Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan...

27
Dieng Culture Festival 2 ritual tahunan masyarakat dieng Jayagiri raksasa yang bangun dari tidurnya Arya Si Pendaki Cilik mengenal alam sejak usia dini #0 Agt - Sep 2011 www.umumagazine.com

Transcript of Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan...

Page 1: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

Dieng Culture Festival 2ritual tahunan masyarakat

dieng

Jayagiriraksasa yang bangun

dari tidurnya

Arya Si Pendaki Cilikmengenal alam sejak

usia dini

#0Agt - Sep 2011

www.umumagazine.com

Page 2: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

2 UMU Magazine Agt - Sep 2011 3Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Briefing Daftar Isi

Hello World!

Setelah harap-harap cemas selama dua bulan lamanya, akhirnya majalah UMU terbit untuk pertama kalinya melalui edisi perkenalan ini. Disajikan secara gratis melalui format

digital, kami berharap media ini dapat dengan mudah diakses dan dinikmati oleh semua kalangan peminat dunia pendakian.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas segala karunia-Nya. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami hingga majalah ini bisa hadir di tengah-tengah kita dengan materi yang tidak hanya berkaitan dengan dunia pendakian saja, tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan gunung di Indonesia.

Pada edisi perdana ini, sengaja kami pilih tema yang berkaitan dengan ke-perdana-an juga. Ada cerita tentang serunya pendakian perdana yang minim persiapan & pengalaman, gigih-nya perjuangan sebuah merk produk peralatan olahraga outdoor pertama di Indonesia, sejarah perkumpulan mahasiswa pencinta alam pertama di Indonesia, dan artikel-artikel lain yang tak kalah menarik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa majalah ini masih banyak kekurangannya. Seperti bayi yang membutuhkan bantuan orang tuanya saat belajar merangkak, kami pun selalu membutuh-kan kritik dan saran dari para pembaca untuk bisa terus bergerak maju ke arah yang semakin positif. Semoga majalah ini dapat diterima dan turut serta meramaikan dunia jurnalistik pendakian Indonesia.

Mari menebarkan semangat cinta gunung. Seperti yang sering diteriakkan oleh orang-orang perkasa di atas puncak sana... Salam lestari!

Redaksi

Pemimpin RedaksiHerman G. Anugrah

RedakturAmbar Arum

Desainer GrafisEka P. Sari

Web MasterFachran Nazarullah

KontributorFarchan Noor RachmanFirmansyah

KontakSaran & [email protected] [email protected]

FotograferHerman G. AnugrahLokasiGn.Rinjani - Lombok

Dieng Culture Festival 2ritual tahunan

masyarakat dieng

Jayagiriraksasa yang bangun

dari tidurnya

Arya Si Pendaki Cilikmengenal alam sejak

usia dini

#0Agt - Sep 2011

www.umumagazine.com

www.umumagazine.com

06Merbabu, 10 Tahun yang Lalu…

12Pendaki Cilik: Arya Cahya

Mulyana Sugianto

22Jayagiri: Raksasa yang Bangun dari Tidurnya

44Dieng Culture Festival 2: Cukuran Anak Gembel

40Mapala UI

Babadotan 16

Cacing Sonari 18

Capcai 36

Pendakian Saat Puasa 38

39 Memilih Keril

47 Merah Putih di Tujuh Puncak Tertinggi Dunia

48 Style

50 Interaksi

Page 3: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

Foto: Herman G. Anugrah

Foto: Herman G. Anugrah

Page 4: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

6 UMU Magazine Agt - Sep 2011 7Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Catper Catper

Merbabu, 10 Tahun yang Lalu…Teks: Farchan Noor RachmanFoto: Herman G. Anugrah

Saat itu saya kelas 3 SMP, tahun 2001. Masih ingusan dan baru mengerti cinta monyet. Tapi saya sepertinya tidak nor-mal untuk anak seusia saya, di saat yang lain mulai belajar pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan.

Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam keinginan saya tentang hal-hal berbau petualangan. Disini, saya belajar hidup di alam bebas.

Sampai suatu ketika, kalau tidak salah saat libur caturwulan, te-man di pramuka mengajak saya naik Merbabu. Tanpa pikir panjang, lang-sung saya iyakan ajakannya. Walau belum izin orang tua, tapi saya sudah dalam euforia. Ternyata apa yang saya khawatirkan terjadi, orang tua melarang saya dengan alasan saya masih smp.

Bah, tekad sudah bulat! Seminggu saya tidak jajan. Akhirnya pada akhir pekan, tanpa izin orang tua saya nekat kabur dari rumah menuju Merbabu, bergabung dengan teman saya tadi.

Mendaki dalam keadaan tidak punya uang dan minim perleng-kapan, terasa menyedihkan. Saya ingat betul, saya hanya punya celana kargo tentara pemberian paman, sendal sepatu merk Neckermann. Jaket gunung? Boro-boro, harganya mahal. Alhasil saya pakai jaket parasit den-gan tulisan di punggung “Dealer Motor HONDA.”

Selain itu saya juga bawa kaos kaki, sarung tangan pramuka, kaos 2 buah, dan handuk. Lalu saya membekali diri dengan ponco yang saya ambil diam-diam dari motor orang tua saya. Terakhir, saya bawa 2 bung-kus mie instan, 2 butir fit up dan 2 botol minum ukuran 1 liter. Sedangkan tas ransel yang saya pake adalah tas hijau tentara pemberian ayah, yang di bagian punggung masih ada besinya dan jika digendong bisa menyebab-kan lecet di bahu.

Page 5: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

8 UMU Magazine Agt - Sep 2011 9Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Catper Catper

Dengan tekad membara saya menuju Merbabu! Per-jalanan dimulai jam 4 sore. Kami carter angkot menuju We-kas, berjejalan 15 orang didalamnya. Perjalanan memakan waktu 1, 5 jam. Menjelang maghrib kami sampai Wekas dan segera naik ke base camp. Saya lupa nama kampung-nya, tapi itu kampung terakhir di lereng merbabu.

Disana saya pesan nasi dan telur dadar, kalau gak salah harganya 1500 rupiah, bonus teh manis. Setelah isi pe-rut, ibadah dan istirahat, saya dan rombongan memulai pendakian. Sekitar jam 9 malam kami naik, dengan pers-onel mayoritas anak smp. Hanya ada 2 anak SMA, mereka-lah yang jadi pemandu.

Kami tak punya alat penerang memadai seperti sekarang, yang kami bawa hanya senter bergagang aluminium ber-baterai besar 2 biji yang setiap 5 menit mati. Hanya ada 3 senter, pastilah kami merayap-rayap dalam kegelapan. Kabut mulai turun, tambah gelaplah suasana.

Saya mulai kedinginan, apa daya tak punya penghangat memadai. Jaket dealer motor saya rupanya tidak tahan air, akhirnya saya lepas saja, dan saya hanya memakai kaos malam itu. Masalah lain ada di alas kaki, saya piker Neckermann itu sandal gunung yang tangguh, rupanya solnya licin dan membuat selip. Akh-irnya saya putuskan menggantinya dengan sendal jepit.

Merayap perlahan, kami sampai di pos 1 setelah sekitar 2 jam perjalanan. Istirahat barang sejam, kami lanjut ke pos 2. Cuaca makin mend-ung dan pemandu kami di depan kehilan-gan arah. Dia menyuruh saya dan teman-teman berteriak untuk mencari bantuan. Akhirnya ada yang menyahut dan meny-alakan senter. Kami menuju arah cahaya itu, rupanya mereka adalah pendaki dari UGM.

Setelah peristiwa kehilangan arah itu, kami lebih hati-hati dan beru-saha menjaga jarak dengan rombongan depan. Tapi kami tetap ketinggalan, mak-lum kami pemula. Lagi-lagi kami kesasar, pemandu di depan tidak tahu posisi kami dimana. Akhirnya pemandu saya nekat, mengeluarkan parang. Ya parang, bukan pisau gunung, dan membuka jalan. Mungkin itu salah, tapi tak ada pilihan lain.Akhirnya kami sampai di suatu bagian dimana sisi kanan saya adalah tebing batu dan kiri saya jurang. Meray-ap-rayap di bagian tebing perlahan, licin rasanya. Saya takut luar biasa karena saya hanya bersendal jepit.

Setelah lepas dari tempat menakutkan itu, jalur mulai landai dan jalan setapak sudah tampak. Den-gan semangat kami menuju pos 2. Setengah jam kemudian kami sudah sampai. Waktu itu pos 2 masih hutan dengan pohon-pohon tinggi.

Tenda pun digelar. Jangan bayangkan tenda yang dibawa adalah tenda bagus seperti sekarang. Wak-tu itu kami pakai tenda pramuka segitiga yang terbuat dari kain, diantara kami ada yang membawa tongkat dan tali pramuka. Udah gitu kami gak punya matras, waktu itu masih mahal. Jadi yang kami bawa adalah tikar plastik. Ya! Tikar plastik, yang saya jamin dalam waktu satu jam akan basah. Tapi apa daya, karena lelah saya dan teman2 pun tertidur lelap.

“Jaket gunung? Boro-boro, harganya mahal. Alhasil saya pakai jaket parasit dengan tulisan di punggung ‘Dealer Motor HONDA.’”

“Akhirnya kami sampai di suatu bagian dimana sisi kanan saya

adalah tebing batu dan kiri saya jurang. Merayap-rayap di bagian

tebing perlahan, licin rasanya. Saya takut luar biasa karena saya

hanya bersendal jepit.”

Page 6: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

10 UMU Magazine Agt - Sep 2011 11Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Catper Catper

Sekitar jam 10 pe-mandu yang dari puncak da-tang, kamipun mengemasi barang-barang. Jam 11 kami beranjak turun, dan siksaan dimulai. Rupa-rupanya per-juangan untuk turun itu lebih berat. Betis dihajar sampai gempor, kepleset melulu kar-ena saya bersendal jepit.

Alhamdulillah akh-irnya sampai juga di kampung bawah, walaupun badan buluk tapi hati puas. Segera kami berhenti di masjid untuk membersihkan diri dan beribadah, lalu kembali menuju Wekas untuk pulang.

Sampai Wekas sekitar pukul 3 sore dan sampai di tepi jalan sudah tak ada angkot atau bus menuju Magelang. Alhasil saya dan teman-teman menumpang truk sayur sampai Magelang dan dari situ saya naik angkot kembali pulang ke rumah. Demikian kisah pendakian pertama saya, sepuluh tahun yang lalu…[]

Saya terbangun ketika matahari sudah tinggi. Rupanya salah satu pemandu sudah menuju puncak, sendirian. Satu orang yang lain sedang memasak air. Jangan dibayangkan memasak air dengan kompor gas portable, apalagi trangia. Dia masak dengan kompor parafin bertuliskan TNI AD kepunyaan bapaknya. yang nyalanya susah, karena parafinnya basah terkena embun.

Tidak ada dari kami yang mencapai puncak hari itu, tapi bagi saya pengalaman pertama ini sudah luar biasa. Sambil menunggu yang dari puncak, kami memasak mie. Mie campur aduk. Kami makan dengan piring kaca yang dibawa pemandu kami ini. Ya, saat itu nesting mahal, dan tempat makan portabel untuk naik gunung masih langka. Saya sendiri membawa tempat makan plastik Lion Star yang waktu itu sangat populer dan gelas plastik hasil ambil tanpa izin dari dapur rumah.

“Tidak ada dari kami yang mencapai puncak hari itu, tapi bagi saya pengalaman

pertama ini sudah luar biasa.”

Page 7: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

12 UMU Magazine Agt - Sep 2011 13Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Profil Profil

Arya si Pendaki CilikTeks: Herman G. AnugrahFoto: Dok. Pribadi Arya

Usianya memang masih muda belia, tapi anak yang

satu ini sudah gak pan-tas disebut ‘bau kencur’.

Mungkin sebutan yang lebih cocok untuknya ada-lah ‘bau matahari’, karena sebagian besar waktu ber-mainnya dihabiskan di atas

gunung.

Arya Cahya Mulyana Sugianto

Saat teman-teman seusianya masih sibuk men-gotak-atik iPad2 pemberian ayahnya, bocah ini malah bermimpi menggapai sepuluh puncak gunung yang ada di Indonesia: Ciremai (Jawa Barat); Slamet, Sindoro, Sumbing, & Lawu (Jawa Tengah); Arjuno, Welirang, & Semeru (Jawa Timur); Agung (Bali); dan Rinjani (Lom-bok).

Seusai pendakian Gunung Sumbing, Arya menyempatkan diri untuk berbagi pengalamannya dengan UMU magazine.

UMU : Halo Arya.. Baru pulang dari Sumbing ya? Capek gak?Arya : Halo om.. Lumayan capek om, tapi senang.

UMU : Arya kelihatannya masih muda banget. Berapa umurnya sekarang? Dari umur berapa suka naik gunung?Arya : Umur Arya sekarang 6,5 tahun om. Naik gunung dari umur 8 bulan diajak papa camping ke Gunung Welirang sekeluarga, tapi waktu itu Arya masih digendong, gak ke puncak juga. Umur 1,5 tahun naik ke Gunung Welirang lagi sama papa & mama dan Arya berhasil sampai puncak, tapi kadang-kadang masih dibantu gendong sama papa.

UMU : Kenapa sih suka naik gunung? Gak main iPad2 aja sama temen-temen yang lain gitu misalnya. Punya hobi lain gak selain naik gunung?Arya : Gara-gara lihat papa sering naik gunung dan sejak Arya berhasil ke puncak Gunung Welirang, Arya jadi suka naik gunung. Kalo hobi lain sih gak punya om. Papa & mama sempat juga mengarahkan Arya ke musik, Arya diikutkan les piano di Surabaya, tapi Arya gak suka. Jadi ya gak ada hasilnya, tetap gak bisa main piano.

UMU : Memang cita-cita Arya ingin jadi apa?Arya : Ingin jadi pilot pesawat tempur!

Page 8: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

14 UMU Magazine Agt - Sep 2011 15Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Profil Profil

UMU : Kalo temen-temen yang lain ada yang suka naik gunung seperti Arya gak?Arya : Gak ada om. Sekolah TK aja Arya sampai pin-dah tiga kali gara-gara Arya suka naik gunung, karena sekolah Arya gak suka kalau Arya suka naik gunung.

UMU : Sampe sekarang udah berapa gunung yang didaki sama Arya?Arya : Kalau dari pertama udah banyak om, tapi di Jawa Timur. Kalau yang pendakian sepuluh puncak ini sudah empat gunung.

UMU : Di Jawa Timur udah semuanya? Gunung apa yang belum didaki?Arya : Tinggal Gunung Raung yang belum om.

UMU : Biasanya naik gunung sama siapa aja?Arya : Sama papa, mama, dan adik Sherina. Tapi kalau mama lagi gak libur ya cuma sama papa.

UMU : Pernah mengalami kesulitan/cedera gak?Arya : Alhamdulillah gak pernah om, soalnya papa selalu hati-hati dan siapin segala sesuatunya.

UMU : Kalo capek masih minta gendong gak?Arya : Sejak umur tiga tahun udah gak pernah minta gendong om. Cuma waktu 17 Agustus tahun ke-marin Arya dipaksa sama papa digendong dari Puncak Mahameru, kata papa terlalu bahaya. Tapi itu cuma dari puncak sampai batas vegetasi, abis itu Arya jalan sendiri sampai Ranupane.

UMU : Latihan/olahraganya apa supaya kuat begitu?Arya : Gak ada om, papa cuma arahin Arya gerak badan tiap pagi.

UMU : Dari gunung-gunung yang sering didaki, Arya paling suka gunung apa?Arya : Gunung Semeru om, medan pasirnya man-tap!

UMU : Kalo gunung impian yang ingin Arya daki tapi belum kesampaian apa tuh?Arya : Gunung salju om. Tapi sama papa masih belum boleh.

UMU : Jadwal ekspedisinya ke mana lagi sekarang?Arya : Rencananya ke Gunung Lawu, Gunung Rinjani, Gunung Agung, Gunung Arjuno, Gunung Welirang, terakhir mau ke Gunung Semeru nanti pas upacara 17 Agus-tus 2011.

UMU : Terus sekolahnya gimana?Arya : Sekarang kan lagi libur om.

Ok, selamat berlibur dan selamat mendaki Arya. Semoga sukses sampai puncak dan menoreh prestasi yang membanggakan bagi dunia pendakian. Jangan lupa turun ya! []

Page 9: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

16 UMU Magazine Agt - Sep 2011 17Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Flora Flora

BabadotanTeks: FirmansyahFoto: Istimewa

Ageratum conyzoides, adalah nama samaran dari tana-man Babadotan. Tanaman ini merupakan salah satu bioinsektisida yang tinggal di nyaris seluruh hutan di Indonesia. Popularitasnya cukup tinggi, hingga di beberapa daerah tanaman ini punya nama kesayangan sendiri-sendiri. Misalnya jukut bau atau ki bau di Jawa Barat. Kalau lagi main ke Inggris, orang-orang memanggilnya den-gan nama Billygoat-weed.

Babadotan oleh masyarakat desa dianggap sebagai jenis tanaman gulma (pengganggu). Tumbuhan liar ini menjadi pesa-ing tanaman lain dalam pengambilan unsur hara. Namun dibalik sifat jahatnya itu, sebenarnya tanaman ini juga punya sisi baik bagi manusia. Di Indonesia Babadotan sering dipakai untuk obat luka, radang (inflamasi) dan gatal-gatal.

Para peniliti botani pun menyatakan bahwa tanaman Ba-badotan mengandung saponin, flavanoid, polifenol, dan minvak atsiri yang kandungan di dalamnya bermanfaat untuk membasmi hama thrips dengan mekanisme kerja melalui penghancuran per-nafasan dan pemutusan rantai kehidupan insekta.

Berikut klasifikasi ilmiahnya (gak ngerti juga gak pa pa, kami maklum kok)a. Kingdom : Plantaeb. Divisi : Magnoliophytac. Class : Magnoliopsidad. Orde : Asteralese. Family : Asteraceae/Compositaef. Trive : Eupatorieaeg. Genus : Ageratumh. Spesies : Ageratum Conyzoides

Salam ya kalau ketemu![]

Page 10: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

18 UMU Magazine Agt - Sep 2011 19Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Fauna Fauna

Cacing SonariTeks: FirmansyahFoto: Herman G. Anugrah

Jalan-jalan dalam hutan, kita akan men-emui banyak rupa hewan. Salah satu yang sering eksis di belantara hutan Indonesia adalah cacing tanah raksasa (Metaphire Longa). Cacing raksasa yang oleh penduduk setempat disebut cacing sonari atau cacing bernyanyi ini mampu menge-luarkan suara seperti peluit. Lebih keren lagi, cac-ing ini dapat mencapai ukuran lebih dari 1,5 m. Cacing sonari adalah sejenis cacing tanah.

Jelek-jelek begini, cacing sonari punya banyak manfaat dalam hidupnya. Seperti halnya cacing tanah lain, cacing ini dapat menyuburkan tanah. Selain itu, cacing ini pun dapat dijadikan obat bagi berbagai penyakit yang menyerang manusia seperti: penyakit infeksi saluran perna-pasan (kayak batuk, asma, influenza, bronchitis dan TBC), juga mengobati pegal-pegal akibat keletihan maupun reumatik. Lalu menurunkan kadar gula darah, serta mengobati wasir, exim, alergi, luka, dan sakit gigi.

Batuk? Di sonari aja![]

Page 11: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

Foto: Herman G. Anugrah

Page 12: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

22 UMU Magazine Agt - Sep 2011 23Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Jayagiri: Raksasa yang Bangun dari TidurnyaTeks & Foto: Herman G. Anugrah

Berdiri pada tahun 1978 di Bandung dengan nama awal Jayagiri, perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan dan penjualan peralatan olahraga outdoor ini telah menga-lami pasang-surut performa yang luar biasa. Sebagai merk pertama di Indonesia, Jayagiri telah membuktikan kekuatannya lewat proses produksi dan penjualan yang pernah merajai hampir 90% pasar produk tas di Indonesia. Ke-gigihannya pun telah teruji lewat usahanya un-tuk memulai kembali bisnisnya dari nol setelah situasi yang cukup kritis sempat menghantam kejayaan mereka.

Page 13: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

24 UMU Magazine Agt - Sep 2011 25Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Mengawali karya dengan produk tas, Jayagiri terus berupaya untuk melakukan percobaan dan per-baikan hingga bisa menghasilkan tas dengan performa dan kualitas yang tinggi. Hasilnya, mereka berhasil mendapatkan pasar yang cukup luas dan nama Jayagiri pun semakin mantap di dunia toko peralatan olahraga outdoor Indonesia.

Page 14: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

26 UMU Magazine Agt - Sep 2011 27Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Untuk membidik pasar yang lebih muda, pada tahun 1985, mereka mengeluar-kan merk baru yang diambil dari nama pemi-lik sekaligus pelopor Jayagiri, yaitu Dody. Hingga satu tahun kemudian, merk Jayagiri pun akhirnya dihapus total dengan alasan ingin membentuk merk yang lebih kuat dan juga memudahkan dalam memposisikan diri di pasar internasional, walaupun merk Jaya-giri sudah sangat terkenal di Indonesia.

Page 15: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

28 UMU Magazine Agt - Sep 2011 29Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Proses produksi dan penjualan pun akhirnya terus berjalan dan semakin menunjukkan kemajuan yang pesat di bawah bendera Dody. Mereka berhasil mendirikan sebuah pabrik di daerah industri Nanjung Lagadar Cimahi, lengkap dengan sekitar 200 orang penjahitnya dan juga kendaraan operasional sendiri. Sek-tor distribusinya pun menunjukkan prestasi yang mencengangkan. Mereka berhasil mendirikan sejumlah ca-bang di berbagai propinsi di Indonesia. Mereka juga berhasil menembus pasar internasional hingga ke Peran-cis, Jerman, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya, serta menjadi produsen dari produk merk-merk terkemuka yang ada di masing-masing negara tersebut.

Page 16: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

30 UMU Magazine Agt - Sep 2011 31Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Page 17: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

32 UMU Magazine Agt - Sep 2011 33Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Di tengah kejayaannya, Dody mengalami sedikit guncangan dan per-forma mereka pun berangsur-angsur menurun. Perekrutan karyawan yg kurang profesional (dari keluarga) diperkirakan menjadi penyebab utama kemunduran kinerja Dody. Ditambah dengan bermunculannya merk-merk baru untuk produk peralatan olahraga outdoor Indonesia yang perlahan-lahan semakin menggeser posisi mereka dari pasar.

Pada tahun 2002, Dody mengambil sebuah keputusan yang cukup berani. Adalah Andi Hanzalah, menantu dari Bapak Dody sekaligus pemilik baru Dody yang aktif sejak 2002, yang telah memberanikan diri untuk me-mulai kembali proses bisnis perusahaan dari nol. Pria agamis ini memutus-kan untuk mengubah nama produk mereka kembali ke Jayagiri, berdasarkan masukan dari konsumen dan rekan-rekan komunitas olahraga outdoor. Ia pun memutuskan untuk menutup seluruh cabang yang ada di luar Bandung kar-ena dianggap tidak efektif. Alhasil, pada tahun 2005, nama Jayagiri kembali muncul secara utuh setelah melalui perubahan secara bertahap.

Page 18: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

34 UMU Magazine Agt - Sep 2011 35Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Essay Essay

Kini Jayagiri mencoba kembali bang-kit dari keterpurukannya, dengan bermodal-kan sebuah toko & pabrik kecil di Jl. Asia-Afrika Bandung, 15 orang pegawai, dan sebuah nama yang pernah berjaya pada masanya. Mereka mencoba belajar dari kesalahan terdahulu. Hingga kini proses produksi & penjualan Jaya-giri menunjukkan perkembangan ke arah yang positif. []

Page 19: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

36 UMU Magazine Agt - Sep 2011 37Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Logistik Logistik

Capcai: Praktis dan BergiziTeks: Ambar ArumFoto: Herman G. Anugrah

Capcai dalam bahasa Hokkian artinya adalah sepuluh (cap) sayur (cai). Saya kurang tahu kalau ditanya arti kata cincai atau kucai, yang pasti, mereka gak ada hubungannya sama Sancai.

Meski namanya demikian, pada prakteknya tidak sampai sepuluh sayur yang tersaji. Sebenarnya se-mua tergantung selera si pembuat. Umumnya sayur-sayur yang sering jadi bahan olahan capcai adalah : wor-tel, kembang kol, sawi, kol. Selebihnya bisa ditambahkan ayam atau topping lain seperti seafood, bakso, sosis, dll.

Bahan-bahan Bawang putih Wortel Kembang kol Sawi Kol Kapri Bakso/Ayam/Sosis Minyak goreng Garam, merica atau penyedap rasa

Cara masak?Potong semua bahan-bahan 1. Kemudian tuang minyak goreng ke penggorengan. 2. Masukkan bahan-bahan mulai dari bawang putih, kemudian wortel, 3. kembang kol, diamkan sebentar, lalu masukkan bahan yang lainnya. Wortel dan kembang kol terlebih dulu karena dua sayur ini lebih lama matang ketimbang yang lain. Tuang air secukupnya. Masukkan bumbu penyedap rasa atau garam 4. dan merica.Aduk-aduk sampai mendidih dan semua bahan matang. 5. Terakhir, tuang satu sendok tepung kanji / sagu. Aduk sampai agak 6. kental.Matikan api. Capcai siap dihidangkan.7.

Tidak terlalu sulit kan? Udah gitu murah dan ringan pula. Menu ini paling pas dimakan di malam pertama pendakian, sebelum tidur menjelang summit attack.

Sayur di capcai mengandung banyak protein, sedangkan tambahan daging dapat jadi sumber lemak. Ditambah nasi yang mengandung karbohidrat, maka asupan gizi untuk energi mendaki menjadi cukup dalam sepiring nasi capcai. Tapi kalau di gunung makannya sepiring berdua, atau malah bertiga, berempat. Yah itu nasib.[]

Page 20: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

38 UMU Magazine Agt - Sep 2011 39Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Tips & Trik Gear

Lagi puasa tapi mau nanjak? Kenapa tidak, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan :

ADAPTASIIni penting agar badan kita terbiasa menerima asu-pan cairan lebih sedikit dari biasanya. Berpuasalah beberapa hari sebelum pendakian. Selama itu, lakukan aktivitas yang cukup berat untuk membia-sakan tubuh.

MEMILIH GUNUNGPilih gunung yang cukup mudah didaki: jalur jelas, medan ringan, banyak pohon biar sejuk. Kalau per-tama kali ke gunung tertentu, pelajari medan dan jalur. Ini penting karena kalau nyasar bakal nguras tenaga.

WAKTUJika belum pernah mendaki saat puasa, tidak disa-rankan melakukan pendakian di bulan Ramadhan. Cobalah dulu mendaki sambil puasa di bulan lain-nya, atau lakukan beberapa hari setelah puasa (adaptasi). Untuk jam pendakian, perbanyak jalan pada malam hari dan istirahat pada siang hari. Saat siang hari, pakailah pelindung panas seperti topi, slayer atau payung.

PERALATANKudu ultralight. Kalau tidak, badan cepat lelah dan membuat kondisi batin jadi gampang mengeluh atau marah. Karena kata bapak Tebe, orang puasa gak boleh marah-marah.

TEMAN NANJAKPilihlah teman mendaki yang juga sedang puasa. Kalau tidak, ajak teman yang rasa toleransinya ting-gi agar tidak mengganggu puasa kita. Juga jangan terlalu banyak bareng teman yang gak puasa, nanti rugi nanggung sharing-cost nya. Hehe..

TEMAN ISTIRAHATBawa barang untuk teman istirahat seperti buku (misalnya Al-Quran, agar puasa kita lebih bermak-na) atau pemutar musik. Kalau ngobrol hati-hati agar tidak menjurus ke obrolan negatif. Karena kata bapak Tebe, .... ah sudahlah...

SEWA PORTERBisa jadi pilihan. Ini akan sangat membantu men-jaga stamina kita saat mendaki sambil puasa.

Karena bapak Tebe gak pernah bilang gak boleh mendaki ketika puasa, jadi mari packing dan berge-gas mendaki! []

Pendakian Saat PuasaTeks & Foto: Herman G. Anugrah

Memilih KerilTeks: Fachran NazarullahFoto: Herman G. Anugrah

Beberapa hal yang perlu diperhatiin saat memilih keril buat nanjak.

UkuranSesuaikan dengan banyaknya barang bawaan. Misal kalau camp semalam minimal bawa yang ukuran 50-55 liter karena ada tenda. Kalau gak nge-camp cukup bawa yang 30 liter, buat logistik sama alas aja. Lama dan banyak peserta juga ngaruh ke logistik dan ngefek ke ukuran keril. Kalau camp 3-4 hari, pesertanya 4-5 orang, kira-kira perlu keril minimal 60 liter.

Tali Ikatan Di Pinggang [1]Tali ini sangat membantu agar beban di pundak terb-agi dengan pinggang. Pilih keril dengan bantalan tali pinggang yang tebal, empuk dan gak mudah turun supaya posisinya pas di tonjolan tulang pinggang.

Tali Bahu [2]Pilih keril dengan tali bahu yang tebal dan agak lebar sehingga membuat bahu terasa lebih nyaman.

Tali Pengatur Atas [3]Tali pengatur atas dibutuhkan untuk meringankan beban punggung dan pinggang. Pilih keril yang pu-nya tali pengatur sedikit panjang dan ada lingkaran di ujungnya biar mudah ditarik.

Tali Dada [4]Ini berfungsi untuk menjaga agar bantalan bahu tetap pada posisinya, biar tidak menganggu saat jalan dengan membawa keril yang berat.

Pengatur Panjang Punggung [5]Setiap orang punya bentuk tubuh yang beda seh-ingga tidak semua keril akan cocok dipunggung tiap orang. Cari keril yang dapat diatur ukuran panjang punggungnya sesuai dengan kenyamanan dan kebu-tuhan pemakai.

Bantalan Punggung [6]Pilih bantalan punggung yang nyaman, mudah diatur dan cepat kering sehingga ada ruang untuk sirkulasi udara. Beberapa keril tertentu bahkan su-dah pakai air circulation system yang menambah kenyamanan penggunanya.

Ruang Utama dan Ruang BawahIni untuk alasan kepraktisan. Beberapa jenis keril sudah memisahkan kedua ruang ini. Umumnya bagian bawah digunakan untuk menyimpan sleep-ing bag, jadi gak perlu lagi membongkar isi tas saat ingin ambil sleeping bag, cukup buka bagian bawah saja.

Selamat Memilih!

Page 21: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

40 UMU Magazine Agt - Sep 2011 41Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Komunitas Komunitas

Mapala UITeks: Ambar ArumFoto: Dok. Pribadi AmbarSumber : http://www.mapalaui.info/about/sejarah-mapala-ui

Selalu ada yang pertama untuk segala hal. Dalam hal pembentukan organisasi pecinta alam di tingkat kampus, Mapala

UI adalah yang pertama hadir.

Upacara 17an Mapala UI tahun 1992 di lembah Surya Kencana

Semua Gara-gara Gie Waktu itu matahari baru akan pamit tidur, namun tiba-tiba dikejutkan oleh seorang mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI). Soe Hok Gie namanya. Pemuda idealis ini mencetuskan gagasan untuk membentuk organisasi yang mewadahi kegiatan-kegiatan mahasiswa di alam bebas, dan dikhususkan untuk mahasiswa FSUI saja.

Ide ini tidak jatuh dari langit, sebelumnya telah ada beberapa kelompok-kelompok kecil mahasiswa UI yang punya hobi sama menjelajahi alam. Salah satu kelompok yang paling menginspirasi Gie adalah Ikatan Pecinta Alam Mandalawangi. Organisasi yang muncul pada 19 Agustus 1964 ini didirikan oleh beberapa ma-hasiswa FSUI. Namun keanggotaannya bebas, tidak harus dari kalangan mahasiswa saja.

Sedangkan tujuan dari organisasi yang digagas Gie ini adalah :

Pertama, untuk memupuk patriotisme yang sehat di kalangan anggotanya. Ini dapat dicapai dengan hidup di alam dan rakyat kebanyakan. Patriotisme yang sehat hanyalah mungkin dibina atas partisipasi yang aktif dari seseorang melalui hidup di tengah – tengah alam dan rakyat Indonesia.

Page 22: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

Kedua, mendidik para anggota, baik mental maupun fisik. Sebab seorang kader yang baik adalah kad-er yang sehat jasmani dan rohaninya. Disini juga ditekankan aspek edukasi tanah air secara aktif dari dekat.

Ketiga, untuk mencapai semangat gotong royong dan kesadaran sosial.

Mulai Serius Ide ini disambut baik, namun lahirnya Mapala UI tidak semulus yang dibayangkan. 9 November 1964, Gie bersama dua belas orang teman sesama FSUI mengadakan pertemuan untuk membahas ini lebih serius. Mereka adalah Herman O. Lantang, Maulana, Koy Gandasuteja, Ratnaesih, Edhi Wuryantoro, Asminur Sofyan Udin, Darmatin Suryadi, Judi Hidayat Sutarnadi, Wahjono, Endang Puspita, Rahayu, Sutiarti

Tentang nama, forum menyepakati usulan Udin, yaitu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pe-cinta Alam. Kapan dan dimana IMPALA ini akan diresmikan pun, juga dibahas. Setelah pebincangan panjang, direncanakan tanggal 15 November 1964 peresmian IMPALA dilakukan, tempatnya di air terjun Cibereum. Namun rencana ini gagal karena ketika waktu pelaksanaan, bus yang membawa rombongan mogok sehingga tidak dapat mencapai Cibodas.

Tidak menyerah, para penggagas kembali mematangkan ide, kali ini mereka mendapat masukan dari Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito. Kedua Pembantu Dekan ini merasa nama IMPALA terlalu borjuis dan perlu diganti. Sebab saat itu negara sedang sensitive den-gan segala hal yang berbau borjuis. Daripada diganyang, sebaiknya nama IMPALA diganti dengan MAPALA PRAJNAPARAMITA. Mapala singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam, sedang Prajnaparamita memiliki arti dewi pengetahuan.

Konon nama adalah doa. Begitu pula dengan menggunakan nama Mapala Prajnaparamita ini, di-harapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Kebetulan si Prajnaparamita juga sedang menjadi lambang dari senat FSUI saat itu.

Peresmian Rencana peresmian akan diadakan pada 11-12 Desember 1964 di daerah Ciampea. Di pagi hari tanggal 11 Desember, lebih dari tiga puluh orang terkumpul di lapangan Banteng. Sekitar lima jam kemudian, mereka sudah ada di lereng bukit kapur Ciampea, sedang merayap-rayap, mendaki lereng terjal. Sebagian kelelahan, namun akhirnya belum sampai sore hari, rombongan sudah tiba di bukit. Mereka mendi-rikan tenda disitu.

Peresmian kembali terancam gagal karena adanya angin dan hujan lebat yang sempat merobohkan tenda. Namun alam tidak setega itu, sekitar jam 9 malam cuaca cerah dan bulan bersinar cerah. Gie mengum-pulkan semua peserta lalu mengadakan rapat pembentukan Mapala. Dari sini Maulana terpilih menjadi ketua pertama Mapala.

Demikianlah, Mapala resmi terbentuk pada 12 Desember 1964. Di tahun pertamanya, Mapala Pra-jnaparamita FSUI memiliki 12 orang anggota yaitu : AS Udin, Rahaju, Surtiarti, Ratnaesih, Endang Puspita, Mayangsari, Soe Hok-gie, Judi Hidajat, Edhi Wuryantoro, Koy Gandasutedja, Wahjono, dan Maman Abdurach-man.

Nama Mapala UI sendiri baru muncul pada tahun 1970-an, setalah Mapala Prajnaparamita melebur dengan organisasi-organisasi sejenis di fakultas lain yang hadir belakangan. Hingga kini, di usianya yang ke 46, Mapala UI tetap eksis sebagai organisasi pecinta alam tingkat kampus yang disegani.

Beberapa kegiatan Mapala UI1971 – 1972 : Pendakian dan Baksos di Peg. Jayawijaya. Diikuti 13 orang anggota dan berhasil mencapai Pun-cak Jaya dan Puncak timur Cartenz.1972 : Membantu penelitian dan pendokumentasian Cartenz Glacier Expedition. Berhasil mencapai puncak Cartenz Pyramid, Puncak Sumantri, Puncak Jaya, dan Puncak tengah.1978 : Penjajakan Base Camp Everest oleh Hadijoyo dan Don Hasman.1985 : Ekspedisi Himalaya1986 : Ekspedisi Arung Jeram Sungai Alas1989 : Ekspedisi Mt. Cook, Selandia Baru.1989 : Ekspedisi Mc. Kinley, Alaska.1990 : Ekspedisi Mt. Elbrus, Uni Soviet.1992 : Ekspedisi Aconcagua , Argentina2006 : Pemecahan Rekor MURI ”Vertical Bowling Pertama.2008 : Mengirim perwakilan ke Elbrus Race, Rusia2009 : Napak Tilas 40 tahun Soe Hok-gie2010 : Ekspedisi Caving Sangkulirang Kalimantan

42 UMU Magazine Agt - Sep 2011 43Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Komunitas Komunitas

Page 23: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

44 UMU Magazine Agt - Sep 2011 45Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Event Event

Dieng Culture Festival 2 : Cukuran Anak GembelTeks: Ambar ArumFoto: Herman G. Anugrah

Bisa jadi Bob Marley itu berasal dari Dieng. Sebab disinilah para gimbal-ers

berasal.

Yup, sebagian bocah-bocah di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, memiliki bakat berambut gimbal. Entah gimana ceritanya, konon rambut mereka perlahan menjadi kusut dan kemudian menyatu sehingga ter-bentuklah gimbal dengan sempurna. Proses ini umumnya diawali dengan geja-la panas demam, juga mengigau di kala tidur. Untungnya tidak disertai kanker, serangan jantung, impotensi serta gangguan kehamilan dan janin.

Rambut gimbal tersebut tidak akan dapat hilang kecuali diruwat. Pada Dieng Culture Festival (1-3 Juli 2010), ritual ruwat pencukuran rambut gembel (atau gimbal) dilakukan. Tidak sekedar cukur rambut, permintaan si anak juga harus dipenuhi, sesulit apapun itu.

Total ada tujuh anak gimbal yang diruwat. Masing-masing punya per-mintaan yang ajaib. Yang satu ada yang minta tempe daun 500 buah, yang satu lagi minta 600 butir telur, ada juga yang request satu kilo ikan asin. Entah mau diapakan semua itu. Tapi yang paling unik adalah, ada yang minta saweran dari pengunjung! Pintar!

Page 24: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

46 UMU Magazine Agt - Sep 2011 47Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Event Event

Rangkaian Acara

Jumat, 1 Juli 2011Pembukaan serta persiapan prosesi napak tilas ke beberapa tempat dipimpin sesepuh pemangku adat dan beberapa tokoh. Dimeriahkan dengan tarian-tarian dari warga setempat.

Sabtu, 2 Juli 2011Napak tilas mengelilingi beberapa tempat : Candi Dwarawati, Komplek Candi Arjuna, Candi Gtotka-ca, Candi Bima, Sendang Maerokoco, Telaga Balai-kambang, Kawah Sikidang, Komplek Pertapaan Mandalasari (goa-goa di Telaga Warna), Kali Pe-pek, dan Komplek Pemakaman Dieng. Di masing-masing tempat dilakukan doa agar prosesi ruwa-tan besok lancar.

Minggu, 2 Juli 2011Ruwatan rambut gimbal (gembel).Diawali dengan kirab, yaitu arak-arakan menuju lokasi ritual dari rumah sesepuh pemangku adat. Diramaikan dengan beragam pentas-pentas seni dari penduduk sekitar, mulai dari tarian, barong-sai, dll.Sampai di Sendang Sedayu (utara Darmasala Kom-pleks Candi Arjuna), dilakukan jamasan atau me-mandikan anak gembel. Kemudian lanjut ke ritual utama yaitu pencukuran rambut gembel di Kom-pleks Candi Arjuna yang dipandu langsung oleh pemangku adat. Tak jauh dari sini dilakukan ngal-ap berkah berupa perebutan tumpeng dan ma-kanan, ini dipercaya membawa berkah bagi yang mengikutinya. Selesai pencukuran, prosesi ruwat ditutup dengan melarung rambut gembel ke Sun-gai Serayu yang akan mengantar rambut gembel ini ke Laut Selatan.[]

Merah Putih di Tujuh Puncak Tertinggi Dunia Teks: Ambar ArumFoto: Dok. ISSEMU

Pada suhu minus 15 derajat di Puncak De-nali, Amerika Utara, Tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (ISSE-MU) menancapkan merah putih. Pendakian tujuh puncak tertinggi akhirnya tuntas pada tanggal tujuh bulan tujuh kemarin. Keber-hasilan ini membawa ISSEMU menjadi tim seven summitters pertama dari Indonesia.

Perjalanan dari High Camp (pos terakhir sebe-lum puncak) sampai ke puncak hingga kembali ke High Camp lagi memakan waktu setengah hari. Jarak High Camp – Puncak Denali sepanjang 2,5 kilo merupakan bagian yang tersulit. Perta-ma mereka melewati padang salju yang cukup datar sampai kemudian tiba di bukit yang sering disebut sebagai The Autobahn. Jalan mulai me-

nanjak hingga kemiringan 50-60 derajat.

Bukit ini membawa mereka ke Denali Pass pada ketinggian 5.547 mdpl. Angin kencang terus berhem-bus selama perjalanan. Setelah Denali Pass, kembali mereka melewati padang salju yang sangat luas seperti lapangan sepakbola. Kaki terus melangkah hingga sampai ke bukit terakhir, Pig Hill (6.120 mdpl).

Tepat setelah itu, merah putih berkibar diatas ketinggian 6.184 mdpl Puncak Denali, puncak tert-inggi di Amerika Utara. Keberhasilan ini menggenapi ekspedisi mereka ke tujuh puncak tertinggi dunia, yaitu Carstensz Pyramid (4.848 mdpl) di Papua, Kilimanjaro (5.189 mdpl) di Afrika, Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia, Vinson Massif (4.889 mdpl) di Antartika, Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina dan Everest (8.848 mdpl) di Nepal/China. []

Page 25: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

48 UMU Magazine Agt - Sep 2011 49Agt - Sep 2011 UMU Magazine

Style Style

Ayu N. SuryaFoto: Pudink

Meski nggak lagi di gunung, cewek yang satu ini merasa

tetap harus membawa cara-biner kemana-mana. Siapa tahu tiba-tiba butuh climb-

ing, bisa lah.. bisa mampus. Ah yang penting tetap gaya.

Lathiful AmriFoto: Ika Soewadji

Biar cuma di pantai, keril andalan harus

tetep nempel.

Page 26: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

50 UMU Magazine Agt - Sep 2011

Interaksi

Pendakian Pertama

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1432H

Segala macam yang pertama biasanya paling berkesan. Masih grogi, kagok, salting, keringet dingin kayak lagi mau ciuman pertama #eaaa. Berikut ini pendakian pertama teman-teman kita...

ArisTahun 1970. Pertama kali ke Gunung Gede, cuma bawa makanan soalnya gak nge-camp. Nah berikut-nya ke Gunung Gede lagi, nge-camp. Saking takut ada yang kurang, semua dibawa. Mulai dari kompor spiritus, makanan banyak banget, segala macem tali, baju juga kebanyakan, senter, sleeping bag, tenda ponco, semuanya deh. Jadinya berat banget, gede tasnya aja nyaris dua kali lipet tas keril jaman sekarang. Lebar ke samping gitu.

HarryHmm tahunnya lupa. Pokoknya itu pas perpisahan SMP, ke Papandayan. Bawaan ya standar lah, ja-ket segala macem. Tapi yang paling seru gue bawa (nuntun) Ibu guru bahasa inggris gue yang manis dan masih single, soalnya dia gak kuat dan rada ta-kut gitu dehh... *malu* Semangat banget lah gue.

Temen-temen gue pada sirik gitu. Hahahha..

Bembi1997. Waktu itu ke Papandayan. Tiga hari, ujan terus, tenda bocor. Bawaan gue superminim. Cuma pake daypack, bawa jaket, aer, sarung tangan, kupluk, sendal, udah. Sleeping bag aja gue gak bawa. Namanya pertama, dingin-dingin gitu yak.. pulang-pulangnya gue radang

usus! Hue…

Page 27: Arya Si Pendaki Cilik Dieng Culture Festival 2 · pacaran, saya belajar mencintai alam dan petualangan. Pramuka yang saya ikuti ketika SMP adalah satu-satunya wadah untuk segala macam

w w w . u m u m a g a z i n e . c o m