Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan...

download Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

of 43

Transcript of Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan...

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    1/43

    KASUS REUMATOLOGI

    PEMBIMBING

    dr. Fachrul Razy , Sp.PD

    OLEH

    Maharani

    Rahmatul Fithri Yanti

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

    RSUP FATMAWATI

    PERIODE 12 NOVEMBER 2012 26 JANUARI 2013

    JAKARTA

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    2/43

    KASUS

    ANAMNESIS

    I. IdentitasNama : Ny, DM

    Usia : 50 tahun

    Jenis kelamin : perempuan

    Alamat : Depok

    Tempat/tanggal lahir : Belitung timur/ 10-02-1962Suku bangsa : Melayu

    Agama : Islam

    Pekerjaan : Ibu rumah tangga

    Status pernikahan : Menikah

    Pendidikan : tamat SLTA

    No. RM : 01174271

    II. Pengambilan AnamnesisAnamnesis diambil secara autoanamnesis pada tanggal 30-11-2012.

    III. Keluhan UtamaTerasa kaku dan kesemutan pada jari-jari tangan kanan sejak 2 tahun yang

    lalu.

    IV. Riwayat Penyakit SekarangSejak 2 tahun yang lalu pasien merasa jari jari kaki kanan nya

    kesemutan dan kaku. Kaku terutama dirasakan saat pasien bangun pagi

    terasa lebih dari 1,5 jam. Kaku juga dirasakan jika cuaca dingin atau saat

    akan memulai aktivitas setelah lama tidak digerakan. Jari jari kaki akan

    kembali terasa normal jika direndam dengan air hangat. Keluhan dirasakan

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    3/43

    semakin memberat dan menyebar dengan pola yg sama ke jari jari kaki

    kiri. Pernah kaki kanan dan kiri tampak membengkak dan nyeri ringan jika

    ditekan. Nyeri terasa hilang timbul dengan sendirinya.

    Sejak + 6 bulan yang lalu keluhan menyebar pergelangan tangan

    kanan lalu kiri. Keluhan juga menyebar ke jari jari tangan kanan lalu

    tangan kiri dengan pola yang sama. Pasien juga merasakan gemeretak di

    pergelangan kaki nya ketika pasien berjalan.

    Akhir akhir ini pasien merasakan jari jari kaki nya membengkok

    dan jari jari tangan nya membengkak. Pasien masih bisa melakukan

    pekerjaan sehari hari seperti biasa namun sedikit tidak nyaman karena ada

    rasa gemeretak pada kaki. Nyeri sudah tidak terasa

    Keluhan mudah lelah dan kaku selain di jari jari kaki, lutut,

    pergelangan dan jari jari tangan kanan dan kiri disangkal. Nyeri kepala dan

    tengkuk disangkal. Nyeri punggung (-), nyeri tulang belakang (-),

    gangguan penglihatan selain mata yg plus (-), gigi mudah goyah (-).

    Riwayat telinga berdenging atau pusing berputar (-), batuk batuk lama (-),

    pengobatan lama (-). Sesak (-), nyeri dada (-), BAB dan BAK normal.

    Pasien menopause 5 tahun lalu, haid biasa nya normal. Terbangun BAK

    sering di malam hari (-), merasa ingin makan dan minum terus (-)

    V. Riwayat Penyakit DahuluPasien blm pernah merasakan keluhan seperti ini sblmnya. Riwayat

    hipertensi (-), penyakit jantung (-), DM (-), sakit TB (-), penyakit paru lain

    (-), sakit ginjal (-), sakit berat lainnya (-). Alergi (-), asma (-). Riwayat maag

    (-), Rawat inap (-), operasi (-)

    VI. Riwayat Penyakit keluargaBibi pasien mengalami bengkak dan nyeri di lutut, Bibi pasin gemuk.

    Riwayat DM keluarga (-), penyakit jantung (-), hipertensi (-), alergi (-), sakit

    berat lainnya (-)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    4/43

    VII. Riwayat Sosial dan Pola HidupHubungan pasien dengan keluarga dan tetangga baik. Pasien tidak gemar

    makan makanan berlemak, jeroan, tidak gemar makan melinjo. Pasien

    makan sayur sayuran sewajarnya. Sering mengkonsumsi tablet penambah

    darah hingga BAB hitam setelah itu di stop. Merokok (-), konsumsi kopi (-)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    5/43

    PEMERIKSAAN FISIK

    Status Generalis

    Kesan sakit : Tampak sakit ringan

    Kesadaran : Compos Mentis

    Keadaan Umum : Baik

    Tinggi Badan : 150 cm

    Berat Badan : 45 kg

    Tanda Vital

    Tekanan Darah : 100/70 mmHg

    Nadi : 82x/menit

    Pernafasan : 18x/menit

    Suhu : 36,8 C

    Kulit

    - Tampak normal berwarna coklat, tidak pucat, tidak ada ikterik, tidak

    ada sianosis

    - kelembaban normal, suhu raba normal (hangat)

    - turgor baik

    - tidak tampak edema

    - tidak tampak adanya krusta, dan squama

    -

    Kepala

    Bentuk : normocephali

    Rambut : warna hitam , distribusi merata, tidak mudah dicabut.

    Wajah

    simetris, tidak tampak bengkak pada kedua daerah sekitar mata dan muka.

    Tidak tampak adanya hiperpigmentasi

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    6/43

    Mata

    - oedem palpebra -/-

    - sklera ikterik (-/-) , konjungtiva anemis (-/-)

    -pupil bulat isokor(+/+)

    - reflek cahaya langsung +/+

    - reflek cahaya tidak langsung +/+

    Telinga

    Bentuk : normotia, simetris, tidak tampak adanya deformitas, tidak tampak

    adanya serumen.

    Hidung

    Bentuk : tampak tidak ada deformitas, tidak tampak adanya sekret, tidak

    tampak adanya deviasi septum

    Mulut

    -bibir tidak kering dan tidak sianosis

    - lidah bersih, oral candidiasis (-)

    - uvula ditengah dan simetris

    - kebersihan mulut tampak baik.

    Leher

    - trakea tampak berada ditengah

    -tidak tampak adanya pulasasi abnormal

    - tidak tampak adanya massa di leher

    - tidak teraba pembesaran kelenjar KGB

    - JVP 5-2 cmH2O

    Paru

    Inspeksi : Bentuk simetris statis dan dinamis, gerak nafas simetris,

    retraksi sela iga (-), dilatasi vena (-), spider nevi (-)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    7/43

    Palpasi : Vocal fremitus simetris, massa (-)

    Perkusi : sonor

    Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronchi basah kasar -/-, wheezing -/-

    J antung

    Inspeksi : ictus cordis terlihat pada ICS V 2 cm medial linea

    midclavicula sinistra

    Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V 2 cm medial linea

    midclavicularis kiri

    Perkusi : batas jantung kanan setinggi ics III-IV-V linea sternalis

    kanan

    batas jantung kiri setinggi ics V 2 cm medial linea

    midklavikularis kiri

    pinggang jantung setinggi ics II linea sternalis kiri

    Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, Murmur (-), Gallop (-)

    Abdomen

    Inspeksi : datar, smiling umbilicus (-), dilatasi vena (-)

    Palpasi : defense muscular (-), massa (-), nyeri tekan(-), hepar &

    lien tidak teraba,nyeri tekan epigastrium(-)

    Perkusi : timpani, shifting dullness (-), nyeri ketuk (-)

    Auskultasi : bising usus (+) normal, bruit (-)

    Ekstremitas

    Akral hangat, tidak ditemukan palmar eritema, tidak tampak nodul

    subkutan.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    8/43

    Status lokalis palmar

    keterangan :

    1. Tampak pembengkakan pada bagian sendi interphalang proksimal dan sinistra

    dan dextra, digiti II-IV. nyeri tekan (-). CRT < 2 detik pada digiti II-IV

    2. Tampak pembengkakan pada bagian sendi metakarpophalang sinistra dan

    dextra, digiti II-IV. nyeri tekan (-). CRT < 2 detik pada digiti II-IV

    Status lokalis pedis

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    9/43

    Keterangan :

    1. Tampak deformitas pada sendi interfalang proksimal digiti I-V dekstra dan

    pada digiti I-III-V.

    2. Tidak diketemukansoft tissue swellingdan tidak ada nyeri tekan.

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    14 September 2012

    Pemeriksaan HasilNilai Rujukan

    Hematologi

    - Hb

    - Ht

    - Leukosit

    - Trombosit

    - Eritrosit

    8,4 g/dl

    28 %6,5 ribu/ul

    436 ribu/ul

    3,65 juta/ul

    11,7-15,5

    33-45

    5,0-10,0

    150-440

    3,80-5,20

    VER/HER/KHER/RDW

    - VER

    -HER

    - KHER

    - RDW

    76,4 fl

    23,2pg30,4 g/dl

    18,9 %

    80,0-100,0

    26,0-34,0

    32,0-36,011,5-14,5

    Hitung Jenis

    - Basofil

    - Eosinofil

    - Netrofil

    - Limfosit

    - Monosit

    - Luc

    0 %

    4 %

    73 %

    17 %4 %

    2 %

    0-1

    1-3

    50-70

    20-40

    28

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    10/43

    Rhematoid faktor negatif negatif

    CRP kuantitatif 42 negatif

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    11/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    12/43

    DIAGNOSIS PASTI

    Reumatoid arthritis

    PENATALAKSANAAN

    Farmakoterapi

    1. Glukokortikoid: metilprednisolone 4 mg/hari PO diberikan sampai obat

    DMARDS menunjukan khasiatnya lalu diteruskan dengan tappering off :

    diturunkan 5-10% / minggu selama tidak ada exaserbasi akut.

    2. DMARDS: sulfasalazine : 1 x 500 mg / hari, untuk kemudian ditingkatkan

    500 mg setiap minggu sampai mencapai dosis 4 x 500 mg. Setelah remisi

    tercapai dengan dosis 2 g / hari, dosis diturunkan kembali sehingga

    mencapai 1 g /hari untuk digunakan dalam jangka panjang sampai remisi

    sempurna terjadi.

    3.

    Asam Folat 1x2

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    13/43

    Non-farmakaoterapi

    1. Pengaturan aktivitas dan istirahat. Pada kebanyakan penderita, istirahat

    secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit.

    Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu

    akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun

    istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga

    kekuatan otot dan pergerakan sendi.

    2. Kompres hangat. Kompres hangat digunakan untuk mendapatkan efek

    analgesik dan relaksan otot.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    14/43

    ANALISA KASUS

    Menurut ARA 1987, kriteria klasifikasi rheumatoid artritris dalam format

    tradisional yang baru adalah :

    Kaku pagi hari

    Artritis pada 3 daerah persendian atau lebih

    Artritis pada persendian tangan

    Artritis simetris

    Nodul reumatoid

    Faktor rheumatoid serum positif

    Perubahan gambaran radiologis

    Pasien dikatakan menderita AR jika memenuhi sekurang-kurangnya 1-4

    kriteria yang diderita sekurang-kurangnya 6 minggu.

    Pada pasien ini, terdapat gejala kaku jari-jari tangan pagi hari yang telah

    terjadi selama 2 tahun ini, serta pada pergelangan dan jari jari kedua tangannya

    kurang lebih 6 bulan. Terdapat arthritis pada kesepuluh jari tangan dan kaki serta

    pergelangan tangan yang ditandai dengan gejala nyeri yang hilang timbul selama

    + 1,5 tahun, arthritis terjadi simetris pada kedua tangan dan kaki, dari hasil

    pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil serum rheumatoid faktor negatif, dan

    dari hasil roentgen tampak gambaran deformitas dan penyempitan celah sendi

    pada interphalang digiti 1 manus dextra, digiti IV manus dextra sinistra, celah

    sendi metacarpal, radiocarpal dan radioulnar, sublukasi sendi MTP digiti I-IV

    dextra dan digiti I,III,V sinistra, pelebaran celah sendi interfalang digiti I pedis

    dextra. Maka pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis rheumatoid arthritis

    karena terpenuhi lebih dari 4 kriteria ARA yang masing-masing terjadi lebih dari

    6 minggu. Pada pasien ini juga terdapat deformitas hallux valgus pada kedua kaki.

    Pasien tidak kami berikan NSAID karena nyeri sudah lama tidak terasa,

    kortikosteriod kami berikan metilprednisolon dosis rendah agar mudah untuk

    menaikan dan menurunkan kembali dosis karena hanya bersifat sebagai bridging

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    15/43

    therapy, DMARDS kami berikan sulfasalazin karena penyakitnya tidak terlalu

    agresif

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    16/43

    TINJAUAN PUSTAKA

    Artritis reumatoid adalah penyakit autoimun yang ditandai oleh inflamasi sistemik

    kronik dan progresif, dimana sendi merupakan target utama

    Pendahuluan

    Manifestasi klinik klasik AR adalah Poliartritis simetrik yang terutama

    mengenai sendi sendi kecil pada tangan dan kaki. Selain lapisan sinovial sendi,

    AR juga bisa mengenai organ organ diluar persendian seperti kulit, jantung paru

    paru dan mata. Peningkatan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskular, infeksi,

    penyakit ginjal, keganasan dan adanya komorbiditas. Penegakan diagnosis dan

    memulai terapi sedini mungkin dapat mennurunkan progresifitas penyakit.

    Metode terapi yang dianut saat ini adalah pendekatan piramid terbalik, yaitu

    pemberian DMARD sedini mungkin untuk menghambat perburukan penyakit.

    Destruksi sendi, deformitas, dan disabilitas akan terjadi jika terapi tidak adekuat

    Epidemiologi

    Pada kebanyakan populasi di dunia, prevalensi AR relatif konstan yaitu

    berkisar antara 0,5-1 %. Di China, Indonesia, dan Philipina prevalensinya kurang

    dari 0,4%. Prevalensi AR lebih banyak pada perempuan dibandingkan laki laki

    dengan rasio 3:1 dan dapat terjadi pada semua kelompok umur dengan angka

    kejadian tertinggi pada dekade keempat dan kelima

    Etiologi

    Faktor genetik

    Faktor genetik berperan penting terhadap kejadian AR dengan angka

    kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60%. Hubungan gen HLA-DRB1 dengan

    kejadian AR telah diketahui dengan baik, walaupun beberapa lokus non-HLA

    juga berhubungan dengan AR seperti daerah 18q21 dari gen TNFRSR11A yang

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    17/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    18/43

    homolog. Hipotesisnya adalah antibodi dan sel T mengenali epitop HSP pada

    agen infeksi dan sel Host dan akhirnya memfasilitasi reaksi silang limfosit dengan

    sel host sehingga mencetuskan reaksi imunologis. Mekanisme ini dikenal sebagai

    molecular mimicry.

    Faktor Risiko

    Faktor risiko yg berhubungan dengan peningkatan AR adalah jenis

    kelamin perempuan, ada riwayat keluarga yg menderita AR, umur lebih tua,

    paparan salisilat dan merokok. Konsumsi kopi lebih dari tiga cangkir sehari,

    khusunya kopi decaffeinatedmungkin juga berisiko. Makanan tinggi vitamin D,

    konsumsi teh dan penggunaan kontrasepsi oral berhubungan dengan penurunan

    resiko. Tiga dari empat perempuan dengan AR mengalami perabaikan gejala yg

    bermakna selama kehamilan dan biasanya akan kambuh setelah melahirkan

    PATOGENESIS

    Kerusakan sendi pada AR dimulai dari proliferasi makrofag dan fibroblas

    sinovial setelah adanya faktor pencetus berupa autoimun atau infeksi. Limfosit

    menginfiltrasi daerah perivaskular dan terjadi proliferasi sel sel endotel yg

    mengakibatkan neovaskularisasi. Pembuluh darah pada sendi yg terlibat

    mengalami oklusi oleh bekuan bekuan kecil atau sel sel inflamasi. Terjadi

    pertumbuhan iregular pada jaringan sinovial yg mengalami inflamasi sehingga

    membentuk pannus dan menginvasi serta merusak rawan sendi dan tulang.

    Berbagai macam sitokin, interleukin, protease dan faktor pertumbuhan dilepaskan

    sehigga mengakibatkan destruksi sendi dan komplikasi sistemik.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    19/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    20/43

    Peran sel T

    Induksi respon sel T pada AR diawali oleh interaksi antara reseptor sel T

    dengan share epitope dari major histocompatibility complex class II (MCHCII-

    SE) dan peptida pada antigen-presenting cell (APC) sinovium atau sistemik.

    Molekul tambahan yg di ekspresikan oleh APC antara lain : ICAM-1, OX40L,

    ICOS, B7-1 dan B7-2 berpartisipasi dalam aktivasi sel T melalui ikatan dengan

    Lymphocyte function-associated antigen (LFA)-1, OX40, ICOS, CD28.

    Fibroblast-like synoviocytes yg aktif mungkin juga berpartisipasi dalam presentasi

    antigen dan mempunyai molekul tambahan yg berinteraksi dengan sel T yg

    mengekspresikan CD2 dan CD6. IL-17 memiliki efek independen dan sinergistik

    dengan sitokin proinflamasi lainnya (TNF- dan IL-1) pada sinovium yg

    menginduksi pelepasan sitokin, produksi metaloproteinase, ekspresi ligan RANK,

    dan osteoklastogenesis

    Peran sel B

    1. sebagai APC dan menghasilkan signal kostimulator yg penting utk ekspansi

    klonal dan fungsi efektor dari sel T CD4+

    2. memproduksi sitokin proinflamasi seperti TNF- dan kemokin dalam membran

    sinovial

    3. memproduksi faktor reumatoid (RF) dalam membran sinovial. AR dengan RF

    positif (seropositif) berhubungan dengan penyakit artikula yg lebih agresif,

    mempunyai prevalensi manifestasi ekstrartikular yang lebih tinggi dan angka

    morbiditas serta mortalitas yang lebih tinggi. RF juga bisa mencetuskan stimulus

    diri sendiri utk sel B yg mengakibatkan aktivasi dan presentasi antigen kepada sel

    Th dan akhirnya juga akan memproduksi RF. Selain itu kompleks imun RF juga

    memperantarai aktivitas komplemen, kemudian secara bersama sama bergabung

    dengan reseptor Fcg, sehingga mencetuskan kaskade inflamasi

    4. Aktivasi sel T merupakan komponen dasar dalam patogenesis AR dan aktivasi

    ini sangat tergantung sel B

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    21/43

    Manifestasi Klinis

    Awitan (onset)

    + 2/3 penderita AR, awitan terjadi secara perlahan, artritis terjadi dalam

    beberapa minggu sampai beberapa bulan perjalanan penyakit. + 15% penderita

    mengalami gejala awal lebih cepat yaitu antara beberapa hari sampai beberapa

    minggu. Sebanyak 10-15% penderita memiliki awitan fulminan berupa artritis

    poliartikular. Pada 8-15% gejala muncul beberapa hari setelah kejadian tertentu

    (infeksi). Beberapa penderita juga mempunyai gejala konstitusional berupa

    kelemahan, kelelahan, anoreksia dan demam ringan

    Manifestasi artikular

    Penderita umumnya datang dengan keluhan nyeri dan kaku pada banyak

    sendi, walaupun ada sepertiga penderita menglami gejala awal pada satu atau

    beberapa sendi saja. Walaupun tanda kardinal inflamasi (nyeri, bengkak,

    kemerahan dan teraba hangat) mungkin ditemukan pada awal penyakit atau

    selama kekambuhan (flare), namun kemerahan dan perabaan hangat mungkin

    tidak dijumpai pada AR kronik. Penyebab artritis pada AR adalah sinovitis

    (inflamasi membran sinovial yg membungkus sendi) yg akan menyebabkan erosi

    permukaan sendi sehingga terjadi deformitas dan kehilangan fungsi. Ankilosis

    tulang (destruksi sendi disertai kolaps dan pertumbuhan tulang yg berlebihan) bisa

    terjadi pada beberapa sendi khususnya pergelangan tangan dan kaki. Umumnya

    sendi yg terkena adalah persendian tangan, kaki dan vertebra servikal, tetapi

    persendian besar seperti bahu dan lutut juga bisa terkena. Sendi yg terlibat pada

    umumnya simetris meskipun pada awalnya bisa tdk simetris. Sendi pergelangan

    tangan hampir selalu terlibat, demikian pula pada sendi interfalang proksimal dan

    metakarpofalangeal. Sendi interfalang distal dan sakroiliaka tidak pernah terlibat.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    22/43

    Manifestasi ekstraartikular

    AR merupakan penyakit sistemik sehingga banyak penderita jugamemiliki manifestasi ekstraartikular. Manifestasi ekstraartikular umunya

    didapatkan pada penderita dg titer RF tinggi. Nodul reumatoid merupakan

    manifestasi kulit yg paling sering dijumpai tetapi biasanya tdk memerlukan

    intervensi khusus. Nodul reumatoid biasa ditemukan di ulna, olekranon, jari

    tangan, tendon achilles atau bursa olekranon. Nodul reumatoid haya ditemukan

    pada penderita AR dengan RF positif (sering titernya tinggi)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    23/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    24/43

    Deformitas yang terjadi adalah akibat dari kerusakan struktur artikular dan

    periartikular (tendon dan ligamentum)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    25/43

    Komplikasi

    Komplikasi pada penderita AR harus selalu diawasi oleh dokter karena

    dapat meningkat mortalitas dan morbiditas.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    26/43

    Pemeriksaan Penunjang DiagnostikTidak ada tes diagnostik tunggal definitif untuk konfirmasi AR. The

    American College of Rheumatology Subcommittee on Rheumatoid Arthritis

    (ACRSRA) merekomendasikan pemeriksaan laboratorium dasar untuk evaluasi

    antara lain : darah perifer lengkap, RF, LED, CRP. Fungsi hati dan ginjal juga di

    rekomendasikan karena akan membantu pemilihan terapi. Bila hasil pemeriksaan

    RF dan anti-CCP negatif bisa dilanjutkan dengan pemeriksaan anti-RA33 utk

    membedakan penderita AR yg mempunyai resiko tinggi mengalami progonosis

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    27/43

    buruk. Pencitraan yg biasa digunakan utk penderita AR antara lain foto polos

    (plain radiograph) dan MRI. Pada awal perjalanan penyakit mungkin hanya

    ditemukan pembengkakan jaringan lunak atau efusi sendi pada pemeriksaan foto

    polos, tetapi selanjutnya mungkin akan lebih banyak ditemukan kelainan.

    Osteoopenia juxtaarticular adalah karakteristik utk AR dan chronic inflamatorry

    arthritides lainnya. Hilangnya tulang rawan artikular dan erosi tulang mungkin

    timbul setelah beberapa bulan penyakit. + 70% penderita AR mengalami erosi

    tulang dalam 2 tahun pertama penyakit, hal ini menandakan progresifitas

    penyakit. Erosi tulang dapat tampak pada semua sendi, yg paling sering adalah

    sendi metacarpophalangeal, metatarsophalangeal dan pergelangan tangan. Foto

    polos bermanfaat dalam menentukan prognosis, menilai kerusakan sendi secara

    longitudinal, dan bila diperlukan terapi pembedahan. MRI mampu mendeteksi

    erosi lebih awal dibandingkan radiografi konvensional dan mampu

    memperlihatkan struktur sendi secara rinci tetapi dengan biaya yg lebih tinggi.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    28/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    29/43

    DIAGNOSIS BANDING

    AR harus dibedakan dengan sejumlah penyakit lain seperti artropati reaktif

    yg berhubungan dengan infeksi, spondiloartropati seronegatif dan penyakit

    jaringan ikat lainnya seperti SLE yg mungkin gejalanya menyerupai AR. Adanya

    kelaina endokrin juga harus disingkirkan, Artritis gout jarang bersama sama

    dengan AR, bila dicurigai adanya artritis gout maka pemeriksaan cairan sendi

    perlu dilakukan.

    PROGNOSIS

    Prognosis AR buruk jika : skor fungsional yg rendah, status sosial

    ekonomi rendah, tingkat pendidikan rendah, ada riwayat keluarga penderita AR,

    melibatkan banyak sendi, CRP dan LED tinggi saat permulaan penyakit, RF atau

    anti-CCP positif, ada perubahan radiologis pada awal penyakit, ada nodul

    reumatoid/ manifestasi ekstraartikular lain. 30% penderita dengan manifestasi

    penyakit berat tidak berhasil memenuhi ACR20 walaupun sudah mendapat

    banyak terapi. Sedangkan penderita dg penyakit lebih ringan memberikan respon

    baik terhadap terapi. Rasio keseluruhan penyebab kematian pada AR

    dibandingkan dengan populasi umum adalah 1,6% tetapi kemungkinan akan

    menurun dengan penggunaan DMARD jangka panjang.

    PENILAIAN AKTIVITAS PENYAKIT

    Setiap kunjungan dokter harus menilai apakah penyakitnya aktif atau

    tidak. Gejala penyakit inflamasi sendi seperti kaku pagi hari, lamanya kelelahan

    (fatigue) dan adanya sinovitis aktif pada pemeriksaan sendi, mengindikasikan

    penyakit dalam kondisi aktif sehingga perlu dipertimbangkan perubahan program

    terapi. Kadang kadang penemuan pada pemeriksaan sendi saja mungkin tidak

    adekuat dalama menilai aktivitas penyakit dan kerusakan struktur sehingga LED,

    CRP dan radiologis perlu diperiksa rutin.

    Status Fungsional bisa dinilai dengan kuesioner seperti Arthritis Impact

    Measurement Scale atauHealth Assesment Questionaire. Perlu ditentukan apakah

    ada penuruan status fungsional akibat inflamasi, kerusakan mekanik atau

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    30/43

    keduanya, karena strategi terapi nya berbeda. Instrumen yg digunakan untuk

    menilai aktivitas penyakit AR adalah Disease Activity Index Including an 28-Joint

    Count (DAS-28), Simplified Disease Activity Index (SDAI), European League

    Against Rheumatism Response Criteria (EULARC), Modified Health Assesment

    Questionnare (M-HAQ) dan Clinical Disease Activity Index (CDAI). Parameter

    yg diukur dalam instrumen tersebut antara lain :

    Kriteria Remisi

    Menurut kriteria ACR, AR dikatakan mengalami remisi jika memenuhi 5

    atau lebih kriteria dibawah ini selama 2 bulan berturut turut :

    1. kaku pagi hari berlangsung tidak lebih dari 15 menit

    2. Tidak ada kelelahan

    3. Tidak ada nyeri sendi (melalui anamnesis)

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    31/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    32/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    33/43

    COX-2 umumnya kurang berpengaruh buruk pada mukosa lambung dibandingkan

    dengan preparat OAINS biasa .

    Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan OAINS

    antara lain adalah reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati dan ginjal serta

    pe-nekanan sistem hematopoetik.

    Selama dua puluh tahun terakhir ini, berbagai jenis OAINS baru dari

    berbagai golongan dan cara penggunaan telah dapat diperoleh di pasaran. Dalam

    memilih suatu OAINS untuk digunakan pada seorang penderita AR, seorang

    dokter umumnya harus mempertimbangkan beberapa hal seperti:

    Khasiat anti inflamasi

    Efek samping obat

    Kenyamanan / kepatuhan penderita

    Biaya.

    Karena faktor seperti khasiat anti inflamasi, efek analgesik, beratnya efek

    samping atau biaya dari berbagai jenis OAINS saat ini umumnya masih tidak jauh

    berbeda, sejak beberapa tahun terakhir ini pilihan OAINS lebih banyak

    bergantung pada faktor kenyamanan dan kepatuhan penderita dalam

    menggunakan OAINS .

    Glukortikoid

    Steroid dosis ekuivalen dengan prednison kurang dari 10 mg/hari cukup

    untuk meredakan gejala dan memperlambat kerusakan sendi. Dosis steroid harus

    diberikan dlm dosis minimal karena resiko mengalami efek samping seperti

    osteoporosis, katarak, gejala Cushingoid, dan gangguan kadar gula darah. ACR

    merekomendasikan terapi glukokortikoid harus disertai dengan pemberian

    kalsium 1500 mg dan vitamin D 400-800 IU per hari. Injeksi steroid cukup aman

    dan efetif pada arthritis yg hanya mengenai satu sendi dan mengakibatkan

    disabilitas yg bermakna walaupun efeknya hanya sementara. Adanya arthritis

    infeksi harus disingkirkan sebelum melakukan injeksi.

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    34/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    35/43

    1. Klorokuin

    Klorokuin merupakan DMARD yang paling banyak digunakan di

    Indonesia. Hal ini disebabkan karena klorokuin sangat mudah didapat dengan

    biaya yang amat terjangkau sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah Indonesia

    dalam hal eradikasi penyakit malaria.

    Sebagai DMARD, klorokuin memiliki beberapa keterbatasan. Banyak

    diantara para ahli yang ber-pendapat bahwa khasiat dan efektivitas klorokuin

    agaknya lebih rendah dibandingkan dengan DMARD lainnya, walaupun

    toksisitasnya juga lebih rendah dibandingkan dari DMARD lainnya. Dari

    pengalaman penggunaan klorokuin di Indonesia diketahui bahwa sebagian

    penderita akan menghentikan penggunaan klorokuin pada suatu saat karena

    merasa bahwa obat ini kurang bermanfaat bagi penyakitnya.

    Toksisitas klorokuin sebenarnya tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

    Klorokuin dapat digunakan dengan aman jika dilakukan pemantauan yang baik

    selama penggunaannya dalam jangka waktu yang panjang. Efek samping pada

    mata, sebenarnya hanya terjadi pada sebagian kecil penderita saja. Mackenzie and

    Scherbel, pada penelitiannya telah dapat menunjukkan bahwa toksisitas klorokuin

    pada retina hanya bergantung pada dosis harian saja dan bukan dosis

    kumulatifnya. Dosis antimalaria yang dianjurkan untuk pengobatan AR adalah

    klorokuin fosfat 250 mg/hari atau hidroksiklorokuin 400 mg/hari. Pada dosis ini

    jarang sekali terjadi komplikasi penurunan ketajaman penglihatan. Efek samping

    lain yang mungkin dijumpai pada penggunaan antimalaria adalah dermatitis

    makulopapular, nausea, diare dan anemia hemolitik. Walaupun sangat jarang

    dapat pula terjadi diskrasia darah atau neuromiopati pada beberapa penderita.

    2. Sulfazalazine

    Sulfasalazine (SASP,salicyl-azo-sulfapyridine) diperkenalkan untuk

    pertama kalinya oleh Nana Svartz di Swedia pada sekitar tahun 1930. Pada

    mulanya obat ini digunakan untuk mengobati artritis inflamatif yang diduga

    disebabkan karena infeksi, akan tetapi setelah digunakan beberapa waktu,

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    36/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    37/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    38/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    39/43

    Efek samping MTX dalam dosis rendah seperti yang digunakan dalam

    pengobatan RA umumnya jarang dijumpai akan tetapi juga dapat timbul berupa

    kerentanan terhadap infeksi, nausea, vomitus, diare, stomatitis, intoleransi

    gastrointestinal, gangguan fungsi hati, alopesia, aspermia atau leukopenia. Efek

    samping ini biasanya dapat diatasi dengan mengurangi dosis atau menghentikan

    pemberian MTX. Kelainan hati dapat dicegah dengan tidak menggunakan MTX

    pada penderita AR yang obese, diabetik, peminum alkohol atau penderita yang

    sebelumnya telah memiliki kelainan hati.

    Pada penderita AR yang menunjukkan respons yang baik terhadap MTX,

    pemberian asam folinat (Leucovorin) dapat mengurangi beratnya efek samping

    yang terjadi. Leucovorin diberikan dalam dosis 6 sampai 15 mg/m2 luas

    permukaan badan setiap 6 jam selama 72 jam jika terdapat efek samping MTX

    yang dapat membahayakan penderita.

    Walaupun penggunaan MTX memberikan harapan yang baik dalam

    pengobatan AR, akan tetapi seperti halnya penggunaan sitostatika lain, MTX

    sebaiknya hanya diberikan kepada penderita AR yang progresif dan gagal di

    kontrol dengan DMARD standard lainnya.

    6. Cyclosporin - A

    Cyclosporin - A (CS-A), adalah suatu undeca-peptida siklik yang diisolasi

    dari jamur Tolypocladium inflatum Gams pada tahun 1972. Dalam dosis rendah,

    CS-A telah terbukti khasiatnya sebagai DMARD dalam mengobati penderita AR.

    Pengobatan dengan CS-A terbukti dapat menghambat progresivitas erosi dan

    kerusakan sendi. Kendala utama penggunaan obat ini adalah sifat nefrotoksik

    yang sangat bergantung pada dosis yang digunakan. Gangguan fungsi ginjal ini

    dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kreatinin serum atau hipertensi.

    Efek samping lain CS-A adalah gangguan fungsi hati, hipertrofi gingiva,

    hipertrikosis, rasa terbakar pada ekstremitas dan perasaan lelah.

    Dosis awal CS-A yang lazim digunakan untuk pengobatan AR adalah 2,5

    mg/KgBB/hari yang diberikan terbagi dalam 2 dosis setiap 12 jam. Dosis dapat

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    40/43

    ditingkatkan sebesar 25% dosis awal setelah 6 minggu hingga mencapai 4

    mg/KgBB/hari sehingga sehingga tercapai kadar CS-A serum sebesar 74 - 150

    ng/ml atau jika kadar kreatinin serum meningkat mencapai lebih dari 50% nilai

    basal. Dosis pemeliharaan rata rata berkisar antara 4 mg/KgBB/hari. Dalam dosis

    tersebut ternyata terjadi perbaikan yang bermakna dalam beberapa outcome yang

    diukur.

    Terapi kombinasi berdasarkan penelitian lebih superior dibandingkan dengan

    terapi tunggal tanpa meperbesar toksisitas. Regimen terapi kombinasi ini relatif

    aman untuk AR yg tidak terkontrol.

    DMARD lainnya :

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    41/43

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    42/43

    Evaluasi dasar sebelum pemberian DMARD

  • 7/28/2019 Artritis Reumatoid Adalah Penyakit Autoimun Yang Ditandai Oleh Inflamasi Sistemik Kronik Dan Progresif

    43/43

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Price, SA. Dan Wilson LM, 2006, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-

    Proses Penyakit bag 2. Ed. VI. Hal 1385 - 1389. Jakarta: EGC.

    2. Daud. R. 2006, Artritis Reumatoid, Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,

    Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. (Editor). Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid

    II, ed. IV. Hal. 1184 - 1191. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

    3. Peter E. L. 2000, Arthritis Rheumatoid, Dalam : Harrison Prinsip-Prinsip

    Ilmu Penyakit, ed XIII, vol.4, hal 1840-1847, Jakarta: EGC