Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria...

download Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

of 8

description

artikel

Transcript of Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria...

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    1/8

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERTUMBUHAN PASIEN

    THALASSEMIA DI RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

    Fitki Oktaria Puspitahati1, Rini Purnamasari2dan Enny Kusumastuti3

    1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Jl. Dr. MohammadAli Komplek RSMH KM.3,5, Palembang, 30126, Indonesia

    2. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Jl. Dr. Mohammad AliKomplek RSMH KM.3,5, Palembang, 30126, Indonesia

    3. Departemen Farmasi , Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Jl. Dr. Mohammad Ali KomplekRSMH KM.3,5, Palembang, 30126, Indonesia

    Email :[email protected]

    Abstrak

    Thalassemia merupakan penyakit kelainan hemoglobin yang dapat memberikan manifestasi gangguan pada tumbuh

    kembang. Penyebab gangguan tumbuh dan kegagalan pubertas masih bersifat multifaktorial namun faktor-faktor yang

    berpengaruh masih belum diketahui dengan pasti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status pertumbuhan dan

    pubertas serta hubungan faktor risiko (usia, jenis kelamin, hemoglobin pratransfusi dan feritin) dengan kecepatan

    tumbuh dan pubertas terlambat pada pasien thalassemia.Penelitian ini merupakan studi cross sectionalpada 58 pasien

    thalassemia di Departemen Kesehatan Anak, RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang dari bulan Oktober-November

    2013. Setiap subjek dilakukan pemeriksaan tinggi badan, berat badan dan status pubertas. Analisis statistik dilakukanmenggunakan uji Chi-square. Sebagian besar pasien thalassemia mengalami gangguan tumbuh, yakni memiliki

    perawakan pendek (

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    2/8

    1. PendahuluanThalassemia merupakan kelompok kelainan darah

    yang bersifat genetik yang diturunkan secara autosomalresesif yang ditandai dengan berkurangnya sintesisrantai polipeptida ( atau ) yang membentuk molekul

    normal hemoglobin pada sel darah merah. Gangguan

    tersebut dapat menyebabkan keadaan hematopoiesis

    yang tidak efektif dan peningkatan hemolisis sel darah

    merah dengan berbagai derajat.1 Berdasarkan data

    World Health Organization (WHO) sekitar 5- 7%

    penduduk dunia adalah carrier atau pembawa sifat

    thalassemia. Sekitar 100.000 pasien dengan Thalassemia

    membutuhkan transfusi secara regular. Thalassemia

    juga banyak dialami anak-anak Indonesia. Prevalensi

    Thalassemia dan berturut-turut adalah 1,2-11 % dan

    3-10 % dan diperkirakan jumlah pasien Thalassemiabaru yang lahir setiap tahun di Indonesia cukup tinggi,

    yakni sekitar 2.500 anak.2

    Thalassemia secara klinis akan tampak anemia

    berat, hepatosplenomegali, gangguan makan dan

    pertumbuhan terhambat. Thalassemia merupakan

    penyakit yang memberikan manifestasi gangguan pada

    tumbuh kembang. Terapi transfusi dan terapi kelasi besi

    sekarang ini dapat meningkatkan prognosis jangka

    panjang. Adanya peningkatan usia harapan hidup

    mengindikasikan suatu fakta bahwa terapi modern

    umumnya aman dan efektif namun komplikasi menjadisangat jelas pada anak thalassemia yang mendekati usia

    pubertas, karena banyak yang mengalami hambatantumbuh dan kegagalan pubertas.

    3Komplikasi tersebut

    timbul akibat hemosiderosis sekunder yang berimbas

    pada kerusakan organ, terutama jantung, hati, kelenjarendokrin sehingga dapat menyebabkan gangguan

    tumbuh dan kegagalan pubertas.1,4,5

    Sebagian besar pasien akan mengalami

    pertumbuhan normal pada masa anak-anak namun

    selanjutnya akan terjadi gangguan pertumbuhan dan

    keterlambatan pubertas. Hasil penelitian yang dilakukandi India pada tahun 2011 menunjukkan bahwa kira-kira

    1/3 (33,11 %) pasien Thalassemia mayor yang

    bergantung dengan transfusi mengalami perawakan

    pendek yang berhubungan dengan status kelebihanbesi.

    6Hasil penelitian di Malaysia menunjukkan bahwa

    perawakan pendek pada anak thalassemia lebih banyakpada mereka yang berusia >10 tahun (83,3 %)

    dibandingkan dengan anak yang usianya

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    3/8

    Selama periode penelitian, terdapat 58 pasien

    thalassemia yang terdiri dari 26 (44,8%) laki-laki dan

    32 (55,2%) perempuan. usia subjek berkisar antara 3-20tahun dan banyak jumlahnya pada kelompok usia 6-11

    tahun (60,3%). Sebagian besar memiliki gizi baik

    (48,3%) dan total 34,4% mengalami malnutrisi.

    Terdapat 63,8% yang mengalami perawakan pendek

    2000 ng/mL kdengan rentang

    283-12890 ng/mL. Rerata kadar feritin masih tinggi

    subjek penelitian berada pada kadar 2675,92128,5

    ng/mL.

    Terdapat 63,8% subjek dengan kecepatan tumbuh

    yang menurun dan 36,2% memiliki kecepatan tumbuh

    yang normal. Untuk subjek yang sudah memasuki usiapubertas, 40% sudah mengalami pubertas dan 60% yang

    mengalami pubertas terlambat.

    Berdasarkan hasil uji Chi-squareterdapat hubungan

    yang bermakna antara usia dan jenis kelamin dengan

    penurunan kecepatan tumbuh dengan masing-masing

    nilai p adalah p=0,42 dan p=0,09. Terdapat hubunganyang bermakna antara kadar feritin yang tinggi dan

    penurunan kecepatan tumbuh (p=0,00; OR=85,7). Nilai

    OR>1 menunjukkan bahwa pasien thalassemia yangmemiliki kadar feritin >2000 ng/mL 85 kali lebih

    berisiko mengalami penurunan kecepatan tumbuh.Kadar hemoglobin pratransfusi memiliki risiko 2 kali

    lebih besar untuk mengalami penurunan kecepatan

    tumbuh namun secara statistik hubungan tersebut tidak

    bermakna (p=0,06; OR=2,8).

    Ada hubungan yang bermakna antara kadar feritin

    yang tinggi >2000 ng/mL dan pubertas terlambat(p=0,00). Kadar hemoglobin pratransfusi merupakan

    faktor risiko adanya pubertas terlambat namun secara

    statistik hubungannya tidak bermakna (p=0,16; OR=5).

    Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan

    yang bermakna antara usia dan jenis kelamin denganpenurunan kecepatan tumbuh dengan masing-masing

    nilai p adalah p=0,42 dan p=0,09. Terdapat hubungan

    yang bermakna antara kadar feritin yang tinggi dan

    penurunan kecepatan tumbuh (p=0,00; OR=85,7). Nilai

    OR>1 menunjukkan bahwa pasien thalassemia yang

    memiliki kadar feritin >2000 ng/mL 85 kali lebih

    berisiko mengalami penurunan kecepatan tumbuh.Kadar hemoglobin pratransfusi memiliki risiko 2 kali

    lebih besar untuk mengalami penurunan kecepatan

    tumbuh namun secara statistik hubungan tersebut tidak

    bermakna (p=0,06; OR=2,8).

    Ada hubungan yang bermakna antara kadar feritin

    yang tinggi >2000 ng/mL dan pubertas terlambat(p=0,00). Kadar hemoglobin pratransfusi merupakan

    faktor risiko adanya pubertas terlambat namun secara

    statistik hubungannya tidak bermakna (p=0,16; OR=5).

    Tabel 1. Karakteristik Umum Subjek

    Karakteristik n=58

    Jenis KelaminLaki-laki

    Perempuan

    26 (44,8%)

    32 (55,2%)

    Usia

    2-5 tahun

    6-11 tahun

    12-17 tahun

    18-20 tahun

    3 (5,2%)

    35 (60,3%)

    15 (25,9%)

    5 (8,6%)

    Tinggi Badan

    Normal

    Pendek

    Sangat pendek

    10 (17,2%)

    11 (19%)

    37 (63,8%)

    Status Gizi

    Obesitas

    Gizi Lebih

    Gizi Baik

    Gizi Sedang

    Gizi KurangGizi Buruk

    4 (6,9%)

    6 (10,3%)

    28 (48,3%)

    16 (27,6%)

    2 (3,4%)2 (3,4%)

    Terapi Kelasi besi

    Deferiprone

    Deferasirox

    57 (98,3%)

    1 (1,7%)

    Tabel 2. Karakteristik Hasil Laboratorium

    Karakteristik n=58 Total

    (%)L P

    Hb

    Pratransfusi

    RerataSD 6,56 1,231g/dL

    Rentang 3,2-9,8 g/dL

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    4/8

    Tabel 3. Karakteristik Khusus Subjek

    Tabel 4. Analisis Bivariat Variabel Independen dan Kecepatan Tumbuh

    Tabel 5. Analisis Bivariat Variabel Independen dan Status Pubertas

    4.

    Pembahasan

    Rata-rata kadar hemoglobin pratransfusi dalam satu

    tahun berkisar antara 3,2-9,8 gr/dl dengan rerata sebesar

    6,56 g/dL dan 62,1% pasien dengan kadar hemoglobin

    berkisar 6-8 g/dL. Hasil tersebut menunjukkan masih

    sedikitnya pasien yang menjaga kadar hemoglobinnya

    tetap dalam batas >8,5 g/dL yang sangat kuat

    pengaruhnya untuk pertumbuhan terutama pada dekadepertama kehidupan. Rendahnya kadar hemoglobin

    pratransfusi bisa dipengaruhi oleh faktor sosioekonomi,

    faktor geografis, dan jarak rumah dengan rumah sakit

    atau pusat transfusi. Di RSMH khususnya, rata-rata

    pasien thalassemia termasuk dalam kategorisosioekonomi rendah dan juga banyak yang berasal dari

    daerah. Jarak yang jauh dapat mempengaruhi para orang

    tua untuk menunda transfusi sampai gejala memang

    benar terlihat sehingga kadar hb pratransfusi rendah.

    Sebagian besar kadar feritin subjek masih tinggi

    >2000 ng/mL. Hasil penelitian ini tidak berbeda jauh

    dengan penelitian Pemde (2011) di India yang

    melaporkan bahwa 31,21% pasien memiliki kadarferitin 2000 ng/mL (Pemde,2011).6Rerata kadar feritin

    dalam penelitian ini adalah 2675,99 ng/mL. Hasil

    tersebut juga sesuai dengan penelitian di Hongkong

    yang menunjukkan rerata kadar feritin pada pasienthalassemia yang tidak jauh berbeda, yakni 2729

    Karakteristikn=58

    Total (%)

    Laki-laki PerempuanKecepatan Tumbuh Normal 13 (61,9%) 8 (38,1%) 21 (36,2%)

    Menurun 13 (35,1%) 24 (64,9%) 37 (63,8%)

    Status Pubertas Pubertas 7 (87,5%) 1(12,5%) 8 (40%)

    Pubertas terlambat 4 (33,3%) 8 (66,7%) 12 (60%)

    Variabel independenKecepatan Tumbuh

    NilaipOR(CI)Menurun Normal

    Usia

    10 tahun 20 13

    0,42

    0,724

    (0,243-2,519)2000 ng/mL 30 1

    0,00

    85,714

    (9,783

    750,963)2000 ng/mL 7 20

    Kadar Hb

    pratransfusi

    7 g/dL 28 110,06

    2,828

    (0,905-8,835)>7 g/dL 9 10

    Variabel independenStatus Pubertas

    NilaipOR(CI)Terlambat Normal

    Kadar Feritin>2000 ng/mL 9 0

    0,00*

    -2000 ng/mL 3 8

    Kadar Hb

    Pratransfusi

    7 g/dL 9 30,16

    * 5,000

    (0,720-34,726)>7 g/dL 3 5

    *Fisher Exact Test

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    5/8

    ng/mL.10

    Semua subjek penelitian telah mendapat terapi

    kelasi besi dengan 93,8% mengonsumsi deferiprone dan

    hanya 1,7% deferasirox. Walaupun semua subjek sudah

    mendapat terapi kelasi besi terlihat bahwa rerata kadar

    feritin masih tinggi dan total hampir 58,6% subjekmemiliki kadar feritin >2000 ng/mL. Hal ini

    menunjukkan adanya terapi kelasi besi yang tidak

    adekuat yang dijalankan oleh subjek bisa dipengaruhi

    oleh ketidakpatuhan dalam frekuensi konsumsi obatdan dosis yang tidak sesuai sehingga kadar feritin masih

    tinggi. Kadar feritin dipengaruhi oleh beberapa faktor

    termasuk usia pertama kali menerima transfusi, usia saat

    mendapat kelasi besi, dan kepatuhan dan keefektifan

    dari kelasi besi .6 Kelebihan besi, yang ditunjukkan

    dengan feritin yang meningkat, berperan besar terhadap

    adanya komplikasi pada pasien thalassemia. Selain itu,

    kelasi besi yang tidak adekuat juga menjadi faktor

    penyebab ganggguan tumbuh.Lebih dari 50% subjek penelitian merupakan anak

    dengan perawakan sangat pendek yakni 63,8 % (37

    orang). Hasil penelitian ini juga sama hasilnya dengan

    penelitian Hashemi (2011) di Iran yang melaporkan

    bahwa sebagian besar pasien thalassemia memiliki

    perawakan sangat pendek (65,71%) dan 34,29% pasien

    merupakan pasien yang tinggi badannya normal dan

    pendek.11

    Penelitian lain di Malaysia pada pasienthalassemia berusia 2-24 tahun menunjukkan bahwa

    54,5 % pasien mengalami perawakan sangat pendek.7

    Pada penelitian yang dilakukan Made dkk menunjukkan

    26% anak perawakan pendek.12

    Pada Penelitian lain,

    33,1% pasien mengalami perawakan pendek dan kadar

    feritin secara signifikan lebih tinggi pada pasien dengan

    perawakan pendek.6 Penelitian Hashemi dkk

    menunjukkan 65,71% pasien mempunyai tinggi badan

    10 tahun kecepatan

    tumbuh akan cenderung menurun sehingga tinggi final

    anak tersebut akan lebih pendek dari tinggi yang

    diramalkan berdasarkan genetik. Setelah usia 10 tahun,

    walaupun kadar hemoglobin dijaga pada kadar yangadekuat, banyak anak thalassemia masih mengalami

    penurunan pertumbuhan. Pada anak yang memasuki

    usia pubertas terdapat penurunan growth spurt yang

    ditandai dengan adanya deselarisasi. Dalam hal ini,

    faktor kelebihan besi sangat berpengaruh.16 Dalam

    penelitian ini, untuk distribusi kecepatan tumbuh

    berdasarkan usia, terdapat 54,5% subjek dengan usia

    >10 tahun mengalami penurunan kecepatan

    pertumbuhan dan 45,5% % berusia >10 tahun. Hamidah

    dkk juga mengemukakan hal yang demikian bahwa

    gangguan tumbuh banyak pada pasien >10 tahun.7

    Walaupun demikian, dalam analisis bivariat, tidak

    terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan

    penurunan kecepatan tumbuh dalam penelitian ini

    (p=0,424). Untuk analisis hubungan antara usia dan

    kecepatan tumbuh didapatkan nilai p=0,562 (p>0,05),

    yang berarti tidak terdapat hubungan yang bermaknaantara usia dan kecepatan tumbuh pada pasien

    thalassemia. Penelitian yang dilakukan oleh Hamidah di

    Malaysia pada 26 pasien thalassemia melaporkan hasil

    yang serupa bahwa hubungan antara usia dan kecepatan

    tumbuh tidak bermakna (p=0,27).7 Namun terdapat

    perbedaan antara penelitian yang dilakukan olehHamidah dan peneliti. Dalam penelitian Hamidah,

    subjek yang dimasukkan dalam penelitian adalah subjek

    yang belum memasuki usia pubertas (

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    6/8

    Pada penelitian ini, penurunan kecepatan

    pertumbuhan lebih banyak terjadi pada perempuan

    daripada laki-laki. Hubungan diantara kecepatan tumbuh

    dan jenis kelamin tidak bermakna secara statistik

    (p=0,090) dan bukan merupakan faktor risiko(OR=0,33). Penelitian oleh Saxena melaporkan tidak

    terdapat perbedaan yang signifikan antara kecepatan

    tumbuh kelompok laki-laki dan perempuan. Hasil

    penelitian mereka melaporkan bahwa setelah usia 11tahun pada laki-laki dan 9 tahun pada perempuan

    terdapat penurunan laju pertumbuhan yang berhubungan

    dengan lambatnya pertumbuhan segmen atas. Tidak

    terdapat laju pertumbuhan yang menanjak signifikan

    pada laki-laki namun perempuan dapat mengalami lajupertumbuhan yang tinggi setelah usia 15 tahun.

    3

    Dalam penelitian ini, feritin merupakan faktor

    risiko terjadinya penurunan kecepatan tumbuh pada

    pasien thalassemia (OR=85). Distribusi kecepatantumbuh berdasarkan kadar feritin didapatkan bahwa

    terdapat 381% dengan feritin >2000 ng/mL dan hanya

    19% dengan kadar feritin 2000 ng/mL memiliki

    kecepatan tumbuh yang menurun. Penelitian Made juga

    menunjukkan bahwa pasien yang memiliki kecepatan

    tumbuh 2000 ng/mL.12

    Dalam penelitian ini, terdapat hubungan

    yang bermakna antara feritin dan penurunan kecepatantumbuh (p=0,00). Hasil penelitian ini sesuai dengan

    penelitian sebelumnya oleh Hamidah di Malaysia, yang

    menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

    kadar feritin dan kecepatan tumbuh ( p = 0,02).7

    Kelebihan besi pada pasien thalassemia disebabkan

    oleh transfusi darah yang multipel. Hal tersebut

    disebabkan karena transfusi darah dapat mengganggu

    keseimbangan besi dalam tubuh. Setiap unit PRC

    (packed red blood cell) yang digunakan dalam transfusi

    mengandung 200-250 mg besi sedangkan asupan besi

    harian yang normal adalah sekitar 1-2 mg. Selain itu,terdapat peningkatan absorbsi besi pada saluran cerna

    sebagai efek dari eritropoiesis yang tidak efektif.17

    Hal

    ini yang memicu terjadinya kelebihan besi. adanya

    deposit besi dapat tersebar pada organ-organ terutama

    hati, jantung dan terutama kelenjar endokrin.1Walaupun

    mekanisme pasti belum dipastikan, kelebihan besi dapatmemicu adanya pembentukan radikal bebas dan

    peroksidasi lipid sehingga dapat memicu adanya

    kerusakan jaringan pada kelenjar endokrin. Beberapa

    penelitian menunjukkan adanya kelebihan besi dapat

    menyebabkan fibrosis pada kelenjar endokrin yang

    berpengaruh dalam insufisiensi endokrin).18

    Mekanisme gagal tumbuh akibat kelebihan besi

    secara pasti masih belum diketahui namun banyak

    penelitian menghubungkan dengan gangguan pada aksis

    IGF-1 dan respon hormon pertumbuhan. beberapa

    penelitian melaporkan adanya penurunan kadar IGF-1dan IGFBP-3 pada pasien dengan perawakan pendek.

    Penurunan tersebut berhubungan dengan penurunan

    sintesis yang disebabkan oleh hemosiderosis hati,

    namun penurunan IGF-1 bukan merupakan faktor utama

    gangguan tumbuh.19,20

    Adanya penurunan IGF-1

    berpengaruh pada pertumbuhan kartilago tulang. Peran

    hormon pertumbuhan dalam gangguan tumbuh masih

    kurang jelas. Sekresi hormon pertumbuhan pada pasien

    dengan perawakan pendek sebagian besar normalnamun ada juga yang menurun. Pada pasien tersebut,

    respon hormon pertumbuhan dengan GHRH subnormal

    dan sangat terganggu terutama pada pasien dengan

    pubertas terlambat.19

    Disfungsi sekresi hormonpertumbuhan bukan temuan yang sering pada pasien

    thalassemia dengan gangguan tumbuh namun

    kemungkinan berhubungan dengan derajat kelebihan

    besi pada pitutari.3

    Kelebihan besi merupakan faktor utama pubertasterlambat dan hipogonadisme. Gonadotrop pituitari

    sangat sensitif terhadap kerusakan oksidatif yang

    disebabkan oleh kelebihan besi. Pencitraan dengan

    menggunakan MRI pada anterior pituitary menunjukkanadanya hemosiderosis. Respon Gonadotropin terhadap

    GnRH berkorelasi dengan derajat deposit besi. Hal ini

    yang agaknya berhubungan dengan insufisiensi dari

    kelenjar pituitari yang bermanifestasi sebagai

    hipogonadisme.13,21

    Deposit besi di ovarium dan testis

    juga dapat menyebabkan pubertas terlambat akibat

    kegagalan gonad.22

    Pada penelitian ini, sekitar 65,5 % subjek penelitiantermasuk dalam kategori prapubertas. Ada 13,8% yang

    sudah memiliki ciri-ciri pubertas berdasarkan Tanner

    Stage dan 20,7 % subjek yang sudah memasuki usia

    pubertas namun belum memiliki tanda-tanda pubertas

    (pubertas terlambat). Penelitian Batubara di RSCM

    Jakarta melaporkan bahwa 56% pasien mengalami

    keterlambatan pubertas.9

    Penelitian lain di RS Anak dan

    Bunda Harapan Kita menunjukan 35,7 % subjek

    mengalami pubertas terlambat.23

    Skordis

    mengemukakan bahwa pubertas dan hipogonadisme

    merupakan konsekuensi klinik utama dari keadaankelebihan besi. Adanya deposit besi pada pituitari

    anterior menyebabkan adanya hipogonadotropin

    hipogonadisme.13

    Berdasarkan hasil penelitian, terlihat

    dalam distribusi pubertas terlambat berdasarkan kadar

    feritin, 75% yang memiliki kadar feritin >2000 ng/mL

    dan 24% dengan kadar feritin 2000 ng/mL. Penelitiandi Bali menunjukkan hal yang sama bahwa 26% subjek

    yang mengalami gangguan tumbuh kesemuanya

    memiliki kadar feritin >2000 ng/mL.13

    Analisis bivariat

    menunjukkan hubungan yang bermakna antara feritin

    dan pubertas terlambat (p=0,00). Penelitian case

    control yang dilakukan oleh Anggororini di Bandungjuga mendapatkan hasil serupa yakni terdapat hubungan

    antara kadar feritin serum dan keterlambatan pubertas

    (p=0,018).23

    Hasil penelitian oleh Moayeri dan Oloomi

    di Iran juga melaporkan adanya hubungan yang

    bermakna antara kadar feritin serum dan pubertasterlambat.

    24

    Kadar Hb pratransfusi merupakan faktor risiko

    keterlambatan pubertas pada pasien thalassemia. Namun

    tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    7/8

    hemoglobin pratransfusi dan pubertas terlambat

    (p=0,344). Belum ditemukan penelitian yang

    menghubungkan antara status pubertas dan kadar

    hemoglobin pratransfusi. Menurut teori, penyebab

    keterlambatan pubertas pada anak thalassemia adalahmultifaktorial. Menurut Kullin, pubertas pada anak

    thalassemia dipengaruhi oleh kadar hemoglobin.

    Anemia kronis menjadi salah satu penyebab adanya

    keterlambatan pubertas. Namun, kelebihan besi masihmenjadi faktor utama yang sangat berpengaruh dalam

    terjadinya keterlambatan pubertas pada anak

    thalassemia. Oleh karena itu, anak thalassemia

    dianjurkan untuk menjaga kadar hemoglobin diatas

    kadar yang diajurkan (>8,5-10 g/dL ) untuk menjagapertumbuhan dan perkembangan pubertasnya.

    13

    5. KesimpulanSebagian besar pasien thalassemia mengalami

    perawakan pendek, penurunan kecepatan tumbuh dan

    pubertas terlambat. Adanya kelebihan besi sangat

    bermakna hubungannya dengan penurunan kecepatan

    tumbuh dan pubertas terlambat. Faktor anemia kronis

    bukan merupakan faktor risiko yang bermakna untuk

    terjadinya penurunan kecepatan tumbuh dan pubertas

    terlambat pada pasien thalassemia.

    6. Terima KasihTerima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak

    yang telah mambantu menyumbangkan tenaga dan

    pikiran dan berpartisipasi dalam penelitian ini

    7. Daftar Acuan1. Philip et. al. Thalassemia. Clinical of Pediatric

    Hematology and Oncology 5th

    edition. 2001.2. Wahidayat, PA. Komplikasi pada talasemia mayor.

    Dalam : Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu

    Kesehatan Anak X FK UNUD. Denpasar : Bagian

    IKA FK UNUD. 2009.3. Saxena, A. Growth retardation in thalassemia major

    patient.Int J Hum Genet 2003;3(4):237-46

    4. Maggio et. al. Clinical Aspect and Therapy ofThalassemia. Proprieta letteraria riservata. 2004.

    5. Permono, Bambang. Hemoglobin Abnormal :Thalassemia. Dalam Buku Ajar Hematologi -Onkologi Anak. TIF. Jakarta : Badan Penerbit

    IDAI. 2005.

    6. Pemde et. al. Physical growth with children withthalassemia. Dove press journal Pediatric Health,

    Medicine and Therapeutics2011;1319.7. Hamidah et. al. Growth velocity in transfusion

    dependent prepubertal thalassemia patients : result

    from a thalassemia center in Malaysia. Southest

    Asian J Trop Med Public Health2008;39(5).

    8. Ermaya YS, Dany H, Lelani R. Hubungan KadarHemoglobin sebelum transfusi dan zat pengikat

    besi dengan kecepatan pertumbuhan penderita

    thalassemia mayor. Maj Kedokt Indon

    2007;57(11):380-384.9. Batubara J. 2004. Delayed puberty in thalassemia

    major patient.Paeditrica Indonesiana2004;44:7-8.

    10. Low, LCK. Growth and endocrine function in -thalassaemia major. Indian Journal Pediatri 2002:411-415.

    11. Hashemi A, Ghilian R, Golestan M, et.al. The studyof growth in thalassemic patients and its correlation

    with serum ferritin level. Iranian journal of

    pediatric Hematology Oncology 20011;1(4):147-151.

    12. Made A, Ariawati K. Profil pertumbuhan,hemoglobin pre-transfusi, kadar feritin, dan usia

    tulang anak pada thalassemia mayor. Sari Pediatri2011;13(4):162-166.

    13. Skordis N. The multifactorial origin of growthfailure in thalassemia. Pediatr Endocrinol rev

    2011;8(2): 271-7.

    14. Auda R. Pengaruh Berbagai Faktor RisikoTerhadap Gangguan Tumbuh Pada Pasien

    Thalassemia Mayor.Majalah Kedokteran Bandung

    2006;43(1): 21-25.15. Kattamis CA. Growth and development in children

    with thalassemia major. Acta Paeditr Scand

    1990;366: 111-7.

    16. Spiliotis, Bessie E. -Thalassemia and NormalGrowth: Are They Compatible?. Europian Journalof Endocrinology 199;138:143-144.

    17. Kaushansky et. al. Williams hematology 9thedition.The McGraw-Hill Companies, Inc.2010.

    18. Weatherall DJ, Clegg JB. The ThalassemiaSyndrome Fourth Edition.Blackwell science2001.

    19. Low LCK Growth of children with beta-thalassemia major. Indian J Pediatr 2005;72(2):

    159-64.

    20. Chrysis DC. Novel application of igf-1 and igfbp-3generation tests in the diagnosis of the growth

    hormone axis disturbances in children with -

    thalassemia. Cin Endocrinool2001;54:253-259.21. Raiola G. Growth and puberty in thalassemia major.

    J Pediatr Endocriol Metab2003;16(2):259-266.

    22. Moeryono HW, Fajar S, Aditya S. Pubertasterlambat pada anak thalassemia di RSAB Harapan

    Kita Jakarta. Sari Pediatri2012;14(3): 162-166.

    23. Anggororini D. Korelasi kadar feritin serum dengankematangan seksual ada anak penyandang

    thalassemia mayor. Majalah Kedokteran Indonesia

    2010;60(10):462-467.

    24. Moayeri H, Oloomi Z. Prevalence of growth andpuberty failure with respect to growth hormone andgonadotropin secretion in -thalassemia major.

    Arch Iranian Med 2006;9:259-266

  • 7/13/2019 Arttikel Ilmiah- Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Pasien Thalassemia-fitki Oktaria Pusiahati-04101001009

    8/8