ini menjadi perhatian penting masyarakat karena terjadinya banyak kasus keracunan oleh bahan kimia ini. Kebanyakan terjadinya kasus keracunan cyanida karena tertelan secara tidak sengaja dari bahan yang mengandung racun tersebut. Kejadian sering dilaporkan pada industri kimia karena bentuk hydrogen cyanida dan derivatnya digunakan pada proses elektroplating, metallurgi dan ekstraksi logam emas ataupun perak didaerah pertambangan. Juga digunakan untuk membuat fiber sintetik, plastik dan fumigasi ataupun juga untuk fertilizer.Dampaknya terhadap kesehatan sangat mengerikan. Bila terpapar zat ini, manusia dapat meninggal dalam waktu kurang dari setengah jam. Karena sifat yang sangat beracun dari sianida, proses ini kontroversial dan penggunaannya dilarang di sejumlah negara dan wilayah.Bahkan pada perang dunia kedua sianida sempat digunakan sebagai bahan membuat senjata oleh tentara nazi

    Gambar Korban senjata asam sianida pada perang dunia kedua(nazi) Kejadian toksisisitas cyanida tidak hanya tertelan melalui mulut, tetapi sering terjadi

    melalui inhalasi dan dan absorpsi melalui kulit.. Gas cyanida sangat berbahaya, dengan menggunakan topeng gas tidak dapat melindungi seluruhnya terhadap keracunan cyanida ini dan hanya berpengaruh sedikit. Bentuk garam cyanida adalah paling beracun dimana garam ini sering terkandung dalam komponen bahan kimia yang mengandung cyanida. Dosis lethal (LD 50) dari komponen ini adalah sekitar 2 mg/Kg, dnegan menelan 50-75 mg dari garam cyanida ini dapat menyebabkan sulit bernafas dalam waktu beberapa menit. Hallogen cyanida adalah gas yang mengiritasi dan dapat menyebabkan oedema paru-paru, air mata kelur terus dan hipersalivasi.

    Kebanyakan plastik dan serat acrylic dapat mengeluarkan gas cyanida bila dibakar. Gas tersebut dapat terhisap melalui pernfasan terabsorpsi melalui kulit dan dapat menyebabkan terjadinya kematian. Sumber lain dari keracunan cyanida ialah dengan memakan/termakan cyanogenik glycosida yang terdapat dalam biji dari buaha-buahan tertentu. Amygdalin, adalah salah satu senyawa cyanogenik glykosida yang terdapat dalam biji buah apel, peach, plum, apricot, cherry dan biji almond, dimana amygdalin di hidrolisa menjadi hidrogen cyanida.

  • Mekanisme toksisitas sianida Sianida menjadi toksik bila berikatan dengan trivalen ferric (Fe+++). Tubuh yang mempunyai lebih dari 40 sistem enzim dilaporkan menjadi inaktif oleh cyanida. Yang paling nyata dari hal tersebut ialah non aktif dari dari sistem enzim cytochrom oksidase yang terdiri dari cytochrom a-a3 komplek dan sistem transport elektron. Bilamana cyanida mengikat enzim komplek tersebut, transport elektron akan terhambat yaitu transport elektron dari cytochrom a3 ke molekul oksigen di blok. Sebagai akibatnya akan menurunkan penggunaan oksigen oleh sel dan mengikut racun PO2.Sianida dapat menimbulkan gangguan fisiologik yang sama dengan kekurangan oksigen dari semua kofaktor dalam cytochrom dalam siklus respirasi. Sebagai akibat tidak terbentuknya kembali ATP selama proses itu masih bergantung pada cytochrom oksidase yang merupakan tahap akhir dari proses phoporilasi oksidatif. Selama siklus metabolisme masih bergantung pada sistem transport elektron, sel tidak mampu menggunakan oksigen sehingga menyebabkan penurunan respirasi serobik dari sel. Hal tersebut menyebabkan histotoksik seluler hipoksia. Bila hal ini terjadi jumlah oksigen yang mencapai jaringan normal tetapi sel tidak mampu menggunakannya. Hal ini berbeda dengan keracunan CO dimana terjadinya jarinngan hipoksia karena kekurangan jumlah oksigen yang masuk. Jadi kesimpulannya adalah penderita keracunan cyanida disebabkan oleh ketidak mampuan jaringan menggunakan oksigen tersebut.

    Racun sianida menghambat enzim cythochrom oxydase pada penggunaan oksigen di sel sel tubuh. Enzim lain juga terhambat, tetapi pengaruhnya kecil. Jelasnya, sianida mempunyai aktivitas yang kuat terhadap enzim pernafasan, yakni enzim cythchrom oxydase, dimana cynida mengikat F3 yang terdapat pada enzim tersebut.Akibatnya, terjadi gangguan peredaran dan penggunaan oksigen dalam sel sel tubuh,sehingga kadar O2 dalam darah ( HbO ) tinggi. Manifestasinya; pertama tama ditandai dengan meningkatnya pernafasan tubuh akibat terpengaruhnya chemoreceptor di carotic body dan pusat pusat pernafasan. Pada akhirnya dapat terjadi paralysa dari semua sel sel tersebut dengan akibat kelumpuhan total dari pernafasan mengakibatkan anoxia, walaupun kadar O2 dalam darah ( HbO ) tinggi Gejala klinis

    Sianida menyebabkan keracunan yang sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu beberapa menit. Terjadinya gejala keracunan cyanida bergantung pada jenis cyanidanya. Gas hidrogen cyanida adalah paling beracun dan gejalanya timbul dalam beberapa detik dan kematian terjadi dalam beberapa menit. Bila garam cyanida termakan, gejalanya tidak cepat terlihat, karena bahan kimia tersebut diabsorpsi secara lambat. Derajat keparahan bergantung pada jumlah/dosis yang masuk kedalam tubuh. Gejala yang terlihat pada keracunan sedang adalah sebatas pada kelemahan penderita, sakit kepala, mual dan muntah. Gejala tersebut terjadi dengan cepat dan terlihat tidak spesifik. Pada umumnya hipoksia seluler yang disebabkan oleh keracunan cyanida dapat menyebabkan kematian sel, tetapi kekurangan oksigen pada sel tertentu pada aortik dan karotik adalah penyebab utama dari kematian sel tersebut. Hal ini menyebabkan gejala piperpnea, yang

  • diikuti dengan dyspnea. Terjadinya nausea dan vomitus mungkin disebabkan karena iritasi pada mukosa gastro-intestinal oleh garan cyanida tersebut. Begitu konsentrasi cyanida dalam darah meningkat, laju respirasi menjadi lambat (menurun) dan terjadi sesak nafas, tetapi cyanosis biasanya tidak ditemukan. Konsentrasi cyanida dalam darah meningkat, kekurangan oksigen pada otak terjadi dan timbul kejang-kejang hipoksia dan kemudian diikuti dengan kematian karena nafas terhenti.

    Pengobatan

    Pada kejadian keracunan akut sulit dapat ditolong. Pengobatan terutama ditujukan untuk menurunkan jumlah cyanida yang terikat dalam jaringan. Satu paket antidotum telah digunakan yaitu mengandung:Amyl nitrit inhalant, 3% larutan sodium nitrit, dan 25% larutan sodium thiosulfat Pertama diberikan adalah amyl nitrit melalui inhalasi, diikuti dengan sodium nitrit melalui intravena. Kedua bahan tersebut berguna untuk mengoksidasi besi ferro dalam haemoglobin menjadi ferri, hal tersebut menghasilkan metHb (Fe3+). MetHb berkompetisi dengan cytochrom oksidase untuk sirkulasi cyanide (persamaan A). MetHb mempunyai ikatan cyanida yang lebih kuat daripada cytochrom oksidase, tetapi metHb hanya dapat mengikat cyanida bebas (persamaan B), begitu juga cyanida-cytochrom oksidase komplek. Sehingga pelepasan dari enzim menyebabkan terjadinya aktifitas sistem elektron transport timbul. Akibatnya pembebasan cyanida kedalam intraseluler akan diikat oleh metHb dan terbentuk cyanometHb (persamaan C). Perlu diingat bahwa reaksi antara cyanida dan kompleknya adalah reaksi reversibel sehingga cyanometHb juga berpotensial untuk disosiasi. Disinilah kondisi mengapa diterapkan penggunaan cyanometHb dengan thiosulfat disertai sulfur transferase (rhodanese), ditujukan untuk membentuk komponen nontoksik dari thiocyanat yang siap diekskresikan melalui ginjal (persamaan D). Walaupun penggunaan antidotum spesifik untuk toksisitas cyanida telah direkomendasikan, ada beberapa hal perlu diperhatikan. Yaitu bilamana haemoglobin berubah menjadi met-Hb, ia kehilangan kemamampuannya untuk mengikat oksigen. Hal ini menyebabkan terjadinya disosiasi, reaksi berbalik arah, sebagi akibatnya timbul bahaya gangguan fisiologis. Hal lain ialah terjadinya kemungkinan penurunan tekanan darah karena hadirnya nitrit. Bahan tersebut memacu terjadinya vasodilatasi sehingga menyebabkan kolaps kardiovaskuler.

    Pemberian oksigen adalah merupakan antidotum yang tidak spesifik, tetapi sangat berguna untuk pengobatan toksisitas cyanida. Pengobatan dengan oksigen dapat sangat berguna karena ada dua alas an yaitu:

    1. Dapat menggantikan ikatan cyanida dalam cytochrom oksidasi 2. Meningkatkan jumlah oksigen intraseluler yang akan dapat mencukupi kekurangan non-enzimatik cytochrom menjadi oksidase cytochrom sehingga dapat berfungsi sebagai transport electron kembali. Telah direkomendasikan bahwa oksigen diberikan setelah pemberian nitrit karena terjadinya penurunan ikatan oksigen oleh Hb sehingga terbentuk hemoglobin kembali.

  • Daftar Pustaka

    http://www.mineraltambang.com/sianida.html

    http://www.eBing.com/KERACUNANASAMHIDROSIANAT(HCN).html

    http://www.kedokteranunlam.blogspot.com/asamsianida.html

    http://www.amigdalin.com/Asimple Pharmacist.html